Anda di halaman 1dari 4

Nama : Tar.

Triaji Wijaya
Prodi : DIII OBU 15 Alpha
Ca.Kasie : Pengabdian dan Akademik
Judul Essay : “PERAN MULTIPLE INTELLIGENCE UNTUK GENERASI PENERUS
: DUNIA AVIASI”
PENGANTAR
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah jenis negara maritim yang terdiri dari
16.771 pulau yang tersebar diseluruh wilayah Republik Indonesia. Peran transportasi
dalam pelaksanaan perkembangan negara dan hubungan nasional sangatlah penting.
Moda transpotasi darat, laut, dan udara mengambil peran penting dalam perpindahan
orang, perpindahan barang, menjaga stabilitas ekonomi, dan perkembangan suatu
wilayah. Terlepas dari hal itu, dalam transportasi aspek keselamatan, efektifitas waktu,
serta keamanan dengan presentase tertinggi penerapannya dilaksanakan oleh moda
transportasi udara atau yang lebih dikenal dengan dunia aviasi.
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk dengan total jumlah
penduduk sebanyak 270,6 juta jiwa, dan 75,49 juta jiwa atau setara dengan 27,94 persen
dari jumlah total penduduk Indonesia adalah penduduk dari generasi Z atau remaja
dengan usia 8-23 Tahun. (Badan Pusat Statistik, 2021). Dari data tersebut bisa diartikan
dalam 15-25 tahun kedepan tanggung jawab negara Indonesia ada di tangan generasi Z.
Sayangnya, pengetahuan para generasi muda Indonesia mengenai dunia aviasi
ini masih bisa dikatakan minim, sederhananya hal ini bisa kita lihat dari keadaan dimana
masih banyak dari generasi muda Indonesia yang masih belum mengetahui tentang tata
cara penggunaan moda transportasi udara, baik dari system maupun ketentuan yang
harus dipatuhi dalam penggunaan jasa transportasi udara ini. Tidak bisa terelakkan
dunia aviasi memang meruapakan dunia pekerjaan dengan tingkat kerumitan yang
tinggi, dunia aviasi tidak bisa terlepas dari peraturan, regulasi, standard operasi, serta
ketentuan lainnya yang mana semakin hari semakin berkembang dan penerapannya
dilaksanakan secara on time situation.
MELIHAT PERAN GENERASI Z DALAM AVIASI
Sejak tahun 1950 Indonesia telah tergabung dalam Organisasi Penerbangan
Sipil Internasional (ICAO), hal ini mewajibkan Indonesia harus terus mengikuti
perkembangan dan merealisasikannya dalam kegiatan aviasi nasional yang mana
dunia aviasi ini merupakan dunia yang padat karya, padat tekhnologi, padat akan
perkembangan, serta tingkat ekonomis yang tinggi dan tentunya memerlukan sumber
daya yang memadai dan memiliki kompetensi tinggi. Terlepas dari itu dalam menunjang
era revolusi industry 4.0 yang dilansir dari (Zimmerman, 2018), dalam era revolusi
indrustri 4.0 akan melibatkan pekerjaan pada kemampuan sains, tekhnologi, tekhnik
matematis, serta pengambil alihan system Artificial Intelegence (AI) atau kecerdasan
buatan dengan tingkat presentase hingga 75%. Dengan keadaan system yang
sedemikian rupa, dunia aviasi yang padat akan perkembangan tekhnologi dan sebagai
aspek penunjang nilai ekonomi yang tinggi harus bisa beradaptasi dengan system yang
ada.
Generasi Z atau lebih dikenal dengan i-Generation dengan karakteristiknya yang
menunjang perkembangan dan akan menjadi penerus dalam dunia aviasi kedepan
tentunya menjadi hal yang baik jika penerapan preparasi yang baik dan benar dari segi
pendidikan, pengembangan sumber daya, maupun lingkungan pendukung. Karakteristik
Generasi Z yang dikemukakan oleh (Hadion Wijoyo, 2020) menyebutkan bahwasannya
generasi ini fasih akan tekhnologi, sikap interaksi sosial yang tinggi, ekspresif,
multitasking, cepat berpindah dari suatu pemikiran (fast switcher) dan terampil dalam
kegiatan sharing.
Dalam dunia aviasi yang padat tekhnologi dan perkembangan dengan generasi
Z dengan karakteristiknya seperti yang dijelaskan diatas, dunia aviasi yang pada saat
ini saja yang penerapannya sudah mengutamakan digitalisasi bukan tidak mungkin
kedepannya dengan generasi Z ini sebagai pemegang rotor penggerak dan
penanggung jawab dunia aviasi akan memberikan terobosan-terobosan terbaru serta
modernisasi yang luar biasa.
KEADAAN MENTAL DALAM DUNIA AVIASI
Keadaan mental seorang pelaksana kegiatan aviasi yang terkandung banyak
aspek pekerjaan didalamnya menjadi sorotan khusus dan sangat penting perannya
demi berjalannya salah satu tujuan dari aviasi yaitu “zero accident”. Bukan tanpa
alasan, dunia aviasi merupakan salah satu pekerjaan dengan tingkat stress tinggi yang
mayoritas pengambilan keputusan didalamnya dilaksanakan dalam waktu yang sangat
cepat dan harus dengan keakuratan yang tinggi. Tak bisa terhindarkan seorang
pelaksana aviasi diharuskan bekerja dibawah tekanan demi menjamin keselamatan dan
bertanggung jawab atas nyawa pengguna jasa penerbangan ini.
Untuk mengatasi masalah ini, dalam dunia pekerjaan seluruh hal yang berkaitan
dengan ketahanan mental sumber daya manusia penerbangan telah diatur melalui
regulasi, jurnal pelaksanaan maupun standard operasional prosedur yang diterapkan
oleh seluruh instansi yang terkandung didalamnya. Bagaimana hubungannya dengan
generasi penerus yang akan menghadapi keadaan seperti ini? Tentunya bukan hal
yang mudah untuk beradaptasi mental dengan dunia aviasi ini. Sebagai generasi
penerus dunia aviasi dalam menghadapi keadaan seperti ini harus menjalankan proses
yang menunjang dalam pelatihan mental agar terbiasa dan dapat beradaptasi secara
terampil saat memegang kendali dunia aviasi.
Pengembangan sumber daya manusia dalam aviasi ini bisa ditempuh dengan
banyak cara dan tentunya hal ini terbuka untuk umum mengingat dalam dunia aviasi
berkaitan bukan hanya dengan satu atau dua pihak, melainkan hubungan kerja yang
sangat kompleks harus diterapkan dalam dunia aviasi. Banyak balai pelatihan, maupun
sekolah vokasi, bahkan online course yang dapat membantu generasi Z sebagai
generasi penerus dunia aviasi ini untuk mendapatkan ilmu dan tentunya system
didalamnya telah diatur sedemikian rupa agar generasi penerus ini memiliki mental
yang menunjang dengan dunia aviasi nantinya.
BAGAIMANA MULTIPLE INTELLIGENCE BERPERAN
DALAM GENERASI PENERUS AVIASI
Kecerdasan majemuk atau paradigma multiple intelligences yang dikemukakan
oleh (Gardner, 1993) didefinisikan sebagai kemampuan yang mempunyai tiga
komponen utama, yakni:
a. Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan
nyata sehari-hari.
b. Kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru yang dihadapi
untuk diselesaikan.
c. Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan jasa yang akan
menimbulkan penghargaan dalam budaya seseorang.
Generasi Z yang memiliki karakteristik terampil dalam adanya perkembangan
apabila ditunjang dengan konsep multiple intelligence yang dimiliki oleh setiap personal
yang berbeda beda dapat menjadi hal yang sangat menguntungkan jika dikorelasikan
dan di terapkan dalam dunia aviasi.
Pada saat ini di Indonesia personal yang merasakan bahwasannya dirinya pintar
dalam aspek tertentu masih lebih tinggi presentasinya dibandingkan personal dengan
prinsip rasa ingin tahu atau penasaran yang tinggi. Pandangan generasi Z dengan
adanya konsep multiple intelligence akan menghasilkan personal yang bukan hanya
pintar dan cerdas dalam kehidupan sehari-hari, akan tetapi personal yang cenderung
merasakan penasaran dan sulit untuk tercukupi dengan kemampuan yang ada.
Sehingga personal yang cenderung curious dan interested dengan hal-hal baru akan
mengarahkan dirinya untuk melakukan holding convertation dengan pihak-pihak
tertentu yang membawanya untuk terus berkembang dan menjadikan personal tersebut
kaya akan aspek pengetahuan baru dan itu bisa dibawa pulang olehnya setelah
melakukan komunikasi tersebut.
Pandangan personal seperti yang dijelaskan diatas akan berperan penting dalam
dunia aviasi. Persoalan yang ada di aviasi bukanlah merupakan persoalan yang bersifat
statis, melainkan terus mangalami perkembangan. Konsep kecerdasan majemuk yang
membawa seseorang dapat memecahkan masalah dalam keadaan apapun akan
bernilai positif dalam menghadapi persoalan baik ancaman atau masalah baru yang
ada di dalam aviasi. Mengingat segala regulasi dan peraturan dalam dunia aviasi dibuat
berdasarkan keadaan nyata bahkan menurut pendapat dari (Capt. Vincent Raditya,
2021) menyampaikan bahwasannya peraturan aviasi terbuat dari darah, pengorbanan
dari segala accident yang terjadi dalam proses penerbangan.
KESIMPULAN
Kenyataanya pada saat ini negara Indonesia merupakan negara berkembang,
pertanyaannya, setelah ini apa? Sebagai generasi Z yang akan memegang kendali
nasional tentunya bertanggung jawab atas perkembangan nasional yang menunjang
tujuan negara untuk menjadi negara maju. Dalam lingkup nasional, Indonesia yang
merupakan negara maritim, dunia aviasi disini berperan penting dalam perpindahan
orang, barang, menjaga stabilitas ekonomi, pembangunan suatu wilayah serta
menunjang perkembangan negara.
Melalui konsep “Multiple Intelligence” akan membawa generasi penerus dunia
aviasi khususnya generasi Z yang akan memegang kendali aviasi dalam waktu
mendatang untuk menerapkan perkembangan yang baik serta ketepatan pandangan
secara menyeluruh dari berbagai aspek yang ada. Dunia aviasi yang tidak bisa terlepas
dari perkembangan dan sebagai salah satu komposisi yang berperan penting dalam
revolusi industry 4.0 atau bahkan kedepannya ada revolusi industry terbarukan harus
disupport pula dengan sumber daya manusia sebagai pelaksananya yang memadai
dan terampil menghadapi perubahan.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. (2020). “Jumlah Penduduk Bersadarkan Usia & Jenis Kelamin”.
Diakses melalui https://www.bps.go.id/indikator/indikator/view_data_pub/
0000/api_pub/YW40a21pdTU1cnJxOGt6dm43ZEdoZz09/da_03/1
Gardner, Howard. (1993). Multiple Intelligences. The Theory In Practice. New. York:
Basic Books.
Raditya, Vincent. (2021). “Kupas Cuaca Buruk dalam Penerbangan”. Diakses melalui
https://www.youtube.com/watch?v=nuz48orXMs4
Wijoyo, Hadion. Dkk. (2020). “Generasi Z & Revolusi Industri 4.0.”. CV. Pena Perkasa:
Banyumas, Jawa Tengah.
Zimmerman, H. (2018). “In the fourth industrial revolution, we need an education
overhaul” The Australian 14 March 2018.

Anda mungkin juga menyukai