Anda di halaman 1dari 32

Contoh Makalah Yang Baik dan Benar

Di bawah ini Mamikos akan memberikan 3 contoh makalah yang baik dan benar
dengan berbagai jenis topik.

1. Contoh Makalah Pendidikan


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang sudah melimpahkan rahmat,
taufik, dan hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun Tugas Bahasa Indonesia ini
dengan baik serta tepat waktu. Seperti yang sudah kita tahu“Pendidikan Karakter” itu
sangat berarti untuk anak bangsa dari mulai dini. Semuanya perlu dibahas pada
makalah ini kenapa Pendidikan Karakter itu sangat diperlukan serta layak dijadikan
bagaikan modul pelajaran.

Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang keberadaan Pendidikan
Karakter untuk kemajuan bangsa. Mudah- mudahan makalah yang kami buat ini bisa
menolong menaikkan pengetahuan kita jadi lebih luas lagi. Kami menyadari kalau
masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini.

Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan
guna kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bpk Guru
mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kepada pihak yang sudah menolong turut dan
dalam penyelesaian makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, kami sampaikan
banyak terima kasih.

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………..

Daftar Isi ……………………………………………………………………

Bab I PENDAHULUAN ………………………………………………


1.1 Latar Belakang ……………………………………………………

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………

1.3 Tujuan Masalah ………………………………………………….

Bab II PEMBAHASAN …………………………………………………

2.1 Pengertian Pendidikan Karakter ……………………………………..

2.2 Pengertian Beda Karakter dan Kepribadian ……………………..

2.3 Contoh Program Pendidikan karakter …………………………

Bab III PENUTUP ……………………………………………………….

3.1 Kesimpulan ………………………………………………………..

Daftar Pustaka ……………………………………………………………….

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia membutuhkan sumberdaya manusia dalam jumlah serta kualitas yang


mencukupi bagaikan pendukung utama dalam pembangunan. Buat penuhi
sumberdaya manusia tersebut, pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat
berarti. Perihal ini cocok dengan UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang mengatakan kalau pendidikan nasional
berperan meningkatkan keahlian serta membentuk karakter dan peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan nasional bertujuan buat berkembangnya kemampuan partisipan didik


supaya jadi manusia yang beriman serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta jadi masyarakat negeri
yang demokratis dan bertanggung jawab. Bersumber pada guna serta tujuan
pendidikan nasional, jelas kalau pembelajaran di tiap jenjang, tercantum di sekolah
wajib diselenggarakan secara sistematis guna menggapai tujuan tersebut. Perihal
tersebut tentu berkaitan dengan pembentukan karakter partisipan didik sehingga
sanggup bersaing, beretika, bermoral, sopan santun serta berhubungan dengan
warga.

1.2 Rumusan Masalah

Penulis sudah menyusun sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam makalah
ini. Ada pula sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam karya tulis ini antara
lain:

1. Apa penafsiran dari pendidikan karakter itu?

2. Apa penafsiran dari perbedaan kepribadian dan karakter?

3. Bagaimana contoh program pendidikan karakter?

1.3 Tujuan Masalah

Bersumber pada rumusan permasalahan yang disusun oleh penulis di atas, hingga
tujuan dalam penyusunan makalah ini merupakan bagaikan berikut:

1. Untuk mengenali apa itu pendidikan karakter.

2. Untuk mengenali apa itu perbedaan kepribadian dan karakter.

3. Untuk mengenali contoh program pendidikan karakter.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendidikan Karakter


Pendidikan karakter merupakan sesuatu sistem penanaman nilai- nilai kepribadian
kepada para siswa sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, pemahaman
ataupun keinginan, serta aksi buat melakukan nilai- nilai tersebut, baik terhadap
Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, area, ataupun kebangsaan
sehingga menjadi manusia insan kamil.

2.2 Perbedaan Karakter dan Kepribadian

Kepribadian merupakan hadiah dari Tuhan Sang Pencipta dikala manusia dilahirkan
serta tiap orang yang mempunyai kepribadian tentu terdapat kelemahannya serta
kelebihannya di aspek kehidupan sosial serta tiap- tiap individu. Ada 4 gologan
setidaknya yang terdapat pada kepribadian seseorang, yaitu Koleris, Sanguinis,
Phlegmatis dan Melankolis.

2.3 Contoh Program Pendidikan Karakter

1. Lingkungan Sekolah

Dengan adanya program pendidikan karakter disekolah maka akan membuat para
siswa lebih terdidik. Program ini membekali serta membagikan pengetahuan pada
guru tentang psikologi siswa, metode mendidik siswa dengan menguasai mekanisme
dalam siswa, serta 3 aspek kunci buat menghasilkan siswa sukses, dan kiat instan
dalam menguasai serta menanggulangi siswa yang“ bermasalah” dengan perilakunya.

2. Lingkungan Keluarga

Biasakan anak bersosialisasi serta berhubungan dengan lingkungan dekat. Ingat opsi
terhadap lingkungan sangat memastikan pembuatan kepribadian anak. Semacam kata
pepatah berteman dengan penjual minyak wangi hendak turut wangi, berteman
dengan penjual ikan hendak turut amis. Semacam seperti itu, lingkungan baik serta
sehat hendak meningkatkan kepribadian sehat serta baik, begitu pula kebalikannya.
Serta yang tidak dapat diabaikan merupakan membangun ikatan spiritual dengan
Tuhan Yang Maha Esa.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari ulasan di atas penulis bisa merumuskan sebagai berikut:

Bangsa Indonesia sudah berupaya buat tingkatkan kesesuaian serta kualitas


pendidikan karakter lewat sekolah- sekolah, paling utama Sekolah Menengah Awal
(SMP), sebab anak umur SMP sangat sesuai buat diberi pendidikan tentang
pendidikan karakter. Guru merupakan orang tua para siswa. Karenanya, Rosulullah
melarang para orangtua( guru) mendoakan keburukan untuk anak- didiknya.
Mendoakan keburukan kepada siswa ialah perihal yang beresiko. Bisa menyebabkan
yang tidak baik bagi siswa serta masa depannya. Pendidikan karakter bertujuan buat
tingkatkan kualitas penyelenggaraan serta hasil pembelajaran di sekolah yang menuju
pada pencapaian pembuatan kepribadian serta akhlak mulia partisipan didik secara
utuh, terpadu, serta balance.

Baca Juga :

3 Contoh Makalah Mahasiswa Sesuai Pedoman Dan Struktur yang Baik dan Benar

2. Contoh Makalah Komunikasi


Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah mata kuliah “Komunikasi Publik”. Kemudian shalawat beserta salam
kita sampaikan kepada nabi besar Muhammad SAW. yang telah memberikan
pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Komunikasi Publik di program
studi Pendidikan Matematika. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing mata kuliah Komunikasi Publik yang
telah memberikan bimbingan serta arahan selama proses perkuliahan mata kuliah ini.
Akhirnya kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran demi
perbaikan-perbaikan selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita sekalian.

Banda Aceh, 18 November 2017

Kelompok VI

Daftar Isi

Kata Pengantar……………………………………………………………………………………………………..
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………………………………
BAB
I…………………………………………………………………………………………………………………………….
PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………………….
.
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………………..
C. Tujuan………………………………………………………………………………………………………………..
BAB
II……………………………………………………………………………………………………………………………
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………………………………….
A. Pengertian Komunikasi Massa…………………………………………………………………………..
B. Ciri-Ciri Komunikasi Massa………………………………………………………………………………..
C. Proses Komunikasi Massa…………………………………………………………………………………..
D. Bentuk Komunikasi Massa…………………………………………………………………………………
E. Fungsi Komunikasi Massa…………………………………………………………………………………
F. Efek Komunikasi Massa……………………………………………………………………………………
BAB III………………………………………………………………………………………………………………………..
PENUTUP……………………………………………………………………………………………………………………
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………….
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………………………

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia membutuhkan sebuah media untuk saling


bertukar informasi. Cara ini dikenal dengan istilah komunikasi. Melalui komunikasi,
seseorang dapat menyampaikan sebuah berita, saling bertukar informasi, mengajukan
sebuah gagasan atau ide, maupun bersosialisasi dengan orang lain. Komunikasi dapat
terjadi antara satu orang dengan orang lain, komunikasi antara dua orang atau lebih,
seseorang kepada sebuah organisasi atau komunitas, bahkan komunikasi yang
ditujukan langsung kepada masyarakat luas.

Jenis-jenis komunikasi pun amat beragam. Komunikasi tidak hanya dilakukan secara
tatap muka, namun saat ini sudah dapat dilakukan melalui media digital atau online.
Komunikasi dapat dilakukan melalui perantara kata-kata dan kalimat, lambang, tanda,
maupun tingkah laku. Komunikasi ini sendiri pun dapat dituangkan dalam berbagai
bentuk media, seperti kata-kata, gambar, angka, tulisan, dan bahkan video.

Komunikasi manusia memiliki beberapa konteks tergantung dari jumlah komunikator,


derajat kedekatan fisik, saluran indrawi yang tersedia hingga kesegeraan umpan balik
(Cassandra dalam Mulyana, 71; 2002). Salah satu konteks komunikasi ini antara lain
adalah komunikasi massa. Cassandra (dalam Mulyana, 71;2002) menyebutkan bahwa
jika konteks komunikasi massa dibandingkan dengan konteks komunikasi lainnya
maka dapat dijelaskan bahwa komunikasi massa merupakan sebuah bentuk
komunikasi yang memiliki jumlah komunikator yang paling banyak, derajat kedekatan
fisik yang paling rendah, saluran indrawi yang tersedia sangat minimal dan umpan
balik yang tertunda. Sebuah informasi dapat secara cepat tersampaikan kepada
masyarakat luas melalui sebuah media yang disebut sebagai media massa.
Keuntungan penyebaran informasi melalui media massa adalah keunggulannya dalam
penyampaian informasi yang sama kepada khalayak ramai dalam waktu relatif
serentak.

B. Rumusan Masalah

Agar dalam pembuatan makalah ini tidak terlalu kompleks maka dirumuskan masalah
yaitu sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi massa?

2. Apa ciri-ciri atau karakteristik komunikasi massa?

3. Bagaimana proses komunikasi massa?

4. Apa saja bentuk komunikasi massa?

5. Apa fungsi komunikasi massa?

6. Bagaimana efek atau peran komunikasi massa?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi

2. Untuk memperluas ilmu pengetahuan tentang komunikasi massa

3. Mengetahui Pengertian, ciri-ciri, proses dan bentuk komunikasi massa serta


fungsi dan efek komunikasi massa

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Massa


Komunikasi massa (mass communication) juga bisa disebut sebagai komunikasi media
massa (mass media communication). Maka dari itu, komunikasi massa jelas berarti
sebuah cara berkomunikasi atau penyampaian informasi yang dilakukan melalui
media massa (communicating with media). Ciri khas dari komunikasi massa adalah
jenis komunikasi yang ditujukan kepada orang banyak atau masyarakat luas melalui
perantara media massa. Jika mendengar kata massa, maka kita dapat mengartikan
dengan hal yang berkaitan dengan kata jamak, massive, serta dalam jumlah yang
sangat banyak.

Defisini komunikasi massa yang paling umum adalah cara penyampaian pesan yang
sama, kepada sejumlah besar orang, dan dalam waktu yang serempak melalui media
massa. Komunikasi massa dapat dilakukan melalui keseluruhan media massa yang
ada, yaitu media cetak, media elektronik, serta media online. Tidak ada batasan
media dalam penggunaan komunikasi massa ini. Sebuah pesan yang disampaikan
kepada satu orang, akan memiliki dampak yang berbeda apabila pesan tersebut
disampaikan langsung kepada banyak orang di waktu yang bersamaan.

Selain manfaat waktu dan tenaga, komunikasi massa memiliki dampak positif
keuntungan yang cukup besar lainnya. Komunikasi massa bahkan mampu
menggerakkan sebuah massa atau sejumlah besar orang dan komunitas untuk
melakukan suatu hal yang diharapkan melalui sebuah pesan. Komunikasi massa
adalah jenis kekuatan sosial yang mampu mengarahkan masyarakat dan organisasi
media untuk mencapai sebuah tujuan yang telah ditetapkan, seperti contohnya
adalah tujuan sosial. Komunikasi massa mampu menyebarkan pesan secara publik
secara hampir bersamaan bahkan hanya dalam satu kali penyampaian informasi.

Komunikasi massa ini disampaikan secara terbuka kepada masyarakat heterogen


yang jangkauannya relatif lebih besar. Komunikasi massa berperan sebagai cara yang
efektif untuk menyampaikan informasi antara pihak yang ingin menyampaikan
informasi, dengan pihak yang ingin diberikan informasi. Baik komunikasi bagi
perorangan atau individu, komunikasi kelompok, maupun fungsi utamanya sebagai
komunikasi bagi masyarakat luas.
Terdapat beberapa tokoh atau ahli yang menyampaikan pendapatnya mengenai
definisi dari komunikasi massa. Salah satunya adalah Charles R. Wright. Menurut
pendapat Wright, komunikasi massa dapat dibedakan menurut pola-polanya, hal ini
dikarenakan komunikasi massa memiliki keunikan karakteristik yaitu:

1. Ditujukan kepada masyarakat luas yang heterogen, anonim, serta dalam


jangkauan yang luas

2. Informasi yang disampaikan bersifat terbuka

3. Informasi yang disampaikan diterima secara bersamaan pada waktu yang


kurang lebih relatif sama dan bersifat hanya sementara bagi sebagian media
massa (media elektronik)

4. Komunikator sebagai pihak yang menyampaikan informasi, biasanya bergerak


dalam sebuah organisasi yang memiliki kedudukan tinggi dan membutuhkan
biaya yang cukup besar

Menurut Wright, komunikasi massa dapat berfungsi sebagai surveillance atau sebuah
kegiatan untuk mengkorelasi dan menggabungkan sebuah kejadian dengan fakta-
fakta sehingga dapat ditarik kesimpulan. Selain fungsi penting tersebut, Wright juga
berpendapat bahwa komunikasi massa dapat bermanfaat sebagai media hiburan.
Pendapat kedua mengenai definisi komunikasi massa disampaikan oleh John R.
Bittner (1980: 10). Bittner berpendapat bahwa, komunikasi massa adalah sebuah
pesan yang disampaikan atau dikomunikasikan melalui media massa pada sebagian
besar orang.

Unsur-unsur penting dalam komunikasi massa adalah:

 Komunikator,

 Media massa dan informasi (pesan),

 Gatekeeper,

 Khalayak (publik) dan umpan balik.


B. Ciri-Ciri Komunikasi Massa

Komunikasi massa memiliki beberapa karakteristik. Ciri-ciri komunikasi massa ini


dapat dibagi kedalam 4 tanda pokok komunikasi massa. Keempat tanda pokok
karakteristik komunikasi massa ini disampaikan oleh seorang ahli yaitu Suprapto.
Ciri-ciri menurut Suprapto, 2006: 13 tentang keempat tanda pokok tersebut adalah
sebagai berikut:

1. Komunikasi massa memiliki sifat komunikan


Hal ini karena sasaran komunikasi massa adalah masyarakat yang relatif besar
serta memiliki sifat yang heterogen dan anonim. Masyarakat ini tidak dapat
diukur berapa banyak jumlahnya, bagaimana latar belakang pendidikan, usia,
agama, suku, jenis pekerjaan, dan lain sebagainya. Hal yang dapat menjadikan
semua perbedaan ini melebur adalah kesamaan minat dan kepentingan yang
sama.

2. Komunikasi massa memiliki sifat cepat dan serentak


Penyampaian pesan secara serempak ini dilakukan secara bersamaan oleh
komunikator kepada komunikan yang memiliki jumlah yang besar. Jika
disampaikan secara serentak, maka perhatian komunikan akan berfokus pada
pesan yang disampaikan oleh komunikator. Sifat penyampaian pesan yang
cepat akan memungkinkan pesan tersebut dapat tersampaikan dalam waktu
yang relatif singkat.

3. Komunikasi massa memiliki sifat public


Sudah jelas bahwa pesan yang ingin disampaikan tersebut ditujukan kepada
masyarakat luas, bukan kepada golongan tertentu saja. Sehingga isi pesan
yang disampaikan harus lebih umum. Karena mencakup lingkungan yang
umum dan universal.

4. Komunikator yang terkoordinir


Karena media massa merupakan sebuah lembaga organisasi, maka komunikasi
massa pasti memiliki komunikator yang telah terorganisasi dengan baik dan
profesional seperti jurnalis, sutradara, penyiar atau pembawa acara, dan lain
sebagainya. Pesan yang akan disampaikan tersebut merupakan hasil kerjasama
tim, sehingga keberhasilan sebuah komunikasi massa juga tergantung
berdasarkan berbagai faktor di dalam organisasi media massa tersebut.
Sebagai contoh, jika ditinjau dari media yang digunakan dalam proses
komunikasi ini adalah surat kabar, maka akan terjadi proses sebagai berikut:

a. Komunikator akan membuat pesan atau informasi berupa artikel. Pesan


dalam bentuk artikel tersebut terdapat dua kategori yaitu keinginan
komunikator.
o Permintaan media massa yang bersangkutan.
Komunikator ini disebut sebagai wartawan atau penulis berita yang
berupa artikel tersebut.

b. Pesan dalam bentuk artikel tersebut akan diperiksa oleh penanggung


jawab rubric alias editor. Dalam proses ini, terkadang editor mengedit
tulisan artikel tersebut terlebih dahulu sesuai dengan EYD dan jenis
penulisan yang ada di media massa tersebut jika media massa memiliki
kaidah sebagai karakter tersendiri.

c. Setelah diedit atau diperiksa, maka artikel dilanjutkan kepada redaktur


untuk diperiksa apakah artikel tersebut layak terbit atau tidak. Karena
biasanya media massa memiliki kebijakan tersendiri dalam pemuatan
artikel yang akan dipublikasikan.

d. Selanjutnya, jika artikel disetujui, maka artikel dilanjutkan kembali


kepada editor atau korektor untuk disetting seperti layout atau ilustrasi
yang sesuai dengan artikel tersebut.

e. Tahap terakhir yaitu pencetakkan artikel pada media massa dan


didistrubsikan juga dipublikasikan ke publik.
Berbeda halnya dengan media komunikasi yang menggunakan media
berupa televisi. Dalam media komunikasi massa berupa televisi ini
tentunya akan melibatkan banyak orang dan crew nantinya. Karena
nantinya akan melibatkan beberapa crew seperti juru kamera, lighting,
stage manager, make up, wardrobe, floor manager, dan lain sebagainya
yang merupakan komponen dari broadcasting pada umumnya.

Selain keempat tanda pokok tersebut yang dikemukakan oleh Supranto, ada
beberapa ciri komunikasi massa lain berdasarkan artikel yang kami dapatkan,
diantaranya:

1. Komunikan Anonim dan Heterogen


Komunikan pada komunikasi massa itu bersifat anonim dan heterogen.
Anonim artinya bahwa pembaca atau penerima pesan itu tidak ada yang tahu
siapa dan di mana. Sedangkan sifat heterogen ini merupakan sifat yang
beragam dan berbeda-beda alias luas pemaknaan sifatnya.
Namun, seorang komunikator harus dapat mengerti sifat dan karakter dari
pembacanya yang berperan sebagai komunikan. Dengan kata lain,
komunikator pada media massa haruslah mengerti status dari pembacanya.
Entah dari pendidikannya, sikapnya hingga perilakunya. Sehingga komunikator
dapat menyampaikan pesan sesuai dengan sasarannya. Komunikan pada media
massa bersifat anonym karena seorang komunikator tidak pernah mengenal
komunikannya.

2. Mengutamakan Isi daripada Hubungan/Timbal Balik


Di dalam setiap komunikasi selalu memiliki unsur isi konten atau pesan dan
hubungan atau timbal balik dari komunikan. Jika di dalam komunikasi antar
personal, hubungan merupakan unsur yang sangat penting dalam
berkomunikasi. Karena pesan yang disampaikan tidak harus terstruktur dan
terkesan bebas juga tanpa adanya karakteristik.
Berbeda halnya dengan komunikasi massa yang memiliki karakteristik dan
haruslah tersusun, sehingga dalam komunikasi massa haruslah melibatkan isi
yang berkualitas dan tidak memandang hubungan dengan komunikan. Itu
sebabnya konmunikasi massa selalu terdapat adanya propaganda alias sering
mengundang controversial yang timbul dari masyarakat. Namun, hal itu dapat
diantisipasi oleh kaidah atau kebijakan-kebijakan yang ada dalam media massa.
3. Bersifat Satu Arah
Seperti halnya pada pengertian bahwa komunikasi massa, pesan disampaikan
melalui media massa. Sehingga terdapat perantara berupa media massa atau
cetak. Dengan adanya perantara pesan tersebut ini membuat antara
komunikator dengan komunikan tidak dapat bertatap secara langsung dalam
proses komunikasi.
Dalam komunikasi massa, sebenarnya antara komunikator dengan komunikan
yang berperan aktif, namun keduanya tidak bisa berdialog atau berkomunikasi
secara langsung seperti yang terjadi pada proses komunikasi antar personal.
Hal inilah yang membuat komunikasi massa ini bersifat satu arah. Hal ini dapat
ditinjau dari contoh ketika kita mendapatkan pesan berupa berita yang
disampaikan melalui televisi, dan kita ada beberapa bagian yang tidak kita
pahami, maka kita tidak dapat berkomunikasi langsung ke komunikator untuk
mengulang atau menjelaskan pesan tersebut. Hal inilah yang dinamakan sifat
satu arah dalam komunikasi.

4. Stimulasi Alat Indera Terbatas


Stimulasi alat indera pada komunikasi massa bergantung pada jenis media
massa yang ada. Seperti halnya pada media massa melalui surat kabar seperti
Koran atau majalah yaitu hanya menggunakan indera penglihatan yaitu mata,
untuk media melalui radio menggunakan pendengaran yaitu telinga karena
berupa audio sedangkan pada media televisi, komunikan menerima pesan
dengan dua indera yaitu penglihatan dan pendengaran yaitu mata dan telinga
karena bersifat auditif dan visual.

5. Umpan Balik Tertunda


Seorang komunikator dalam proses komunikasi massa ini memang tidak dapat
menyampaikan balasan pesan atau umpan balik ke komunikatornya. Namun,
hal itu dapat dilakukan bukan secara langsung namun dilakukan secara
bertahap yaitu melalui procedural yang ada dan sudah ditetapkan oleh media
yang ia terima. Seorang komunikator tidak hanya fokus pada ucapan
komunikannya, namun juga gerakan panca indera, serta gerakan lainnya yang
dapat di interpretasikan oleh komunikan. Semua gerakan tersebut pada
akhirnya menjadi simbol umpan balik yang bersifat langsung (direct feedback),
ataupun yang bersifat segera (immediate feedback).

C. Proses Komunikasi Massa

Komunikasi massa dalam prosesnya melibatkan banyak orang yang bersifat kompleks
dan rumit. Menurut McQuail (1999) proses komunikasi massa terlihat berproses
dalam bentuk:

1. Melakukan distribusi dan penerimaan informasi dalam skala besar. Jadi proses
komunikasi massa melakukan distribusi informasi kemasyarakatan dalam skala
yang besar, sekali siaran atau pemberitaan jumlahdan lingkupnya sangat luas
dan besar.

2. Proses komunikasi massa cenderung dilakukan melalui model satu arah yaitu
dari komunikator kepada komunikan atau media kepada khalayak. Interaksi
yang terjadi sifatnya terbatas.

3. Proses komunikasi massa berlangsung secara asimetris antara komunikator


dengan komunikan. Ini menyebabkan komunikasi antara mereka berlangsung
datar dan bersifat sementara. Kalau terjadi sensasi emosional sifatnya
sementara dan tidak permanen.

4. Proses komunikasi massa juga berlangsung impersonal atau non pribadi dan
anonim.

5. Proses komunikasi massa juga berlangsung didasarkan pada hubungan


kebutuhan-kebutuhan di masyarakat. Misalnya program akan ditentukan oleh
apa yang dibutuhkan pemirsa. Dengan demikian media massa juga ditentukan
oleh rating yaitu ukuran di mana suatu program di jam yang sama di tonton
oleh sejumlah khalayak massa.

D. Bentuk Komunikasi Massa

1. Surat Kabar
Menurut Agee, surat kabar memiliki tiga fungsi utama dan fungsi sekunder.
Fungsi utama surat kabar adalah menginformasikan kepada pembaca secara
objektif tentang apa yang terjadi dalam suatu komunitas, negara, dan dunia;
mengomentari berita yang disampaikan dan mengembangkannya ke dalam
fokus berita; dan menyediakan keperluan informasi bagi pembaca yang
membutuhkan barang dan jasa melalui periklanan di surat kabar.
b. Majalah
Menurut Dominick, klasifikasi majalah dibagi ke dalam lima kategori utama,
yaitu general consumer magazine (majalah konsumen umum), bussiness
publication (majalah bisnis), literacy reviews and academic journal (kritik sastra
dan majalah ilmiah), newsletter (majalah khusus terbitan berkala), dan public
relations magazine (majalah humas).

2. Radio
Radio merupakan media elektronik tertua dan sangat luwes. Radio telah
beradaptasi dengan perubahan dunia dengan mengembangkan hubungan
saling menguntungkan dan melengkapi dengan media lainnya.

3. Televisi
Dari semua media televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan
manusia. Televisi dipenuhi hiburan, berita, dan iklan. Televisi mengalami
perkembangan secara dramatis melalui pertumbuhan televisi kabel. Sistem
penyampaian program lebih berkembang. Sedikitnya ada lima metode
penyampaian program televisi yang telah dikembangkan, seperti over the air
reception of network and local station program, cable, digital cable, wireless
cable, direct broadcast satellite (DBS).

4. Film
Gambar bergerak adalah bentuk dominan dari komunikasi massa. Film lebih
dulu menjadi media hiburan dibanding radio siaran dan televisi. Menonton
televisi menjadi aktivitas populer bagi orang Amerika pada tahun 1920-an
sampai 1950-an. Film adalah industri bisnis yang diproduksi secara kreatif dan
memuhi imajinasi orang-orang yang bertujuan memperoleh estetika.
5. Komputer dan Internet
Situs juga menjadikan sumber informasi untuk hiburan dan informasi
perjalanan wisata. Pengguna internet menggantungkan pada situs untuk
memperoleh berita. Dua sampai tiga pengguna internet mengakses situs untuk
mendapatkan berita terbaru setiap minggunya. Sebagian besar komputer dan
jaringan yang tersambungkan ke internet masih berkaitan dengan masyarakat
pendidikan dan penelitian. Kenyataan ini tidaklah mengejutkan karena internet
memang lahir dari benih penelitian. Internet unggul dalam menghimpun
berbagai orang, karena geografis tak lagi menjadi pembatas, berbagai orang
dari negara dan latar belakang yang berbeda dapat saling bergabung
berdasarkan kesamaan minat dan proyeknya. Internet menyebabkan begitu
banyak perkumpulan antara berbagai orang dan kelompok.

E. Fungsi Komunikasi Massa

Para pakar mengemukakan tentang sejumlah fungsi komunikasi, kendati dalam setiap
item fungsi terdapat persamaan dan perbedaan. Fungsi komunikasi massa menurut
Dominik (2001), terdiri dari surveillance (pengawasan), interpretation (penafsiran),
lincage (keterkaitan) transmition of values (penyebaran nilai), dan entertainment
(hiburan). Effendy (1993) mengemukakan fungsi komunikasi massa secara umum
adalah:

1. Fungsi Informasi
Fungsi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi
pembaca, pendengar, atau pemirsa. Khalayak sebagai makhluk sosial akan
selalu merasa haus akan informasi yang terjadi. Sebagian informasi didapat
bukan dari sekolah, atau tempat bekerja, melainkan dari media. Kita belajar
musik, politik, ekonomi, hukum, seni, sosiologi, psikologi, komunikasi dan hal
lain dari media.
Khalayak media massa berlangganan surat kabar, majalah, mendengarkan
siaran radio, atau mennton televisi karena mereka ingin mendapatkan
informasi tentang peristiwa yang terjadi di muka bumi, gagasan atau pikiran
orang lain, apa yang dilakukan, diucapkan, atau dilihat orang lain.
2. Fungsi Pendidikan
Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya (mass
education). Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya
mendidik. Salah satu cara mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui
pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa atau
pembaca. Biasanya media massa melakukannya melalui drama, cerita, diskusi
dan artikel. Contohnya, dalam televisi swasta ada acara pendidikan bagi ibu
dan balita yang dipandu oleh orang-orang yang berkompeten dalam bidang-
bidang yang ada kaitannya dengan pendidikan anak-anak. Nilai-nilai yang
harus diambil masyarakat, tidak diungkapkan secara langsung, tetapi
divisualisasikan dengan contoh-contoh tentang bagaimana mendidik anak-
anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, apa makanan yang layak,
bagaimana merawat bayi yang baik, bagaimana cara berkomunikasi yang baik
dengan anak balita dan sebagainya.

3. Fungsi Memengaruhi
Fungsi memengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada
tajuk/editorial, fearutes, iklan, artikel, dan sebagainya. Khalayak dapat
terpengaruh oleh iklan-iklan yang di tayangkan televisi ataupun surat kabar,
contohnya adalah dalam keluarga petani yang hidup di desa mempunyai
kebiasaan mencuci rambut dengan menggunakan air rendaman sapu merang
yang telah dibakar terlebih dahulu. Apa yang terjadi setelah keluarga petani
tersebut memiliki pesawat televisi dan menonton tayangan iklan sampo yang
dibintangi artis favoritnya? Kebiasaan yang sudah berlangsung sejak lama,
sekarang mengalami perubahan. Dari mencuci rambut dengan memakai air
rendaman sapu merang yang di bakar diganti dengan sampo yang ada dalam
iklan di televisi.
Menurut Devito dalam bukunya Komunikasi Antar Manusia (1996), ada 3
masalah pokok yang harus diperhatikan dalam memahami fungsi-fungsi media
massa. Pertama, setiap kali menghidupkan pesawat televisi, siaran radio,
maupun membaca surat kabar, kita melakukannya karena alasan tertentu.
Kedua, komunikasi massa menjalankan funsi yang berbeda bagi setiap pemirsa
secara individual. Progam televisi yang sama dapat menghibur satu orang,
mendidik yang lain, mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang. Ketiga,
fungsi yang dijalankan oleh komunikasi massa bagi sembarang orang yang
berbeda dari satu waktu ke waktu yang lain. Produk rekaman tertentu bisa
dirasakan sebagai penghibur pada suatu saat, tetapi pada saat yang lain
rekaman tersebut dirasakan sebagai olah sosialisasi atau alat pemersatu.

F. Efek Komunikasi Massa

Komunikasi massa memiliki beberapa efek yang dapat mempengaruhi individu,


masyarakat, dan bahkan kebudayaan. Efek menurut Steven A. Chafee adalah sebagai
berikut:

1. Efek terhadap individu


Komunikasi massa dapat memberikan efek ekonomis pada setiap individu. Hal
ini tercermin dalam jasa lowongan pekerjaan yang disediakan oleh industri
media massa. Efek kedua adalah pengaruh terhadap kebiasaan sehari-hari.
Setiap pagi orang akan memiliki kebiasaan membaca berita terlebih dahulu
sebelum memulai aktifitas. Efek ketiga adalah entertain, media massa dapat
menjadi sebuah sarana ‘pelarian’ dari rasa penat dan stress. Hal ini dapat
dilakukan melalui berbagai aplikasi online media sosial.

2. Efek terhadap masyarakat


Efek ini berkaitan erat dengan karakter yang dimiliki oleh seseorang.
Masyarakat akan menilai berdasarkan pembawaan, interaksi, serta cara berfikir
seseorang sesuai dengan apa yang ditunjukkan oleh media. Media massa
secara tidak langsung akan ‘mengajak’ masyarakat untuk memberikan penilaian
yang sama terhadap seseorang berdasarkan penilaian dari media massa itu
sendiri.

3. Efek terhadap kebudayaan


Kerap kali hal yang ditampilkan dalam media, baik media cetak, media
elektronik, maupun media digital akan berbeda bagi setiap kebudayaan yang
dianut oleh masing-masing daerah. Misalnya saja mengenai cara berbusana.
Gaya berbusana di masing-masing negara tentu berbeda, namun ketika media
massa menayangkannya, hal tersebut akan mempengaruhi selera fashion di
daerah lain.

BAB III
PENUTUP

Pentingnya komunikasi dalam kehidupan sosial telah menjadi perhatian para


cendikiawan sejak zaman aristoteles walaupun hanya berkisaran pada retorika dalam
lingkungan kecil. Baru pada pertengagan abad ke-20, ketika dunia dirasakan semakin
kecil akibat revolusi industri dan revolusi teknologi Elektronik, para cendikiawan
menyadari pentingnya meningkatkan komunikasi dari pengetahuan menjadi ilmu. Kini
komunikasi semakin menjadi perrhatian dari masyarakat karna relevasinya dalam
berbagai bidang kehidupan semakin jelas.

Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi media membuat dan


menyebarkan pesan kepada khalayak banyak organisasi-organisasi media ini akan
menyebar luaskan pesan-pesan yang akan memengaruhi dan mencerminkan
kebudayaan suatu masyarakat, lalu informasi ini akan mereka hadirkan serentak pada
khalayak luas yang beragam. Hal ini membuat media menjadi bagian dari salah satu
institusi yang kuat di masyarakat. Komunikasi massa merupakan kegiatan seseorang
atau suatu organisasi yang memproduksi serangkain pesan dengan bantuan mesin
untuk di sebarkan kepada khalayak banyak yang bersifat anonim, heterogen, dan
tersebar. Komunikasi massa dapat membantu kita dan menjadikan semakin baiknya
komunikasi serta sosialisasi baik di masyarakat maupun ruang lingkup kesehatan.

3. Contoh Makalah Kesehatan


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sehat adalah sebuah kondisi maksimal, baik dari fisik, mental dan sosial sehingga
dapat melakukan suatu aktifitas yang menghasilkan sesuatu. Kondisi tubuh yang
sehat pada manusia dapat kita lihat dari kebugaran tubuh. Dalam sebuah lingkungan
masyarakat terkadang mengalami beberapa masalah kesehatan, baik yang muda, tua,
wanita maupun pria. Kesehatan dapat diartikan sebuah investasi penting untuk
mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya
penanggulangan kemiskinan.

Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk


meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam pengukuran Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan adalah salah satu komponen utama selain
pendidikan dan pendapatan Dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa
dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Kondisi pembangunan kesehatan secara umum dapat dilihat dari status
kesehatan dan gizi masyarakat, yaitu angka kematian bayi, kematian ibu melahirkan,
prevalensi gizi kurang dan umur angka harapan hidup.

Angka kematian bayi menurun dari 46 (1997) menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup
(2002–2003) dan angka kematian ibu melahirkan menurun dari 334 (1997) menjadi
307 per 100.000 kelahiran hidup (2002-2003). Umur harapan hidup meningkat dari
65,8 tahun (1999) menjadi 66,2 tahun (2003). Umur harapan hidup meningkat dari
65,8 tahun (Susenas 1999) menjadi 66,2 tahun (2003).Prevalensi gizi kurang
(underweight) pada anak balita, telah menurun dari 34,4 persen (1999) menjadi 27,5
persen (2004) dan Indonesia di urutan ketiga terbanyak penderita kusta di dunia
dengan jumlah penderita 18,994 orang (2012).

Bila dilihat permasalahan gizi antar provinsi terlihat sangat bervariasi yaitu terdapat
10 provinsi dengan prevalensi gizi kurang diatas 30% dan bahkan ada yang diatas
40% yaitu di provinsi Gorontalo, NTB, NTT dan Papua. Kasus gizi buruk umumnya
menimpa penduduk miskin/tidak mampu. Di sisi lain masalah baru gizi seperti
kegemukan, terutama di wilayah perkotaan cenderung meningkat karena perubahan
gaya hidup masyarakat. Kondisi umum kesehatan seperti dijelaskan di atas
dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu lingkungan, perilaku, dan pelayanan
kesehatan.

Sementara itu pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain
ketersediaan dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan, obat dan perbekalan
kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan dan manajemen kesehatan. Fasilitas
pelayanan kesehatan dasar, yaitu Puskesmas yang diperkuat dengan Puskesmas
Pembantu dan Puskesmas keliling, telah didirikan di hampir seluruh wilayah
Indonesia. Saat ini, jumlah Puskesmas di seluruh Indonesia adalah 7.550 unit,
Puskesmas Pembantu 22.002 unit dan Puskesmas keliling 6.132 unit.

Di bidang obat dan perbekalan kesehatan telah ditetapkan standar Cara Pembuatan
Obat yang Baik (CPOB) dan jenis obat generik yang mencakup 220 obat. Penggunaan
obat generik dan obat tradisional cenderung mengalami kenaikan, dan 95 persen
kebutuhan obat nasional telah dipenuhi dalam negeri. Demikian juga dengan vaksin
dan sebagian alat-alat kesehatan. Walaupun demikian ketersediaan, mutu, keamanan
obat dan perbekalan kesehatan masih belum optimal serta belum dapat dijangkau
dengan mudah oleh masyarakat.

Dalam hal tenaga kesehatan, Indonesia mengalami kekurangan pada hampir semua
jenis tenaga kesehatan yang diperlukan. Permasalahan besar tentang SDM adalah
inefisiensi dan inefektivitas SDM dalam menanggulangi masalah kesehatan. Dan
dalam aspek manajemen pembangunan kesehatan, dengan diterapkannya
desentralisasi kesehatan, permasalahan yang dihadapi adalah kurangnya sinkronisasi
kegiatan antara Pusat dan Daerah, peningkatan kapasitas SDM daerah terutama
dalam perencanaan, peningkatan sistem informasi, terbatasnya pemahaman terhadap
peraturan perundangan serta struktur organisasi kesehatan yang tidak konsisten.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut diatas, tulisan ini secara khusus akan membahas
permasalahan :
1. Bagaimana gambaran masalah kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia
saat ini ?

2. Bagaimana strategi paradigma kesehatan dan konsep baru tentang makna


sehat ?

3. Bagaimana mengetahui sasaran dan strategi utama pembangunan kesehatan ?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Masalah Kesehatan Masyarakat di Indonesia

Dewasa ini di Indonesia terdapat beberapa masalah kesehatan penduduk yang masih
perlu mendapat perhatian secara sungguh-sungguh dari semua pihak antara lain:
anemia pada ibu hamil, kekurangan kalori dan protein pada bayi dan anak-anak,
terutama di daerah endemic, kekurangan vitamin A pada anak, anemia pada
kelompok mahasiswa, anak-anak usia sekolah, serta bagaimana mempertahankan dan
meningkatkan cakupan imunisasi. Permasalahan tersebut harus ditangani secara
sungguh-sungguh karena dampaknya akan mempengaruhi kualitas bahan baku
sumber daya manusia Indonesia di masa yang akan datang. Perubahan masalah
kesehatan ditandai dengan terjadinya berbagai macam transisi kesehatan berupa
transisi demografi, transisi epidemiologi, transisi gizi dan transisi perilaku. Transisi
kesehatan ini pada dasarnya telah menciptakan beban ganda (double burden)
masalah kesehatan.

1. Transisi demografi, misalnya mendorong peningkatan usia harapan hidup yang


meningkatkan proporsi kelompok usia lanjut sementara masalah bayi dan
BALITA tetap menggantung.

2. Transisi epidemiologi, menyebabkan beban ganda atas penyakit menular yang


belum pupus ditambah dengan penyakit tidak menular yang meningkat dengan
drastis.

3. Transisi gizi, ditandai dengan gizi kurang dibarengi dengan gizi lebih.
4. Transisi perilaku, membawa masyarakat beralih dari perilaku tradisional
menjadi modern yang cenderung membawa resiko.

Masalah kesehatan tidak hanya ditandai dengan keberadaan penyakit, tetapi


gangguan kesehatan yang ditandai dengan adanya perasaan terganggu fisik, mental
dan spiritual. Gangguan pada lingkungan juga merupakan masalah kesehatan karena
dapat memberikan gangguan kesehatan atau sakit. Di negara kita mereka yang
mempunyai penyakit diperkirakan 15% sedangkan yang merasa sehat atau tidak sakit
adalah selebihnya atau 85%.

Selama ini nampak bahwa perhatian yang lebih besar ditujukan kepada mereka yang
sakit. Sedangkan mereka yang berada di antara sehat dan sakit tidak banyak
mendapat upaya promosi. Untuk itu, dalam penyusunan prioritas anggaran, peletakan
perhatian dan biaya sebesar 85 % seharusnya diberikan kepada 85% masyarakat
sehat yang perlu mendapatkan upaya promosi kesehatan. Dengan adanya tantangan
seperti tersebut di atas maka diperlukan suatu perubahan paradigma dan konsep
pembangunan kesehatan. Beberapa permasalahan dan tantangan yang dihadapi
dalam pembangunan kesehatan antara lain :

1. Masih tingginya disparitas status kesehatan. Meskipun secara nasional kualitas


kesehatan masyarakat telah meningkat, akan tetapi disparitas status kesehatan
antar tingkat sosial ekonomi, antar kawasan, dan antar perkotaan-pedesaan
masih cukup tinggi.

2. Status kesehatan penduduk miskin masih rendah.

3. Beban ganda penyakit. Dimana pola penyakit yang diderita oleh masyarakat
adalah penyakit infeksi menular dan pada waktu yang bersamaan terjadi
peningkatan penyakit tidak menular, sehingga Indonesia menghadapi beban
ganda pada waktu yang bersamaan (double burden)

4. Kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan masih rendah.

5. Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusinya tidak merata.

6. Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat.
7. Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah.

8. Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan. Masih rendahnya kondisi kesehatan


lingkungan juga berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat.
Kesehatan lingkungan merupakan kegiatan lintas sektor belum dikelola dalam
suatu sistem kesehatan kewilayahan.

9. Lemahnya dukungan peraturan perundang-undangan, kemampuan sumber


daya manusia, standarisasi, penilaian hasil penelitian produk, pengawasan obat
tradisional, kosmetik, produk terapetik/obat, obat asli Indonesia, dan sistem
informasi.

B. Strategi Paradigma Kesehatan

Paradigma berkembang sebagai hasil sintesa dalam kesadaran manusia terhadap


informasi-informasi yang diperoleh baik dari pengalaman ataupun dari
penelitian.Dalam perkembangan kebijaksanaan pembangunan kesehatan maka
memasuki era reformasi untuk Indonesia baru telah terjadi perubahan pola pikir dan
konsep dasar strategis pembangunan kesehatan dalam bentuk paradigma sehat.
Sebelumnya pembangunan kesehatan cenderung menggunakan paradigma sakit
dengan menekankan upaya-upaya pengobatan (kuratif) terhadap masyarakat
Indonesia. Perubahan paradigma kesehatan dan pengalaman kita dalam menangani
masalah kesehatan di waktu yang lalu, memaksa kita untuk melihat kembali prioritas
dan penekanan program dalam upaya meningkatkan kesehatan penduduk yang akan
menjadi pelaku utama dan mempertahankan kesinambungan pembangunan.

Indonesia menjadi sumber daya manusia sehat-produktif-kreatif, kita harus berfikir


dan agak berbeda dengan apa yang kita lakukan sekarang. Kita perlu re-orientasi
dalam strategi dan pendekatan. Pembangunan penduduk yang sehat tidak bisa
dilakukan melalui pengobatan yang sedikit saja. Perubahan paradigma dan re-
orientasi mendasar yang perlu dilakukan adalah paradigma atau konsep yang semula
menekankan pada penyembuhan penyakit berupa pengobatan dan meringankan
beban penyakit diubah ke arah upaya peningkatan kesehatan dari sebagian besar
masyarakat yang belum jatuh sakit agar bias lebih berkontribusi dalam pembangunan.
C. Konsep Baru Tentang Makna Sehat

Konsep sakit-sehat senantiasa berubah sejalan dengan pengalaman kita tentang nilai,
peran penghargaan dan pemahaman kita terhadap kesehatan. Dimulai pada zaman
keemasan Yunani bahwa sehat itu sebagai virtue, sesuatu yang dibanggakan sedang
sakit sebagai sesuatu yang tidak bermanfaat. Filosofi yang berkembang pada saat ini
adalah filosofi Cartesian yang berorientasi pada kesehatan fisik semata-mata yang
menyatakan bahwa seseorang disebut sehat bila tidak ditemukan disfungsi alat
tubuh.

Mental dan roh bukan urusan dokter-dokter melainkan urusan agama. Setelah
ditemukan kuman penyebab penyakit batasan sehat juga berubah. Seseorang disebut
sehat apabila setelah diadakan pemeriksaan secara seksama tidak ditemukan
penyebab penyakit. Di tahun lima puluhan kemudian definisi sehat WHO mengalami
perubahan seperti yang tertera dalam UU kesehatan RI No. 23 tahun 1992 telah
dimasukkan unsur hidup produktif sosial dan ekonomi. Definisi terkini yang dianut di
beberapa negara maju seperti Kanada yang mengutamakan konsep sehat produktif.
Sehat adalah sarana atau alat untuk hidup sehari-hari secara produktif

 Paradigma Baru Kesehatan

Setelah tahun 1974 terjadi penemuan bermakna dalam konsep sehat serta memiliki
makna tersendiri bagi para ahli kesehatan masyarakat di dunia tahun 1994 dianggap
sebagai pertanda dimulainya era kebangkitan kesehatan masyarakat baru, karena
sejak tahun 1974 terjadi diskusi intensif yang berskala nasional dan internasional
tentang karakteristik, konsep dan metode untuk meningkatkan pemerataan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Setelah deklarasi Alma HFA-Year 2000
(1976), pertemuan Mexico (1990) dan Saitama (1991) para ahli kesehatan dan
pembuat kebijakan secara bertahap beralih dari orientasi sakit ke orientasi sehat.
Perubahan tersebut antara lain disebabkan oleh :
a. Transisi epidemiologi pergeseran angka kesakitan dan kematian yang semula
disebabkan oleh penyakit infeksi ke penyakit kronis, degeneratif dan
kecelakaan.

b. Batasan tentang sehat dari keadaan atau kondisi ke alat/sarana.

c. Makin jelasnya pemahaman kita tentang faktor-faktor yang mempengaruhi


kesehatan penduduk.

Balonde (1974) dan diperkuat oleh Hendrik L. Blum (1974) dalam tulisannya secara
jelas mengatakan bahwa “status kesehatan penduduk bukanlah hasil pelayanan medis
semata-mata”. Akan tetapi faktor-faktor lain seperti lingkungan, perilaku dan
genetika justru lebih menentukan terhadap status kesehatan penduduk, dimana
perubahan pemahaman dan pengetahuan tentang determinan kesehatan tersebut,
tidak diikuti dengan perubahan kebijakan dalam upaya pelayanan kesehatan di
Indonesia, seperti membuat peraturan perundang-undangan yang penting dalam
Undang-undang kesehatan No. 23 tahun 1992 terutama yang berkaitan dengan
upaya promotif dan preventif sebagaimana tujuan program kesehatan dalam GBHN

 Upaya Kesehatan

Program kesehatan yang mengutamakan upaya penyembuhan penyakit dalam jangka


panjang dapat menjadi bumerang terhadap program kesehatan itu sendiri, maka
untuk menyongsong PJP-II program kesehatan yang diperlukan adalah program
kesehatan yang lebih “efektif” yaitu program kesehatan yang mempunyai model-
model pembinaan kesehatan (Health Development Model) sebagai paradigma
pembangunan kesehatan yang diharapkan mampu menjawab tantangan sekaligus
memenuhi PJP-II. Model ini menekankan pada upaya kesehatan dan mempunyai ciri-
ciri sebagai berikut :

a. Mempersiapkan bahan baku sumber daya manusia yang berkualitas untuk 20-
25 tahun mendatang.

b. Meningkatkan produktivitas sumber daya manusia yang ada.


c. Melindungi masyarakat luas dari pencemaran melalui upaya promotif-
preventif-protektif dengan pendekatan pro-aktif.

d. Memberi pelayanan kesehatan dasar bagi yang sakit.

e. Promosi kesehatan yang memungkinkan penduduk mencapai potensi


kesehatannya secara penuh (peningkatan vitalitas) penduduk yang tidak sakit
(85%) agar lebih tahan terhadap penyakit.

f. Pencegahan penyakit melalui imunisasi : bumil (ibu hamil), bayi, anak, dan juga
melindungi masyarakat dari pencemaran.

g. Pencegahan, pengendalian, penanggulangan pencemaran lingkungan serta


perlindungan masyarakat terhadap pengaruh lingkungan buruk (melalui
perubahan perilaku)

h. Penggerakan peran serta masyarakat.

i. Penciptaan lingkungan yang memungkinkan masyarakat dapat hidup dan


bekerja secara sehat.

j. Pendekatan multi sektor dan inter disipliner.


Pengembangan kebijakan yang dapat memberi perlindungan pada kepentingan
kesehatan masyarakat luas (tidak merokok di tempat umum).

k. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar bagi yang sakit.


Upaya kesehatan seperti tersebut diatas tidak lain merupakan bentuk-bentuk
pelayanan kesehatan yang berorientasi pada upaya pencegahan.

 Kebijakan Kesehatan Baru

Perubahan paradigma kesehatan yang kini lebih menekankan pada upaya promotif-
preventif dibandingkan dengan upaya kuratif dan rehabilitatif diharapkan merupakan
titik balik kebijakan Depkes dalam menangani kesehatan penduduk yang berarti
program kesehatan yang menitikberatkan pada pembinaan kesehatan bangsa bukan
sekedar penyembuhan penyakit. Thomas Kuha menyatakan bahwa hampir setiap
terobosan baru perlu didahului dengan perubahan paradigma untuk merubah
kebiasaan dan cara berpikir yang lama. Upaya kesehatan di masa dating harus
mampu menciptakan dan menghasilkan SDM Indonesia yang sehat produktif
sehingga obsesi upaya kesehatan harus dapat mengantarkan setiap penduduk
memiliki status kesehatan yang cukup.

 Konsekuensi Implikasi dari Perubahan Paradigma

Perubahan paradigma kesehatan apabila dilaksanakan dapat membawa dampak yang


cukup luas. Hal itu disebabkan karena pengorganisasian upaya kesehatan yang ada,
fasilitas pelayanan kesehatan yang ada, adalah merupakan wahana dan sarana
pendukung dari penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada upaya
penyembuhan penyakit. Maka untuk mendukung terselenggaranya paradigma sehat
yang berorientasi pada upaya promotif-preventif proaktif, community centered,
partisipasi aktif dan pemberdayaan masyarakat. Maka semua wahana tenaga dan
sarana yang ada sekarang perlu dilakukan penyesuaian atau bahkan reformasi
termasuk reformasi kegiatan dan program di pusat penyuluhan kesehatan.

 Indikator Kesehatan

Untuk mengukur status kesehatan penduduk yang tepat digunakan adalah indikator
positif, bukan hanya indikator negatif (sakit, mati) yang dewasa ini masih dipakai.
WHO menyarankan agar sebagai indikator kesehatan penduduk harus mengacu pada
empat hal sebagai berikut :

a. Melihat ada tidaknya kelainan patosiologis pada seseorang

b. Mengukur kemampuan fisik

c. Penilaian atas kesehatan sendiri

d. Indeks massa tubuh

 Tenaga Kesehatan

Peranan dokter, dokter gigi, perawat dan bidan dalam upaya kesehatan yang
menekankan penyembuhan penyakit adalah sangat penting. Pengelolaan upaya
kesehatan dan pembinaan bangsa yang sehat memerlukan pendekatan holistic yang
lebih luas, menyeluruh, dan dilakukan terhadap masyarakat secara kolektif dan tidak
individual.
Tenaga kesehatan harus mampu mengajak, memotivasi dan memberdayakan
masyarakat, mampu melibatkan kerjasama lintas sektoral, mampu mengelola system
pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif, mampu menjadi pemimpin, pelopor,
pembinaan dan teladan hidup sehat.

7. Pemberdayaan Masyarakat

Dalam pembinaan dan pemberdayaan masyarakat yang sangat penting adalah


bagaimana mengajak dan menggairahkan masyarakat untuk dapat tertarik dan
bertanggungjawab atas kesehatan mereka sendiri dengan memobilisasi sumber dana
yang ada pada mereka.

8. Kesehatan dan Komitmen Politik

Masalah kesehatan pada dasarnya adalah masalah politik oleh karena itu untuk
memecahkan masalah kesehatan diperlukan komitmen politik. Dewasa ini masih
terasa adanya anggapan bahwa unsur kesehatan penduduk tidak banyak berperan
terhadap pembangunan sosial ekonomi.

Para penentu kebijakan banyak beranggapan sektor kesehatan lebih merupakan


sektor konsumtif ketimbang sektor produktif sebagai penyedia sumber daya manusia
yang berkualitas, sehingga apabila ada kegoncangan dalam keadaan ekonomi negara
alokasi terhadap sektor ini tidak akan meningkat.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Paradigma sehat merupakan suatu strategi baru pembangunan kesehatan yang


memandang masalah kesehatan sebagai suatu variable kontinyu yang direncanakan
dalam suatu system desentralisasi. Dengan kegiatan pelayanan yang senantiasa
bersifat promotif untuk mengentaskan kesehatan masyarakat, oleh tenaga kesehatan
profesional bersama masyarakat yang partisipatif. Selain itu, dalam paradigma sehat
ini pengukuran derajat kesehatan masyarakat tidak semata-mata dilihat dari
penurunan kesakitan/kematian (dengan memakai indikator negatif), tetapi lebih
ditekankan pada pencapaian hasil peningkatan pada angka kesehatan (indikator
Positif). Nilai indikator positif ini diperoleh sebagai dampak dari upaya kesehatan
promotif yang telah dilaksanakan oleh tenaga kesehatan professional dan didukung
besarnya penempatan biaya upaya promotif yang sesuai.

Paradigma sehat mempunyai orientasi dimana upaya peningkatan kesehatan


masyarakat dititik beratkan pada:

1. Promosi kesehatan, peningkatan vitalitas penduduk yang tidak sakit (85%)


agar lebih tahan terhadap penyakit melalui olah raga, fitness dan vitamin.

2. Pencegahan penyakit melalui imunisasi pada ibu hamil, bayi dan anak.

3. Pencegahan pengendalian penanggulangan, pencemaran lingkungan serta


perlindungan masyarakat terhadap pengaruh buruk (melalui perubahan
perilaku).

4. Memberi pengobatan bagi penduduk yang sakit, (15%) melalui pelayanan


medis.
Paradigma sehat merupakan strategi pembangunan kesehatan untuk semua
sehat di tahun 2010, dimana mengarah kepada mempertahankan kondisi sehat
dan tidak sakit dan produktif yang dikenal dengan upaya promotif dan
preventif ketimbang upaya kuratif yang hanya menekankan pada upaya
penanganan orang-orang sakit.

B. Saran

1. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk


meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

2. Komitmen dan kerjasama antara negara berkembang dengan negara maju.


3. Meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan karena merupakan salah satu
faktor penting dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan penduduk dalam
upaya pembangunan kesehatan khususnya di Indonesia.

4. Peningkatan pemberdayaan masyarakat, kerjasama dengan semua pelaku


pembangunan kesehatan. Khususnya dengan Tim Penggerak Pemberdayaan
dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) di semua jenjang administrasi
pemerintahan dalam pembangunan kesehatan.

5. Kebijaksanaan pembangunan kesehatan pada tahap sekarang ini harus


diarahkan pada upaya bagaimana membina bangsa yang sehat dan bukan
bagaimana menyembuhkan mereka yang sakit.

Demikian 3 contoh makalah yang baik dan benar yang bisa Mamikos bagikan kepada
kalian. Semoha informasi di atas bisa menjadi referensi kalian untuk membuat
makalah yang sederhana ya! Kunjungi situs Mamikos untuk mendapatkan contoh
karya tulis ilmiah hingga tips-tips menarik lainnya ya!

Anda mungkin juga menyukai