Anda di halaman 1dari 5

UTS PENGANTAR ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

Nama : Samuel Bleskadit

Nim : 2170750031

1. Apa yang dimaksud dengan great debate dalam Ilmu Hubungan Internasional? Jelaskan apa
yang diperdebatkan di dalamnya, siapa tokoh-tokohnya dan apa asumsi dasar dari masing-
masing paradigma.
Yang dimaksud dengan great debate dalam Hubungan Internasional yaitu merujuk pada
perdebatan para teoritis HI yang berlangsung pada abad ke 20, sepanjang sejarah sejak akhir
Perang Dunia 1, terdapat 4 perdebatan besar yang pernah terjadi semenjak HI menjadi subjek
akademi, yaitu:
 Idealis vs Realis
- GD I juga dikenal sebagai perdebatan Realist – Idealist (Liberal Institutionalism)
sekitar 1930an – 1940an.
- Realist menekankan sifat anarki dalam politik intenasional dan pentingnya bagi
negara untuk bertahan.
- Idealis menekankan pada kemungkinan Institusi Internasional seperti PBB
sebagai solusi perdamaian.
 Tradisioanalis vs Behavioralis
- Perdebatan pada GD II dilakukan oleh antara kelompok IR scholar yang
menginginkan adanya pendekatan scientific method dalam mempelajari HI
dan kelompok yang masih menekankan pentingnya pendekatan historis
dalam teori HI.
- GD II ini kemudian disebut sebagai perdebatan “realist vs behavoralist” atau
tradisionalist vs Scientism
 Neoliberalisme VS Neorealisme VS Neomarxisme
- Perdebatan yang paling mendasar yaitu memperdebatkan siapa aktor yang
berperan dan bagaimana struktur dalam sistem HI.
 Positivism VS Post Positivism
- Memperdebatkan disintegrasi, demokratisi, keamanan lingkungan, kesetaraan
gender, pembangunan berkelanjutan, dan isu-isu terkini.
 Tokoh Idealis
- Adam Smith
- Immanuel Kant
- Woodrow Wilson
- Norman Angell
 Tokoh Realis
- Nicolo Machiavelli
- Thomas Hobbes
- Kautilya
- Sun Tze
- Thucydides
- Hans J. Morgenthau
- E. H. Carr
 Asumsi dasar Idealis :
- Melihat negara di sistem internasional dalam situasi yang aman, damai, tanpa
konflik dan perang. Membutuhkan institusi internasional untuk mencegah
perang.
 Asumsi dasar Realis :
- Melihat segala sesuatunya berdasarkan kenyataan/sesuai realita yang terjadi;
mengutamakan kekuatan negara terutama militer.
 Tokoh Tradisioanalis vs Behavioralis
- Vernon Van Dyke
- R. Kranenburg
 Asumsi dasar Tradisionalis
- Menggunakan pendekatan historis, moral etika dan berdasarkan sifat-sifat
dasar manusia dalam ilmu HI
 Asumsi dasar Behaviora;is
- Menggunakan data-data empiris dan hipotesis sebagai alat ukur dalam ilmu
HI sehingga lebih scientific.
 Tokoh Neoliberalisme VS Neorealisme VS Neomarxisme
- Joseph Nye 
- Kenneth Waltz 
- Andre Gunder Frank 
 Asumsi dasar Neoliberalisme VS Neorealisme VS Neomarxisme
- Memiliki pandangan bahwa negara-negara tidak akan berperang jika
menggunakan sistem demokrasi dan kerjasama antarnegara. Dalam sistem
internasional, negara bukan satu-satunya aktor. Menurut neoliberalis, harus
ada institusi dalam sistem internasional.
- Memiliki pandangan bahwa sistem internasional itu berbentuk anarkis. Aktor
utama dalam sistem internasional adalah negara dan lainnya hanya “pemain
figuran.” Menurut neorealis negara-negara akan selalu mengejar kekuasaan
dan harus memiliki pertahanan yang tinggi, serta memiliki aliansi terutama
aliansi dalam satu kawasan.
- Memiliki pandangan bahwa perekonomian global dikuasai oleh negara
kapitalis/borjuis (pemilik modal) untuk memiskinkan negara-negara miskin
di dunia dengan cara menciptakan kondisi ketergantungan negara miskin
kepada negara kapitalis. Perekonomian kapitalis hanya instrumen negara
kaya untuk mengekploitasi negara miskin.
 Asumsi dasar Positivism VS Post Positivism 
- Memiliki pandangan bahwa dalam sistem Internasional harus memakai meto
dologi dan data. Teori
yang dipakai untuk alam dapat dipakai juga untuk ilmu sosial. 
- Memanang bahwa dunia modern tidak memakai sistem Westphalia dan aktor
dalam HI bukan negala melainkan NGO dan kelompok masyarakat.
- Memandang bahwa selama ini, dalam HI hanya laki-laki mendominasi dan
ini tidak benar karena perempuan juga memiliki peranan penting dalam HI
2. Jelaskan bagaimana kelompok Realisme, Liberalisme dan Marxisme memandang individu,
negara dan sistem internasional?
LIBERAL TENTANG INDIVIDU, NEGARA, SISTEM INTERNASIONAL
Kelompok liberalis memandang individu sebagai pribadi yang baik, dapat bekerja
sama, dan rela berkorban untuk kepentingan bersama. Sifat dasar negara seperti sifat
manusia yang baik dan dapat bekerja sama bahkan rela mengorbankan kepentingan
negaranya dalam interaksi dengan negara-negara agar tidak terjadi konflik atau
perang dengan dalam sistem internasional. Dalam sistem internasional, kelompok
liberalis menganggap negara adalah salah satu aktor, bukan satu-satunya. Tidak ada
aktor tunggal dalam sistem internasional, bahkan suatu negara dapat memiliki banyak
aktor dan aktor-aktor tersebut memiliki kepentingan yang berbeda-beda dalam sistem
internasional. Pandangan liberalis mengenai sistem internasional yaitu adanya saling
ketergantungan antar aktor dan melihat sistem internasional sebagai sistem dimana
tidak ada pemimpin tertinggi atau aktor yang mendominasi.
- Bisa kerjasama
- Bukan aktor otonom, punya banyak kepentingan
- ketergantungan antar aktor, masyarakat internasional, anarki
REALIS TENTANG INDIVIDU, NEGARA, SISTEM INTERNASIONAL
 Kelompok realis memandang individu sebagai orang yang egois, serakah, self-center
(berpusat pada diri sendiri), dan hanya mementingkan kekuatan dan kekuassan.
Pandangan mereka mengenai negara sama dengan pandangan mengenai individu
yang mencari dan haus akan kekuasaan dan memiliki kepentingan yang terpusat. Bagi
realis, negara adalah aktor utama dan terutama dalam sistem internasional, sedangkan
aktor lainnya hanya “figuran” atau pemeran dukungan. Yang dilihat adalah pemimpin
negaranya dan memiliki satu kepentingan nasional, yaitu mengutamakan keamanan
dan kekuatan negara yang ditunjukkan dengan adanya kekuatan militer dan
kepemilikan senjata. Menurut pandangan kelompok realis, sistem internasional akan
stabil jika menggunakan sistem Balance of Power (BOP) karena negara-negara akan
fokus untuk menjaga dan meningkatkan keamanan dan pertahanan negaranya masing-
masing dan tidak akan saling bergantungan.
- Mencari kekuasaan, egois, antagonis
- Mencari kekuasaan, aktor kesatuan, memiliki kepentingan nasional
- Anarki, stabilitas keseimbangan sistem tenaga, sistem swadaya
MARXISME TENTANG INDIVIDU, NEGARA, SISTEM INERNASIONAL
 Kelompok marxisme memandang perilaku individu dibedakan berdasarkan kelas
ekonominya. Kelas atas yaitu kelas pemilik modal yang sering disebut kaum borjouis
dan kelas bawah yaitu kelas buruh yang disebut kaum proletar. Begitu juga
pandangan mereka mengenai negara, yaitu negara terbagi menjadi negara borjouis
atau negara-negara kaya yang mempunyai kapital (uang) dan negara-negara miskin
yang tidak mempunyai capital, yang hanya mempunyai tenaga kerja (sumber daya
manusia). Menurut marxis, sebenarnya di dalam sistem internasional itu tidak ada
yang disebut sebagai negara karena negara tidak memiliki kedaulatan dan hanya
sebagai instrument atau alat perpanjangan tangan dari para kapitalis yang memiliki
kepentingan bagi kelompoknya sendiri. Pandangan marxis terhadap sistem
internasional adalah adanya pembagian kelas/stratifikasi dan didominasi oleh sistem
kapitalis internasional.
- Tindakan ditentukan oleh kelas ekonomi
- Agen struktur internasional kapitalisme/borjuasi
- Sangat berlapis, didominasi oleh sistem kapitalis internasional
3. Jelaskan kaitan antara kepentingan nasional, politik luar negeri, dan diplomasi. Berikan
contoh nyadalam praktek hubungan internasional terkini.
 kepentingan yang tercipta karena adanya hasrat suatu negara untuk ingin menguasai
dan mendominasi dalam hubungan internasional contoh Amerika Serikat dengan
super powernya berhasil menjadi dewan keamanan PBB. Kepentingan internasional
lahir untuk mewujudkan kepentingan masing masing negara di dunia karena suatu
negara pada dasarnya memiliki kepentingan kepentingan nasional yang sama antara
negara negara di dunia, salah satu contohnya adalah PBB dan ASEAN. PBB
merupakan organisasi yang di ciptakan untuk menegakkan perdamaian dunia dan
kerjasama yang baik antar negara di seluruh dunia. Selain PBB, ada pula organisasi
ASEAN yang tercipta untuk menjalankan interaksi hubungan internasional antar
negara Asia Tenggara dan bertujuan untuk memajukan negara negara di kawasan
Asia Tenggara. Kepentingan ideologi merupakan kepentingan untuk memajukan dan
memperluas ideologi suatu negara di dunia internasional.
Krisis kesehatan yang terjadi secara global akibat dari penyebaran virus covid-19
menyebabkan Indonesia harus melakukan kerjasama dengan negara lain untuk
mendapatkan dosis vaksin yang cukup bagi masyarakat Indonesia. Kebutuhan vaksin
ini sangat mendesak dan awalnya hanya diproduksi oleh beberapa negara saja.
Melalui kerjasama bilateral, diplomasi vaksin ini terbukti berhasil dan efektif untuk
memnuhi kepentingan nasional. Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi telah
mengunjungi beberapa negara seperti Tiongkok, Inggris, dan Swiss untuk
memastikan pasokan vaksin cukup untuk populasi Indonesia. Indonesia juga
mendapat dukungan vaksin sebanyak 20% dari populasi dari WHO (World Health
Organization) karena berhasil masuk ke dalam kelompok Advanced Market
Commitment. Indonesia berhasil mendapatkan vaksin Sinovac dari Tiongkok, Pfizer
dari Amerika Serikat, dan AstraZeneca dari Inggris.Dari peristiwa ini dapat
disimpulkan bahwa kepentingan nasional Indonesia menitikberatkan dalam bidang
kesehatan. Kepentingan ini bersifat urgent karena Indonesia merupakan bagian dari
dunia dengan populasi yang cukup banyak dan virus semakin menyebar. Salah satu
cara untuk mencegah virus covid-19 agar tidak semakin menyebar adalah dengan
vaksin. Menteri Luar Negeri Indonesia sudah menyusun dan menetapkan strategi
yang dipakai dalam melaksanakan politik luar negerinya dan kemudian mengunjungi
negara-negara target untuk berdiplomasi dan diplomasi tersebut menghasilkan
kesepakatan yang memenuhi kepentingan nasional Indonesia.
4. Jelaskan pandanganmu tentang pandemi covid-19 yang terjadi secara global dan solusi
menyelesaaikan dengaan menggunakan konsep-konsep dalam berbagai paradigma yang ada
dalam studi hubungan internasional

Menurut saya, Banyak negara bimbang menggunakan instrumen hukum mana yang tepat agar dapat
menanggulangi krisis akibat pandemi Covid-19. Ada yang memilih menetapakan keadaan darurat
berdasar konstitusi, menggunakan UU yang berlaku tentang kebencanaan atau krisis kesehatan, dan
melakukan legislasi baru. Penetapan keadaan darurat memungkinkan negara melakukan
penyimpangan keberlakuan hukum bahkan menangguhkan HAM sementara waktu. Oleh kerenanya
penetapan status darurat berpotensi disalahgunakan dan berakibat pada tereduksinya jaminan
perlindungan HAM, Patut dipahami bahwa upaya pencegahan penyebaran Covid-19 baik melalui
karantina maupun permissible health measures lainnya,bagaimanapun, tidak dapat dilihat dari sisi
kesehatan semata. Kebijakan menutup sekolah dan menggeser kegiatan belajar dari metode
klasikal tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh misalnya, akan memperjelas kesenjangan
sosial akan akses terhadap media pembelajaran perangkat ponsel pintar dan jaringan internet yang
belum tentu dimiliki oleh seluruh peserta didik. Seruan untuk tetap di rumah menjadi hambatan
utama bagi pekerja sektor informal yang mengandalkan penghasilan harian akan berimplikasi
pada kehilangan pemasukan sementara dan peningkatan angka kemiskinan.86Pandemi Covid-19
secara tidak langsung menegaskan bahwa penanganan krisis kesehatan global akan
bersinggungan dengan isu hukum serta hak asasi manusia, sehingga diperlukan pendekatan yang
lebih komprehensif

REFERENSI :

https://agussubagyo1978.wordpress.com/2015/01/20/the-great-debate-dalam-hubungan-
internasional/comment-page-1/

https://repository.unikom.ac.id/44870/1/MPHI-2%20GREAT%20DEBATES%20IN
%20INTERNATIONAL%20RELATIONS%20THEORY.pdf

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20281057-Lesly%20Gijsbert%20Christian%20Hosang.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_hubungan_internasional

file:///C:/Users/user/Downloads/State%20&%20national%20power.pdf

http://mochamad-arya-seta-fisip14.web.unair.ac.id/artikel_detail-112208-Pengantar
%20Hubungan%20Internasional-Kepentingan%20Nasional%20Dalam%20Hubungan
%20Internasional.html

http://putu-mia-fisip15.web.unair.ac.id/artikel_detail-162941-SOH203%20%20Negosiasi
%20Diplomasi-Diplomasi%20dan%20Kaitannya%20dengan%20Politik%20Luar%20Negeri,
%20Kepentingan%20Nasional%20dan%20Kekuatan%20Nasional.html

https://setkab.go.id/esensi-hubungan-internasional-dan-kebijakan-politik-luar-negeri-
indonesia/

https://www.bappenas.go.id/files/9116/1479/0631/Buku_Studi_Pembelajaran_Penanganan_C
OVID-19_BAPPENAS.pdf

http://mhn.bphn.go.id/index.php/MHN/article/view/65/56

https://ejournal.balitbangham.go.id/index.php/kebijakan/article/view/1751

https://www.bappenas.go.id/files/9116/1479/0631/Buku_Studi_Pembelajaran_Penanganan_C
OVID-19_BAPPENAS.pdf

Anda mungkin juga menyukai