Anda di halaman 1dari 15

P-ISSN : 2528-681X

Jurnal Muhakkamah Vol. 5 No. 1 Juni 2020 E-ISSN : 2598-8042

BAGI HASIL (PROFIT SHARING) SEBAGAI BENTUK PERKEMBANGAN


EKONOMI ISLAM DI INDONESIA

Oleh :
Ernawati
Dosen Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Nahdlatul Wathan Mataram
ernawatienggar@yahoo.com

Abstrak

Prinsip bagi hasil merupakan alternatif operasional yang dapat diterapkan dalam kegiatan perbankan
untuk menghindari riba dengan berbagi dalam untung dan rugi yang berdasarkan syariah Islam. Dalam
prinsip bagi hasil didasari prinsip At Ta awun, yaitu saling membantu dan saling bekerja sama di antara
anggota masyarakat untuk kebaikan dan prinsip menghindari Al Iktinaz, yaitu menahan uang (dana) dan
membiarkannya menganggur yang tidak berputar dalam transaksi yang bermanfaat bagi masyarakat
umum. Prinsip bagi hasil (Syirkah) salah satunya diaplikasikan dalam akad mudharabah. Mudharabah
terdiri dari mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayyadah. Pembagian keuntungan dalam
pembiayaan mudharabah sesuai nisbah yang telah disepakati dan dihitung berdasarkan pendapatan kotor
(revenue sharing) dari hasil usaha mudharib. Karena dana yang digunakan dalam pembiayaan
mudharabah sebagian besar berasal dari dana masyarakat (dana pihak ke tiga). Sehingga bank syariah
harus melakukan cara-cara agar dana dari nasabah penyimpan dana yang digunakan dalam pembiayaan
tidak dirugikan karena resiko dalam pembiayaan bagi hasil relatif tinggi. Upaya penyelamatan
pembiayaan bermasalah dilakukan dengan restrukturisasi pembiayaan melalui penjadwalan kembali
pembiayaan (reschedulling), menambah fasilitas pembiayaan dan penyertaan modal sementara.
Sedangkan upaya penyelesaian pembiayaan bermasalah dilakukan penyelesaian melalui jaminan, hapus
buku pembiayaan (write off) dan penyelesaian sengketa baik melalui jalur litigasi maupun non litigasi
(arbitrase).
Kata Kunci : Bagi Hasil, Profit Sharing, Ekonomi Islam

Abstract

The principle of profit sharing is an operational alternative that can be applied in banking activities to
avoid usury by sharing in profits and losses based on Islamic sharia. In the principle of profit sharing is
based on the principle of At Ta awun, which is to help each other and cooperate among community
members for good and the principle of avoiding Al Iktinaz, namely holding money (funds) and leaving it
idle which does not rotate in transactions that are beneficial to the general public. One of the principles of
profit sharing (Syirkah) is applied in the mudharabah contract. Mudharabah consists of mudharabah
mutlaqah and mudharabah muqayyadah. Profit sharing in mudharabah financing is according to the
agreed ratio and is calculated based on the gross revenue (revenue sharing) from the results of the
mudarib business. Because most of the funds used in mudharabah financing come from public funds
(third party funds). So that Islamic banks must take measures so that funds from depositors of funds used
in financing are not harmed because the risk in financing for the results is relatively high. Efforts to save
problem financing are carried out by restructuring financing through rescheduling, adding financing
facilities and temporary equity participation. Meanwhile, the settlement of problem financing is carried
out through guarantees, write-offs and settlement of disputes both through litigation and non-litigation
(arbitration).
Keywords: Profit Sharing, Profit Sharing, Islamic Economics

125
Ernawati : Bagi Hasil (Profit Sharing) Sebagai…………………………………………………………….…...125-139

A. PENDAHULUAN
Selama beberapa tahun terakhir, Didalam perekonomian suatu negara
perkembangan ekonomi syariah secara global salah satu lembaga keuangan yang
terus mengalami pertumbuhan yang fantastis. mempunyai nilai strategis adalah lembaga
Ini dibuktikan dengan mulai banyaknya keuangan bank. Lembaga tersebut
negara-negara yang menggunakan sistem dimaksudkan sebagai perantara antara pihak-
ekonomi syariah. Uniknya, perkambangan pihak yang mempunyai kelebihan dana
ekonomi syariah ini terjadi pesat di negara dengan pihak-pihak yang kekurangan dana.
non-muslim. Pemerintah Singapura adalah Lembaga keuangan bank bergerak dalam
salah satu pengadopsi non-Muslim paling kegiatan perkreditan, dan berbagai jasa yang
awal dari sistem ini, diikuti oleh Inggris, diberikan bank melayani kebutuhan
Luksemburg dan Hong Kong, yang pembiayaan serta melancarkan mekanisme
mengeluarkan sukuk pertama mereka pada sistem pembayaran bagi semua faktor
tahun 2014. Baru-baru ini, negara-negara perekonomian.
Afrika seperti Afrika Selatan, Nigeria dan Kebangkitan kembali nilai-nilai
Pantai Gading telah membuat perubahan fundamental telah melahirkan Islamisasi
hukum dan pajak, antara lain mempermudah sektor finansial dengan fokus bank bebas
peminjam menerbitkan sukuk. bunga (Free interest banking) atau secara luas
Bahkan di Asia sendiri ekonomi dikenal dengan bank Islam (Islamic Banking).
syariah lebih terkenal di negara yang bukan Secara umum pengertian Bank Islam (Islamic
mayoritas muslim, sebut saja seperti Thailand Banking) adalah bank yang pengoperasiannya
yang sudah jadi pusat makanan halal, disesuaikan dengan prinsip syariah Islam.
Australia yang menjadi pusat daging halal, Undang-undang Perbankan Indonesia,
dan Korea Selatan sebagai produsen kosmetik yakni Undang-undang No 7 Tahun 1992
halal. Sedangkan di Indonesia Secara global, tentang Perbankan sebagaimana telah diubah
berdasarkan data Global Islamic Economic dengan Undang-undang No. 10 Tahun 1998
Indicator 2017, Indonesia berada di posisi 10. (selanjutnya untuk kepentingan tulisan ini
Perkembangan ekonomi syariah terus dikebut disingkat UUP), telah memberikan pengakuan
pertumbuhannya. Saat ini Indonesia berada di terhadap keberadaan prinsip syariah dalam
peringkat ke-9 dunia di kategori total aset dunia perbankan Indonesia dengan
keuangan syariah, masih jauh dibawah negara membedakan bank berdasarkan kegiatan
tetangga Malaysia yang berada di posisi ke-3. usahanya menjadi dua, yaitu bank yang
Pemerintah selaku nakhoda negara melaksanakan kegiatan usaha secara
Indonesia memiliki tekat yang kuat untuk konvensional dan bank yang melaksanakan
mengejar ketertinggalan ini. Pemerintah serta kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.
instansi terkait sudah membuat trobosan baru Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi ayat (13) UUP memberikan batasan
syariah di Indonesia. Ini dapat kita lihat pengertian prinsip syariah sebagai aturan
dengan terus naiknya angka market share perjanjian berdasarkan hukum Islam antara
ekonomi syariah setiap tahunnya. Bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana

126
P-ISSN : 2528-681X
Jurnal Muhakkamah Vol. 5 No. 1 Juni 2020 E-ISSN : 2598-8042

dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau pembiayaan syariah. Pada simpanan nasabah
kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai berlaku mudharabah muthlaqah dengan tujuan
dengan syariah, antara lain, pembiayaan agar bank mempunyai keleluasaan dalam
berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), melakukan pengelolaan dana. Sedangkan,
pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan pada pembiayaan syariah diterapkan
modal (musharakah), prinsip jual beli barang mudharabah muqayyadah yang bertujuan agar
dengan memperoleh keuntungan bank dapat menerapkan prinsip kehati-hatian
(murabahah), atau pembiayaan barang modal bank sebagaimana diatur dalam pasal 2 UUP
berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan terhadap calon pengelola dana.
(ijarah), atau dengan adanya pilihan B. PERMASALAHAN
pemindahan kepemilikan atas barang yang Berdasarkan perkembangan dunia
disewa dari pihak Bank oleh pihak lain (ijarah pebankan masyarakat sudah banyak mngenal
wa iqtina). berbagai macam produk dan program yang di
Fungsi Bank Syariah secara garis besar tawarkan oleh lembaga pembiayaan bank
tidak berbeda dengan bank konvensional, tersebut, maka untuk memberikan pemahaman
yakni sebagai lembaga intermediasi kepada masyarakat dalam artikel ini di berikan
(intermediary institution) yang mengerahkan pemaparan dari pertanyaan yang sering timbul
dana dari masyarakat dan menyalurkan dalam masyarakat yaitu bagaimanakah
kembali dana-dana tersebut kepada pelaksanaan dari prinsip syirkah (bagi hasil)
masyarakat yang membutuhkannya dalam dalam pembiayaan di bank syari’ah? .
bentuk fasilitas pembiayaan. C. PEMBAHASAN
Perbedaan pokoknya terletak dalam 1.Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Bagi
jenis keuntungan yang diambil bank dari Hasil Di Bank Syariah
transaksi-transaksi yang dilakukannya. Bank a Pemberian Pembiayaan dengan Prinsip
Syariah melakukan kegiatan usahanya tidak Bagi Hasil
berdasarkan bunga (interest fee), tetapi Ide dasar pengembangan prinsip
berdasarkan pada prinsip syariah yaitu prinsip syariah pada perbankan didasari keinginan
pembagian keuntungan dan kerugian (profit umat muslim untuk menjadi muslim yang
and loss sharing atau PLS). kaffah. Dengan benar-benar menjalankan
Secara umum dapat dikatakan bahwa syariah Islam dalam setiap aspek
syariah menghendaki kegiatan ekonomi yang kehidupannya, termasuk hal-hal yang
halal, baik produk yang menjadi objek, cara berkaitan dengan muamalah. Dengan adanya
perolehannya, maupun cara penggunaannya. doktrin dalam syariah Islam yang mengatakan
Selain itu, prinsip investasi syariah juga harus bahwa bunga bank adalah haram karena
dilakukan tanpa paksaan (ridha), adil dan termasuk riba.
transaksinya berpijak pada kegiatan produksi Sehingga diperlukan altenatif
dan jasa yang tidak dilarang oleh Islam, operasional perbankan yang berdasarkan
termasuk bebas manipulasi dan spekulasi. syariah. Teknik-teknik finansial yang
Prinsip bagi hasil dalam bank syariah dikembangkan dalam perbankan syariah
diterapkan pada simpanan nasabah dan adalah tehnik-tehnik finansial yang tidak

127
Ernawati : Bagi Hasil (Profit Sharing) Sebagai…………………………………………………………….…...125-139

didasarkan bunga, tetapi didasarkan pada a transaksi bagi hasil dalam bentuk
profit and loss sharing principle (PLS). mudharabah dan musyarakah;
Prinsip utama yang dianut oleh bank b transaksi sewa-menyewa dalam bentuk
Islam adalah : ( Forum Studi Tapsir Salafi ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah
2000 :14)) muntahiya bittamlik;
1) Larangan riba (bunga) dalam c transaksi jual beli dalam bentuk piutang
berbagai bentuk transaksi. murabahah, salam, dan istishna’;
2) Menjalankan bisnis dan d transaksi pinjam meminjam dalam bentuk
aktivitas perdagangan yang berbasis pada piutang qardh; dan
perolehan keuntungan yang sah menurut e transaksi sewa-menyewa jasa dalam
syariat dan memberikan zakat. bentuk ijarah untuk transaksi multijasa
Perbankan tanpa bunga sebagai berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
lembaga intermediasi mulai diakui dalam antara Bank Syariah dan/atau Unit Unit
Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Syariah dan pihak lain yang mewajibkan
Perbankan yang aturan pelaksanaannya diatur pihak yang dibiayai dan/atau diberi
dalam Peraturan Pemerintah No. 72 tahun fasilitas dana untuk mengembalikan dana
1992 tentang Bank berdasarkan Prinsip Bagi tersebut setelah jangka waktu tertentu
Hasil. dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau
Dengan adanya UUP, landasan hukum bagi hasil.
operasional bank syariah lebih jelas dan lebih Pembiayaan yang dilakukan bank
luas dalam pengembangan bank tanpa bunga syariah berupa transaksi bagi hasil dalam
yang disebut Bank berdasarkan prinsip bentuk mudharabah dan musyarakah. Secara
syariah. Hal ini dapat dilihat dalam pasal 6 makro, pembiayaan bertujuan untuk:
huruf (m) UUP yang menyatakan Usaha bank (Muhamad 2005 :12)
umum meliputi: menyediakan pembiayaan a. Peningkatan ekonomi umat, artinya :
dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan masyarakat yang tidak dapat akses secara
Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ekonomi, dengan adanya pembiayaan
ditetapkan oleh Bank Indonesia . mereka dapat melakukan akses ekonomi.
Pembiayaan atau financing, yaitu Dengan demikian dapat meningkatkan
pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak taraf ekonominya.
kepada pihak lain untuk mendukung investasi b.Tersedianya dana bagi peningkatan usaha,
yang telah direncanakan, baik dilakukan artinya: untuk pengembangan usaha
sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, membutuhkan dana tambahan. Dana
pembiayaan adalah pendanaan yang tambahan ini dapat diperoleh untuk
dikeluarkan untuk mendukung investasi yang melakukan aktivitas pembiayaan. Pihak
telah direncanakan. ( Muhamad 2005:17) yang surplus dana menyalurkan kepada
Menurut Undang-undang Nomor 21 pihak minus dana, sehingga dapat
Tahun 2008 Pembiayaan adalah penyediaan tergulirkan.
dana atau tagihan yang dipersamakan dengan c. Meningkatkan produktivitas, artinya :
itu berupa : adanya pembiayaan memberikan peluang

128
P-ISSN : 2528-681X
Jurnal Muhakkamah Vol. 5 No. 1 Juni 2020 E-ISSN : 2598-8042

bagi masyarakat usaha mampu b.Bank tidak berkewajiban membayar bagi


meningkatkan daya produksinya. Sebab hasil kepada nasabah pendanaan secara
upaya produksi tidak akan dpaat jalan tetap, tetapi disesuaikan dengan
tanpa adanya dana. pendapatan hasil usaha bank sehingga
d.Membuka lapangan kerja baru, artinya: bank tidak akan pernah mengalami
dengan dibukanya sektor-sektor usaha negative spread.
melalui penambahan dana pembiayaan, c. Pengembalian pokok pembiayaan
maka sektor usaha tersebut akan menyerap disesuaikan dengan cash flow/arus kas
tenaga kerja. Hal ini berarti menambah usaha nasabah sehingga tidak
atau membuka lapangan kerja baru. memberatkan nasabah.
e. Terjadi distribusi pendapatan, artinya: d.Bank akan lebih selektif dan hati-hati
msyarakat usaha produktif mampu (prudent) mencari usaha yang benar-
melakukan aktivitas kerja, berarti mereka benar halal, aman dan menguntungkan
akan memperoleh pendapatan dari hasil karena keuntungan yang konkret dan
usahanya. Penghasilan merupakan bagian benar-benar terjadi itulah yang akan
dari pendapatan masyarakat. dibagikan.
Jika ini terjadi maka akan e. Dalam al mudharabah ini berbeda dengan
terdistribusi pendapatan. Dalam praktek prinsip bunga tetap dimana bank akan
perbankan syariah, mudharabah lebih menagih penerima pembiayaan (nasabah)
cocok digunakan dibandingkan dengan satu jumlah bunga tetap berapapun
musyarakah. Musyarakah hanya cocok keuntungan yang dihasilkan nasabah,
untuk bank apabila bank tersebut berfungsi sekalipun merugi dan terjadi krisis
sebagai bank partisipan yang aktif dalam ekonomi.
menjalankan bisnis. Bagi bank, hal tersebut Bank Indonesia memberikan
tidak praktis dan merupakan tindakan kewenangan kepada Dewan Syariah Nasional
pemborosan. yang dibentuk oleh Majelis Ulama Indonesia
Mudharabah bukan hanya cocok untuk menetapkan fatwa tentang produk dan
dengan bank syariah, namun fungsi pokok jasa dalam kegiatan usaha bank yang
perbankan adalah memberikan modal melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan
kepada individu atau kelompok yang ingin prinsip syariah. (Peraturan Bank Indonesia,
berusaha, dan ini adalah mudharabah. ( Nomor 6/24/PBI2004 tentang Bank Umum
Apzalurrahman 1995 :436) yang Melaksanakan Kegiatan Usaha
Muhammad Syafii Antonio Berdasarkan Prinsip Syariah, ps 1 ayat (9))
mengidentifikasi manfaat mudharabah Rukun dan syarat mudharabah
sebagai berikut: ( Muhamad Syafi’I berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional
Antonio 2000:97) Majelis Ulama Indonesia No. 07/DSN-
a. Bank akan menikmati peningkatan bagi MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan
hasil pada saat keuntungan usaha nasabah Mudharabah (qirad), yaitu:
meningkat.

129
Ernawati : Bagi Hasil (Profit Sharing) Sebagai…………………………………………………………….…...125-139

a. Penyedia dana (shahibul maal) dan ii. Bagian keuntungan proposional bagi
pengelola usaha (mudharib) harus cakap setiap harus diketahui dan dinyatakan
hukum. pada waktu kontrak disepakati dan
b. Pernyataan ijab dan qabul harus harus dalam bentuk presentase nisbah
dinyatakan oleh para pihak untuk atau nisbah dari keuntungan sesuai
menunjukkan kehendak mereka dalam kesepakatan. Perubahan nisbah harus
mengadakan kontrak atau akad, dengan sesuai kesepakatan.
memperhatikan hal-hal berikut: e. Kegiatan usaha oleh pengelola usaha
i. Penawaran dan penerimaan harus (mudharib) sebagai perimbangan modal
secara eksplisit didalam kontrak (akad). yang disediakan oleh penyedia dana atau
ii. Penerimaan dari penawaran dilakukan pemilik modal harus memperhatikan hal-
pada saat kontrak. hal sebagai berikut:
iii. Akad dituangkan secara tertulis, i. Kegiatan usaha adalah hak ekslusif
melalui korespondensi, atau dengan mudharib, tanpa campur tangan
menggunakan cara-cara komunikasi penyedia dana tetapi ia mempunyai hak
modern. untuk melakukan pengawasan.
c. Modal ialah sejumlah uang yang diberikan ii. Penyedia dana atau pemilik modal tidak
oleh penyedia dana oleh penyedia dana boleh mempersempit tindakan
kepada pengelola usaha untuk tujuan pengelola sedemikian rupa yang dapat
usaha dengan syarat sebagai berikut: menghalangi terciptanya tujuan
i. Modal harus diketahui jumlah dan mudharabah yaitu memperoleh
jenisnya. keuntungan.
ii. Modal harus berbentuk uang atau Pengelola usaha tidak boleh menyalahi
barang yang dinilai. Jika modal hukum syariah Islam dalam tindakannya yang
diberikan dalam bentuk aset tersebut berhubungan dengan mudharabah, dan harus
harus dinilai pada waktu akad. mematuhi
iii. Modal harus diberikan pemilik dana kebiasaan yang berlaku dalam aktivitas itu.
atau bank kepada pengelola usaha (Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis
secara tunai, penyerahan tersebut dapat Ulama Indonesia No 07/DSNMUI/ IV/2000
dilakukan secara bertahap atau tentang Pembiayaan Mudharabah (qirad))
keseluruhan sesuai dengan kesepakatan Pembiayaan mudharabah ialah
dalam kontrak atau akad. memudharabahkan lagi mudharabah.
d. Keuntungan mudharabah adalah jumlah Mudharabah ala al Mudharabah, yakni disatu
yang didapat sebagai kelebihan dari sisi bank melakukan kontrak mudharabah
modal. Syarat keuntungan berikut ini dengan nasabah penyimpan dana, disisi lain
harus dipenuhi: bank melakukan kontrak mudharabah lagi
i. Keuntungan bagi kedua belah pihak dan dengan nasabah yang meminjam dana.
tidak boleh dipersyaratkan hanya untuk Kalau diteliti sebenarnya mudharabah
satu pihak. ala al mudharabah adalah wajar. Bank
Syariah tidak mungkin menjalankan sendiri

130
P-ISSN : 2528-681X
Jurnal Muhakkamah Vol. 5 No. 1 Juni 2020 E-ISSN : 2598-8042

semua proyek yang dibiayai bank dan wajar Bank syariah dalam menjalankan
jika menyalurkan pada pihak lain. Bank secara usahanya harus sesuai dengan rambu-rambu
implisit telah mendapatkan persetujuan atau kesehatan agar tetap eksis keberadaannya.
izin dari pemilik modal (nasabah penyimpan Penerapan prinsip kehati-hatian oleh bank
dana). Nasabah penyimpan dana pasti syariah tidak lain untuk menjamin keamanan
menyadari bahwa bank sebagai lembaga dana masyarakat, yang akan berdampak pada
keuangan yang kegiatannya usahanya kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan
diantaranya tidak terlepas dari kegiatan bank syariah. (Trisadini Prasastinah Usanti II
penyaluran dana. Bank adalah lembaga 2000: h. 39.)
intermediasi antara mereka yang berlebihan Setiap pembiayaan yang akan
dana dan mereka yang kukurangan dana, disalurkan kepada nasabah oleh bank syariah
mudharabah dalam praktek didasarkan atas tidak akan lepas dari tahapan-tahapan seperti
suatu kontrak antara nasabah (debitur) dengan halnya proses pemberian kredit oleh bank
bank (kreditur). Dengan kontrak itu berarti konvensional. Ada 4 (empat) tahapan yaitu
telah terjadi penyerahan modal yang diikuti sebagai berikut :
perintah untuk menjalankan usaha. Bank a. Tahap sebelum pemberian pembiayaan
Syariah sebagai pengelola dana, dan sendiri diputuskan oleh bank, yaitu tahap bank
maupun masyarakat, bertindak sebagai mempertimbangkan permohonan
pemegang mana dan sebagai mudharib, disatu pembiayaan calon pengelola dana,ini disebut
sisi dan shahibul maal dilain sisi. Dalam tahap analisa pembiayaan.
usaha menyalurkan dana, bank syariah b.Tahap setelah pembiayaan diputuskan
menyediakan fasilitas pembiayaan yang aman pemberiannya oleh bank dan kemudian
dan memberikan hasil diantaranya dengan penuangan keputusan kedalam perjanjian
akad mudharabah antara bank (shahibul maal) pembiayaan serta dilaksanakannya
dengan nasabah debitur/mudharib (peminjam pengikatan agunan untuk pembiayaan yang
dana) yang akan dikelola oleh debitur diberikan ini. Tahap ini disebut tahap
(mudharib) dengan modal dari bank. dokumentasi pembiayaan.
Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi c. Tahap setelah perjanjian pembiayaan
hasil (mudharabah) yang digunakan oleh bank ditandatangani oleh kedua belah pihak dan
syariah dalam penyaluran dana kepada dokumentasi pengikatan agunan pembiayaan
masyarakat menerapkan mudharabah telah selesai dibuat serta selama pembiayaan
muqayyadah (restricted investment account) itu digunakan oleh nasabah pengelola dana
yang bertujuan agar bank dapat menerapkan sampai jangka waktu pembiayaan belum
prinsip kehati-hatian bank sebagaimana diatur berakhir. Tahap ini disebut tahap
dalam Pasal 2 UU No. 21 Tahun 2008 yang pengawasan dan pengamanan pembiayaan.
berbunyi :” Perbankan Syariah dalam d.Tahap setelah pembiayaan menjadi
melakukan kegiatan usahanya berasaskan bermasalah yaitu tahapan penyelamatan dan
Prinsip Syariah, demokrasi ekonomi, dan penagihan pembiayaan.
prinsip kehati-hatian.” Tahap (a), (b) dan (c) adalah tahap-
tahap preventif atau tahap-tahap pencegahan

131
Ernawati : Bagi Hasil (Profit Sharing) Sebagai…………………………………………………………….…...125-139

bagi bank agar pembiayaan tidak jadi Selain prinsip 5 (lima) C juga terdapat
bermasalah, sedangkan tahap (d) represif prinsip 5 (lima) P dan 3 R. Prinsip 5 P terdiri
setelah pembiayaan menjadi bermasalah. dari:1
Analisis pembiayaan merupakan langkah 1. Party, yaitu adanya para pihak, yaitu
penting untuk realisasi pembiayaan di bank mudharib dan shahibul maal. Merupakan
syariah, sebab dari analisa pembiayaan bank titik sentral dalam setiap pemberian
syariah dapat mengukur tingkat kemungkinan pembiayaan.
pembiayaan tersebut akan mengalami 2. Purpose, yaitu tujuan dari pemberian
kegagalan. Analisis pembiayaan yang pembiayaan juga sangat penting diketahui
dilakukan oleh pelaksana pembiayaan di bank oleh pihak shahibul maal. Apakah
syariah, dimaksudkan untuk: pembiayaan tersebut digunakan untuk
1. Menilai kelayakan usaha calon peminjam. tujuan positif yang dapat menaikkan
2. Menekan risiko akibat tidak terbayarnya pendapatan perusahaan calon mudharib dan
pembiayaan. apakah pembiayaan tersebut benar-benar
3. Menghitung kebutuhan pembiayan yang diperuntukan untuk tujuan seperti yang
layak. diperjanjikan dalam akad pembiayaan.
Prinsip analisis pembiayaan adalah 3. Payment, yaitu diperhatikan apakah sumber
pedoman-pedoman yang harus diperhatikan pembayaran pembiayaan dari calon
oleh pejabat pembiayaan bank syariah pada mudharib cukup tersedia dan cukup aman,
saat melakukan analisis pembiayaan. Secara sehingga diharapkan bahwa pembiayaan
umum, prinsip analisis pembiayaan didasarkan yang akan diluncurkan akan dapat dibayar
pada prinsip 5C (The Five C s Principles of kembali oleh calon mudharib yang
Credit Analysis), yaitu : bersangkutan.
1.Character artinya sifat atau karakter 4. Profitability, yaitu unsur perolehan laba
nasabah pengambil pembiayaan. usaha calon mudharib penting pula dalam
2.Capacity artinya kemampuan nasabah untuk pemberian pembiayaan agar shahibul maal
menjalankan usaha dan mengembalikan dapat mengetahui seberapa besar proyeksi
pembiayaan yang diambil. keuntungan yang akan didapat shahibul
3.Capital artinya besarnya modal yang maal berdasarkan nisbah yang telah
diperlukan pembiayaan. disepakati dan apakah pendapatan
4.Collateral artinya jaminan yang telah perusahaan dapat menutupi pembayaran
dimiliki yang diberikan nasabah pembiayaan kembali pembiayaan.
kepada bank. 5. Protection, yaitu perlindungan terhadap
5.Condition artinya keadaan usaha atau pembiayaan oleh perusahaan mudharib atau
nasabah prospek atau tidak. jaminan dari holding atau jaminan pribadi
pemilik perusahaan.
Dan prinsip 3 R terdiri dari:

1
Munir Fuady , Hukum Perkreditan
Kontemporer, Cet. 2, Ed. Rev, Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2002, h. 23.

132
P-ISSN : 2528-681X
Jurnal Muhakkamah Vol. 5 No. 1 Juni 2020 E-ISSN : 2598-8042

1. Returns, merupakan hasil yang akan ditegaskan dalam UU No. 10 Tahun 1998
diperoleh oleh calon mudharib ketika pada Pasal 8 ayat (2) dan Penjelasannya, yang
pembiayaan telah dimanfaatkan nantinya. dirumuskan sebagai berikut: “Bank Umum
Hasil yang diperoleh tersebut mestinya wajib memiliki dan menerapkan pedoman
dapat diantisipasi oleh calon mudharib di perkreditan dan pembiayaan berdasarkan
awal. Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang
2. Repayment, kemampuan membayar dari ditetapkan oleh Bank Indonesia”
calon mudharib, kemampuan tersebut harus Dan penjelasannya pasal tersebut
sesuai dengan jadwal pembayaran kembali dirumuskan sebagai berikut: “Pokok-pokok
dari pembiayaan yang akan diberikan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank
tersebut. Indonesia memuat antara lain: “Pemberian
3. Risk Bearing Ability, kemampuan calon kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip
mudharib untuk menanggung risiko dari syariah dibuat dalam bentuk perjanjian
pembiayaan yang diberikan. tertulis....”
Tujuan analisis pembiayaan tersebut, Mengacu pada penjelasan pasal 8 ayat
untuk menyakinkan bank bahwa pembiayaan (2) UU No. 10 Tahun 1998 tersebut, maka
yang dimohonkan itu adalah layak dan dapat dalam praktek perbankan pemberian
dipercaya serta tidak fiktif.2 pembiayaan wajib dituangkan dalam
Suatu pembiayaan tidak akan disetujui perjanjian pembiayaan secara tertulis, karena
sebelum dipastikan beberapa hal pokok :3 terkait dengan fungsinya sebagai alat bukti
1. Apakah objek pembiayaan halal atau bagi para pihak yang membuatnya.
haram? 2.Perhitungan Bagi Hasil
2. Apakah proyek menimbulkan Sistem bagi hasil merupakan sistem di
kemudharatan untuk masyarakat? mana dilakukannya perjanjian atau ikatan
3. Apakah proyek berkaitan dengan perbuatan bersama di dalam melakukan kegiatan usaha.
asusila? Di dalam usaha tersebut diperjanjikan adanya
4. Apakah proyek berkaitan dengan pembagian hasil atas keuntungan yang akan di
perjudian? dapat antara kedua belah pihak atau lebih.
Secara umum, pembiayaan yang Bagi hasil dalam sistem perbankan syari’ah
dilakukan bank syariah hanya diberikan merupakan ciri khusus yang ditawarkan
kepada nasabah pengelola dana yang telah kapada masyarakat, dan di dalam aturan
memiliki usaha berkembang, dalam artian syari’ah yang berkaitan dengan pembagian
pembiayaan tidak akan diberikan kepada hasil usaha harus ditentukan terlebih dahulu
usaha yang baru akan dirilis. pada awal terjadinya kontrak (akad). Besarnya
Pembiayaan yang diberikan oleh bank penentuan porsi bagi hasil antara kedua belah
syariah harus dituangkan dalam bentuk pihak ditentukan sesuai kesepakatan bersama,
perjanjian tertulis. Hal ini sebagaimana dan harus terjadi dengan adanya kerelaan (An-
Tarodhin) di masing-masing pihak tanpa
2 adanya unsur paksaan.
Wawancara dengan staf marketing Bank
Bukopin Syariah Cabang Surabaya, tanggal 2 Juli 2008.
3
Muhamad Syafi i Antonio, op. cit., h. 33.

133
Ernawati : Bagi Hasil (Profit Sharing) Sebagai…………………………………………………………….…...125-139

Mekanisme perhitungan bagi hasil mengalami kerugian akan ditanggung


yang diterapkan di dalam perbankan syari’ah bersama7 sesuai porsi masing-masing.
terdiri dari dua sistem, yaitu: Kerugian bagi pemodal tidak
a. Profit Sharing mendapatkan kembali modal investasinya
Profit sharing menurut etimologi secara utuh ataupun keseluruhan, dan bagi
Indonesia adalah bagi keuntungan. Dalam pengelola modal tidak mendapatkan
kamus ekonomi diartikan pembagian laba.4 upah/hasil dari jerih payahnya atas kerja yang
Profit secara istilah adalah perbedaan yang telah dilakukannya.
timbul ketika total pendapatan (total revenue) Keuntungan yang didapat dari hasil
suatu perusahaan lebih besar dari biaya total usaha tersebut akan dilakukan pembagian
(total cost).5 setelah dilakukan perhitungan terlebih dahulu
Di dalam istilah lain profit sharing atas biaya-biaya yang telah dikeluarkan
adalah perhitungan bagi hasil didasarkan selama proses usaha. Keuntungan usaha dalam
kepada hasil bersih dari total pendapatan dunia bisnis bisa negatif, artinya usaha
setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang merugi, positif berarti ada angka lebih sisa
dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan dari pendapatan dikurangi biaya-biaya, dan
tersebut.6 Pada perbankan syariah istilah yang nol artinya antara pendapatan dan biaya
sering dipakai adalah profit and loss sharing, menjadi balance.8 Keuntungan yang dibagikan
di mana hal ini dapat diartikan sebagai adalah keuntungan bersih (net profit) yang
pembagian antara untung dan rugi dari merupakan lebihan dari selisih atas
pendapatan yang diterima atas hasil usaha pengurangan total cost terhadap total revenue.
yang telah dilakukan. b.Revenue Sharing
Sistem profit and loss sharing dalam Revenue Sharing berasal dari bahasa
pelaksanaannya merupakan bentuk dari Inggris yang terdiri dari dua kata yaitu,
perjanjian kerjasama antara pemodal revenue yang berarti; hasil, penghasilan,
(Investor) dan pengelola modal (enterpreneur) pendapatan. Sharing adalah bentuk kata kerja
dalam menjalankan kegiatan usaha ekonomi, dari share yang berarti bagi atau bagian.9
dimana di antara keduanya akan terikat Revenue sharing berarti pembagian hasil,
kontrak bahwa di dalam usaha tersebut jika penghasilan atau pendapatan.
mendapat keuntungan akan dibagi kedua Revenue (pendapatan) dalam kamus
pihak sesuai nisbah kesepakatan di awal ekonomi adalah hasil uang yang diterima oleh
perjanjian, dan begitu pula bila usaha suatu perusahaan dari penjualan barang-
barang (goods) dan jasa-jasa (services) yang

4 7
Muhammad, Op.Cith. 101 Murasa Sarkaniputra, Direktur Pusat Pengkajian dan
5
Cristopher Pass dan Bryan Lowes, Kamus Pengembangan Ekonomi Islam, Surat Tanggapan atas surat MUI,
Jakarta, 29 April 2003. h. 3
Lengkap Ekonomi, (Jakarta : Erlangga, 1994)Edisi ke-2 8
Syamsul Falah, Pola Bagi Hasil pada Perbankan
, h. 534 Syari’ah, Makalah disampaikan pada seminar ekonomi Islam, Jakarta,
6
Tim Pengembangan Perbankan Syariah IBI, 20 Agustus 2003
Konsep, Produk dan Implementasi Operasional Bank 9
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris
Syari’ah, (Jakarta : Djambatan, 2001), h. 264 Indonesia, (Jakarta : PT. Gramedia, 1995), Cet. ke-21

134
P-ISSN : 2528-681X
Jurnal Muhakkamah Vol. 5 No. 1 Juni 2020 E-ISSN : 2598-8042

dihasilkannya dari pendapatan penjualan penyaluran dana (investasi) ke dalam bentuk


(sales revenue).10 aktiva produktif, yaitu penempatan dana bank
Dalam arti lain revenue merupakan pada pihak lain. Hal ini merupakan selisih
besaran yang mengacu pada perkalian antara atau angka lebih dari aktiva produktif dengan
jumlah out put yang dihasilkan dari kagiatan hasil penerimaan bank.14
produksi dikalikan dengan harga barang atau Perbankan Syari'ah memperkenalkan
jasa dari suatu produksi tersebut.11 sistem pada masyarakat dengan istilah
Di dalam revenue terdapat unsur-unsur Revenue Sharing, yaitu sistem bagi hasil yang
yang terdiri dari total biaya (total cost) dan dihitung dari total pendapatan pengelolaan
laba (profit). Laba bersih (net profit) dana tanpa dikurangi dengan biaya
merupakan laba kotor (gross profit) dikurangi pengelolaan dana.15
biaya distribusi penjualan, administrasi dan Lebih jelasnya Revenue sharing dalam
keuangan.12 arti perbankan adalah perhitungan bagi hasil
Berdasarkan devinisi di atas dapat di didasarkan kepada total seluruh pendapatan
ambil kesimpulan bahwa arti revenue pada yang diterima sebelum dikurangi dengan
prinsip ekonomi dapat diartikan sebagai total biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk
penerimaan dari hasil usaha dalam kegiatan memperoleh pendapatan tersebut.16 Sistem
produksi, yang merupakan jumlah dari total revenue sharing berlaku pada pendapatan
pengeluaran atas barang ataupun jasa bank yang akan dibagikan dihitung
dikalikan dengan harga barang tersebut. Unsur berdasarkan pendapatan kotor (gross sales),
yang terdapat di dalam revenue meliputi total yang digunakan dalam menghitung bagi hasil
harga pokok penjualan ditambah dengan total untuk produk pendanaan bank.17
selisih dari hasil pendapatan penjualan 3. Agunan Pada Pembiayaan Dengan
tersebut. Tentunya di dalamnya meliputi Prinsip Bagi Hasil
modal (capital) ditambah dengan Para fuqaha berpendapat bahwa pada
keuntungannya (profit). prinsipnya dalam akad mudharabah tidak
Berbeda dengan revenue di dalam arti perlu dan tidak boleh mensyaratkan agunan
perbankan. Yang dimaksud dengan revenue sebagai jaminan. Hal ini karena mudharabah
bagi bank adalah jumlah dari penghasilan bukan bersifat hutang melainkan bersifat
bunga bank yang diterima dari penyaluran kerjasama dengan jaminan kepercayaan antara
dananya atau jasa atas pinjaman maupun shahibul maal dan mudharib untuk berbagi
titipan yang diberikan oleh bank.13 hasil. Abu Hanifah dan Ahmad mensahkan
Revenue pada perbankan Syari'ah mudharabah, dimana pelaksanaan tidak boleh
adalah hasil yang diterima oleh bank dari
14
Ibid
15
10 Dewan Syari'ah Nasional, Himpunan Fatwa
Cristopher Pass dan Bryan Lowes, Kamus Lengkap
Dewan Syari'ah Nasional Untuk Lembaga Keuangan
Ekonomi, (Jakarta : Erlangga, 1994), Edisi ke-2, h. 583
11 Syari'ah, Ed. 1, Diterbitkan atas Kerjasama Dewan
Murasa Sarkaniputra (Direktur Pusat Pengkajian dan
Pengambangan Ekonomi Islam), surat kepada Ketua Umum MUI, Syari'ah Nasional-MUI dengan Bank Indinesia, 2001, h.
tentang fatwa MUI No.15/DSN-MUI/IX/2000, Tgl 18 Februari 2003 87
16
12
Cristopher Pass dan Bryan Lowes, Op.cit., h. 473 Tim Pengembangan Perbankan Syariah
13
Akmal Yahya, Profit Distribution. Institut Bankir Indonesia, Lok.Cit.
17
http//www.ifibank.go.id Akmal Yahya, Lok.Cit

135
Ernawati : Bagi Hasil (Profit Sharing) Sebagai…………………………………………………………….…...125-139

melewati syarat-syarat yang ditentukan. Jika Jaminan ini akan disita oleh bank
dilanggar, maka wajib menjaminnya. Hal ini syariah jika ternyata timbul kerugian akibat
merupakan konsekuensi logis dari akad kesalahan pengelolaan, kelalaian atau
mudharabah yang didasarkan adanya penyimpangan oleh pihak nasabah pengelola
kepercayaan dari bank syariah (shahibul maal) dana seperti penyelewengan, kecurangan, dan
kepada nasabah pengelola dana (mudharib) penyalahgunaan. Pembiayaan mudharabah
selaku pengemban amanah. yang disalurkan oleh bank syariah
Perihal jaminan ini sebagaimana diatur (Mudharabah ala al Mudharabah) menurut
dalam fatwa DSN No.07/DSNMUI/IV/2000 sebagian ahli hukum Islam merupakan suatu
yang menyatakan Pada prinsipnya dalam pelanggaran karena memudharabahkan lagi
pembiayaan mudharabah tidak ada jaminan akad mudharabah, dan baru boleh
namun agar mudharib tidak melakukan dilaksanakan dengan syarat tertentu yaitu
penyimpangan, LKS dapat meminta jaminan mudharabah pertama haruslah mudharabah
dari mudharib atau pihak ketiga. Jaminan ini mutlak (mudharabah mutlaqah) atau
hanya dicairkan apabila mudharib terbukti mudharabah terikat yang tidak ada syarat
melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang melarang untuk memudharabahkan lagi,
disepakati. menjamin jika ada kerugian, memberikan
Pada pembiayaan mudharabah, bagian bila terdapat keuntungan. Bagi
jaminannya adalah proyek yang diberikan mudharib yang menyerahkan modal
pembiayaan tersebut. Jaminan tersebut mudharabah pada mudharib yang lain,
memberikan keyakinan kepada bank bahwa kewajiban untuk menjamin pada pemilik
nasabahnya mempunyai kemampuan modal (shahibul maal) jika terjadi kerugian,
mengembalikan pembiayaan yang dan jika menguntungkan ketentuan
18
didapatnya. pembagiannya menurut persyaratan shahibul
Watak nasabah pengelola dana yang maal (pemilik modal).
satu dengan yang lainnya tidak selalu sama. Oleh karena itu, akad mudharabah
Untuk menghindari adanya moral hazard yang dalam simpanan antara nasabah penyimpan
timbul dari nasabah pengelola dana selaku dana (shahibul maal) dengan bank syariah
mudharib yang tidak amanah, maka bank (mudharib) dibuat dalam akad mudharabah
syariah selaku shahibul maal (mudharib yang mutlaqah (unrestricted investment account)
memudharabahkan lagi) memerlukan jaminan dan akad mudharabah dalam pembiayaan
tambahan yang bertujuan agar nasabah dibuat dalam akad mudharabah muqayadah
pengelola dana tidak melakukan kesalahan (restricted investment account).20
pengelolaan, kelalaian atau penyimpangan Adanya agunan untuk mengurangi
oleh pihak nasabah pengelola dana seperti risiko. Hal ini tercermin dari instrumen analisa
penyelewengan, kecurangan, dan yang dinamakan The Five C s Principles of
penyalahgunaan yang mengakibatkan Credit Analysis,
19
kerugian. yang salah satunya adalah collateral (agunan).
Mengingat agunan, menjadi salah satu unsur
18
Abd. Shomad V, loc.cit.
19 20
Adiwarman A. Karim, op.cit., h. 209 Trisadini Prasastinah Usanti I, loc.cit.

136
P-ISSN : 2528-681X
Jurnal Muhakkamah Vol. 5 No. 1 Juni 2020 E-ISSN : 2598-8042

jaminan pemberian pembiayaan yang bersifat selama tidak bertentangan dengan prinsip
ekonomis. Bersifat ekonomis disini, adalah dalil, dan membawa pada kebaikan bersama
apabila mudharib tidak dapat melunasi yang tidak berdampak menyulitkan serta
hutangnya pada waktu yang ditentukan dalam merugikan orang atau pihak lain secara umum.
perjanjian, maka agunan berfungsi untuk Masalah barang agunan diatur dalam
memberikan hak dan kekuasaan kepada bank, Al Qur an pada surat Al Baqarah
guna mendapatkan pelunasan dari barang- ayat 283 : Jika kamu dalam perjalanan (dan
barang agunan tersebut.21 bermuamalah / jual beli tidak secara hal-hal
Sehingga agunan merupakan hal sebagai berikut:22
penting untuk diperhitungkan bagi bank 1. Melakukan identifikasi terhadap jenis
karena agunan merupakan sumber pelunasan agunan;
yang biasa disebut dengan second way out 2. Memeriksa kepemilikan anggunan tersebut
selain usaha nasabah yang menghasilkan serta dokumen agunan yang menyertainya;
pendapatan yang disebut first way out 3. Agunan tersebut tidak dalam pihak lain;
bilamana nasabah mengalami kegagalan 4. Kewajaran penilaian agunan dengan
pembiayaan syariah. Second way out berupa pembiayaan yang diberikan.
jaminan tertentu atas suatu benda, apabila PENUTUP
terjadi pembiayaan bermasalah, bank berhak 1. Kesimpulan
menjual benda agunan yang dibebani dengan a. Prinsip bagi hasil merupakan alternatif
hak jaminan dan mengambil hasil penjualan operasional yang dapat diterapkan dalam
atas benda tersebut sebagai sumber pelunasan kegiatan perbankan untuk menghindari
pembiayaan. riba dengan berbagi dalam untung dan
Hal ini mengingat dana yang rugi yang berdasarkan syariah Islam.
dipergunakan oleh bank syariah berasal dari Dalam prinsip bagi hasil didasari prinsip
dana masyarakat yang telah dititipkan pada At Ta awun, yaitu saling membantu dan
bank, sehingga bank syariah saling bekerja sama di antara anggota
dalam memberikan pembiayaan wajib masyarakat untuk kebaikan dan prinsip
menempuh cara-cara yang tidak merugikan menghindari Al Iktinaz, yaitu menahan
bank dan kepentingan nasabahnya yang telah uang (dana) dan membiarkannya
mempercayakan dananya. Selain itu juga menganggur yang tidak berputar dalam
adanya keharusan bagi setiap bank untuk terus transaksi yang bermanfaat bagi
menjaga kesehatannya dan memelihara masyarakat umum. Prinsip bagi hasil
kepercayaan masyarakat padanya. (Syirkah) salah satunya diaplikasikan
Sehingga mengenai agunan berlaku dalam akad mudharabah. Mudharabah
prinsip Al Mashaalih Al Mursalah terdiri dari mudharabah mutlaqah dan
yaitu mengacu pada kebutuhan, kepentingan, mudharabah muqayyadah.
kebaikan dan maslahat umum
22
Meyviany Nasution, Tinjauan Hukum
Terhadap Perjanjian Bagi Hasil Pembiayaan Investasi
21
Sutarno, Aspek Hukum Perkreditan pada Pada Bank Umum Syariah , Penulisan Hukum
Bank, Alfabeta, Bandung, 2005, h. 94. Universitas Gadjah Mada, 2003, h. 116.

137
Ernawati : Bagi Hasil (Profit Sharing) Sebagai…………………………………………………………….…...125-139

b. Pembagian keuntungan dalam untuk mewujudkan prinsip-prinsip


pembiayaan mudharabah sesuai nisbah syari’ah yang sesuai dengan peraturan
yang telah disepakati dan dihitung perundang-undangan yang mengatur
berdasarkan pendapatan kotor (revenue konsep operasional perbankkan syari’ah.
sharing) dari hasil usaha mudharib.
Karena dana yang digunakan dalam
pembiayaan mudharabah sebagian besar DAFTAR PUSTAKA
berasal dari dana masyarakat (dana pihak
ke tiga). Sehingga bank syariah harus A. Literatur
melakukan cara-cara agar dana dari
Abd. Shomad et al., Profit Loss Sharing
nasabah penyimpan dana yang digunakan Principle Dalam Hukum Ekonomi
dalam pembiayaan tidak dirugikan karena Islam , Laporan Penelitian Lembaga
resiko dalam pembiayaan bagi hasil Penelitian Universitas Airlangga,
relatif tinggi. Bank syariah dalam 2000.
menangani pembiayaan bermasalah
melakukan upaya penyelamatan dan ______, Akad Mudharabah Dalam Perbankan
Syariah , Yuridika, Vol 16 No. 4, Juli-
penyelesaian pembiayaan bermasalah.
Agustus 2001.
Upaya penyelamatan pembiayaan
bermasalah dilakukan dengan ______, Membincang Riba dan Akad di Bank
restrukturisasi pembiayaan melalui Syariah , Juridika, Vol. 19 No. 1,
penjadwalan kembali pembiayaan Januari-Pebruari 2004
(reschedulling), menambah fasilitas
pembiayaan dan penyertaan modal ______, Karakteristik Ilmu Fiqh Muamalah ,
Juridika, Vol. 20 No. 2, Maret- April
sementara. Sedangkan upaya 2005.
penyelesaian pembiayaan bermasalah
dilakukan penyelesaian melalui jaminan, Abdullah Saeed, Islamic Banking and Interest
hapus buku pembiayaan (write off) dan a Study of The Prohibition of Riba and
penyelesaian sengketa baik melalui jalur Contempory Intrepretation, E.J BRIIL-
litigasi maupun non litigasi (arbitrase). NEWYORK-KOLN, 1996.
2. Saran
Ach. Bakhrul Muchtasib, Konsep Bagi Hasil
a. Dalam meningkatkan pemahaman Dalam Perbankan Syariah,
masyarakat menegenai keberadaan http://zanikhan.multiply.com/journal/it
prinsip-prinsip syari’ah dalam dunia em/435/KONSEP_BAGI_HASIL_DA
perbankan syari’ah diperlukan komitmen LAM_PERBANKAN_ SYARIAH
penuh dari pihak-pihak terkait karena
mayoritas penduduk Indonesia mayoritas Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analis
Fiqih dan Keuangan, Raja Grafindo
penduduk muslim dan tidak ada larangan
Persada, Jakarta 2006.
bermuamalah dengan orang selai muslim.
b. Peningkatan kualitas SDM pengelola di Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam,
bank syari’ah dan pengambil kebijakan Dana Bakti Wakaf, Jogjakarta, 1995.

138
P-ISSN : 2528-681X
Jurnal Muhakkamah Vol. 5 No. 1 Juni 2020 E-ISSN : 2598-8042

Cristopher Pass dan Bryan Lowes, Kamus Peri Umar Farouk, Sejarah Perkembangan
Lengkap Ekonomi, (Jakarta : Erlangga, Hukum Perbankan Syariah Di
1994)Edisi ke-2/ Indonesia,
http://omperi.wikidot.com/sejarah-
Forum Studi Tafsir Salafy, Bank Syariah hukum-perbankan-syariah-di-
Sebagai Lembaga Keuangan Yang indonesia
Mengacu Pada Syariat Islam,
http://naqsya. Sutan Remi Syahdeni, Perbankan Islam dan
wordpress.com/2007/07/08/j-bank- Kedudukannya dalam Tata Hukum
syariah-sebagailembaga-keuangan- Perbankan Indonesia, Pustaka Utama
yang-mengacu-pada-syariat-islam. Grafiti, Jakarta, 1999

Humayon A. Dar dan John R. Presley, Lack of Trisadini Prasastinah Usanti, Penanganan
Profit Loss Sharing in IslamicBanking: Pembiayaan Bermasalah di Bank
Management and Control Imbalances , Syariah , Juridika, Vol. 19 No.1,
Economic Research Paper No. Januari-Pebruari 2004
00/24,Loughborough University, 2000.
Muhamad, Managemen Bank Syariah, Unit ______, Bahan Ajar Perkuliahan Hukum
Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP Perbankan Syariah, Fakultas Hukum
YKPN, Yogyakarta, 2002, Universitas Airlangga, 14 April 2008.

______, Bank Syari ah Problem Dan Prospek ______, Perkuliahan Hukum Perbankan
Perkembangan di Indonesia, Graha Syariah, Fakultas Hukum Universitas
Ilmu, Yogyakarta, 2005 Airlangga, 14 April 2008.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
______, Teknik Perhitungan Bagi Hasil di Perbankan sebagaimana diubah dengan
Bank Syariah, UII Press, Yogyakarta. Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1998 tentang Perubahan atas Undang-
Muhammad Budi Setiawan, Pengantar Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Manajemen Investasi (Manajemen Perbankan.
Investasi Syariah Bag. 1) ,
http://cakwawan.wordpress.com Burgerlijk Wetboek (BW).
/2007/11/24/manajemen-investasi-
syariahbagian-1.

Mohammad Djumhana, Hukum Perbankan di


Indonesia, Citra Aditya, Jakarta, 1993

Muhammad Syafi I Antonio, Bank Syariah:


Dari Teori ke Praktik, Gema Insani,
Jakarta, 2001

Munir Fuady , Hukum Perkreditan


Kontemporer, Cet. 2, Ed. Rev, Citra
Aditya Bakti, Bandung, 2002

139

Anda mungkin juga menyukai