Anda di halaman 1dari 4

FITOREMEDIASI

Disusun guna memenuhi tugas Pencemaran Lingkungan

Disusun oleh :

Ananda Sekar Ayuningtyas 4411418013


Syahrazad Nabilah 4411418061
Aida Rahma 4411418003

Pencemaran Lingkungan A

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021
FITOREMEDIASI

fitoremediasi (Phytoremediation) merupakan suatu sistem dimana tanaman tertentu yang


bekerjasama dengan mikroorganisme dalam media (tanah, koral dan air) dapat mengubah zat
kontaminan (pencemar) menjadi kurang atau tidak berbahaya bahkan menjadi bahan yang
berguna secara ekonomi. Ada beberapa metode fitoremediasi yang sudah digunakan secara
komersial maupun masih dalam taraf riset yaitu metode berldanaskan pada kemampuan
mengakumulasi kontaminan (phytoextraction) atau pada kemampuan menyerap dan
mentranspirasi air dari dalam tanah (creation of hydraulic barriers). Kemampuan akar
menyerap kontaminan di dalam jaringan (phytotransformation) juga digunakan dalam strategi
fitoremediasi. Fitoremediasi juga berldanaskan pada kemampuan tumbuhan dalam
menstimulasi aktivitas biodegradasi oleh mikrobia yang berasosiasi dengan akar
(phytostimulation) dan imobilisasi kontaminan di dalam tanah oleh eksudat dari akar
(phytostabilization) serta kemampuan tumbuhan dalam menyerap logam dari dalam tanah
dalam jumlah besar dan secara ekonomis digunakan untuk meremediasi tanah yang
bermasalah (phytomining). Fitoremediasi memiliki keuntungan dibandingkan dengan proses
lainnya yaitu murah dari segi biaya, pengoperasian dan perawatan lebih mudah, mempunyai
efisiensi yang cukup tinggi, dapat menghilangkan zat pencemar logam-logam berat, serta
dapat memberikan keuntungan yang tidak langsung seperti mendukung fungsi ekologis.
Beberapa tanaman yang digunakan untuk fitoremediasi disebut sebagai hyperaccumulators,
yaitu tanaman yang dapat menyerap kandungan logam lebih banyak daripada tanaman lain
pada umumnya. Di lapangan, setelah tanaman fitoremediasi tumbuh dan berkembang di
media tercemar dan dirasa telah melakukan mekanisme phytoextraction, tanaman tersebut
kemudian dicabut untuk dibakar menggunakan alat insenerator. Abu hasil pembakaran
sebaiknya dipisahkan untuk dikemas kedalam golongan B3. Proses phytoextraction sangat
baik digunakan untuk menangani media yang tercemar oleh limbah yang mengandung unsur
Mn, Hg, Cu, Cr, Cd, Ni, Pb dan Zn. Adapun syarat agar tanaman tergolong kedalam tanaman
fitoremediasi adalah mampu tumbuh dengan cepat pada kondisi lingkungan yang toksik,
mampu mengkonsumsi air pada jumlah yang banyak diwaktu yang singkat, mampu
mendekontaminasi atau meremediasi lebih dari satu polutan dan memiliki tingkat resistensi
yang tinggi terhadap polutan. Agar lebih mudah dalam memahami jenis tumbuhan apa yang
cocok dalam menangani berbagai macam zat pencemar.
Berdasarkan jurnal yang telah kami baca pengelolaan limbah cair tahu menggunakan
metode fitoremediasi dapat menyisihkan parameter pencemar BOD pada limbah cair tahu, dimana
mampu menyisihkan parameter pencemar hingga 84,76 %;

Anda mungkin juga menyukai