learning ? Penyebab kurangnya pengintegrasian teknologi komputer • Adanya asumsi bahwa kompuer sebagai perangkat keras hanya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan mengindahkan meningkatkan upaya aspek afektif dan kognitifnya • Karena perangkat keras dianggap sesuatu yang berbeda. • Pengajar tidak memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan komputer. Memanfaatka TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran
• Peserta didik dan pengajar harus memiliki
akses digital internet • Tersedia materi yang berkualitas,bermakna, dan dukungan kultural bagi peserta didik dan pengajar. B. Konsep Blended Learning
Blended Learning merupakan istilah yang
berasal dari bahasa inggris, yang terdiri dari dua suku kata, blended dan learning. Blended artinya campuran atau kombinasi yang baik. Blended learning ini pada dasarnya merupakan gabungan keunggulan penbelajaran yang dilakukan secara tatap muka dan secara virtual. Signifikasi dan pentingnya blended learning terletak pada potensinya. Blended learning memberikan manfaat yang jelas untuk menciptakan pengalaman belajar dengan cara menyajikan pembelajaran yang tepat pada saat yang tepat dan waktu yang tepat kepada setiap individu. B lendded learning menjadi batasan yang benar- benar universal dan global dan membawa kelompok pembelajar bersama-sama melintas budaya dan zona waktu yang berbeda. Pada konteks ini, blended lerning dapat menjadi salah satu pengembangan paling signifikan pada abad 21. Karakteristik blended learning adalah sebagai berikut: •Pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, model pengajaran, gaya pembelajaran, serta berbagai media berbasis teknologi yang beragam. •Sebagai sebuah kombinasi pembelajaran langsung atau bertatap muka (face-to-face), belajar mamdiri, dan belajar via online. •Pembelajaran yang didukung oleh kombinasi efektif dari cara penyampaian, cara mengajar dan gaya pembelajaran. •Pengajar dan orang tua peserta belajar memiliki peran yang sama penting, pengajar sebagai fasilitator, dan orang tua sebagai pendukung. C. Tujuan dan Kategori Blended Learning 1. Tujuan •Membantu pesdik untuk berkembang lebih maju didalam proses belajar •Menyediakan peluang yang praktis-realistis bagi pengajar dan pesdik. •Peningkatan penjadwalan fleksibilitas bagi pesdik, dengan menggabungkan aspek terbaik dari tatap muka dan pembelajaran online. 2. Kategori
•Peningkatan bentuk aktivitas tatap muka.
•Pembelajaran campuran (hybird learning)
D. IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING Upaya menggabungkan kegiatan belajar konvensional (tatap muka) dengan belajar menggunakan computer atau perlengkapan elektronik berdasarkan petunjuk dari pendidik di mana materi dapat berbentuk media digital yang digunakan untuk membantu proses belajar- mengajar konvensional. Blended learning di butuhkan pada saat : • proses belajar-mengajar tidak hanya tatap muka, namun dengan menambahkan waktu pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi dunia maya. • Membuat proses komunikasi non-stop antara pengajar dan peserta didik menjadi mudah dan cepat. • Peserta didik dan pengajar dapat di posisikan sebagai pihak yang belajar (bukan hanya peserta didik saja yang belajar) • Membantu proses percepatan pengajaran. Soekartawi menyarankan enam tahapan dalam merancang dan menyelenggarakan blended learning agar hasilnya optimal : 1. Menetapkan macam dan materi bahan ajar 2. Menatapkan rancangan blended learning yang digunakan 3. Tetapkan format pembelajaran online, 4. Lakukan uji coba terhadap rancangan yang dibuat, 5. Menyelenggarakan blended learning dengan baik 6. Menyiapkan kriteria untuk melakukan evaluasi pelaksanaan blended learning. Menurut Hartono dan Rustaman
Blended learning pada kegiatan pembelajaran
online perlu dikemas agar penyajian bahan ajarnya menjadi menarik, misalkan dalam bentuk video dan animasi. Menurut Carmen
1. Live event 2. Self-paced learning 3. Collaboration 4. Asesmen 5. Performance support materials e. Penelitian Terkait Blended Learning
Blended learning berpeluang menggeser
paradigma pembelajaran dari pembelajaran yang terpusat ke pengajaran ke arah paradigma baru yang terpusat ke peserta didik. Blended learning berpeluang meningkatkan interaksi antara peserta didik dengan pengajar, peserta didik satu dengan lainnya, peserta didik/pengajar dengan konten, peserta didik/pengajar dgn sumber belajar lainnya. Manfaat Blended Learning yaitu Proses belajar tidak hanya tatap muka saja tetapi ada penambahan waktu belajar dengan memanfaatkan media online. Selain itu juga mempermudah proses komunikasi antara peserta didik dengan pengajar, Membantu percepatan pengajaran, dan Membantu memotivasi keaktifan peserta didik yang ikut terlibat dalam proses pembelajaran. Sejak tahun 2009, Kusni telah mulai mengimplementasikan blended learning pada kuliah AE3121. Masih banyak yang harus diperbaiki, tetapi mekanisme perbaikan yang berkesinambungan telah terjadi pada kuliah AE3121 Getaran Mekanik. Dan untuk pelaksanaannya, disarankan untuk melibatkan asisten dalam diskusi melalui pertanyaan dari peserta didik yang cukup banyak menyita waktu. Hasil penelitian Hartono dan Rustaman menyimpulkan bahwa uji coba lapangan program online learning terlaksana dengan baik. Peserta didik yang merespon web pembelajaran online dgn baik sebanyak 42 % dan sangat baik 58%. Hasil penelitian faizal juga menunjukkan bahwa implementasi blended learning dapat meningkatkan keaktifan, sikap kemandirian belajar, dan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran biologi. Peningkatan keaktifan siswa dapat dilihat melalui hasil angket dan observasi. F. Kelebihan dan kekurangan Blended Learning (+) •Pesdik leluasa untuk mempelajari materi pembelajaran secara mandiri. •Pesdik dapat melakukan diskusi dengan pesdik lain atau pengajar diluar jam tatap muka. •Kegiatan pesdik diluar jam tatap muka tetap dapat dikontrol oleh pengajar. •Pengajar dapat menambah materi pembelajaran melalui internet. •Pengajar dapat meminta pesdik untuk membaca materi atau melakukan tes sebelum tatap muka • Pengajar dapat memberikan kuis dan memanfaatkan hasil tes dengan efektif. • Pesdik dapat saling berbagi file dengan pesdik lain. (-) • media yang dibutuhkan sangat beragam. • Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki oleh pesdik. • Kurangnya pengetahuan sumber daya pembelajaran (pengaar, pesdik, orang tua) terhadap penggunaan teknologi. Masalah bagi pengajar : •Dibutuhkan keterampilan khusus dalam menyelenggarakan e-learning •Perlu menyiapkan referensi digital •Perlu merancang referensi ang terintegrasi dengan tatap muka. •Perlu menyiapkan waktu khusus untuk mengelola pembelajaran berbasis internet. G. Kedudukan Masing-Masing Komponen dalam Blanded Learning
Beberapa gambaran singkat komponen Blanded Learning:
pembelajaran berupa interaksi langsung antara peserta didik dan pendidik. Pembelajaran ini dimaksutkan untuk memberikan rambu-rambu dalam pelaksanaan pembelajaran, serta mendekatkan hubungan emosional antara peserta didik dan pengajar. 2. E-Learning Beberapa filosofi tentang E-Learning yang dijelaskan oleh Cisco (dalam Rusman) : a.E-Learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan secara online. b.E-Learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional. c.E-Learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional didalam kelas tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan konten dan pengembangan teknologi pendidikan. d.Kapasitas peserta didik amat bervariasi tergantung pada isi, bentuk, dan cara penyampaiannya. Karakteristik E-Learning
Memanfaatkan jasa teknologi elektronik
Memanfaatkan komputer Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri Memanfaatkan jadwal pelajaran 3. M-Learning
Bagian dari E-Learning. Menurut Riyanto,
salahsatu pengertian M-Learning ialah pembelajaran dimana pembelajar dapat mengakses materi pembelajaran, arahan dan aplikasi yang berkaitan dengan pembelajaran, kapanpun an dimanapun. Beberapa kelebihan M-Learning jika dibandingkan dengan pembelajaran lain adalah: Dapat digunakan kapanpun dan dimanapun Kebanyakan media bergerak memiliki harga yang relatif lebih murah dibanding harga PC Desktop Ukuran perangkat yang kecil dan ringan daripada PC H. Relevansi Blanded Learning dalam Membentuk SDM Berkarakter (Analisis Khusus Perguruan Tinggi) Pilar utama daya saing bangsa adalah human capital atau sumber daya manusia (SDM) dan inovasi serta penguasaan teknologi. Tingkat produktivitas SDM merupakan salahsatu tolak ukur kualitas SDM. Kualitas SDM dapat dilihat dari kemampuannya untuk mengisi lowongan kerja yang tersedia. Secara nasional, Indonesia saat ini telah memiliki 82 PTN dengan 3051 progam studi dan 2561 PTS dengan 10287 progam study. Melalui Dharma Pendidikan, perguruan tinggi harus mampu memberdayakan proses pendidikan yang sedemikian rupa sehingga seluruh peserta didiknya berkembang menjadi lulusan sebagai sumber daya manusia yang berkualitas. Pada akhirnya, blended learning berupaya untuk mengajak kita semua agar pendidikan tinggi tidak terjebak dalam sebuah orientasi yang keliru, yaitu hanya menjadikan dirinya sebagai industri yang tidak ada bedanya dengan sebuah pabrik. Mereka hanya berfikir untuk menghasilkan manusia siap pakai dan laku di pasar tenaga kerja. Selain mencetak SDM yang unggul dalam pengetahuan dan ketrampilan, mereka juga punya peran strategis, yaitu membangun dan mengembangkan karakter pribadib yang baik (SDM berkarakter) THANKS FOR YOUR NICE ATTENTION