Tugas Perbaikan Nilai Final - Fiqry Hardiansyah - 70200120095
Tugas Perbaikan Nilai Final - Fiqry Hardiansyah - 70200120095
NIM : 70200120095
KELAS : KESMAS D
Menurut hasil penelitian Rahayu & Sagita (2019) terdapat hubungan yang
bermakna antara pola makan dengan kejadian kekurangan energi kronik pada ibu hamil,
diperoleh nilai p value = 0,001 dengan α < 0.05. Pola makan yang tidak seimbang dan tidak
sesuai dengan kebutuhan gizi individu menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan asupat
zat gizi yang masuk kedalam tubuh sehingga kekurangan gizi dapat terjadi pada wanita usia
subur dimasa kehamilannya. Prevalensi kurang energi kronik pada wanita usia subur, baik
pada wanita hamil dan wanita tidak hamil berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) Tahun 2013 menujukkan proporsi wanita usia subur dengan resiko KEK usia
15-49 tahun yang hamil sebanyak 24,2% dan yang tidak hamil sebanyak 20,8% dan terjadi
penurunan prevalensi KEK berdasarkan hasil Riskesdas Tahun 2018 menjadi 17,3% pada
usia 15-49 tahun yang hamil dan 14,5% wanita yang tidak hamil (KEK Nasional = 31,8%).
(Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013, 2018). Prevalensi KEK tertinggi
berdasarkan proporsi kelompok umur yaitu pada WUS yang berusia 15-19 tahun sebanyak
33,5% pada WUS hamil dan 36,3% pada yang tidak hamil. Prevalensi KEK provinsi
Sulawesi Selatan masih diatas angka rata-rata nasional yaitu 34,59% dengan prevalensi KEK
pada WUS yang hamil sebanyak 16,87% pada 17,72% pada WUS yang tidak hamil.
Sedangkan di Kabupaten Bulukumba menujukkan prevalensi KEK pada wanita tidak hamil
masih diatas angka nasinali yaitu sebanyak 17,46% (Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, 2018).
Anemia pada ibu hamil adalah kondisi dimana kadar hemoglobin (Hb) darah ibu lebih
rendah dari 11 g / dl. Berdasarkan data Riskedas tahun 2013, angka anemia kehamilan di
Indonesia sebesar 37,1%, sedangkan angka anemia kehamilan di Makassar tahun 2017
sebesar 7,29%. Pada tahun 2017 terjadi penurunan jumlah kasus anemia pada ibu hamil yaitu
jumlah kasus anemia pada ibu hamil mengalami penurunan (29,1%) (data Puskesmas
Sudiang Raya, 2018). Berdasarkan data anemia ibu hamil di Puskesmas Sudanaya periode
Januari-Juli 2018, jumlah ibu hamil yang ada di Puskesmas Sudanaya sebanyak 489 orang,
dimana 92 kasus ibu hamil mengalami anemia dengan rasionya 18,8% (Puskesmas Sudanaya
2018) (Syarfaini dkk ., 2019).
Anemia pada kehamilan tidak dapat dpisahkan dengan perubahan fisiologis yang
terjadi selama proses kehamilan, umur janin, dan kondisi ibu hamil sebelumnya. Pada saat
hamil, tubuh akan mengalami perubahan yang signifikan, jumlah darah dalam tubuh
meningkat sekitar 20-30%. Sehingga memerlukan peningkatan kebutuhan pasokan besi dan
vitamin untuk membuat hemoglobin. Ketika hamil, tubuh ibu akan membuat lebih banyak
darah untuk berbagi dengan bayinya. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya anemia
pada populasi melibatkan interaksi kompleks dari faktor-faktor sosial, politik, ekologi, dan
biologi. Menurut Agragawal S bahwa penyebab utama anemia adalah gizi dan infeksi. Di
antara faktor gizi yang berkontribusi terhadap anemia adalah kekurangan zat besi. Hal ini
karena konsumsi makanan yang monoton, namun kaya akan zat yang menghambat
penyerapan zat besi (phytates) sehingga zat besi tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh.
Kekurangan zat besi juga dapat diperburuk oleh status gizi yang buruk, terutama ketika
dikaitkan dengan kekurangan asam folat, vitamin A atau B12, seperti yang sering terjadi di
negara-negara berkembang.
Diharapkan kepada ibu hamil untuk lebih memperhatikan asupan gizi selama
hamil dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi dan zat gizi lain yang
membantu pembentukan sel darah merah (Syarfaini, Alam, et al., 2019) Penyaranan bagi
masyarakat agar dapat melakukan diversifikasi pangan seperti roti rumput laut lawi-lawi
subtitusi tempe serta diperlukan penelitian lebih lanjut tentang zat gizi lain yang terkandung
dalam roti rumput laut lawi-lawi (Ceulerpa racemosa) subtitusi tempe sebagai makanan
tambahan guna memenuhi kebutuhan zat gizi masyarakat (Syarfaini, Damayati,et al,. 2019) .
Pada Penelitian, diharapkan dapat memberi masukan agar dapat mengambil langkah-langkah
yang lebih efektif dalam penyuluhan dan promosi kesehatan lainnya sehingga nantinya dapat
meningkatkan pengetahuan wanita usia subur mengenai makanan seimbang, pemilihan
makanan, frekuensi makan, porsi makan dan dampak KEK serta dengan meningkatnya
pengetahuan diharapkan perilaku WUS menjadi lebih baik dalam menentukan pola makan
dan frekuensi makan (Stephanie & Kartika,2016).
DAFTAR PUSTAKA
Alam, S., Ansyar, D. I., & Satrianegara, M. F. (2020). Eating pattern and educational history
in women of childbearing age. Al-Sihah: The Public Health Science Journal, 12(1), 81-91.
Syarfaini, S., Damayati, D. S., Susilawaty, A., Alam, S., & Humaerah, A. M. (2019). Analisis
Kandungan Zat Gizi Roti Rumput Laut Lawi-Lawi (Ceulerpa racemosa) Subtitusi Tempe
Sebagai Alternatif Perbaikan Gizi Masyarakat. Al-sihah: The Public Health Science
Journal, 11(1).
Stephanie, P., & Kartika, S. K. A. (2014). Gambaran Kejadian Kurang Energi Kronis Dan
Pola Makan Wanita Usia Subur Di Desa Pesinggahan, kecamatan Dawan, Klungkung. Bali:
FK Unud.
Sudikno, S., & Sandjaja, S. (2016). Prevalensi dan Faktor Risiko Anemia pada wanita usia
subur di rumah tangga miskin di Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis, Provinsi Jawa
Barat. Indonesian Journal of Reproductive Health, 7(2), 71-82.
Syarfaini, S., Alam, S., Aeni, S., Habibi, H., & Novianti, N. A. (2020). Faktor Risiko
Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Raya Kota
Makassar. Al-sihah: The Public Health Science Journal, 11(2).