Anda di halaman 1dari 14

Akuntansi Manajemen

Activity Based Costing (ABC) System

Oleh:

I MADE AGUS RISKI ANDIKA


19110101037

Manajemen Perhotelan A
Semester 5

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMIKA, BISNIS, DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS DHYANA PURA
BADUNG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penggunaan sistem tradisional (istilah yang digunakan untuk pembebanan
overhead pabrik dengan satu cost pool atau satu dasar pembebanan) akan
menghasilkan kesalahan perhitungan biaya, khususnya produk yang memiliki
volume tinggi dan biaya tenaga kerja langsung tinggi akan kelebihan pembebanan
biaya. Untuk mengatasi masalah yang timbul dalam pembebanan, maka
dikembangkan metode ABC (Activity Based Costing) pada perusahaan
manufaktur di Amerika Serikat pada tahun 1970-an hingga 1980-an. Selama
periode tersebut, Consentrium for Advanced Management-Internasional, sekarang
dikenal dengan nama CAM-1, mengembangkan bentuk dasar untuk mempelajari
dan menyusun prinsip-prinsip yang pada akhirnya dikenal dengan nama activity
based costing. ABC (Activity Based Costing) didefinisikan sebagai suatu sistem
pendekatan perhitungan biaya yang dilakukan berdasarkan aktivitas-aktivitas yang
ada di perusahaan. Sistem ini dilakukan dengan dasar pemikiran bahwa penyebab
timbulnya biaya adalah aktivitas yang dilakukan dalam suatu perusahaan,
sehingga wajar bila pengalokasian biaya-biaya tidak langsung dilakukan
berdasarkan aktivitas tersebut (Hongren, 2005).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Activity Based Costing (ABC)?
2. Apa Manfaat dan Keterbatasan dari Sistem ABC?
3. Bagaimana Kelebihan dan Kelemahan dari Sistem ABC?

C. TUJUAN
1. Menjelaskan tentang Activity Based Costing.
2. Menjelaskan Manfaat dan Keterbatasan dari Sistem ABC.
3. Menjelaskan tentang kelebihan dan Kelemahan dari Sistem ABC.
BAB II
PEMBAHASAN

A. ABC ( Activity Based Costing )


Sejarah Activity Based Costing terbentuk dalam mengatasi masalah
yang dihadapi dalam pendekatan tradisional distribusi overhead, pendekatan
baru dan lebih ilmiah dikembangkan oleh Cooper dan Kalpan yang dikenal
sebagai Activity Based Costing. Menurut Cooper dan Kalpan, ABC
didefinisikan sebagai, “Sistem ABC menghitung biaya aktivitas individu dan
menetapkan biaya ke objek biaya seperti produk dan layanan berdasarkan
aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan setiap produk atau layanan”.
Beberapa akademisi menyebutkan pengertian Sistem ABC kegiatan
menghitung biaya aktivitas seperti Menurut Horngren (2005),“ABC adalah
sistem yang berfokus pada aktivitas dan objek biaya dasar dan menggunakan
biaya aktivitas ini sebagai blok bangunan atau kompilasi biaya objek biaya
lainnya.”Selain Itu CIMA mendefinisikan ABC sebagai, “Atribusi biaya ke
unit biaya berdasarkan manfaat yang diterima dari aktivitas tidak langsung”.
Contoh Pemesanan, penanganan, jaminan kualitas, dll. Ini juga dapat
didefinisikan sebagai “pengumpulan informasi kinerja keuangan dan
operasional yang menelusuri aktivitas signifikan perusahaan hingga biaya
produk”.
ABC ( Activity Based Costing ) adalah metode penentuan biaya produk
yang pembebanan biaya overhead berdasarkan pada aktivitas yang dilakukan
dalamkaitannya dengan proses produksi.Pengertian biaya produk ditentukan
oleh tujuan manajerial yang ingindipenuhi. Definisi biaya produk dapat
memberikan gambaran mengenai prinsip dasar manajemen biaya, yaitu biaya
yang berbeda untuk tujuan yang berbeda .Sebagai contoh , manajemen
tertarik pada analisis profitabilitas starategis. Untuk mendukung tujuan ini,
manajemen membutuhkan informasi mengenai semua penerimaan dan biaya
yang berkaitan dengan produk.Berdasarkan kepentingan pelaporan eksternal,
biaya produk dapatdiklasifikasi menjadi tiga komponen, yaitu biaya bahan
baku, biaya tenaga kerjalangsung, dan biaya overhead pabrik.
Karakteristik Activity Based Costing Meningkatkan jumlah kumpulan
biaya yang digunakan untuk mengakumulasi biaya overhead. Jumlah nilai
tergantung pada biaya kegiatan produksi. Jadi, alih-alih mengumpulkan biaya
overhead-dalam satu kumpulan perusahaan atau kumpulan departemen, biaya
diakumulasikan oleh aktivitas. Ini membebankan biaya overhead untuk
pekerjaan atau produk yang berbeda sebanding dengan biaya aktivitas dalam
bisnis berdasarkan biaya tenaga kerja langsung atau jam langsung atau jam
mesin. Ini meningkatkan keterlacakan biaya overhead yang menghasilkan
data biaya unit yang lebih akurat untuk manajemen.Identifikasi biaya selama
aktivitas dan penyebabnya tidak hanya membantu dalam perhitungan biaya
yang lebih akurat dari suatu produk atau pekerjaan tetapi juga menghilangkan
aktivitas non-nilai tambah. Penghapusan aktivitas non-nilai tambah akan
menurunkan biaya produk. Ini, pada kenyataannya, adalah inti dari penetapan
Activity Based Costing.

Gambar 1. Komponen dalam Activity Based Costing


Berdasarkan gambar di atas, berikut adalah lima komponen dasar untuk
dalam Activity Based Costing:

1. Resources (Sumber Daya)


Resources adalah tempat organisasi membelanjakan uang
mereka — kategori biaya yang dicatat. Sumber daya didefinisikan
sebagai elemen ekonomi atau uang yang diterapkan atau digunakan
dalam pelaksanaan aktivitas. Gaji dan material, misalnya, merupakan
sumber daya yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan. Contoh
tambahan dari sumber daya termasuk perbaikan, inspeksi, sewa,
depresiasi, utilitas, asuransi, dan persediaan. Sebagian besar sistem
Activity Based Costing saat ini mengecualikan biaya seperti pajak
penghasilan dan beban bunga yang tidak digunakan dalam
pelaksanaan aktivitas.
2. Resource Drivers (Penggerak Sumber Daya)
Penggerak sumber daya adalah dasar untuk menelusuri sumber
daya ke aktivitas. Penggerak sumber daya didefinisikan sebagai
ukuran kuantitas sumber daya yang dikonsumsi oleh suatu aktivitas.
Contoh penggerak sumber daya adalah persentase total meter persegi
ruang yang ditempati oleh suatu aktivitas. Faktor ini digunakan untuk
melacak sebagian dari biaya pengoperasian fasilitas ke aktivitas.
3. Aktivitas
Aktivitas adalah unit kerja. Jika Anda pergi ke restoran Anda
untuk makan siang / makan malam, pelayan atau pramusaji dapat
melakukan unit kerja berikut:
a. Kursi pelanggan dan menu penawaran
b. Mengambil pesanan Anda
c. Mengambil pesanan ke dapur
d. Membawa makanan
e. Mengisi minuman
f. Mentukan dan memberi tagihan
g. Mengumpulkan uang dan berikan kembalian
h. Mengapus tabel
Masing-masing merupakan aktivitas dan kinerja setiap aktivitas
menghabiskan sumber daya yang memerlukan biaya.
Aktivitas mewakili pekerjaan yang dilakukan dalam suatu organisasi.
Biaya kegiatan ditentukan dengan menelusuri sumber daya ke
kegiatan menggunakan penggerak sumber daya.
4. Activities Drivers (Penggerak Biaya Kegiatan)
Seperti penggerak sumber daya yang digunakan untuk melacak
sumber daya ke aktivitas, penggerak biaya aktivitas digunakan untuk
melacak biaya aktivitas ke objek biaya. Penggerak aktivitas
didefinisikan sebagai ukuran frekuensi dan intensitas permintaan yang
ditempatkan pada aktivitas oleh objek biaya. Penggerak aktivitas
digunakan untuk menetapkan biaya ke objek biaya. Penggerak biaya
adalah kegiatan yang menghasilkan biaya. Penggerak biaya adalah
faktor, seperti tingkat aktivitas atau volume, yang secara kausal
mempengaruhi biaya (selama rentang waktu tertentu). Artinya, ada
hubungan sebab-akibat antara perubahan tingkat aktivitas atau volume
dan perubahan tingkat biaya total objek biaya tersebut. Jadi,
pendorong biaya menandakan faktor, kekuatan atau peristiwa yang
menentukan biaya kegiatan. Berdasarkan penggunaan aktivitas
(konsumsi), biaya aktivitas dilacak ke objek biaya. Dalam organisasi
manufaktur, berikut adalah contoh dari beberapa penggerak biaya
aktivitas:
Beberapa Contoh Penggerak Biaya Kegiatan:
a. Jumlah menerima pesanan untuk departemen penerima.
b. Jumlah pesanan pembelian untuk biaya pengoperasian
departemen pembelian.
c. Jumlah pesanan pengiriman untuk departemen pengiriman.
d. Jumlah unit.
e. Jumlah pengaturan.
f. Besarnya biaya tenaga kerja yang dikeluarkan.
g. Nilai bahan dalam suatu produk.
h. Jumlah jam penanganan material.
i. Jumlah inspeksi.
j. Jumlah perubahan jadwal.
k. Jumlah bagian yang diterima per bulan.
l. Jumlah jam mesin yang digunakan pada suatu produk.
m. Jumlah jam pengaturan
n. Jumlah jam kerja langsung.
o. Jumlah sub-majelis.
p. Jumlah vendor.
q. Jumlah jam pembelian dan pemesanan.
r. Jumlah unit yang dihapus.
s. Jumlah transaksi tenaga kerja.
t. Jumlah pesanan pelanggan yang diproses
u. Jumlah bagian
v. Jumlah karyawan.
5. Cost Objects (Objek Biaya)
Objek biaya, dapat berupa pelanggan, produk, layanan, kontrak,
proyek, atau unit kerja lain yang menginginkan pengukuran biaya
terpisah. Objek biaya yang paling umum adalah biaya produk atau
jasa. Penggerak aktivitas digunakan untuk melacak biaya aktivitas ke
objek biaya.

B. Manfaat dan Keterbatasan Metode ABC


Sistem kalkulasi harga pokok ABC memiliki beberapa manfaat, salah
satunya adalah untuk membantu mengurangi distorsi yang disebabkan oleh
alokasi biaya metode konvensional full costing dan variable costing. Selain
itu, sistem ABC juga memberikan pandangan yang jelas mengenai bagaimana
komposisi perbedaan produk, jasa dan aktivitas perusahaan yang memberi
kontribusi sampai lini yang paling dasar dalam jangka panjang. Blocher
dalam Ivana 2004 mengemukakan manfaat utama dari sistem ABC adalah
sebagai berikut:
 ABC menyajikan biaya produk yang lebih akurat dan informatif, yang
mengarah pada pengukuran profitabilitas yang lebih akurat dan
kepada keputusan strategik yang lebih baik tentang penentuan harga
jual, lini produk, pasar dan pengeluaran modal.
 ABC menyajikan pengukuran yang lebih akurat tentang biaya yang
dipicu oleh adanya aktivitas, hal ini dapat membantu manajemen
untuk meningkatkan product value dan process value dengan
membuat keputusan yang lebih baik tentang desain produk,
mengendalikan biaya secara lebih baik dan membantu perkembangan
proyek-proyek peningkatan value.
 ABC memudahkan manajer memberikan informasi tentang biaya
relevan untuk pengambilan keputusan bisnis.
Manfaat dan Keterbatasan Activity Based Costing:
Sistem kalkulasi harga pokok ABC memiliki beberapa manfaat, salah satunya
adalah untuk membantu mengurangi distorsi yang disebabkan oleh alokasi
biaya metode konvensional full costing dan variable costing. Selain itu,
sistem ABC juga memberikan pandangan yang jelas mengenai bagaimana
komposisi perbedaan produk, jasa dan aktivitas perusahaan yang memberi
kontribusi sampai lini yang paling dasar dalam jangka panjang. Menurut
Blocher 2006 : 232 adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Activity Based Costing
a. Pada Activity Based Costing ini pengukuran profitabilitas lebih
baik. ABC menyajikan biaya produk yang lebih akurat dan
keputusan strategis dan informatif, mengarahkan pada
pengukuran profitabilitas produk yang lebih akurat dan keputusan
strategis yang diinformsikan dengan lebih baik tentang penetapan
harga jual, lini produk dan segmen pasar.
b. Keputusan dan kendali yang lebih baik. ABC menyajikan
pengukuran yang lebih akurat tentang biaya yang timbul karena
dipicu oleh aktivitas, membantu manajemen untuk meningkatkan
nilai produk dan nilai proses dengan membuat keputusan yang
lebih baik tentang desain produk, mengendalikan biaya secara
lebih baik dan membantu perkembangan proyek-proyek yang
meningkatkan nilai.
c. Informasi yang lebih baik untuk mengendalikan biaya kapasitas.
ABC membantu manajer mengidentifikasi dan mengendalikan
biaya kapasitas yang tidak terpakai sehingga dapat mengurangi
biaya overhead.

2. Keterbatasan Activity Based Costing


Disamping memiliki beberapa manfaat, sistem ABC ini juga memiliki
tidak lepas juga dari keterbatasan. Keterbatasan ABC ini menurut
Bochler 2006 : 233 keterbatasan ABC itu adalah sebagai berikut :
a. Alokasi Tidak semua biaya memiliki penggerak biaya konsumsi
sumber daya atau aktivitas yang tepat atau tidak ganda. Beberapa
biaya mungkin membutuhkan alokasi ke departemen atau produk
berdasar atas volume sebab secara praktis tidak dapat ditemukan
aktivitas yang dapat menyebabkan biaya tersebut. Misalnya
seperti biaya pendukung fasilitas seperti biaya system informasi,
gaji manajer, asuransi dan pajak bumi bangunan untuk pabrik
b. Mengabaikan biaya Biaya produk atau jasa diidentifikasi system
ABC cendrung tidak mencakup seluruh biaya yang berhubungan
dengan produk atau jasa tersebut. Biaya produk atau jasa biasanya
tidak termasuk biaya untuk aktivitas pemasaran, pengiklanan,
penelitian, pengembangan dan rekayasa produk walau sebagian
dari biaya-biaya ini karena prinsip akuntansi berlaku untuk
pelaporan keuangan mengharuskan biaya tersebut diperlakukan
secara periodik.
c. Mahal dan menghabiskan waktu Metode ABC tidak murah dan
membutuhkan banyak waktu untuk dikembangkan dan
dilaksanakan.
Untuk perusahaan dan organisasi yang telah menggunakan sistem biaya
tradisional berdasarkan volume, pelaksaanaan ABC ini cendrung sangat
mahal. Sehingga dapat disebutkan bahwa manfaat dari metode ABC
untuk perusahaan adalah :
a. memperbaiki mutu pengambilan keputusan karena sistem ABC
menghasilkan informasi biaya produksi yang lebih akurat,
sehingga dapat membantu manajemen untuk mengurangi resiko
dalam pengambilan keputusan. Dalam lingkungan persaingan
yang ketat, informasi harga pokok yang lebih akurat semakin
penting dan mendukung berbagai jenis pengambilan keputusan
tentang produk dan jasa.
b. memungkinkan manajemen melakukan perbaikan terus menerus
terhadap aktifitas untuk mengurangi biaya overhead.
c. Sistem ABC biaya overhead diidentifikasi dengan aktifitas yang
menimbulkan biaya tersebut. Dengan demikian informasi yang
dihasilakn ABC dapat digunakan manajemen untuk memantau
aktifitas-aktifitas, sehingga dapat mengurangi biaya overhead
d. Memberikan kemudahan dalam penentuan biaya relevan
Manajemen dapat memperoleh kemudahan dalam mendapatkan
informasi biaya yang relevan dengan pengambilan keputusan
bisnis mereka. Karena informasi biaya yang relevan yang
dihubungkan dengan aktifitas untuk menghasilkan produk atau
jasa tersebut disediakan oleh sistem ABC.
e. membantu mengurangi distorsi yang disebabkan oleh alokasi
biaya tradisional
f. ABC memberikan pandangan yang jelas tentang bagaimana
komposisi perbedaan produk, jasa dan aktivitas perusahaan yang
memberi kontribusi yang paling dasar dalam jangka panjang.
g. Membantu manajemen dalam mengambil suatu keputusan
h. Memungkinkan pengeliminasian pemborosan dengan
mengidentifikasikan aktifitas yang tidak bernilai tambah
Mengidentifikasikan sumber biaya dengan mengidentifikasikan
cost driver
i. Menghubungkan strategi perusahaan dengan pembuatan
keputusan operasional
j. Menyediakan umpan balik mengenai apakah hasil-hasil yang
diantisipasikan oleh strategi perusahaan tercapai sehingga
tindakan koreksi dapat dibuat
k. Menjamin bahwa waktu, mutu, fleksibiitas dan kesesuaian dengan
tujuan-tujuan
l. Mendorong perbaikan dengan Quality Control secara
berkesinambungan karena perencanaan dan pengendalian
C. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN SISTEM ABC
Kelebihan sistem ABC adalah sebagai berikut:
a. Biaya produk yang lebih akurat, baik pada industri manufaktur
b. maupun industri jasa lainnya khususnya jika memiliki proporsi
biaya overhead pabrik yang lebih besar.
c. Biaya ABC memberikan perhatian pada semua aktivitas, sehingga
semakin banyak biaya tidak langsung yang dapat ditelusuri pada
aobjek biayanya.
d. Sistem ABC mengakui banyak aktivitas penyebab timbulnya
biaya sehingga manajemen dapat menganalisis aktivitas dan
proses produksi tersebut dengan lebih baik (fokus pada aktivitas
yang memiliki nilai tambah) yang pada akhirnya dapat melakukan
efisiensi dan akhirnya menurunkan biaya.
e. Sistem ABC mengakui kompleksitas dari deversitas proses
produksi modem yang banyak berdasarkan transaksi/ transaction
based (terutama perusahaan jasa dan manufaktur berteknologi
tinggi) dengan menggunakan banyak pemicu biaya (multiple cost
drivers).
f. Sistem ABC juga memberi perhatian atas biaya variabel yang
g. terdapat dalam biaya tidak langsung.
h. Sistem ABC cukup fleksibel untuk menelusuri biaya berdasarkan
berbagai objek biaya. Baik itu proses, pelanggan, area tanggung
jawab manajerial, dan juga biaya produk.
Walaupun penerapan sistem ABC memiliki banyak keuntungan, tetapi
penerapan tersebut tidak membuat seluruh biaya akan mudah dibebankan
kepada objek biayanya dengan mudah. Hal ini disebabkan biaya-biaya
yang di kelompokkan dalam sustaining level ketika dialokasikan sering
kali juga menggunakan dasar yang bersifat arbiter. Misalnya, biaya
keamanan pabrik merupakan contoh dari sustaining level, ketika
membebankan hal tersebut
pada objek biaya yang berupa produk, maka mungkin digunakan
pendekatan yang arbiter, seperti berdasarkan jumlah jam kerja tenaga kerja
dengan alasan semakin lama proses produksi maka membutuhkan jasa
keamanan semakin besar.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Activity
based costing adalah suatu cara yang bisa dilakukan untuk bisa menghitung
suatu biaya secara akurat. Fungsi utama dari activity based costing adalah
untuk mengalokasikan seluruh biaya dari beragam sumber daya yang
dimanfaatkan ketika menjalankan kegiatan produk atau menjalankan suatu
bisnis jasa. Tahapan dalam pengimplementasian Activity Based Costing adalah
melakukan klasifikasi biaya, membuat langkah keseluruhan pada tiap aktivitas,
melaporkan biaya aktivitas, mengidentifikasi pusat aktivitas, melakukan seleksi
cost driver tahap pertama, dan juga melakukan Seleksi cost driver tahap kedua.
Dan tahapan-tahapan tersebut dilakukan agar dapat memberikan banyak
kemudahan bagi perusahaan. Manfaat yang akan bisa dirasakan oleh
perusahaan adalah seperti lebih mudah dalam mengambil keputusan,
meningkatkan persaingan dengan kompetitor, pengawasan dan evaluasi, dan
lebih mudah dalam mengambangkan produk. Oleh karena itu, untuk
memudahkan kita dalam menghitung activity based costing¸ kita bisa
menggunakan software akuntansi dari Accurate Online. Dengan menggunakan
aplikasi akuntansi ini, maka kita akan lebih mudah dalam melakukan berbagai
proses akuntansi, seperti activity based costing di atas. Accurate Online juga
akan memudahkan bisnis online dalam melakukan berbagai proses akuntansi
yang rumit. Namun, walaupun demikian penerapan sistem activity based
costing tersebut tidak membuat seluruh biaya akan mudah dibebankan kepada
objek biaya lainnya dengan mudah. Hal ini disebabkan karena biaya - biaya
yang dikelompokkan dalam sustaining level ketika dialokasikan sering kali
juga menggunakan dasar yang bersifat arbiter.
B. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai