Anda di halaman 1dari 6

KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN

Mengetahui tentang pembebanan biaya.

Pengertian biaya menurut beberapa tokoh, antara lain :

 Menurut KBBI :

Biaya adalah uang yang dikeluarkan untuk mengadakan sesuatu. Definisi
tersebut secara jelas mengartikan bahwa biaya merupakan sebuah
pengobanan atas uang yang dimiliki.

 Menurut Hansen & Mowen :

Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan
barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa
depan bagi organisasi.
• Menurut Henry Simamora :
Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang atau
jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat ini atau di masa
mendatang bagi organisasi.
• Secara umum :
Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses
produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang
berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi.

Perbedaan beban dengan biaya, antara lain :


• Biaya dapat dibedakan dengan beban, semua beban adalah biaya tetapi
tidak semua biaya menjadi beban.
• Perbedaan, biaya merupakan pengorbanan yang diharapkan manfaatnya
masa kini maupun di masa mendatang, tetapi beban merupakan biaya yang
telah dipakai dan tidak lagi dapat memberi manfaat di masa yang akan
datang.
Contoh :
Biaya = pembelian bahan baku, sewa tempat, pembelian aset, dll.
Beban = beban listrik, beban gaji, beban administrasi, dll.
• Perbedaan lain ada pada penyajiannya dalam laporan keuangan. Jika beban
disajikan dalam laporan laba-rugi perusahaan, maka biaya dilaporkan
dalam laporan arus kas.
• Beban yang terjadi pada kegiatan operasional perusahaan yang sehat lebih
kecil dari pendapatan yang diperolehnya, jika tidak maka dipastikan
bahwa perusahaan tersebut mengalami kerugian.
Metode pembebanan biaya dibagi menjadi tiga, antara lain :

A. Direct Tracing (Penelusuran Langsung).

Direct tracing merupakan penelusuran yang dilakukan untuk


mengidentifikasi dan membebankan biaya yang berkaitan langsung dan fisik
dengan sebuah objek biaya. Penelusuran pada umumnya dilakukan dengan cara
pengamatan fisik komponen pembentuk produk. Misalnya biaya untuk membuat
sebuah baju antara lain bahan kain, kancing, benang, resleting, tenaga kerja, dan
lain sebagainya. Penelusuran langsung memiliki kelemahan pada pembebanan
biaya atas hal-hal yang secara tidak langsung berhubungan dengan sebuah produk,
misalnya jasa listrik, depresiasi alat, dll.

B. Driver Tracing (Penelusuran Penggerak).

Driver tracing dapat diartikan sebagai penggunaan penggerak aktivitas


untuk membebankan biaya pada objek biaya. Penggerak (driver) diartikan sebagai
faktor yang menyebabkan perubahan dalam penggunaan sumber daya dan
memiliki hubungan sebab-akibat dengan biaya yang berhubungan dengan objek
biaya. Driver tracing biasanya kurang akurat jika dibandingkan dengan metode
penelusuran langsung.

C. Inderict Cost/Allocation (Biaya Tak Langsung/Alokasi).

Biaya tidak langsung merupakan biaya-biaya yang tidak memiliki hubungan


kausal secara langsung dengan sebuah objek biaya, sehingga tidak memungkinkan
untuk membebankan biaya dengan cara penelusuran langsung maupun melalui
penggerak (driver). Sebagai akibat dari tidak adanya hubungan antara biaya yang
terjadi dengan objek biaya maka pengalokasian biaya tidak langsung dapat dilakukan
dengan menggunakan estimasi dan asumsi manajer keuangan.

Sistem akuntansi manajemen dibuat untuk mengukur & membebankan


biaya pada entitas yang disebut objek biaya. Objek biaya merupakan sebuah
tujuan atau sasaran dimana biaya diukur dan dibebankan sesuai dengan satuannya.
Objek biaya dapat berupa apapun, seperti : produk, pelanggan, departemen,
proyek, dll. Keakuratan adalah suatu konsep yang relatif & harus dilakukan secara
wajar & logis terhadap penggunaan metode pembebanan biaya. Tujuannya :
mengukur & membebankan biaya dari sumber daya yang dikonsumsi objek biaya.
Ungkapan : “lebih baik kurang tapi benar ketimbang besar tapi tidak akurat”.
Pembebanan biaya yang terdistorsi dapat menghasikan keputusan salah & evaluasi
buruk. Contoh : Jika seorang manajer mencoba memutuskan untuk melanjutkan
produksi listrik secara internal/membelinya dari perusahaan fasilitas umum lokal,
maka penilaian secara akurat mengenai besarnya biaya memproduksi listrik
merupakan hal dasar yang harus dianalisis.

Tentang harga pokok produk, dan jasa.

Perusahaan komersial pada dasarnya menghasilkan produk untuk


mendapatkan pemasukan (income). Produk tersebut dapat dikelompokkan menjadi
dua bagian besar yang cukup berbeda, yaitu barang (tangible product) dan jasa
(intangible product). Barang atau produk berwujud biasanya dihasilkan dari
pengolahan bahan baku hingga menjadi barang setengah jadi atau barang jadi,
sedangkan Jasa atau produk tak berwujud biasanya berupa aktivitas pelayanan
yang dilakukan oleh perusahaan untuk membantu kepentingan konsumen dengan
menggunakan fasilitas milik perusahaan, Harga pokok produk merupakan
pembebanan biaya yang digunakan untuk mendukung tujuan manajerial
perusahaan secara spesifik. Harga pokok produk yang disajikan untuk masing-
masing tujuan dapat berbeda. Hal ini sesuai dengan prinsip dalam akuntansi biaya
yaitu penetapan biaya. Perusahaan membutuhkan informasi tentang semua
pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan suatu produk yang didukung
oleh internal value chain. Internal value chain perusahaan merupakan
seperangkat aktivitas yang dibutuhkan untuk mendesain mengembangkan,
memproduksi, memasarkan, mendistribusikan, dan melakukaan pelayanan
produk. Harga pokok produk dalam perusahaan manufaktur biasanya berasal dari
biaya produksi yang menghitung tiga jenis biaya, antara lain :

A. Direct Material (Bahan Langsung).

Bahan langsung adalah bahan yang dapat ditelusuri secara langsung pada
barang atau jasa yang sedang diproduksi. Biaya bahan langsung dapat langsung
dibebankan pada produk karena pengamatan secara fisik dapat digunakan untuk
mengukur kuantitas yang dikonsumsi produk. Contoh : Besi pada mobil, kayu
pada perabotan, alkohol pada parfum, kain pada jeans. Dll.

B. Direct Labor (Tenaga Kerja Langsung).


Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri secara
langsung pada barang atau jasa yang sedang diproduksi. Pengamatan fisik dapat
digunakan dalam mengukur kuantitas karyawan yang terlibat dalam memproduksi
barang dan jasa. Karyawan yang mengubah bahan baku menjadi produk atau
menyediakan jasa kepada pelanggan diklasifikasikan sebagai tenaga kerja
langsung.

C. Overhead.
Semua biaya produksi selain biaya bahan baku langsung, dan biaya tenaga
kerja langsung dikelompokkan dalam satu katagori yang disebut overhead cost.
Pada perusahaan manufaktur, overhead cost juga dikenal sebagai beban pabrik
(factory burden) atau manufacturing overhead. Biaya bahan baku langsung yang
merupakan bagian tidak signifikan dari produk jadi umumnya dimasukkan dalam
overhead cost.

Contoh : lem yang digunakan untuk perabotan/mainan. Biaya lembur


tenaga kerja langsung juga dibebankan menjadi overhead cost, karena tidak semua
operasi produksi tertentu dapat diidentifikasi sebagai penyebab lembur. Biaya
lembur ialah hal yang umum bagi semua operasi produksi sehingga merupakan
biaya manufaktur tidak langsung.

Perbedaan jasa dengan produk jiakalu dilihat dari barang, antara lain :

A. Intangibility.

Jasa merupakan sebuah produk yang tidak berwujud secara fisik.


Maksudnya keberadaan produk tersebut tidak secara nyata dapat diidentifikasi
oleh panca indera manusia, tetapi manfaatnya dapat dinikmati oleh komsumen.
Misalnya jasa audit, konsumen tidak mengetahui bentuk fisik/proses audit tersebut
seperti apa, tetapi merasakan manfaat dari adanya kegiatan audit.

B. Perishability.

Jasa merupakan produk yang tidak tahan lama. Maksudnya adalah


pemanfaatan produk berupa jasa hanya dilakukan pada saat tertentu saja. Misalnya
jasa pengamanan, produk jasa tersebut hanya bisa dinikmati sepanjang.
Kkontrak/kesepakatan dibuat, lebih dari waktu yang disepakati jasa tersebut sudah
tidak dapat dinikmati lagi secara langsung.

C. Inseparability.

Jasa merupakan produk yang tidak dapat memisahkan antara konsumen


dan produsennya. Kedua belah pihak berhubungan secara langsung dalam
transaksi jasa ini.
D. Heterogenity.

Produk jasa memiliki variasi yang sifatnya luas menyesuaikan dengan


kepentingan konsumen. Namun, produk jasa hendaknya memiliki sebuah standar
sebagai kontrol atas varian kepentingan konsumen.

Laporan keuangan eksternal perusahaan.

Laporan keuangan eksternal perusahaan dibagi menjadi dua, antara lain :

A. Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur.

Istilah-istilah dalam menyusun laporan laba-rugi perusahaan manufaktur,


antara lain :
• Harga Pokok Penjualan (cost of goods sold).
HPP : Biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead yang melekat pada unit yang terjual.
• Harga Pokok Produksi (cost of goods manufacturing).
Harga Pokok Produksi adalah total biaya barang yang diselesaikan selama
periode berjalan.
B. Laporan Laba Rugi Perusahaan Jasa.

Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan awal atau akhir barang jadi.
Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan barang karena tidak mungkin
menyimpan jasa. Biaya Penjualan Jasa = Harga Pokok Produksi.

Anda mungkin juga menyukai