Anda di halaman 1dari 43

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPSDENGAN

MENGGUNAKAN MODEL SNOWBALL THROWING


(Penelitian Tindakan Kelas Materi Jenis Pekerjaan Pada Siswa Kelas IV di
SDN MargamulyaKecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya)

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Rangka Penulisan Skripsi


Pada Program Studi Pendidika Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Oleh
SITI PARIDA FAOZIAH
1701020078

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PERJUANGAN
TASIKMALAYA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN

MODEL SNOWBALL THROWING

(Penelitian Tindakan Kelas Materi Jenis PekerjaanPada Siswa Kelas IV di


SDN MargamulyaKecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya)

Oleh
SITI PARIDA FAOZIAH
1701020078

Disahkan oleh:
Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Prof. Dr. H. Yus Darusman, Drs., M.Si. Hatma Heris Mahendra, M.Pd.
NIP 195205041984031001 NIDN 0417059101
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan

rahmat, berkah, hidayah, dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyusun

proposal penelitian yang berjudul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SNOWBALL THROWING(Penelitian

Tindakan Kelas Materi Jenis Pekerjaan Pada Siswa Kelas IV di SDN

MargamulyaKecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya”. Shalawat dan

salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta

keluarga, sahabat, dan para umatnya yang setia hingga akhir zaman. Aamiin.

Proposal penelitian ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam

menempuh seminar proposal penelitian di Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Perjuangan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Yus Darusman, Drs., M.Si., selaku rektor dan pembimbing utama

yang dengan penuh kesabaran dan tanggung jawab memberikan bimbingan

dan arahan kepada penulis selama penyusunan proposal penelitian ini.

2. Bapak dan Umi yang selalu mendukung moril maupun materil.

3. Hatma Heris Mahendra, M.Pd. selaku pembimbing pendamping yang telah

memberikan bimbingan dan arahan serta motivasi kepada penulis selama

penyusunan proposal penelitian ini.

4. Bapak/Ibu dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Perjuangan Tasikmalaya yang telah

memberikan bantuan dan dorongan dalam penyusunan proposal penelitian.


iv

5. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan proposal penelitian

ini semoga Allah SWT. membalas dengan kebaikan, Aamiin.

Dalam penyusunan proposal penelitian ini penulis menyadari sepenuhnya

banyak sekali kekurangan, karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun

sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Penulis

berharap mudah-mudahan proposal penelitian ini dapat bermanfaat, khususnya

bagi penulis dan umumnya bagi semua orang yang membacanya.

Tasikmalaya, Agustus 2021

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR.................................................................................... iii

DAFTAR ISI................................................................................................... v

DAFTAR TABEL........................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah................................................................... 4

1.3 Rumusan Masalah...................................................................... 5

1.4 Tujuan Penelitian........................................................................ 5

1.5 Kegunaan Penelitian.................................................................. 5

1.6 Lokasi dan Jadwal Penelitian..................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Pustaka......................................................................... 9

2.1.1 Hasil Belajar ...................................................................... 9

2.1.2 Model Pembelajaran......................................................... 12

2.1.3 Pembelajaran IPS............................................................... 19

2.1.3.1 Hakikat IPS............................................................ 19

2.1.3.2 Jenis Pekerjaan....................................................... 20

2.2 Kerangka Pemikiran.................................................................... 22

2.3 Hipotesis...................................................................................... 23
vi

BAB III OBJEK DAN MODEL PENELITIAAN

3.1 Objek Penelitian.......................................................................... 24

3.2 Model (Desain) Penelitian.......................................................... 24

3.2.1 Model Penelitian yang Digunakan.................................... 24

3.2.2 Operasionalisasi Variabel.................................................. 26

3.2.3 Populasi dan Sampel.......................................................... 26

3.2.3.1 Populasi Sasaran..................................................... 26

3.2.3.2 Sampling................................................................ 26

3.2.4 Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data........................ 27

3.2.4.1 Jenis Data............................................................... 27

3.2.4.2 Teknik Pengumpulan Data..................................... 27

3.2.4.2.1 Teknik Observasi................................... 28

3.2.4.2.2 Teknik Tes............................................. 28

3.2.4.2.3 Teknik Dokumentasi.............................. 28

3.2.5 Rancangan Analisis Data................................................... 29

3.2.5.1 Kisi-Kisi Penelitian................................................ 33

3.2.5.2 Indikator Ketuntasan Penelitian............................. 34

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 35
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian........................................................................... 7

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Tes Siswa Kelas IV................................................ 33


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................. 23

Gambar. 3.2 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ............................................. 25


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha atau kegiatan yang sangat dibutuhkan

sepanjang zaman. Karena setiap orang memerlukan pendidikan. Apalagi di era

globalisasi yang berkembang semakin pesat, maka pendidikan harus bisa

mengimbangi zaman agar dapat menempatkan teknologi modern dalam upaya

mengembangkan pendidikan. Menurut UNESCO pendidikan adalah usaha

sadar yang dilakukan manusia dewasa untuk mengembangkan kemampuan

anak melalui bimbingan, mendidik dan latihan untuk peranannya di masa

depan. Dalam pendidikan terdapat jantung pembangunan pribadi dan

masyarakat (Syarifudin, 2015: 50).

Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi yang ada disekitar

individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada

tujuan dan proses berbuat melalui pengalaman.Apabila proses pembelajaran

berjalan baik dengan interaktif antara siswa dan guru. Maka pemahaman siswa

terhadap pembelajaran akan meningkat sehingga tujuan pembelajaran akan

tercapai. Tercapainya tujuan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar

siswa. Salah satunya dalam pembelajaran IPS.

Pembelajaran IPS mengandung nilai-nilai karakter. Nilai karakter

yang dapat dikembangkan dalam hal ini menyangkut berpikir kritis dengan

penuh kearifan. Salah satu tujuan mata pelajaran IPS adalah mengenal konsep-

konsep yang berkaitan dengan masyarakat dan lingkungan. Memiliki


2

kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama dan berkompetensi dalam

masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global.

Berdasarkan Pengamatan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah

SD pada pembelajaran IPS, sering terjadi proses pembelajaran di kelas yang

kurang kondusif, banyak peserta didik yang konsentrasinya mulai menurun,

ada yang mengantuk, atau bahkan peserta didik yang duduk di kursi paling

belakang berbicara dengan temannya dan ketika peneliti melakukan

pengamatan peneliti melihat hasil belajar yang kurang, dari 26 siswa yang

memperoleh nilai sama dengan atau lebih dari atau lebih dari KKM sebanyak

6 siswa dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah

yaitu 75. Sedangkan 77% siswa masih kurang atau dibawah KKM dengan

rata-rata nilai 60. Hal seperti ini biasanya diakibatkan karena siswa merasa

bosan dengan proses pembelajaran, kurangnya penggunaan Model

pembelajaran yang bervariatif dan pembelajaran yang berpusat di guru.

Sehingga peserta didik kuranng merespon pada materi yg di sampaikan guru

sehingga penerimaan mata pelajaran rendah dikarenakan siswa mengalami

kejenuhan saat pembelajaran berlangsung.

Sehingga dari permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk

menggunakan model snowball throwing karena siswa lebih memahami dan

mengerti secara mendalam tentang materi pelajaran yang dipelajari. Hal ini

disebabkan karena siswa mendapat penjelasan dari teman sebaya yang secara

khusus disiapkan oleh guru serta mengerahkan penglihatan, pendengaran,

menulis, dan berbicara mengenai materi yang didiskusikan dengan kelompok.


3

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Junisa dalam jurnal yang

berjudul "Pengaruh model snowball throwing terhadap hasil belajar IPS di

SD" menyebutkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada penggunaan

model snowball throwing terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 68 Pontianak Barat. Hal tersebut terbukti

dengan perhitungan pengujian hipotesis (uji-t) menggunakan t-test polled

varians diperoleh thitung data post-test sebesar 7,40582 dengan ttabel untuk

taraf signifikasi α = 5% dan dk = 61 sebesar 1,99967. Kemudian besarnya

pengaruh effect size (ES) adalah 1,33 dengan kriteria effect size yang tergolong

tinggi.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut untuk itu guru harus bisa

memilih Model pembelajaran yang tepat agar siswa lebih mudah mengerti

dan paham terhadap pembelajaran. Agar lebih memacu semangat siswa dan

siswa lebih tertarik pada saat pembelajaran berlangsung. Guru harus pandai

membawa situasi siswanya kepada tujuan yang hendak dicapai. Maka perlu

diterapkan Model pembelajaran Snowball Throwing. Model pembelajaran

Snowball Throwing merupakan model pembelajaran dengan menggunakan

bola pertanyaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola kemudian

dilemparkan secara bergiliran diantara sesama anggota kelompok. Pada

prinsipnya Model ini memadukan komunikatif, integratif, dan keterampilan

proses. Dengan penerapan Model Snowball Throwing ini akan membentuk

suasana kelas yang dinamis, karena kegiatan siswa tidak hanya berpikir,

menulis, bertanya atau berbicara. Akan tetapi memberikan pengalaman kepada


4

siswa unuk mengembangkan keterampilan menyimpulkan isi berita atau

informasi yang mereka peroleh dalam konteks nyata dan situasi yang

kompleks.

Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti tertarik dengan permasalahan

yang timbul di SD tersebut. Oleh karena itu, penulis membuat sebuah

kesimpulan berdasarkan latar belakang diatas dengan penerapan Snowball

Throwing diharapkan penggunaan Model tersebut mampu membuat suasana

pembelajaran dalam kelas menjadi aktif, efektif dan efisien serta munculnya

sebuah kreativitas pada pembelajaran yang menarik dan tertantang. Oleh

karena itu, peneliti mengkaji permasalahan melalui penelitian tindakan kelas

yang berjudul. “PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL SNOWBALL THROWING (Materi Jenis-

Jenis Pekerjaan Pada Siswa Kelas IV di SDN Margamulya Kecamatan

Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya)”, dan di harapkan dengan Model

snowball throwing siswa dapat memperoleh hasil belajar yang baik.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang dapat

di identifikasi sebagai berikut.

1. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS) kelas IV.

2. Siswa mengalami kejenuhan dan mudah bosan pembelajaran IPS

berlangsung.

3. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang bervariatif.


5

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model

snowball throwing pada pembelajaran IPS?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model

snowball throwing pada pembelajaran IPS?

3. Bagaimana peningkatan model pembelajaran snowball throwing dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS di kelas IV

SDN Margamulya?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah di atas perlu diadakan usaha perbaikan

pembelajaran yang mendasar dengan tujuan antara lain:

1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran dengan menggunakan Model

snowball throwing pada pembelajaran IPS.

2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model

snowball throwing pada pembelajaran IPS.

3. Mendeskripsikan peningkatan model pembelajaran snowball throwing

dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS di kelas

IV SDN Margamulya.
6

1.5 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat

secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk dapat

mengembangkan teori pembelajaran khususnya pada pelajaran IPS,

sehingga dapat memperbaiki mutu pendidikan di indonesia. Selain itu,

dapat menambah wawasan kepada guru bahwa dengan menerapkan Model

pembelajaran snowball throwing dapat menumbuhkan semangat belajar

siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar yang sesuai dan tepat untuk

siswa.

2. Manfaat Praktis

Secara peraktis, penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi guru,

siswa dan sekolah.

a. Bagi Sekolah

Dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan kualitas dalam

pembelajaran di akhir jam pelajaran khususnya kelas tinggi di sekolah

dasar dan sebagai pertimbangan dalam memotivasi guru untuk

melaksanakan proses pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.

b. Bagi Guru

Memberikan pengalaman bagi guru dalam kegiatan proses

pembelajaran di pelajaran IPS melalui penerapan Model pembelajaran

snowball throwing mampu mengembangkan dan melakukan inovasi


7

pada pembelajaran khususnya di pelajaran IPS, adanya sebuah

kreativitas dalam pelaksanaan pembelajaran.

c. Bagi Siswa

Mampumeningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang

telah diajarka, pemahaman dalam materi pembelajaran, keaktifan siswa

dalam proses pembelajaran, kreatifitas siswa dalam proses pembelajaran

serta daya ingat siswa terhadap materi yang telah diajarkan.

d. Bagi Peneliti

Sebagai pengembangan pengetahuan tentang penelitian dalam

pembelajaran IPS.

1.6 Lokasi dan Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tempat dan waktu sebagai berikut.

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN Margamulya Kecamatan

Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat.

2. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama, mulai bulan februari.

Tabel 1.1

Jadwal Penelitian

Sept
Agu Okt
Uraian Kegiatan Apr. Mei Juni Juli emb
stus ober
er
A. Persiapan
- Pengajuan judul
- Konsultasi judul
8

- Penyusunan proposal
- Penyerahan proposal
B. Pelaksanaan
- Perencanaan
Instrumen
- Revisi Instrumen
- Observasi dan
Pengumpulan Data
C. Laporan
- Penulisan draf bab 1
- Penulisan draf bab 2
- Penulisan draf bab 3
- Penulisan draf bab 4
- Penulisan draf bab 5
- Penyelesaian skripsi
D. Paska Kegiatan
Penelitian
- Penyusunan draf
skripsi
- Editing draf skripsi
- Evaluasi
E. Penyerahan Skripsi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Hasil Belajar

Hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah

laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk

pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat

diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang

lebih baik dari sebelumnya dan yang tidak tahu menjadi tahu

(Hamalik, dalam Turohmah 2017:30).

Hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil maksimum yang

telah dicapai oleh siswa setelah mengalami proses belajar mengajar

dalam mempelajari materi pelajaran tertentu. Hasil belajar tidak

mutlak berupa nilai saja, akan tetapi dapat berupa perubahan atau

peningkatan sikap, kebiasaan, pengetahuan, keuletan, ketabahan,

penalaran, kedisiplinan, keterampilan dan lain sebagainya yang

menuju pada perubahan positif.

Hasil belajar menunjukkan kemampuan siswa yang

sebenarnya yang telah mengalami proses pengalihan ilmu

pengetahuan dari seseorang yang dapat dikatakan dewasa atau

memiliki pengetahuan kurang. Jadi dengan adanya hasil belajar,

orang dapat mengetahui seberapa jauh siswa dapat menangkap,

9
10

memahami, memiliki materipelajaran tertentu. Atas dasar itu

pendidik dapat menentukan strategi belajar mengajar yang lebih

baik (Purwanto, dalam Turrohmah 2017:42).

Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi

segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman

dan proses belajar siswa. Kunci pokok untuk memperoleh ukuran

dan data hasil belajar siswa adalah mengetahui garis besar indicator

dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau

diukur. Indikator hasil belajar menurut Benjamin S.Bloom dengan

Taxonomy of Education Objectives membagi tujuan pendidikan

menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, psikomotorik

(Magdalena, 2020).

1. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari

enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut

kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk

kognitif tingkat tinggi.

2. Ranah Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil

belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku

seperti perhatiannya terhadap pelajaran, displin, motivasi belajar,


11

menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan

hubungan sosial.

3. Ranah Psikomotoris

Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk

keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Gerakan-

gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada

keterampilan yang kompleks. Menurut Julianto (2017: 45) Pada

dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi

menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru

membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatifyang terdiri

dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggung jawab

terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan

guru dengan sebaikbaiknya. Siswa dari masing-masing kelompo

yang bertanggung jawab terhadap subtopik yang sama membentuk

kelompok lagi yang terdiri atas dua atau tiga orang. Dalam

pembelajaran ini, guru memerhatikan skemata atau latar belakang

pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini

agar agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna.

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua

faktor, yaitu factor intern yang berasal dari siswa tersebut, dan

factor ekstern yang berasal dari luar diri siswa tersebut.Faktor dari

diri siswa terutama adalah kemampuan yang dimilikinya. Faktor

kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar


12

yang dicapai siswa. Seperti yang telah dikemukakan oleh Clark,

bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh

kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Selain

faktor kemampuan siswa, juga ada faktor lain seperti motivasi

belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, serta

masih banyak faktor lainnya. Adanya pengaruh dari dalam diri

siswa, merupakan hal yang logis dan wajar, sebab hakikat

perbuatan belajar adalah perubahan tingkahlaku yang diniati dan

disadarinya. Siswa harus merasakan adanya kebutuhan untuk

belajar dan berprestasi (Melati, 2017:39-40).

Meskipun demikian, hasil yang dicapai masih juga

bergantung dari lingkungan. Artinya, ada faktor-faktor yang berada

diluar dirinya yang dapat menentukan atau mempengaruhi hasil

belajar yang dicapai. Salah satu lingkungan belajar yang paling

dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah adalah kualitas

pengajaran. Kualitas pengajaran adalah tinggi rendahnya atau

efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan

pengajaran.

2.1.2 Model Pembelajaran

Model adalah cara yang digunakan untuk mencapai suatu

tujuan. Sedangkan pembelajaran adalah suatu proses untuk menuju

yang lebih baik.


13

Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai

pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas (Supriyono,

dalam Husna, 2019:1).Sedangkan menurut Husnaeni (dalam

Husna, 2019) Model pembelajaran adalah model pembelajaran

yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas

oleh guru di kelas.

Langkah dan cara yang digunakan guru dan disajikan khas

oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam memilih

Model pembelajaran ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

(Suryobroto, dalam Anwar, 2019) adalah:

1. Tujuan yang akan dicapai

2. Bahan yang akan diberikan

3. Waktu dan perlengkapan yang tersedia

4. Kemampuan dan banyaknya murid

5. Kemampuan guru mengajar Sesuai dengan pendapat di atas,

Model pembelajaran yang digunakan harus disesuaikan

dengan tujuan yang akan dicapai, bahan yang digunakan, waktu

dan perlengkapan yang tersedia, kemampuan dan banyaknya

murid, dan kemampuan guru mengajar, sehingga bisa

disesuaikan dalam pemilihan Model pembelajaran yang sesuai

dengan keseluruhannya dan tidak menyulitkan siswa dan

gurunya, sehingga bisa tercapai tujuan yang diinginkan.


14

A. Model Pembelajaran Snowball Throwing

Secara harfiah, kata Model berasal dari bahasa Yunani

yang terdiri dari kata “mefha” yang berarti melalui, “hodos” yang

berarti jalan atau cara. Dalam memahami Model Snowball

Throwing atau bola salju lebih jauh lagi, penulis akan menyebutkan

beberapa pengertian Model Snowball Throwing menurut para ahli.

Jhon. M.Echol dan Hasan Shadily menyebutkan bahwa, kata

“snow” berarti salju, “ball” berarti bola sedangkan “throw” berarti

melempar. Jadi snowball throwing yaitu melempar bola salju

(Sadhily, dalam Nashuri, 2017: 97).

Model snowball throwing merupakan salah satu

modifikasi teknik bertanya yang menitik beratkan pada

kemampuan membuat pertanyaan yang dikemas dalam permainan

menarik yaitu saling melempar bola salju yang berisikan

pertanyaan (Widodo, dalam Kamilah2020:37).

Model snowball throwing adalah cara belajar melalui

permainan yaitu saling lemparbola kertas yang berisi pertanyaan,

mengajak siswa untuk selalu siap dan tanggap menerima pesan dari

orang lain serta lebih responsif dalam menghadapi segala tantangan

khususnya dalam pembelajaran (Januardana,dalam Reski 2021).

Diantara permaianan Model snowball throwing secara

kooperati dan aktif sangat berbeda pelaksanaannya, apanila dilihat

dari pengertian secara pembelajaran kooperatif memiliki pengertian


15

yaitu salah satu modifikasi dari teknik bertanya yang

menitikberatkan pada kemampuan merumuskan pertanyaan yang

dikemas dalam sebuah permainan yang menarik yaitu saling

melempar bola salju yang berisi pertanyaan.

Dilihat dari model pembelajaran yang digunakan, Model

ini akan membuat kelompok menjadi dinamis, karena kegiatan

siswa tidak hanya berfikir, menulis atau berbicara. Akan tetapi

mereka juga melakukan aktifitas fisik yaitu menggulung dan

melempar kertas yang dibentuk bola salju kepada temannya.

Dengan demikian setiap anggota kelompok akan

mempersiapkan diri karena pada gilirannya mereka harus

menjawab pertanyaan dari temannya yang terdapat di dalam bola

kertas. Dari uraian diatas bahwa Model snowball throwing adalah

pembelajaran yang mengedepankan partisipasi aktif peserta didik

secara berkelompok guna mencapai tujuan bersama, dilakukan

menggunakan bahan kertas berisi pertanyaan yang dibentuk seperti

bola kemudian dilemparkan secara bergiliran ke peserta didik yang

lain untuk dijawab. Model ini dapat melatih kesiapan siswa,

membantu memahami konsep materi sulit, menciptakan suasana

yang menyenangkan, membangkitkan motivasi belajar,

menumbuhkan kerjasama, berpikir kritis dan menciptakan proses

pembelajaran aktif.
16

B. Langkah-langka Model Snowball Throwing

Langkah-langkah Model Snowball Throwring adalah

sebagai berikut. (Herawati,2013)

1. Guru menyampaikan materi pembelajaran yang akan

disampaikan.

2. Guru membentuk kelas menjadi beberapa kelompok,

kemudian guru memanggil perwakilan ketua kelompok

untuk mendengarkan intruksi dari guru. Setelah dirasa

paham guru meminta perwakilan ketua kelompok kembali

ke tempat kelompok masing-masing.

3. Kemudian perwakilan kelompok tadi diberi beberapa

lembar ketras oleh guru dan kemudian dibagikan ke

masing-masing peserta didik dalam kelompok tersebut.

4. Setelah itu peserta didik diminta untuk menuliskan soal dari

materi yang sudah di jelaskan oleh guru dalam lembaran

tersebut.

5. Setelah selesai menuliskan soal, ketua kelompok meminta

kembali lembaran-lembaran tersebut kemudian akan

dijadikan satu dengan kelompok lain dan di bentuk seperti

gulungan kertas yang akan menjadi bola salju dalam

pembelajaran tersebut.

6. Setelah semua lembaran terkumpul menjadi satu barulah

guru mulai melempar kertas tersebut kepada masing-


17

masing kelompok dengan diselingi nyanyian untuk

memutarkan bola salju tersebut. sampai nyanyian selesai

dan bola salju jatuh pada kelompok tersebut maka

kelompok tersebut yang harus menjawab soal dari gilingaan

bola yang berisikan kertas tersebut.

7. Salah satu kelompok mempresentasikan jawaban dari

lembaran tersebut.

8. Setelah semua sudah mendapat lemparan bola salju barulah

guru dan peserta didik menyimpulkan bersama-sama.

9. Evaluasi.

10. Penutup.

C. Karakteristik Model Snowball Throwing

Model snowball throwing melatih peserta didik untuk lebih

tanggap menerima pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan

tersebut kepada temannya dalam satu kelompok.Karakteristik

Model Snowball Throwingdiantaranya sebagai berikut.

1. Peserta didik dalam kelompok kooperatif yang bertujuan

untuk menguasai materi.

2. Peserta didik diberikan beberapa pertanyaan untuk melatih

pemahaman peserta didik seputar materi.

3. Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif

didasarkan pada hasil kerja kelompok. Namun demikian,


18

guru perlu menyadari bahwa sebenarnya prestasi yang

diharapkan adalah prestasi setiap individu peserta didik.

4. Peserta didik belajar bekerjasama, peserta didik juga harus

belajar bagaimana membangun rasa percaya diri (Herawati,

2013).

D. Kelebihan dan Kekurangan Model Snowball Throwing

Kelebihan Model Snowball Throwing adalah sebagai

berikut.(Herawati, 2013)

1. Model Snowball Throwing ini mampu meningkatkan rasa

percaya diri pada peserta didik untuk menyampaikan

pendapat ataupun hasil diskusi di depan teman-temannya.

2. Peserta didik bertanggung jawab untuk menjawab

pertanyaan yang telah diperoleh dari peserta didik yang lain

melalui bola salju yang berisikan soal tersebut.

3. Pembelajaran antara peserta didik dan guru lebih

menyenangkan karena peserta didik dapat bermain bola

kertas kepada teman lainnya.

4. Membuat peserta didik siap dengan berbagai kemungkinan

karena peserta didik tidak tahu soal apa yang akan didapat

yang telah dibuat oleh temannya.

5. Ketiga aspek baik kognitif, afektif dan psikomotorik dapat

tercapai.
19

Kelemahan Snowball Throwing adalah sebagai berikut.

1. Situasi pembelajaran menjadi lebih gaduh, karena kurang

kondusif dalam pengaturan kelas.

2. Peserta didik yang tidak mampu mengandalkan kemampuan

yang dimiliki oleh diri sendiri.

3. Materi yang diberikan guru tidak meluas.

4. Waktu yang dibutuhkan dalam menerapkan Model ini

cukup lama.

2.1.3 Pembelajaran IPS

2.1.3.1 Hakikat IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah hubungan antara

manusia dengan masyarakat serta hubungan antara manusia

di dalam masyarakat. Pada hakikatnya ialah kajian

mengenai manusia dengan segala aspeknya dalam sistem

hidup bermasyarakat. Kajian ini dilakukan orang dalam

bentuk pengajaran di sekolah untuk mempersiapkan anak

didik menjadi warga masyarakat yang baik berdasarkan

nilai dan kaidah kemasyarakatan yang hidup dan berlaku

(Abidin, dalam Prayoga, 2020: 26).

Muhammad Numan Somantri (dalam Senen, 2014:

44) mengatakan pendidikan IPS untuk tingkat sekolah bisa

diartikan sebagai: (1) Pendidikan IPS yang menekankan

pada tumbuhnya nilai-nilai kewarganegaraan, moral


20

ideologi negara dan agama; (2) Pendidikan IPS yang

menekankan pada isi dan Model berpikir ilmuan sosial; (3)

Pendidikan IPS yang menekankan pada reflection inquiry;

dan (4) Pendidikan IPS yang mengambil kebaikan-kebaikan

dari butir 1, 2, 3, di atas.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dapat

disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan

disiplin ilmu-ilmu sosial yang merupakan ilmu yang

mengkaji manusia dengan segala aspeknya dalam sistem

hidup bermasyarakat.

Adapun tujuan pendidikan IPS untuk tingkat

sekolah itu sebagai suatu penyederhanaan disiplin ilmu-

ilmu sosial, psikologi filsafat, ideologi negara dan agama

yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan

psikologis untuk tujuan pendidikan.

2.1.3.2 Jenis-jenis Pekerjaan

Pekerjaan dalam arti luas adalah aktivitas utama

yang dilakukan oleh manusia. Dalam arti sempit, istilah

pekerjaan digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang

menghasilkan uang bagi seseorang. Dalam pembicaraan

sehari-hari istilah ini sering dianggap sinonim

dengan profesi.
21

Pekerjaan yang dijalani seseorang dalam kurun

waktu yang lama disebut sebagai Karir.Seseorang mungkin

bekerja pada beberapa perusahaan selama karirnya tapi

tetap dengan pekerjaan yang sama. Jadi pekerjaan itu

adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang di lakukan oleh

manusia atau seseorang yang bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan hidupnyakarena dengan sesorang mempunyai

pekerjaan maka kebutuhan hidup sesorang bisa terpenuhi.

 Jenis pekerjaan bermacam-macam. Semua

pekerjaan harus dilakukan dengan sunguh-sungguh.

Pekerjaan yang dilakukan dengan baik akan mendapatkan

hasil yang maksimal. Pekerjaan yang ditekuni manusia

dilakukan untuk mendapatkan upah. Upah yang diperoleh

dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Pekerjaan yang Menghasilkan Barang dan Jasa Untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya, setiap orang harus bekerja.

Zaman sekarang ini orang harus pandai-pandai mencari

pekerjaan. Modal utama seseorang untuk bekerja adalah

kemauan, pendidikan, dan keterampilan. Perhatikan orang-

orang yang tinggal di sekitarmu! Pasti jenis pekerjaan

mereka bermacam-macam. Ada yang menghasilkan barang

dan ada pula yang menghasilkan jasa. Contoh pekerjaan

yang menghasilkan barang, misalnya orang yang tinggal di


22

dekat perkebunan kelapa. Ia dapat bekerja sebagai pembuat

sapu dan keset dengan memanfaatkan sabut kelapa. Ada

juga orang yang menggunakan tanah Setelah mempelajari

materi ini, kamu diharapkan dapat mengenal jenis-jenis

pekerjaan dan dapat memahami pentingnya semangat kerja.

untuk membuat genteng, batu bata, dan gerabah. Pekerjaan

yang menghasilkan bahan makanan, misalnya pembuat

tahu, membuat tempe, membuat roti, membuat bakpao,

serta berbagai macam makanan lain.

2.2 Kerangka Pemikiran

Setiap peneliti memiliki kerangka pemikiran sebagi titik tolak peneliti,

oleh karena itu kerangka pemikir bermnfaat untuk memperjelas paparan

peneliti dan wilayah pengambilan data.

Alasan dilaksanakan penelitian ini didasarkan pada kenyataan yang

terjadi pada pembelajaran IPS sebagian hasil belajar siswa kelas IV SDN

Margamulya masih dibawah KKM. Peneliti mengidentifikasi yang menjadi

permasalahan ternyata guru belum menggunakan Model pembelajaran yang

bervariatif pada mata pelajaran IPS.

Sebagai upaya perbaikan pembelajaran dan hasil belajar pada

pembelajaran IPS, maka peneliti akan menggunakan Model pembelajaran

Snowball Throwing untuk meningkatkan hasil belajar siswa.


23

Kondisi Awal
Rendahnya hasil belajar
siswa pada pelajaran Kondisi Akhir
IPS mareri jenis-jenis Melalui penerapan
pekerjaan Model pembelajaran
Siswa mengalami snowball throwing
kejenuhan dalam Tindakan Kelas diharapkan dapat
pembelajaran Penerapan Model meningkatkan hasil
Guru belum Pembelajaran belajar siswa di kelas Iv
menerapkan model Snowball Throwing materi jenis-jenis
pembelajaran yang pekerjaan
bervariatif

Gambar 2.1 Keranga Pemikiran

2.3 Hipotesis

Jika Model pembelajaran Snowball Throwing di laksanakan dengan baik

maka hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi Jenis-jenis Pekerjaan

dapat meningkat
BAB III

OBJEK DAN MODEL PENLITIAN

3.1 Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Margamulya

Kecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya yang berjumlah 15 siswa laki-

laki dan 11 siswa perempuan. Sedangkan objek penelitian ini adalah

peningkatan hasil belajar siswa menggunakan Model pembelajaran snowball

throwing dalam pelajaran IPS.

3.2 Desain Penelitian

3.2.1 Model Penelitian yang Digunakan

Model penelitian ini menggunakan Model Penelitian

Tindakan Kelas (PTK), dimaksudkan agar dapat memaksimalkan hasil

penelitian. Pemilihan pendekatan tersebut disebabkan karena dalam

Penelitian Tindakan Kelas, peneliti dapat melihat secara langsung

praktik pembelajaran, dapat melakukan penelitian terhadap siswa

dilihat dari segi aspek interaksinya dalam proses pembelajaran, serta

secara reflektif dapat menganalisis dan mensintesis terhadap apa yang

telah dilakukan di kelas. Sehingga peneliti dapat memperbaiki praktik-

praktik pembelajaran agar lebih efektif Siklus penelitian tindakan kelas

menurut Kemmis dan Mc. Taggart dalam Arikunto (2013:17).

Ada banyak manfaat yang dapat diraih dengan dilakukannya

penelitian tindakan kelas antara lain dalam penelitian ini mengandung

24
25

inovasi pembelajaran dalam hal pendekatanModel pembelajaran

snowball throwing untuk mempelajari pelajaran IPS dengan Model

pembelajaran yang tidak berpusat pada guru.

Selain itu dalam penelitian ini pula terdapat pengembangan

kurikulum di tingkat regional yaitu dengan menggunakan kurikulum

tematik, sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu

profesionalisme guru. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Arikunto,

dkk (2012:107) mengenai manfaat dilakukannya penelitian tindakan

kelas yang dapat dilihat dan dikaji dalam beberapa komponen

pendidikan dan/atau pembelajaran di kelas. Siklus action research

dalam penelitian tindakan kelas ini dapatdigambarkan

(divisualisasikan) sebagai berikut.

Gambar. 3.2 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Dalam


(Arikunto 2013:17)
26

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Berdasarkan hubungan antar variabel, maka variabel dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas pada penelitian ini adalah Model pembelajaran

snowball throwing.

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa.

3.2.3 Populasi dan Sampel

3.2.3.1 Populasi Sasaran

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek

atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014:117). Berdasarkan

pengertian tersebut, maka populasi dari penelitian ini adalah

seluruh siswa siswi kelas IV di SDN Margamulya yang

berjumlah 26 orang.

3.2.3.2 Teknik Penentuan dan Penarikan Sampel

Sugiyono (2014:118) menyatakan bahwa sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki siswa oleh

populasi tersebut. Sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas IV

di salah satu SDN Margamulya.


27

Menurut Sugiyono (2014:118) teknik sampling merupakan

teknik pengambilan sampel. Teknik sampling yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah total Sampling. Teknik sampling total

adalah teknik sampling yang cukup sering digunakan. Model ini

menggunakan kriteria yang telah dipilih oleh peneliti dalam

memilih sampel.

3.2.4 Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

3.2.4.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data nilai tes diperoleh dari

nilai hasil tes berbentuk angka atau kuantitatif. Data yang

bentuknya kuantitatif dianalisis dengan menggunakan analisis

statistik deskriptif, yaitu membandingkan antara nilai tes kondisi

awal, siklus I dan siklus II. Data yang diperoleh melalui observasi

berbentuk data kualitatif. Data yang bentuknya kualitatif dianalisis,

menggunakan analisis deskripitif kualitatif secara kritis.

3.2.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk

memperoleh data-data empiris yang dapat digunakan untuk

mencapai tujuan penelitian. Pada penelitian ini terdapat empat

teknik pengumpulan data. Pertama, dengan teknik observasi, teknik

tes, dan teknik dokumentasi.


28

3.2.4.2.1 Teknik Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana

peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek

penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan

(Riduwan, 2009: 104). Model observasi sering kali diartikan

sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap

kejadian yang tampak pada subyek penelitian. Observasi yang

dilaksanakan yaitu melihat secara langsung kegiatan KBM yang

ada di kelas IV SDN Margamulya.

3.2.4.2.2 Teknik Tes

Tes dapat didefinisikan sebagai seperangkat tugas yang

direncanakan untuk memperoleh informasi tentang sifat pendidikan

yang mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.

Menurut Rusli Lutan (2000:21) tes adalah instrumen yang dipakai

untuk memperoleh informasi tentang seseorang atau obyek. Tes

yang dilakukan adalah dengan memberikan soal pilihan ganda

mengenai jens-jenis Pekerjaan pada mata pelajaran IPS.

3.2.4.2.3 Teknik Dokumentasi

Dokumentasi adalah sekumpulan berkas untuk mencari data

mengenai hal-hal berupa catatan, buku, surat kabar, majalah dan

sebagainya. Menurut Margono (2009:187) dokumentasi atau

dokumenter adalah cara pengumpulan data melalui penginggalan


29

tertulis, seperti arsip-arsip dan buku-buku tentang pendapat, teori

atau hukum yang berhubungan dengan masalah penelitian.

3.2.5 Rancangan dan Analisis Data dan Uji Hipotesis

Data yang diperoleh dan dikumpulkan dari responden melalui hasil

observasi, tes, dokumentasi, dan angket. Selanjutnya akan dideskripsikan

dalam bentuk laporan. Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan

pada awal proses penelitian serta pada akhir penelitian. Hal tersebut

dinyatakan oleh Nasution (2010:129) bahwa “dalam penelitian kualitatif

analisis data harus dimulai sejak awal. Data yang diperoleh dalam

lapangan segera harus dituangkan dalam bentuk tulisan dan analisis”.

Analisis data kuantitatif akan dihitung dengan menggunakan rumus

statistic sederhana. Untuk mengetahui ketercapaian nilai individu Peserta

Didik, skor Peserta Didik diperoleh menggunakan rumus berikut.

skor yang diperoleh


N= x 100 %
skor ideal

Adapun rumus untuk memperoleh rata-rata hasil belajar Peserta Didik

adalah sebagai berikut.

Mean=
∑x
n

Keterangan:

Mean : Rata-rata kelas

∑x : Jumlah nilai keseluruhan Peserta Didik dalam satu

kelas

n : Jumlah Peserta Didik dalam satu kelas


30

tingkat keberhasilan ditentukan dengan menggunakan ruus

penilaian sebagai berikut.

Keterangan Nilai Capaian


Baik Sekali 80-100
Baik 66-79
Cukup 56-65
Kurang 40-55
Kurang Sekali 0-39
Tabel 3.2 Klasifikasi Kategori Nilai Capaian Hasil Belajar (Arikunto,

2013:281)

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar klasikal dengan

rumus:

Jumlah siswa yang tuntas


P= x 100 %
jumlah seluruh siswa

Dengan menggunakan rumus diatas, dapat diketahui nilai rata-rata

kelas. Untuk menentukan kriteria presentase ketuntasan belajar

klasikal, peneliti menggunakan kriteria penilaian menurut Aqib

(2011:40) sebagai berikut.

≥80% : Sangat Tinggi

66−79 % : Tinggi

56−65 % : Sedang

40−55% : Rendah

≤ 39 % : Sangat Rendah

Pengelolaan data dan menganalisis data dilakukan melalui

langkah-langkah sebagai berikut.


31

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh dan dikumpulkan dari responden

melalui hasil observasi, tes, dokumentasi, dan angket. Selanjutnya

akan dideskripsikan dalam bentuk laporan. Setelah tersusun rapi

dari setiap teknik pengumpulan data, kemudian melakukan proses

merangkum hasil-hasil penelitian dengan menitik beratkan pada

hal-hal yang penting. Proses tersebut mempermudah pemahaman

terhadap data yang telah terkumpul sehingga data yang direduksi

memberikan gambaran lebih rinci.

2. Display Data

Data-data hasil penelitian yang sudah tersusun secara

terperinci akan memberikan gambaran penelitian secara utuh. Data

yang terkumpul secara terperinci dan menyeluruh selanjutnya

dicari pola hubungannya untuk mengambil kesimpulan yang tepat.

Penyajian data selanjutnya disusun dalam bentuk uraian atau

laporan sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh.

3. Kesimpulan dan Verifikasi

Kesimpulan atau Verifikasi merupakan tahap akhir dalam

proses penelitian. Proses ini bertujuan untuk meberikan makna

terhadap data yang telah dianalisis. Proses pengolahan data dimulai

dengan pencatatan data lapangan (data mentah), kemudian

direduksi dalam bentuk unifikasi dan kategorisasi data. Setelah


32

data yang terkumpul direduksi selanjutnya data dianalisa dan

diverifikasi.

Beberapa penerapan diatas merupakan prosedur pengolahan

data yang dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian ini.

Dengan tahap-tahap ini diharapkan penelitian yang dilakukan

peneliti tentang peningkatan hasil belajar menggunakan Model

pembelajaran snowball throwing pada pembelajaran IPS Kelas IV

SDN Margamulya dapat memperoleh data yang memenuhi kriteria

keabsahan suatu penelitian.

3.2.5.1 Kisi-Kisi Penelitian

Dalam pembuatan kisi-kisi terdapat aspek yang akan dibuat

yaitu hasil belajar. Untuk hasil belajar akan dibuat tes hasil

belajar.

3.2.5.2 Indikator Keberhasilan Penelitian

Adapun Indikator Keberhasilan Penelitian.

1. Rata-rata hasil belajar siswa dikategorikan berhasil dengan

baik minimal mendapatkan nilai lebih dari atau sama

dengan 75.

2. Jika peresentase ketuntasan klasikal siswa mencapai kurang

atau sama dengan 80%.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, dkk. (2012). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan


Peraktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Aunurrahman. (2013).Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, hal: 47,
140.
Herawati, dkk. (2013). Perbedaan Prestasi Belajar Snowball Throwing dan
Talking Stick Mata Pelajaran Geografi. Jurnal Penelitian Geografi.
Volume 1, No 4
Husna. (2019). Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
sekolah menengah pertama melalui model pembelajaran kooperatif tipe
Think-Pair-Share (TPS). Jurnal Peluang. 1(2).
Julianto. (2018). Pengaruh Model PBL Berbantuan Gambar Berseri Terhadap
Keterampilan Pengambilan Keputusan Mata Pelajaran IPA Kelas V.
Jurnal PGSD. 06(03): 280-290
Junisa, A. (2016). PENGARUH MODEL SNOWBALL THROWING
TERHADAP HASIL BELAJAR IPS DI SD. Jurnal.
Karmilah. (2020). PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL
THROWING PADA MATA PELAJARAN SEJARAH
KEBUDAYAAN ISLAM (SKI) TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA KELAS VIII MTs. NU MATHOLIUL HUDA KEDUNGSARI
GEBOG KUDUS. Skripsi.
Melati, H.A. (2017). “Peningkatan Efektifitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui
Strategi True Or False Berbantuan Media Flash.”
Nashuri. (2017). Kefektifan Pembelajaran Snowball Throwing Berban-tuan
Lembar Kegiatan Siswa. Unnes Jour-nal of Mathematics Education. 1 (1)
20-25
Reski, S.  (2021). PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL
THROWING TERHADAP BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK
DALAM PEMBELAJARAN FISIKA. Undergraduate thesis, UIN Raden
Intan Lampung.
Silberman, M. (2013). Active Learning 101 cara belajar siswa aktif. Bandung:
Nuansa Cendekia,
Sugiyono. (2014). Model penelitian kuantitatif, kualitati. Bandung: PT Alfabet.
Sugiyono. (2011). Model Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D.
Bandung: Alpabeta.
Sugihartono, dkk.(2010). Pisikolog _rofession. Yogyakarta: UNY Press.
Syafaruddin. (2015). Manajemen Organisasi Pendidikan Persfektif sains dan
Islam, Medan: Perdana Publishing, hal. 50
Turrohmah. (2017). Hubungan kompetensi _rofessional guru Qur’an hadist dan
motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa di Ma Nurul Ulum
Tulungagung Kec Gading Rejo Kab Pringsewu. Jurnal

33
LAMPIRAN

Kisi-Kisi Soal Tes Siswa Kelas IV

Mata Kompetensi Kompetensi Jumlah No. Bentu


Indikator
Pelajaran Inti Dasar Soal Soal k Soal
IPS 1.Menerima,menjalan 2.1 Mengenal 2.1.2 2 1 dan 2 Isian
kan,dan menghargai jenis-jenis mengetahui
ajaran agama yang pekerjaan tentang
dianutnya. 2.2 Memahami pengertian
2.Menunjukkan pentingnya pekerjaan
perilaku jujur, semangat kerja 2.1.2
disiplin, santun, mengenal
percaya diri, peduli, jenis-jenis
dan bertanggung pekerjaan
isian
jawab dalam 2.2.1 3, 4 dan
berinteraksi dengan memahami
5
keluarga, teman, tentang
guru, dan tetangga, semangat
dan negara. dalam
3.Memahami pekerjaan
pengetahuan
faktual, konseptual,
prosedural, dan
metakognitif pada
tingkat dasar
dengan cara
mengamati,
menanya, dan
mencoba
berdasarkan rasa
ingin tahu tentang
dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan
benda-benda yang
dijumpainya di
rumah, di sekolah,
dan tempat bermain.
4.Menunjukkan
keterampilan
berfikir dan
bertindak kreatif,
produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif,
dan komunikatif.
Dalam bahasa yang
jelas, sistematis,
logis dan kritis,
dalam karya yang
estetis, dalam
gerakan yang
mencerminkan anak
sehat, dan tindakan
yang mencerminkan
perilaku anak sesuai
dengan tahap
perkembangannya.

Anda mungkin juga menyukai