Anda di halaman 1dari 14

PENGANTAR STUDY HADITS

Oleh : Dedik Fatkul Anwar, S.Pd.I., M. Pd.I.


PETA KONSEP

Pengertian

Fungsi dan Sebab


Hubungan Hadits
hadits dg Al dinamai
Qur’an ‘Hadits’

Study
Hadits
Kedudukan
dan Sinanonim
Kehujjahan Istilah
Hadits Hadits

Unsur-
Unsur
Pokok
Hadits
PENGERTIAN HADITS

Etimologis : Jadid lawan Qadiim : yang baru.

Qariib : yang dekat, yang belum lama terjadi seperti dalam perkataan haditsul ahdi bil
Islam (orang yang baru memeluk islam). Jamaknya hidats, hudatsa’ dan huduts.

Khabar : warta atau berita, yakni ma yatahaddatsu bihi wa yanqulu (sesuatu yang
dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang kepada seseorang, sama maknanya
dengan hidditsa. Dari makna inilah diambil perkataan hadits Rasulullah.
PENGERTIAN HADITS

Terminologis : 1. Ulama’ hadits : segala ucapan Nabi, segala perbuatan beliau, segala taqrir
(pengakuan) beliau dan segala keadaan beliau.

2. Ulama’ Ushul : Segala perkataan, segala perbuatan dan segala taqrir Nabi, yang
berkaitan dengan hukum.

3. Sebagian ulama’, antara lain At-Thiby : Segala perkataan, perbuatan dan taqrir Nabi,
para sahabat dan para tabiin.

4. Abdul Wahab Ibnu Subky dalam “Mutnul Jam’il Jawami” : segala perkataan dan
perbuatan Nabi SAW.
PENGERTIAN HADITS

Melihat makna di atas, secara lebih mendetail, yang termasuk kategori Hadits menurut Dr. Muhammad Abdul
Rauf adalah :

1. Sifat-sifat Nabi yang diriwayatkan oleh sahabat


2. Perbuatan dan akhlak Nabi yang diriwayatkan oleh sahabat.
3. Perbuatan para Sahabat di hadapan Nabi yang dibiarkannya dan tidak dicegahnya (Taqrira).
4. Timbulnya berbagai pendapat Sahabat dihadapan Nabi, lalu beliau mengemukakan pendapatnya sendiri
atau mengakui salah satu pendapat Sahabat tersebut.
5. Sabda Nabi yang keluar dari lisan Beliau sendiri
6. Firman Allah selai Al Qur’an yang disampaikan oleh Nabi (Hadits Qudsi)
7. Surat-surat yang dikirim Nabi, baik yang dikirim kepada para Sahabat yang bertugas didaerah, maupun
yang dikirim kepada pihak-pihak diluar Islam.
SEBAB HADITS DINAMAI
‘ H A D I T S ’

Menurut Az Zumakhsyary
Sebab Ketika kita meriwayatkan Hadits, kita menyatakan :

Haddatsani annan Nabiyya qaala….

Dia menceritakan kepadaku, bahwa Nabi bersabda….

Menurut Al Kirmany dan Ibnu Hajar Al Atsqalani


• Karena ditinjau dari segi “kebaruannya” dan karena kedudukannya dihadapkan dengan Al Qur’an. Al
Qur’an itu qadiim, azaly, sedang hadits itu baru. Dan Dr Subhy Shalih menyatakan bahwa para Ulama’
telah menghindarkan diri untuk menggunakan istilah “Haditsullah” untuk Al Qur’an.
SEBAB HADITS DINAMAI
‘ H A D I T S ’

Menurut Al Qasimy

▪ Karena kalimat dalam hadits itu tersusun dari huruf-huruf yang datang
beriringan. Tiap-tiap huruf terjadi sesudah terjadi yang sebelumnya.
▪ Karena dengan mendengar Hadits, akan menimbulkan dalam hati berbagai
ilmu dan pengertian.
SINONIM ISTILAH
H A D I T S
KHABAR
Secara Bahasa : Kabar, berita

Secara Istilah : apa yang datang dari Nabi, baik yang Marfu’ (yang disandarkan kepada Nabi), yang mauquf
(yang disandarkan kepada Sahabat), maupun yang Maqthu’ (yang disandarkan kepada Tabiin). Dengan kata
lain, bahwa khabar itu, mencakup apa yang datang dari Rasul, Sahabat dan Tabiin.

Namun pendapat yang lain mengatakan, Bahwa Hadits adalah apa yang datang dari Nabi, dan Khabar yang
datang dari selainnya.

ATSAR
Secara Bahasa : bekas atau sisa sesuatu; dapat juga berarti dinukilkan atau yang dinukilkan. Karena itu do’a
yang dinukilkan dari Nabi dinamai “doa ma’tsur”.

Secara Istilah : Perkataan-perkataan Ulama’ Salaf, Sahabat, Tabi’in dan lain-lain. Menurut jumhur ulama’
atsar sama artinya dengan khabar dan hadits. Mengingat hal ini, dinamailah ahli hadits dengan atsary.
SINONIM ISTILAH
H A D I T S

SUNNAH
Secara Bahasa : Jalan, baik yang terpuji atau tidak

Secara Istilah : Segala yang dinukilkan dari Nabi SAW, baik berupa perkataan,
perbuatan, maupun taqrir, pengajaran, sifat, perilaku, perjalanan hidup Nabi
Muhamad SAW, sebelum diangkat menjadi Rasul, maupun sesudahnya.

Sebagian besar Muhadditsin menegaskan, bahwa sunnah dalam arti ini, menjadi
muradif bagi kata hadits.
UNSUR-UNSUR POKOK HADITS

Rawi
• Orang yang meriwayatkan atau memberitakan hadits.
Sanad
• Menurut Bahasa : Sandaran, sesuatu yang kita jadikan sandaran
• Menurut istilah : Silsilah orang-orang (yang meriwayatkan hadits)
yang menyampaikannya kepada matan hadits. Atau silsilat para
rawi yang menukilkan hadits dari sumber pertamanya.
UNSUR-UNSUR POKOK HADITS

Matan
• Secara Bahasa : Punggung jalan (muka jalan),
tanah yang keras dan tinggi
• Secara istilah : Suatu kalimat tempat berakhirnya
sanad. Atau dalam redaksi lain, lafadz-lafadz yang
didalamnya mengandung makna-makna tertentu.
KEDUDUKAN DAN
KEHUJJAHAN HADITS
Seluruh umat Islam telah sepakat bahwa Hadits Rasul merupakan sumber dan
dasar hukum Islam setelah Al Qur’an, dan umat Islam diwajibkan mengikuti hadits
sebagaimana diwajibkan mengikuti Al Qur’an.

Dalil :
Q.S. Ali Imran : 179
Q.S. Ali Imran : 132
Q.S. An Nisa’ : 136
Q.S. An Nisa’ : 59
H.R. Malik
HR. Abu Daud dan Tirmidzi
H.R. Abu Daud dan Ibnu Majah
F U N G S I H A D I S
TERHADAP AL QUR’AN

1. Bayan At Taqrir : Menetapkan dan memperkuat apa yang telah diterangkan


dalam Al Qur’an.
2. Bayan At Tafsir : Kehadiran hadits berfungsi untuk memberikan rincian dan
tafsiran terhadap ayat-ayat Al Qur’an yang masih bersifat global (nujmal),
memberikan persyaratan/Batasan (taqyid) ayat-ayat yang bersifat muthlaq,
dan mengkhususkan (takhsis) terhadap ayat-ayat yang masih bersifat umum.
3. Bayan At Tasyri’ : Mewujudkan suatu hukum atau ajaran-ajaran yang tidak
didapati dalam Al Qur’an , atau dalam Al Qur’an hanya terdapat pokok-
pokoknya (ashl) saja.
4. Bayan Al Nasakh (terdapat perbedaan yang tajam terkait fungsi Nasakh,
Sebagian menerima namun banyak juga yang menolak)
Terima Kasih
03/11/21

Anda mungkin juga menyukai