Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. PARAMETRIK
Asumsi-asumsi Parametrik
a. Sampel (data) diambil dari populasi yang memiliki distribusi normal (yang nanti diuji melalui
uji normalitas)
b. Pada Uji Perbedaan (t dan uji F) untuk dua sampel atau lebih, kedua sampel diambil dari dua
populasi yang mempunyai varians sama (Homoskedastic)
c. Variabel (data) yang diuji harus data bertipe interval atau rasio, yang tingkatnya lebih tinggi
dari data tipe nominal atau ordinal
d. Ukuran sampel yang memadai (direkomendasikan > 30 per kelompok, atau berapapun
jumlahnya yang penting memiliki distribusi normal setelah uji normalitas) -- central limit
theorem
Keuntungan (+)
+ Data bebas diambil dari populasi yang memiliki distribusi normal dan homogen
Kerugian (-)
B. NON-PARAMETRIK
Statistik yang tidak perlu asumsi-asumsi yang melandasi metode statistik parametrik, terutama
tentang bentuk distribusinya, dan juga tidak memerlukan uji hipotesis yang berhubungan dengan
parameter-parameter populasinya (tidak dituntut adanya distribusi normal), oleh karena itu
teknik ini dikenal juga dengan distribution-free statistics dan assumption-free test.
Keuntungan (+)
+ Dapat digunakan pada data yang hanya mengklasifikasikan sesuatu (skala nominal).
Kerugian (-)
- Mengabaikan informasi yang penting, karena nilai variabel diganti dengan nilai ranking
- Tidak dapat digunakan untuk mengestimasi apa yang terjadi pada populasi
a. Bentuk Distribusi: pada statistik parametrik harus diketahui bentuk distribusinya, sedangkan
pada statistik non-parametrik tidak mempermasalahkan bentuk distribusinya.
b. Skala Pengukuran: pada statistik parametrik skala interval dan rasio, sedangkan pada non-
parametrik pada umumnya skala nominal dan ordinal
c. Jumlah Sampel: pada statistik parametrik jumlah sampel dituntut lebih besar atau bisa dengan
sampel kecil, namun memenuhi asumsi salah satu bentuk distribusi, sedangkan pada statistik
non-parametrik jumlah sampel kecil.
Analisis statistik pada desain 2 kelompok (Within subject design/ repeated measure/ dependent
sample T-test/ Paired sample T-test)
1. Skala Pengukuran DV Ratio dan interval menggunakan paired sample T-test
(Parametric test)
2. Skala pengukuran DV Ordinal menggunakan Wilcoxon signed ranks test dan nominal
menggunakan Mc Nemar’s (Non parametric test).
Paired sample T-test
Merupakan parametric test yang digunakan untuk membandingkan mean dua kelompok, dimana
satu subjek memperoleh treatment sebanyak dua kali. Digunakan juga ketika variabel dependen
memiliki skala interval/rasio, terdapat 2 kelompok yang dibandingkan dengan desain within
repeated measures design.
1. Melakukan uji asumsi (sebagai syarat yang harus dimiliki sebelum suatu analisis
inferensial dijalankan). Uji asumsi untuk analisis komparasi/uji perbedaan yang
digunakan pada paired sample t-test adalah uji normalitas dan uji homogenitas.
- Uji asumsi normalitas: distribusi skor variabel Y (dependent variabel) membentuk
kurva norma. Cara: menggunakan kolmogorov smirnov/Shapiro-Wilk.
- Uji asumsi homogenitas: sampel penelitian diambil dari populasi yang homogen
(variabilitas nilai dalam kelompok cenderung sama/equal). Cara: menggunakan
levene test.
Analisis Paired Sample T-test
Kasus 1
Output
Langkah Analisis Paired Sample T-test :
1. Analyze → Compare Means → Paired-Samples T-test
2. Masukan variabel
Tes Non-Parametrik yang digunakan untuk membandingkan dua kelompok dengan desain
repeated measures/berpasangan, dimana data pada DV: merupakan skala ordinal atau diubah dari
skala interval menjadi skala ordinal, karena tidak memenuhi asumsi tes parametrik (tidak
berdistribusi normal).