TENTANG
BERBAGAI METODE DALAM PENDUGAAN EROSI
OLEH
NAMA : FREDERIUS SELEK
NIM : 2023812042
KELAS :C
1
LEMBARAN PENGESAHAN
DISUSUN OLEH
Nama : Frederius Selek
NIM : 2023812042
Kelas : C
PENGESAHAN
Teknisi Mata Kuliah Konservasi Tanah Dan Air
2
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena atas Rahmat dan Bimbingan-
Nya saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul BERBAGAI METODE DALAM
PENDUGAAN EROSI tepat pada waktunya.Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi
tugas kuliah Konservasi Tanah Dan Air dan dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.
Di akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
(Frederius Selek)
3
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBARAN PENGESAHAN…………………………………………………………….. 1
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………… 2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………........... 3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………... 4
1.1 Pendahuluan…………………………………………………………………………. 4
1.2 Tujuan……………………………………………………………………………….. 5
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………. 6
2.1 Metode Tongkat……………………………………………………………………… 6
2.1.1 Pengukuran Erosi Dengan metode Tongkat…………………………................ 6
2.1.2 Perhitungan atau Pendugaan Erosi Dengan Metode Tongkat…………………. 6
2.2 Metode Petak Kecil……………………………………………………………….….. 7
2.2.1 Pengukuran Erosi Dengan Metode Petak Kecil………………………………... 7
2.2.2 Perhitungan atau Pendugaan Erosi Dengan Metode Petak Kecil………………. 7
2.3 Metode Water Sheet………………………………………………………….............. 9
2.3.1 Pengukuran Erosi Dengan Metode Water Sheet……………………….............. 10
2.3.2 Perhitungan atau Pendugaan Erosi Dengan Metode Water Sheet……………… 10
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………..… 12
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………... 12
LAMPIRAN…………………………………………………………………………….…… 13
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
memprakirakan besarnya erosi. Istilah “universal” atau “umum” ini menunjukkan bahwa
persamaan atau metoda tersebut dapat dimanfaatkan untuk memprakirakan besarnya erosi
untuk berbagai macam kondisi tata guna lahan dan kondisi iklim yang berbeda
(Asdak,1995).
1.2 Tujuan
Ada pun tujuan dari pembuatan makalah ,ini adalah :
1. Mengetahui pengukuran erosi dengan metode tongkat
2. Mengetahui perhitungan atau pendugaan erosi dengan metode tongkat
3. Mengetahui pengkuran erosi dengan metode petak kecil
4. Mengatahui perhitungan atau pendugaan erosidengan metode petak kecil
5. Mengetahui pengukuran erosi dengan metode water sheet
6. Mengetahui perhitungan atau pendugaan erosi dengan menggunakan metode water sheet
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
Tabel 2. Hasil Pengukuran Erosi (Besar Erosi, Erosi diperbolehkan (T))
dan Tingkat Bahaya Erosi (TBE) dari beberapa Penggunaan Lahan di Sub-
Sub DAS Solo Hulu Desa Wonoharjo dan Desa Kedungrejo
8
perbulan dari pengukuran selama 3 bulan penelitian dapat digunakan
untuk menghitung erosi selama 12 bulan.
Perhitungan pada petak kecil yang pertama Sedimen total = 1410
gr Sedimen dalam 1 hari = sedimen totaljumlah hari hujan = 1410 gr17
hari = 82,94 grhari Nilai prediksi erosi pada petak kecil pertama = 82,94
grhari Sedimen untuk luasan 22 x 2 m = sedimen dalam 1 hari x rata-rata
jumlah hari hujan bulanan lampiran 6 = 82,94 grhari x 1686 harithn =
139833,86 grthn.44 m² Sedimen untuk luasan hektar = 10.000 m²44 m² x
Sedimen untuk luasan 22 x 2 m Universitas Sumatera Utara = 10.000
m²44 m² x 139833,86 grthn.44 m² = 31780423,80 grha.thn = 31,78
tonha.thn − Perhitungan pada petak kecil yang kedua Sedimen total =
1112,8 gr Sedimen dalam 1 hari= sedimen totaljumlah hari hujan = 1125,5
gr16 hari = 69,55 grhari Nilai prediksi erosi pada petak kecil kedua =
69,55 grhari Sedimen untuk luasan 22 x 2 m = sedimen dalam 1 hari x
rata-rata jumlah hari hujan bulanan tabel 10 = 69,55 grhari x 1686 harithn
= 117266,22 grthn.44 m² Sedimen untuk luasan hektar = 10.000 m²44 m²
x Sedimen untuk luasan 22 x 2 m = 10.000 m²44 m² x 117 266,22 grthn.44
m² = 26651413,07 grha.thn = 26,65 tonha.thn Nilai besar erosi tanah A
yang diperoleh pada petak kecil yang pertama adalah sebesar 31,78
tonha.thn dan pada petak kecil yang kedua sebesar 26,65 tonha.thn. Hasil
pengukuran tersebut lebih besar dari erosi yang ditoleransikan 23,49
tonha.thn, sehingga erosi yang terjadi di lahan tanaman ubi kayu tergolong
tinggi. Akan tetapi, untuk mendapatkan nilai erosi yang Universitas
Sumatera Utara lebih mendekati keadaan sebenarnya perlu dilakukan
penelitian selama 1 tahun dan data pengukuran berkesinambungan selama
12 bulan.
Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kedua petak kecil
yang digunakan sebagai penelitian mempunyai hasil yang berbeda dimana
petak kecil yang pertama lebih banyak yang tererosi dibandingkan dengan
petak kecil yang kedua. Hal ini dipengaruhi dengan adanya perbedaan
jarak dan jumlah pohon di setiap petaknya. Dengan jarak yang sama 2x22
m dan masing 2 baris tiap petak, tetapi jumlah pohon berbeda untuk setiap
petak. Dimana pada petak kecil yang pertama jumlah pohon pada baris
pertama sebanyak 25 pohon dan pada baris kedua 26 pohon sedangkan
pada petak kecil yang kedua sedikit lebih banyak di banding petak yang
pertama dimana pada baris pertama sekitar 29 pohon dan baris kedua 28
pohon. Perbedaan jumlah pohon tiap baris tentu saja sangat berpengaruh
terhadap laju erosi, semakin banyak jumlah pohon maka semakin sedikit
tanah yang tererosi karena akar tanaman akan semakin banyak yang
menahan tanah tersebut dan sebaliknya.
Jarak tanaman yang tidak sama untuk setiap petak sangat
mempengaruhi banyak sediktnya jumlah tanah yang tererosi. Tanaman ubi
memiliki tajuk daun yang cukup lebar dan hampir menutupi permukaan
9
tanah. Semakin rapat tanamannya maka tajuk pohon akan semakin rimbun
sehingga dapat mengurangi laju erosi karena semakin besar tajuk suatu
tanaman maka kecepatan air hujan yang jatuh ke tanah akan semakin
diperlambat. Kemungkinan faktor ini adalah salah satu penyebab dari
penyebab perbedaan nilai erosi pada kedua petak kecil. Hal ini sesuai
dengan pernyataan dari Rahim 2000 yang menyatakan bahwa vegetasi
mampu mempengaruhi erosi karena adanya:
a. intersepsi air Universitas Sumatera Utara hujan oleh tajuk dan
absorbsi energi air hujan sehingga memperkecil erosivitasnya,
b. pengaruh terhadap limpasan permukaan,
c. peningkatan aktivitas biologis dalam tanah dan d peningkatan
kecepatan kehilangan air karena transpirasi.
Keakuratan pengukuran erosi dengan metode petak kecil
tergantung pada pemilihan lokasi penempatan petak kecil, pemasangan
semua komponen petak kecil dan pengukuran volume air limpasan yang
tertampung dalam drum penampung. Untuk mendapatkan data yang lebih
akurat, pengambilan data sebenarnya harus secara berkesinambungan
selama 12 bulan, karena perubahan musim setiap tahunnya hampir
berubah baik musim kemarau ataupun musim hujan. Jadi sangat
diharapkan pengukuran erosi dilakukan pada kedua musim tersebut, dan
akan lebih baik lagi apabila penelitian dilakukan minimal selama 10 tahun
secara berkelanjutan. Hanya saja penelitian tidak mungkin dilakukan
selama 10 tahun karena tanaman yang di teliti adalah tanaman pangan
dimana waktu panennya paling lama 8 bulan.
2.3 Metode Water Sheet
2.3.1 Pengukuran Erosi Dengan Metode water sheet
Erosi adalah proses hilangnya atau terkikisnya tanah atau bagian-
bagian tanah dari suatu tempat yang terangkut oleh air atau angin ke
tempat lain. Tanah yang tererosi diangkut oleh aliran permukaan akan
diendapkan di tempat-tempat aliran air melambat seperti sungai, saluran-
saluran irigasi, waduk, danau atau muara sungai. Hal ini berdampak pada
mendangkalnya sungai sehingga mengakibatkan semakin seringnya terjadi
banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau.Metode
water sheet ini digunakan untuk menganalisis erosi pada daerah aliran
sungai,waduk,dan sebagainya.
2.3.2 Perhitungan Atau pendugaan Erosi Dengan Metode Water Sheet
Berdasarkan hasil survei lapangan dan analisis tanah di
laboratorium, maka diperoleh nilai erosi yang terjadi serta tingkat bahaya
erosi di PT. Mutiara Bunda Jaya – Kebun IPBD dengan menggunakan
Metode Water Sheet dapat dilihat pada tabel berikut:
SP R K L& C& A Kelas Kedalama Kela
10
L S P (ton/h Bahay n Tanah s
a /thn) a Erosi (cm) TBE
1 1505. 1505. 0.18 0.07 3.04 I >90 SR
6 6
2 1505. 0.176 0.57 0.07 10.58 I >90 SR
6
3 1505. 0.182 0.18 0.07 3.44 I >90 SR
6
4 1505. 0.225 0.53 0.07 12.54 I >90 SR
6
5 1505. 0.205 0.18 0.07 3.89 I >90 SR
6
6 1505. 0.205 0.69 0.07 14.93 I >90 SR
6
7 1505. 0.178 0.18 0.07 3.38 I >90 SR
6
8 1505. 0.194 0.75 0.07 15.31 I >90 R
6
9 1505. 0.158 0.18 0.07 3.00 I >90 SR
6
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Erosi tanah adalah penyingkiran dan pengangkutan bahan dalam bentuk larutan atau suspensi
dari tapak semula oleh pelaku berupa air mengalir (aliran limpasan), es bergerak atau
angina.Dalam menduga erosi digunakan beberapa metode,yaitu:
1. Metode Tongkat
Metode ini menggunakan suatu alat untuk mengukur perubahan kedalaman tanah
akibat erosi atau tertimbun yang berwujud tongkat bertanda ukur dengan bahan tahan
lapuk selama pemakaian, ringan, mudah diperoleh dan murah. Tongkat ukur dibenamkan
ke dalam tanah sampai tanda nol berada di permukaan tanah.
2. Metode petak Kecil
Dengan mengukur panjang lokasi kajian yang memperlihatkan adanya erosi alur,
menghitung banyaknya alur-alur erosi di lokasi kajian, menghitung rata-rata tebal alur,
menghitung luas total penampang alur, menghitung rata-rata luas penampung alur
3. Metode water sheet
Metode ini digunakan untuk menganalisis terjadinya erosi pada daerah aliran
sungai atau daerah perairan lainnya.
12
LAMPIRAN
13