METODE KERJA
III.1 Alat
Adapun alat yang digunakan adalah Drem, Oshe, Plastik media, Pipa, Karet,
III.2 Bahan
kapur 100 gr dan ditambahkan air secukupnya hingga menjadi lembab, kemudian
media tadi di maksukkan ke dalam plastik media dan kemudian di padatakan dengan
mesin press dan kemudian diikat pada bagian ujung plastik pada baglog dan
disterilkan pada oven. Setelah disisipkan bibit jamur tiram baglog ditutup
Ketika misellium pada jamur tiram sudah terlihat banyak tumbuh pada
baglog, dibuka penutup koran dan dipindahkan di ruang perawatan yang memiliki
suhu yang lembab dan tidak terkena matahari langsung serta serta dilakukan
Baglog media pertumbuhan jamur tiram terbuat dari campuran dari serbuk
gergaji, dedak dan kapur dengan perbandingan masing – masing bhan yakni 100
dedak dan 1 kg kapur. Selama pencampuran bahan ditambahakan dengan air agar
semua bahan menjadi lembab agar mudah di padatkan sebagai media. Pada
lignin yang terkadung pada tanaman yang dimana dapat digunakan jamur untuk
dapat digunakan oleh jamur tiram. Penambahan dari dedak dimaksudkan sebagai
sumber nutrisi lain yang diperlukan oleh jamur tiram. Penambahan kapur berfunsi
untuk mengatur pH dari baglog tersebut agar dapat digunakan oleh jamur.
Menurut Hidayah (2017) media tanam yang digunakan untuk budidaya jamur
tiram secara umum dapat menggunakan serbuk gergaji, bekatul, kapur (kalsium
karbonat), dan air. Serbuk gergaji yang baik digunakan sebagai media tanam dari
jenis kayu yang keras, sebab banyak mengandung selulosa yang merupakan bahan
yang diperlukan oleh jamur dalam jumlah banyak. Penambahan bekatul untuk
meningkatkan nutrisi media tanam dan sebagai sumber karbohidrat, karbon (C)
dan nitrogen (N). Kapur (kalsium karbonat) sebagai sumber mineral yang
maksudkan agar tekstur dari media baglog padat seperti batang pohon. Setalah
Baglog
Gambar 3. Baglog
Pada proses ini bibit jamur yang akan di inokulasikan kedalam media baglog
yang telah steril yakni bibit F2 jamur tiram. Penggunaan bibit F2 dimaksudkan
untuk mengurangi biaya dari pembuatan dan bibit F2 merupakan bibit terbaik
dibandingkan bibit F1 maupun bibit F3 atau lebih. Dimana pada bibit F1 masih
sangat muda dan belum cukup berkembang sedangkan pada bibit F3 dan lebih
akan mengakibatkan ukuran dari jamur tiram itu sendiri akan lebih kecil dan
mengurangi nilai jual dari jamur tiram. Proses inokulasi dilakukan dengan
pipa yang telah di lapisi koran yang berfungsi sebagai tempat keluarnya jamur
Pada proses ini, media baglog yang telah berisi bibit jamur tiram akan di
inkubasi di dalam ruang tertutup dan lembab selama berhari – hari. Proses
inkubasi ini berfungsi agar menumbuhkan misselium jamur tiram sehingga dapat
60-70%. Baglog yang telah dipenuhi miselium (30-40 hari setelah inokulasi)
(pin head) dengan suhu 16-22 oC dan kelembapan 80-90%. Lama penyebaran
miselium dipengaruhi oleh suhu, kelembaban tempat inkubasi dan kualitas bibit
tiram, idealnya ruang inkubasi memiliki suhu 24-29 oC dan kelembapan 90-100%.
baglog terlalu padat maka miselium juga akan sulit untuk menyebar ke seluruh
permukaan baglog, oleh karena itu dalam pengisian baglog diusahakan untuk
Pada tahap perawatan, baglog yang telah ditumbuhi misselium dari jamur
tiram akan dipindahakan dari tempak inkubasi ke tempat pembesaran yang disebut
kumbung. Media baglog tadi kemudian akan di lubangi pada bagian pipa sehingga
jamur tiram akan tumbuh dan muncul keluar melalui lubang tersebut. Jamur yang
telah muncul kemudian ditunggu selama 3 minggu hingga dapat dilakukan panen
lokasi yang dipilih untuk dibangun kumbung (rumah jamur tiram). Hal yang perlu
diperhatikan adalah: arah sirkulasi udara, misal angin lebih banyak datang dari
arah mana; ada tidaknya pencemaran udara di sekitar lokasi. Misal lokasi dekat
dengan tempat yang menghasilkan banyak asap CO2 , hal ini penting karena
jamur sangat rentan terhadap CO2 , jika banyak, maka jamur akan sulit untuk
tumbuh; kondisi suhu dan kelembaban, suhu hendaknya tidak melebihi 30 oC,
walau jamur masih mampu untuk tumbuh, namun biasanya lebih tipis. Jadi
kelembaban harus diusahakan tetap pada angka yang baik untuk kondisi
atau tanaman yang rimbun karena oksigen yang dihasilkan oleh tumbuhan itu juga
Diinkubasi pada suhu ruang 22-28 oC sampai seluruh media penuh dengan
miselium jamur berwarna putih, selama 3-4 minggu penutup baglog dibuka agar
badan buah jamur bisa tumbuh. Kondisi yang diperlukan untuk pertumbuhan
tubuh buah yaitu suhu 16-28 oC. Panen Jamur Tiram dilakukan jika ukurannya
sudah cukup besar sekitar 5-10 cm. Panen dilakukan dengan cara mencabut
seluruh rumpun jamur yang ada, hingga tidak ada bagian jamur yang tertinggal
pada media baglog. Jamur yang telah dipanen kemudian dibersihkan, dan bagian
bawah batang dipotong, setelah panen ke-1 ditimbang berat basah jamur tiram
pada baglog tiap perlakuan. Baglog yang telah dipanen, plastik bagian belakang
disobek dengan pisau silet agar badan buah berikutnya bisa muncul dari baglog
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
penyapan media baglog sebagai tempat pertumbuhan jamur tiram, ruang inkubasi
yang harus tertutup agar tidak adanya kontaminan yang masuk kedalam serta
kumbung sebagai tempat pembesaran yang harus terus dijaga suhu dan
kelembapannya agar jamur tiram dapat tumbuh optimal. Selain itu pengerjaan
V.2 Saran