Dasar hukum yang mengatur syarat penerapan sistem proteksi kebakaran di tempat kerja
diwilayah kekuasaan hukum R.I. adalah
a. Peraturan Bangunan Indonesia.
b. Undang-undang No. 1 Th 1970
c. Undang-undang Jasa Konstruksi
d. KEP-186/MEN/1999 TENTANG UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI
TEMPAT KERJA
4. Setiap instalasi atau pesawat yang digunakan di tempat kerja diharuskan memiliki izin
pemakaian, hal tersebut bertujuan :
a. agar efektif, efisien dan aman dalam pemakaiannya
b. memenuhi peraturan perundangan
c. memperpanjang masa umur pesawat
d. Jawaban a, b dan c benar
6. P2K3 adalah :
a. Komitte K3 yang bersifat tetap
b. Komitte K3 yang bersifat temporer bila terjadi kecelakaan kerja
c. Organisasi struktural dalam perusahaan
d. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) merupakan badan
pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan
pekerja untuk mengembangkan kerjasama saling pengertian dan partisipasi efektif
dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja
12. Manajemen K3 merupakan integral dari manajemen perusahaan adalah mutlak diperlukan
untuk penanganan masalah K3.
a. Dari awal perencanaan sampai pengoperasian perusahaan.
b. Pada pelaksanaan proses produksi.
c. Sejak dibentuk P2K3.
14. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000,dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja
No Transmigrasi Kep.75/Men/2003 diberlakukan secara :
a. wajib
b. sukarela
e. wajib, khusus bagi jaringan instalasi listrik swasta
15. Ruang lingkup obyek pengawasan keselamatan kerja menurut undang-undang keselamatan
kerja ialah :
a. Perusahaan swasta
b. Tempat kerja
c. Perusahaan negara
d. Tempat usaha
16. Batasan pengertian kecelakaan kerja adalah setiap insiden yang berakibat:
a. Adanya korban yang cidera luka-luka atau meninggal dunia
b. Adanya kerusakan peralatan dan nyaris terjadi koban manusia
c. Terganggunya proses pekerjaan walaupun tidak terjadi korban yang cidera maupun
kerusakan peralatan.
d. Jawaban a, b dan c benar
18. Pengertian bahan mudah terbakar menurut Peraturan K3 yang berlaku adalah :
a. Setiap bahan cair yang memiliki suhu penguapan kurang dari 55 derajat C.
b. Semua jenis gas
c. Semua jenis bahan yang mudah terbakar pada umumnya, cairan dan gas yang
mempunyai flash point sama dengan atau kurang dari 55 derajat C.
d. produk minyak bumi dan turunan kimianya yang mempunyai titik nyala kurang
dari 55 derajat C.
19. Prinsip teknik pencegahan kebakaran bahan cair atau gas yang mudah terbakar dilakukan
dengan cara antara lain :
a. penyediaan alat pemadam api secara lengkap
b. pengendalian akumulasi uap flammable diudara
c. latihan pemadaman kebakaran
d. jawaban a, b dan c semuanya salah
22 Tanki tempat penimbunan bahan mudah terbakar dalam jumlah yang melampaui Nilai
ambang kuantiatas potensi bahaya besar salah satu pertimbangan pertama adalah:
a. Konstruksi memenuhi syarat menahan tekanan
b. Penyediaan sistem proteksi kebakaran yang handal
c. Lokasi geografis dan lingkungan masyarakat disekitarnya
d. Tersedianya jalan penghubung
26. Sistem pengaman listrik terhadap hubung singkat dan untuk mencegah terjadinya
kebakaran adalah:
a. Pembumian instalasi listrik pada setiap panel listrik
b. Pemasangan pembatas arus pada setiap sirkit pembebanan listrik
c. Pemasangan isolasi lantai kerja ditempat terdapat gas yang mudah terbakar
27. Nilai resistans isolasi kabel penghantar listrik untuk ruang normal sekurang-kurangnya:
a. 1000 ohm per volt
b. 500 ohm per volt
c. 1500 ohm per volt
30. Jenis pengaman hubung singkat pada sirkit motor pompa hydrant atau sprinkler adalah:
a. Earth Leaks Circuit Breaker (ELCB) yang sangat peka terhadap arus kebumi
b. Circuit Breaker (CB) dengan arus jatuh minimal 600 %
c. Thermal Protection yang peka terhadap panas untuk melindungi motor agar tidak
terbakar.
31. Suatu keadaan pada instalasi listrik yang dinyatakan “berbahaya” (danger) contohnya
adalah:
a. Beban lebih
b. Kebakaran
c. Sentuhan langsung
37. Alat untuk mengukur tahanan sebaran elektroda pembumian listrik maupun instalasi penyalur
petir adalah
a. Mega Ohm Meter
b. Insulation tester
c. Earth resistans meter
38. Dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per 02/Men/1989 disebutkan “Pengaruh kilat”. yang
artinya adalah
a. karakteristik kekuatan petir
b. jumlah hari terjadi petir dalam setahun
c. a dan b tidak benar
39. Untuk mencegah kerusakan atau gangguan pada peralatan elektronik akibat fluktuasi tegangan
yang disebabkan adanya arus sambaran petir, maka sistem pembumian instalasi penyalur
petir dan pembumian instalasi listrik:
a. Harus digabung menjadi satu
b. Tidak digabung
c. Dapat digabung dengan dengan syarat konsisten semua bagian konduktif dibonding
dan diproteksi menggunakan arrester pada setiap line.
40. Instalasi penangkal petir Radioactive, saat ini telah tidak diijinkan untuk dipasang di
Indonesia, dengan alasan
a. Bahaya radiasi
b. Diragukan kehandalannya
c. Keduanya a dan b salah
41. Instalasi penyalur petir harus dilengkapi dengan pembumian sekurang-kurangnya:
a. 1 (satu) buah
b. 3 (tiga) buah
c. 2 (dua) buah
44. Untuk menjamin kehandalan suplai daya listik pada peralatan pengaman gedung seperti pompa
pemadam kebakaran, maka persyaratan instalasi listriknya harus memenuhi syarat a.l.
a. Sirkit listrik harus ditarik dari panel utama pada sisi masuk
b. Sirkit listrik harus ditarik dari panel utama pada sisi keluar
c. Pengaman sirkit harus menggunakan ELCB dan themal overload
d. Jawaban a, b dan c benar
45. Konsep perencanaan water spray system untuk proteksi pada tangki LPG adalah :
a. kepala springkler akan otomatik pecah dan memancarkan air apabila mencapai suhu
tertentu sehingga pecah
b. kepala springkler akan otomatik memancarkan air mendingikan dinding tangki
walaupun tidak terjadi kebakaran disekitar daerah tangki
c. Jawaban a, dan b semuanya salah
46. Selaku penanggung jawab umum dalam keadaan darurat bahaya kebakaran adalah :
a. pejabat kepala personalia
b. pejabat kepala keamanan
c. pejabat kepala bagian safety
d. pejabat manajer pabrik/gedung
47. Setiap tangki penimbunan bahan mudah terbakar dilengkapi sistem pengaman yang
disebut sistem “bonding”adalah:
a. memasang elektroda pembumian yang dihubungkan pada badan tangki
b. menghubungkan antara tangki ke tangki dengan bahan konduktor
c. memasang instalasi proteksi petir dengan pembumian yang baik
d. jawaban a, b dan c semuanya salah
48. Bila terjadi kebocoran pada pipa saluran cairan atau gas yang mudah terbakar bahan yang,
dimana harus dilakukan pengelasan, prosedur pada saat dilakukan pengelasan adalah :
a. menutup valve agar tidak ada aliran
b. mengosongkan cairan dan gas dengan divakum
c. aliran cairan atau gas tetap mengalir dengan tekanan rendah sedikit diatas tekanan
atmosfir
d. jawaban a, b dan c semuanya salah
49. Bahaya yang mungkin terjadi pada ruangan komputer yang diproteksi instalasi pemadam
"Halon Total Flooding System" adalah :
a. Bahaya sentuhan listrik
b. Kebocoran gas
c. Discharge karena fault alarm
50 Pompa hydrant atau pompa springkler yang harus set start dan stop otomatik adalah :
a. Pompa jockey,
b. Pompa utama
c. Pompa cadangan.
52. Untuk memberikan jaminan keamanan pada jalur/shaft tangga darurat dari gas dan asap
diperlukan perlengkapan
a. Sistem penyedot asap
b. Sistem tekanan udara
c. Semuanya benar
58. Panjang jarak tempuh yang diperhitungkan dalam perencanaan sarana evakuasi kebakarann
adalah :
a. Jarak antara pintu masuk utama dan darurat .
b. Jarak terjauh yang harus dilalui dari dalam ruangan untuk mencapai pintu keluar
darurat
c. Jarak yang harus ditempuh dari daerah bahaya sampai ketempat aman untuk
berkumpul setelah evakuasi
d. a, b, c tidak ada yang benar
Kebakaran Kelas A
Kebakaran Kelas A merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan padat non-
logam seperti Kertas, Plastik, Kain, Kayu, Karet dan lain sebagainya. Jenis APAR yang cocok untuk
memadamkan kebakaran Kelas A adalah APAR jenis Cairan (Water), APAR jenis Busa (Foam) dan
APAR jenis Tepung Kimia (Dry Powder).
Kebakaran Kelas B
Kebakaran Kelas B merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan cair yang
mudah terbakar seperti Minyak (Bensin, Solar, Oli), Alkohol, Cat, Solvent, Methanol dan lain
sebagainya. Jenis APAR yang cocok untuk memadamkan kebakaran Kelas B adalah APAR jenis
Karbon Diokside (CO2), APAR jenis Busa (Foam) dan APAR jenis Tepung Kimia (Dry Powder).
Kebakaran Kelas C
Kebakaran Kelas C merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh Instalasi Listrik yang
bertegangan. Jenis APAR yang cocok untuk memadamkan kebakaran Kelas C adalah APAR jenis
Karbon Diokside (CO2) dan APAR jenis Tepung Kimia (Dry Powder).
Kebakaran Kelas D
Kebakaran Kelas D merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan logam yang
mudah terbakar seperti sodium, magnesium, aluminium, lithium dan potassium. Kebakaran Jenis
ini perlu APAR khusus dalam memadamkannya.
Kebakaran Kelas K
Kebakaran Kelas K merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh minyak masak (minyak
sayur, minyak hewan) ataupun lemak yang biasanya dipergunakan dalam dapur masak. Jenis
APAR yang cocok untuk memadamkan Kebakaran Kelas K adalah APAR jenis Busa (Foam) dan
APAR jenis Karbon Diokside (CO2).
relai, lampu, saklar, hantaran dan detektor sehubungan dengan perlindungan satu area
9. Sebutkan syarat-syarat yang perlu dlakukan dalam pengujian APAR jenis C02 ?
c. jarak tidak boleh dari 10 tahun dan untuk percobaan kedua tidak lebih dari 10 tahun
dan untuk percobaan tekan selanjutnya tidak boleh lebih dari 5 tahun.
10. Kewajiban mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran di tempat kerja meliputi
apa saja, sebutkan !
- Pengendalian setiap bentuk energi;
- Penyediaan sarana deteksi, alarm, memadamkan kebakaran dan sarana
evakuasi;
- Pengendalian penyebaran asap, panas dan gas;
- Pembentukan unit penanggulanan kebakaran di tempat kerja
- Penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala;
- Memilki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran, bagi
tempat kerja yang mempekerjakan lebih dari 50 (lima puluh) orang tenaga
kerja dan atau tempat yang berpotensi bahaya kebakaran sedang dan berat.
11. Sebut klasifikasi tingkat potensi bahaya kebakaran sesuai dengan Kepmenaker
186/Men/1999 !
a. klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran ringan;
12. Sebutkan tugas dan kewenangan dari koordinator unit penanggulangan kebakaran !