Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1 PROFESI KEGURUAN

NAMA : RESKI ANDRIANI

NIM : 859397613

POKJAR : PANGKEP

HARAPAN MENJADI GURU KOMPOTEN

Aku adalah seorang guru. Sebuah profesi yang terus terang sebetulnya bukan merupakan cita-
citaku sejak dulu. Profesi guru menurutku pada waktu itu, adalah profesi yang tak akan
memberikan jaminan kebahagiaan bagiku. Sebab saat itu atau mungkin sampai sekarangpun,
aku beranggapan bahwa jaminan kebahagiaan dari sebuah profesi hanya berdasarkan ukuran
materi yang dapat diraih melalui profesi tersebut. Saat itu, bahkan sampai sekarangpun
ternyata memang telah terbukti bahwa profesi guru tak dapat menghasilkan materi yang
berlebih bagi siapapun yang menekuninya. Tunjangan sertifikasi sebagai bentuk penghargaan
terhadap profesi guru menurutku malah justru semakin mempertegas anggapanku. Hal ini
terjadi akibat terlalu ketatnya syarat-syarat yang harus dipenuhi agar seorang guru dapat
berpredikat sebagai guru profesional bahkan terkadang sangat tak logis. Akhirnya, untuk
membuat seorang guru mau bertahan menekuni profesinya, iming-iming kebahagiaan yang
bukan dalam bentuk materi selalu menjadi andalan.

Tetapi, mungkin iming-iming kebahagiaan seperti itulah yang membuatku sampai saat ini masih
berprofesi sebagai guru. Profesi yang telah kugeluti sejak aku masih duduk di bangku kuliah
semester I atau ketika usiaku baru menginjak 22 tahun. Profesi yang telah kugeluti selama 2
tahun ini melibatkan saya sebagai guru kelas 3 . menjadi guru kelas 3 ini pula yang mungkin
telah membuat diriku tetap dapat bertahan untuk menekuni profesi sebagai guru.

Berbicara tentang profesi pasti akan terkait dengan profesionalisme. Apapun profesi yang
sedang digeluti seseorang, seharusnya betul-betul dilaksanakan secara profesional.
Profesionalisme akan berimbas pada tuntutan kompetensi yang harus dimiliki oleh seseorang
yang sedang menggeluti sebuah profesi. Pada akhirnya, sebuah profesi yang dapat dilaksanakan
secara profesional akan berdampak pada kesejahteraan bagi siapapun yang menggelutinya.
Kondisi ini tak terkecuali juga bagi siapapun orang yang berprofesi sebagai guru. Empat jenis
kompetensi utama yang harus dimiliki oleh seorang guru agar dapat dikategorikan sebagai guru
profesional terdiri dari Kompetensi Pedagogis, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi
Profesional dan Kompetensi Sosial.
Aku adalah seorang guru. Sebuah profesi yang terus terang sebetulnya bukan merupakan cita-
citaku sejak dulu. Profesi guru menurutku pada waktu itu, adalah profesi yang tak akan
memberikan jaminan kebahagiaan bagiku. Sebab saat itu atau mungkin sampai sekarangpun,
aku beranggapan bahwa jaminan kebahagiaan dari sebuah profesi hanya berdasarkan ukuran
materi yang dapat diraih melalui profesi tersebut. Saat itu, bahkan sampai sekarangpun
ternyata memang telah terbukti bahwa profesi guru tak dapat menghasilkan materi yang
berlebih bagi siapapun yang menekuninya. Tunjangan sertifikasi sebagai bentuk penghargaan
terhadap profesi guru menurutku malah justru semakin mempertegas anggapanku. Hal ini
terjadi akibat terlalu ketatnya syarat-syarat yang harus dipenuhi agar seorang guru dapat
berpredikat sebagai guru profesional bahkan terkadang sangat tak logis. Akhirnya, untuk
membuat seorang guru mau bertahan menekuni profesinya, iming-iming kebahagiaan yang
bukan dalam bentuk materi selalu menjadi andalan.

Tetapi, mungkin iming-iming kebahagiaan seperti itulah yang membuatku sampai saat ini masih
berprofesi sebagai guru. Profesi yang telah kugeluti sejak aku masih duduk di bangku kuliah
semester I atau ketika usiaku baru menginjak 22 tahun. Profesi yang telah kugeluti selama 2
tahun ini melibatkan saya sebagai guru kelas 3 . menjadi guru kelas 3 ini pula yang mungkin
telah membuat diriku tetap dapat bertahan untuk menekuni profesi sebagai guru.

Berbicara tentang profesi pasti akan terkait dengan profesionalisme. Apapun profesi yang
sedang digeluti seseorang, seharusnya betul-betul dilaksanakan secara profesional.
Profesionalisme akan berimbas pada tuntutan kompetensi yang harus dimiliki oleh seseorang
yang sedang menggeluti sebuah profesi. Pada akhirnya, sebuah profesi yang dapat dilaksanakan
secara profesional akan berdampak pada kesejahteraan bagi siapapun yang menggelutinya.
Kondisi ini tak terkecuali juga bagi siapapun orang yang berprofesi sebagai guru. Empat jenis
kompetensi utama yang harus dimiliki oleh seorang guru agar dapat dikategorikan sebagai guru
profesional terdiri dari Kompetensi Pedagogis, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi
Profesional dan Kompetensi Sosial.

Kompetensi Pedagogis adalah kompetensi yang menyangkut kemampuan seorang guru dalam
memahami karakteristik atau kemampuan yang dimiliki oleh murid melalui berbagai cara. Cara
yang utama yaitu dengan memahami murid melalui pemahaman terhadap perkembangan
kognitif murid, merancang pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi hasil
belajar sekaligus pengembangan kemampuan murid. Kompetensi Kepribadian adalah salah satu
kemampuan personal yang harus dimiliki oleh guru profesional dengan cara mencerminkan
kepribadian yang baik pada diri sendiri, bersikap bijaksana serta, bersikap dewasa dan
berwibawa serta mempunyai akhlak mulia untuk menjadi sauri teladan yang baik. Kompetensi
Profesional adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dengan cara menguasai materi
pembelajaran secara luas dan mendalam. Kompetensi Sosial adalah kompetensi yang harus
dimiliki oleh seorang pendidik melalui cara yang baik dalam berkomunikasi dengan murid dan
seluruh tenaga kependidikan atau juga dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat
sekitar.

Lantas, mengapa sampai saat ini masih terkesan bahwa dampak profesionalisme tidak atau
masih belum dapat dirasakan oleh seseorang yang menggeluti profesi sebagai guru? Karena
guru belum sepenuhnya dapat mengembangkan keempat kompetensi utama yang menjadi
keharusan bahkan kebutuhan untuk dimiliki. Hal ini terjadi salah satunya sebagai akibat dari
tunjangan yang diterima guru profesional masih belum memadai untuk kebutuhan
pengembangan diri. Untuk mengembangkan keempat kompetensi ini bukanlah sebuah
pekerjaan ringan dan sederhana. Padahal pengembangan seluruh kompetensi profesional dari
seorang guru harus senantiasa dilakukan dalam setiap melaksanakan proses pembelajaran di
kelas. Apa yang harus dilakukan jika kenyataan yang terjadi masih seperti ini? Inilah yang
menjadi persoalan. Aku sendiri sebagai seorang guru hanya dapat berandai-andai tentang apa
yang dapat kulakukan sehingga aku layak disebut sebagai guru profesional atau tepatnya
sebagai guru kelas profesional. Kenyataan yang terjadi di lapangan ketika aku melaksanakan
pembelajaran sering kali jauh dari profesional. Semakin banyak yang aku tahu tentang apa yang
harus aku lakukan ketika melaksanakan proses pembelajaran terkait profesionalisme, semakin
bertambah sering pula aku melakukan hal-hal yang sebetulnya tak professional dalam proses
pembelajaran di kelas.

Andaikan aku seorang guru profesional, seharusnya aku memberikan motivasi dan melakukan
apersepsi dalam setiap awal proses pembelajaran. Motivasi yang aku berikan terhadap siswaku
tidak hanya sebatas bagaimana menyampaikan sebuah keadaan atau kondisi yang dapat
membuat siswa menjadi tertarik terhadap materi yang akan aku ajarkan. Motivasi itu juga harus
dilengkapi dengan berbagai kondisi yang secara konteks dapat diterima siswa. Apersepsi yang
aku lakukan juga tidak hanya sebatas mengetahui kemampuan prasyarat yang dimiliki siswaku.
Tapi lebih jauh dari itu, harus menjadi perantara antara kemampuan aktual dengan
kemampuan potensial yang harus diraih oleh mereka. Dengan demikian, proses motivasi dan
apersepsi merupakan proses yang tak dapat dilakukan dengan seadanya. Proses ini harus
melalui pemikiran yang matang demi kesuksesan proses pembelajaran selanjutnya.

Andaikan aku seorang guru profesional, seharusnya aku memberikan materi pelajaran yang
meskipun baru tapi dapat diikuti dengan penuh antusias oleh para siswa. Aku harus
menjembatani antara kemampuan awal para siswa dengan kemampuan yang harus mereka
peroleh setelah proses pembelajaran terjadi. Aku tak boleh tergesa-gesa memberi tahu para
siswaku ketika konsep yang ingin kuberikan masih ada pada kisaran kemampuan mereka. Aku
juga harus memberikan pertanyaan-pertanyaan yang memancing rasa ingin tahu sebagai
tahapan atau tangga yang dapat mengantarkan pada penguasaan konsep yang harus mereka
peroleh. Untuk melakukan semua itu, aku harus memperjelas apa yang harus kulakukan untuk
setiap materi ajar yang akan ku berikan. Dengan demikian, aku harus membuat pengandaian
yang lebih terinci lagi berdasarkan materi yang akan kuajarkan. Tulisan Selanjutnya akan aku
rinci dengan pengandaianku terkait berbagai materi pelajaran yang pernah aku ajarkan.

Anda mungkin juga menyukai