Di bawah ini Mamikos akan memberikan 3 contoh makalah yang baik dan benar
dengan berbagai jenis topik.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang sudah melimpahkan rahmat,
taufik, dan hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun Tugas Bahasa Indonesia ini
dengan baik serta tepat waktu. Seperti yang sudah kita tahu“Pendidikan Karakter” itu
sangat berarti untuk anak bangsa dari mulai dini. Semuanya perlu dibahas pada
makalah ini kenapa Pendidikan Karakter itu sangat diperlukan serta layak dijadikan
bagaikan modul pelajaran.
Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang keberadaan Pendidikan
Karakter untuk kemajuan bangsa. Mudah- mudahan makalah yang kami buat ini bisa
menolong menaikkan pengetahuan kita jadi lebih luas lagi. Kami menyadari kalau
masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini.
Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan
guna kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bpk Guru
mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kepada pihak yang sudah menolong turut dan
dalam penyelesaian makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, kami sampaikan
banyak terima kasih.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Penulis sudah menyusun sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam makalah
ini. Ada pula sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam karya tulis ini antara
lain:
Bersumber pada rumusan permasalahan yang disusun oleh penulis di atas, hingga
tujuan dalam penyusunan makalah ini merupakan bagaikan berikut:
BAB II
PEMBAHASAN
Kepribadian merupakan hadiah dari Tuhan Sang Pencipta dikala manusia dilahirkan
serta tiap orang yang mempunyai kepribadian tentu terdapat kelemahannya serta
kelebihannya di aspek kehidupan sosial serta tiap- tiap individu. Ada 4 gologan
setidaknya yang terdapat pada kepribadian seseorang, yaitu Koleris, Sanguinis,
Phlegmatis dan Melankolis.
1. Lingkungan Sekolah
Dengan adanya program pendidikan karakter disekolah maka akan membuat para
siswa lebih terdidik. Program ini membekali serta membagikan pengetahuan pada
guru tentang psikologi siswa, metode mendidik siswa dengan menguasai mekanisme
dalam siswa, serta 3 aspek kunci buat menghasilkan siswa sukses, dan kiat instan
dalam menguasai serta menanggulangi siswa yang“ bermasalah” dengan perilakunya.
2. Lingkungan Keluarga
Biasakan anak bersosialisasi serta berhubungan dengan lingkungan dekat. Ingat opsi
terhadap lingkungan sangat memastikan pembuatan kepribadian anak. Semacam kata
pepatah berteman dengan penjual minyak wangi hendak turut wangi, berteman
dengan penjual ikan hendak turut amis. Semacam seperti itu, lingkungan baik serta
sehat hendak meningkatkan kepribadian sehat serta baik, begitu pula kebalikannya.
Serta yang tidak dapat diabaikan merupakan membangun ikatan spiritual dengan
Tuhan Yang Maha Esa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Baca Juga :
3 Contoh Makalah Mahasiswa Sesuai Pedoman Dan Struktur yang Baik dan Benar
Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah mata kuliah “Komunikasi Publik”. Kemudian shalawat beserta salam
kita sampaikan kepada nabi besar Muhammad SAW. yang telah memberikan
pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Komunikasi Publik di program
studi Pendidikan Matematika. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing mata kuliah Komunikasi Publik yang
telah memberikan bimbingan serta arahan selama proses perkuliahan mata kuliah ini.
Akhirnya kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran demi
perbaikan-perbaikan selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita sekalian.
Kelompok VI
Daftar Isi
Kata Pengantar……………………………………………………………………………………………………..
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………………………………
BAB
I…………………………………………………………………………………………………………………………….
PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………………….
.
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………………..
C. Tujuan………………………………………………………………………………………………………………..
BAB
II……………………………………………………………………………………………………………………………
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………………………………….
A. Pengertian Komunikasi Massa…………………………………………………………………………..
B. Ciri-Ciri Komunikasi Massa………………………………………………………………………………..
C. Proses Komunikasi Massa…………………………………………………………………………………..
D. Bentuk Komunikasi Massa…………………………………………………………………………………
E. Fungsi Komunikasi Massa…………………………………………………………………………………
F. Efek Komunikasi Massa……………………………………………………………………………………
BAB III………………………………………………………………………………………………………………………..
PENUTUP……………………………………………………………………………………………………………………
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………….
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jenis-jenis komunikasi pun amat beragam. Komunikasi tidak hanya dilakukan secara
tatap muka, namun saat ini sudah dapat dilakukan melalui media digital atau online.
Komunikasi dapat dilakukan melalui perantara kata-kata dan kalimat, lambang, tanda,
maupun tingkah laku. Komunikasi ini sendiri pun dapat dituangkan dalam berbagai
bentuk media, seperti kata-kata, gambar, angka, tulisan, dan bahkan video.
B. Rumusan Masalah
Agar dalam pembuatan makalah ini tidak terlalu kompleks maka dirumuskan masalah
yaitu sebagai berikut:
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Defisini komunikasi massa yang paling umum adalah cara penyampaian pesan yang
sama, kepada sejumlah besar orang, dan dalam waktu yang serempak melalui media
massa. Komunikasi massa dapat dilakukan melalui keseluruhan media massa yang
ada, yaitu media cetak, media elektronik, serta media online. Tidak ada batasan
media dalam penggunaan komunikasi massa ini. Sebuah pesan yang disampaikan
kepada satu orang, akan memiliki dampak yang berbeda apabila pesan tersebut
disampaikan langsung kepada banyak orang di waktu yang bersamaan.
Selain manfaat waktu dan tenaga, komunikasi massa memiliki dampak positif
keuntungan yang cukup besar lainnya. Komunikasi massa bahkan mampu
menggerakkan sebuah massa atau sejumlah besar orang dan komunitas untuk
melakukan suatu hal yang diharapkan melalui sebuah pesan. Komunikasi massa
adalah jenis kekuatan sosial yang mampu mengarahkan masyarakat dan organisasi
media untuk mencapai sebuah tujuan yang telah ditetapkan, seperti contohnya
adalah tujuan sosial. Komunikasi massa mampu menyebarkan pesan secara publik
secara hampir bersamaan bahkan hanya dalam satu kali penyampaian informasi.
Menurut Wright, komunikasi massa dapat berfungsi sebagai surveillance atau sebuah
kegiatan untuk mengkorelasi dan menggabungkan sebuah kejadian dengan fakta-
fakta sehingga dapat ditarik kesimpulan. Selain fungsi penting tersebut, Wright juga
berpendapat bahwa komunikasi massa dapat bermanfaat sebagai media hiburan.
Pendapat kedua mengenai definisi komunikasi massa disampaikan oleh John R.
Bittner (1980: 10). Bittner berpendapat bahwa, komunikasi massa adalah sebuah
pesan yang disampaikan atau dikomunikasikan melalui media massa pada sebagian
besar orang.
Komunikator,
Gatekeeper,
Selain keempat tanda pokok tersebut yang dikemukakan oleh Supranto, ada
beberapa ciri komunikasi massa lain berdasarkan artikel yang kami dapatkan,
diantaranya:
Komunikasi massa dalam prosesnya melibatkan banyak orang yang bersifat kompleks
dan rumit. Menurut McQuail (1999) proses komunikasi massa terlihat berproses
dalam bentuk:
1. Melakukan distribusi dan penerimaan informasi dalam skala besar. Jadi proses
komunikasi massa melakukan distribusi informasi kemasyarakatan dalam skala
yang besar, sekali siaran atau pemberitaan jumlahdan lingkupnya sangat luas
dan besar.
2. Proses komunikasi massa cenderung dilakukan melalui model satu arah yaitu
dari komunikator kepada komunikan atau media kepada khalayak. Interaksi
yang terjadi sifatnya terbatas.
4. Proses komunikasi massa juga berlangsung impersonal atau non pribadi dan
anonim.
1. Surat Kabar
Menurut Agee, surat kabar memiliki tiga fungsi utama dan fungsi sekunder.
Fungsi utama surat kabar adalah menginformasikan kepada pembaca secara
objektif tentang apa yang terjadi dalam suatu komunitas, negara, dan dunia;
mengomentari berita yang disampaikan dan mengembangkannya ke dalam
fokus berita; dan menyediakan keperluan informasi bagi pembaca yang
membutuhkan barang dan jasa melalui periklanan di surat kabar.
b. Majalah
Menurut Dominick, klasifikasi majalah dibagi ke dalam lima kategori utama,
yaitu general consumer magazine (majalah konsumen umum), bussiness
publication (majalah bisnis), literacy reviews and academic journal (kritik sastra
dan majalah ilmiah), newsletter (majalah khusus terbitan berkala), dan public
relations magazine (majalah humas).
2. Radio
Radio merupakan media elektronik tertua dan sangat luwes. Radio telah
beradaptasi dengan perubahan dunia dengan mengembangkan hubungan
saling menguntungkan dan melengkapi dengan media lainnya.
3. Televisi
Dari semua media televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan
manusia. Televisi dipenuhi hiburan, berita, dan iklan. Televisi mengalami
perkembangan secara dramatis melalui pertumbuhan televisi kabel. Sistem
penyampaian program lebih berkembang. Sedikitnya ada lima metode
penyampaian program televisi yang telah dikembangkan, seperti over the air
reception of network and local station program, cable, digital cable, wireless
cable, direct broadcast satellite (DBS).
4. Film
Gambar bergerak adalah bentuk dominan dari komunikasi massa. Film lebih
dulu menjadi media hiburan dibanding radio siaran dan televisi. Menonton
televisi menjadi aktivitas populer bagi orang Amerika pada tahun 1920-an
sampai 1950-an. Film adalah industri bisnis yang diproduksi secara kreatif dan
memuhi imajinasi orang-orang yang bertujuan memperoleh estetika.
5. Komputer dan Internet
Situs juga menjadikan sumber informasi untuk hiburan dan informasi
perjalanan wisata. Pengguna internet menggantungkan pada situs untuk
memperoleh berita. Dua sampai tiga pengguna internet mengakses situs untuk
mendapatkan berita terbaru setiap minggunya. Sebagian besar komputer dan
jaringan yang tersambungkan ke internet masih berkaitan dengan masyarakat
pendidikan dan penelitian. Kenyataan ini tidaklah mengejutkan karena internet
memang lahir dari benih penelitian. Internet unggul dalam menghimpun
berbagai orang, karena geografis tak lagi menjadi pembatas, berbagai orang
dari negara dan latar belakang yang berbeda dapat saling bergabung
berdasarkan kesamaan minat dan proyeknya. Internet menyebabkan begitu
banyak perkumpulan antara berbagai orang dan kelompok.
Para pakar mengemukakan tentang sejumlah fungsi komunikasi, kendati dalam setiap
item fungsi terdapat persamaan dan perbedaan. Fungsi komunikasi massa menurut
Dominik (2001), terdiri dari surveillance (pengawasan), interpretation (penafsiran),
lincage (keterkaitan) transmition of values (penyebaran nilai), dan entertainment
(hiburan). Effendy (1993) mengemukakan fungsi komunikasi massa secara umum
adalah:
1. Fungsi Informasi
Fungsi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi
pembaca, pendengar, atau pemirsa. Khalayak sebagai makhluk sosial akan
selalu merasa haus akan informasi yang terjadi. Sebagian informasi didapat
bukan dari sekolah, atau tempat bekerja, melainkan dari media. Kita belajar
musik, politik, ekonomi, hukum, seni, sosiologi, psikologi, komunikasi dan hal
lain dari media.
Khalayak media massa berlangganan surat kabar, majalah, mendengarkan
siaran radio, atau mennton televisi karena mereka ingin mendapatkan
informasi tentang peristiwa yang terjadi di muka bumi, gagasan atau pikiran
orang lain, apa yang dilakukan, diucapkan, atau dilihat orang lain.
2. Fungsi Pendidikan
Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya (mass
education). Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya
mendidik. Salah satu cara mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui
pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa atau
pembaca. Biasanya media massa melakukannya melalui drama, cerita, diskusi
dan artikel. Contohnya, dalam televisi swasta ada acara pendidikan bagi ibu
dan balita yang dipandu oleh orang-orang yang berkompeten dalam bidang-
bidang yang ada kaitannya dengan pendidikan anak-anak. Nilai-nilai yang
harus diambil masyarakat, tidak diungkapkan secara langsung, tetapi
divisualisasikan dengan contoh-contoh tentang bagaimana mendidik anak-
anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, apa makanan yang layak,
bagaimana merawat bayi yang baik, bagaimana cara berkomunikasi yang baik
dengan anak balita dan sebagainya.
3. Fungsi Memengaruhi
Fungsi memengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada
tajuk/editorial, fearutes, iklan, artikel, dan sebagainya. Khalayak dapat
terpengaruh oleh iklan-iklan yang di tayangkan televisi ataupun surat kabar,
contohnya adalah dalam keluarga petani yang hidup di desa mempunyai
kebiasaan mencuci rambut dengan menggunakan air rendaman sapu merang
yang telah dibakar terlebih dahulu. Apa yang terjadi setelah keluarga petani
tersebut memiliki pesawat televisi dan menonton tayangan iklan sampo yang
dibintangi artis favoritnya? Kebiasaan yang sudah berlangsung sejak lama,
sekarang mengalami perubahan. Dari mencuci rambut dengan memakai air
rendaman sapu merang yang di bakar diganti dengan sampo yang ada dalam
iklan di televisi.
Menurut Devito dalam bukunya Komunikasi Antar Manusia (1996), ada 3
masalah pokok yang harus diperhatikan dalam memahami fungsi-fungsi media
massa. Pertama, setiap kali menghidupkan pesawat televisi, siaran radio,
maupun membaca surat kabar, kita melakukannya karena alasan tertentu.
Kedua, komunikasi massa menjalankan funsi yang berbeda bagi setiap pemirsa
secara individual. Progam televisi yang sama dapat menghibur satu orang,
mendidik yang lain, mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang. Ketiga,
fungsi yang dijalankan oleh komunikasi massa bagi sembarang orang yang
berbeda dari satu waktu ke waktu yang lain. Produk rekaman tertentu bisa
dirasakan sebagai penghibur pada suatu saat, tetapi pada saat yang lain
rekaman tersebut dirasakan sebagai olah sosialisasi atau alat pemersatu.
BAB III
PENUTUP
A. Latar Belakang
Sehat adalah sebuah kondisi maksimal, baik dari fisik, mental dan sosial sehingga
dapat melakukan suatu aktifitas yang menghasilkan sesuatu. Kondisi tubuh yang
sehat pada manusia dapat kita lihat dari kebugaran tubuh. Dalam sebuah lingkungan
masyarakat terkadang mengalami beberapa masalah kesehatan, baik yang muda, tua,
wanita maupun pria. Kesehatan dapat diartikan sebuah investasi penting untuk
mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya
penanggulangan kemiskinan.
Angka kematian bayi menurun dari 46 (1997) menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup
(2002–2003) dan angka kematian ibu melahirkan menurun dari 334 (1997) menjadi
307 per 100.000 kelahiran hidup (2002-2003). Umur harapan hidup meningkat dari
65,8 tahun (1999) menjadi 66,2 tahun (2003). Umur harapan hidup meningkat dari
65,8 tahun (Susenas 1999) menjadi 66,2 tahun (2003).Prevalensi gizi kurang
(underweight) pada anak balita, telah menurun dari 34,4 persen (1999) menjadi 27,5
persen (2004) dan Indonesia di urutan ketiga terbanyak penderita kusta di dunia
dengan jumlah penderita 18,994 orang (2012).
Bila dilihat permasalahan gizi antar provinsi terlihat sangat bervariasi yaitu terdapat
10 provinsi dengan prevalensi gizi kurang diatas 30% dan bahkan ada yang diatas
40% yaitu di provinsi Gorontalo, NTB, NTT dan Papua. Kasus gizi buruk umumnya
menimpa penduduk miskin/tidak mampu. Di sisi lain masalah baru gizi seperti
kegemukan, terutama di wilayah perkotaan cenderung meningkat karena perubahan
gaya hidup masyarakat. Kondisi umum kesehatan seperti dijelaskan di atas
dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu lingkungan, perilaku, dan pelayanan
kesehatan.
Sementara itu pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain
ketersediaan dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan, obat dan perbekalan
kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan dan manajemen kesehatan. Fasilitas
pelayanan kesehatan dasar, yaitu Puskesmas yang diperkuat dengan Puskesmas
Pembantu dan Puskesmas keliling, telah didirikan di hampir seluruh wilayah
Indonesia. Saat ini, jumlah Puskesmas di seluruh Indonesia adalah 7.550 unit,
Puskesmas Pembantu 22.002 unit dan Puskesmas keliling 6.132 unit.
Di bidang obat dan perbekalan kesehatan telah ditetapkan standar Cara Pembuatan
Obat yang Baik (CPOB) dan jenis obat generik yang mencakup 220 obat. Penggunaan
obat generik dan obat tradisional cenderung mengalami kenaikan, dan 95 persen
kebutuhan obat nasional telah dipenuhi dalam negeri. Demikian juga dengan vaksin
dan sebagian alat-alat kesehatan. Walaupun demikian ketersediaan, mutu, keamanan
obat dan perbekalan kesehatan masih belum optimal serta belum dapat dijangkau
dengan mudah oleh masyarakat.
Dalam hal tenaga kesehatan, Indonesia mengalami kekurangan pada hampir semua
jenis tenaga kesehatan yang diperlukan. Permasalahan besar tentang SDM adalah
inefisiensi dan inefektivitas SDM dalam menanggulangi masalah kesehatan. Dan
dalam aspek manajemen pembangunan kesehatan, dengan diterapkannya
desentralisasi kesehatan, permasalahan yang dihadapi adalah kurangnya sinkronisasi
kegiatan antara Pusat dan Daerah, peningkatan kapasitas SDM daerah terutama
dalam perencanaan, peningkatan sistem informasi, terbatasnya pemahaman terhadap
peraturan perundangan serta struktur organisasi kesehatan yang tidak konsisten.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas, tulisan ini secara khusus akan membahas
permasalahan :
1. Bagaimana gambaran masalah kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia
saat ini ?
BAB II
PEMBAHASAN
Dewasa ini di Indonesia terdapat beberapa masalah kesehatan penduduk yang masih
perlu mendapat perhatian secara sungguh-sungguh dari semua pihak antara lain:
anemia pada ibu hamil, kekurangan kalori dan protein pada bayi dan anak-anak,
terutama di daerah endemic, kekurangan vitamin A pada anak, anemia pada
kelompok mahasiswa, anak-anak usia sekolah, serta bagaimana mempertahankan dan
meningkatkan cakupan imunisasi. Permasalahan tersebut harus ditangani secara
sungguh-sungguh karena dampaknya akan mempengaruhi kualitas bahan baku
sumber daya manusia Indonesia di masa yang akan datang. Perubahan masalah
kesehatan ditandai dengan terjadinya berbagai macam transisi kesehatan berupa
transisi demografi, transisi epidemiologi, transisi gizi dan transisi perilaku. Transisi
kesehatan ini pada dasarnya telah menciptakan beban ganda (double burden)
masalah kesehatan.
3. Transisi gizi, ditandai dengan gizi kurang dibarengi dengan gizi lebih.
4. Transisi perilaku, membawa masyarakat beralih dari perilaku tradisional
menjadi modern yang cenderung membawa resiko.
Selama ini nampak bahwa perhatian yang lebih besar ditujukan kepada mereka yang
sakit. Sedangkan mereka yang berada di antara sehat dan sakit tidak banyak
mendapat upaya promosi. Untuk itu, dalam penyusunan prioritas anggaran, peletakan
perhatian dan biaya sebesar 85 % seharusnya diberikan kepada 85% masyarakat
sehat yang perlu mendapatkan upaya promosi kesehatan. Dengan adanya tantangan
seperti tersebut di atas maka diperlukan suatu perubahan paradigma dan konsep
pembangunan kesehatan. Beberapa permasalahan dan tantangan yang dihadapi
dalam pembangunan kesehatan antara lain :
3. Beban ganda penyakit. Dimana pola penyakit yang diderita oleh masyarakat
adalah penyakit infeksi menular dan pada waktu yang bersamaan terjadi
peningkatan penyakit tidak menular, sehingga Indonesia menghadapi beban
ganda pada waktu yang bersamaan (double burden)
6. Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat.
7. Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah.
Konsep sakit-sehat senantiasa berubah sejalan dengan pengalaman kita tentang nilai,
peran penghargaan dan pemahaman kita terhadap kesehatan. Dimulai pada zaman
keemasan Yunani bahwa sehat itu sebagai virtue, sesuatu yang dibanggakan sedang
sakit sebagai sesuatu yang tidak bermanfaat. Filosofi yang berkembang pada saat ini
adalah filosofi Cartesian yang berorientasi pada kesehatan fisik semata-mata yang
menyatakan bahwa seseorang disebut sehat bila tidak ditemukan disfungsi alat
tubuh.
Mental dan roh bukan urusan dokter-dokter melainkan urusan agama. Setelah
ditemukan kuman penyebab penyakit batasan sehat juga berubah. Seseorang disebut
sehat apabila setelah diadakan pemeriksaan secara seksama tidak ditemukan
penyebab penyakit. Di tahun lima puluhan kemudian definisi sehat WHO mengalami
perubahan seperti yang tertera dalam UU kesehatan RI No. 23 tahun 1992 telah
dimasukkan unsur hidup produktif sosial dan ekonomi. Definisi terkini yang dianut di
beberapa negara maju seperti Kanada yang mengutamakan konsep sehat produktif.
Sehat adalah sarana atau alat untuk hidup sehari-hari secara produktif
Setelah tahun 1974 terjadi penemuan bermakna dalam konsep sehat serta memiliki
makna tersendiri bagi para ahli kesehatan masyarakat di dunia tahun 1994 dianggap
sebagai pertanda dimulainya era kebangkitan kesehatan masyarakat baru, karena
sejak tahun 1974 terjadi diskusi intensif yang berskala nasional dan internasional
tentang karakteristik, konsep dan metode untuk meningkatkan pemerataan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Setelah deklarasi Alma HFA-Year 2000
(1976), pertemuan Mexico (1990) dan Saitama (1991) para ahli kesehatan dan
pembuat kebijakan secara bertahap beralih dari orientasi sakit ke orientasi sehat.
Perubahan tersebut antara lain disebabkan oleh :
a. Transisi epidemiologi pergeseran angka kesakitan dan kematian yang semula
disebabkan oleh penyakit infeksi ke penyakit kronis, degeneratif dan
kecelakaan.
Balonde (1974) dan diperkuat oleh Hendrik L. Blum (1974) dalam tulisannya secara
jelas mengatakan bahwa “status kesehatan penduduk bukanlah hasil pelayanan medis
semata-mata”. Akan tetapi faktor-faktor lain seperti lingkungan, perilaku dan
genetika justru lebih menentukan terhadap status kesehatan penduduk, dimana
perubahan pemahaman dan pengetahuan tentang determinan kesehatan tersebut,
tidak diikuti dengan perubahan kebijakan dalam upaya pelayanan kesehatan di
Indonesia, seperti membuat peraturan perundang-undangan yang penting dalam
Undang-undang kesehatan No. 23 tahun 1992 terutama yang berkaitan dengan
upaya promotif dan preventif sebagaimana tujuan program kesehatan dalam GBHN
Upaya Kesehatan
a. Mempersiapkan bahan baku sumber daya manusia yang berkualitas untuk 20-
25 tahun mendatang.
f. Pencegahan penyakit melalui imunisasi : bumil (ibu hamil), bayi, anak, dan juga
melindungi masyarakat dari pencemaran.
Perubahan paradigma kesehatan yang kini lebih menekankan pada upaya promotif-
preventif dibandingkan dengan upaya kuratif dan rehabilitatif diharapkan merupakan
titik balik kebijakan Depkes dalam menangani kesehatan penduduk yang berarti
program kesehatan yang menitikberatkan pada pembinaan kesehatan bangsa bukan
sekedar penyembuhan penyakit. Thomas Kuha menyatakan bahwa hampir setiap
terobosan baru perlu didahului dengan perubahan paradigma untuk merubah
kebiasaan dan cara berpikir yang lama. Upaya kesehatan di masa dating harus
mampu menciptakan dan menghasilkan SDM Indonesia yang sehat produktif
sehingga obsesi upaya kesehatan harus dapat mengantarkan setiap penduduk
memiliki status kesehatan yang cukup.
Indikator Kesehatan
Untuk mengukur status kesehatan penduduk yang tepat digunakan adalah indikator
positif, bukan hanya indikator negatif (sakit, mati) yang dewasa ini masih dipakai.
WHO menyarankan agar sebagai indikator kesehatan penduduk harus mengacu pada
empat hal sebagai berikut :
Tenaga Kesehatan
Peranan dokter, dokter gigi, perawat dan bidan dalam upaya kesehatan yang
menekankan penyembuhan penyakit adalah sangat penting. Pengelolaan upaya
kesehatan dan pembinaan bangsa yang sehat memerlukan pendekatan holistic yang
lebih luas, menyeluruh, dan dilakukan terhadap masyarakat secara kolektif dan tidak
individual.
Tenaga kesehatan harus mampu mengajak, memotivasi dan memberdayakan
masyarakat, mampu melibatkan kerjasama lintas sektoral, mampu mengelola system
pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif, mampu menjadi pemimpin, pelopor,
pembinaan dan teladan hidup sehat.
7. Pemberdayaan Masyarakat
Masalah kesehatan pada dasarnya adalah masalah politik oleh karena itu untuk
memecahkan masalah kesehatan diperlukan komitmen politik. Dewasa ini masih
terasa adanya anggapan bahwa unsur kesehatan penduduk tidak banyak berperan
terhadap pembangunan sosial ekonomi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Pencegahan penyakit melalui imunisasi pada ibu hamil, bayi dan anak.
B. Saran
Demikian 3 contoh makalah yang baik dan benar yang bisa Mamikos bagikan kepada
kalian. Semoha informasi di atas bisa menjadi referensi kalian untuk membuat
makalah yang sederhana ya! Kunjungi situs Mamikos untuk mendapatkan contoh
karya tulis ilmiah hingga tips-tips menarik lainnya ya!