Anda di halaman 1dari 9

Fokus Manajerial 2016 – Vol. 14 No. 2 Hal.

189-197

FOKUS MANAJERIAL
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan
UNIVERSITAS SEBELAS Jurnal online: http://fokusmanajerial.org
MARET

Model Theory of Planned Behavior (TPB) Untuk


Memprediksi Niat Mahasiswa Melakukan
Kecurangan Akademik
Theory of Planned Behavior (TPB) Model For Predicting
the Intention of Undergraduate Student to do Academic Cheating

Ariyani Wahyu Wijayantia* & Gustita Arnawati Putrib

abFakultas Ekonomi Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo


*E-mail korespondensi: aryn.3d071208@gmail.com

Diterima (Received): 28 Juli 2016.


Diterima dalam bentuk revisi (Received in Revised Form): 5 September 2016.
Diterima untuk dipublikasikan (Accepted): 24 September 2016.

ABSTRACT

This study examined and analyzed the influence of attitudes, subjective norms, perceived behavioral
control, and a moral obligation on the intentions of academic cheating. The sample in this research
was the students of the Faculty of Economics and Business in Solo Raya as many as 243 students,
taken with convenience sampling technique. Analysis of data were using multiple regression. The
results show that subjective norms, perceived behavioral control, and moral obligations has influence
on intentions of academic cheating, while the attitudes has no influence on intentions of academic
cheating.

Keywords: academic cheating, theory of planned behavior (TPB), moral obligation

Kecurangan akademik merupakan 2010). Fenomena serupa juga terjadi di


fenomena yang mengganggu lembaga Indonesia. Menurut Survey Litbang Media
pendidikan di seluruh dunia (Alleyne & Phillips, Group yang dilakukan oleh Andi, mayoritas
2011). Pada tahun 2005, McCabe menunjukkan anak didik baik yang berada di bangku sekolah
bahwa, berdasarkan data yang dikumpulkan maupun perguruan tinggi melakukan
lebih dari 18.000 siswa di 61 perguruan tinggi di kecurangan akademik dalam bentuk
Amerika Serikat dan Kanada, yang melakukan menyontek (Pudjiastuti, 2012). Penelitian yang
kecurangan akademik sekitar 70% (Stone et al., dilakukan oleh Rangkuti (2011) dengan

189
Ariyani Wahyu Wijayanti & Gustita Arnawati Putri

menggunakan sampel mahasiswa akuntansi di Penelitian ini mencoba memberikan kontribusi


Universitas di Jakarta juga menunjukkan hasil pengetahuan dengan menjelaskan faktor-faktor
bahwa mayoritas mahasiswa yang diteliti yang mempengaruhi niat mahasiswa
melakukan kecurangan akademik baik dalam melakukan kecurangan akademik dengan
ujian maupun tugas yang diberikan. Hal serupa mengacu pada penelitian Alleyne & Phillips
juga ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan (2011) yang memodifikasi model TPB dengan
Purnamasari (2013) dengan mengambil menambahkan variabel kewajiban moral
sampel mahasiswa di Unnes, hasilnya sebagai prediktor dari niat melakukan
menunjukkan kecurangan akademik kecurangan akademik.
cenderung tinggi dikalangan mahasiswa. Selain Penelitian ini mengambil subyek penelitian
di kota-kota besar di Indonesia, fenomena mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Solo
kecurangan akademik juga terjadi di wilayah Raya. Dalam Perguruan Tinggi, mahasiswa
Solo Raya. Salah satunya ditunjukkan oleh mendapatkan pendidikan sebagai calon
penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati et al., profesional sesuai dengan bidang yang
(2015) yang melakukan observasi di beberapa ditempuh. Perguruan Tinggi dituntut untuk
SMA dan MA di Surakarta menunjukkan bahwa dapat mencetak lulusan yang berkualitas, tidak
tingkat menyontek yang dilakukan para siswa hanya bermodalkan kepintaran tetapi juga
masih tinggi. Selain itu, penelitian yang memiliki moral dan etika dalam menjalankan
dilakukan oleh Ashari et al., (2010) yang profesinya, termasuk mahasiswa fakultas
mengambil sampel mahasiswa fakultas ekonomi yang diharapkan menjadi pemimpin
psikologi di Surakarta juga menunjukkan hasil bisnis yang beretika (Handayani & Baridwan,
bahwa 100% mahasiswa yang menjadi 2013). Namun, menurut Survey Litbang Media
responden pernah melakukan kecurangan Group yang dilakukan oleh Andi, mayoritas
akademik. Tingginya perilaku kecurangan mahasiwa melakukan kecurangan akademik
akademik yang dilakukan oleh mahasiswa (Pudjiastuti, 2012). Hal serupa juga
menjadi masalah yang penting untuk dikemukakan oleh Stone et al., (2010), yang
diperhatikan. Nilai-nilai yang mereka pegang menyatakan bahwa kecurangan akademik
sekarang mungkin akan terbawa ke kehidupan sangat lazim dilakukan mahasiswa jurusan
profesional atau dunia kerja (Alleyne & Phillips, bisnis, mereka sudah melakukan kecurangan
2011). Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh akademik dari awal kuliah yang menjadi
Harding (2004) menegaskan bahwa siswa yang kebiasaan dan setiap tahun jumlah mahasiswa
terlibat dalam kecurangan akademik lebih yang melakukan kecurangan akademik
mungkin untuk terlibat dalam kecurangan semakin bertambah. Oleh karena itu, penelitian
kerja. yang mengkaji faktor-faktor yang
Alleyne & Phillips (2011) meneliti niat mempengaruhi niat mahasiswa melakukan
mahasiswa akuntansi terlibat perilaku kecurangan akademik menjadi penting
kecurangan akademik. Penelitian tersebut dilakukan sebagai bahan pertimbangan dalam
menggunakan model Theory of Planned menyusun peraturan untuk meminimalkan
Behavior (TPB) yang dimodifikasi dengan kecurangan akademik yang dilakukan
menambahkan variabel moral obligation mahasiswa.
(kewajiban moral). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa norma subyektif hanya TELAAH PUSTAKA DAN
berpengaruh pada niat mahasiswa untuk PENGEMBANGAN HIPOTESIS
berbuat curang, sedangkan sikap, persepsi
pengendalian perilaku, dan kewajiban moral Kerangka teoritis untuk penelitian ini diawali
berpengaruh pada niat mahasiswa untuk dari model Theory of Planned Behaviour (TPB).
terlibat perilaku curang dan berbohong. Ajzen (1991), mengemukakan bahwa individu

190
Fokus Manajerial 2016 – Vol. 14 No. 2 Hal. 189-197

membuat keputusan rasional untuk terlibat mengerjakan ujian merupakan hal yang wajar
dalam perilaku tertentu berdasarkan keyakinan sehingga bisa dibenarkan, maka akan
mereka sendiri tentang perilaku dan harapan membentuk niat mahasiwa untuk melakukan
mereka tentang hasil positif setelah terlibat kecurangan akademik. Hasil dari beberapa
dalam perilaku. Keyakinan dan harapan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
tersebut mendasari tiga konstruks yang sikap berpengaruh pada niat untuk melakukan
berbeda sebagai inti dari TPB, yaitu: (1) sikap kecurangan akademik (Alleyne & Phillips, 2011;
terhadap perilaku, (2) tekanan sosial yang Stone et al., 2010; Stone et al., 2009; Harding et
dirasakan untuk terlibat atau tidak terlibat al., 2007). Dengan demikian, hipotesis yang
dalam perilaku (norma subyektif), dan (3) dirumuskan adalah:
persepsi kemudahan melakukan perilaku
(persepsi pengendalian perilaku). Secara H1: Sikap mahasiswa yang baik mengenai
bersama-sama, ketiga komponen ini secara kecurangan akademik memiliki pengaruh
positif pada niat mahasiswa untuk melakukan
langsung mempengaruhi niat individu untuk
menyelesaikan perilaku. Apakah individu kecurangan akademik.
benar-benar terlibat dalam perilaku adalah Pengaruh Norma Subyektif pada Niat
fungsi dari niat mereka untuk melakukannya Melakukan Kecurangan Akademik
dan sejauh mana mereka memiliki kontrol Norma subyektif didefinisikan sebagai
nyata atas keadaan yang mungkin mengganggu persepsi seseorang akan tekanan sosial untuk
mereka terlibat dalam perilaku. menunjukkan atau tidak menunjukkan suatu
Meskipun banyak dukungan untuk TPB tingkah laku dengan pertimbangan tertentu
sebagai sarana memprediksi perilaku, banyak (Ajzen, 2005). Dalam penelitian ini berkaitan
penelitian yang dilakukan untuk mengkaji dengan persepsi seseorang mengenai
variabel tambahan yang mungkin pandangan orang-orang di sekitarnya
meningkatkan kemampuan prediktif dari TPB (misalnya, keluarga, teman) tentang
dalam keadaan tertentu (Conner & Armitage kecurangan akademik dan dapat
dalam Mayhew et al., 2009). Penelitian ini telah mempengaruhi orang tersebut untuk
memodifikasi TPB dengan menambahkan satu melakukan kecurangan akademik. Persepsi
variabel, yaitu variabel kewajiban moral. keluarga yang menganggap kecurangan yang
Kewajiban moral mengacu pada perasaan dilakukan dalam mengerjakan tugas ataupun
pribadi seseorang mengenai kewajiban untuk mengerjakan ujian adalah hal yang wajar serta
terlibat atau menolak untuk terlibat dalam banyaknya teman yang juga melakukan
perilaku tertentu (Ajzen 1991). Harding et al., kecurangan dalam mengerjakan tugas ataupun
(2007) menemukan dukungan penyertaan dalam mengerjakan ujian, akan meningkatkan
kewajiban moral dalam TPB untuk keinginan mahasiswa untuk ikut melakukan
memprediksi niat melakukan kecurangan. kecurangan akademik. Penelitian sebelumnya
Pengaruh Sikap pada Niat Melakukan menunjukkan dukungan norma subyektif
sebagai prediktor dari niat untuk melakukan
Kecurangan Akademik
Sikap terhadap perilaku mencerminkan kecurangan akademik (Alleyne & Phillips, 2011;
evaluasi positif atau negatif seseorang tentang Stone et al., 2010; Stone et al., 2009; Harding et
perilaku tertentu (Ajzen, 1991). Dalam al., 2007). Dengan demikian, hipotesis yang
penelitian ini berkaitan dengan tingkat evaluasi dirumuskan adalah:
positif atau negatif seseorang mengenai perilaku H2: Norma subyektif memiliki pengaruh positif
kecurangan akademik. Ketika seorang pada niat mahasiswa untuk melakukan
mahasiswa memiliki persepsi bahwa perilaku kecurangan akademik.
kecurangan akademik yang dilakukan dalam
mengerjakan tugas ataupun dalam

191
Ariyani Wahyu Wijayanti & Gustita Arnawati Putri

Pengaruh Persepsi Pengendalian Perilaku Pengaruh Kewajiban Moral pada Niat


pada Niat Melakukan Kecurangan Mahasiswa untuk Melakukan Kecurangan
Akademik Akademik
Kewajiban moral mengacu pada perasaan
Persepsi pengendalian perilaku
didefinisikan sebagai persepsi seseorang pribadi seseorang mengenai kewajiban untuk
mengenai kesulitan atau kemudahan untuk terlibat atau menolak berperilaku tertentu
(Ajzen, 1991). Kewajiban moral juga bisa
melaksanakan suatu perilaku (Ajzen, 1991).
Menurut Bandura (1986) persepsi didefinisikan sebagai adanya perasaan bersalah
pengendalian perilaku adalah ukuran jika melakukan perilaku tertentu. Mahasiswa
yang memiliki kewajiban moral yang rendah
kemampuan yang dirasakan dimiliki oleh
individu untuk melakukan perilaku tertentu. atau dengan kata lain tidak memiliki perasaan
Dalam penelitian ini berkaitan dengan bersalah ketika melakukan kecurangan dalam
mengerjakan tugas ataupun ujian, akan
kemampuan seorang mahasiswa untuk
melakukan kecurangan akademik. Ketika meningkatkan niat mahasiswa untuk
seorang mahasiswa merasa melakukan melakukan kecurangan akademik, demikian
juga sebaliknya mahasiswa yang memiliki
kecurangan akademik itu mudah dan
menguntungkan untuk dilakukan baik dalam kewajiban moral yang tinggi atau dengan kata
mengerjakan tugas maupun dalam lain memiliki rasa bersalah ketika melakukan
mengerjakan ujian, maka akan membentuk niat kecurangan dalam mengerjakan tugas ataupun
mahasiswa untuk melakukan kecurangan ujian, akan menurunkan niat mahasiswa untuk
dalam mengerjakan tugas ataupun melakukan kecurangan akademik. Penelitian
Alleyne & Phillips, (2011), Mayhew et al., (2009),
mengerjakan ujian. Penelitian sebelumnya
menunjukkan dukungan persepsi pengendalian dan Harding et al., (2007) menunjukkan bahwa
perilaku sebagai prediktor dari niat untuk kewajiban moral memiliki pengaruh pada niat
untuk melakukan kecurangan akademik.
melakukan kecurangan akademik (Alleyne &
Phillips, 2011; Stone et al., 2010; Stone et al., Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan
2009). Dengan demikian, hipotesis yang adalah:
dirumuskan adalah: H4: Kewajiban moral memiliki pengaruh negatif
pada niat mahasiswa untuk melakukan
H3: Persepsi pengendalian perilaku memiliki kecurangan akademik.
pengaruh positif pada niat mahasiswa untuk Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan,
melakukan kecurangan akademik. pengaruh antar variabel dapat digambarkan
dalam bentuk model penelitian sebagai berikut:
Sikap

H1
Norma H2
Subyektif Niat Melakukan
Kecurangan
H3 Akademik
Persepsi
Pengendalian
Perilaku H4

Kewajiban
Moral

Gambar 1. Model Penelitian

192
Fokus Manajerial 2016 – Vol. 14 No. 2 Hal. 189-197

METODE PENELITIAN dan semester. Berdasarkan hasil analisis dapat


dilihat bahwa dari 243 responden, 50,2 %
Populasi dan Sampel berumur antara 20 sampai 22 tahun. Dilihat dari
Populasi dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, responden dalam penelitian ini
mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Solo didominasi oleh wanita. Hal ini dimungkinkan
Raya. Pengambilan sampel dalam penelitian ini karena di Fakultas Ekonomi dan Bisnis pada
menggunakan desain non probability sampling umumnya jumlah mahasiswinya lebih banyak
dengan metode convenience sampling, yakni daripada jumlah mahasiswa, sehingga lebih
pengambilan sampel dari populasi berdasarkan mudah ditemui dan dijadikan responden.
kemudahan (Sekaran & Bougie, 2009). Untuk Dilihat dari semester, sebagian besar responden
memperoleh data yang diperlukan, peneliti adalah mahasiswa semester 2 (42%) dan
melakukan penyebaran kuesioner. Total semester 4 (43,2%). Hal ini dikarenakan
kuesioner yang diedarkan sebanyak 300 mahasiswa semester 2 dan semester 4 lebih
kuesioner. Kuesioner yang kembali dan banyak aktivitas di kampus dibandingkan
digunakan dalam penelitian ini sebanyak 243 dengan semester diatasnya, sehingga lebih
kuesioner. mudah ditemui.
Tabel 1 menunjukkan karakteristik
responden yang meliputi umur, jenis kelamin,

Tabel 1. Karakteristik Sampel


Karakteristik %
Umur 17 – 19 tahun 44
20 – 22 tahun 50,2
23 – 25 tahun 5,8
Jenis Kelamin Pria 36,2
Wanita 63,8
Semester 2 42
4 43,2
6 8,6
8 5
10 1,2
Sumber: Data primer diolah

Definisi Operasional dan Pengukuran 1. Sikap


Variabel Sikap didefinisikan sebagai kecenderungan
Untuk memberikan gambaran dan untuk menanggapi hal-hal yang bersifat
pemahaman yang lebih baik, maka berikut ini evaluatif, disenangi atau tidak disenangi
akan disampaikan definisi operasional dari terhadap obyek, orang, institusi atau peristiwa
masing-masing variabel yang berkaitan dan (Ajzen, 2005). Pengukuran sikap dalam
akan dibahas dalam penelitian ini. Setiap item penelitian ini menggunakan 3 item pernyataan
pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari Ajzen (2006).
dinilai dengan menggunakan skala Likert
dengan 5 alternatif pilihan, yaitu Sangat Tidak 2. Norma Subyektif
Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Netral (N), Norma subyektif didefinisikan sebagai
Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS). persepsi seseorang akan dukungan sosial untuk
menunjukkan atau tidak menunjukkan suatu
tingkah laku dengan pertimbangan tertentu
(Ajzen, 2005). Pengukuran norma subjektif

193
Ariyani Wahyu Wijayanti & Gustita Arnawati Putri

dalam penelitian ini menggunakan 3 item HASIL DAN PEMBAHASAN


pernyataan yang diadopsi dari Ajzen (2006).
Hasil Uji Instrumen Penelitian
3. Persepsi Pengendalian Perilaku Pengujian validitas dilakukan pada lima
Persepsi pengendalian perilaku variabel dalam penelitian ini. Hasil uji validitas
didefinisikan sebagai persepsi seseorang menunjukkan bahwa semua item pernyataan
mengenai kesulitan atau kemudahan untuk memiliki validitas yang baik. Uji reliabilitas yang
melaksanakan suatu perilaku (Ajzen, 1991). dilakukan didapatkan hasil yaitu: reliabilitas
Pengukuran persepsi pengendalian perilaku sikap sebesar 0,818; reliabilitas norma subyektif
dalam penelitian ini menggunakan 4 item sebesar 0,629, reliabilitas persepsi
pernyataan yang diadopsi dari Ajzen (2006). pengendalian perilaku sebesar 0,799;
reliabilitas kewajiban moral sebesar 0,647; dan
4. Kewajiban Moral reliabilitas niat melakukan kecurangan
Kewajiban moral mengacu pada perasaan akademik sebesar 0,692.
pribadi seseorang mengenai kewajiban untuk
terlibat atau menolak berperilaku tertentu Hasil Uji Hipotesis
(Ajzen, 1991). Pengukuran kewajiban moral Penelitian ini menggunakan metode multiple
dalam penelitian ini menggunakan 3 item regression analysis (analisis regresi berganda)
pernyataan yang diadopsi dari Alleyne & untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam
Phillips, (2011). penelitian ini. Tabel 2 menunjukkan hasil
pengujian sikap, norma subyektif, persepsi
5. Niat Berperilaku (melakukan kecurangan pengendalian perilaku, serta kewajiban moral
akademik) sebagai variabel independen yang diregresikan
Niat berperilaku adalah indikasi seberapa pada niat melakukan kecurangan akademik
keras orang bersedia untuk mencoba, atau sebagai variabel dependen. Hasil analisis
berapa banyak dari upaya yang mereka menunjukkan bahwa terdapat tiga variabel
rencanakan untuk berusaha, dalam rangka yang berpengaruh pada niat melakukan
untuk melakukan perilaku (Ajzen, 1991). kecurangan akademik, yaitu norma subyektif,
Pengukuran niat berperilaku dalam penelitian persepsi pengendalian perilaku, dan kewajiban
ini menggunakan 3 item pernyataan yang moral, sehingga H2, H3, dan H4 didukung dalam
diadopsi dari Ajzen (2006). penelitian ini; sedangkan variabel sikap tidak
berpengaruh pada niat untuk melakukan
kecurangan akademik, sehingga H1 tidak
didukung dalam penelitian ini.

Tabel 2. Hasil Uji Multiple Regression Analysis


Niat melakukan kecurangan akademik
 t Sig
Sikap 0,059 0,945 0,346
Norma subyektif 0,134 2,110 0,036
Persepsi pengendalian perilaku 0,134 2,107 0,036
Kewajiban moral -0,197 -3,171 0,002
R2 0,092
Adjusted R2 0,077
F 6,042
Sumber: Data primer diolah

194
Fokus Manajerial 2016 – Vol. 14 No. 2 Hal. 189-197

Pembahasan menunjukkan bahwa norma subyektif


berpengaruh positif pada niat mahasiswa untuk
Pengaruh Sikap pada Niat Melakukan melakukan kecurangan akademik.
Kecurangan Akademik
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pengaruh Persepsi Pengendalian Perilaku pada
sikap tidak memiliki pengaruh pada niat Niat Melakukan Kecurangan Akademik
melakukan kecurangan akademik. Fenomena Hasil akhir riset ini menunjukkan adanya
ini dapat terjadi karena seorang mahasiswa pengaruh persepsi pengendalian perilaku pada
yang menganggap kecurangan akademik niat melakukan kecurangan akademik.
adalah hal yang salah tidak selalu diikuti dengan Fenomena ini dapat terjadi karena seorang
menurunnya niat untuk tidak melakukan mahasiswa yang merasa melakukan
kecurangan akademik. Mahasiswa sadar bahwa kecurangan akademik adalah hal yang mudah
melakukan kecurangan dalam mengerjakan akan meningkatkan keinginan mereka untuk
tugas ataupun ujian adalah hal yang salah, melakukan kecurangan akademik. Adanya
namun tidak sedikit mahasiswa yang tetap kemampuan dan kesempatan yang dimiliki
melakukan kecurangan tersebut. Hal ini mahasiswa untuk melakukan kecurangan
dimungkinkan karena mahasiswa selalu ingin dalam mengerjakan tugas ataupun ujian akan
mendapatkan nilai yang bagus tetapi tidak meningkatkan keinginan mahasiswa untuk
belajar dengan baik, sehingga mereka memilih melakukan kecurangan tersebut. Hasil
cara cepat dengan melakukan kecurangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
penelitian ini bertentangan dengan hasil yang dilakukan oleh Alleyne & Phillips, 2011;
penelitian yang dilakukan oleh Alleyne & Stone et al., 2010; dan Stone et al., 2009 yang
Phillips, 2011; Stone et al., 2010; Stone et al., menunjukkan bahwa persepsi pengendalian
2009; dan Harding et al., 2007 yang perilaku berpengaruh positif pada niat
menunjukkan bahwa adanya sikap yang baik mahasiswa untuk melakukan kecurangan
mengenai kecurangan akademik akan akademik.
meningkatkan niat mahasiswa melakukan
kecurangan akademik. Pengaruh Kewajiban Moral pada Niat
Melakukan Kecurangan Akademik
Pengaruh Norma Subyektif pada Niat Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Melakukan Kecurangan Akademik kewajiban moral berpengaruh pada niat
Hasil akhir riset ini menunjukkan adanya melakukan kecurangan akademik. Fenomena
pengaruh norma subyektif pada niat melakukan ini dapat terjadi karena seorang mahasiswa
kecurangan akademik. Hal ini dapat terjadi akan memiliki niat melakukan kecurangan
karena seorang mahasiswa akan memiliki niat akademik jika dia memiliki kewajiban moral
melakukan kecurangan akademik jika orang- yang rendah. Secara umum mahasiswa
orang disekitarnya juga melakukan hal tersebut. mengetahui bahwa perilaku kecurangan dalam
Adanya Persepsi atau pandangan dari mengerjakan tugas ataupun ujian adalah hal
lingkungan sekitar seperti keluarga maupun yang salah, tetapi tidak semua mahasiswa
teman-teman bahwa kecurangan dalam memiliki rasa bersalah ketika melakukan
mengerjakan tugas maupun ujian merupakan kecurangan tersebut. Seorang mahasiswa yang
hal yang wajar dilakukan, dapat meningkatkan tidak merasa bersalah jika melakukan
keinginan mahasiswa untuk melakukan kecurangan dalam mengerjakan tugas ataupun
kecurangan tersebut. Hasil penelitian ini sejalan ujian akan meningkatkan keinginan mahasiswa
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh tersebut untuk melakukan kecurangan. Hasil
Alleyne & Phillips, 2011; Stone et al., 2010; Stone penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
et al., 2009; dan Harding et al., 2007 yang yang dilakukan oleh Alleyne & Phillips, (2011),

195
Ariyani Wahyu Wijayanti & Gustita Arnawati Putri

Mayhew et al., (2009), dan Harding et al., (2007) tetapi selalu memberikan dukungan dengan
yang menunjukkan bahwa kewajiban moral membantu anak dalam belajar serta
berpengaruh negatif pada niat mahasiswa memberikan pengertian bahwa nilai bagus
untuk melakukan kecurangan akademik. adalah nilai yang diperoleh dengan kejujuran,
sehingga anak merasa nyaman dalam belajar
dan memiliki kebanggaan ketika mereka
SIMPULAN berlaku jujur. Kesadaran mahasiswa bahwa
kejujuran adalah hal yang berharga, disertai
Faktor yang mempengaruhi niat melakukan adanya sanksi yang tegas dari pihak fakultas,
kecurangan akademik adalah norma subyektif, serta dukungan orang tua akan dapat
persepsi pengendalian perilaku, dan kewajiban mengurangi niat mahasiswa untuk melakukan
moral, sedangkan sikap tidak berpengaruh pada kecurangan akademik.
niat melakukan kecurangan akademik. Hasil
penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan
dengan hasil penelitian sebelumnya (Alleyne & DAFTAR PUSTAKA
Phillips, 2011; Stone et al., 2010; Stone et al.,
2009; dan Harding et al., 2007), yaitu tidak Ajzen, I. 1991. The Theory of Planned Behavior.
adanya pengaruh sikap pada niat melakukan Organizational Behavior and Human
kecurangan akademik. Ketidakkonsistenan ini Decision Processes. 50: 179-211.
memberikan peluang penelitian selanjutnya Ajzen, I. 2005. Attitudes, personality, and
untuk melakukan pengujian dengan mengambil behavior (2nd. Edition). Milton-Keynes,
subyek penelitian yang berbeda atau England: Open University Press / McGraw-
memperluas lingkup penelitian sehingga Hill.
konsep yang dimodelkan dapat ditingkatkan Ajzen, I. 2006. Constructing a Theory of Planned
generalisasinya, serta dapat menambahkan Behavior.
variabel moderasi agar memperjelas pengaruh http://people.umass.edu/~aizen/pdf/tpb.me
sikap pada niat melakukan kecurangan asurement.pdf, diakses tanggal 13 Februari
akademik. 2014.
Hasil penelitian ini juga memberikan Alleyne, P and K. Phillips. 2011. Exploring
implikasi bahwa untuk mengurangi niat Academic Dishonesty Among University
melakukan kecurangan akademik dapat Students in Barbados: An Estension to the
dilakukan jika ada kerjasama dari semua pihak, Theory of Planned Behavior. J. Acad Ethics
antara lain pihak fakultas, orang tua mahasiswa, (9), 323-338.
serta mahasiswa itu sendiri. Hal ini dapat Ashari, A., Hardjajani, T., Karyanta, N.A. 2010.
dilakukan antara lain dengan cara pihak fakultas Hubungan Antara Persepsi Academic
diharapkan untuk memberikan sanksi yang Dishonesty dan Self Efficacy dengan Perilaku
tegas terhadap pihak-pihak yang melakukan Academic Dishonesty pada Mahasiswa
kecurangan akademik. Dukungan dari orang tua (Studi pada Mahasiswa Psikologi di
juga diperlukan dalam pembentukan karakter Kotamadya Surakarta). Jurnal Wacana, 2(3):
mahasiswa karena pendidikan seseorang 26-58.
dimulai dari keluarga. Orang tua diharapkan Bandura, A. 1986. The Social Foundations of
untuk menanamkan nilai-nilai kejujuran sejak Thought and Action. Englewood Cliffs:
dini. Hal ini dapat dilakukan dengan cara tidak Prentice Hall.
melihat proses belajar anak hanya dari nilai Handayani, Y.T., Baridwan, Z. 2013. Faktor-
tetapi juga melihat perilaku anak. Orang tua Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
sebaiknya tidak memberikan tekanan kepada Ketidakjujuran Akademik : Modifikasi
anak untuk selalu mendapat nilai yang bagus Theory of Planned Behavior (TPB). Jurnal

196
Fokus Manajerial 2016 – Vol. 14 No. 2 Hal. 189-197

Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Rahmawati, Martono, T., Harini. 2015. Perilaku
Bisnis Universitas Brawijaya, 2 (1). Menyontek Ditinjau Dari Orientasi Tujuan
Harding, T.S , Matthew J. Mayhew , Cynthia J. Belajar Siswa Sma/Ma Di Surakarta.
Finelli & Donald D. Carpenter 2007: The Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
Theory of Planned Behavior as a Model of Ekonomi & Bisnis Fakultas Keguruan dan
Academic Dishonesty in Engineering and Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Humanities Undergraduates, Ethics & Surakarta.
Behavior, 17:3, 255-279. Rangkuti, A. A. 2011. Academic cheating
Harding, Trevor S., Donald D. Carpenter., Cynthia behaviour of accounting students: A case
J. Finelli and Honor J. Passow. 2004. Does study in Jakarta State University. In
Academic Dishonesty Relate to Unethical Educational integrity: Culture and values.
Behavior in Professional Practice? An Proceedings 5th Asia Pacific Conference on
Exploratory Study. Science and Engineering Educational Integrity. The University of
Ethics 10, 311-324 Western Australia, 26-28 September: 105-
Mayhew, M.J., Hubbard, S.H., Finelli, C.J., Harding, 109.
T.S., and Carpenter, D.D. 2009. Using Sekaran, U. and Bougie, R. 2009. Research
Structural Equation Modeling to Validate the Methodes for Bussiness. New York: John Wiley
Theory of Planned Behavior as a Model for & Sons, Inc.
Predicting Student Cheating. The Review of Stone, T. H., Jawahar, I., & Kisamore, J. 2010.
Higher Education, 32(4): 441-468. Predicting Academic Misconduct Intentions
Pudjiastuti, E. 2012. Hubungan “Self Efficacy” and Behavior Using the Theory of Planned
dengan Perilaku Mencontek Mahasiswa Behavior and Personality. Basic and Applied
Psikologi. Mimbar, 28 (1): 103-112. Social Psychology, 32 (1): 35-45.
Purnamasari, D. 2013. Faktor-Faktor yang Stone, T., Jahawar, I., & Kisamore, J. 2009. Using
Mempengaruhi Kecurangan Akademik pada the theory of planned behaviour and
Mahasiswa. Educational Psychology Journal, cheating justifications to predict academic
2 (1). misconduct. Career Development
International, 14(3): 221–241.

197

Anda mungkin juga menyukai