Pemilihan Strategi Sasaran Jangka Panjang Dan Teknik Matrik Untuk Mengevaluasi Pemilihan Strategi - Kelompok 6-1
Pemilihan Strategi Sasaran Jangka Panjang Dan Teknik Matrik Untuk Mengevaluasi Pemilihan Strategi - Kelompok 6-1
Pemilihan Strategi
Nama kelompok 6:
1. Luh Winda Ayu Ningsih (1933121021)
2. Ni Made Ayu Metha Pratiwi (1933121099)
3. Ni Putu Etya Yurika Pratiwi (1933121153)
4. Ni Wayan Nova Pebrianti (1933121178)
5. Ni Kadek Yusi Ari Putri (1933121228)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WARMADEWA
2021
DAFTAR ISI
COVER......................................................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
KESIMPULAN........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
PEMBAHASAN
A. Sasaran Jangka Panjang
Sasaran jangka panjang adalah upaya dari pencapaian tujuan perusahaan yang
merupakan suatu proses berkesinambungan yang memerlukan sebuah tahap. Untuk
menentukan sebuah tahap telah tercapai atau belum, diperlukan sebuah tolak ukur seperti
dalam kurun waktu dan hasil yang ingin dicapai sudah dirumuskan secara jelas. Tolak ukur
tersebut sudah di rumuskan dengan jelas menggunakan angka-angka kuantitif. Penerapan
sasaran jangka panjang ini mengacu kepada induk strategi yang sebelumnya sudah
ditetapkan. Tujuan jangka panjang adalah menentukan sebagai hasil akhir spesifik yang ingin
dicapai sebuah organisasi dengan melakukan misi. Jangka panjang berarti lebih dari satu
tahun. Tujuan jangka panjang juga merupakan hasil yang diharapkan dari pelaksanaan
strategi tertentu.
Para manajer strategi menyadari bahwa maksimal laba jangka pendek jarang sekali
merupakan cara terbaik untuk melestarikan pertumbuhan dan kemampulabaan perusahaan.
Bagi kebanyakan manajer strategi. jawabanya jelas, bagikan sebagian kecil laba untuk
kepentingan sekarang dan tanamlah sebagian besar untuk meningkatkan kemungkinan
berjaya dalam jangka panjang. Inilah dasar pikiran yang paling sering digunakan dalam
memilih sasaran (objectivies). Untuk mewujudkan kejayaan jangka panjang, para perencana
strategi umumnya menetapkan sasaran-sasaran jangka panjang di tujuh bidang yaitu:
1) Profitabilitas
Kemampuan semua perusahaan untuk beroperasi dalam jangka panjang bergantung
pada pencapaian tingkat laba yang layak. Perusahaan yang dimanajemeni secara strategi
mempunyai sasaran laba tertentu, biasanya dinyatakan dalam bentuk laba per saham (earning
per share, EPS) atau laba atas saham (return on equity, ROE)
2) Produktivitas
Para manajer strategi terus menerus berusaha meningkatkan produktivitas sistem
mereka. Perusahaan yang dapat meningkatkan hubungan masukan-keluaran biasanya
meningkatkan produktivitas. Sasaran produktivitas yang umum digunakan adalah jumlah
produk yang dihasilkan atau jumlah layanan yang diberikan per unit masukan. Tetapi, sasaran
produktivitas adakalanya dinyatakan dalam bentuk penurunan biaya yang diharapkan.
Sebagai contoh, sasaran dapat ditetapkan untuk mengurangi jumlah produk rusak, untuk
mengurangi jumlah keluhan konsumen, alat untuk menekan jam lembur. Mencapai sasaran
demikian akan meningkatkan profitabilitas jika keluaran dijaga tetap.
3) Posisi Bersaing
Salah satu ukuran keberhasilan perusahaan adalah dominasi relatifnya dipasar.
Perusahaan yang lebih besar biasanya menetapakan sasaran yang menyangkut posisi
bersaingnya, seringkali dengan menggunakan penjualan total atau bagian pasar sebagai
ukuran posisi bersaing. Suatu sasaran yang menyangkut posisi bersaing mungkin
menunjukkan prioritas jangka panjang perusahaan. Sebagai contoh, Gulf oil menetapkan
sasaran lima tahun naik dari posisi ketiga menjadi kedua, sebagai produsen polypropilena
densitas-tinggi. Yang menjadi ukuran adalah penjualan total.
4) Pengembangan Karyawan
Karyawan mengharapkan pertumbuhan dan peluang karir. Menyediakan peluang
demikian seringkali meningkatkan produktivitas dan mengurangi angka keluar-masuk
karyawan. Karenanya, para pengambil keputusan strategi seringkali mencantumkan sasaran
pengembangan karyawan dalam rencana jangka panjang mereka. Sebagai contoh, PPG telah
mengumumkan sasaran untuk mengembangkan karyawan yang sangat trampil dan fleksibel
dan oleh karenanya, memungkinkan kesempatan kerja yang stabil bagi karyawan dengan
jumlah yang lebih sedikit.
5) Hubungan Kekaryawanan
Apakah ada ikatan kontrak dengan serikat pekerja atau tidak, perusahaan secara
efektif mengupayakan hubungan kekaryawanan yang baik. Memang, langkah-langkah
proaktif dalam mengantisipasi kebutuhan dan harapan karyawan merupakan salah satu titik
perhatian manajer strategi. Para manajer strategi percaya bahwa produktivitas terkait dengan
loyalitas karyawan dan dengan perhatian manajemen terhadap kesejahteraan karyawan.
Mereka, oleh karenanya, menetapkan sasaran untuk meningkatkan hubungan kekaryawanan.
Beberapa hasil dari sasaran seperti ini adalah program keselamatan kerja, diwakilinya
karyawan dalam komite manajemen, dan adanya skema pemberian saham bagi karyawan.
6) Kepemimpinan Teknologi
Perusahaan harus memutuskan apakah akan menjadi pemimpin atau pengikut
dipasaran. Kedua pilihan ini dapat sama baiknya, tetapi masing-masing menuntut sosok
strategi yang berbeda. Karenanya, banyak perusahaan merumuskan sasaran yang berkaitan
dengan kepemimpinan teknologi. Sebagai contoh, Tractor Company memantapkan reputasi
dan posisi dominannya dahulu dalam industrinya dengan selalu menjadi yang terdepan dalam
hal inovasi teknologi produksi alat pemindah tanah (earthmover) besar. Karena desain yang
teknologinya canggih, Daihatsu Mira menjadi mobil paling popular di Jepang tahun 1991.
Mobil mini empat kursi ini bermesin 660cc yang memberikan penghematan bahan bakar 30%
(dalam mil per gallon) lebih baik dari mobil pesaing manapun, dan pajak penjualannya 25%
lebih rendah.
7) Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan menyadari tanggung jawab mereka terhadap pelanggan dan masyarakat
pada umumnya. Sesungguhnya, banyak perusahaan yang berusaha lebih daripada yang
dituntut oleh Pemerintah. Mereka tidak hanya berupaya mengembangkan reputasi dalam hal
produk atau jasa yang harganya wajar melainkan juga memantapkan diri sebagai
warganegara yang bertanggung jawab. Sebagai contoh, mereka mungkin menetapkan sasaran
untuk menyediakan dana bagi kegiatan social dan pendidikan, pelatihan bagi kaum minoritas,
kegiatan public atau politik, kesejahteraan masyarakat, atau peremajaan kota.
C. Matriks SWOT
Matrik SWOT adalah sebuah alat pencocokan yang penting yang membantu para
manajer mengembangkan empat jenis strategi, yaitu strategi SO (kekuatan peluang), strategi
WO (kelemahan peluang), strategi ST (kekuatan ancaman), dan strategi WT (kelemahan
ancaman). Strategi So memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk menarik
keuntungan dari peluang eksternal. Semua manajer menginginkan organisasi yang mereka
pimpin berada dalam posisi dimana kekuatan internal dapat digunakan untuk mengambil
keuntungan dari berbagai trend dan kejadian eksternal. Jika sebuah perusahaan memiliki
kelemahan besar, maka perusahaan akan berjuang untuk mengatasinya dan mengubahnya
menjadi kekuatan. Ketika organisasi dihadapkan pada ancaman besar, maka perusahaan akan
berusaha menghindari untuk berkonsentrasi pada peluang. Strategi WO bertujuan untuk
memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal.
Terkadang peluang-peluang besar muncul tetapi perusahaan memiliki kelemahan intemal
yang menghalanginya memanfaatkan peluang tersebut. Strategi ST menggunakan kekuatan
sebuah perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksteral. Strategi
WT merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelamahan internal serta
menghindari ancaman eksternal.
Walaupun matrik SWOT digunakan secara luas dalam perencanaan strategis, analisis
tersebut memiliki bebrapa keterbatasan. Pertama, SWOT tidak menunjukkan cara mencapai
suatu keunggulan kompetitif. Matriks itu harus dijadikan titik awal untuk diskusi mengenai
berbagai strategi yang diusulkan dapat diterapkan serta berbagai pertimbangan biaya manfaat
yang pada akhirnya mengarah pada keunggulan kompetitif. Kedua, SWOT merupakan
penilaian yang statis (atau terpotong-potong) dan tunduk oleh waktu. Matriks SWOT bisa
jadi mempelajari sebuah gambar film dimana Anda bisa melibatkan pameran utama dan
penataannya tetapi tidak mungkin dapat memahami alur ceritanya. Ketiga, analisis SWOT
bisa membuat perusahaan memberi penekanan yang berlebih pada satu faktor internal atau
eksternal tertentu dalam merumuskan strategi. Terdapat interelasi di antara faktor-faktor
interal dan ekstemal utama yang tidak ditunjukkan dalam SWOT namun penting dalam
penggunaan strategi.
Terdapat langlah-langkah dalam membentuk sebuah Matriks SWOT :
1. Buatlah daftar peluang-peluang eksternal utama perusahaan
2. Buatlah daftar ancaman-ancaman eksternal utama perusahaan
3. Buatlah dari kekuatan-keuatan internal utama perusahaan
4. Buatlah kelemahan daftar internal perusahaan
5. Cocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal, dan catatlah hasilnya pada
Strategi SO
6. Cocokanlah kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan catatlah hasilnya pada
Strategi WO
7. Cocokanlah kekuatan internal dengan ancaman eksternal, dan catatlah hasilnya pada
Strategi ST
8. Cocokanlah kelemahan internal dengan anacaman eksternal, dan catatlah hasilnya
pada Strategi WT
D. Matriks Boston Consulting Group (BCG)
Ketika divisi-divisi suatu perusahaan bersaing di industri yang berbeda, strategi yang
terpisah dikembangkan untuk setiap bisnis. Secara khusus matriks BCG dan matriks IE
(Matrik Internal dan Ekternal) secara khusus dirancang untuk membantu upaya-upaya
perusahaan multidivisional dalam merumuskan strategi. Matriks BCG secara grafis
menggambarkan perbedaan antar divisi dalam hal posisi pangsa pasar relatif dan tingkat
pertumbuhan industri. Matriks BCG memungkingkan sebuah organisasi multidevisional
mengelola portofolio bisnisnya dengan cara mengamati posisi pangsa pasar relatif dan tingkat
pertumbuhan industri dari setiap divisi relatif terhadap semua divisi lain di dalam organisasi.
Posisi pangsa pasar relatif (relative market share position) didefinisikan sebagai rasio pangsa
pasar (atau pendapatan) yang dimiliki oleh perusahaan pesaing terbesar di industri tersebut.
Manfaat terbesar dari matriks BCG adalah menarik perhatian kita pada arus kas,
karakteristik investasi, dan kebutuhan berbagai divisi dalam organisasi. Matriks BCG adalah
perungkat strategi untuk memberi pedoman pada keputusan alokasi sumber daya berdasarkan
pangsa pasar dan pertumbuhan UBC. Matriks BCG merupakan empat kelompok bisnis, yaitu:
1) Tanda tanya (Question Mark). Divisi dalam kuadran I memiliki posisi pangsa pasar
relatif rendah, tetapi mereka bersaing dalam industri yang bertumbuh pesat. Biasanya
kebutuhan kas perusahaan ini tinggi dan pendapatan kasnya rendah. Bisnis ini disebut
tanda tanya karena organisasi harus memutuskan apakah akan memperkuat divisi ini
dengan menjalankan strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, atau
pengembangan produk) atau menjualnya.
2) Bintang (Star). Bisnis di kuadran II (disebut juga Bintang) mewakili peluang jangka
panjang terbaik untuk pertumbuhan dan profitabilitas bagi organisasi. Divisi dengan
pangsa pasar relatif yang tinggi dan tingkat pertumbuhan industri yang tinegi
seharusnya menerima investasi yang besar untuk mempertahankan dan memperkuat
posisi dominan mereka.
3) Sapi perah (Cash Cow). Divisi yang berposisi di kuadran III memiliki pangsa pasar
relatif tinggi tetapi bersaing dalam industri yang pertumbuhannya lambat. Disebut
sapi perah karena menghasilkan kas lebih dari yang dibutuhkannya, mereka seringkali
diperah untuk membiayai sektor usaha yang lain. Banyak sapi perah saat ini adalah
bintang di masa lalu, divisi sapi perah harus dikelola unuk mempertahankan posisi
kuatnya selama mungkin. Pengembangan produk atau diversifikasi konsentrik dapat
menjadi strategi yang menarik untuk sapi perah yang kuat. Tetapi. ketika divisi sapi
perah menjadi lemah, retrenchment atau divestasi lebih sesuai untuk diterapkan.
4) Anjing (Dog). Divisi kuadrun IV dari organisasi memiliki pangsa pasar relatif rendah
dan bersaing dalam industri yang pertumbuhannya rendah atau tidak tumbuh. Mereka
adalah anjing dalam portofolio perusahaan. Karena posisi intemal dan eksternalnya
lemah, bisnis ini seringkali dilikuidasi, divestasi atau dipangkas dengan retrenchment.
Ketika sebuah divisi menjadi anjing, retrenchment dapat menjadi strategi terbaik yang
dapat dijalankan karena banyak anjing yang mencuat kembali, setelah pemangkasan
biaya dan aset besar-besaran, menjadi bisnis yang mampu bertahan dan
menguntungkan.
Kelebihan dari Matriks BCG adalah salah satu alat pembuat keputusan yang paling
mudah. Hanya dengan membaca grafiknya, orang akan dapat dengan mudah melihat di posisi
manakah perusahaan mereka berada. Matriks ini memusatkan perhatian pada arus kas,
karakteristik investasi dan kebutuban berbagai divisi organisasi. Divisi dapat berubah dari
waktu ke waktu: anjing menjadi tanda tanya, tanda tanya menjadi bintang, bintang menjadi
sapi perah, dan sapi perah menjadi anjing. Namun yang jarang terjadi adalah perubahan yang
searah jarum jam. Adapun untuk kelemahan dari matriks ini adalah menegunakan dua
dimensi yaitu pangsa pasar relative dan tingkat pertumbuban pasar. Selain itu matriks ini juga
tidak merefleksikan apakah berbagai divisi atau industri tumbuh dari waktu ke waktu, matriks
BCG juga memiliki kelemahan yakni tidak memiliki kualitas temporal, dan matriks ini juga
dianggap terlalu berlebihan dalam memberikan tekanan kepada keseimbangan dari aliran kas
diantara unit bisnis strategi yang dimiliki oleh perusahaan.
Sumber:https://www.strategicmanagementinsight.com/tools/ge-mckinsey-
matrix.html ,2014
Matriks sembilan kotak ini menggambarkan unit bisnis pada sembilan sel yang
menunjukkan apakah perusahaan harus berinvestasi dalam produk, panen/divestasi, atau
melakukan penelitian lebih lanjut tentang produk dan investasi di dalamnya jika masih ada
beberapa sumber daya yang tersisa.Unit bisnis dievaluasi pada dua sumbu, yaitu daya tarik
industri (industry attractiveness) dan kekuatan kompetitif unit (competitive strength of a
unit).
Dua Sumbu Dasar Matriks General Electrik
Kelebihan dari matriks ini adalah dapat membantu untuk mengutamakan sumber daya yang
terbatas agar mencapai hasil yang terbaik. Manajer menjadi lebih sadar tentang bagaimana
produk atau unit bisnis perusahaan dijalankan. Matriks ini merupakan kerangka portofolio
bisnis yang lebih baik dari matriks BCG. Mengidentifikasi langkah-langkah strategi
perusahaan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja portofolio bisnisnya. Matriks ini
juga tentunya memiliki kelemahan yakni membutuhkan konsultan atau orang yang sangat
berpengalaman untuk menentukan daya tarik dan kekuatan unit bisnis industri seakurat
mungkin dan hal ini cukup mahal untuk dilakukan, tidak memperhitungkan sinergi yang
terdapat diantara dua atau lebih unit bisnis.
KESIMPULAN
Sasaran jangka panjang merupakan suatu upaya atau tahap yang ingin dicapai oleh
sebuah organisasi dalam jangka panjang. Tujuan jangka panjang adalah sasaran jangka
panjang yang ditentukan sebagai hasil akhir spesifik yang ingin dicapai sebuah organisasi
dengan melakukan misi. Jangka panjang berarti lebih dari satu tahun. Tujuan jangka panjang
juga merupakan hasil yang diharapkan dari pelaksanaan strategi tertentu.
Sasaran jangka panjang yaitu :
1. Profitabilitas
2. Produktivitas
3. Posisi Bersaing
4. Pengembangan Karyawan
5. Hubungan kekaryawanan
6. Kepemimpinan Teknologi
7. Tanggung Jawab Sosial
Matrik SWOT adalah sebuah alat pencocokan yang penting yang membantu para
manajer mengembangkan empat jenis strategi, yaitu strategi SO (kekuatan peluang), strategi
WO (kelemahan peluang), strategi ST (kekuatan ancaman), dan strategi Wt (kelemahan
ancaman).
Matriks BCG secara grafis menggambarkan perbedaan antar divisi dalam hal posisi
pangsa pasar relatif dan tingkat pertumbuban industri. Matriks BCG memungkinkan sebuah
organisasi multidevisional mengelola portofolio bisnisnya dengan cara mengamati posisi
pangsa pasar relatif dan tingkat pertumbuban industri dari setiap divisi relatif terhadap semua
divisi lain di dalam organisasi.
Matriks Gencral Electric, Matriks GE(General Electric)-McKinsey nine-box adalah
alat strategi yang memberikan pendekatan sistematis pada korporasi multi bisnis untuk
mengutamakan investasi diantara unit-unit bisnisnya.Sedangkan pengertian GE-McKinsey
sendiri adalah kerangka yang mengevaluasi portofolio bisnis, menyediakan implikasi strategi
lebih lanjut dan membantu untuk memprioritaskan investasi yang dibutuhkan untuk setiap
unit bisnis (Business Unit).
Matrik strategi besar (grand strategy matrix) telah menjadi alat yang populer untuk
merumuskan strategi alternatif. Semua organisasi dapat diposisikan di salah satu dari 4
kuadran strategis.
DAFTAR PUSTAKA