CONTOH KASUS
Tn M 16 tahun di bawa ke UGDRS UMM dengan keluhan nyeri hebat
diseluruh perutnya setelah menabrak sebuah truk yang diparkir di tepi jalan. Kejadian
tersebut ±45menit sebelum masuk rumah sakit. Dari hasil anamnesis diketahui
Korban merasakan nyeri menjalar sampai di bahu sebelah kirinya disertai rasa mual
tetapi tidak muntah. Korban mengaku badan terasa lemas dan mata berkunang-
kunang. Pada pemeriksaan fisik trauma(primary survey) didapatkan airway (A):clear;
breathing (B): bentuk dan gerak simetris, vesicular breath sound simetris kanan dan
kiri, ronchi dan wheezing negatif;circulation (C): nadi 120x/menit, tensi 85/50mmHg,
cappilary refill time 4 detik;disability: GCS 15, pupil bulatisokor, reflek cahaya
positif. Pada secondary survey (pemeriksaanhead to toe) tampak konjungtiva anemis.
Regio abdomen hanya didapatkan vulnus ekskoriatum (lukalecet) di kuadran kiri atas
Bising usus masih ada tapi terdengar lemah. Didapatkan nyeri tekan diseluruh perut
dengan punctummaximum di perut kuadran kiri atas. Pemeriksaan pekak pindah
pasien mengeluh nyeri saat perubahan posisi. Hasil laboratorium didapatkan Hb8,5g
%, leukosit 26.500/mm3, Ureum 29mg%,Kreatinin 1,00mg%.SGOT 24U/l, dan
SGPT30U/l. Untuk gula darah dan profil pembekuan darah dalam batas normal.
2. PENGKAJIAN B1-B6
B1 Tidak adanya sumbatan jalan napas, ronchi dan wheezing negatif
B2 Nadi 120x/menit, tensi 85/50 mmHg, cappilary refill time 4 detik
B3 Kesadaran GCS 15, pupil bulatisokor, reflek cahaya positif.
B4
B5 Regio abdomen hanya didapatkan vulnusekskoriatum (lukalecet) di kuadran kiri
atas Bising usus masih ada tapi terdengar lemah. Didapatkan nyeri tekan
diseluruh perut dengan punctum maximum di perut kuadran kiri atas.
Pemeriksaan pekak pindah pasien mengeluh nyeri saat perubahan posisi.
B6 Vulnusekskoriatum (lukalecet)
3. ANALISA DATA
N Data Etiologi Masalah
o
1 Ds : Pasien Mengatakan badan Penurunan Konsentrasi Resiko Perfusi
terasa lemas dan mata berkunang- Hemoglobin Gastrointestinal
kunang dan Nyeri pada saat Tidak Efektif
berubah Posisi.
DO :
1 Tensi : 85/50 mmHg
2 Nadi 120x/menit
3 CRT 4Detik
4 GCS 15 dengan pupil bulat
isokor. Reflek cahaya
positif.
5 Terdapat vulvus eksoriatum
di kuadran kiri atas.
6 Trauma Abdomen
7 Penurunan konsentrasi
hemoglobin ( Hb 8,9% )
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI
No Diagnosa Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Resiko Perfusi Setelah dilakukan 1 konseling Nutrisi
Gastrointestinal tindakan keperawatan a Identifikasi kebiasaan
Tidak Efektif selama 3 x 24 Jam makan dan perilaku
b/d Penurunan Masalah Resiko Perfusi makan yang akan diubah
Konsentrasi Gastrointestinal Tidak b Identifikasi kemajuan
Hemoglobin. Efektif dapat teratasi modifikasi diet secara
dengan kriteria hasil : regular
1 Perfusi c Monitor intake dan
Gastrointestinal ouput cairan, nilai
Kriteria SA ST hemoglobin, tekanan
hasil darah, kenaikan berat
Mual 2 5 badan, dan kebiasaan
Nyeri 2 5
membeli makanan
Abdomen
Nafsu 2 5 d Bina hubungan
Makan terapeutik
Bising usus 3 5 e Sepakati lama waktu
pemberian konseling
2 Fungsi
f Tetapkan tujuan jangka
Gastrointestinal
pendek dan jangka
Kriteria SA ST
panjang yang realistis
hasil
Dyspepsia g Pertimbangkan factor –
Distensi factor yang
abdomen mempengaruhi
Toleransi
pemenuhan kebutuhan
terhadap
gizi ( mis. Usia, tahap
makanan
pertumbuhan dan
perkembangan, penyakit