Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL SKRIPSI

PERAN SISTEM EKONOMI SYARIAH


DALAM MENINGKATKAN SEKTOR PARIWISATA MODERN

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas UAS Mata Kuliah Metodologi Penelitian


Yang dibimbing oleh Dosen Pengampu Bapak Akhmad Munir, M.A.

OLEH :
SYIFA DWI MEGA ANJARMANI
180810102106

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dalam perkembangan ekonomi syariah di Indonesia saat ini, ekonomi syariah
telah masuk kedalam semua lini kehidupan masyarakat. Hal ini menandakan bahwa
ekonomi syariah sudah di terima oleh masyarakat umum. Dahulu ekonomi syariah
sangat sulit untuk diterima masyarakat karena sudah sangat melekat dengan
perekonomian konvensional. Dan masyarakat beranggapan lebih mudah bertransaksi
dengan sistem perekonomian konvensional dibanding beralih ke perekonomian
syariah. Tetapi saat ini sudah banyak yang melek akan pentingnya menggunakan
sistem perekonomian syariah. Selain sesuai syariat agama islam, sistem ekonomi
syariah juga banyak menguntungkan masyarakat umum.
Diharapkan dengan berkembangnya ekonomi syariah saat ini dapat semakin
memperkuat perekonomian global dan mengembalikan ketidak stabilan perekonomi
konvensional selama ini. Tidak hanya di bidang perbankan atau keuangam tetapi juga
saat ini sistem ekonomi syariah sudah digunakan diberbagai bidang contohnya seperti
bidang pariwisata. Banyak pemerintah daerah atau pemimpin lembaga yang sudah
mengambil langkah atau mengeluarkan kebijakan untuk lebih memperhatikan sistem
perekonomian syariah di bidang pariwisata. Dengan begitu saat ini banyak sektor
pariwisata yang sudah mengeluarkan program-programnya sesuai sistem ekonomi
syariah seperti halnya melakukan kerja sama dengan fintech syariah untuk
pembayaran tiket pesawat atau tiket hotel, membangun hotel yang bernuansa syariah,
membangun wisata kuliner yang bernuansa syariah dan melakukan kerja sama lain
dengan pelaku ekonomi syariah.
Tetapi pada praktiknya banyak sistem perekonomian syariah yang masih jauh
dari harapan atau dalam artian penilain masyarakat terhadap perekonomian syariah
masih rendah atau masih menyamakan dengan sistem perekonomian konvensional.
Melihat keadaan tersebut, saya tertarik untuk meneliti tentang peranan sistem
perekonomian syariah terhadap sektor pariwisata, sehingga dapat diketahui apakah
sudah sistem perekonomian syariah di sektor pariwisata sudah dapat dikatakan sesuai
dengan ekonomi syariah atau tidak.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang
diajukan dalam penelitian ini adalah “Apakah peran sistem perekonomian syariah
terhadap sektor pariwisata sudah sesuai dengan syariah?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah disampaikan pada bagian
sebelumnya dan mengacu kepada rumusan masalah dalam penelitian yang dilakukan,
didapat tujuan penelitian ini ialah “Untuk mengetahui peran sistem perekonomian
syariah terhadap sektor pariwisata modern saat ini”.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Definisi Peran
Peranan berasal dari kata “peran”. Peran memiliki makna yaitu seperangkat
tingkat diharapkan yang dimiliki oleh yang berkedudukan di masyarakat. (Kamus
Besar Bahasa Indonesia, 2007: 845).
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwasanya peran terhadap
suatu sistem tertentu merupakan harapan-harapan tentang perilaku yang pantas
yang seharusnya ditunjukkan oleh peran itu sendiri terhadap pengguna sistem
tersebut.
2.1.2 Definisi Sistem
Sistem didefinisikan sebagai suatu organisasi berbagai unsur yang saling
berhubungan satu sama lain. Unsur-unsur tersebut juga saling mempengaruhi, dan
saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
2.1.3 Pengertian Ekonomi Syariah
Ekonomi, secara umum didefinisikan sebagai hal yang mempelajari perilaku
manusia dalam menggunakan sumber daya yang langka untuk memproduksi
barang dan jasa yang dibutuhkan manusia. (Pusat Pengkajian dan Pengembangan
Ekonomi Islam (P3EI), Ekonomi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011,
hlm. 14.)
Beberapa ahli mendefinisikan ekonomi Islam sebagai suatu ilmu yang
mempelajari perilaku manusia dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan dengan
alat pemenuhan kebutuhan yang terbatas di dalam kerangka Syariah. Ilmu yang
mempelajari perilaku seorang muslim dalam suatu masyarakat Islam yang
dibingkai dengan syariah. (Imamudin Yuliadi, Ekonomi Islam, Yogyakarta: LPPI,
2006, hlm.6)
2.1.4 Pengertian Sistem Ekonomi Syariah
Berdasarkan pengertian sistem dan ekonomi syariah diatas dapat disimpulkan
bahwasanya sistem dalam ekonomi syariah adalah komponen yang terdiri dari
bagian-bagian yang saling kerjasama untuk mencapai tujuan ekonomi yang
berlandaskan syariat islam.
Perbedaan pengertian antara ilmu ekonomi Islam dengan sistem ekonomi
Islam. Ilmu ekonomi Islam merupakan suatu kajian yang senantiasa
memperhatikan rambu-rambu metodologi ilmiah. Sehingga dalam proses
perkembangannya senantiasa mengakomodasikan berbagai aspek dan variabel
dalam analisis ekonomi. Ilmu ekonomi Islam dalam batas- batas metodologi ilmiah
tidak berbeda dengan ilmu ekonomi pada umumnya yang mengenal pendekatan
kuantitatif dan kualitatif. Namun berbeda halnya dengan sistem ekonomi Islam
yang merupakan bagian dari kehidupan seorang muslim. Sistem ekonomi Islam
merupakan suatu keharusan dalam kehidupan seorang muslim dalam upaya untuk
mengimplementasikan ajaran Islam dalam aktivitas ekonomi. Sistem ekonomi
Islam merupakan salah satu aspek dalam sistem nilai Islam yang integral dan
komprehensif.
2.1.5 Definisi Pariwissata Syariah
Pariwisata syariah dapat didefinisikan sebagai kegiatan perjalanan
seseorang/kelompok orang ketika bergerak dari satu tempat ke tempat lain atau ketika
berada di satu tempat di luar tempat tinggal mereka yang normal untuk jangka waktu
kurang dari satu tahun dan untuk terlibat dalam kegiatan dengan motivasi Islam. Perlu
dicatat bahwa kegiatan wisata dalam Islam harus sesuai dengan prinsipprinsip Islam
yang berlaku umum, yaitu halal.4 Pariwisata syariah mulai diperkenalkan sejak tahun
2000 dari pembahasan pertemuan OKI (Organisasi Konferensi Islam). Pariwisata
syariah merupakan suatu permintaan wisata yang didasarkan pada gaya hidup
wisatawan muslim selama liburan. Selain itu, pariwisata syariah merupakan
pariwisata yang fleksibel, rasional, sederhana dan seimbang. Pariwisata ini bertujuan
agar wisatawan termotivasi untuk mendapatkan kebahagiaan dan berkah dari Allah.
(Aan Jaelani, Halal Tourism Industry in Indonesia: Potential and Prospects. Faculty of
Shari’ah and Islamic Economic, IAIN Syekh Nurjati Cirebon)
2.1.6 Strategi Pemerintah Meningkatkan Sektor Pariwisata
Dilansir dari Kompas.com pada 19 Maret 2019 ada 6 langkah strategi pemerintah
untuk meningkatkan devisa pariwisata Indonesia.
 Mempercepat penyelesaian proyek infrastruktur
Langkah pertama yang akan dilakukan pemerintah adalah percepatan
penyelesaian beberapa proyek infrastruktur. Percepatan penyelesaian proyek
infrastruktur tersebut bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas dan mendukung
peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara.
 Mendorong pengembangan atraksi wisata
Kemudian langkah kedua, yakni mendorong perkembangan atraksi antara lain, di
wilayah perbatasan atau crossborder tourism dengan menggelar berbagai atraksi
budaya secara periodik.
 Meningkatkan kualitas amenitas
Peningkatan kualitas amenitas ini dilakukan melalui upaya percepatan
pembebasan lahan untuk pengembangan amenitas di destinasi prioritas.
 Memperkuat promosi wisata
Pemerintah juga akan memperkuat promosi pariwisata nasional untuk
meningkatkan lama tinggal (length of stay) wisatawan mancanegara. Langkah itu
dilakukan antara lain melalui promosi digital (marketplace), pengembangan paket
wisata, perluasan paket promo wisata (hot deals) di sejumlah destinasi wisata,
serta promosi di beberapa lokasi yang menjadi regional tourism.
 Mendorong investasi
Langkah kelima yakni mendorong investasi dan pemilihan dalam pengembangan
destinasi, serta peningkatan SDM pariwisata, perbaikan dukungan data dan
Informasi, antara lain penerbitan publikasi standarisasi dan kegiatan usaha
klasifikasi pengeluaran wisman.
 Menyusun standar prosedur manajemen pariwisata
Langkah terakhir adalah menyusun standar prosedur manajemen krisis
kepariwisataan dan membentuk forum manajemen krisis kepariwisataan di
sejumlahdaerah.
2.1.7 Aspek-aspek yang tertuang dalam Fatwa MUI No. 108/MUI-DSN/X/2016 tentang
pedoman penyelenggaraan pariwisata berdasarkan prinsip syariah antara lain :
1. Terdapat sinergi antara pihak pemerintah, pemerintah daerah dan swasta dalam
penyelenggaraan pariwisata syariah.
2. Terdapat beberapa akad yang dapat digunakan untuk menyelenggarakan
pariwisata syariah oleh berbagai pihak dalam melakukan pelayanan atau bisnis
pariwisata tersebut.
3. Prinsip pariwisata syariah adalah terhindar dari tabzir dan israf, serta
mengedepankan kemanfaatan dan kemaslahatan.
4. Tersedianya fasilitas ibadah.
5. Terhindar dari pornografi, pornoaksi, perzinahan dan obat terlarang.
6. Terhindar dari kemusyrikan dan kurafat.
7. Diarahkan pada ikhtiar untuk refreshing sehingga bisa menadaburi keindahan
ciptaan Allah.
8. Tersedianya makanan dan minuman halal dan fasilitas lainnya yang tersertifikasi
kehalalannya seperti hotel, spa, sauna, dan metode pembayarannya.
9. Adanya standarisasi dan SDM dimana karyawan hotel diwajibkan mengenakan
pakaian yang memenuhi prinsip syariah. Pedoman pelayanan juga menjamin
pelayanan sesuai dengan syariah. untuk spa, message dan sauna SDM terapis laki-
laki hanya melayani konsumen laki-laki, juga sebaliknya untuk wanita.

Aspek-aspek penting dalam fatwa MUI tersebut mengindikasikan pada jaminan


pelaksanaan pariwisata yang nyaman, aman, dan berkah serta benar-benar
memfungsikan pariwisata sebagai wahana untuk refreshing sekaligus beribadah
mensyukuri nikmat keindahan dari Allah SWT.

2.2 Kajian Empiris


Setelah melakukan telaah dari berbagai sumber penelitian melalui sumber data
sekunder yang diperoleh dari internet, terdapat beberapa penelitian terdahulu yang
memiliki kaitan erat dengan penelitian yang dilakukan saya saat ini, diantaranya :
Pertama, penelitian oleh Muhajirin dengan judul Pariwisata Dalam Tinjauan Ekonomi
Syariah. Kedua, penelitian oleh Eko Fajar Cahyono dengan judul Potensi Penerapan
Syariah Pada Sektor Kepariwisataan Kota Batu-Jawa Timur. Berikut disajikan tabel
penelitian terdahulu untuk mengetahui lebih detail mengenai penelitian terdahulu tersebut.
Tabel 2.1 Kajian Empiris
No Nama dan Tahun Penelitian Judul Penelitian Hasil Penelitian
1 Muhajirin (2018) Pariwisata Dalam Tinjauan Penelitian ini menghasilkan

Ekonomi Syariah kesimpulan bahwa


perjalanan wisata sangat
dianjurkan oleh syara’ baik
wisata jasmani maupun
wisata rohani jika tujuannya
adalah upaya mendekatkan
diri kepada sang khaliq
melalui ciptaannya yakni
alam semesta.
2 Eko Fajar Cahyono (2020) Potensi Penerapan Syariah Berdasarkan penelitian yang
Pada Sektor Kepariwisataan dilakukan dapat
Kota Batu-Jawa Timur disimpulkan bahwa Kota
Batu berpotensi untuk
menerapkan sistem syariah.
Pihak Dinas Pariwisata dan
pihak PHRI telah
berkomitmen untuk
menerapkan sistem syariah
di kepariwisataan Kota
Batu.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2018: 11), metode penelitian kuantitatif adalah
metode penelitian yang berlandaskan filsafat positivisme yang digunakan untuk meneliti pada
populasi dan sampel tertentu. Pendekatan pada penelitian ini menggunakan pendekatan
deskriptif verifikatif, yaitu pendekatan yang berfungsi untuk memberi gambaran pada objek
yang diteliti berdasarkan data sampel yang telah terkumpul tanpa melakukan analisis yang
berlaku umum.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan elemen yang dijadikan generalisasi. Elemen populasi


adalah keseluruhan subyek yang yang akan diukur yang merupakan unit yang diteliti
(Sugiyono, 2018 : 119). Populasi dalam penelitian ini adalah bersifat umum tentang
pengalaman masyarakat umum yang pernah merasakan fasilitas pariwisata yang bersifat
syariah.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiyono, 2018: 120). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik
probability sampling menggunakan simple random sampling dimana anggota populasi
bersifat homogen yaitu keseluruhan berasal dari masyarakat umum tanpa memperhatikan
strata atau umur masyarakat tersebut.

Karena populasi dalam penelitian ini tidak diketahui, maka untuk menentukan jumlah
sampel dihitung menggunakan rumus Cochran, yaitu

Keterangan:

n = Jumlah sampel yang diperlukan

z = Harga dalam kurve normal untuk simpangan 5%, dengan nilai 1,96

p = Peluang benar 50% = 0,5


q = Peluang salah 50% = 0,5

e = Tingkat kesalahan sampel (sampling error), biasanya 5% namun dalam

penelitian ini ditetapkan 10%

Berdasarkan rumus, maka dapat dihitung sebagai berikut.

Jadi, responden yang dibutuhkan untuk sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 96
responden.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat yang dipilih oleh peneliti dalam penelitian ini adalah di Kabupaten
Banyuwangi. Pemilihan tempat ini dilihat dari keberadaan peneliti yang sedang berada di
Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur sekaligus juga Kabupaten Banyuwangi sudah
menerapkan inovasi pariwisata syariah sejak tahun 2015. Penelitian ini rencananya akan
dilakukan pada bulan Januari-Maret 2020.

3.4 Sumber Data

Terdapat dua sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sumber data
primer dan sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2018: 187). Sumber data primer pada penelitian ini
diperoleh dari responden yang mengisi kuisioner yang telah disediakan.

Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen (Sugiyono, 2018: 187). Sumber data
sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jurnal-jurnal penelitian terkait dengan
kepariwisataan, jurnal-jurnal terkait sistem ekonomi syariah dan buku metode penelitian
kombinasi.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
kuisioner. Menurut Sugiyono (2018: 192), kuisioner adalah teknik pengumpulan data dimana
partisipan/responden mengisi pertanyaan ataupernyataan kemudian setelah diisi dengan
lengkap dikembalikan kepada peneliti.
Skala yang digunakan untuk mengukur instrumen penelitian ini adalah skala likert.
Menurut Sugiyono (2018: 136) skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Jawaban dari instrumen terdiri dari variabel sangat setuju sampai sangat tidak setuju
yang memiliki nilai berupa angka antara lain:

Tabel 3.1 Skala Instrumen

Skala Jawaban Skor


Sangat tidak setuju 1
Tidak setuju 2
Netral 3
Setuju 4
Sangat setuju 5

Kemudian menghitung skor kriterium = nilai skala X jumlah responden

Tabel 3.2 Skala Kriterium

Rumus Skala Jawaban


5 x 100 = 500 Sangat setuju
4 x 100 = 400 Setuju
3 x 100 = 300 Netral
2 x 100 = 200 Tidak setuju
1 x 100 = 100 Sangat tidak setuju

Anda mungkin juga menyukai