Oleh :
Kelompok 1-A
A. Pendahuluan
Dalam banyak situasi dalam pengukuran atau perhitungan, halnya akan
lebih mudah jika variabel-variabel dalam perhitungannya diskalakan atau
disederhanakan. Hal yang sama juga dapat dilakukan pada analisa sistem tenaga
dengan menggunakan sistem per-unit. Sistem per-unit digunakan untuk
menyederhanakan perhitungan numeric sehingga seseorang yang melakukan
perhitungan bisa melakukannya tanpa menggunakan kalkulator. Selain itu ada
juga keuntungan lain :
❖ Parameter-parameter peralatan secara relatif cenderung berada pada
kisaran besaran yang sempit, metode ini membuat nilai kesalahan
menjadi mencolok.
❖ Dengan metode ini semua besaran diekspresikan dalam rasio dari
beberapa besaran dasar / base value.
❖ Impedansi ekivalen dari trafo bernilai sama baik saat
menggunakan acuan belitan primer maupun belitan sekunder.
❖ Impedansi ekivalen dari trafo pada sistem 3 fasa bernilai sama tanpa
menghiraukan jenis koneksi belitan (wye – delta, delta – wye, wye –
wye, atau delta – delta).
❖ Metode per-unit bersifat independent terhadap perubahan tegangan
dan fasa yang melalui trafo dimana tegangan dasar pada belitan
sebanding dengan jumlah belitan.
Base value selalu memiliki unit yang sama dengan actual value, sehingga
nilai per-unit tidak memiliki satuan. Base value selalu besaran riil, sedangkan
actual value bisa jadi besaran kompleks. Satuan pu akan mengindikasikan
besaran per-unit, dalam dalam metode ini tidak ada satuan lain yang
mengindikasikan besaran ampere, ohm, dan volt.
Atau :
Menjadi
Dalam banyak kasus ratio belitan dari trafo sebanding dengan tegangan
sistem, dan tegangan nominal peralatan sama dengan tegangan sistem. Ini berarti
nilai ratio dari tegangan pangkat 2 adalah 1. Sehingga persamaan dapat
disederhanakan menjadi
Contoh 1 :
Sebuah sistem tenaga listrik memiliki Sbase = 100 MVA, hitunglah base arus
untuk :
• Vbase = 230 kV
• Vbase = 500 kV
Penyelesaian :
Gunakan Persamaan :
Contoh 2 :
Sebuah trafo daya, 900 MVA 525/241.5, memiliki impedansi yang tertulis pada
name platenya 10.14%.
• Tentukan impedansi dalam ohm, mengacu ke sisi 525 kV
• Tentukan impedansi dalam ohm, mengacu ke sisi 241.5 kV
Penyelesaian :
Pertama-tama konversikan impedansi yang dalam % ke pu:
Sehingga :
Contoh 3 :
Diketahui sistem tenaga listrik seperti gambar dibawah. Ditetapkan Vbase untuk
saluran transmisi adalah 161 kV dan Sbase 20 MVA.
Hitunglah pu impedansi dari semua komponen dengan mengacu pada base di atas.
Berikut adalah rating dari peralatan-peralatan listrik :
Generator : 15 MVA, 13.8 kV, x = 0.15 pu
Motor : 10 MVA, 13.2 kV, x = 0.15 pu
T1 : 25 MVA, 13.2 – 161 kV, x = 0.1 pu
T2 : 15 MVA, 13.8 – 161 kV, X = 0.1 pu
Transisi : Z = 50+j100 Ohm
Load : 4 MVA at 0.8 pf lag
Penyelesaian :
Pertama-tama bagilah jaringan di atas ke dalam bagian-bagian tertentu yang
dipisahkan oleh trafo. Untuk Sbase akan bersifat universal pada semua bagian
sedangkan untuk Vbase akan tergantung untuk masing-masing bagian yang
besarannya mengikuti tegangan pada sisi trafo dimana bagian itu berada:
Motor :
T1 :
T2 :
Penyelesaian :
Kemudian :