Anda di halaman 1dari 15

Mata Kuliah : Manajemen Risiko

CRITICAL JOURNAL REVIEW (CJR)

Oleh :

DIAN HARDIATI (198520020)

Dosen Pengampu :

Siti Khadijah Nasution SE, M.Si

ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MEDAN AREA

MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya sehingga saya masih diberikan kesempatan untuk dapat menyesaikan
critical jurnal review mengenai “Manajemen Risiko”. Critical Journal Review ini
saya buat guna memenuhi penyelesain tugas mata kuliah Manajemen Risiko,
semoga critical journal review ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
bagi pembaca.

Dalam penulisan critical journal review ini, saya tentu saja tidak dapat
menyelesaikan sendiri tanpa bantuan dari pihak. Oleh karena itu, saya
menucapkan terimakasih kepada :

1. Kedua orang tua saya yang selalu mendoakan


2. Kepada Dosen Pengampu saya, Ibu Siti Khadijah Nasution SE, M.Si

Saya menyadari bahwa critical journal review ini masih jauh dari kata
sempurna karena masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya dengan segala
kerendahan hati meminta maaf dan mengharapkan kritikan serta saran yang
membangun perbakan dan penyempurnaan kedepannya.

Medan, 11 November 2021

Penyusun

Dian Hardiati

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1

1.1 Pentingnya Critical Journal Review.................................................1


1.2 Tujuan Penulisan Critical Journal Review.......................................1
1.3 Manfaat Critical Journal Review......................................................1
1.4 Identitas Journal yang di Review.....................................................2

BAB II RINGKASAN ISI.........................................................................3

2.1 Jurnal Utama.................................................................................... 3


2.2 Jurnal 1............................................................................................6
2.3 Jurnal 2............................................................................................8

BAB III PEMBAHASAN........................................................................10

A. Kelemahan dan Kelebihan Jurnal......................................................

BAB IV KESIMPULAN......................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pentingnya Critical Journal Review

Critical journal review yang berbentuk makalah ini berisi tentang


kesimpulan dari perbandingan yang akan saya lakukan pada dua jurnal nasional
dan satu jurnal internasional yang sudah ditentukan. Critical Journal Review
sangat penting buat kalangan pendidikann terutama buat mahasisea karena dengan
mengkritik suatu jurnal maka mahasiswa/I ataupun si pengkritik dapat
membandingkan dua jurnal dengan tema yang sama, dapat melihat mana jurnal
yang perlu diperbaiki dan mana jurnal yang sudah baik untuk digunakan
berdasarkan dari peneliti yang telah dilakukan oleh penulis jurnal tersebut, setelah
dapat mengkritik jurnal maka diharapkan mahasiswa/I dapat membuat suatu jurnal
karena sudah mengetahui bagaimana cara menulis atau langkah-langkah apa saja
yang perlu diperlukan dalam penulisan jurnal tersebut.

1.2 Tujuan Penulisan Critical Journal Review

Critical journal review ini dibuat bertujuan untuk belajar memenuhi tugas
kuliah Manajemen Risiko Jurusan Administrasi Publik Universitas Medan Area
untuk membuat Critical Journal Review (CJR) sehingga dapat menambah
pengetahuan untuk melihat atau membandingkan maka akan dapat membuat suatu
jurnal karena sudah dapat membandingkan mana jurnal yang sudah baik dan mana
jurnal yang masih perlu diperbaiki dan juga karena sudah mengerti langkah-
langkah dari pembuatan suatu jurnal.

1.3 Manfaat Critical Journal Review

Manfaat penulisan Critical Journal Review (CJR), yaitu :

1. Dapat membandingkan dua atau lebih jurnal yang direview


2. Dapat meningkatkan analisis kita terhadap suatu jurnal
3. Supaya dapat mengetahui teknik-teknik penulisan CJR yang benar
4. Dapat menulis bagamana jurnal yang bak dan benar
5. Menambah pengetahuan kita tentang isi-isi dari jurnal-jurnal penelitian

1
2

1.4 Identitas Journal yang di Review


1. Jurnal Utama
 Judul Jurnal : Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris
dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Praktik Manajemen Risiko
Perusahaan
 Volume Penerbitan : 4 No. 1
 Tahun Terbit : 2015
 Penulis : Nila Ramadhani , Ria Nelly Sari, dan
Edfan Darlis
 Reviewer : Dian Hardiati

2. Jurnal 1
 Judul Jurnal : Jurnal Ekonomi Syariah dan Filantropi
Islam
 Tema : Manajemen Risiko Berbasis Syariah
 Tahun Terbit : 2017
 Vol dan Hal : Vol. 1 No.1 dan Hal 90-104
 Penulis : Trimulato
 Reviewer : Dian Hardiati

3. Jurnal 2
 Judul Jurnal : Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia
 Tema : Implementasi Risk Management pada
Industri Perbankan Nasional
 Tahun Terbit : 2008
 Volume dan Hal : VI No. 1 dan Hal 75-86
 Penulis : Amanitas Novi Yushita
 Reviewer : Dian Hardiati
BAB II

RINGKASAN ISI

2.1 Jurnal Utama


Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris dan Karakteristik Perusahaan
terhadap Praktik Manajemen Risiko Perusahaan
 Manajemen Risiko/ Enterprise Risk Management (ERM)

Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko sehingga organisasi


bisa bertahan. Kesadaran yang tinggi terhadap manajemen risiko sebagian
besar sebagai akibat dari beberapa bencana yang dihadapi perusahaan dan
kegagalan bisnis yang tidak diharapkan (walker, et al dalam Yatim, 2009).
Oleh karena itu, setiap perusahaan membutuhkan Enterprise Risk
Management (ERM) untuk mengurangi dan menangani setiap risiko yang
mungkin terjadi. Inti dari manajemen risiko adalah bahwa setiap entitas yang
ada mempunyai nilai untuk stakeholder

Karakteristik Dewan Komisaris yang digunakan dalam penelitian ini


adalah komite manajemen risiko, ukuran komisaris, proporsi komisaris
independen dan latar belakang pendidikan dewan komisaris, sedang
karateristik perusahaan yang digunakan adalah reputasi auditor, kepemilikan
institusi dan kompleksitas.

Manajemen risiko merupakan suatu pengendalian yang menyediakan


informasi keuangan bagia setiap tingkatan baik manajemen, para pemilik atau
pemegang saham, kreditur dan para pemakai laporan keuangan (stakeholder)
lain yang dijadikan dasar pengambilan keputusan ekonomi.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa hanya Komite Manajemen


Risiko, ukuran dewan komisaris dan kompleksitas yang memiliki pengaruh
terhadap praktik manajemen risiko perusahaan. Perubahan teknologi,
globalisasi dan perkembangan transanksi bisnis menyebabkan semakin
tingginya tantangan dalam mengelola risiko yang harus dihadapi oleh
perusahaan.

 Komite Manajemen Risiko (KMR)

Komite manajemen risiko didefinisikan sebagai sub komite dewan yang


memberikan pendidikan manajemen risiko pada tingkat dewan untuk risiko
yang tepat dan strategi risiko, perkembangan kepemilikan pengawasan
manajemen risiko oleh dewan dan review pelaporan risiko perusahaan.
Semakin meningkatnya risiko bisnis yang dihadapi oleh perusahaan maka

3
4

menjadi motivasi dan mendorong perusahaan untuk membentuk komite


manajemen risiko.

 Ukuran Dewan komisaris

Dalam Code of Good Corporate Governance, ukuran dan jumlah anggota


Dewan Komisaris telah diatur sedemikian rupa. Jumlah anggota dewan atau
ukuran dewan harus disesuaikan dengan kompleksitas perusahaan dengan
tetap memperhatikan efektifitas dalam pengambilan keputusan. Ukuran dewan
komisaris menunjukkan besarnya jumlah anggota yang ada pada
dewan.Dewan yang memiliki ukuran besar memiliki kesempatan yang lebih
besar untuk mendapatkan direktur yang memiliki kompeten, artinya ukuran
dewan berdampak terhadap kualitas keputusan dan kebijakan yang dihasilkan
dalam rangka mengefektifkan pencapaian tujuan organisasi.

Beberapa penelitian terdahulu telah membahas hubungan karakteristik


dewan komisaris dan perusahaan terhadap manajemen risiko yang diproksikan
dengan keberadaan komite manajemen risiko dalam perusahaan diantaranya
Subramaniam, et al, (2009) dan Yatim (2009) yang melakukan penelitian
mengena hubungan karakteristik dewan dan perusahaan terhadap keberadaaan
komite manajemen risiko di suatu perusahaan. Hasil penelitian menyatakan
bahwa Komite Manajemen cenderung berada pada perusahaan yang memiliki
CEO independen dan ukuran dewan yang besar.

Komite Manajemen Risiko yang terpisah dari Komite audit secara


signifikan berhubungan positif dengan ukuran dewan dan risiko pelaporan
keuangan namun berhubungan negative dengan kompleksitas perusahaan yang
besar. Hasil penelitian juga menunjukan keberadaan dewan komisaris
independen memiliki hubungan yang sangat signifikan terhadap pelaksanaan
manajemen risiko perusahaan hanya jika dewan komisaris terpisah dengan
dewan direksi.

Mengingat pentingnya peran dan fungsi manajemen risiko dan masih


kurang konsistennya hasil penelitian mengenai manajemen risiko perusahaan
di Indonesia maka hal tersebut menjadi motivasi penulis melakukan
penelitian.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang listing di Bursa Efek


Indonesia dengan mengambil perusahaan pada kategori indeks KOMPAS100
karena perusahaan-perusahaan tersebut telah memiliki pondasi fundamental
dan Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris dan Karakteristik Perusahaan
terhadap Praktik Manajemen Risiko Perusahaan (Nila Ramadhani, Ria Nelly
5

Sari dan Edfan Darlis) Kinerja yang baik, serta likuiditas yang tinggi dan juga
nilai kapitalisasi yang besar sehingga diharapkan akan mewakili keberadaan
manajemen risiko di perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan hasil Regresi linear berganda, variabel Komite Manajemen


Risiko (RMC), ukuran dewan dan kompleksitas berpengaruh terhadap
penerapan manajemen risiko dalam perusahaan. Sedangkan, variabel proporsi
komisaris independen, latar belakang pendidikan dewan komisaris, reputasi
auditor dan kepemilikan institusi ditemukan tidak berpengaruh terhadap
penerapan manajemen risiko dalam perusahaan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis maka dapat disimpulkan


keberadaan komite khusus baik terpisah maupun tergabung dalam komite
audit terhadap penanganan manajemen risiko sangat penting sehingga
perusahaan dapat lebih fokus dalam menghadapi risiko yang mungkin terjadi
dan mencari solusi atau mitigasi dari risiko tersebut.

Kehadiran dewan komisaris juga sangat berperan dalam implementasi


manajemen risiko perusahaan, dimana dewan komisaris yang banyak dan
proporsional diharapkan dapat meningkatkan pengawasan yang besar pula
terhadap aktivitas pelaksanaan manajemen risiko dalam perusahaan.

Kompleksitas yang besar akan menjadi sorotan bagi perusahaan sehingga


pelaksanaan manajemen risiko merupakan hal yang penting untuk
meningkatkan nilai perusahaan.
6

2.2 Jurnal 1
Manajemen Risiko Berbasis Syariah
Hasil dari tulisan ini menunjukan bahwa manajemen risiko
memiliki berbagai proses yaitu identifikasi, evaluasi dan pengukuran dan
pengelolaan risiko
Manajemen risiko telah sejalan dengan islam dan berbeda dengan
maysir. Risiko dalam berbagai bentuk dan sumbernya merupakan
komponen yang tak terpisahkan dari setiap aktivitas ekonomi.
Tidak ada seorang pun di dunia ini yang tahu dengan pasti apa
yang akan terjadi di masa depan, bahkan mungkin satu detik kedepan.
Persepsi invertor dan pelaku sektor keuangan terhadap risiko dan imbalan
yang diperoleh dan konsekuensinya aliran dana yang mengikutinya, bisa
drastic dalam waktu singkat.
Pada tulisan ini akan dipaparkan tentang manajmen risiko dan
pengembalian. Risiko (Risk) adalah sebutan bagi kemungkinan kejadian
yang ada preseden historinya dan mengikuti suatu distribusi probabilitas.
Pasive risk, yaitu risiko yang terjadi dimana benar-benar tidak
terdapat perkiraan dan perhitungan yang dapat dipakai. Responsive risk,
yaitu munculnya memiliki penjelasan kausalitas dan memiliki distribusi
probabilitas.
Banyaknya risiko yang dihadapi oleh suatu organisasi, mulai dari
risiko penyelewangan karyawan, risiko kejatuhan, meteor atau komet dan
risiko lainnya. Misalnya, dengan menelusuri sumber risiko sampai
terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan.
Identifikasi dilakukan dengan melihat sekuen dari sumber risiko
sampai ke terjadinya peristiwa yang merugikan. Evaluasi dan Pengukuran
Risiko Langkah berikutnya adalah mengukur risiko dan mengevaluasi
risiko. Evaluasi yang lebih sistematis dilakukan untuk mengukur risiko
tersebut.
Ada beberapa teknik untuk mengukur risiko tergantung jenis risiko
tersebut. Diterima dan dipertahankan, apabila risiko berada pada tingkat
yang paling ekonomis. Dinaikkan, diturunkan, atau dihilangkan, apabila
risiko yang ada dapat dikendalikan dengan tata kelola yang bak, atau
melalui program exit strategi.
 Evaluasi dan Pengukuran Risiko
Langkah berikutnya adalah mengukur risiko dan mengevaluasi
risiko. Tujuan evaluasi risiko adalah untuk memahami karakteristik risiko
7

dengan lebih bak. Jika kita memperoleh pemahaman yang lebih baik,
maka risiko akan lebih mudah dikendalikan.

 Pengelolaan Risiko
Risiko bisa dikelola dengan berbagai cara, seperti penghindaran,
ditahan (retention), diversivikasi atau ditransfer ke pihak lannya.
Pengelolaan Risiko. (Nurkholis, 2008). Dihindari, apabila risiko tersebut
masih dalam pertimbangan untuk diambil, misalnya karena tidak masuk
kategori yang diinginkan bank atau perusahaan, karena kemungkinan jauh
lebih besar dibandingkan dengan keuntungan yang diharapkan. Dikurangi,
misalnya dengan mendiservikasi portofolio yang ada, atau membagi
(share) risiko dengan pihak lain.
 Jenis-jenis Risiko
Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual
yang diterima dengan return harapan. Semakin besar perbedaan yang
terjadi diantara return aktual dengan return harapan berarti semakin besar
risiko investasi yang dilakukan. Risiko diartikan sebagai volatilitas
atashasil yang tidak diharapkan, yang dicerminkan dalam nilai aset,
ekuitas atau pendapatan. (Rowland, 2012).
Setiap investasi atau kegiatan dari perusahaan selalu mengandung
risiko yang mungkin terjadi. Risiko tersebut akan berhubungan dengan
tingkat retur, atau keuntungan yang diperoleh. Maka dari itu setiap risiko
harus segera diidentifikasi agar tidak memberi dampak yang lebih besar.
Dari hal itu dibutuhkan manajemen risiko yang baik.
Sumber daya yang memadai perlu dicurahkan untuk pengukuran
dan identikasi risiko serta pengembangan teknik-teknik manajemen risiko.
Dalam hal ini, ada kebutuhan yang mendesak untuk mengkombinasikan
pemahaman aspek Syari’ah yang solid dengan pengetahuan teknik
manajemen risiko modern yang kuat sehingga mampu mengembangkan
mitigasi risiko yang inovatif. Bank syariah juga tidak lepas dari yang
namanya risiko yang mungkin dialaminya, maka dari itu dibutuhkan upaya
dalam menghadapi risiko tersebut, agar dapat menghasilkan keuntungan
yang bisa dibagikan kepada nasabahnya.
Adanya upaya untuk meningkatkan pemahaman terhadap investasi
Islam dengan saling percaya (trust), saling memberikan manfaat (win-win)
dan memegang teguh norma-norma Islam, seperti jujur (transparansi),
amanah, tabligh (informatif) dan fathonah (profesional).
Kapasitas manajemen risiko yang efsien adalah bagaimana bank
Syari’ah mampu menempatkan posisi secara strategis dalam pasar global
dengan mereduksi semua risiko. Tidak adanya sistem manajemen risiko
8

yang sehat dan kuat dapat menghilangkan bank Syari’ah dari


kemampuannya dalam mengatasi risiko, dan dapat mengurangi kontribusi
potensialnya.

2.3 Jurnal 2
Implementasi Risk Management pada Industri Perbankan Nasional
Seiring dengan kondisi eksternal perbankan yang semakin
diresahkan oleh risiko yang mengancam, Bank Indonesia mewajibkan
kepada setiap bank untuk memiliki sistem manajemen risiko yang sangat
penting bagi stabilitas perbankan karena bisnis dalam dunia perbankan
sarat berhubungan dengan risiko. Dengan adanya risiko yang semakin
kompleks dalam industri perbankan, maka dibutuhkan praktik good
corporate governance dan fungsi manajemen risiko yang baik.
Perkembangan di dunia perbankan dan perekonomian makro yang
semakin dinamis dan kompleks menuntut perbankan untuk meningkatkan
kemampuannya dalam mengantisipasi, menghitung, dan meminimalkan
risiko yang dihadapi. Besar kecilnya risiko itu akan sangat tergantung pada
berbagai faktor yang terkait, misalnya kemampuan dan kejelian
manajemen dalam mengelola manajemen risiko.
Peningkatan kompetensi sumber daya manusia menjadi salah satu
syarat utama yang harus dilakukan oleh perbankan agar mampu
melakukan manajemen risiko dengan baik dengan mempunyai sumber
daya manusia yang memiliki kualifikasi dan kompetensi yang memadai di
bidang manajemen risiko serta standar profesi dan kode etik untuk
meningkatkan kualitas manajemen risiko dan good corporate governance
industri perbankan Indonesia.
Untuk meminimalisir risiko-risiko yang dihadapi, manajemen bank
harus memiliki keahlian dan kompetisi yang memadai sehingga berbagai
risiko yang berpotensi muncul dapat diantisipasi dari awal dan dicari cara
penanganannya dengan lebih baik, sehingga risiko yang muncul dan
potensi kerugian yang akan diderita dapat ditekan seminimal mungkin.
Masalah yang krusial untuk stabilisasi sektor keuangan terutama
perbankan adalah meningkatkan kemampuan bank dalam mengelola risiko
kredit, risiko pasar maupun risiko operasional yang dihubungkan dengan
kemampuan bank dalam menyerap kemungkinan terjadinya kerugian
akibat risiko tersebut dalam bentuk kecukupan modal minimum yang
mengacu pada prinsip.
9

 Basel II Manajemen risiko mempunyai tujuan tunggal, yaitu


meminimalkan risiko yang meliputi beberapa manfaat, antara lain
(1) mampu memberikan informasi dan persektif kepada manajemen
tentang semua profil risiko, perubahan mendasar mengenai produk dan
pasar, lingkungan bisnis dan perubahan yang diperlukan dalam proses
manajemen risiko.
(2) mampu menyampaikan isu sentral tentang formulasi kebijakan
manajemen risiko dan review-nya.
(3) mampu menghitung dan mengukur besarnya risk exposure.
(4) mampu menetapkan alokasi sumber-sumber dana sekaligus limit risiko
yang lebih tepat.
(5) mampu menghindari konsentrasi portofolio yang berlebihan.
(6) mampu membuat cadangan yang memadai untuk mengantisipasi risiko
yang sudah diukur dan dihitung.
(7) mampu menghindari potensi kerugian yang relatif lebih besar.

Namun, tingkat keamanan yang lain, yang menuntut perlunya


dukungan sistem keamanan lebih pada risiko transaksi, dan bukannya
keputusan manajemen seperti terlihat pada pemberian kredit yang tidak
memenuhi syarat. Manajemen risiko yang terintegrasi mengharuskan bank
untuk mengelola risikorisiko dalam satu struktur manajemen risiko yang
terintegrasi dan membangun sistem dan struktur manajemen yang
memadai.
Keberhasilan internalisasi manajemen risiko dalam perusahaan
atau organisasi tidak semata-mata tergantung pada pemenuhan terhadap
peraturan, tetapi juga tergantung pada manusianya yang akan mengambil
dan mengelola risiko.
Bank Indonesia mengharapkan bank yang memiliki operasi bisnis
yang sangat kompleks termasuk bergerak dalam bidang trading mata uang
dan obligasi kredit dalam valuta asing dan sekuritas, harus memiliki
struktur manajemen risiko yang lebih kompleks dibandingkan bank yang
secara relative hanya memiliki bisnis tabungan dan pinjaman yang
sederhana.
Eksposur kepada nasabah dengan tipe yang sama (seperti eksposur
kepada semua nasabah korporasi) akan memiliki persyaratan modal yang
sama, tanpa memperhatikan perbedaan yang potensial pada kemampuan
pembayaran kredit dan risiko yang dimiliki oleh masing-masing individu
nasabah.
10

BAB III

PEMBAHASAN

A. Kelemahan dan Kelebihan Jurnal

Aspek yang dinilai Jounal utama Journal 1 Journal 2

STRUKTUR BUKU

Cover   

Nama Pengarang   

Tahun Terbit   

Volume   

Pengantar/Pendahuluan   

Metode Penelitian   

Hasil   

Pembahasan   
11

Kesimpulan   

BAB IV

KESIMPULAN

Dari pembahasan Critical Journal Review yang telah saya jelaskan atau
dipaparkan diatas, setiap Jurnal Utama, Jurnal 1 dan Jurnal 2 memiliki
kelemahan dan kelebihan masing-masing dari segi cover maupun isinya. Maka
dapat disimpulkan bahwa ketiga jurnal tersebut sudah bak dan dapat dijadikan
sebagai referensi untuk pembaca, tetapi masih perlu perbakan. Maka dapat
disimpulkan lagi bahwa setiap jurnal tersebut layak atau sudah bagus
digunakan pembaca sebagai referensi untuk penelitian-penelitian lainnya.
Adapaun saya dalam melakukan kesalahan dalam pembuatan critical Journal
Review ini masih tahap pemula dan dalam perbakan juga dalam mereview.
Maka dari itu, ada baiknya untuk mengkoreksi kembali dari apa yang telah
saya buat atau paparkan diatas.
12

DAFTAR PUSTAKA

https://123dok.com/document/z3jj097y-manajemen-risiko-berbasis-
syariah.html

https://www.academia.edu/23925107/Jurnal_internasional

https://www.academia.edu/36349798/CRITICAL_JOURNAL_REVIEW_CJ
R

https://www.rajabunglon.com/2019/05/contoh-critical-jurnal-report-
review.html

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VI No. 1 – Tahun


2008 Hal. 75 – 86, IMPLEMENTASI RISK MANAGEMENT PADA
INDUSTRI PERBANKAN NASIONAL

Anda mungkin juga menyukai