Lecture Note 11 Kelistrikan
Lecture Note 11 Kelistrikan
11
KELISTRIKAN
Setiap pabrik kimia membutuhkan energi listrik dalam jumlah yang besar untuk mengoperasikan
berbagai peralatan proses dan penerangan pabrik karena listrik mudah ditransfer (dan aman).
V(t)
Vmaks
Waktu
1/50 s = 360°
11.2. Induktansi
Jika dalam suatu rangkaian listrik bolak-balik terdapat induktor atau kumparan, arus akan terlambat
dari tegangan (Gambar 11.2). Hal ini diakibatkan dari sifat induktor yang selalu melawan perubahan
aliran arus. Sifat induktor ini disebut induktansi.
I(t)
V(t)
Imaks
Vmaks
Waktu
360°
Gambar 11.2 Kurva tegangan dan arus sesaat akibat induksi
11.3. Kapasitansi
Pada rangkaian dengan kapasitor, arus akan mendahului tegangan (Gambar 1.3). Hal ini akibat dari
sifat kapasitor yang menimbun muatan ketika ada aliran dan melepaskannya kembali ketika tidak ada
aliran listrik.
I(t)
Imaks V(t)
Vmaks
Waktu
360°
R = R3 + R4
VAC =VAB + VBC
IAB = IAC
b. Rangkaian Paralel
R4
A C R
Ekivalen dengan
B D P Q
= +
VAB = VBC
IPQ =IAB + IBC
A A
E
C
IR
R I
D
F
I
B B
⃗
= ⃗
+ ⃗
(jumlah vektor)
VCD = VEF = VAB
⃗ = ⃗ + ⃗ (jumlah vektor)
XL
Jika suatu rangkaian mengandung XL dan XC, tanda (positif atau
negatif) XL harus berlawanan dengan XC; umumnya XL diberi tanda (+)
dan XC diberi tanda (-).
R
XL (-)
b Tahanan murni, Z1 = R
Z1 = a +
Tahanan induktansi, Z2 = +XLj
j a Tahanan kapasitansi, Z3 = -Xcj
a
Perhatikan Z2 dan Z3 berlawanan tanda.
-
Z2 = a +
Untuk rangkaian R-L seri:
c
⃗= ⃗+ ⃗ ⃗= ⃗+ ⃗
Utilitas dan Pengolahan Limbah Lecture Note
11
⃗
= ⃗− ⃗
(tanda negatif Xc dimasukkan)
⃗= −
Perhitungan R-L seri, R-C paralel diperlukan dalam motor listrik induksi. Sebuah motor listrik AC (arus
bolak-balik) memiliki daya aktif (Paktif), daya reaktif (Preaktif) karena induktansi kumparan dan daya total.
Perhitungan rangkaian R-L harus memperhatikan arah V, I dan Z. Perhitungan rangkaian R-L seri
ditemukan pada motor listrik.
Z Ptotal
XL Preaktif
R Paktif
⃗= ⃗+ ⃗
⃗= ⃗+ ⃗ atau | |= +
= 36,86°
Paktif
Utilitas dan Pengolahan Limbah Lecture Note
11
Vff = V24 = V46 = V62 = Vf √3 (dari fasa ke fasa atau antar fasa)
Hubungan ujung-ujung ketiga kumparan 1 – 2, 3 – 4, dan 5 – 6 menentukan besarnya tegangan dan
arah putaran fasa listrik.
a. Jika terjadi satu kesalahan sambung di titik netral, misalnya seharusnya 1 – 3 – 5 (Gambar
11.7) menjadi 1 – 4 – 6, maka tegangan antar fasa yang lebih rendah dari yang seharusnya.
1) Tegangan fasa V12 = V34: besar dan arah normal
2) Tegangan fasa V56: besar normal dan arah terbalik
3) Tegangan fasa V24: besar dan arah normal
4) Tegangan antar fasa V25 dan V45: lebih kecil daripada V24
b. Jika terjadi dua kesalahan sambungan listrik netral, misalnya seharusnya 1 – 3 – 5 menjadi 1 –
4 – 6, maka tegangan antar fasa tetap normal, tetapi dengan arah putaran fasa terbalik. Jika
sumber ini digunakan untuk menggerakkan motor tiga fasa, maka arah putaran motor juga
terbalik (walaupun dayanya normal).
Daya generator tiga fasa hubungan Y adalah jumlah daya masing-masing fasa.
Wa = Vf Ia cos a
Wb = Vf Ib cos b
Wc = Vf Ic cos c
Wtotal = Wa + Wb + Wc
Kuat arus (Ia, Ib, Ic) dan faktor daya (cos a, cos b, cos c) tergantung beban masing-masing fasa. Tetapi
sering kali beban dan impedansinya dapat dianggap sama, maka:
Wtotal = 3 Vf I1 cos
I1 = Ia = Ib = Ic; (arus masing-masing beban yang dianggap sama)
Karena Vff lebih mudah diukur pada hubungan Y-3 kawat (Vff = √3 Vf), maka:
Wtotal = √3 Vf I1 cos
11.8. Beban Impedansi (ukuran penolakan terhadap arus bolak-balik) Listrik Tiga Fasa
a. Pembebanan Y
=
( + )
2. Motor listrik tiga fasa (beban dan faktor daya seragam) selalu dapat dihitung sebagai beban
Y.
11.10. Transformator
Transformator (trafo) adalah alat yang berfungsi untuk memindahkan energi listrik antar dua atau
lebih rangkaian listrik pada arus AC. Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi
elektromagnetik. Jika salah satu kumparan dialiri listrik dengan beda tegangan V, maka arus listrik
melalui kumparan akan menciptakan fluks magnet yang terhubung dengan kumparan sekunder. Fluks
magnet ini akan menciptakan gaya gerak listrik (ggl) pada kumparan sekunder. Jika trafo memiliki
efisiensi 100%, maka semua daya yang berada dalam kumparan primer dapat dipindahkan ke
kumparan sekunder.
Berdasarkan kekekalan energi, daya yang masuk pada kumparan primer akan sama dengan daya pada
kumparan sekunder (asumsi tidak ada hilang daya), sehingga: =
b. Step down – Transformator dengan lilitan sekunder yang lebih sedikit dibandingkan dengan lilitan
primer; berfungsi untuk menurunkan tegangan.
c. Auto transformator – Transformator ini hanya terdiri dari satu lilitan. Dalam transformator ini,
sebagian lilitan primer juga merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder
berlawanan dengan primer, sehingga untuk daya yang sama, lilitan kawat sekunder dapat dibuat
lebih tipis. Keuntungannya adalah ukuran transformator kecil.
d. Pulsa – Transformator ini berfungsi untuk memberikan keluaran gelombang listrik pulsa.
e. Transformator tiga fasa - Transformator ini sebenanya adalah rangkaian 3 transformator yang
dihubungkan secara khusus. Lilitan primer biasanya dihubungkan secara bintang (Y) dan lilitan
sekunder dihubungkan secara delta ().
magnet yang berubah-ubah, maka terjadi tolakan fluks mpada material inti. Rugi ini dapat
dikurangi dengan menggunakan inti yang berlais-lapis.
= = 100%
Efisiensi transformator tidak dapat mencapai 100% karena adanya rugi-rugi yang terjadi. Efisiensi
transformator biasanya dapat mencapai 98%.
11.11. Motor DC
Motor-motor di pabrik kimia umumnya menggunakan motor AC (arus bolak-balik), alaupun ada
beberapa penggunaan motor DC (arus searah). Motor DC memiliki keunggulan dibandingkan terhadap
motor AC dalam kemudahan pengaturan kecepatan (speed) dan torsi. Motor DC dapat memberi torsi
tinggi pada putaran rendah dan bahkan pada saat start.
Penggolongan motor DC menurut konfigurasi serta kecepatan dan torsi adalah:
1. Shunt motor, kumparan medan magnet (stator) dihubungkan paralel dengan kumparan
armature (rotor). Motor jenis ini dapat dioperasikan pada kecepatan relatif konstan dari
keadaan tanpa beban sampai dengan beban-penuh, tetapi torsinya berbanding lurus dengan
kuat arus lewat armature. Kecepatan motor diubah dengan perubahan kuat arus lewat
kumparan medan magnet. Motor jenis ini banyak digunakan untuk menggerakkan perkakas
pertukangan, misalnya mesin bor.
2. Series motor, kumparan medan magnet dihubungkan paralel dengan kumparan armature,
sehingga kuat arus medan kumparan medan magnet sama dengan kuat arus armature. Motor
ini mempunyai torsi sebagai kuadrat kuat arus armature. Pada beban rendah motor ini
cenderung untuk berputar sangat cepat (run away), karena itu motor ini harus dihubungkan
langsung dengan beban. Motor jenis ini biasanya digunakan pada crane-pengangkat dan
elevator.
3. Compound motor, berupa gabungan dua jenis motor di atas; dua kumparan medan magnet
yang dihubungkan paralel dan seri terhadap kumparan armature. Motor ini digunakan pada
beban dengan pengaturan kecepatan dan torsi yang teliti, misalnya: mesin penggiling yang
kadang memerlukan torsi tinggi pada saat start, sementara itu kuat arus saat start dapat
dijaga rendah.
Pemakaian motor DC di pabrik kimia sangat terbatas karena beberapa pertimbangan berikut ini:
a. Harga relatif mahal dibandingkan motor AC.
b. Memerlukan perawatan lebih intensif.
c. Kemungkinan percikan api pada sikat penghubung listrik.
d. Membutuhkan sumber listrik arus searah.
11.12. Motor AC
11.12.1 Motor Induksi (asinkron)
Motor induksi (asinkron) paling banyak digunakan dalam pabrik kimia karena harganya murah
(sebagai hasil dari konstruksi yang sederhana). Pada prinsipnya, motor induksi tersusun dari dua
kumparan kawat, masing-masing adalah stator dan rotor. Kumparan kawat pada rotor berupa lilitan
Utilitas dan Pengolahan Limbah Lecture Note
11
yang kedua ujungnya saling dihubungkan. Karena bentuk kumparan rotor menyerupai sangkar tupai,
maka motor ini dinamai motor induksi squirell-cage.
Kumparan kawat pada atator dibentuk menjadi kutub-kutub magnet dan ujung-ujung kawatnya
dihubungkan ke sumber listrik. Arus AC pada kumparan stator akan menimbulkan medan magnet yang
berputar sesuai dengan frekuensi listrik. Putaran medan magnet ini memotong kawat kumparan rotor
dan menimbulkan putaran pada rotor. Putaran mekanik rotor selalu lebih lambat daripada putaran
medan magnet atau frekuensi listrik yang bekerja pada stator. Karena itu motor ini dinamai motor
asinkron. Selisih antara putaran sinkron (medan magnet pada stator) dan putaran mekanik rotor
dinamai slip.
Pada rangkaian yang terdiri dari tahanan murni dan tahanan kapasitif atau induktif, arus dan tegangan
membentuk sudut 0° < < 90°. Nilai cos dinamai power factor. Pada rangkaian tanpa tahanan
induktif dan kapastif, nilai cos adalah 1.
beban (tidak ada torsi) dan tentu saja di bawah kecepatan sinkron. Karena itu, kecepatan nominal
motor sebaiknya di atas kecepatan nominal pompa.