Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PENGORGANISASIAN
(ORGANIZING)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Terstruktur Mata Kuliah Pengantar
Manajemen

Disusun Oleh:
1. Astrid Puspita Mellyani (2110631020006)
2. Muhamad Fauzi (2110631020029)
3. Muhammad Fuaidil Kirom (2110631020030)
4. Muthia Zahra Septiani (2110631020031)
5. Nadia Restiani (2110631020032)
6. Renaldi Bahwantoro (2110631020039)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada ALLAH swt. Atas rahmat dan hidayahnya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengorganisasian
(Organizing)” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pengantar Manajemen. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan seputar organisasi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. H. Odang Kusmayadi, Drs, MM.
Selaku Dosen mata kuliah Pengantar Manajemen. Serta ucapan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Karawang Oktober 2021

Penyusun

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB 1.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................3
1.2.1 Pengertian Organisasi.............................................................................3
1.2.2 Asas-Asas Organisasi..............................................................................4
1.2.3 Proses Organisasi....................................................................................6
1.2.4 Pengorganisasian....................................................................................7
1.2.5 Rentang Kendali......................................................................................8
1.2.6 Pendepartemenan ( Departementalization)..........................................11
1.2.7 Macam-Macam Organisasi....................................................................12
1.2.8 Teori Organisasi.....................................................................................13
1.2.9 Reorganisasi dan Restrukturisasi Organisasi..........................................15
BAB III....................................................................................................................19
PENUTUP...............................................................................................................19
3.1 Kesimpulan..............................................................................................19
3.2 Saran........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pengorganisasian merupakan fungsi kedua dalam Manajemen.


Organisasi identik dengan sekelompok Individu yang terstruktur dan
sistematis yang berada dalam sebuah sistem. pengorganisasian didefinisikan
sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan
tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan hasil
pengorganisasian adalah struktur organisasi.
Organisasi sering di jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga
organisasi merupakan suatu hal yang penting yang harus di pelajari dengan
baik. Contohnya jika kita bekerja pada sebuah perusahaan, kita kan
melakukan suatu organisasi. Oleh sebab itu kita harus mengetahui apa yang
dimaksud dari organisasi, fungsinya dan apa manfaatnya.

Organisasi itu abstrak ( kasat mata), walaupun banyak orang yang bekerja
dan hidup dari organisasi namun tidak seorangpun yang pernah melihat atau
menyentuh organisasi. Kita bisa melihat barang atau merasakan manfaat jasa
yang diberikan oleh suatu organisasi, bahkan mengenal siapa saja yang
bekerja di dalamnya, tetapi jarang sekali kita mengetahui apa alasan dan
motivasi organisasi tersebut menyediakan barang/jasa itu, atau bagaimana
cara mengontrol dan mempengaruhi para anggotanya. Semua itu tidaklah
terlihat oleh mata banyak orang yang berada di luar organisasi tersebut.

Sepintas pengorganisasian adalah biasa dan lumrah dibicarakan. Yang


tidak biasa adalah kenyataan sukarnya kualitas sempurna pengorganisasian
dicapai. Hal tersebut, karena salah satu unsur yang termasuk sumber daya
tidak lain manusia bahkan manusia dalam keberadaannya sangat vital. Unsur
manusia jugalah penyebab kalang kabutnya kondisi negara kita dimana
sebagian orang berteriak keras " Ubah sistem ubah sistem ". Apa yakin
dengan merubah sistem itu efisien? dan kalau pun sistemnya dirubah,
manusia jualah yang menjalankan. Sayangnya yang berjuluk manusia itu
rakus sebagaimana ilmu ekonomi menyebut homo economicus.

1
Kerakusan yang menjadi penyebab inti bekerjasama di dominasi
kepentingan pribadi. Berbeda dengan ilmu ekonomi, manusia dijuluki ilmu
manajemen sebagai homo oeconomicus yang senang bekerjasama. Kiranya
dieklektikan, optimalisasi kualitas pengorganisasian dapat kita tempuh dengan
cara mengelola manusia rakus sedemikian rupa hingga bekerjasama mencapai
tujuan yang ditetapkan. Hal inilah yang melatarbelakangi disusunnya makalah
ini.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan Latar Belakang Masalah diatas dapat di rumuskan masalah sebagai
berikut.

1.2.1. Apakah yang dimaksud dengan Organisasi ?


1.2.2. Apa sajakah asas-asas dalam Organisasi ?
1.2.3. Bagaimanakah proses dalam Organisasi ?
1.2.4. Apa yang dimaksud dengan Pengorganisasian ?
1.2.5. Apa yang dimaksud dengan Rentang Kendali ?
1.2.6. Apakah yang dimaksud Pendepartemenan ?
1.2.7. Apa sajakah macam-macam Organisasi ?
1.2.8. Sebutkan Apa sajakah Teori-Teori dalam Organisasi ?
1.2.9. Apa yang dimaksud dengan ReOrganisasi, dan Restrukturisasi Organisasi?

1.3 Tujuan
Berdasarkan Rumusan Masalah diatas dapat di ambil tujuan sebagai berikut.
1. untuk mengetahui apa itu organisasi.
2. untuk mengetahui asas-asas dalam organisasi.
3. Untuk mengetahui proses dalam organisasi.
4. untuk mengetahui apa pengorganisasisan.
5. untuk mengetahui apa itu rentang kendali.
6. untuk mengetahui apa itu pendepartemenan.
7. untuk mengetahui macam-macam organisasi.
8. untuk mengetahui apa teori organisasi.
9. untuk mengetahui reorganisasi, restrukturasi organisasi.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Organisasi

Pengorganisasian adalah proses penyusunan struktur organisasi yg


sesuai dengan tujuan organisasi, sumberdaya-sumberdaya yg dimiliki dan
lingkungan yg melingkupinya
Organisasi adalah suatu perkumpulan atau wadah bagi sekelompok
orang yang bekerjasama dengan terstruktur untuk mencapai tujuan tertentu.
Organisasi sering di artikan sebagai kelompok yang secara bersama sama
ingin mencapai suatu tujuan yang sama. Organisasi merupakan tulang
punggung manajemen. Karena tanpa organisasi yang efisien, tak ada
manajemen yang dapat menjalankan fungsinya dengan lancar. Pada
dasarnya, organisasi dibentuk sebagai wadah atau tempat untuk berkumpul,
bekerja sama secara rasional dan sistematis. Menurut para ahli terdapat
beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.

➢ Menurut Louis Allen Organisasi adalah proses mengidentifikasi dan


mengelompokkan pekerjaan yang harus dilakukan, mendefinisikan dan
mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang dan membangun hubungan
untuk tujuan memungkinkan orang untuk bekerja paling efektif bersama
dalam mencapai tujuan.

➢ Max Weber Organisasi merupakan sebuah kerangka hubungan sosial yang


sifatnya terstruktur dimana didalamnya tercantum apa yang menjadi
wewenang, pembagian tugas/ kerja dan tanggung jawab untuk menjalankan
suatu fungsi tertentu.

➢ Stoner organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui


mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.

➢ James D. Mooney organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia


untuk mencapai tujuan bersama.
➢ Chester I. Bernard organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas
kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.

➢ Stephen P. Robbins Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang


dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat
diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk
mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.

2.2 Asas-Asas Organisasi

Asas organisasi adalah dasar pergerakan dalam melakukan kegiatan


organisasi. Asas organisasi sering disebut sebagai pijakan dari pola pikir dan
tindakan dalam organisasi. Setiap organisasi berdiri diatas asas utama untuk
menentukan seperti apa organisasi itu akan bekerja.
Kurangnya pemahaman anggota terhadap asas organisasi akan membawa
dampak yang buruk bagi kinerja dan perkembangan organisasi. Setiap
anggota diwajibkan untuk selalu berpikir dan bertindak sesuai asas organisasi
yang sudah disepakati bersama.
 Asas bahwa organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas.
Menunjukkan bahwa organisasi dibentuk atau disusun atas dasar
adanya tujuan, sebab tidak mungkin organisasi tanpa adanya tujuan.
 Asas skala hierarki
Adanya garis kewewenangan yang jelas dari pemimpin tingkat atas
sampai pada setiap pimpinan tingkat bawah, berarti garis pelimpahan
wewenang dan garis pertanggung jawabannya akan lebih efektif.
 Asas kesatuan perintah/komando
Bahwa seseorang hanya menerima perintah dan bertanggung
jawab terhadap seseorang atasan saja.
 Asas pelimpahan wewenang
Seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam
melaksanakan segala pekerjaan, maka kewenangan itu harus dilimpahkan
kepada pejabat pimpinan sampai yang terendah. Pelimpahan wewenang
itu harus dapat menjamin kemampuan para ejabat tersebut untuk
mencapai hasil yang diharapkan.
 Asas pertanggung jawaban
Dalam menjalankan tugasnya bahwa perubahan harus
bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasannya dan atasan
bertanggung jawab atas segala kegiatan yang dilakukan bawahan.
 Asas pembagian kerja
Pembagian pekerjaan berarti kegiatan-kegiatan dalam melakukan
pekerjaan harus dikhususkan secara sempurna. Kegiatan-kegiatan itu
harus jelas ditentukan dan dikelompokan agar efektif dalam mencapai
tujuan organisasi.
 Asas rentang pengendalian
Artinya bahwa jumlah bawahan yang harus dikendalikan oleh
seseorang atasan perlu dibatasi secara rational. Sesuai dengan bentuk dan
tipe organisasi, maka rentang pengendalian terdiri dari:
a. Rentangan pengendalian sempit, apabila jumlah bawahan yang harus
dikendalikan itu relatif kecil (4-8 orang).
b. Rentangan pengendalian luas, apabila jumlah bawahan yang
dikendalikan itu relatif besar (8-15 orang).
 Asas fungsional
Seseorang dalam organisasi secara fungsional harus jelas tugas dan
wewenangnya, kegiatan, hubungan kerja serta tanggung jawabnya dalam
melaksanakan tercapainya tujuan organisasi.
 Asas pemisahan
Beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan
tanggung jawabnya kepada orang lain.
 Asas keseimbangan
Keseimbangan antar struktur organisasi yang efektif dengan tujuan
organisasi dan keseimbangan antara beban tugas pekerjaan dengan
fungsi- fungsi manejer.
 Asas fleksibelitas
Sesuatu pertumbuhan dan perkembangan organisasi harus
disesuaikan dengan perubahan dan dinamika organisasi itu. Sebab kalau
kita dapat menyesuaikan maka organisasi itu tidak akan dapat memenuhi
tujuan.
 Asas kepemimpinan
Susunan organisasi telah ditetapkan, wewenang telah dilimpahkan
kepada para manejer untuk melaksanakan tugas tersebut dengan sebaik-
baiknya tetapi lebih dari pada itu diperlukan adanya kemampuan
kepemimpinan.
2.3 Proses Organisasi

Menurut McShane and Glinow (2008) Proses organisasi berkaitan


dengan interaksi yang terjadi antara anggota organisasi. Proses organisasi
antara lain meliputi komunikasi, kepemimpinan, proses pengambilan
keputusan dan kekuasaan. Salah satu pertimbangan utama dalam merancang
struktur organisasi yang efektif adalah agar berbagai proses tersebut dapat
dilakukan dengan efisien dan efektif.

Perspektif proses, berangkat dari pemikiran bahwa konsep kinerja


organisasi itu dapat dipandang sebagai serangkaian kegiatan yang dilakukan
untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Jadi suatu organisasi
dikatakan memiliki kinerja tinggi apabila terdapat serangkaian kegiatan yang
teratur yang dilakukan oleh orang-orang dalam suatu organisasi sehingga
tercapai tujuan yang diinginkan tersebut. Perspektif ini biasanya menganalisis
fungsi-fungsi manajemen yang dianggap sebagai faktor yang menentukan
suatu organisasi sukses atau gagal.

Dalam berorganisasi untuk mencapai suatu tujuan dibutuhkan proses


dalam mencapai tujuan tersebut, dengan memanfaatkan berbagai sumber
daya yang ada seperti; tenaga kerja, metode, uang, sarana, mesin, waktu,
informasi, dan sarana lainnya. Sehingga proses yang berlangsung dalam
organisasi meliputi 3 proses yaitu:

1. Proses pemikiran
2. Proses pelaksanaan
3. Proses pembantuan

Proses pemikiran umumnya dilakukan para administrator, atau


pemimpin dalam organisasi. Pada umumnya proses pemikiran berisi tentang
metode, strategi yang nantinya akan menjadi patokan dalam pencapaian
tujuan organisasi. Dalam proses pelaksanaan ini menjadi tanggung jawab
para pelaksana menurut fungsinya masing masing. Sedangkan pada kedua
proses ini dibutuhkan proses lain yaitu proses pembantuan gunanya dalam
hal untuk membantu tugas para pimpinan maupun para pelaksana.

Dengan hal ini para anggota dapat saling membantu dalam mencapai
tujuan organisasi tersebut. Perlu diingat proses yang efisien tercapai karena
para anggota dapat saling bahu membahu dalam hal ini. Karena setiap orang
di dalam organisasi pada dasarnya ingin diperlakukan sesuai dengan nilai nilai
kemanusiaan yang ada.

2.4 Pengorganisasian

Pengorganisasian memiliki fungsi yang amat vital dalam sistem


manajemen modern. Hal ini dapat dipahami mengingat fungsi
pengorganisasian merupakan mekanisme utama yang dipergunakan para
manajer untuk menggerakkan seluruh sumber daya untuk mencapai tujuan
organisasi.

Menurut Hardjito (1995), suatu organisasi dapat berjalan sesuai dengan


tujuan yang telah ditetapkan, sehingga diperlukan sejumlah prinsip sebagai
pedoman pelaksanaan. Terdapat tujuh prinsip organisasi yang sangat
penting, yaitu sebagai berikut.

1. Perumusan tujuan, maksudnya adalah setiap organisasi haruslah memiliki


tujuan yang jelas. Tujuan yang jelas akan menjadi patokan untuk para
anggota dalam menerima tanggung jawab masing masing.
2. Kesatuan arah. Setiap organisasi memiliki pemimpin serta anggota yang
mana anggota harus patuh pada perintah yang akan membawa seluruh
anggota kepada kesatuan arah guna mewujudkan tujuan organisasi.
3. Pembagian kerja, semua SDM memiliki peran dan fungsi masing masing,
sehingga setiap SDM secara jelas mengetahui aktivitas dan tanggung jawab
yang diembannya.
4. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab, maksudnya adalah setiap
bagian yang menjalankan segala aktivitas organisasi dapat dituntut tanggung
jawabnya.
5. Koordinasi. Prinsip ini sangat penting diterapkan dalam organisasi, karena
setiap pelaksanaan akan berhubungan satu sama lain.
6. Rentang manajemen. kemampuan manajer untuk melakukan koordinasi
secara efektif yang sebagian besar tergantung jumlah bawahan yang melapor
kepadanya. Dengan kata lain jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara
efektif oleh seorang manajer.
7. Tingkat pengawasan. Sebuah proses untuk meyakinkan bahwa semua
aktivitas berjalan sesuai rencana.
2.5 Rentang Kendali

1. Pengertian Rentang Kendali

Rentang manajemen sering juga disebut dengan rentang kendali


(Span of Control), yaitu berpatokan pada jumlah orang yang dikelola
seorang manajer secara langsung. Dalam rentang manajemen yang lebih
luas, seorang manajer memiliki banyak bawahan yang melapor kepadanya.
Dalam rentang manajemen yang sempit, manajer memiliki lebih sedikit
bawahan di bawahnya.
2. Pengertian Rentang Kendali Menurut Para Ahli

1. Fred Luthhans 1981:452 mendefinisikan ”rentang kendali sebagai jumlah


bawahan yang s ecara langsung melapor kepada atasan”. Luthans tidak
memberikan batasan mengenai berapa jumlah optimal dari bawahan
yang melapor kepada pimpinan tersebut.
2. Chris Argyris 1960:13 menulis bahwa prinsip pengendalian menyatakan
bahwa efisiensi administrasi dapat ditingkatkan dengan membatasi
rentang kendali dari seorang pimpinan dengan membatasi rentang
kendali dari seorang pimpinan dengan tidak lebih dari lima atau enam
bawahan yang bekerja secara berkait.
3. Barkdull Stoner, 1986a:355 tidak memberikan batasan yang pasti
mengenai luasnya rentang kendali yang optimal, tetapi menyebutkan
adanya tujuh faktor yang dipandang mempengaruhi rentang manajemen
yaitu :
1. kesamaan fungsi yang disupervisi;
2. jarak geografis dan fungsi yang disupervisi;
3. kerumitan fungsi yang disupervisi;
4. arahan dan pengendalian yang diperlukan bawahan;
5. koordinasi yang diperlukan supervisor;
6. perencanaan yang diperlukan supervisor;
7. bantuan organisasi yang diterima supervisor.

Dengan demikian dapat diartikan bahwa rentang kendali atau


rentang manajemen adalah jumlah bawahan yang secara langsung
bertanggungjawab kepada seorang atasan tertentu. Mengenai batasan
luasnya rentang kendali dalam suatu organisasi ternyata terdapat
perbedaan pendapat para ahli.
Rentang Kendali diperlukan dalam suatu organisasi karena adanya
“limits
faktor(keterbatasan)” manusia, yaitu keterbatasan waktu, pengetahuan,
kemampuan, dan perhatian.
1. Keterbatasan waktu, artinya bahwa pada saat yang bersamaan seorang
pemimpin melakukan pekerjaan yang beraneka macam.
2. Keterbatasan pengetahuan, artinya bahwa seorang pemimpin tidak mungkin
dapat mengetahui semua pekerjaan dalam perusahaan karena itu perlu
diadakan pembagian pekerjaan kepada bawahannya.
3. Keterbatasan kemampuan, artinya bahwa seorang pemimpin, perusahaan
kemampuannya terbatas, karena itu perlu diadakan batas jumlah bawahan
langsungnya.
4. Keterbatasan perhatian, artinya bahwa seorang pemimpin terbatas
perhatiannya, ia tidak dapat memperhatikan semua masalah yang dilakukan
bawahannya
sehingga perlu diadakan pembatasan jumlah bawahan langsung yang dipimpi
nnya.
Dalam struktur organisasi klasik, efektivitas dan efisiensi operasi
ditentukan oleh jumlah orang di bawah pengawasan langsung seorang
manajer.Untuk operasi yang paling efektif, perlu untuk memiliki jumlah
bawahan yang optimal untuk diawasi.

Pendekatan V.A.Graicunas
 Dalam memilih suatu rentang kendali, manajer harus
mempertimbangkan hubungan yang muncul, tidak hanya hubungan satu
dengan satu secara langsung dengan bawahan yang diawasi tetapi juga
hubungan mereka dengan bawahan dalam kelompok dua atau lebih
(tunggal, kelompok, dan diagonal).
 Rumus Rentang Kendali ideal: R = n {2(n-1) + (n-1)} Dimana R adalah jumlah
hubungan; dan N adalah jumlah bawahan
 Contoh, bila jumlah bawahan 5, maka jumlah hubungan yang ada
sebanyak 5 {2(5-1) + (5-1)} = 100 hubungan.

RENTANG Kendali dan Struktur Organisasi


1. Rentang kendali datar (Flat), paling tidak terdapat 1 (satu) tingkatan
manajemen, membutuhkan 1 (satu) Manajer
2. Rentang kendali tengah (Medium), paling tidak terdapat 2 (dua) tingkatan
manajemen, membutuhkan 4 (empat) Manajer
3. Rentang kendali tinggi (Tall), paling tidak terdapat 3 (tiga) tingkatan
manajemen, membutuhkan 9 (sembilan) Manajer

ORGANISASI TALL DAN FLAT


 Organisasi Tinggi (Tall): Sejumlah besar manajer; Rentang kendali
yang sempit; Dapat menderita karena terlalu banyak manajer
(mahal); Keputusan bisa
memakan waktu lama untuk mencapai dasar hierarki; Dapat memberi
kan peluang bagus untuk promosi; Manajer tidak perlu menghabiskan
banyak waktu untuk mengelola staf.
 Organisasi Datar (Wide): Hanya ada beberapa manajer; Rentang
kendali yang luas

Faktor Penentu Rentang Kendali

Jumlah bawahan yang secara efektif dapat dikelola untuk


pengawasan dan pendelegasian wewenang akan terbatas dan tergantung
pada sejumlah faktor. Antara lain adalah sebagai berikut:

1. Kesamaan Fungsi
Jika bawahan terlibat dalam kegiatan yang sama atau serupa, maka
mungkin bagi manajer untuk mengawasi lebih banyak bawahan. Karena
masalah yang mungkin muncul akan serupa di alam, ini akan lebih mudah
untuk ditangani. Sebaliknya, jika bawahan ini terlibat dalam operasi yang
beragam, situasinya akan lebih kompleks dan karenanya rentang
manajemen akan menjadi sempit.
2. Kompleksitas Fungsi
Jika operasi yang dilakukan karyawan kompleks dan canggih dan
memerlukan pengawasan terus-menerus, maka akan lebih sulit bagi
manajer untuk mengelola terlalu banyak karyawan dan karenanya
rentang manajemen yang sempit akan diinginkan.
3. Kedekatan Geografis Karyawan
Semakin dekat bawahan satu sama lain di lokasi fisik, semakin
mudah bagi manajer untuk mengelola lebih banyak karyawan.
4. Arah dan Koordinasi
Rentang kendali juga akan ditentukan oleh tingkat koordinasi yang
diperlukan, baik di dalam unit maupun dengan unit di departemen lain.
Jika unit membutuhkan arahan terus-menerus dan waktu tambahan
manajer
dalam melakukan korrdinasi kegiatan ini, maka lebih sedikit bawahan akan
lebih baik diawasi.
5. Kapasitas Bawahan
Bawahan yang terlatih, dikembangkan dan berpengalaman secara
profesional, perlu sedikit pengawasan dalam melaksanakan tugasnya.
Dalam situasi seperti itu, lebih banyak bawahan dapat secara efektif
diawasi.

Bawahan-bawahan ini selanjutnya dapat dibantu dengan memberi mereka


'rencana berdiri' yang dapat diterapkan dalam operasi berulang dan
masalah rutin
berulang, sehingga membutuhkan lebih sedikit bantuan pengawasan.
6. Staf yang bekerja dari Manajer
Jika manajer memiliki staf pendukung yang sama-sama terampil
dalam menangani situasi, maka akan mungkin untuk mengelola rentang
kontrol yang lebih luas karena tanggung jawab pengawasan akan dibagi.
1.2.6 Pendepartemenan ( Departementalization)

Pendepartemenan Adalah menggambarkan diagram fungsi-fungsi,


departemen, atau jabatan dalam organisasi dan menunjukan hubungan
mereka satu dengan lainnya.

DASAR PENDEPARTEMENAN

•Enterprice function (fungsi-fungsi perusahaan)


Biasanya departemen atau bagian dalam perusahaan diantaranya
Departemen produksi, perdagangan, keuangan, keamanan, pembukuan,
dan kepemimpinan.

•Management function (fungsi-fungsi manajemen)


Biasanya departemen atau bagian dalam perusahaan adalah:
Bagian pengembangan(Planning dan Organizing), Urusan SDM,
Pelaksana/Opera sional dan Audit/pengendalian.
•Process product (proses produksi)
Adalah bagian pemintalan, penenunan, pencelupan, dan finishing.
•Product (dasar produk atau hasil)
Maka bagian dalam perusahaan tergantung pada banyaknya produk
/hasilnya misalnya, Pabrik mobil Toyota, Produksinya Toyota Avanza, Toyo
ta Kijang, Toyota Fortuner.
•Customer (dasar pasar atau langganan)
•Territory (dasar wilayah atau tempat)
•Time (dasar waktu atau shift)
•Simple number (dasar jumlah)
2.7 Macam-Macam Organisasi

Macam organisasi berdasarkan proses pembentukan


Organisasi Formal
Organisasi formal adalah organisasi yang memiliki struktur yang jelas,
pembagian tugas yang jelas, serta tujuan yang ditetapkan secara jelas.
Macam organisasi ini memiliki struktur (bagan yang menggambarkan
hubungan-hubungan kerja, kekuasaan, wewenang dan tanggung
jawab antara pejabat dalam suatu organisasi). Organisasi formal
biasanya ditetapkan secara tertulis, dengan bahasa aturan yang
seolah-olah meninggalkan sedikit keleluasaan untuk interpretasi.
Contoh organisasi formal adalah sekolah, perseroan terbatas, atau
perusahaan.
Organisasi Non Formal
Organisasi non formal dapat berarti sebagai perkumpulan yang terbentuk
secara spontan antara beberapa orang. Organisasi informal adalah
kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta
tujuan bersama yang tidak disadari. Para anggota organisasi non formal
memiliki pemikiran, perasaan, dan minat yang sama lalu menjadikannya
sebagai tujuan bersama. Contoh macam organisasi ini adalah grup arisan,
tim futsal, atau tim olahraga.
Macam-macam organisasi berdasarkan bentuknya
Organisasi Lini/garis(Line Organization)
Dalam organisasi lini/garis ini bawahan hanya mengenal satu
atasan/pimpinan, sebagai sumber daripada kewenangan, yang memberikan
perintah/instruksi. Bawahan hanya bertindak sebagai pelaksana, sekalipun
para pelaksana tidak seluruhnya melaksanakan scara langsung tercapainya
tujuan/tugas pokok organisasi. Macam organisasi ini terdapat pada organisasi
militer.
Organisasi Lini/garis dan Staf (Line and Staff Organization)
Organisasi ini terdiri atas unit-unit lini/garis san unit-unit staf. Dalam
organisasi ini telah dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan lini (line)
adalah orang-orang atau unit-unit secara langsung ikut serta melaksanakan
tercapainya tugas pokok/tujuan organisasi. Organisasi lini dan staf adalah
organisasi yang pada umumnya dipergunakan pada organisasi pemerintah.
Organisasi Fungsi (Functional Organization)
Macam organisasi ini tersusun atas dasar kegiatan dari tiap-tiap fungsi sesuai
dengan kepentingan perusahaan, dimana tiap-tiap fungsi/kepentingan
seolah-olah terpisah berdasarkan atas bidang keahliannya. Organisasi fungsi
ini pada umumnya terdapat pada organisasi niaga.
Organisasi Panitia (Committe Organization)
Panitia adalah sekelompok orang-orang yang ditunjuk untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan khusus, yang tidak dapat diselesaikan sendiri oleh
seseorang atau sebuah Dewan (banyak orang). Contoh dari organisasi
panitia adalah panitia acara 17-an, atau panitia kegiatan lainnya.

1.2.8 Teori Organisasi

Teori Organisasi adalah Teori suatu Ilmu Pengetahuan yang telah


di uji kebenarannya.Teori adalah suatu kerangka yang merupakan alat
pikir untuk membantu suaturumusan tertentu yang bisa dikembangkan.
Teori organisasi secara umum bisa diartikan sebagai suatu pikiran yang
merupakansekelompok orang yang membagi tugas dengan cara
struktur untuk mendapatkan pedomanyang ingin dicapai bersama-
sama. Teori yang berusaha menerangkan/meramalkan
bagaimanaorganisasi dan orang didalamnya berperilaku dalam berbagai
struktur organisasi,budayadan lingkungan untuk mencapai tujuan.

Pengertian Organisasi Menurut ERNEST DALE:

Organisasi adalah suatu proses perencanaan yang meliputi


penyusunan,pengembangan, dan pemeliharaan suatu struktur atau pola
hubungan kerja dariorang-orang dalam suatu kerja kelompok.
Menurut CYRIL SOFFER:

Organisasi adalah perserikatan orang-orang yang masing-masing


diberiperan tertentu dalam suatu system kerja dan pembagian dalam mana
pekerjaan itudiperinci menjadi tugas-tugas, dibagikan kemudian digabung lagi
dalam beberapabentuk hasil.Secara umum dapat disimpulkan bahwa
organisasi adalah sekelompok orang yangsaling bekerja sama untuk mencapai
tujuan bersama.

Hicks dan Gullet (1996:204) menjelaskan perkembangan teori-teori


organisasi secara garis besarnya dapat dikembangkan dalam 3 fase, yaitu:

Teori Klasik

Konsep klasik telah berlangsung dan berkembang dalam tiga jalur,


dikenal dengan teori birokrasi, teori administrasi dan teori manajemen ilmiah.
Pada dasarnya teori klasik menekankan pada rasionalitas struktur dan
berbagai spesialisasi, selain itu juga paham klasik memandang pekerja sebagai
manusia ekonomi (economic man) atau dianggap manusia yang bekerja
tersebut semata-mata didorong oleh rangsangan ekonomi.

Teori Neoklasik

Teori ini memandang bahwa organisasi sebagai pengelompokan


orang- orang dengan tujuan umum. Perubahan atas teori klasik tidak lain
adalah merubah asumsi dasar. Pada neoklasik asumsi yang digunakan
mencakup aspek-aspek psikologis dan sosial dari pekerja, dan hendaknya
pekerja individu dan pekerja kelompok haruslah ditegaskan.

B. BEBERAPA TEORI ORGANISASI

Tiga pandangan yang mendasar bagi teori neoklasik yaitu:

2.1. Manusia berbeda, setiap orang adalah unik, masing-masing telah


membawa pendirian sesuai situasi kerjanya, kepercayaan dan cita-cita
kehidupan seperti pengetahuan tertentu, teknik sosial dan logika.

2.2. Penekanannya terhadap aspek-aspek sosial dan kelompok kerja,


tanggapan manusia mengenai dirinya dan lingkungan di sekitarnya
tergantung pada kelompoknya, sehingga organisasi informal menjadi
perhatian mereka, menurut neoklasik kelompok kerja telah
memberikan pengaruhnya pada motivasi dan produktivitas.

2.3. Manajemen yang partisipatif untuk mengambil keputusan agar selalu


berbincang-bincang terlebih dahulu dengan bawahan, karena
keputusan yang akan diambil dapat mempengaruhi mereka, maka
bawahan diajak berfikir dalam pengambilan keputusan.

Teori Modern

Perkembangan lebih lanjut dari teori organissi adalah lahirnya teori


modern yang kadang-kadang disebut dengan teori analisis sistem organisasi.
Teori ini mengembangkan semua unsur organisasi pada umumnya dan
kepraktisan komponen-komponennya :

1.1. Organisasi, adalah sebagai suatu sistem yang terdiri dari 5 bagian pokok
yaitu: input, proses, output, arus balik dan lingkungan yang menyangkut
manusia umumnya meliputi semua jenis sistem biologis, fisik yang
berhubungan dengan tingkah laku manusia.

1.2. Kedinamisan, penekanannya adalah pada proses yang dinamis dengan


interaksi yang terjadi dalam suatu organisasi.

1.3. Multi level dan multidimensional, teori modern

Mempertimbangkan setiap tingkatan suatu organisasi. dengan


mengenali masalah-masalah pada setiap tingkat, berarti memberikan
kesempatan pada setiap tingkatan untuk memecahkan masalah sendiri,
sehingga terdapat keseimbangan umum pada setiap tingkat

1.4. Multimotivasi, teori modern

Mengakui bahwa suatu kegiatan dapat didorong oleh beberapa


keinginan. Dengan demikian secara lebih luas organisasi diharapkan untuk
hidup, karena para pesertanya berkeinginan untuk mencapai beberapa tujuan
dengan baik.

2.9 Reorganisasi dan Restrukturisasi Organisasi

Reorganisasi pada umumnya adalah pengaturan atau perbaikan


mengenai susunan kapital suatu perseroan, biasanya yang meliputi
penarikan kembali semua efek yang belum diselesaikan, dan
penggantiannya dengan efek yang baru. Pada khususnya, adalah suatu
recapitalization mengenai
suatu perseroan yang jatuh bangkrut, yang menetapkan, bahwa para
pemegang saham, pemegang obligasi, dan para kreditur menyetujui satu
sama lain akan menyerahkan kepentingan-kepentingan dan tuntutan-
tuntutannya, dan membentuk suatu perseroan yang baru untuk
menyelesaikan hutang-hutang perseroan yang lama dan melanjutkan usaha-
usahanya. Rencana reorganisasi didasarkan pada prinsip keadilan dan
kelayakan. Prinisip keadilan berarti semua pihak harus diperlakukan secara
adil (fair).

Langkah-langkah reorganisasi:

1. Menentukan Nilai Perusahaan

Penilaian yang sering digunakan, dan yang termasuk sederhana, adalah


menghitung nilai perusahaan berdasarkan tingkat kapitalisasi.

2. Menentukan Struktur Modal yang Baru

Struktur modal tersebut bertujuan mengurangi beban tetap (bunga) agar


perusahaan bisa beroperasi dengan lebih fleksibel. Orang yang ditunjuk
sebagai likuidator menjual seluruh aset perusahaan seharga nilai realisasinya
nanti. Proses likuidasi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu (1) melalui
penyerahan, yaitu proses likuidasi yang tidak melalui pengadilan, dan (2)
melalui kepailitan formal berdasarkan yuridiksi suatu pengadilan khusus.

Restrukturisasi diartikan sebagai penataan kembali struktur


badan/lembaga sehingga kinerja badan/lembaga tersebut dapat lebih efektif
dan efisien. Kata efisiensi sering dianalogikan dengan penghematan, yakni
usaha-usaha untuk meningkatkan hasil kerja lembaga badan/lembaga sehingga
dengan penggunaan sumber daya sekecil mungkin mendapatkan hasil kerja
yang sebesar mungkin.

Pengertian Restrukturisasi Menurut ahli :

David f: &Restrukturisasi, sering disebut sebagai atau delayering,


melibatkan pengurangan perusahaan di bidang tenaga kerja, unit kerjaatau
divisi, ataupun pengurangan tingkat jabatan dalam struktur 'ganisasi
perusahaan. Pengurangan skala perusahaan ini diperlukan untuk
memperbaikiefisiensi dan efektifitas.

Bramantyo :&Strategi restrukturisasi digunakan untuk mencari jalan


keluar bagi perusahaan yang tidak berkembang, sakit atau adanya ancaman
bagi'rganisasi, atau industri diambang pintu perubahan yang signifikan.
Pemilik umumnya melakukan perubahan dalam tim unit manajemen,
perubahan strategi,atau masuknya teknologi baru dalam perusahaan.
Selanjutnya sering diikuti 'lehakuisisi untuk membangun bagian yang kritis,
menjual bagian yang tidak perlu,guna mengurangi biaya akuisisi secara
efektif. /asilnya adalah perusahaan yangkuat, atau merupakan transf'rmasi
industri.

Restrukturisasi yang dilakukan antara lain melalui: (dalam Perbankan)

· penurunan suku bunga

· perpanjangan jangka waktu kredit

· pengurangan tunggakan bunga kredit

· pengurangan tunggakan pokok kredit

· penambahan fasilitas kredit

Pada saat ini, jika anda membaca di surat kabar, banyak perusahaan yang
melakukan aksi korporasi, yang tujuannya adalah untuk memperkuat,
memperbaiki dan memaksimalkan kinerja perusahaan. Untuk memahami apa
dan bagaimana yang dimaksud dengan restrukturisasi yang dapat
memaksimalkan nilai perusahaan, di bawah ini secara garis besar saya
mencoba membuat cuplikan permasalahan tersebut

a. Tujuan Restrukturisasi Perusahaan.

Restrukturisasi perusahaan bertujuan untuk memperbaiki dan


memaksimalisasi kinerja perusahaan. Bagi perusahaan yang telah go public,
maksimalisasi nilai perusahaan dicirikan oleh tingginya harga saham
perusahaan, dan harga tersebut dapat bertengger pada tingkat atas.
Bertahannya harga saham tersebut bukan permainan pelaku pasar atau
hasil goreng menggoreng saham, tetapi benar-benar merupakan cermin
ekspektasi investor akan masa depan perusahaan.

b. Pemetaan portfolio dan Stategic Business Unit (SBU)

Pertama-tama yang dilakukan adalah pemetaan portfolio, untuk


mengetahui bagaimana kemampuan masing-masing aset dalam
memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
c. Penilaian SBU : Ada beberapa cara penilaian SBU. Salah satu cara yang
umum digunakan adalah menghitung nilai sekarang dari arus kas yang
diharapkan bisa dihasilkan oleh SBU yang bersangkutan. Nilai Net Present
Value (NPV) dari arus kas tersebut merupakan nilai dari SBU.

d. Pembenahan portfolio dan SBU.

Setelah penilaian tersebut, aset dan SBU yang tersisa hanya yang benar-
benar sesuai dengan strategi perusahaan. Namun kualitas aset dan SBU
perlu dievaluasi, agar beroperasi secara optimal.

e. Maksimalisasi nilai SBU.

Nilai sebuah SBU didasarkan atas kesehatan arus kas nya, terutama pola
prediksi arus kas. Maksimalisasi nilai SBU berarti upaya manajemen supaya
proyeksi arus kas SBU sejak restrukturisasi akan selalu sehat dan membaik dari
waktu ke waktu.

f. Faktor Kepemimpinan

Faktor kepemimpinan merupakan salah satu kunci keberhasilan proses


restrukturisasi perusahaan. Tanpa pemimpin yang baik, restrukturisasi akan
berhenti di tengah jalan. Persyaratan pertama dan utama seorang pemimpin
dalam proses restrukturisasi adalah visioner.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan bahwa sangat penting
Pengorganisasian (organizing) dalam manajemen. Karena merupakan
fungsi dari manajemen yang pasti ada dan sangat dibutuhkan maka peran
Pengorganisasian sangat penting dan sangat menentukan langkah
selanjutnya dalam manajemen.
Keberhasilan atau kegagalan organisasi pasti berhubungan dengan peran
para anggotanya. Suatu keberhasilan dapat dicapai bila ada kerjasama
yang baik antar para anggotanya. Sedangkan kegagalan dapat disebabkan
karena adanya faktor internal di pengorganisasian tersebut yang bersifat
negatif.

3.2 Saran
Demikian makalah ini kami susun sebagaimana mestinya. Semoga
bermanfaat bagi kita semua khususnya untuk kami sebagai penyusun dan
umunya para pembaca. Saran kami, lebih banyak membaca untuk
maningkatkan pengetahuan.
Kami sebagai penyusun menyadari akan keterbatasan kemampuan yang
menyebabkan kurang sempurnanya makalah ini. Baik dari segi isi maupun
materi, Bahasa dan lain sebagainya. Untuk itu kami mengharapkan kritik
yang sifatnya membangun untuk perbaikan-perbaikan selanjutnya agar
makalah selanjutnya dapat lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

 https://hot.liputan6.com/read/4620543/12-macam-organisasi-dan-
contohnya-pahami-tiap-klasifikasi
 https://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi
 https://projasaweb.com/pengertian-organisasi/
 https://text-id.123dok.com/document/4zp67e70q-teori-tentang-
rentang- kendali-dalam-organisasi.html
 Indra Muchlis Adnan, dan Sufian Hamim. 2013. Administrasi,
Organisasi, dan Manajemen. Yogyakarta. Trussmedia Grafika.
 Supomo, R. 2018. Pengantar Manajemen. Bandung. Yrama Widya.
 Wayan Gede Supartha, dan Desak Ketut Sintaasih. 2017.
Pengantar Perilaku Organisasi. Denpasar. Cv Setia Bakti.
 Zakiyudin, Ais. 2013. Teori dan Praktek Manajemen. Jakarta. Mitra
Wacana Media.
 http://reynardsimanjuntak.blogspot.com/2012/03/restrukturisasi-
reorganisasi.html?m=1
 http://ardiyusri.blogspot.com/2012/07/pendepartemenan-dalam-
organisasi.html
 https://www.anekamakalah.com/2012/08/macam-macam-organisasi-
dan-struktur.html
 https://www.studimanajemen.com/2012/09/asas-organisasi.html
 https://drholix.wixsite.com/megalomania/single-post/2017/03/19/teori-
organisasi
 http://hafizhcp16.blogspot.com/2017/04/rentang-kendali-adalahjumlah-
bawahan.html
 http://priskafebriaa.blogspot.com/2018/12/rentang-kendali-dalam-
organisasi.html
 https://www.studimanajemen.com/2019/04/rentang-manajemen-
pengertian-dan-faktor.html

Anda mungkin juga menyukai