Zurismiati
Zurismiati
Skripsi
Oleh
ZURISMIATI
NIM 809018300083
i
ii
ABSTRAK
iii
ABSTRACT
iv
KATA PENGANTAR
Zurismiati
NIM. 809018300083
v
DAFTAR ISI
vi
H. Instrumen Pengumpulan data ................................................. 31
I. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 34
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ...................................... 34
K. Analisis Data dan Interpretasi Data ......................................... 35
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ................................... 36
BAB IV Deskripsi, Analisis Data dan Pembahasan ..................... 37
A. Deskripsi Data ........................................................................ 37
B. Analisis Data .......................................................................... 50
C. Pembahasan ............................................................................ 51
BAB V Kesimpulan, Implikasi dan Saran .................................... 54
A. Kesimpulan ............................................................................. 54
B. Implikasi ................................................................................. 54
C. Saran ...................................................................................... 55
Daftar Pustaka ............................................................................. 56
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1
Gatot Muhsetyo,dkk, Pembelajaran matematika SD, (Jakarta:Universitas Terbuka, 2011), h.1.9.
2
Ibid, h. 1.20.
3
adalah sesuatu yang jelas yang tidak perlu dipersoalkan lagi, terlebih pada era
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini.
Seperti halnya dalam materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
yang penyampaiannya kurang menekankan pada pemahaman tetapi lebih
mengarah ke hafalannya. Anak cenderung takut karena merasa tidak bisa tetapi
malu untuk bertanya. Anak lebih memilih diam ketika guru bertanya “apakah ada
yang belum jelas, Atau apa ada yang ingin ditanyakan”. Sebab mereka sendiri
bingung apa yang mau ditanyakan karena sudah minder akan ketidakbisaannya
itu.
Setiap peserta didik memiliki tingkat perkembangan yang berbeda-beda satu
sama lain, ada siswa yang dapat dengan mudah menerima materi dan ada juga
yang merasa kesulitan dalam menerima materi, kemungkinan hal itu disebabkan
karena setiap peserta didik memiliki latar belakang yang berbeda-beda pula,
sehingga tingkat pemahamannya pun berbeda-beda, faktor genetik atau keturunan
pun bisa juga mempengaruhi. Bukan hanya itu saja, ternyata gaya belajar siswa
pun berbeda, ada yang senang dengan melihat, ada yang senang dengan
mendengar dan ada pula yag senang dengan melakukan atau pengalaman
langsung. Untuk itu sudah menjadi tugas guru supaya dapat membuat suatu proses
pembelajaran yang dapat memadukan karakter siswa yang berbeda-beda tersebut
dan tentunya dapat pula membuat peserta didik merasa senang dan aman dalam
menerima pembelajaran matematika.
Menurut Piaget (Desmita, 2010) tahap berfikir anak usia SD/MI masih dalam
tahap praoperasional, dimana dalam perkembangan tahap berfikirnya itu masih
belum formal3. Di lain pihak, matematika adalah ilmu deduktif dengan bahasa
simbol yang padat arti, untuk itu seorang guru harus dapat mengembangkan
sebuah sistem pembelajaran yang mampu membuat siswa aktif dan dapat
memahami dengan benar apa yang sedang ia pelajari. Sehingga dikemudian hari
mampu mengaplikasikan dalam kehidupan nyata sehari-hari serta mampu
mengatasi persoalan-persoalan dunia nyata. Selain yang menonjol dari
3
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2010),
h.101.
4
matematika itu adalah orang dapat membentuk pola fikirnya menjadi pola fikir
seorang matematis yang sistematis, logis, kritis dan penuh kecermatan.
Namum sayangnya, teknik penyampaian materi oleh guru saat ini masih
hanya berupa ingatan-ingatan, siswa hanya mendengarkan dan melihat penjelasan
guru dipapan tulis kemudian berlanjut dengan mengerjakan soal-soal yang
diberikan. Hal ini tentu membuat siswa yang tidak menyukai pelajaran
matematika akan lebih tidak menyukai lagi, apalagi jika penampilan dan teknik
guru yang kurang atau tidak ramah, tentunya akan menambah kecilnya nyali sang
anak untuk mau belajar matematika.
Selain tahap berpikir anak-anak usia SD/MI belum formal dan relatif masih
konkret ditambah lagi keanekaragaman intelegensinya, serta jumlah populasi
siswa SD/MI yang besar ditambah lagi dengan wajib belajar 9 tahun, maka faktor-
faktor ini harus diperhatikan oleh seorang guru agar proses pembelajaran
matematika dapat berhasil.
Sebagaimana diketahui bahwa dalam perkembangannya anak itu berbeda
dengan orang dewasa. Hal ini tampak jelas baik bentuk fisiknya maupun dalam
cara-cara berpikir, bertindak, tanggung jawab, kebiasaan kerja dan sebagainya.
Namun demikian masih banyak para pendidik atau orang tua atau orang dewasa
lainnya yang beranggapan bahwa anak atau siswa tersebut dapat berpikir seperti
orang dewasa. Guru yang sedang membicarakan satu konsep matematika sering
beranggapan bahwa siswanya dapat mengikuti dan melaksanakan jalan pikirannya
untuk memahami konsep-konsep matematika tersebut sebagaimana dirinya.
Sesuatu yang mudah menurut logika berpikir kita sebagai guru ternyata belum
tentu dianggap mudah oleh logika berpikir anak, justru mungkin anak akan
menganggap itu adalah sesuatu yang sulit untuk dimengerti.
Selain karakter berpikir anak pada setiap tahapan perkembangannya yang
berbeda, guru perlu pula menyadari bahwa setiap anak merupakan individu yang
relatif berbeda. Setiap individu anak akan berbeda dalam hal minat, bakat,
kemampuan, kepribadian, dan pengalaman lingkungannya. Guru sebagai seorang
pendidik profesional yang melakukan usaha untuk melaksanakan pendidikan
5
pemahaman peserta didik dalam menerima materi yang disampaikan. Karena saat
ini masih banyak guru yang tetap menggunakan metode ceramah dalam kegiatan
pembelajaran meskipun hasilnya kurang mencapai kompetensi yang diharapkan.
1
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta:Kencana, 2004), h.73.
2
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2009), h.21.
3
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik edisi 4, (jakarta:Gramedia Pustaka Umum, 2008), h.177.
9
10
penjelasan yang lebih rumit mengenai konsep yang baru agar terdapat keterkaitan antara
informasi yang telah ada dengan informasi yang baru diterima pada struktur kognitif siswa.
Indikator pemahaman konsep menurut Benyamin S. Bloom sebagai berikut: (1)
Penerjemahan (translation), (2) Penafsiran (interpretation), (3) Ekstrapolasi (extrapolation)4.
1. Penerjemahan (translation), yaitu menterjemahkan konsepsi abstrak menjadi suatu model.
Misalnya dari lambang ke arti. Kata kerja operasional yang digunakan adalah
menterjemahkan, mengubah, mengilustrasikan, memberikan definisi, dan menjelaskan
kembali.
2. Penafsiran (Interpretation), yaitu kemampuan untuk mengenal dan memahami ide utama
suatu komunikasi, misalnya diberikan suatu diagram, tabel, grafik atau gambar-gambar dan
ditafsirkan. Kata kerja operasional yang digunakan adalah menginterpretasikan,
membedakan, menjelaskan, dan menggambarkan.
3. Ekstrapolasi (extrapolation), yaitu menyimpulkan dari sesuatu yang telah diketahui. Kata
kerja operasional yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan ini adalah
memperhitungkan, menduga, menyimpulkan, meramalkan, membedakan, menentukan dan
mengisi.
Sedangkan indikator pemahaman menurut Kenneth D. Moore: “Menerjemahkan, mengubah,
menggeneralisasikan, menguraikan (dengan kata-kata sendiri), menulis ulang (dengan kalimat
sendiri), meringkas, membedakan (diantara dua), mempertahankan, menyimpulkan, berpendapat
dan menjelaskan5.
Penanaman konsep, teorema, dalil, dan rumus-rumus matematika dapat terwujud dengan
baik jika para siswa dapat memusatkan perhatiannya terhadap materi ajar yang dipelajari serta
selalu melakukan penguatan melalui latihan yang teratur. Sehingga apa yang telah dipelajari
dapat dikuasai dengan baik dan dapat digunakan untuk mempelajari materi selanjutnya.
Didalam penelitian ini merujuk pada pemahaman menurut Benyamin S. Bloom, yakni
penerjemahan, penafsiran dan ekstrapolasi.sebagai definisi operasionalnya adalah:
a. Translasi, adalah mendefinisi ulang sebuah konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat negatif.
4
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran,(Bandung:CV Alfabeta,2011), h.157.
5
Dede, op.cit, h.136.
11
2. Bilangan Bulat
Bilangan bulat adalah semua bilangan cacah dengan semua lawan bilangan asli (lawan 1
adalah -1, lawan 2 adalah -2)6. Bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat positif, bilangan bulat
negatif, dan bilangan nol (0)7. Bilangan bulat positif bisa disebut juga bilangan asli, sedangkan
bilangan bulat negatif merupakan lawan dari bilangan asli itu sendiri atau bilangan bulat yang
bertanda minus didepannya(di baca negatif).Sedangkan menurut Tatang Herman, dkk dalam
bukunya pendidikan matematika 1, bilangan bulat adalah merupakan gabungan antara bilangan
asli dengan bilangan-bilangan negatifnya serta bilangan nol8. Berdasarkan beberapa pengertian
tersebut diatas dapat dikatakan bahwa bilangan bulat itu adalah gabungan dari bilangan asli serta
bilangan cacah dan bilangan negatif yang merupakan lawan dari bilangan asli itu sendiri.
Sebenarnya materi bilangan bulat ini sudah kita kenal sejak pendidikan anak usia dini,
dimana kita mengenalkan berhitung dari 1, 2, 3, dan seterusnya. Namun belum ke operasi
hitungnya. Untuk mengenalkan bilangan bulat tersebut dapat digunakan suatu garis bilangan,
dengan bilangan positif disebelah kanan angka nol dan bilangan negatif berada disebelah kiri
angka nol, berurutan sesuai arah tanda panah yang terdapat di garis bilangan dengan angka
terkecil berada di dekat titik pangkal yaitu angka 3.
6
Heruman, Model Pembelajaran Matematika di SD, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2010), h. 5.
7
Gatot, Op.cit, h.38
8
Tatang Herman, dkk. Pendidikan Matematika 1, (Bandung: UPI Press, 2010), h.4.
12
Operasi penjumlahan di dalam bilangan bulat sering disebut penjumlahan bilangan bulat
saja9. Dimana operasi penjumlahan tersebut dipergunakan untuk memperoleh hasil atau jumlah
dari dua buah bilangan. Atau merupakan hasil penggabungan dari 2 kumpulan benda menjadi
satu kumpulan benda yang hasilnya selalu lebih banyak dari dua kumpulan benda sebelumnya.
Penjumlahan merupakan operasi hitung yang pertama sekali diajarkan kepada anak-anak.
Pada operasi penjumlahan bilangan bulat terdapat beberapa sifat yang harus diketahui agar
tidak terjadi salah konsep dalam penyampaian materi oleh guru. Sifat-sifat tersebut
diantaranya10:
Contoh:
a = -2, b = 5 → a+b = -2 + 5 = 3 a =-7, b=3 → a+b= -7 + 3 = -4
b+a = 5 + (-2) = 3 b+a= 3+ (-7)= 4
keterangan: dari kedua contoh diatas dapat diketahui bahwa dua buah bilangan bulat jika
dijumlahkan hasilnya akan tetap sama meskipun letak posisinya ditukar.
3.) Sifat asosiatif (pengelompokan)
9
Ibid, h.10
10
Gatot, Op.Cit, h.3.26.
13
Yaitu jika ada tiga buah bilangan bulat dijumlahkan maka hasilnya akan tetap sama bila
pengelompokan pada penjumlahan itu dipertukarkan. Atau secara sistematis dapat ditulis sebagai
berikut:
Untuk sembarang tiga bilangan bulat a, b, dan c berlaku:
(a+b)+c =a+(b+c)
Contoh:
a = 4, b= -6, c= 8 →( a+b) + c = (4+(-6)) + 8= -2 +8= 6
→ a + (b+c) = 4+(-6+8) = 4+ 2= 6
Keterangan: jika melakukan penjumlahan tiga buah bilangan bulat dengan cara pengelompokan
maka hasilnya pun akan tetap sama meskipun pengelompokannya tersebut dipertukarkan.
Contoh:
-3 + 0 = -3, 0+5=5
5.) Sifat invers penjumlahan (lawan suatu bilangan)
Yaitu semua bilangan bulat kecuali nol dapat dipasangkan dengan bilangan bulat yang lain
sedemikian sehingga jumlah pasangan itu adalah nol. Bilangan nol tidak termasuk karena nol
pasangannya adalah nol itu sendiri. Dan setiap anggota pasangan dari bilangan itu disebut invers
atau lawan dari anggota yang lain dalam pasangannya.
Misalnya;
Lawan dari 1 adalah -1, atau -3 lawannya adalah 3
14
Catatan:
Perlu diperhatikan bahwa setiap bilangan a berkorespondensi dengan invers tambahnya ( -a ),
dan lawan (invers tambah) dari suatu bilangan bulat positif adalah bilangan bulat negatif, dan
lawan dari suatu bilangan bulat negatif adalah bilangan bulat positif. Seperti yang tertera pada
contoh diatas.
b. Operasi pengurangan.
Pengurangan adalah kebalikan dari penjumlahan, biasanya hasilnya akan lebih sedikit dari
jumlah kumpulan benda yang dikurangi. Pengurangan bilangan bulat dapat diibaratkan sebagai
penambahan dengan lawan bilangan pengurangnya11. Pada operasi pengurangan ini hanya
mempunyai satu sifat, yakni sifat tertutup karena hasil pengurangan dua buah bilangan bulat
tetap menghasilkan bilangan bulat juga12.
Contoh:
7 – 4 = 3, dan 5 – (-2) = 7
Keterangan:
Lambang bilangan 7, 4, dan 3 merupakan sama-sama bilangan bulat.
Lambang bilangan 5, -2, dan 7 merupakan sama-sama bilangan bulat.
Jadi, terbukti bahwa pada pengurangan berlaku sifat tertutup.
11
Tatang, Op.Cit, h.17.
12
Heruman, Op.Cit, h.16.
15
Untuk mengenalkan konsep operasi hitung pada sistem bilangan bulat itu sendiri dapat dilakukan
melalui 3 tahap, yaitu13: (1) tahap pengenalan konsep secara konkret, (2) Tahap pengenalan
konsep secara semi konkret atau semi abstrak, (3) Tahap pengenalan konsep secara abstrak.
Pada penelitian ini digunakan tahap yang pertama karena taraf berfikir anak usia SD masih
dari konkret dulu. Dalam tahap pertama ini ada 2 model peragaan yang dapat dikembangkan,
yaitu yang menggunakan pendekatan himpunan, sedang model yang kedua menggunakan
pendekatan hukum kekekalan panjang (yaitu menggunakan alat peraga balok garis bilangan atau
pita garis bilangan atau tangga garis bilangan)14. Dan yang akan peneliti gunakan adalah model
yang pertama yaitu peragaan dengan menggunakan pendekatan himpunan. Alat peraga disini
peneliti buat sedemikian rupa agar bisa dengan jelas dan mudah dipakai oleh siswa.
4. Metode Demonstrasi
Metode Demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu, baik
sebenarnya atau hanya sekedar tiruan15. Metode ini dapat menyajikan bahan pelajaran secara
lebih konkret, namun dalam pembelajarannya tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh
guru.
a. Kelebihan metode demonstrasi
1.) Dapat menghindari terjadinya verbalisme, sebab siswa secara langsung memperhatikan
materi pelajaran yang dijelaskan.
2.) Proses pembelajaran lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat
peristiwa yang terjadi
3.) Siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan dengan
pengamatan langsung.
13
Gatot Muhsetyo, Op.Cit, h.3.10
14
Ibid, h.3.11.
15
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), h.152.
16
1.) Memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi
bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi.
2.) Memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai, yang berarti penggunaan
metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
3.) Memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk
bekerja lebih profesional. Disamping itu juga demonstrasi juga memerlukan kemauan dan
motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.
c. Langkah-langkah Menggunakan metode demonstrasi16
1.) Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:
1.1) Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir
1.2) Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.
1.3) Lakukan uji coba demonstrasi
2.) Tahap Pelaksanaan
2.1) Langkah pembukaan
Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya:
2.1.1 Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat
memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan
2.1.2 Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa
2.1.3 Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa.
2.2) Langkah pelaksanaan demonstrasi
2.2.1. Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang
siswa untuk berpikir.
2.2.2. Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang
menegangkan
2.2.3. Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan
memeperhatikan reaksi seluruh siswa
2.2.4. Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih
lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.
16
Ibid, h. 153
17
Peta bisa menolong mereka mempelajari bentuk dan letak negara-negara serta kota-kota
yang disebut Al-kitab.Salah satu yang harus diperhatikan, penggunaan peta sebagai alat peraga
hanya cocok bagi anak besar/kelas besar.
c. Papan tulis
Peranan papan tulis tidak kalah pentingnya sebagai sarana mengajar.Papan tulis dapat
dirima dimana-mana sebagai alat peraga yang efektif.Tidak perlu menjadi seorang seniman
untuk memakai papan tulis. Kalimat yang pendek, beberapa gambaran orang yang sederhana
sekali, sebuah diagram, atau empat persegi panjang dapat menggambarkan orang, kota atau
kejadian.
d. Boks pasir
Anak kelas kecil dan kelas tengah sangat menggemari peragaan yang menggunakan boks
pasir. Boks pasir dapat diciptakan “peta” bagi mereka khususnya bagi kelas tengah karena pada
umur tersebut mereka sudah mengetahui jarak dari desa ke desa. (Pepak.sabda.org.and
omtions.blogspot.com)
Selain alat peraga yang disebutkan di atas, media mengajar yang paling dikenal di dalam
pelayanan anak sering disebut dengan istilah singkat, alat peraga berbentuk fleschard, wayang,
boneka jari, rumah palestina dan sebagainya.
Adapun alat peraga yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan alat
peraga manipulasi, dimana peneliti buat dari kertas warna yang di bentuk menjadi setengah
lingkaran warna biru untuk melambangkan bilangan positif, dan setengah lingkaran warna
kuning untuk melambangkan bilangan negatif, dan jika kedua setengah lingkaran tersebut
digabungkan akan menjadi satu buah lingkaran penuh dan mempunyai nilai nol. Hal ini
diharapkan dapat memudahkan siswa dalam melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat melalui metode demonstrasi.
4.)Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti :mengamati, melakukan dan
mendemonstrasikan.
18
Syarif hidayat, Teori dan Prinsip Pendidikan, (Jakarta:Pustaka Mandiri, 2013), h.115.
19
Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta:Rajawali pers, 2010), h.17.
20
20
Andri Setiawan, Skripsi: Pengaruh Strategi Berhitung (Different Strategis) terhadap Hasil Belajar Matematika
Siswa pada Materi Operasi Bilangan Bulat, (Jakarta:FITK UIN, 2007).
21
Rida Rindjani, Skripsi: Pengaruh Metode Problem Posing terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa,
(Jakarta:FITK UIN, 2007).
21
strategi pembelajaran silent demonstration terhadap hasil belajar matematika siswa” yang
dilaksanakan di MTs N 6 Jakarta Timur, memberikan kesimpulan bahwa22:
1. Hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.α= 5% dengan dk=58.
t tab=1,67 dan t hit = 2,23. Dengan demikian maka Ho ditolak. Hasil 5% lebih baik, jadi ada
pengaruh positif terhadap hasil belajar.
2. Hasil penelitian terbukti mampu menjadikan pembelajaran di kelas menjadi lebih aktif, lebih
kreatif, dinamis, membangkitkan minat belajar dan terutama membuat siswa lebih perhatian
atau konsentrasi. Selain itu dapat melatih keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat,
memberikan kesempatan untuk tampil di depan kelas, menghargai apresiasi mereka terhadap
pembelajaran dan memperhatikan tingkaat pemahaman dan tingkat kejenuhan siswa
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka hipotesis tindakannya adalah: Dengan
penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman siswa pada operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
22
Muhamad Arifin, Skripsi: Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Silent Demonstration terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa, (Jakarta:FITK UIN, 2006).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
22
23
Kusuma dan Dedi Dwitagama, 2009)1, bahwa Penelitian tindakan kelas (PTK)
adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri ( self reflective) yang dilakukan oleh
para partisipan dalam situasi sosial untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran
tentang:
Praktik-praktik sosial atau pendidikan yang dilakukan sendiri
Pengertian mengenai praktik-praktik tersebut
Situasi-situasi dimana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.
Sebelum melakukan penelitian tindakan tersebut, sekiranya peneliti harus
memahami prinsip-prinsip dalam penelitian tindakan, salah satu diantaranya yaitu
adanya kesadaran untuk memperbaiki kinerja dan yang dikenai tindakan
merupakan masalah yang ada dalam situasi keseharian dalam proses
pembelajaran2. Karena pada dasarnya penelitian tindakan kelas merupakan salah
satu jenis penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi
praktik pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru dengan cara
merencanakan, melaksanakan, merefleksikan tindakan secara kolaboratif sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar siswa, atau masalah yang tengah dihadapi oleh
guru didalam kelasnya3. Karena esensi dari Penelitian tindakan kelas ini adalah
terletak pada adanya tindakan dalam situasi yang mendesak (harus segera diatasi)
untuk memperbaiki atau meningkatkan praktik pembelajaran serta mampu
memberi solusi pada masalah yang ada baik secara perorangan atau kelompok.
Dalam penelitian ini diupayakan untuk meningkatkan pemahaman siswa pada
operasi penjumlahan dan pengurangn bilangan bulat di MI Sirojul Athfal Bekasi.
Jadi, penelitian ini lebih menekankan pada proses atau tindakan peneltian, oleh
karena itu berhasil atau tidaknya penelitian dapat dilihat dari proses tindakan
penelitian. Dalam hal ini peneliti harus mempersiapkan segala sesuatu yang
menjadi pendukung sebuah proses pembelajaran agar penelitian dapat berjalan
dengan lancar sehingga penelitian tersebut dapat dikatakan berhasil.
1
Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:PT. Malta
Printindo, 2009), h.8.
2
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:Bumi Aksara, 2012), h.6.
3
Op. Cit, h.9.
24
4
Op.Cit, h.20
5
Op.Cit, h.21
25
2. Siklus I
a. Tahap Perencanaan (planning)
Berdasarkan permasalahan yang diperoleh, maka peneliti merencanakan
skenario pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum dan tingkat kemampuan
awal siswa berdasarkan hasil kesepakatan bersama dengan observer untuk
menyusun skenario pembelajaran. Adapun skenario pembelajarannya sebagai
berikut:
a.) Menyiapkan rencana pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan tujuan yang
akan dicapai.
b.) Merancang LKS yang akan digunakan dalam proses pengamatan lapangan
saat siswa mengikuti kegiatan pembelajaran
c.) Menyiapkan alat dan bahan yang perlukan saat berlangsungnya
pembelajaran
d.) Merencanakan strategi yang tepat agar dapat menunjang keberhasilan
kegiatan pembelajaran
e.) Menyiapkan format instrumen pengamatan dan instrumen penilaian
f.) Menyiapkan soal latihan pada tiap-tiap pertemuan
Pada tahap ini peneliti melakukan tanya jawab dengan siswa tentang
bilangan bulat serta mengenalkan alat peraga manik-manik untuk menyelesaikan
soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif. Kemudian menjelaskan
cara penggunaan alat peraga tersebut kepada siswa dengan warna biru sebagai
lambang positif (+1) dan kuning sebagai lambang negatif (-1), dan jika keduanya
disatukan maka bernilai nol (0). setelah itu meminta siswa mendemonstrasikan
dan menebak nilai lambang bilangan yanga dibentuk.
Pertemuan kedua
Pada tahap ini peneliti mendemonstrasikan langkah-langkah penggunaan alat
peraga manik-manik dalam menyelesaikan soal penjumlahan bilangan bulat
negatif, kemudian membagi siswa dalam 2 kelompok untuk mengerjakan soal lks.
Pertemuan ketiga
Pada tahap ini peneliti mendemonstrasikan langkah – langkah penggunaan
alat peraga manik-manik dalam menyelesaikan soal pengurangan bilangan bulat
negatif. Kemudian memberikan beberapa soal pengurangan untuk dikerjakan
dengan cara mendemonstrasikannya dan menuliskan hasilnya pada lembar kerja
masing-masing.
Pertemuan keempat
Pada tahap ini peneliti mengadakan tes ahir siklus I dengan memberikan soal
untuk dikerjakan siswa yang terdiri dari 6 soal essay.
c. Tahap pengamatan / observasi
Pada tahap ini yang lebih berperan adalah observer, yang mengamati jalannya
pelaksanaan tindakan dengan menggunakan metode demonstrasi dan alat peraga
manik-manik selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung yang berpedoman
pada lembar observasi yang telah disiapkan serta catatan lapangan.
nilai rata-rata siswa belum mencapai KKM, maka penelitian tindakan akan
dilanjutkan ke siklus II.
3. Siklus II
Tahap Perencanaan (planning)
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) yang telah diperbaiki sesuai dengan kekurangan dan kelebihan pada siklus
I. Disamping itu peneliti juga menyiapkan lembar observasi kegiatan guru dan
siswa, dan lembar kerja siswa.
Tahap pelaksanaan / tindakan
a.) Pertemuan pertama
Pada tahap ini peneliti menjelaskan ulang tentang langkah-langkah yang
digunakan dalam menyelesaikan soal penjumlahan bilangan bulat negatif dengan
alat peraga manik-manik. Kemudian meminta siswa maju satu persatu untuk
mencoba mendemonstrasikan soal yang diberikan.
b.) Pertemuan kedua
Pada tahap ini peneliti menjelaskan ulang langkah-langkah yang digunakan
dalam menyelesaikan soal pengurangan bilangan bulat negatif dengan alat peraga
manik-manik, kemudian meminta siswa maju satu persatu untuk mencoba
mendemonstrasikan soal yang diberikan.
c.) Pertemuan ketiga
Pada tahap ini peneliti mengadakan tes akhir siklus II dengan memberikan soal
sebanyak 6 soal essay.
Tahap pengamatan / observasi
Pada tahap ini yang lebih berperan adalah observer, yang mengamati jalannya
pelaksanaan tindakan dengan menggunakan metode demonstrasi dan alat peraga
manik-manik selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung yang berpedoman
pada lembar observasi yang telah disiapkan serta catatan lapangan.
Tahap analisis dan refleksi
Pada tahap ini peneliti dan observer melakukan analisis terhadap hasil
pengamatan untuk seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran pada siklus II,jika
30
nilai rata-rata dan pemahaman siswa belum mencapai KKM, maka penelitian
tindakan akan dilanjutkan ke siklus III dan seterusnya.
Data kualitatif berupa data pemantauan tindakan (action) yaitu data yang
diperoleh untuk mengontrol kesesuaian antara pelaksanaan tindakan dengan
rencana yang dibuat sebelumnya.Adapun data kualitatif ini diperoleh dari
lembar pengamatan aktifitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan.
Data kuantitatif, yakni berupa data tentang skor yang diperoleh siswa dari
suatu tes pengukuran pemahaman setelah memperoleh tindakan yang
diberikan.
Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil pengamatan
kegiatan belajar siswa selama diberi tindakan dan hasil tes pemahaman siswa kelas
IV mengenai materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif.
Keterangan :
C1 = Pengetahuan
C2 = Pemahaman
C3 = Penerapam
Catatan Lapangan
Adalah sebuah catatan yang dibuat oleh peneliti atau observer selama
pelaksanaan tindakan berlangsung, baik itu berupa kekurangan yang perlu
diperbaiki atau kelebihan yang perlu dipertahankan.
34
Dalam hal ini semua data yang telah terkumpul dikomunikasikan kepada para
ahli dan teman sejawat untuk mengetahui apakah data tersebut sudah sesuai dan
tepat dengan apa yang dibutuhkan oleh penelitian.Disamping itu untuk
mengetahui apakah data-data yang dikumpulkan menunjang akan penelitian yang
dilakukan atau tidak.
A. Deskripsi Data
1. SIKLUS I
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV MI Sirojul Athfal
Bekasi oleh peneliti yang direncanakan dalam dua siklus dengan rincian siklus I
diadakan 4 kali pertemuan dan di siklus II dalam 3 kali pertemuan. Waktu yang
diperlukan dalam tiap pertemuan adalah 2 x 35 menit. Pada tiap-tiap siklus
dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi.
a. Perencanaan ( Planning )
Pada tahap perencanaan awal ini peneliti memulai dengan mewawancarai
guru bidang study dan siswa dalam kaitannya dengan kegiatan pembelajaran
matematika dikelas. Dari wawancara tersebut dapat diketahui bahwa banyak siswa
yang mengeluhkan mats pelajaran matematika karena dianggap suatu pelajaran
yang sulit dan bikin pusing, hal tersebut dibuktikan dengan adanya rekapan hasil
nilai ulangan harian siswa yang belum mencapai KKM karena rendahnya
pemahaman siswa akan konsep matematika itu sendiri. Setelah itu barn kemudian
peneliti mengidentifikasi penyebab permasalahan yang timbal dalam proses
kegiatan pembelajaran dikelas. Dapat diketahui bahwa salah satu penyebab dari
rendahnya pemahaman siswa tersebut adalah kurangnya penggunaan metode yang
tepat serta alat peraga dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa.Dari
permasalahan tersebut diatas, peneliti berupaya merancang suatu desain
pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa melalui
metode demonstrasi.
Perencanaan dimulai dengan menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) yang menggunakan metode demonstrasi, lembar kerja siswa, instrumen
penelitian,serta alat peraga yang akan digunakan. Adapun materi ajar yang akan
digunakan dalam penelitian adalah operasi penjumlahan dan penguranganbilangan
37
38
b. Pelaksanaan / Tindakan
Didalam pelaksanaan tindakan, peneliti berupaya menerapkan penggunaan
metode demonstrasi yang diharapkan mampu meningkatkan pemahaman siswa
akan materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif yang
telah disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Adapun kegiatan guru dan siswa pada proses kegiatan belajar secara rinci
dalah sebagai berikut:
b.1) Pertemuan pertama
Pada pertemuan awal ini guru melakukan tanya jawab terlebih dahulu tentang
bilangan bulat, kemudian menuliskan beberapa soal penjumlahan dan meminta
siswa untuk mengerjakan secara individu, namun ternyata banyak siswa yang
belum memahami langkah yang digunakan untu menyelesaikan soal tersebut,
terlebih pada soal bilangan bulat negatif. Untuk itu, guru memperkenalkan sebuah
alat peraga yang sudah disiapkan sebelumnya untuk menyelesaikan soal
penjumlahan tersebut. Terlebih dahulu guru menjelaskan cara penggunaan alat
peraga manik-manik kepada siswa, dan siswa diminta membentuk lambing
39
bilangan dengan alat peraga tersebut. Guru kembali menjelaskan bahwa alat perag
tersebut dapat digunakan untuk menyelesaikan soal penjumlahan.siswa menyimak
penjelasan giaru dengan seksama.
soallatihan kepada siswa, tidak lupa guru tetap membimbing dan mengarahkan
anak agar dapat menyelesaikan soal dengan baik dan benar Setelah selesai
mengerjakan, guru mempersilahkan siswa untuk bertanya berkaitan dengan soal
yang diberikan kemudian guru berpesan agar tetap diulang terus dirumah, minggu
depan hasilnya akann dibagikan ke siswa.
c. Hasil Pengamatan
a) Lembar observasi aktifitas guru
Hasil observasi aktivitas guru disajikan pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.1 Data hasil observasi aktivitas guru
Kegiatan
Pertemuan ke Jumlah skor Persentase (%)
yangdiamati
cn
diberikan
Jumlah skor 13 16 20 22
Berdasarkan tabel tersebut tampak jelas bahwa aktivitas siswa pun mulai
meningkat dan tiap pertemuan dengan rata-rata siklus mencapai 63,35%. hal ini
menunjukkan bahwa metode demonstrasi dapat digunakan untuk menyampaikan
materi tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif, meskipun
belum mencapai skor maksimal.
42
b) Hasi l t es P em aham a n
Adapun hasil tes pemahaman di akhir siklus I disajikan pada tebel berikut ini:
peraga manik-manik.
43
Pada tabel tersebut diatas menjelaskan bahwa masih terdapat kekurangan dan
kelebihan pada tindakan yang diberikan, sehingga siswa bisaberperilaku
demikian, untuk itu harus ada yang lebih ditingkatkanlagi.
d) Refleksi
Penggunaan metode demonstrasi pada materi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat negatif mampu membawa sedikit perubahan pada proses kegiatan
belajar siswa, meskipun belum maksimal.hal ini disebabkan karena selama ini
siswa hanya menerima tanpa adanya tindakan yang dilakukan siswa selain duduk
dan mendengarkan guru menjelaskan materi, tanpa adanya bantuan alat peraga
dalam menyampaikannya.
Berdasarkan data yang diperoleh pada hasil tindakan sikius I, menunjukkan
44
2. SIKLUS II
a. Perencanaan
Tahap ini merupakan hasil perbaikan berdasarkan refleksi pada siklus I,
terdiri dan 3x pertemuan dengan waktu 2x35 menit tiap pertemuannya.dimulai
dengan menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), instrumen soal,
lembar observasi dan lks.
Adapun materi yang diajarkan masih berkisar tentang penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat negatif dengan perbaikan pada kegiatan belajar
didalamnya.indikator pembelajaran yang digunakan antara lain sebagai berikut:
a) Melakukan penjumlahan bilangan bulat negative
b) Menuliskan penjumlahan bilangan bulat negatif dalam kalimat
matematika
c) Melakukan operasi pengurangan bilangan bulat negative
d) Menuliskan hasil pengurangan bilangan bulat negatif dalam kalimat matematika
e) Melakukan operasi hitung campuranMenjelaskan penggunaan
bilangan bulat negative
f) Menyimpulkan konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
negative
g) Melakukan operasi hitung campuran
b. Tindakan/ Pelaksanaan
Tindakan yang dilakukan pada siklus II ini merupakan rencana perbaikan
berdasarkan kekurangan yang ditemukan pada siklus I. Urituk lebih jelasnya
diuraikan sebagai berikut:
1.) Pertemuan Pertama
Guru menjelaskan kembali cara penggunaan alat peraga dalam menyelesikan
soal penjumlahan.dan meminta siswa untuk maju mendemonstrasikan soal
peragaan, kemudian menuliskannya di buku masing-masing.siswapun tampak
senang, sudah tidak malu atau takutbahkan ada beberapa siswa yang bertanya.
akan materi yang belum dipahami. Ketika diberi soal latihan pun, siswa tampak
semangat mengerjakannya, meskipun ada beberapa siswa yang masih tampak
46
c. Hasil Pengamatan
a.) Lembar observasi aktifitas guru
Hasil observasi aktivitas guru dapat disajikan pada tabel dibawah ini:
diperoleh pada saat mengajar tiap pertemuannya, dengan ini guru telah berupaya
memperbaiki kinerjanya agar mampu menyampaikan materi yang diembannya.
Pertemuan ke / Nilai
No Aspek Yang Diamati
I II III
d. Refleksi
Dalam kegiatan pembelajaran pada siklus II ini, guru telah berupaya
memperbaiki penggunaan metode demonstrasi dalam menyampaikan materi
pelajaran agar dengan mudah bisa dipahami oleh siswa. Alhasil siswa pun tampak
senang dan menikmati pelajaran dengan baik. Siswa menjadi lebih aktif dan tidak
malu lagi untuk maju ke depan kelas, dan berani bertanya ataupun menjawab.
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pemberian tindakan pada siklus
I ini, diperoleh hasil bahwa tes pemahaman akhir siklus II mengalami peningkatan
dari siklus I yakni dari nilai rata-rata pemahaman siswa 62 menjadi 74 dan telah
mencapai ketuntasan yang diharapkan yakni nilai rata-rata siswa 70. Hal ini
menunjukkan bahwa pemahaman siswa akan operasi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat melalui metode demonstrasi dengan menggunakan
alat peraga mengalami peningkatan, untuk itu penelitian ini dihentikan sampai
50
Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas
ketuntasan yang telah ditetapkan yakni 70, pada siklus I hanya 1 siswa, dan pada
siklus II naik menjadi 6 siswa dari 9 siswa. Rata-rata kelas pun meningkat dari 62
menjai 74.
Berdasarkan hasil refleksi pada tiap siklus diperoleh rata-rata aktifitas guru
pada siklus I 81,8% menjadi 90,9% pada siklus II. Sedangkan untuk aktifitas
siswa rata-rata pada siklus I 78,5% dan pada siklus II meningkat menjadi 89,3%.
Untuk hasil pemahaman siswa sendiri juga turut naik dari rata-rata siswa 62 pada
siklus I, menjadi 74 pada siklus Ii. Oleh karena perolehan data hasil penelitian
baik yang berupa tes maupun non tes didalam 2 siklus menunjukkan bahwa telah
tercapai target yang telah ditetapkan yakni nilai rata-rata pemahaman siswa
mencapai 70, untuk itu penelitian dihentikan.
C. Pembahasan
Penggunaan metode demonstrasi dengan alat peraga dalam pelajaran
matematika ternyata mampu meningkatkan pemahaman siswa pada operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Sebelum dilakukannya tindakan,
pembelajaran mateatika pada umunya menggunakan metod ceramah, dimana
siswa hanya duduk diam dan mendngarkan penjelasan guru tanpa adanya aktifitas
brmakna yang dilakukan siswa, sehingga siswa cenderung bosan dan tidak serius
dalam belajar yang mengakibatkan rendahnya pemahaman siswa akan pelajaran
matematika.
Setelah digunakannya metode dmonstrasi dengan di bantu oleh alat peraga
dalam menyampaikan materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat,
52
A. Deskripsi Data
1. SIKLUS I
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV MI Sirojul Athfal
Bekasi oleh peneliti yang direncanakan dalam dua siklus dengan rincian siklus I
diadakan 4 kali pertemuan dan di siklus II dalam 3 kali pertemuan. Waktu yang
diperlukan dalam tiap pertemuan adalah 2 x 35 menit. Pada tiap-tiap siklus
dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi.
a. Perencanaan ( Planning )
Pada tahap perencanaan awal ini peneliti memulai dengan mewawancarai
guru bidang study dan siswa dalam kaitannya dengan kegiatan pembelajaran
matematika dikelas. Dari wawancara tersebut dapat diketahui bahwa banyak siswa
yang mengeluhkan mats pelajaran matematika karena dianggap suatu pelajaran
yang sulit dan bikin pusing, hal tersebut dibuktikan dengan adanya rekapan hasil
nilai ulangan harian siswa yang belum mencapai KKM karena rendahnya
pemahaman siswa akan konsep matematika itu sendiri. Setelah itu barn kemudian
peneliti mengidentifikasi penyebab permasalahan yang timbal dalam proses
kegiatan pembelajaran dikelas. Dapat diketahui bahwa salah satu penyebab dari
rendahnya pemahaman siswa tersebut adalah kurangnya penggunaan metode yang
tepat serta alat peraga dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa.Dari
permasalahan tersebut diatas, peneliti berupaya merancang suatu desain
pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa melalui
metode demonstrasi.
Perencanaan dimulai dengan menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) yang menggunakan metode demonstrasi, lembar kerja siswa, instrumen
penelitian,serta alat peraga yang akan digunakan. Adapun materi ajar yang akan
digunakan dalam penelitian adalah operasi penjumlahan dan penguranganbilangan
37
38
b. Pelaksanaan / Tindakan
Didalam pelaksanaan tindakan, peneliti berupaya menerapkan penggunaan
metode demonstrasi yang diharapkan mampu meningkatkan pemahaman siswa
akan materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif yang
telah disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Adapun kegiatan guru dan siswa pada proses kegiatan belajar secara rinci
dalah sebagai berikut:
b.1) Pertemuan pertama
Pada pertemuan awal ini guru melakukan tanya jawab terlebih dahulu tentang
bilangan bulat, kemudian menuliskan beberapa soal penjumlahan dan meminta
siswa untuk mengerjakan secara individu, namun ternyata banyak siswa yang
belum memahami langkah yang digunakan untu menyelesaikan soal tersebut,
terlebih pada soal bilangan bulat negatif. Untuk itu, guru memperkenalkan sebuah
alat peraga yang sudah disiapkan sebelumnya untuk menyelesaikan soal
penjumlahan tersebut. Terlebih dahulu guru menjelaskan cara penggunaan alat
peraga manik-manik kepada siswa, dan siswa diminta membentuk lambing
39
bilangan dengan alat peraga tersebut. Guru kembali menjelaskan bahwa alat perag
tersebut dapat digunakan untuk menyelesaikan soal penjumlahan.siswa menyimak
penjelasan giaru dengan seksama.
soallatihan kepada siswa, tidak lupa guru tetap membimbing dan mengarahkan
anak agar dapat menyelesaikan soal dengan baik dan benar Setelah selesai
mengerjakan, guru mempersilahkan siswa untuk bertanya berkaitan dengan soal
yang diberikan kemudian guru berpesan agar tetap diulang terus dirumah, minggu
depan hasilnya akann dibagikan ke siswa.
c. Hasil Pengamatan
a) Lembar observasi aktifitas guru
Hasil observasi aktivitas guru disajikan pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.1 Data hasil observasi aktivitas guru
Kegiatan
Pertemuan ke Jumlah skor Persentase (%)
yangdiamati
cn
diberikan
Jumlah skor 13 16 20 22
Berdasarkan tabel tersebut tampak jelas bahwa aktivitas siswa pun mulai
meningkat dan tiap pertemuan dengan rata-rata siklus mencapai 63,35%. hal ini
menunjukkan bahwa metode demonstrasi dapat digunakan untuk menyampaikan
materi tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif, meskipun
belum mencapai skor maksimal.
42
b) Hasi l t es P em aham a n
Adapun hasil tes pemahaman di akhir siklus I disajikan pada tebel berikut ini:
peraga manik-manik.
43
Pada tabel tersebut diatas menjelaskan bahwa masih terdapat kekurangan dan
kelebihan pada tindakan yang diberikan, sehingga siswa bisaberperilaku
demikian, untuk itu harus ada yang lebih ditingkatkanlagi.
d) Refleksi
Penggunaan metode demonstrasi pada materi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat negatif mampu membawa sedikit perubahan pada proses kegiatan
belajar siswa, meskipun belum maksimal.hal ini disebabkan karena selama ini
siswa hanya menerima tanpa adanya tindakan yang dilakukan siswa selain duduk
dan mendengarkan guru menjelaskan materi, tanpa adanya bantuan alat peraga
dalam menyampaikannya.
Berdasarkan data yang diperoleh pada hasil tindakan sikius I, menunjukkan
44
2. SIKLUS II
a. Perencanaan
Tahap ini merupakan hasil perbaikan berdasarkan refleksi pada siklus I,
terdiri dan 3x pertemuan dengan waktu 2x35 menit tiap pertemuannya.dimulai
dengan menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), instrumen soal,
lembar observasi dan lks.
Adapun materi yang diajarkan masih berkisar tentang penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat negatif dengan perbaikan pada kegiatan belajar
didalamnya.indikator pembelajaran yang digunakan antara lain sebagai berikut:
a) Melakukan penjumlahan bilangan bulat negative
b) Menuliskan penjumlahan bilangan bulat negatif dalam kalimat
matematika
c) Melakukan operasi pengurangan bilangan bulat negative
d) Menuliskan hasil pengurangan bilangan bulat negatif dalam kalimat matematika
e) Melakukan operasi hitung campuranMenjelaskan penggunaan
bilangan bulat negative
f) Menyimpulkan konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
negative
g) Melakukan operasi hitung campuran
b. Tindakan/ Pelaksanaan
Tindakan yang dilakukan pada siklus II ini merupakan rencana perbaikan
berdasarkan kekurangan yang ditemukan pada siklus I. Urituk lebih jelasnya
diuraikan sebagai berikut:
1.) Pertemuan Pertama
Guru menjelaskan kembali cara penggunaan alat peraga dalam menyelesikan
soal penjumlahan.dan meminta siswa untuk maju mendemonstrasikan soal
peragaan, kemudian menuliskannya di buku masing-masing.siswapun tampak
senang, sudah tidak malu atau takutbahkan ada beberapa siswa yang bertanya.
akan materi yang belum dipahami. Ketika diberi soal latihan pun, siswa tampak
semangat mengerjakannya, meskipun ada beberapa siswa yang masih tampak
46
c. Hasil Pengamatan
a.) Lembar observasi aktifitas guru
Hasil observasi aktivitas guru dapat disajikan pada tabel dibawah ini:
diperoleh pada saat mengajar tiap pertemuannya, dengan ini guru telah berupaya
memperbaiki kinerjanya agar mampu menyampaikan materi yang diembannya.
Pertemuan ke / Nilai
No Aspek Yang Diamati
I II III
d. Refleksi
Dalam kegiatan pembelajaran pada siklus II ini, guru telah berupaya
memperbaiki penggunaan metode demonstrasi dalam menyampaikan materi
pelajaran agar dengan mudah bisa dipahami oleh siswa. Alhasil siswa pun tampak
senang dan menikmati pelajaran dengan baik. Siswa menjadi lebih aktif dan tidak
malu lagi untuk maju ke depan kelas, dan berani bertanya ataupun menjawab.
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pemberian tindakan pada siklus
I ini, diperoleh hasil bahwa tes pemahaman akhir siklus II mengalami peningkatan
dari siklus I yakni dari nilai rata-rata pemahaman siswa 62 menjadi 74 dan telah
mencapai ketuntasan yang diharapkan yakni nilai rata-rata siswa 70. Hal ini
menunjukkan bahwa pemahaman siswa akan operasi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat melalui metode demonstrasi dengan menggunakan
alat peraga mengalami peningkatan, untuk itu penelitian ini dihentikan sampai
50
Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas
ketuntasan yang telah ditetapkan yakni 70, pada siklus I hanya 1 siswa, dan pada
siklus II naik menjadi 6 siswa dari 9 siswa. Rata-rata kelas pun meningkat dari 62
menjai 74.
Berdasarkan hasil refleksi pada tiap siklus diperoleh rata-rata aktifitas guru
pada siklus I 81,8% menjadi 90,9% pada siklus II. Sedangkan untuk aktifitas
siswa rata-rata pada siklus I 78,5% dan pada siklus II meningkat menjadi 89,3%.
Untuk hasil pemahaman siswa sendiri juga turut naik dari rata-rata siswa 62 pada
siklus I, menjadi 74 pada siklus Ii. Oleh karena perolehan data hasil penelitian
baik yang berupa tes maupun non tes didalam 2 siklus menunjukkan bahwa telah
tercapai target yang telah ditetapkan yakni nilai rata-rata pemahaman siswa
mencapai 70, untuk itu penelitian dihentikan.
C. Pembahasan
Penggunaan metode demonstrasi dengan alat peraga dalam pelajaran
matematika ternyata mampu meningkatkan pemahaman siswa pada operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Sebelum dilakukannya tindakan,
pembelajaran mateatika pada umunya menggunakan metod ceramah, dimana
siswa hanya duduk diam dan mendngarkan penjelasan guru tanpa adanya aktifitas
brmakna yang dilakukan siswa, sehingga siswa cenderung bosan dan tidak serius
dalam belajar yang mengakibatkan rendahnya pemahaman siswa akan pelajaran
matematika.
Setelah digunakannya metode dmonstrasi dengan di bantu oleh alat peraga
dalam menyampaikan materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat,
52
A. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
penerapan metode demonstrasi pada pelajaran matematika dapat meningkatkan
pemahaman siswa akan perasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
negatif.
Simpulan tersebut secara rinci adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan penggunaan metode demonstrasi dapat menumbuhkan
rasa percaya diri siswa dan semangat dalam belajar, sehingga siswa mulai
berani bertanya atau menjawab pertanyaan dan berani maju ke depan kelas.
Karena pembelajaran ini dibantu dengan penggunaan alat peraga manik-manik
sebagai media penyampaian materi kepada siswa, sehingga membuat siswa
lebih fokus akan materi pelajaran,serta aktif dan berani.
2. Pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan
pemahaman siswa pada operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
negatif, karena siswa terlibat langsung dalam peragaan yang membuat siswa
lebih paham tentang apa dan bagaimana langkah yang dilakukan agar dapat
menyelesaikan soal dengan baik dan benar.hal ini terbukti dengan adanya
peningkatan rata-rata nilai tes akhir siswa pada siklus I dan siklus II, dimana
siklus I hanya mencapai 62, masih jauh dari ketuntasan yang telah ditetapkan
yakni 70.sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa menjadi 74,artinya telah
tercapai ketuntasan yang ditetapkan.
B. Implikasi
1. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai:
a.) Bahan pertimbangan dalam pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran
matematika
b.) Bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya
54
55
2. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat diterapkan pada kegiatan pembelajaran
di MI Sirojul Athfal Bekasi guna peningkatan pemahaman siswa akan mata
pelajaran matematika.
C. Saran – Saran
Berdasarkan temuan, pembahasan, dan kesimpulan penelitian, maka diajukan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Hendaknya guru dalam menyampaikan materi ajar kepada siswa menggunakan
metode yang bervariasi, salah satunya metode demonstrasi. Dimana mampu
membuat siswa aktif dan percaya diri.
2. Hendaknya menggunakan alat peraga sebagai media dalam menyampaikan
materi ajar ke siswa, sehingga mempermudah pemahaman siswa tentang materi
yang sedang dipelajari.
3. Hendaknya dalam setiap pembelajaran membiasakan siswa untuk bertanya,
atau merangsang pertanyaan pada siswa agar kondisi kelas lebih hidup.
4. Hendaknya mempersiapkan segala keperluan yang akan digunakan dalam
kegiatan pembelajaran agar proses belajar terlaksana dengan maksimal.
5. Hendaknya kegiatan dan materi yang dilakukan tiap siklus di dalam PTK
tidaklah sama, namun berurutan sesuai dengan materi yang ada. Karena bisa
jadi hasil yang diperoleh bukan karena tindakan yang dilakukan melainkan
karena hasil pengulangan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
56
57
(RRP)
SIKLUS I
= +2 =0
= -4
B.3 Konfirmasi
Menyimpulkan bersama- Menyimpulkan materi Teliti
sama tentang kegiatan yang bersama-sama dengan guru
baru dilaksanakan
Mempersilahkan siswa Siswa bertanya berkaitan hal
untuk bertanya berkaitan yang belum di pahami
dengan materi yang belum
dipahami.
59
IX. Penilaian
No Indikator Pencapaian Teknik Bentuk Instrumen soal
a. =
b. =
c.
=
Jawab:
a. -4, karena ada 2
pasang manik biru dan
kuning, dan ada 4 manik
warna kuning yang tidak
punya pasangan.
b. 6, karena ada 3 pasang
manik biru dan kuning,
dan ada 6 manik biru
yang tidak punya
pasangan.
c. -2, karena ada 4
pasang manik biru dan
kuning, dan ada 2 manik
kuning yang tidak punya
pasangan.
3. Didalam kelas
terdapat 2 kelompok
penggemar tenis meja,
kelompok I terdiri dari 5
laki-laki dan 3
perempuan. kelompok II
terdiri dari 4 laki-laki dan
6 perempuan.jika seorang
anak laki-laki mewakili
bilangan (+1) dan
perempuan mewakili
bilangan(-1), pasangan
laki-laki dan permpuan
mewakili bilangan nol
(0),
maka tuliskan:
61
Jawab:
a.
=2
b. = -2
Mengetahui,
Kepala madrasah Peneliti
(RRP)
SIKLUS I
kelas
bertanya jawab tentang materi yang Bertanya jawab dengan
lalu dan yang akan d pelajari. guru
B. Kegiatan inti ( ±50 menit)
B.1Eksplorasi
Menjelaskan perbedaan bilangan Mendengarkan Teliti
bulat negatif dan positif pada garis penjelasan guru
bilangan dengan memberi tanda
lebih dari (>) dan kurang dari (<).
Menulis beberapa lambang bilangan
dipapan tulis, kemudian minta siswa Maju kedepan untuk
memberi tanda lebih dari (>) atau memberi tanda lebih
kurang dari (<) dari (>) atau kurang dari
a. 1 .........0 d. 8 .......-8 (<)
b. -5 ........1 e. 0 .........-1
c. -6 ........-3
B.2Elaborasi
Mendemonstrasikan penggunaan Memperhatikan Rasa ingin
alat peraga manik-manik dalam demonstrasi guru tahu
menyelesaikan soal penjumlahan
bilangan bulat negatif
Contoh:
Digabung hasil
dengan
1 + 0 = 1
IX. Penilaian:
No Indikator Teknik Bentuk Instrumen soal, kunci jawaban dan skor
Pencapaian
1. Membandingkan Tes Isian 1. Beri tanda lebih dari (>) atau kurang dari (<)
nilai bilangan bulat tertulis pada lambang bilangan dibawah ini!
a. 8 ....... 5
b. 10 .....-2
c. -5 ......-6
d. -7 .......7
2. Urutkan bilangan berikut dari yang terkecil
sampai yang terbesar!
a. -5, 1, -1, 0, -3, -2
b. -11, 25, -2, 16, 7, -20
c. -9, 6, 11, -1, -5
2. Melakukan Tes Essay 3. Tentukan hasil penjumlahan dibawah ini!
penjumlahan a. 5 + (-6) =
bilangan bulat b. 8 + (-3) =
negatif c. (-4) + 8 =
d. (-9) + 5=
b. Digabung hasilnya
Dengan
c. Digabung
a. dengan hasilnya
Mengetahui,
Kepala madrasah Peneliti
(RRP)
SIKLUS I
Diambil hasilnya
a. diambil
hasilnya
b.
diambil
hasilnya
a. 48
b. -6
c. -22
Mengetahui,
Kepala madrasah Peneliti
(RRP)
SIKLUS I
Kelas/Semester : IV/2
Pertemuan ke :4
B.3 Konfirmasi
Mempersilahkan siswa Bertanya tentang soal yang Berani
untuk bertanya berkaitan dianggap sulit bertanya
soal latihan
C. Kegiatan Akhir (± 10 menit)
Mengevaluasi soal latihan Mengevaluasi soal bersama
Menyampaikan pesan pesan guru
Mengajak berdoa dan Mendengarkan pesan guru
mengucapkan salam Berdoa dan menjawab
salam
matematika?mengapa?
Jawab:
Bilangan tersebut dapat ditulis(-
107.500), karena pedagang tersebut
mengalami kerugian.
2. Menyimpulkan konsep Isian 3. Lengkapilah penjumlahan dibawah
penjumlahan dan ini, sifat apa yang dapat kamu
pengurangan bilangan bulat simpulkan?
negatif a. 5 + (-7) = .... dan -7 + 5 = ....
b. 4 + (-4) = ....
c. 6 + 0 = .... dan 0 + 8 = ....
Jawab:
a. 5+ (-7) =(-7) + 5 = -2,
Berlaku sifat komulatif
/pertukaran
b. 4 + (-4) = 0
Berlaku sifat invers
penjumlahan/ lawan suatu
bilangan
c. 6+0 =6 dan 0+8 = 8
Berlaku sifat bilangan nol /
unsur identitas penjumlahan
4. Hitunglah pengurangan dibawah
ini, lalu bandingkan hasil a dan b,
serta c dan d, apa yang dapat kamu
simpulkan?
a. 8 – 3 = ...
b. 8 + (-3) = ...
c. 5 – (-4) = ...
d. 5 + 4 = ....
Jawab:
a. 8 - 3 = 5
b. 8 + (-3) = 5
c. 5 – (-4) = 9
d. 5 + 4 = 9
Kesimpulan:
Jawaban soal a dan b sama,
pengurangnya (+3),lawannya (-3).
Dengan pengurangnya (-4), lawannya
(+4)soal c dan d juga sama, jadi dapat
disimpulkan bahwa mengurangi
bilangan bulat negatif sama halnya
menambahkan dengan lawan dari
pengurangnya
.
c. -36 – 13 + 63=
d. -25 + 15 – (-8) =
Jawab:
a. 100
b. -25
c. 14
d. -2
6. Seorang pedagang mempunyai
modal Rp.250.000,-.kemarin ia rugi
Rp. 25.000,-. Hari ini ia mendapat
laba Rp. 75.000,-. Berapa jumlah
uangnya sekarang?
Jawab:
250.000 – 25.000 + 75.000 = 300.000,-
Mengetahui,
Kepala madrasah Peneliti
Jika mewakili bilangan (+1), dan mewakili bilangan (-1) dan gabungan dari
mewakili bilangan nol (0), maka Tuliskan masing-masing bilangan bulat yang diperagakan
pada masing-masing gambar berikut, dan kemukakan alasanmu!
a. b. c.
d. e. f.
g. h.
……… …………
74
Tuliskan kalimat penjumlahan dari gambar berikut. Jika mewakili bilangan (+1) dan
mewakili bilangan (-1), dan jika disatukan nilainya nol (0).Kemudian tentukan hasilnya!
di gabung hasilnya
dengan
Digabung hasilnya
dengan
+ =
1.
Digabung hasilnya
dengan
+ =
2.
Digabung hasilnya
dengan
+ =
3. Bandingkan hasil dari soal nomor 1 dan 3, nomor 2 dan 4. Apa yang dapat kamu
simpulkan?
4. Sebutkan sifat dari soal diatas!
75
1. Diambil hasilnya
- =
2. diambil hasilnya
- =
3. Diambil hasilnya
- =
4.
diambil hasilnya
- =
Petunjuk:
7. Penggali sumur berada pada posisi sepuluh meter dibawah permukaan tanah, hal ini
berarti....
8. Daerah itu rawan banjir karena ketinggiannya -5 cm, jadi posisi daerah itu berada pada....
9. Hitunglah penjumlahan dibawah ini, apa yang dapat kamu simpulkan?
d. 5 + (-7)= ....
e. (-4) + (-3) = ....
10. Hitunglah pengurangan dibawah ini, apa yang dapat kamu simpulkan?
e. 8 – 3 = ...
f. 8 + (-3) = ...
g. 5 – (-4) = ...
h. 5 + 4 = ....
11. Kerjakan operasi hitung campuran dibawah ini dengan benar!
e. 37 – (-73) + (-10) =
f. 14 + (-15) – 24 =
g. -36 – 13 + 63=
h. -25 + 15 – (-8) =
12.Seorang pedagang mempunyai modal Rp.250.000,-.kemarin ia rugi Rp. 25.000,-. Hari ini
ia mendapat laba Rp. 75.000,-. Berapa jumlah uangnya sekarang?
77
Petunjuk:
Berilah tanda cek list (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kondisi yang sebenarnya!
Penilaian
No Aspek yang dinilai / aktifitas guru
1 2 3 4
1. Merumuskan tujuan pembelajaran
2. Mengkondisikan kelas dan tempat duduk siswa
3. Memotivasi siswa dalam belajar
4. Menyampaikan langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan
5. Menguasai materi pelajaran
6. Melakukan kegiatan yang dapat merangsang pengetahuan siswa
7. Membimbing dan memonitor siswa dalam belajar
8. penggunaan media / alat peraga
9. Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya
10. Memberikan tugas latihan
11. Mengadakan evaluasi
Jumlah Skor
Nilai Maksimum 44
Keterangan:
4 : amat baik
3 : baik
2 : cukup
1 : kurang
Mengetahui,
Kepala MI Sirojul Athfal observer peneliti
Petunjuk:
Berilah tanda cek list (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kondisi yang sebenarnya!
Penilaian
No Aspek yang Dinilai / Aktifitas Siswa
1 2 3 4
1. Berani bertanya dan menjawab pertanyaan
2. Memahami penggunaan alat peraga manik-manik
3. Membentuk bilangan dengan alat peraga
4. Melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan dengan alat peraga
5. Melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan tanpa alat peraga
6. Mengerjakan soal-soal yang diberikan
7. Menuliskan peragaan demonstrasi dalam kallimat matematika
Jumlah Skor
Nilai Maksimum 28
Keterangan:
4 : amat baik
3 : baik
2 : cukup
1 : kurang
Mengetahui,
Kepala MI Sirojul Athfal observer peneliti
SIKLUS I, Pertemuan I
Petunjuk:
Berilah tanda cek list (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kondisi yang sebenarnya!
Mengetahui,
Kepala MI Sirojul Athfal observer peneliti
SIKLLUS I, Pertemuan II
Petunjuk:
Berilah tanda cek list (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kondisi yang sebenarnya!
Mengetahui,
Kepala MI Sirojul Athfal observer peneliti
Petunjuk:
Berilah tanda cek list (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kondisi yang sebenarnya!
Mengetahui,
Kepala MI Sirojul Athfal observer peneliti
SIKLUS I, Pertemuan IV
Petunjuk:
Berilah tanda cek list (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kondisi yang sebenarnya!
Mengetahui,
SIKLUS I, Pertemuan I
Petunjuk:
Berilah tanda cek list (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kondisi yang sebenarnya!
Penilaian
No Aspek yang Dinilai / Aktifitas Siswa
1 2 3 4
1. Berani bertanya dan menjawab pertanyaan √
2. Memahami penggunaan alat peraga manik-manik √
3. Membentuk bilangan dengan alat peraga √
4. Melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan dengan alat peraga √
5. Melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan tanpa alat peraga √
6. Mengerjakan soal-soal yang diberikan √
7. Menuliskan peragaan demonstrasi dalam kallimat matematika √
Jumlah Skor 13
Nilai Maksimum 28
Keterangan:
4 : amat baik
3 : baik
2 : cukup
1 : kurang
Mengetahui,
SIKLUS I, Pertemuan II
Petunjuk:
Berilah tanda cek list (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kondisi yang sebenarnya!
Penilaian
No Aspek yang Dinilai / Aktifitas Siswa
1 2 3 4
1. Berani bertanya dan menjawab pertanyaan √
2. Memahami penggunaan alat peraga manik-manik √
3. Membentuk bilangan dengan alat peraga √
4. Melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan dengan alat peraga √
5. Melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan tanpa alat peraga √
6. Mengerjakan soal-soal yang diberikan √
7. Menuliskan peragaan demonstrasi dalam kallimat matematika √
Jumlah Skor 16
Nilai Maksimum 28
Keterangan:
4 : amat baik
3 : baik
2 : cukup
1 : kurang
Mengetahui,
Petunjuk:
Berilah tanda cek list (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kondisi yang sebenarnya!
Penilaian
No Aspek yang Dinilai / Aktifitas Siswa
1 2 3 4
1. Berani bertanya dan menjawab pertanyaan √
2. Memahami penggunaan alat peraga manik-manik √
3. Membentuk bilangan dengan alat peraga √
4. Melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan dengan alat peraga √
5. Melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan tanpa alat peraga √
6. Mengerjakan soal-soal yang diberikan √
7. Menuliskan peragaan demonstrasi dalam kallimat matematika √
Jumlah Skor 20
Nilai Maksimum 28
Keterangan:
4 : amat baik
3 : baik
2 : cukup
1 : kurang
Mengetahui,
SIKLUS I, Pertemuan IV
Petunjuk:
Berilah tanda cek list (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kondisi yang sebenarnya!
Penilaian
No Aspek yang Dinilai / Aktifitas Siswa
1 2 3 4
1. Berani bertanya dan menjawab pertanyaan √
2. Memahami penggunaan alat peraga manik-manik √
3. Membentuk bilangan dengan alat peraga √
4. Melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan dengan alat peraga √
5. Melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan tanpa alat peraga √
6. Mengerjakan soal-soal yang diberikan √
7. Menuliskan peragaan demonstrasi dalam kallimat matematika √
Jumlah Skor 22
Nilai Maksimum 28
Keterangan:
4 : amat baik
3 : baik
2 : cukup
1 : kurang
Mengetahui,
Keterangan :
Nilai Siswa ≥70 : 1 orang
Nilai Siswa <70 : 8 orang
88
Lampiran 8:
Pada Pertemuan pertama siswa masih tampak malu dan segan untuk bertanya dikarenakan
belum terbiasa dengan penggunaan metode demonsrasi dalam kegiatan pembelajaran,
ditambah lagi dengan adanya alat peraga ssebagai media peragaan.
Pada pertemuan kedua, tampak siswa mulai menikmatai kegiatan belajar dengan metode
demonstrasi, namun masih ada beberapa siswa yang belum paham cara menggunakan alat
peraga yang disiapkan, oleh karena itu siswa tidak mau maju ke depan untuk
memperagakannya.
Pada petemuan ketiga, kondisi kelas tampak nyaman untuk belajar, tidak ada kegaduhan
siswa, semua menyimak materi dengan baik, meskipun masih ada yang belum begitu paham
dalam menyelesaikan soal pengurangan.
Pada pertemuan keempat,tampak keseriusan siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan,
namun masih ada siswa yang tampak gusar dalam mengerjakannya. Semua siswa berusaha
menyelesaikan tugasnya denagn baik dan penuh rasa percaya diri.
Observer,
Nikmah Fatimah
89
(RRP)
SIKLUS II
Kelas/Semester : IV/2
Pertemuan ke :1
3 + 0 = 3
B.2Elaborasi
Meminta siswa Mendemonstrasikan soal Tekun
mendemonstrasikan soal penjumlahan dan
diatas dan menuliskannya menuliskannya dalam
pada lembar kerja masing- lembar kerja
masing. 0 = 1
B.3 Konfirmasi
Menyimpulkan bersama- Menyimpulkan materi Teliti
sama tentang kegiatan yang bersama-sama dengan guru
baru dilaksanakan
Mempersilahkan siswa Siswa bertanya berkaitan
untuk bertanya berkaitan dengan hal yang belum di
dengan materi yang belum pahami
dipahami
C. Kegiatan akhir (±10 menit)
Melakukan evaluasi secara Mengevaluasi bersama
lisan guru
Memberikan tugas latihan Mendengarkan pesan guru
di rumah
Mengajak para siswa untuk Membaca doa bersama-
berdoa selesai pembelajaran sama dan menjawab salam
dan mengucapkan salam guru.
penutup.
b. Digabung hasilnya
Dengan
c. Digabung
b. d dengan hasilnya
Mengetahui,
Kepala madrasah Peneliti
(RRP)
SIKLUS II
Diambil hasilnya
IX. Penilaian:
c. diambil
hasilnya
d.
diambil
hasilnya
Mengetahui,
Kepala madrasah Peneliti
(RRP)
SIKLUS II
B.3 Konfirmasi
Mempersilahkan siswa Bertanya tentang soal yang Berani
untuk bertanya berkaitan dianggap sulit bertanya
soal latihan
C. Kegiatan Akhir (± 10 menit)
Mengevaluasi soal latihan Mengevaluasi soal bersama
guru
Menyampaikan pesan pesan Mendengarkan pesan guru
Mengajak berdoa dan Berdoa dan menjawab
mengucapkan salam salam
Mengetahui,
Kepala madrasah Peneliti
B. Tentukan hasil dari pengurangan dibawah ini tanpa menggunakan alat peraga manik-manik!
a. 45 – 22 =
b. 37 – (- 8) =
c. (-23) – 12 =
d. (-13) – (- 9) =
Petunjuk:
Kerjakan soal yang dianggap mudah terlebih dahulu
Kerjakan soal dengan jujur, teliti dan percaya diri
Seorang penyelam berada di kedalaman laut lima belas meter dari permukaan laut.hal ini
berarti posisi penyelam tersebut berada pada....
Hasil panen pak doni mengalami penurunan sebesar tiga puluh empat kilogram.bagaimana
menuliskan bilangan tersebut dalam matematika?mengapa?
Lengkapilah penjumlahan dibawah ini, sifat apa yang dapat kamu simpulkan?
8 + (-6) = .... dan -6 + 8 = ....
15 + (-15) = ....
0 + 7 = .... dan 5 + 0 = ....
Hitunglah pengurangan dibawah ini, lalu bandingkan hasil a dan b, c dan d, apa yang
dapat kamu simpulkan?
12 – 9= ...
12 + (-9) = ...
7 – (-5) = ...
7 + 5 = ....
Kerjakan operasi hitung campuran dibawah ini dengan benar!
35 – (-56) + (-18) =
17 + (-13) – 29 =
-26 – 14+ 53=
-22 + 16 – (-9) =
Pak Tono mempunyai 345kg beras,dijual ke tengkulak 235 kg, di bagi ke tetangga 45kg,
ternyata sisa hasil panen bulan lalu masih ada 25kg.berapa kg beras pak tono saat ini?
Lampiran 12 :
103
Petunjuk:
Berilah tanda cek list (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kondisi yang sebenarnya!
Keterangan:
4 : amat baik
3 : baik
2 : cukup
1 : kurang
Mengetahui,
Petunjuk:
Berilah tanda cek list (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kondisi yang sebenarnya!
Keterangan:
4 : amat baik
3 : baik
2 : cukup
1 : kurang
Mengetahui,
Petunjuk:
Berilah tanda cek list (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kondisi yang sebenarnya!
Keterangan:
4 : amat baik
3 : baik
2 : cukup
1 : kurang
Mengetahui,
Petunjuk:
Berilah tanda cek list (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kondisi yang sebenarnya!
Penilaian
No Aspek yang Dinilai / Aktifitas Siswa
1 2 3 4
1. Berani bertanya dan menjawab pertanyaan √
2. Memahami penggunaan alat peraga manik-manik √
3. Membentuk bilangan dengan alat peraga √
4. Melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan dengan alat peraga √
5. Melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan tanpa alat peraga √
6. Mengerjakan soal-soal yang diberikan √
7. Menuliskan peragaan demonstrasi dalam kallimat matematika √
Jumlah Skor 21
Nilai Maksimum 28
Keterangan:
4 : amat baik
3 : baik
2 : cukup
1 : kurang
Mengetahui,
Petunjuk:
Berilah tanda cek list (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kondisi yang sebenarnya!
Penilaian
No Aspek yang Dinilai / Aktifitas Siswa
1 2 3 4
1. Berani bertanya dan menjawab pertanyaan √
2. Memahami penggunaan alat peraga manik-manik √
3. Membentuk bilangan dengan alat peraga √
4. Melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan dengan alat peraga √
5. Melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan tanpa alat peraga √
6. Mengerjakan soal-soal yang diberikan √
7. Menuliskan peragaan demonstrasi dalam kallimat matematika √
Jumlah Skor 23
Nilai Maksimum 28
Keterangan:
4 : amat baik
3 : baik
2 : cukup
1 : kurang
Mengetahui,
Petunjuk:
Berilah tanda cek list (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kondisi yang sebenarnya!
Penilaian
No Aspek yang Dinilai / Aktifitas Siswa
1 2 3 4
1. Berani bertanya dan menjawab pertanyaan √
2. Memahami penggunaan alat peraga manik-manik √
3. Membentuk bilangan dengan alat peraga √
4. Melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan dengan alat peraga √
5. Melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan tanpa alat peraga √
6. Mengerjakan soal-soal yang diberikan √
7. Menuliskan peragaan demonstrasi dalam kallimat matematika √
Jumlah Skor 25
Nilai Maksimum 28
Keterangan:
4 : amat baik
3 : baik
2 : cukup
1 : kurang
Mengetahui,
Keterangan :
Nilai ≥ 70 : 6 orang
Pertemuan pertama, siswa kembali bingung mengapa materinya diulang kembali, namun
setelah diberi penjelasan para siswa pun mengerti. Justru tampak beberapa siswa merasa
senang dengan adanya pengulangan tersebut, karena merasa senang dengan metode yang
diberikan.tampak ada siswa yang berani bertanya atau menjawab pertanyaan guru.
Pertemuan kedua, banyak siswa yang berantusia untuk maju kedepan memperagakan kegiata
demonstrasi, tampaknya siswa sudah tidak malu dan mulai tumbuh rasa percaya diri.siswa
pun sudah terbiasa dengan penggunaan metode demonstrasi tersebut.
Pertemuan ketiga kondisi kelas tenang, para siswa mengerjakan soal dengan sungguh-
sungguh agar mendapatkan nilai yang maksimal. Masih ada stu siswa yang tampak gusar,
namun tidak membut gaduh suasana.
Observer,
Nikmah Fatimah
111
Nama : Zurismiati
NIM : 809018300083
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul Skripsi : “ Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Operasi
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat
Melalui Metode Demonstrasi dengan Menggunakan
Alat Peraga”.
Halaman Paraf
Bab No Daftar Pustaka
Referensi Pembimbing
Gatot Muhsetyo,dkk, Pembelajaran matematika SD, Jakarta:Universitas
I 1 1.9
Terbuka, 2011
Gatot Muhsetyo,dkk, Pembelajaran matematika SD, Jakarta:Universitas
I 2 1.20
Terbuka, 2011
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung:PT Remsjs
I 3 101
Rosdakarya, 2010
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, Jakarta:Kencana,
II 1 73
2004
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Bandung:Remaja Rosdakarya,
II 2 21
2009
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik edisi 4, Jakarta:Gramedia
II 3 177
Pustaka Umum, 2008
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung:CV
II 4 157
Alfabeta,2011
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung:CV
II 5 136
Alfabeta,2011
Heruman, Model Pembelajaran Matematika di SD, Bandung: Remaja
II 6 5
Rosdakarya,2010
II 7 Gatot Muhsetyo,dkk, Pembelajaran matematika SD, Jakarta:Universitas 3.8
115
Terbuka, 2011
Tatang Herman, dkk. Pendidikan Matematika 1, Bandung: UPI Press,
II 8 4
2010
Tatang Herman, dkk. Pendidikan Matematika 1, Bandung: UPI Press,
II 9 10
2010
Gatot Muhsetyo,dkk, Pembelajaran matematika SD, Jakarta:Universitas
II 10 3.26
Terbuka, 2011
Tatang Herman, dkk. Pendidikan Matematika 1, Bandung: UPI Press,
II 11 17
2010
Heruman, Model Pembelajaran Matematika di SD, Bandung: Remaja
II 12 16
Rosdakarya,2010
Gatot Muhsetyo,dkk, Pembelajaran matematika SD, Jakarta:Universitas
II 13 3.10
Terbuka, 2011
Gatot Muhsetyo,dkk, Pembelajaran matematika SD, Jakarta:Universitas
II 14 3.11
Terbuka, 2011
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
II 15 152
Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2010
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
II 16 153
Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2010
II
File:///:E./Pengertian dan Tujuan Alat peraga Pendidikan_Fairuz El
II 17 -
Said.htm di download 28-09-13.
II Hidayat, Syarif. Teori dan Prinsip Pendidikan. Jakarta: Pustaka Mandiri,
18 17
2013.
Sadiman, Arief S, dkk. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, 2010.
II 19 115
Nama : Zurismiati
NIM : 8090183000183
Jurusan/Prodi : Kependidikan Islam/PGMI
Alamat : Kp. Setu Rt.001/Rw.001 Kel. Bintara Jaya
Kec. Bekasi Barat, Kota Bekasi.
Bahwa Skripsi yang berjudul Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Operasi
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Melalui Metode Demonstrasi dengan
Menggunakan Alat Peraga adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima
segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.