Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERSPEKTIF GLOBAL
DISINTEGRASI BANGSA DAN PERDAMAIAN DUNIA

DOSEN PENGAMPU
Dra. Yulia, M.Pd

DISUSUN OLEH :

Kelompok 7

Muh. Al-Ikhwan Husain (1947141004)

Nur Ainun Azizah Syam (1947141044)

Mutiara Salshaila (1947141042)

Huryatul Jannah (1947142012)

KELAS C19E

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Perspektif Global yang berjudul “Disintegrasi Bangsa dan
Perdamaian Dunia” ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh
dosen ibu Dra. Yulia M.Pd.

Penulis menyadari keterbatasan diri baik pengetahuan maupun


pengalaman dalam menyusun makalah ini. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
dalam memberikan saran, dorongan, serta do’a sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Tentunya makalah ini jauh dari kata sempuna.
Maka dari itu penulis sangat membutuhkan kritik serta saran yang
membangun sehingga dapat membuat makalah yang lebih baikkedepannya.
Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan
bagi pembaca.

Parepare, 27 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
Sampul
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Disintegrasi Bangsa Dan Perdamaian Dunia 4
B. Penyebab Terjadinya Disintegrasi Bangsa 5
C. Usaha-Usaha Penanggulangan Masalah Disintegrasi Bangsa 7
D. Contoh Kasus Ancaman Disintegrasi Bangsa yang Pernah
Terjadi Di Indonesia 8
E. Tugas Indonesia dalam Perdamaian Dunia 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 11
B. Saran 11
Daftar Pustaka 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kesatuan, negara dengan total jumlah
penduduk nomor empat terbanyak di dunia. Penduduk dengan berbagai
macam latar belakang perbedaan suku, agama, ras, budaya, bahasa, etnis,
golongan dan lain sebagainya. Lantas, maka tak heran tentunya jika hal
tersebut merupakan faktor yang berpengaruh terhadap potensi timbulnya
konflik sosial dalam lingkungan masyarakat. Kondisi seperti ini dapat dilihat
dengan meningkatnya konflik yang bernuansa SARA, serta munculya
gerakan-gerakan yang ingin memisahkan diri dari (NKRI) akibat dari
ketidakpuasan terhadap kinerja pemerintah, perbedaan kepentingan dsb.
Apabila kondisi seperti ini tidak segera dituntaskan dan ditangani dengan
baik, maka akhirnya nanti akan berdampak pada perpecahan (disintegrasi
bangsa).
Masalah disintegrasi bangsa memang merupakan masalah yang
sangat mengkhawatirkan kelangsungan hidup bangsa ini. Dimanakah nilai-
nilai Pancasila yang dulu dicita-citakan oleh para tokoh pendiri bangsa?
Sudah lunturkah nilai-nilai Pancasila dari bangsa ini? Untuk itu inilah adalah
pekerjaan rumah bagi kita semua, bukan hanya pemerintah, bukan hanya
TNI dan POLRI tetapi juga kita seluruh warga negara Indonesia.
Kemudian dalam suatu negara tidak dapat berdiri sendiri. Seperti
halnya individu sebagai makhluk sosial. Negara tentunya akan memerlukan
negara atau komponen yang lain. Bahkan ada pula negara yang memiliki
keterkaitan serta ketergantungan dalam aspek ekonomi, sosial, dan politik.
Jika adanya keterkaitan antar negara dengan negara lain tersebut tentunya
ada sebuah hubungan yang baik. Salah satunya merupakan negara kita
sendiri yaitu Negara indonesia dengan negara-negara lain.

1
Dinamakan masyarakat global, ditandai adanya saling
ketergantungan antar bangsa, adanya persaingan yang ketat dalam suatu
kompetisi dan duniacenderung berkembang kearah perebutan pengaruh
antar bangsa, baik lingkup regional, ataupun lingkup global. Namun pada
kenyataanya masih banyak hubungan yang bertentangan antara Negara satu
dengan yang lain. Yang mengakibatkan terjadinya konflik dan terusiknya
perdamaian dunia. Konflik biasanya dipicu dengan adanya masalah dalam
hal sosial, ekonomi, politik, agama maupun kebudayaan. Terjadinya konflik
akibat adanya keserakahan, kurang saling menghargai dan mengerti antara
satu dengan yang lain.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian disintegrasi bangsa dan perdamaian dunia?

2. Apakah penyebab terjadinya disintegrasi bangsa beserta faktor-


faktornya?

3. Bagaimanakah usaha-usaha penanggulangan masalah disintegrasi


bangsa?

4. Apa sajakah contoh kasus ancaman disintegrasi bangsa yang pernah


terjadi di indonesia?

5. Apa sajakah tugas Indonesia dalam perdamaian dunia?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian disintegrasi bangsa dan perdamaian


dunia.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya disintegrasi
bangsa.

3. Untuk mengetahui usaha-usaha penanggulangan masalah


disintegrasi bangsa.

2
4. Untuk mengetahui contoh kasus ancaman disintegrasi bangsa yang
pernah terjadi di indonesia.
5. Untuk mengetahui tugas Indonesia dalam perdamaian dunia.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Disintegrasi Bangsa dan Perdamaian Dunia

1. Pengertian Disintegrasi Bangsa


Disintegrasi bangsa yaitu perpecahan atau hilangnya persatuan suatu
bangsa yang mengakibatkan perpecahan. Secara umum penyebab
disintegrasi bangsa adalah karena rasa tidak puas dan rasa ketidakadilan
oleh masyarakat terhadap pemerintah yang mengakibatkan pemborantakan
atau separatisme. Walaupun begitu, banyak faktor lain yang menyebabkan
disintegrasi suatu bangsa seperti timbulnya perpecahan antar suku dan
agama, konflik berkepanjangan, ketidakpercayaan, perang saudara, dan
lain-lain. Konflik berdimensi etnisitasi yan ditandai dengan melemahnya
semangat integrasi, dan ditandai dengan menguatnya solidaritas dan
loyalitas primordial berdimensi politik, tak jarang dapat menggiring suatu
bangsa yang majemuk kedalam sikap bermusuhan dikalangan mereka.
Akhirnya kesemuanya itu bermuara kepada desintegrasi (kehancuran,
perpecahan, artinya tidak berfungsinya masing-masing bagian dalam suatu
sistem sosial, tidak mempunyai hubungan timbal balik yang pas, sehingga
karena itu tidak membentuk keseluruhan).
Kalau dijabarkan dalam pengertian sehari-hari maka desintegrasi
bangsa itu adalah tidak terpadu dalam keragamannya artinya terakumulasi
kesenjangan-kesenjangan yang dirasakan dan diamati dalam kehidupannya
sehingga membuat warga masyarakat terkotak-kotak. Hal ini menjadi
sumber masalah bagi bangsa dan negara yang pada akhirnya dengan
tuntutan pembagian wilayah sehingga memungkinkan munculnya nation
baru yang lebih homogen.

4
2. Pengertian Perdamaian Dunia

Kata damai atau peace secara etimologis ditemukan sekitar abad 12


dan berasal dari kata bahasa inggris pada abad pertengahan yaitu pees, yang
diambil dari bahasa anglo-perancis pees dimana kata pees sendiri diambil
dari bahasa latin yaitu pax yang berarti persetujuan,diam/damai dan
keselarasan, berdasarkan konteks ini maka lawan dari kata damai secara
etimologis adalah kata konflik, kata yang berasal dari abad ke 15 diambil
dari bahasa inggris pertengahan dan latin yaitu conflictus yang bermakna
membentur, menolak, tidak selaras (Merriam-Webster's Collegiate,
Dictionary,2011).

Pengertian perdamaian secara terminologis (istilah) adalah tidak


adanya peperangan atau konflik kekerasan. Dalam studi perdamaian,
perdamaian dipahami dalam dua pengertian. Pertama, perdamaian adalah
kondisi tidak adanya atau berkurangnya segala jenis kekerasan. Kedua,
perdamaian adalah transformasi konflik kreatif non-kekerasan. Dari dua
definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perdamaian adalah apa yang kita
miliki ketika transformasi konflik yang kreatif berlangsung secara tanpa
kekerasan. Perdamaian selain merupakan sebuah keadaan, juga merupakan
suatu proses kreatif tanpa kekerasan yang dialami dalam transformasi (fase
perkembangan) suatu konflik. Jadi perdamaian dunia merupakan tiadanya
kekerasan, kesenjangan, terjadinya konflik antar negara di seluruh dunia.

B. Penyebab Terjadinya Disintegrasi Bangsa

Sasaran Dalam realita berbagai interaksi sosial dikalangan suku-suku


bangsa, mereka tidak berada pada suatu posisi yang sama. Ada suku-suku
bangsa tertentu yang menduduki posisi sebagai kelompok dominan dan
memiliki hak-hak istimewa, dan sebaliknya ada juga suku-suku bangsa yang
ada pada kelompok subordinat. Untuk lebih memahami permasalahan
disintegrasi pada masyarakat maka secara umum dapat disebutkan sebagai
berikut. Adapun kemungkinan penyebabnya secara garis besar adalah :

5
a) Sebab dari dalam diri sendiri, yaitu yang menyangkut kemampuan
internal atau kualitas pribadi manusia. Hal ini kadang terjadi dari sistem
pemahaman dan interprestasi yang kurang tepat terhadap sistem nilai
budaya, sehingga menjadi rujukan perilaku yang fatalistik, tidka saling
menghargai martabat masingmasing, tidak saling mengetahui dan
menghargai identitas individu, penggunaan bahasa yang tidak
proporsional, menonjolkan/ mengagung-agungkan filosofi suku
bangsanya ditenga-tengah perkauman lainnya, lemah wataknya bangsa
Indonesia: dikuasai oleh indoktrinasi dan pemujaan terhadap materi.
b) Sebab Kultural, Yakni yakni yang menyangkut pandangan nilai dan
sikap mental serta perilaku masyarakat. Hal ini tumbuh dari sistem nilai
budaya yang menghargai cara-cara kehidupan yang menghindari
kesenanagan dan keharmonisan hidup duniawi. Orang atau kelompok
yang demikian itu menghindar dari tekanan hidup duniawi dengan
memilih melakukan kegiatankegiatan yang selalu meresahkan
masyarakat dan akhirnya membawa dampak pada kesengsaraan orang
banayk. Nilai budaya yang dianutnya semakin melonggar baik sebagai
akibat perubahan sosial yang melanda hampir semua aspek kehidupan
maupun kurang fungsionalnya tokoh-tokoh agama dalam
mengekspresikan nilai-nilai adat dan agama dalam kehidupan sehari-
hari. Tidak saling mengenal dan saling menghargai kebudayaan
kelompok etnis masingmasing, tidak diterimanya nilai-nilai yang
berlaku dalam masyarakat setempat, penggunaan bahasa daerah yang
tidak proporsional, dan ynag tidak kalah parahnya adalah sikap
ekspolifis dikalangan suku-suku bangsa tertentu yang pada akhirnya
menimbulkan kecemburuan bagi perkauman yang lain.
c) Sebab Struktural, artinya ada struktur kekuasaan yang memberikan
runag/peluang bagi lahirnya desintegrasi bangsa seperti rendahnya
legitimasi pemerintahan, kekacauan ekonomi, tingginya represi,
banyaknya pelanggaran HAM dan ketidakadilan pemerintah pusat
dalam memperlakukan daerah terutama persoalan keuangan pemerintah

6
yang tidak memperhatikan daerah, porsi pembangunan yang kecil,
penempatan aparat dan tidak memperhitungkan elit-elit local,
penyalahgunaan kekuasaan dan hukum, pertarungan misi antar segenap
unsur kekuasaan, penataan ruang kota tanpa memberdayakan warga
masyarakat lokal yang tergusur, pembangunan prasarana umum (pasar)
yang cenderung tidak memperhatikan kemampuan warga lokal, serta
pembangunan berbagai fasilitas umum yang menimbulkan dampak
rusaknya kebudayaan lokal.

C. Usaha-Usaha Penanggulangan Masalah Disintegrasi Bangsa

Terdapat Dalam rangka merumuskan kebijakan tersebut, tentunya harus


ada upaya dan strategi yang harus dibangun dalam rangka menanggulangi
serta mencegah ancaman disintegrasi bangsa dan sangat penting untuk
mengetahui karakteristik apa penyebab terjadinya ancaman disintegrasi
bangsa yang telah melanda saat ini. Dengan demikian maka sangatlah perlu
untuk dapatnya dianalisa melalui beberapa faktor yang penting yang di
antaranya adalah sebagai berikut:

a) Pembangunan moral generasi bangsa melalui penanaman rasa


nasionalisme yang tinggi;

b) Harus mampu mengelola keanekaragaman masyarakat Indonesia;

c) Mencegah timbulnya segala macam konflik;

d) Stabilitas keamanan yang mantab dan dinamis;

e) Penegakkan hukum yang berlaku; 6) Analisis terhadap pengaruh


otonomi daerah.

Pada dasarnya disintegrasi bangsa dapat ditanggulangi serta dapat


dicegah sedini mungkin. Permasalahan konflik yang terjadi saat ini sangat
beraneka ragam yang di antaranya konflik antar partai, daerah, suku, agama
dan lain sebagainya ditengarai sebagai akibat dari ketidakpuasan atas semua

7
kebijakan pemerintah pusat, di mana segala sumber serta tatanan hukum di
negara ini terpusat. Timbulnya segala macam bentuk permasalahan baik
masalah yang berkaitan dengan politik, agama, sosial, ekonomi maupun
kemanusiaan pada dasarnya mempunyai kesamaan persepsi yaitu dimulai
dari ketidakadilan yang diterima oleh masyarakat. Dalam kencenderungan
seperti ini, maka perlu sekali ditingkatkan kewaspadaan serta kesiap-siagaan
nasional dalam menghadapi ancaman disitegrasi bangsa. Oleh sebab itu
untuk mencegah ancaman disintegrasi bangsa ini harus diciptakan keadaan
stabilitas keamanan yang mantap dan dinamis dalam rangka untuk
mendukung integrasi bengsa serta menegakkan peraturan yang berlaku.

D. Kasus Ancaman Disintegrasi Bangsa yang Pernah Terjadi Di


Indonesia

Ada Walaupun sudah menjadi negara yang dinyatakan merdeka,


Indonesia mengalami banyak sekali pemberontakan dari bangsa dan
rakyatnya sendiri. Sebagai negara yang masih muda, pada saat itu Indonesia
tidak luput dari berbagai masalah, termasuk pemberontakan. Hal yang
menjadi pemicunya adalah perbedaan ideologi, perbedaan kepentingan dan
perbedaan pendapat sehingga terlahir berbagai gerakan yang dapat
mengancam keutuhan bangsa. Adapun contoh kasus ancaman disintegrasi
bangsa yang pernah terjadi di Indonesia, ialah:
1. Peristiwa PKI/Madiun
2. Pemberontakan DI/TII
• Pemberontakan DI / TII di Jawa Barat
• Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah
• Pemberontakan DI/TII di Aceh
• Pemberontakan DI / TII di Sulawesi Selatan
• Pemberontakan DI /TII di Kalimantan Selatan
3. Pemberontakan APRA
4. Pemberontakan ANDI AZIS

8
5. Pemberontakan RMS
6. Pemberontakan PERMESTA
7. Pemberontakan G 30 S/PKI

E. Tugas Indonesia dalam Perdamaian Dunia


Peran serta Indonesia dalam operasi pemeliharaan perdamaian (OPP)
merupakan amanat UUD 1945 kepada pemerintah dan rakyat Indonesia
untuk ikut aktif mewujudkan perdamaian dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Keterlibatan Indonesia
dalam membangun stabilitas dan perdamaian dunia diwujudkan melalui
pengiriman pasukan perdamaian di bawah bendera PBB ke sejumlah negara
di berbagai kawasan yang dilanda konflik. Sejak keikutsertaan Indonesia
pertama kali dalam kontingen PBB, yakni di dalam tugas perdamaian di
Mesir tahun 1957 (UNEF 1957), Indonesia terus mengambil bagian dalam
memperkuat kontingen PBB untuk tugas-tugas pengawasan perdamaian,
gencatan senjata, perlindungan keamanan dan keselamatan, serta bantuan
kemanusiaan. Berbagai operasi yang dilaksanakan oleh kontingen Indonesia
di antaranya melaksanakan operasi untuk memelihara perdamaian, operasi
pencegahan konflik, menciptakan perdamaian, memperkuat perdamaian,
membangun perdamaian, evakuasi, dan operasi kemanusiaan atau operasi
penanggulangan dampak bencana alam. Sampai dengan saat ini Indonesia
telah mengirimkan 43 Kontingen Garuda dengan total kekuatan mencapai
18.381 personel, ke lebih dari 20 negara yang tersebar di tiga benua, yakni
Asia, Afrika, dan Eropa.
Seperti halnya Kontingen Garuda, Indonesia juga hingga kini telah
mengirimkan sebanyak 47 tim pengamat militer dengan total kekuatan 957
perwira ke berbagai negara. Dari penugasan tersebut, Indonesia mencatat
berbagai prestasi yang membanggakan dan mengharumkan nama bangsa
Indonesia, sekaligus menumbuhkan kepercayaan masyarakat internasional
serta meningkatkan citra Indonesia di mata internasional. Partisipasi
Indonesia dalam OPP telah mengangkat posisi Indonesia dalam lingkup

9
hubungan antarbangsa, terutama dalam pelaksanaan politik luar negeri
Indonesia yang bebas aktif. Kepercayaan masyarakat internasional terhadap
Indonesia serta pengalaman tugas selama terlibat dalam tugas perdamaian
dunia menuntut untuk terus membenahi kemampuan dan mempersiapkan
secara prima pasukan TNI yang akan dilibatkan dalam tugas perdamaian
dunia.
Selain itu, dapat diketahui Dewan Keamanan PBB adalah badan
utama PBB yang memiliki kewenangan paling besar, salah satunya adalah
dapat membuat keputusan yang berkekuatan hukum mengikat, dapat
menjatuhkan sanksi bagi negara yang melakukan pelanggaran hukum
internasional, dan juga dapat memutuskan adanya penggunaan kekuatan
militer. Pada saat terjadi pertikaian bersenjata internasional yang
mengancam perdamaian dan keamanan dunia, Dewan Keamanan PBB dapat
mengeluarkan rekomendasi untuk melakukan gencatan senjata serta
mengirimkan pasukan penjaga perdamaian untuk melakukan operasi militer.
Selain itu Dewan Keamanan juga akan memberikan jaminan perlindungan
bagi warga sipil yang menjadi korban konflik bersenjata.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa disintegrasi
bangsa adalah sebuah keadaan dimana tidak bersatu padu dan
menghilangnya keutuhan atau persatuan suatu bangsa yang akan
menyebabkan perpecahan. Ketika hal ini terjadi, bukan tidak mungkin akan
terjadi pelepasan wilayah dari suatu negara. Kondisi negara dalam era global
dipengaruhi seluruh serta perkembangan kehidupan internasional. Hal ini
karena globalisasi dan perkembangan diluar negara turut mempengaruhi
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Globalisasi adalah proses sosial
yang muncul sebagai akibat dari kemajuan dan inovasi teknologi serta
perkembangan informasi dan komunikasi. Perdamaian dunia merupakan
tiadanya kekerasan, kesenjangan, terjadinya konflik antar negara di seluruh
dunia. Upaya untuk mewujudkan perdamaian dunia dilakukan dalam
pendekatan budaya, pendekatan sosial dan ekonomi, pendekatan politik dan
pendekatan kebudayaan.

B. Saran
Mengingat Kita harus menyadari betapa susahnya para tokoh pendiri
bangsa di masa lalu untuk mencapai dan mendapatkan sebuah
kemerdekan, bahkan mereka sampai mengorbankan seluruh jiwa dan dan
raganya hanya demi bangsa ini, sementara kita sekarang tinggal menikmati
jerih payah mereka dimasa lalu. Oleh karena itu, sebagai warga negara kita
diamanahkan dan dituntut untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan
NKRI, meskipun berbagai ancaman dan gangguan datang menghampiri.
Bung Karno sendiri juga pernah menyampaikan dalam isi pidatonya
“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu
lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri”.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hasan, Dahlan Hi. 2013. Desintegrasi. Jurnal Academica Fisip Untad. vol 05
(02): 1104-1108.

Helmiati, Syafrida, Susiba, dan Devi Fitraini. 2016. Pergulatan Minoritas


Muslim Thailand Menelisik Peran Akademisi, Tokoh Agama & LSM dalam
Upaya Mencari Solusi Konnik Berkepanjangan. Riau: Lembaga Penelitian
Dan Pengabdian Masyarakat Uin Sultan Syarif Kasim Riau.

Pertahanan, Menteri. 2008. Buku Putih Pertahanan Indonesia. Jakarta:


Departemen Pertahanan Republik Indonesia.

Pianto, Heru Arif. 2018. Usaha Mengatasi Ancaman Disintegrasi Bangsa dalam
Rangka Memupuk Persatuan dan Kesatuan Bangsa Pasca Kemerdekaan.
Jurnal Pendidikan, Sejarah, dan Ilmu-ilmu Sosial MUKADIMAH. vol 1(2):
179–187.

Puspita, Natalia Yeti. 2020. Kapasitas Hukum Indonesia Sebagai Anggota Tidak
Tetap Dewan Keamanan Pbb Dalam Penanganan Masalah Perubahan Iklim
Global. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha. Vol. 8 (2): 78.

12

Anda mungkin juga menyukai