Anda di halaman 1dari 5

Jakarta, 13 Agustus 2018

Kepada Yth,
Ketua Pengadilan Agama Jakarta Timur
Di Jl. Jalan PKP No. 24 RT. 2 RW. 9, Kelapa Dua Wetan, Ciracas,
Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13730

PERIHAL : GUGATAN CERAI

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Dengan Hormat,
Perkenankan saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Dini Rahmayanti Binti Budiyantono


Nomor KTP : 3175044503880005
Umur : 30 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan
Tempat kediaman : Jl. Batu Alam Jaya RT. 1 RW. 3 No. 60 Jakarta Timur 13520

Selanjutnya disebut sebagai “PENGGUGAT”

Dengan ini PENGGUGAT mengajukan gugatan cerai terhadap suami PENGGUGAT:

Nama : Akbar Mirza Bin Suyanto


Nomor KTP : -------------
Umur : 31 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Tempat kediaman : Batu Alam Jaya RT. 1 RW. 3 No. 60 Jakarta Timur 13520

Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT.

TENTANG POKOK PERKARA.

Adapun alasan serta dalil - dalil gugatan PENGGUGAT sebagai berikut :

1. Bahwa PENGGUGAT dengan TERGUGAT adalah suami istri yang melangsungkan


pernikahan pada tanggal 31 Januari 2014, dan dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah
Kantor Urusan Agama Kecamatan Makasar, Kota Jakarta Timur, sesuai Buku Nikah
Nomor :144/01/II/2014;

1
2. Bahwa, sesaat setelah akad nikah TERGUGAT mengucapkan sighat taklik talak (talak
bersyarat) terhadap PENGGUGAT sebagaimana tercantum di dalam Buku Nikah
tersebut;

3. Bahwa pada awalnya kehidupan rumah tangga PENGGUGAT dengan TERGUGAT


berjalan dengan baik, harmonis sebagaimana layaknya suami istri. Setelah pernikahan
dilangsungkan, PENGGUGAT dan TERGUGAT tinggal pada rumah keluarga
PENGGUGAT serta telah dikaruniai 1 (satu) orang anak bernama Nakaia Aaliyah El-
Kirana yang lahir pada tanggal 3 November 2014 di Jakarta;

4. Bahwa sejak awal pernikahan, TERGUGAT tidak memberikan nafkah secara rutin
kepada PENGGUGAT setiap bulannya;

5. Bahwa, pada bulan ----- tahun ------, TERGUGAT mengakuisisi sebuah Perseroan
Terbatas bernama PT Tiga Daya Sinergi (“PT TDS”) untuk menjalankan usaha yang
bergerak dibidang properti bersama teman-temannya dimana TERGUGAT berposisi
sebagai Direktur Utama;

6. Bahwa sebagai modal awal terbentuknya PT TDS tersebut, TERGUGAT


menggunakan/mencairkan dana dari fasilitas kartu kredit atas nama PENGGUGAT;

7. Bahwa tidak ada keuntungan/laba yang dihasilkan sejak awal pendirian PT TDS
tersebut, hingga modal yang berasal dari fasilitas kartu kredit telah habis, sedangkan
tagihannya terus berjalan. Untuk membayar tagihan kartu kredit atas nama
PENGGUGAT dimaksud serta untuk melanjutkan operasional PT TDS tersebut,
TERGUGAT meminjam uang kepada orang tua, keluarga hingga rekan kerja
PENGGUGAT.

8. Bahwa uang yang berasal dari orang tua, keluarga hingga rekan kerja PENGGUGAT
yang digunakan untuk membayar tagihan dari kartu kredit serta membiayai operasional
PT TDS pun habis dan justru membuat hutang yang jauh lebih banyak lagi. Dengan kata
lain, PT TDS yang didirikan oleh TERGUGAT mengalami kebangkrutan sehingga tidak
beroperasi lagi;

9. Bahwa TERGUGAT terlihat acuh dan enggan bertanggung jawab terhadap hutang-
hutang yang ditimbulkannya. Bahkan teman-teman yang merupakan partner
TERGUGAT dalam menjalankan PT TDS telah meninggalkan TERGUGAT, sehingga
seluruh tagihan-tagihan yang berkaitan dengan PT TDS tersebut ditujukan kepada dan
atas nama PENGGUGAT.

10. Bahwa dikarenakan hutang tersebut, beberapa Debt Collector dan pihak-pihak yang
berpiutang terhadap TERGUGAT terus menelfon, mengintimidasi, mendatangi serta
meneror rumah dan kantor PENGGUGAT serta keluarga PENGGUGAT;

2
11. Bahwa setiap kali PENGGUGAT membahas penyelesaian dari hutang-hutang tersebut,
TERGUGAT selalu emosi sehingga selalu menimbulkan perselisihan yang terus
menerus serta sulit untuk didamaikan antara PENGGUGAT dan TERGUGAT;

12. Bahwa puncak keretakan rumah tangga antara PENGGUGAT dan TERGUGAT terjadi
pada tanggal 13 November 2018, TERGUGAT secara lisan menjatuhkan talak I (secara
agama) kepada PENGGUGAT. Sejak saat itu TERGUGAT dan PENGGUGAT sudah
tidak terjalin hubungan lahir maupun batin sebagaimana layakmya suami istri;

13. Bahwa pihak keluarga PENGGUGAT telah beberapa kali mencoba mendamaikan kedua
belah pihak, namun perselisihan tetap terus terjadi. Sedangkan pihak keluarga
TERGUGAT justru menyarankan TERGUGAT untuk meninggalkan rumah keluarga
PENGGUGAT.

14. Bahwa sejak bulan Desember Tahun 2017, TERGUGAT memberitahukan kepada
PENGGUGAT bahwa TERGUGAT akan bekerja di daerah Cirebon yang mana jenis
pekerjaannya dan lokasi pasti di Cirebon tidak disampaikan dengan jelas kepada
PENGGUGAT;

15. Bahwa pada tanggal 9 Januari 2018, TERGUGAT meninggalkan rumah keluarga
PENGGUGAT.

16. Bahwa sejak saat itu, hingga gugatan cerai ini dibuat, PENGGUGAT hanya sekali
pulang ke rumah keluarga PENGGUGAT yaitu pada bulan Juni Tahun 2018 bersama
dengan ibu TERGUGAT untuk mengambil buku nikah yang akan digunakan untuk
keperluan yang tidak disampaikan secara jelas kepada PENGGUGAT;

17. Bahwa walaupun telah dijatuhkan talak I secara agama oleh TERGUGAT,
PENGGUGAT telah berusaha mempertahankan rumah tangganya dengan terus
berkomunikasi dengan TERGUGAT untuk mencari solusi dalam penyelesaian hutang-
hutangnya, namun TERGUGAT tidak dapat dihubungi atau tidak merespon komunikasi
yang dibangun oleh PENGGUGAT;

18. Bahwa apa yang PENGGUGAT harapkan sebagai seorang istri untuk mewujudkan
sebuah kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan warahmah ternyata
sangat jauh dari apa yang seharusnya terjadi. TERGUGAT seakan tidak memiliki
keinginan untuk mewujudkan hal tersebut, dimana TERGUGAT tidak kooperatif dalam
penyelesaian kewajibannya terhadap hutang-hutang yang menjadi tanggungjawaabnya;

19. Bahwa sampai hari ini, TERGUGAT tidak lagi pernah memperdulikan kehidupan rumah
tangganya dengan PENGGUGAT sehingga tidak ada lagi harapan untuk kembali rukun;

3
20. Bahwa mengingat keadaan rumah tangga PENGGUGAT dan TERGUGAT sudah tidak
dapat dibina lagi dengan baik sehingga tujuan perkawinan untuk membentuk suatu
rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah sudah tidak dapat diwujudkan;

21. Bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas, telah dilakukan upaya untuk menyelesaikan
permasalahan rumah tangga baik antara PENGGUGAT dengan TERGUGAT maupun
melibatkan keluarga masing-masing pihak, namun pada akhirnya TERGUGAT tidak bisa
menyelesaikan kewajibannya hingga tuntas, tidak terjalinnya komunikasi antar
PENGGUGAT dan TERGUGAT serta gagalnya PENGGUGAT dalam memberikan
nafkah lahir dan bathin bagi TERGUGAT;

TENTANG DASAR HUKUM GUGATAN.

22. Bahwa gugatan PENGGUGAT telah memenuhi alasan perceraian sebagaimana diatur
dalam Pasal 39 ayat (2) Undang - Undang No. 1 tahun 1974 yang berbunyi:

Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan bahwa antara suami dan istri tidak
akan hidup rukun sebagai suami istri.

23. Bahwa hal ini juga telah sesuai dengan pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah No. 9
tahun 1975 yang berbunyi:

Perceraian dapat terjadi karena alasan atau alasan – alasan:

f. Antara Suami dan Istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan
tidak ada harapan akan rukun lagi dalam rumah tangga;

24. Bahwa karena perkawinan antara PENGGUGAT dan TERGUGAT tidak mungkin
didamaikan lagi maka, PENGGUGAT menganggap Gugatan Cerai ini patut untuk
dikabulkan. Hal ini sesuai dengan Yurisprudensi sebagai salah satu sumber hukum
berupa Putusan MARI Nomor 534 K/Pdt/1996 tanggal 18 Juni 1996, “Bahwa dalam hal
perceraian tidak perlu dilihat dari siapa penyebab percekcokan atau salah satu pihak
telah meninggalkan pihak lain, tetapi yang perlu dilihat adalah perkawinan itu sendiri
apakah perkawinan itu masih dapat dipertahankan lagi atau tidak”;

25. Bahwa PENGGUGAT memohon kepada yang terhormat Majelis Hakim yang memeriksa
perkara a quo agar memberikan hak pengasuhan anak kepada PENGGUGAT
mengingat usia anak (in casu Nakaia Aaliyah El-Kirana) masih berumur 3,5 tahun.
Sesuai dengan ketentuan pada Pasal 105 Kompilasi Hukum Islam yang pada pokoknya
menyatakan:

“Dalam hal terjadi perceraian, pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum
berumur 12 tahun adalah hak ibunya”.

4
Dengan demikian hak asuh atas anak merupakan hak PENGGUGAT selaku ibunya dan
dengan ini PENGGUGAT menyatakan mampu membiayai kebutuhan hidup dan
pendidikan anak.

26. Bahwa PENGGUGAT sanggup membayar seluruh biaya yang timbul akibat perkara ini.

Berdasarkan dalil - dalil yang telah diuraikan diatas, PENGGUGAT mohon agar Ketua
Pengadilan Agama Jakarta Timur untuk memeriksa dan mengadili perkara ini, selanjutnya
menjatuhkan putusan yang amarnya sebagai berikut :

PRIMAIR
1. Mengabulkan gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya;

2. Menceraikan perkawinan PENGGUGAT (Dini Rahmayanti Binti Budiyantono) dengan


TERGUGAT (Akbar Mirza Bin Suyanto);

3. Menetapkan hak asuh anak (Nakaia Aaliyah El-Kirana) berada dibawah pemeliharaan
dan pengasuhan PENGGUGAT;

4. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Jakarta Timur untuk mengirim


salinan resmi putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap kepada Pejabat
Pencatat Nikah yang berwenang sesuai ketentuan hukum;

5. Membebankan biaya perkara menurut hukum;

SUBSIDAIR
Atau, Jika Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et
bono);

Demikian atas terkabulnya gugatan ini, PENGGUGAT menyampaikan terima kasih.


Wassalamu'alaikum wr. wb.

Hormat PENGGUGAT,

Dini Rahmayanti

Anda mungkin juga menyukai