Anda di halaman 1dari 19

REAKSI PENGENAL BEBERAPA KATION

(Laporan Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik)

Oleh
Yunisa Sari Pandela
1513023021

LABORATORIUM PEMBELAJARAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017

Judul Percoaan : Reaksi Pengenal Beberapa Kation

Tempat Percobaan : Laboratorium Pembelajaran Kimia


Tanggal Percobaan : 18 Mei 2017

Nama : Yunisa Sari Pandela

NPM : 1513023021

Fakultas : Keguruan Ilmu Pendidikan

Jurusan : Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Program Studi : Pendidikan Kimia

Kelompok : 3 (Tiga)

Bandar Lampung, 18 Mei 2017


Mengetahui,
Asisten

Mery Arisandi Lumbu

NPM. 14130230

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Anion merupakan ion sisa asam, atau ion yang bermuatan negatif, berbeda dengan
kation. Suatu senyawa kimia past imerupakan gabungan antara kation dengan anion.
Oleh karena itusifat-sifat suatu senyawa pasti dipengaruhi oleh kation maupun
anion.

Ilmu farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang sediaan obat dan zat- zat yang
terkandung di dalamnya, serta cara-cara pengolahannya. Jadi sangatlah perlu bagi
seorang farmasist, untuk mengetahui tentang seluk beluk tentang pengidentifikasian
dan pemisahan suatu zat dalam suatu sampel. Untuk itu pengetahuan tentang
analisis kualitatif sangat esensial untuk dijadikan salah satu keahlian bagi seorang
farmasist. Praktikum analisis kualitatif ini dilakukan karena praktikan harus
mengetahui dan mengenal cara-cara analisis kualitatif. Praktikum diperlukan untuk
mendukung pengetahuan farmasist tentang analisa kualitatif, selain pengetahuan
teori. Perlunya diadakan pengenalan terhadap anion sebagai dasar dalam malakukan
analisa padakegiatan-kegiatan praktikum di farmasi. Kita dapat lebih mengenal
sifat-sifatnya dan cara-cara analisanya dengan bantuan praktikum. Senyawa-
senyawa yang mengandung anion benzoat, klorida dan borak banyak digunakan
sebagai pengawet. Senyawa-senyawa fosfat banyak digunakan sebagai pupuk
tanaman senyawa-senyawa karbonat dan sitrat banyak digunakan sebagai penyegar
pada minuman-minuman ringan.

I.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari reaksi pengenal dari
beberapa kation.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam kimia analisis kuantitatif dikenal suatu cara untuk menentukan ion (kation/anion)
tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik. Pereaksi selektif adalah
pereaksi yang memberikan reaksi tertentu untuk satu jenis kation/anion tertentu. Dengan
menggunakan pereaksi-pereaksi ini maka akan terlihat adanya perubahan-perubahan
kimia yang terjadi, misalnya terbentuk endapan, terjadinya perubahan warna, bau dan
timbulnya gas (G. Svehla,1985).
Reaksi identifikasi yang lebih sederhana dikenal sebagai reaksi spesifik untuk golongan
tertentu. Reaksi golongan untuk anion golongan III adalah AgNO3 yang hasilnya adalah
endapan coklat merah bata. Anion kompleks halida seperti anion kompleks berbasa
banyak seperti oksalat misalnya (CO(C2O4)3)3- dan anion oksa dari oksigen. Klorat,
Bromat dan iodat merupakan ion yang bipiramidal yang terutama dijumpai pada garam
lokal alkali. Anion okso logam transisi jarang digunakan, yang paling dikenal adalah
kalium permanganat (KMnO4) dan kromat CrO4) atau dikenal sebagai pengoksida .
Anion berinti banyak dijumpai pada anion okso yang berinti 2, 3 atau 4 atom oksigen
yang terikat pada atom inti dan menghasilkan atom deskret. Namun demikian, mungkin
hanya terdiri dari 2 atom oksigen dan menghasilkan ion dengan jembatan oksigen seperti
ion bikarbonat yang terbentuk dari CrO4 yang diasamkan (Ismail Besari, 1982).

Kimia analisis dapat dibagi dalam 2 bidang, yaitu analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif. Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi zat-zat. Urusannya adalah
unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel. Sedangkan analisis
kuantitatif berurusan dengan penetapan banyaknya satu zat tertentu yang ada dalam
sampel (Underwood , 1993).
Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu harus mengikuti prosedur
kerja yang khas. Zat yang diselidiki harus disiapkan atau diubah dalam bentuk suatu
larutan. Untuk zat padat kita harus memilih zat pelarut yang cocok. Ion-ion logam pada
golongan-golongan diendapakan satu persatu, endapan dipisahkan dari larutannya
dengan cara disaring atau diputar dengan sentrifuge, endapan dicuci untuk
membebaskan dari larutan pokok atau dari filtrat dan tiap-tiap logam yang mungkin ada
harus dipisahkan. Kation-kation diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan sifat-
sifat kation itu terhadap beberapa reagensia (Cokrosarjiwanto,1977).

Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting dalam analisa


kualitatif. Endapan tersebut dapat berbentuk kristal atau koloid dan dengan warna yang
berbeda-beda. Pemisahan endapan dapat dilakukan dengan penyaringan atau pun
sentrifus. Endapan tersebut jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang
bersangkutan. Kelarutan suatu endapan adalah sama dengan konsentrasi molar dari
larutan jenuhya. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi eperti tekanan, suhu,
konsentrasi bahan lain dan jenis pelarut. Perubahan kelarutan dengan perubahan tekanan
tidak mempunyai arti penting dalam analisa kualitatif, karena semua pekerjaan
dilakukan dalam wadah terbuka pada tekanan atmosfer. Kenaikan suhu umumnya dapat
memperbesar kelarutan endapan kecuali pada pada beberapa endapan, seperti kalsium
sulfat, berlaku sebaliknya. Perbedaan kelarutan karena uhu ini dapat digunaan sebagai
dasar pemisahan kation. Misalnya, pemisahan kation Ag, Hg(I), dan Pb dapat dilakukan
dengan mengendapkan ketiganya sebagai garam klorida kemudian memisahkan Pb dari
Ag dan Hg(I) dengan memberikan air panas. Kenaikan suhu akan memperbesar
kelarutan Pb sehingga endapan tersebut larut sedngkan kedua kation lainnya tidak.
Kelarutan bergantung juga pada sifat dan konsentrasi bahan lain yang ada dalam
campuran larutan itu. Bahan lain tersebut dikenal dengan ion sekutu dan ion asing.
Umumnya kelarutan endapan berkurang dengan adanya ion sekutu yang berlebih dan
dalam prakteknya ini dilakukan dengan memberikan konsentrasi pereaksi yang berlebih.
Tetapi penambahan pereaksi berlebih ini pada beberapa senyawa (Masterton,1990).

III. METODOLOGI PERCOBAAN

III.1 Alat dan Bahan

Adapun alat – alat yang digunakan pada percobaan ini antara lain, 6 buah tabung
reaksi, 1 buah botol semprot, 1 buah spot plate, 6 buah pipet tetes, 1 buah rak
tabung reaksi, dan kertas pH

Adapun bahan – bahan pada percobaan ini antara lain, CuSO4 0,1 M, NaOH 0,1
M, NH4OH 0,1 M, BaCl2 0,1 M, K2CrO4 0,1 M, FeCl3 1 M, NH4CNS 1 M, HCl
0,1 M, MgSO4 0,1 M, NH4Cl 1 M, Na2HPO4 2 M, Co(NO3)2 1 M, Na2S2O3 1 M,
K4Fe(CN)6 0,1 M, KCNS 1 M, NH4Cl kristal, SnCl2 dalam HCl, CaSO4 jenuh,
amil alkohol, asam asetat, logam seng, kertas saring dan akuades

III.2 Diagram Alir

Adapun langkah kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut:


1. Reaksi pengenal ion tembaga Cu2+

Tabung reaksi
- Dimasukkan larutan CuSO4 0,1 M
Hasil

2. Reaksi pengenal ion Cadmium (Cd2+)

Tabung reaksi

- Dimasukkan larutan CdSO4 0,1 M


- Ditambahkan NaOH berlebih ke dalam
larutan uji untuk mengetahui sifat
amfoternya
Hasil

3. Reaksi pengenal ion ferri (Fe3+)

Tabung reaksi

- Dimasukkan larutan FeCl3 1 M untuk


mencegah hidrolisis ditambah HCl
- Ditambah NaOH akan terbentuk endapan
yang tidak larut dalam kelebihan NaOH
- Ditambah NH4OH akan terbentuk
endapan yang tidak larut dalam
kelebihan NH4OH
- Pada kertas saring ditaruh setetes larutan
yang akan diperiksa dan ditetesi dengan
NH4CNS 0,1 M. Diamati.
Hasil -
4. Reaksi pengenal ion Cobalt (Co2+)

Tabung reaksi

- Dimasukkan larutan Co(NO3)2 0,1 M


- Ditetesi larutan yang akan diperiksa
pada spot plate, ditambah Na2S2O3 1 M
dan setetes larutan NH4CNS 0,1 M
- Pada larutan Co(NO3)2 ditambah dengan
KCNS akan terbentuk komplek
berwarna biru, ditambahkan sedikit amil
alkohol dan dikocok. Diamati.
Hasil

5. Reaksi pengenal ion Barium (Ba2+)

Tabung reaksi

- Diasukkan larutan BaCl2 0,1 M


- Ditambah kalium kromat akan terbentuk
endapan. Apakah endapan larut dalam
asam asetat
- BaCl2 ditambah CuSO4 jenuh akan
terbentuk endapan dari BaSO4
- Diamati
Hasil

6. Reaksi pengenal ion Magnesium (Mg2+)

Tabung reaksi

- Dimasukkan larutan MgSO4 0,1M


- Ditammbahh NH4OH akan terbentuk
endapan,ditambahkan beberapa kristal
NH4Cl.
- Ditambah 0,5 ml MgSO4 dan beberapa
tetes NH4Cl 1 N dan ditambahkan reagen
Na2HPO4.

Hasil
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan

Berdasarkan percobaan yang dilakukan didapatkan hasil pengamatan sebagai


berikut:

NO PERLAKUAN HASIL PENGAMATAN


1 Reaksi Pengenal ion tembaga (Cu2+)
a. Larutan NaOH Larutan CuSO4 berwarna biru
bening , setelah ditambahkan NaOH
3 mL CuSO4 + 10 tetes NaOH warna nya tetap biru dan terdapat
lalu dipanaskan endapan biru yang warnanya lebih
pekat dari larutan CuSO4. Setelah
dipanaskan endapan menjadi warna
hitam.

b. Larutan NH4OH Larutan CuSO4 berwarna biru,


setelah ditambahkan NH4OH
1mL CuSO4 + 2 tetes NH4OH terdapat endapan biru dan
ditambahkan NH4OH berlebih
menjadi biru tua.
c. Larutan Kalium Ferrosianida Larutan CuSO4 berwarna biru

ditambahkan HCl menjadi hijau


4 tetes CuSO4 + 3 HCl + 4tetes
muda. Ditambahkan K4Fe(CN)6
menjadi berwarna kuning kunyit
K4Fe(CN)6 dan terdapat endapan CuFe(CN)6.
2 Reaksi Pengenalan ion Ferri (Fe3+)
a. Larutan NaOH Larutan FeCl3 berwarna orange,
ditambahkan 5 tetes NaOH
10 tetes FeCl3 + 5 tetes NaOH warnanya menjadi merah teh,
ditambahkan 10 tetes NaOH
larutan menjadi berwarna coklat
dan terdapat endapan coklat.
b. Larutan NH4OH Larutan FeCl3 berwarna orange,
ditambahkan 10 tetes NH4OH
10 tetes FeCl3 + 10 tetes NH4OH
terdapat endapan (Fe(OH)3)
berwarna merah bata dan
larutan tak berwarna.
c. Pada Kertas Saring Larutan FeCl3 berwarna orange,
setelah FeCl3 diteteskan pada
1 tetes FeCl3 + 5 tetes NH4CNS kertas saring warnanya kuning.
ditambahkan 5 tetes NH4CNS
0,1M menjadi berwarna merah
0,1M bata
3 Reaksi Pengenal ion Barium (Ba2+)
a. Larutan Kalium Kromat Larutan BaCl2 tidak berwarna,
larutan K2CrO4 berwarna kuning,
10 tetes BaCl2 + 10 tetes K2CrO4 ketika dicampurkan terdapat
endapan putih dan warna larutan
+ 4 tetes CH3COOH kuning, ditambahkan CH3COOH
menjadi tidak larut
b. Larutan CuSO4 jenuh Larutan CuSO4 berwarna biru,
Larutan BaCl2 tidak berwarna,
10 tetes BaCl2 + 10 tetes CuSO4 ketika dicampurkan terdapat
endapan putih, dan larutan mejadi
jenuh berwarna biru kekeruhan.
4 Reaksi Pengenal ion Magnesium (Mg2+)
a. Larutan Amonium Hidroksida Larutan MgSO4 dan NH4OH

tidak berwarna, ketika


10 tetes MgSO4 + 10 tetes
dicampurkan menjadi keruh dan
terdapat endapan, ditambahkan
NH4OH + NH4Cl
NH4Cl menjadi tak berwarna dan
tidak ada endapan.
IV.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini melakukan percobaan mengenai reaksi pengenal


beberapa kation, yang bertujuan untuk mempelajari reaksi pengenal dari
beberapa kation. Langkah – langkah yang yaitu, melakukan percobaan
reaksi pengenal ion tembaga. Pertama, menyiapkan 3 gelas kimia. Pada
gelas kimia I, memasukkan 3 ml CuSO4 0,1 M lalu menambahkan 10 tetes
NaOH kemudian memanaskan diatas penangas sampai terbentu endapan.
Hasilnya, awalnya CuSO4 berwarna biru, NaOH tidak berwarna. Ketika
dicampurkan tebentuk endapan biru muda. Terbentuknya endapan biru
muda dikarenakan Ba2+ termasuk kation golongan II. Kation golongan II
dengan penambahan sedikit asam maka tidak akan berubah menjadi hitam.
Tetapi, tanpa asam berubah jadi hitam. Adanya endapan tersebut
menunjukkan adanya kation Cu2+. Adapun reaksi yang terjadi yaitu
CuSO4(aq) + NaOH(aq) Cu(OH)2(s) + Na2SO4(aq)

Pada gelas kimia II, memasukkan 1 ml CuSO 4 lalu menambahkan 2 tetes


NH4OH bila terbentuk endapan menambahkan NH4OH 1 ml. Hasilnya,
awalnya CuSO4 berwarna biru, NH4OH tidak berwarna. Lalu setalah
dicampurkan terdapat endapan biru muda, setelah ditambahkan lagi 1 ml
NH4OH endapan hilang dan terbentuk senyawa kompleks berwarna biru tua.
Pada percobaan ini endapan pertama yang dihasilkan disebabkan
terbentuknya senyawa Cu(OH)2. Terbentuknya senyawa komplek biru tua
dikarenakan ketika penambahan NH4OH maka akan terbentuk NH3 yang
merupakan senyawa kompleks biru tua. Adanya endapan tersebut
menunjukkan adanya kation Cu2+. Adapun reaksi yang terjadi yaitu
2 Cu2+ + SO42- + 2NH3 + 2H2O Cu(OH)2.CuSO4(s) + 2 NH4+(aq)
Penambahan amonia berlebih
Cu(OH)2. CuSO4(s) + 8 NH3(aq) 2[Cu(NH3)4]2+(aq) + SO42-(aq)+2OH-(aq)
Senyawa komples
biru tua
Pada gelas kimia III memasukkan 4 tetes larutan CuSO 4 lalu menambahkan
3 tetes HCl lalu menambahkan 4 tetes K4Fe(CN)6. Hasilnya, awalnya CuSO4
berwarna biru, HCl tidak berwarna, K4Fe(CN)6 berwarna kuning. Setelah
CuSO4 ditambahkan dengan HCl warna larutan menjadi hijau muda lalu
ditambahkan K4Fe(CN)6 warna larutan menjadi kuning kunyit dan
terbentuk endapan kuning kunyit. Endapan kuning kunyit adalah
CuFe(CN)6. Adanya endapan kuning kunyit tersebut menunjukkan adanya
kation Cu2+. Adapun reaksi yang terjadi yaitu
2 CuSO4(aq) + K4Fe(CN)6 Cu2[Fe(CN)6](aq) + 2K2SO4(aq)
Senyawa komplek
endapan coklat-merah

Lalu melakukan percobaan kedua, yaitu reaksi pengenal ion ferri (Fe 3+).
Pertama, menyiapkan 2 tabung reaksi dan 1 lembar kertas saring. Pada
tabung reaksi I, memasukkan 10 tetes larutan FeCl 3 lalu menambahkan
dengan 5 tetes NaOH, aken terbentuk endapan yang tidak larut dalam
kelebihan NaOH, jika terdapat enadapan lalu menambahkan kembai 10 tetes
NaOH. Hasilnya, mulanya FeCl3 berwarna orange ketika ditambahkan 5
tetes NaOH warna larutan menjadi merah teh terbentuk endapan warna
coklat. Setelah ditambah 10 tetes NaOH kembali larutannya menjadi warna
coklat. Adanya endapan coklat tersebut menunjukkan adanya kation Fe 2+.
Adapun reaksi yang terjadi yaitu
FeCl3(aq) + 3 NaOH(aq) Fe(OH)3(s) + 3 NaCl(aq)
Endapan coklat

Pada tabung reaksi II, memasukkan 10 tetes larutan FeCl 3 lalu


menambahkan 10 tetes NH4OH akan terbentuk endapan yang tidak larut
dalam kelebihan NH4OH. Hasilnya, FeCl3 awalnya berwarna orange,
NH4OH tidak berwarna. Ketika dicampurkan warna larutan menjadi tidak
berwarna dan terdapat endapan merah bata. Endapan yang terbentuk adalah
endapan Fe(OH)3. Adanya endapan coklat tersebut menunjukkan adanya
kation Fe2+. Adapun reaksi yang terjadi yaitu
FeCl3(aq) + NH4OH(aq) Fe(OH)3(s) + 3 NH4Cl(aq)
Endapan coklat
merah
Pada kertas saring, meneteskan 1 tetes FeCl3 lalu menetesi dengan NH4CNS.
Awalnya FeCl3 berwarna orange, setelah diteteskan pada kertas saring
berubah menjadi kuning, setelah ditambahkan NH4CNS warnanya menjadi
merah bata . Hal ini dikarenakan, kation Fe 3+ jika direaksikan dengan ion
OH- pasti terbentuk endapan. Percobaan ini dilakukan pada kertas saring
agar endapan yang terbentuk dapat terlihat jelas, karena endapan yang
terbentu hanya sedikit jadi jika dilakukan dalam tabung reaksi kemungkinan
endapan tidak akan terlihat. Adanya noda coklat pada kertas saring tersebut
menunjukkan adanya kation Fe2+ . Adapun reaksi yang terjadi yaitu
FeCl3(aq) + NH4CNS(aq) Fe(CNS)3(s) + 3 NH4Cl(aq)
Coklat merah

Selanjutnya melakukan percobaan reaksi pengenal ion barium (Ba2+).


Pertama, menyiapkan 2 tabung reaksi. Pada tabung reaksi I, memasukkan 10
tetes BaCl2 lalu menambahkan kalium kromat 10 tetes akan terbentuk
endapan. Apakah endapan larut dalam asam asetat. Hasilnya, awalnya BaCl 2
tidak berwarna, kalium kromat berwarna kuning. Setelah dicampurkan
terbentuk endapan berwarna putih dan larutan berwarna kuning. Setelah
ditambah asam asetat, endapan tidak larut. Adanya endapan kuning tersebut
menunjukkan adanya kation Ba2+.
Adapun reaksi yang terjadi yaitu
BaCl2(aq) + K2CrO4(aq) BaCrO4(s) + 2 KCl(aq)
Endapan kuning

Pada tabung reaksi II, memasukkan 10 tetes BaCl2 lalu menambahkan


CuSO4 jenuh akan terbentuk endapan BaSO4. Hasilnya terbentuk endapan
putih dan larutan berwarna biru kekeruhan. Adanya endapan putih tersebut
menunjukkan adanya kation Ba2+. Adapun reaksi yang terjadi yaitu
BaCl2(aq) + CuSO4(aq) BaSO4(s) + CuCl2(aq)

Selanjutnya, percobaan reaksi pengenal ion magnesium (Mg2+),


memasukkan 10 tetes MgSO4 ke dalam tabung reaksi lalu menambahkan 10
tetes NH4OH akan terbentuk endapan lalu menambahkan kristal NH4Cl.
Apakah endapan larut, apa sebabnya? Hasilnya, awalnya MgSO4 tidak
berwarna, NH4OH tidak berwarna. Ketika dicampurkan warna menjadi
keruh terdapat endapan Mg(OH)2. Semakin kecil konsentrasi maka endapan
yang terbentuk semakin sedikit. Penambahan NH 4Cl mengakibatkan
terjadinnya penambahan ion senama jadi ketika ditambahkan NH 4Cl tidak
ada endapan. Hal tersebut menunjukkan adanya kation Mg2+. Adapun reaksi
yang terjadi yaitu
MgSO4(aq) + 2 NH4OH(aq) Mg(OH)2(s) + 2 NH4+(aq) + SO42-(aq)
Endapan putih

Kation golongan II tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk


endapan dengan hidrogen sulfide dalam suasana asam mineral encer. Ion-
ion golongan ini adalah Merkurium (II), Tembaga, Bismut, Kadnium,
Arsenik (II), Arsenik (V), Stibium (III), Stibium (V), Timah (II), Timah
(III), dan Timah (IV). Keempat ion yang pertama merupakan sub golongan
2A dan keenam yang terakhir sub golongan 2B. Sementara sulfida dari
kation dalam golongan 2A tak dapat larut dalam amonium polisulfida.
Sulfida dari kation dalam golongan 2B justru dapat larut. Kation golongan
III tidak bereaksi dengan asam klorida encer ataupun dengan hidrogen
sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun, kation ini membentuk
endapan dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau amoniak.
Kation-kation golongan ini adalah Cobalt (II), Nikel (II), Besi (II), Besi
(III), Aluminium, Zink, dan Mangan (II). Kation golongan IV tidak
bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan III. Kation-kation ini
membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya amonium
klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation-kation golongan
ini adalah Kalsium, Strontium, dan Barium. Kation-kation golongan V
merupakan kation-kation yang umum tidak bereaksi dengan reagensia
golongan sebulumnya. Yang termasuk anggota golongan ini adalah ion-ion
Magnesium, Natrium, Kalium, Amonium, Litium, dan Hidrogen.
Pada percobaan ini terdapat beberapa kation diantaranya yaitu kation Cu2+
yaitu kation golongan II, Fe3+ kation golongan III, Ba2+ kation golongan IV
dan kation Mg2+ golongan V.

Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa hasil


percobaan sesuai dengan literatur bahwa kation golongan II tidak
terbentuk endapan dengan penambahan sedikit asam. Sedangkan untuk
kation golongan III, kation ini membentuk endapan dengan amonium
sulfida dalam suasana netral atau amoniak. Kation golongan IV Kation-
kation ini membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya
amonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation-kation
golongan V merupakan kation-kation yang umum tidak bereaksi dengan
reagensia golongan sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa hasil
percobaan sesuai dengan literatur yang ada.
V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat disimpulkan


bahwa:

1. Kation golongan II ( Cu2+) dengan penambahan sedikit asam tidak terjadi


perubahan yang signifikan yakni larutan tetap menjadi biru muda dan
terdapat endapan.
2. Pada percobaan reaksi pengenal kation Cu2+. Adanya kation Cu2+ ditandai
dengan terbentuknya endapan ketika ditambahkan pereaksi pengenal.
3. Pada percobaan reaksi pengenal kation Fe3+. Adanya endapan coklat
menunjukkan adanya kation Fe3+.
4. Pada percobaan reaksi pengenal kation Ba2+. Adanya endapan kuning
tersebut menunjukkan adanya kation Ba2+.
5. Pada percobaan reaksi pengenal kation Mg2+. Adanya endapan
menunjukan adanya Mg(OH)2 / kation Mg2+
6. Pada percobaan ini terdapat beberapa kation diantaranya yaitu kation Cu 2+
yaitu kation golongan II, Fe3+ kation golongan III, Ba2+ kation golongan IV
dan kation Mg2+ golongan V.
7. Pada percobaan ini menunjukkan bahwa hasil percobaan sesuai dengan
literatur yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Besari, Ismail. 1982. Kimia Organik untuk Universitas Edisi I. Bandung: Armico
Bandung

Cokrosarjiwanto. 1997. Kimia Analitik Kualitatif I. Yogyakarta : UNY Press.

L, Underwood, A. 1993. Analisis Kimia Kualitatif Edisi IV. Jakarta: Erlangga

Masterlon, W.L. 1990. Analisa Kualitatif. Jakarta: Yudhistira

Svehla, G.1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: PT


Kalman Media Pustaka
LAMPIRAN
PERTANYAAN

1. Jelaskan sebelum melakukan reaksi pengenal terhadap suatu kation, kenapa


kation tersebut harus dipisahkan secara sempurna dari kation-kation yang
lain!

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pemisahan secara kuantitatif!

Jawab:

1. agar ion yang harus dipisahkan tersebut jangan mengganggu reaksi


pengenal ion lain. Sebagai contoh AgCl, PbCl2, dan HgCl2. Ketiga zat ini
adalah sama-sama berupa endapan putih dan sama-sama tidak larut dalam
air. PbCl2 dapat larut dalam air panas dan AgCl larut dalam amoniak. Bila
terdapat campuran PbCl2 dan AgCl, untuk memisahkannya dapat dilakukan
dengan cara, memisahkan PbCl2 dengan air panas, namun pemisahan yang
dilakukan tidak sempurna, yang berarti PbCl2 yang tinggal masih bercampur
dengan AgCl. Maka endapan diberi amoniak, lalu AgCl larut dan PbCl2 yang
tinggal tadi diasumsikan terdiri dari Pb, Aq, dan Hg. Padahal Hg tidak ada.

2. Pemisahan secara kuantitatif adalah pemisahan yang digunakan untuk


mengetahui “berapa” banyaknya kadar suatu zat yang terkandung dalam
suatu sampel. Zat yang ditentukan sering ditunjukkan sebagai zat yang
diinginkan atau disebut analit. Pemisahan ini sering digunakan utnuk melihat
penyusun bahan, jumlah maupun penentuan struktur. Untuk menentukkan
berapa banyak kadar zat tersebut, makan harus diketahui dahulu “apa” zat
yang diidentifikasi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai