Anda di halaman 1dari 7

COVID-19 LESSON LEARNED

1st Chapter

Bismillah
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamiin, segala Puji Hanya Milik Allah Rabb Semesta Alam Yang senantiasa
Menjaga, Mengurus dan Mencukupi kebutuhan Hamba-hamba-Nya.

Shalawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta
keluaraganya, shahabat-shahabatnya, serta seluruh umatnya yang senantiasa taat dalam ittiba’
kepadanya.
________________________________________________________

Tulisan ini dibuat dengan tujuan tiada lain adalah sebagai catatan pribadi penulis sekaligus sebagai
lesson learned untuk Istri dan anak-anak tercinta, Keluarga Besar Fasa Family, Bapak/Ibu,
Saudara/Saudari, Rekan-rekan dan siapa pun yang membaca tulisan ini.

Pandemic COVID-19 saat ini memang menjadi tema utama di seantero dunia di tahun 2020 ini
termasuk di dalamnya Indonesia dan Jakarta. Tingginya angka kasus COVID-19 di Indonesia yang sudah
mencapai > 502 ribu dan khususnya di Jakarta ± 128 ribu menunjukan bahwa Negeri ini bersama
masyarakatnya masih harus terus berjuang menghadapi tantangan Pandemic global ini.

Banyak kasus terjadi di sekeliling kita akhir-akhir ini, di tetangga komplek rumah, di kantor, di lapangan
tempat bekerja dan bahkan di lingkungan keluarga yang artinya pandemic ini sangat dekat berada di
sekitar kita.

Pemerintah RI dan juga perusahaan tempat masing-masing kita bekerja dan khususnya bagi saya
adalah PEP / Pertamina (Persero) sudah sangat baik dalam mengkampanyekan dan menghimbau
warga dan pekerjanya untuk menerapkan protocol-protokol pencegahan penyebaran COVID-19 yang
sudah kita ketahui bersama. Namun dari data-data kasus COVID-19 yang ada menunjukan masih ada
celah-celah yang bisa dimasuki oleh COVID-19 di antaranya adalah Cluster Keluarga. Kenapa Cluster
Keluraga? Karena pada umumnya pada cluster inilah kita hampir melupakan protocol Kesehatan.
Dengan berbagai alasan tentunya. Ada yang alasannya ngga enak, kurang sopan, menyinggung, dan
lain sebagainya. Bahkan mempertanyakan apakah sudah pernah Rapid Test atau Swab Test saja
kadang dianggap menyinggung perasaan. Sehingga apa yang terjadi, peluk, cium, salaman dan makan
bersama sebagai kehangatan dengan keluarga tetap dijalankan sebagai mana biasanya. Tapi ini tidak
semua, masih ada juga keluarga yang memiliki komitmen dalam penerapkan prokotol Kesehatan
sehingga manakala Sang Anak ingin pulang kampung, tapi tidak dibolehkan oleh orang tuanya dengan
alasan pencegahan. Dari sinilah saya akan memulai menceritakan pengalaman yang saya alami dalam
1 minggu terakhir.

Sebelum Hari Minggu, 15 November 2020

Seperti biasa jadwal WFH saya dimanfaatkan untuk pengawasan pekerjaan di Lapangan BBS dan ABG
di Karawang dan Indramayu, namun karena kegiatan BBS sementara sudah selesai dengan handover
seluruh document ke Subang Field, maka saya lebih banyak fokus di ABG Indramayu.

Sesuai himbauan Pemerintah, “Hati-hati dengan Cluster Keluarga”. Himbauan ini cukup make sanse
karena rata-rata angka COVID-19 meningkat lagi setelah libur panjang plus Cuti Bersama yang
tentunya di sini ada moment berkumpulnya keluarga. Dan ini menjadi hal yang menjadi concern saya

1
sehingga dalam 2-3 minggu terakhir saya minta izin untuk tidak mengunjungi keluarga (Ibu, Kakak,
Adik) di Bekasi karena pergerakan anggota keluarga tidak saya ketahui. Alhamdulillah terlepas dari
catatan ini, Istri dan Anak-anak tercinta posisinya sudah di Kuala Lumpur sejak beberapa bulan lalu
dan bersyukur kepada Allah mereka tidak menjadi ODP atas kasus yang saya alami.

Hari Minggu, 15 November 2020

Mendadak pada pukul 08:00 malam, Kakak saya beserta suaminya yang berdomisili di Bekasi
mengunjungi rumah saya di Cibubur tanpa ada rencana sebelumnya. Kebetulan beliau baru saja
menghadiri acara sekolah (karena beliau salah satu pimpinan di salah satu Sekolah di wilayah Cibubur)
yang diselenggarakan di salah satu Hotel di Cibubur. Namun karena sudah ada di depan rumah maka
tidak mungkin saya menolaknya dan sebagaimana umumnya acara silaturahmi keluarga, maka
protocol pencegahan COVID-19 pun tidak diterapkan. Pada saat itu dirasa semua baik-baik saja, saya
dan kakak saya berserta suaminya pun tidak ada keluahan Kesehatan apapun.

Hari Senin, 16 November 2020

Jadwal saya WFO di mulai dan saya masuk kantor seperti biasa dengan suhu normal 36.1oC.

Hari Selasa, 17 November 2020

Jadwal saya WFO dan saya masuk kantor seperti biasa dengan suhu normal 36.1oC.

Kakak saya mulai merasakan batuk-batuk, demam 37.50C dan sakit kepala. Akan tetapi tidak
menginfokan kepada Saya karena berasumsi hanya sakit batuk biasa.

Hari Rabu, 18 November 2020

Jadwal saya WFO dan saya masuk kantor seperti biasa dengan suhu normal 36.2oC.
Beberapa kali saya mengalami bersin-bersin di kantor dan segera mengkonsumsi Panadol Flu (Warna
Hijau).

Kakak saya masih merasakan batuk-batuk, demam 37.50C dan sakit kepala. Akan tetapi tidak
menginfokan kepada Saya karena berasumsi hanya sakit batuk biasa.

Hari Kamis, 19 November 2020

Dini hari saya mengalami badan meriang / ngilu dengan suhu masih 36.2 0C. Tapi lumayan
mengganggu sehingga tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Pagi hari badan sudah merasa baikan dan kembali mengkonsumsi Panadol Flu sebelum akhirnya
berangkat ke BBS Karawang karena ada Meeting dengan beberapa rekan kerja dan Kontraktor.
Sempat terbersit untuk melakukan Rapid Test di pagi itu sebelum bertemu dengan rekan-rekan akan
tetapi urung dilakukan karena setelah mengkonsumsi obat badan feeling well.

Kamis sore, indikasi mata merah kanan-kiri sebagai efek dari Flu.

Kakak saya masih merasakan batuk-batuk, demam mulai turun dan sakit kepala. Akan tetapi tidak
menginfokan kepada Saya karena berasumsi hanya sakit batuk biasa.

2
Hari Jumat, 20 November 2020

Dini hari kembali saya mengalami badan meriang / ngilu dengan suhu masih 36.20C. Tapi lumayan
mengganggu sehingga tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Agenda meeting lanjutan Jumat pagi dengan rekan-rekan dan Kontraktor saya izin absen dan
dilanjutkan oleh rekan saya karena kondisi mata masih merah semua dan feeling saya menyatakan
sepertinya ini bukan flu biasa.

Pada hari itu lapor ke dr Niken termasuk mengirimkan foto mata merah saya. Beliau
merekomendasikan isolasi mandiri dan memimun obat anti radang seperti Lameson dan Rhinos. Jika
besok Sabtu masih sakit agar konsul ke dokter.

Di hari itu juga saya pulang ke rumah dan melanjutkan istirahat di rumah.

Kondisi kakak saya sudah membaik akan tetapi mulai kehilangan penciuman. Jika bukan karena info
dari Ibu saya bahwa kakak sakit maka tentu saya tidak akan mengetahuinya sampai saya konfirmasi
dan menyatakan sakit sejak selasa dan hari ini Jumat sudah membaik.

Hari Sabtu, 21 November 2020

Dini hari kembali saya mengalami badan meriang / ngilu akan tetapi tidak setinggi level hari-hari
sebelumnya dengan suhu 36.60C. Tapi masih bisa tidur alhamdulillah.

Pagi hari karena kondisi mata masih merah, maka saya konsul ke dr Sp PD di RS Mitra Keluarga
Cibubur. Dokter menyatakan bahwa kondisi ini disebabkan oleh Virus akan tetapi belum tentu
COVID-19. Maka saya direkomedasikan untuk test darah dan sekaligus saya meminta untuk SWAB
Test PCR.

Dokter telah memberikan beberapa obat untuk virus seperti Isoprinol serta obat-obat dan vitamin
lainnya semisal Rhinos, Paracetamol, Vitamin Imboost, dll. Sedangkan hasil Swab test baru akan keluar
Senin Sore tanggal 23 November 2020.

Di hari itu saya mendapat kabar bahwa kakak saya akan menjalani Swab Test PCR karena indra
penciumannya hilang. Dan saya pun merasakan pengurangan indra penciuman sejak sabtu pagi.

Saya sedikit complaint kepada kakak saya sendiri kenapa tidak well inform dari Selasa sehingga saya
bisa antisipasi dan tidak perlu ke kantor dan site BBS. Tapi apa yang sudah terjadi, maka terjadilah,
Qoddarullah Wa Maa Syaa-a Fa’alaa. Saya pun melakukan kesalahan dengan tidak concern kepada
demam / meriang pertama saya pada Kamis, 19 November 2020 dini hari.

Hari Minggu, 22 November 2020

Dini hari kembali saya mengalami badan meriang / ngilu akan tetapi tidak setinggi level hari-hari
sebelumnya dengan suhu justru lebih tinggi 37.50C. Dan sudah tapi bisa tidur sempurna.

Pagi hari kepada mengalami pusing yang sangat dan mual yang luar biasa. Dilanjutkan istirahat dengan
tetap mengkonsumi obat dari dokter.

Hasil Swab kakak saya keluar dan dinyatakan POSITIF COVID-19. Maka dengan demikian dugaan kuat
saya menyatakan seperti saya pun POSITIF COVID-19 hanya saja tetap menunggu hasil SWAB.

3
Akhirnya saya melaporkan kepada dr Niken dan Atasan di Fungsi Development Project Bapak Setyo
Sapto Edi perihal ini bahwa saya suspect cluster Keluarga dengan hasil SWAB kakak saya POSITIF.
Maka daripada menunggu lama hasil SWAB saya dari RS Mitra Keluarga Cibubur dan kondisi badan
saya semakin nge-drop, demam semakin tinggi dan minggu malam saya minta assist dokter untuk
mengirimkan saya ke RSPP. Saya langsung menuju RSPP menggunakan Taxi (semoga Sopir Taxi
tersebut selalu diberi sehat wal afiat dan terhindar dari COVID-19).

Alhamdulillah sampai di IGD RSPP jam 20:53 semua dilayani dan ditreatment dengan baik apalagi jika
menyampaikan rekomendasi dari dokter PEP, maka menjadi privilege. Di IGD, Suhu saya mencapai
puncaknya yaitu 390C dan segera diberikan infus paracetamol, dll. dan dilakukan pengecekan secara
komprehensip mulai dari Cek darah, CT Scan, EKG, Swab Ulang dan dokternya langsung memberikan
no WA utk komunikasi hasil dan Langkah-langkah selanjutnya. Tidak lama saya dipindahkan ke Ruang
Transit di RSPP Lt 7 sambil menunggu hasil SWAB PCR.

Hari Senin, 23 November 2020

Alhamdulillah akhirnya saya merasakan tidur nyenyak dan kondisi badan berangsur-angsur membaik
dan demam semakin menurun.

Hasil SWAB TEST PCR dari RS Mitra Keluarga Cibubur sudah keluar dan dinyatakan Saya POSITIF
COVID-19. Pada pagi itu saya juga mendapatkan berita duka bahwa Kakek dari Ibu Saya telah
meninggal dunia pada Usia 94 tahun di Bintaro. Semoga beliau meninggal dalam keadaan husnul
khotimah dan diberikan Rahmat dan Maghfirah oleh Allah Subhanahu Wa Ta’alaa… Aamiin.

Hasil positif ini segara saya laporkan kepada pihak RSPP, dr Niken dan juga kepada Management
melalui Pak Setyo Sapto Edi serta beberapa rekan lainnya di WAG “COVID BBS”. Mungkin nama
Groupnya kita akan ganti menjadi “PENCEGAHAN COVID BBS”…

Segera pihak RSPP dan dr Niken melakukan langkah selanjutnya untuk mengirimkan saya ke RSPP
Extension Modular Simprug. Di hari itu juga alhamdulillah saya berhasil dan dimudahkan untuk
mendapat ruangan di Modular Simprug Wing 1 Kamar Nomor 42 Boarder 3. Alhamdulillah tempat
dan pelayannannya sangat baik dan ini merupakan salah satu bukti bahwa PT Pertamina (Persero)
tetap menjadi salah satu tulang punggung bangsa Indonesia termasuk di dalamnya adalah
berkonstribusi aktif pada kondisi darurat COVID-19 ini.

Sementara itu, Pak Setyo Sapto Edi berkolaborasi dengan dr Niken untuk melakukan Tracing kepada
semua pihak yang kontak dengan saya dan tercatat setidaknya 20 orang yang harus SWAB Test PCR
pada Hari Selasa 24 November 2020. Dan mulai hari ini juga Senin 23 November 2020 seluruh Kantor
PEP Lt 3 dan 3A di WFH kan sementara sampai pemberitahuan selanjutnya.

Kondisi saya semakin membaik Alhamdulillah. Demam sudah turun suhu < 36 0C, ngilu sudah
berkurang banyak, pusing sudah berkurang, tidak ada batuk dan bersin2. Hanya saja semalam saturasi
O2 sempat turun ke 96% setelah sebelumnya 99% - 98% - 97%, kemudian dikasih O2 dan terasa
nyaman. Akan tetapi Alhamdulillah saya tidak merasakan sesak nafas. Akan tetapi dokter di sini
merekomendasikan untuk memberikan O2 agar saturasinya tetap baik di target minimal 99% karena
memang di periode 9-10 hari pertama merupakan masa kritis di mana menurut penjelasan dokter Sp
Paru yang bertugas, sangat dibutuhkan supply O2 dengan target 99-100% saturasi O2 secara kontinyu
untuk kondisi pasien COVID-19 seperti yang saya alami saat ini.

4
Foto situasi Room 42 Wing 1 Boarder 3 RSPP Extension Modular Simprug

Hari Selasa, 24 November 2020

Alhamdulillah pagi ini Sat O2 sudah kembali membaik pada 99%. Dan tidak ada keluahan apa pun
pada kondisi tubuh. Namun penciuman masih tetap berkurang.

Pada hari ini juga 20 rekan-rekan kami melakukan SWAB TEST PCR, harapan saya adalah semoga
semua hasilnya NEGATIF dan selalu diberikan sehat wal afiat oleh Allah Azza wa Jalla. Aamiin.

5
Pagi ini Alhamdulillah kondisi badan saya sudah membaik dan berusaha menyempatkan menulis
catatan ini untuk menjadi bahan pelajaran berharga di kemudian hari.

Mulai jam 12.30 siang ini, mulai terasa ada sesak sedikit dan langsung mengenakan O2 yang sudah
disediakan di samping tempat tidur saya di kamar perawatan dan terdeteksi Sat O2 saya 98%.
Alhamdulillah masih bagus.

Memang inilah yang terindikasi dari hasil CT scan pada tanggal 22 November 2020 malam terdapat
infeksi paru Alhamdulillah tidak banyak tetapi ini khas untuk COVID-19.

Ada infeksi di paru, yang biasa disebut ggo (ground glass opasitas).

Alhamdulillah ‘ala kulli haal hasil SWAB TEST PCR dari RSPP tanggal 22 November 2020 sudah keluar
dengan hasil POSITIF COVID-19 dengan Ct Value 26. Sebelumnya yang dari RS Mitra Keluarga tanggal
21 November 2020 hasil POSITIF COVID-19 dengan Ct Value 18.09 (terdapat peningkatan Ct Value 8
digit). Target untuk dinyatakan baik dan virus sudah sangat melemah yaitu di Ct Value 40 akan tetapi
kebijakan Pemerintah RI dan di RSPP adalah Ct Value > 30 - 35.

6
LESSON LEARNED

1. Cluster Keluarga tetap berpotensi menjadi salah satu penyebab penularan COVID-19. Untuk
itu semua anggota keluarga harus menyadari bahwa ini adalah penyakit sosial dan kita harus
memiliki tanggung jawab sosial untuk saling menjaga, saling jujur dan saling terbuka.
2. Akibat dari ke-tidakterbuka-an dan kurang gantle dalam mengakui kondisi diri, maka
mengakibatkan orang yang sudah POSITIF COVID-19 masih beraktivitas normal di tempat kerja
karena merasa OK, tidak ada keluhan dan memang tidak tahu bahwa dirinya sudah terkena
COVID-19 karena tidak terinfo oleh Pihak yang telah merasakan gejala lebih awal dan baru
bertemu tanpa protocol yang baik.
3. Semakin dini diketahui gejala-gejalanya dan semakin cepat ditangani maka in syaa Allah akan
semakin baik untuk proses penyembuhannya.

Demikian catatan 1st Chapter ini, saya mohon maaf apabila kurang berkenan terutama kepada semua
rekan yang telah berinterkasi langsung dengan saya dalam 1 minggu terakhir. Semoga Allah
Subhanahu Wa Ta’alaa memberikan hasil SWAB TEST NEGATIF untuk rekan-rekan saya tersebut dan
kita semua selalu diberikan sehat wal ‘afiat.

Aamiin Yaa Rabbal ‘Alaamiin.

Selesai ditulis pada:


Hari Selasa, tanggal 24 November 2020 pukul 13:00 WIB

Di:
RSPP Extension Modular Simprug
Wing 1 Room No. 42 Boarder 3
Jakarta Selatan

Wassalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuhu

Ahmad Firdaus Fasa

Anda mungkin juga menyukai