Anda di halaman 1dari 7

ELEMEN DAN STRUKTUR TEORI AKUNTANSI

1. Pemikiran Mengenai Teori


2. Fungsi dan Struktur Teori
3. Pemikiran Mengenai Konsep
4. Elemen Struktur Teori Akuntansi
5. Tujuan Laporan Keuangan
6. Sifat Postulat Akuntansi
7. Postulat Akuntansi
8. Konsep Teoritis Akuntansi
9. Prinsip Dasar Akuntansi

A. PEMIKIRAN MENGENAI TEORI

B. SIFAT DAN STRUKTUR TEORI AKUNTANSI

Teori akuntansi bersifat umum, komprehensif, terbuka, dan dinamis terhadap


perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, teori
akuntansi dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan nilai (judgment value)
dalam praktik akuntansi. Sehingga sebagai dasar pertimbangan nilai dalam
praktik maka teori akuntansi dapat digunakan sebagai acuan atau pedoman bila
dalam praktik belum dirumuskan masalahnya dalam pernyataan standar
akuntansi.
Adanya fenomena baru dalam perkembangan akuntansi, seperti masalah
kekayaan intelektual dan perdagangan dunia maya (internet). Meskipun,
pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) adalah bersifat wajib untuk
dilaksanakan dalam praktiknya, namun tidak jarang belum adanya pernyataan
secara khusus berkaitan dengan praktik akuntansinya. Sehingga upaya untuk
mengatasi masalah ini adalah dengan menggali kerangka konseptual, ataupun
konsep teori yang relevan dan dapat diterapkan secara langsung dalam
penyajian dan penyusunan laporan keuangan. Karena pada dasarnya teori
akuntansi tersebut, berkembang secara dinamis, dan mempunyai elemen
tingkatan sesuai dengan tujuan pelaporan yang akan disajikan kepada pemakai.
Dilihat dari strukturnya maka Teori Akuntansi tersebut terdiri dari 4 (empat)
tingkatan, yaitu:

1. Tujuan Laporan Keuangan; sebagai struktur paling atas dan


merupakan tujuan akhir yang akan dicapai dalam praktik akuntansi.
Adalah menyajikan informasi baik yang bersifat kuantitatif maupun yang
bersifat kualitatif, terhadap data/informasi yang wajib maupun data
pendukung yang bersifat sukarela. Baik untuk informasi umum dan
khusus dalam laporan keuangan (financial statement) untuk kepentingan
pemakai. Bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir (output) dari
serangkaian kegiatan pencatatan, pengklasifikasian, penyajian dan
pengungkapan atas aktivtas bisnis manajemen.
Oleh karena itu, laporan keuangan ini harus mengacu pada standar
akuntansi berterima umum. Sebab elemen yang ada dalam laporan
keuangan tersebut bersifat standard baku. Hal ini berbeda dengan
pelaporan keuangan (financial report), karena pelaporan keuangan ini
merupakan laporan keuangan plus laporan lainnya yang bersifat opsional
atau pelengkap informasi, seperti laporan segmen usaha, laporan
kontijensi, dan laporan lainnya.

2. Dalil dan Konsep Teoritis Akuntansi; hal ini berkaitan dengan


anggapan- anggapan lingkungan dan sifat satuan akuntansi. Dalil dan
konsep ini teoritis ini diperolah dari tujuan yang telah dinyatakan dalam
laporan keuangan di atas. Merupakan pernyatan yang sudah diakui
kebenarannya, dan bersifat umum sebagai pedoman dasar dalam
menjelaskan suatu kejadian atau fenomena.
3. Prinsip Akuntansi; menjelaskan tentang prinsip dasar akuntansi sebagai
pedoman umum yang didasarkan pada dalil dan konsep teoritis. Prinsip
ini merupakan landasan yang harus dijalankan dalam praktik akuntansi
secara konsisten.

4. Teknik Akuntansi: merupakan kumpulan pelaksanaan dan kegiatan


yang merupakan aturan khusus dan berasal dari prinsip akuntansi untuk
mengakui transaksi dan kejadian khusus yang dihadapi dalam kesatuan
akuntansi (entitas bisnis). Teknik ini tergantung dari situasi dan
kebijakan akuntansi yang ditempuh oleh manajemen dalam menjalankan
aktivitas bisnisnya.

Jadi, keempat tingkatan tersebut merupakan rangkaian yang membentuk Teori


Akuntansi, dari hirarki dasar hingga hirarki tertinggi. Oleh karena itu, Teori
Akuntansi tersebut dalam perumusannnya harus didasarkan atas metoda ilmiah.
Karena tanpa adanya metoda ilmiah tersebut maka Teori Akuntansi akan sulit
untuk dikembangkan, terutama berkaitan dengan masalah praktik akuntansi
dalam bisnis. Sehingga segala hal yang berkaitan dengan praktik akuntansi
harus dapat dideskripsikan secara jelas dan objektif.
Hirarki sruktur Teori Akuntansi dapat digambarkan sebagai berikut.
HIRARKI STRUKTUR TEORI AKUNTANSI

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

DALIL AKUNTANSI KONSEP TEORITIS AKUNTANSI

PRINSIP AKUNTANSI

TEKNIK AKUNTANSI

Dari gambar tersebut, jelas terlihat bahwa teori akuntansi mempunyai struktur yang
baku dan berfokus pada penyediaan informasi. Terutama bagi pemakai yang
berkepentingan terhadap laporan keuangan. Sedangkan konsep teoritis, terutama pada
tingkatan 2 dan 3 masing-masing sebagai berikut.

Tabel 1.3.
DALIL AKUNTANSI KONSEP
DALIL, KONSEP TEORITIS DAN PRINSIP APRINSIP
TEORITIS KUNTANSI
AKUNTANSI
AKUNTANSI
Teori Kepemilikan (proprietory Prinsip harga pokok
Entitas Bisnis theory): Prinsip penghasilan
(bussines entity) Assets – Liabilities = Modal Prinsip mempertemukan
pemilik
Going Concern atau Teori Kesatuan (entity theory): Prinsip objektivitas
Continuity Assets = Equaities Prinsip konsistensi
Satuan Moneter Pengungkapan
(unity of measure) Teori Dana (fund theory) selengkapnya
Assets = Pembatasan Aset Prinsip konservatisme
Periode Akuntansi Prinsip materialitas
(accounting period) Keseragaman dan dapat
diperbandingkan
a. Dalil Akuntansi:
Apakah dalil tersebut? Menurut Webster Third International Dictionary, dalil
adalah suatu alasan awal yang diakui kebenarannya atau dijadikan aksiomatis
berupa hipotesis atau asumsi pokok dalam lingkupan praktik akuntansi. Dalil
disebut pula sebagai pernyataan atau aksioma yang terbukti dengan sendirinya
dan berterima umum sesuai dengan laporan keuangan yang menggambarkan
lingkungan ekonomi, sosial, dan hukum. Menurut KBBI (2008), dalil adalah
keterangan yang dijadikan bukti atau alasan untuk kebenaran (terutama
berdasarkan ayat-ayat Al-Qur‘an). Jadi dapat disimpulkan bila dalam kerangka
ilmu pengetahuan (ilmiah) maka dalil ini merupakat postulat atau pernyataan
yang dapat dibuktikan kebenarannya. Sehingga dalam Teori Akuntansi dalil
atau postulat tersebut dapat dirumuskan dalam beberapa pernyataan berikut.

Dalil tersebut meliputi:


1) Entitas bisnis, dalil ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap
sebagai suatu kesatuan usaha atau badan usaha ekonomis yang berdiri
sendiri, kedudukannya terpisah dari pemilik dan pihak lainnya yang
menanamkan modalnya dalam perusahaan.
2) Keajekan, bahwa perusahaan akan berlangsung terus sampai batas
waktu yang tidak terbatas. Dalil ini menjadi salah satu pertimbangan
dalam penyusunan laporan keuangan.
3) Satuan moneter, adalah merupakan penghargaan yang tepat (paling
objektif) dalam mengakui, mencatat, mengukur, dan melaporkan
setiap transaksi maupun kegiatan pertukaran, baik terhadap
pendapatan maupun biaya atau beban. Karena fungsi akuntansi adalah
menyediakan informasi yang umumnya bersifat kuantitatif
berdasarkan realitas (objektivitas) transaksi di suatu perusahaan.
4) Periode akuntansi, berkaitan dengan periode (jangka waktu) dalam
pembuatan laporan. Umumnya periode (siklus) akuntansi berlangsung
dalam satu tahun, dengan perbandingan informasi tahun sebelumnya.
Kadangkala untuk menilai kinerja internal dibuat laporan keuangan
interim (bulanan, triwulan, caturwulan maupun semesteran).

b. Konsep Teori Akuntansi


Merupakan konsep kesatuan akuntansi yang berlaku umum dalam suatu
perekonomian yang bebas (free economic liberalisme) dengan bercirikan pada
kepemilikan swasta atau pihak lainnya yang memiliki equitas.
1) Teori Kepemilikan, terdapat pemisahan kepemilikan antara pemilik
dengan pemegang saham atau investor. Dengan tujuan untuk
memberikan informasi seberapa besar kekayaan berish yang dimiliki
pemilik. Dikenal dengan persamaan: Aset-Laibilitas = Hak Pemilik.
Berdasarkan persamaan ini maka pendapatan bersih adalah kenaikan
kekayaan pemilik yang ditambahkan pada modal.
2) Teori Kesatuan, sebagai suatu yang terpisah dan berbeda investor dan
hak pemilik maupun kreditur. Teori ini lebih tepat diterapkan pada
perusahaan yang berbentuk perseroan. Dan berbeda dari pemiliknya.
Persamaan akuntansi yang dipakai dalam teori ini adalah: Aset = Hak
milik atau Aset = Laibilitas + Hak Pemegang Saham (Modal).
3) Teori Dana, ini bermanfaat bagi organisasi yang bertujuan tidak
mencari laba. Dasar akuntansinya adalah adalah sekelompok aset atau
pun kewajiban yang bersangkutan berdasarkan batasan-batasan
tertentu, yang disebut Dana. Teori ini memandang satuan usaha
sebagai satuan yang terdiri dari sumber ekonomi dan kewajiban yang
disertai batasan. Ada delapan jenis dana yang dikenal dalam teori ini,
yaitu:
1) the general fund, atau general fund dalam akuntansi dana adalah
dana yang paling penting dalam suatu entitas dalam akuntansi
dana. Tidak seperti dana lain (contoh: Capital Project Fund atau
Debt Service Fund), General Fund merupakan dana yang
going-conceren, apabila dana ini dibubarkan berarti suatu
entitas ini bubar.
2) special revenue fund, dana pendapatan khusus untuk
menghitung keuntungan dari sumber pendapatan khusus
(kecuali kepercayaan perbelanjaan atau untuk perencanaan
modal) yang resmi atau sah dibatasi pada pengeluaran-
pengeluaran untuk tujuan tertentu.
3) debt service fund, Dana-dana jasa hutang untuk menghitung
penjumlahan atau akumulasi untuk sumber-sumber, dan
pembiayaan, prinsip umum hutang jangka panjang dan bunga.
4) capital project fund,
5) enterprise fund, Dana-dana perusahan untuk menghitung
penyediaan barang- barang dan jasa-jasa kepada khalayak yang
dibiayai oleh pengguna beban.
6) trust and agency funds, Dana-dana orang kepercayaan atau
agen untuk harta-harta yang diselenggarakan oleh unit-unit
pemerintah sebagai orang kepercayaan atau agen.
7) intragovermental service funds, dan
8) special assessment funds (Belkaoui, 1985, 143-144).

c. Prinsip Akuntansi
Merupakan aturan umum yang diperoleh dari tujuan dan konsep teori
akuntansi. Prinsip akuntansi ini merupakan dasar dalam teknik akuntansi
yang diterapkan untuk penyusunan suatu laporan bisnis (laporan keuangan
perusahaan).
1) Prinsip harga pokok, menggambarkan informasi yang biaya
yang dikeluarkan dapat diverifikasi berdasarkan nilai tukar
barang atau jasa pada saat diperoleh oleh perusahaan. Sehingga
informasi yang disajikan mempunyai daya banding yang lebih
baik. Namun dalam prinsip ini seringkali tidak memebrikan
informasi yang relevan bagi pemakai eksternal laporan
keuangan, karena pada dasarnya biaya atau beban diukur
dengan nilai sekarang untuk pelaporan keuangan. Apalagi
dalam kondisi tertentu, misalnya inflasi, deflasi, likuidasi
ataupun hal lainnya yang memerlukan penilaian.
2) Prinsip penghasilan, meliputi pengakuan dan pengukran
seluruh hasil kegiatan usaha baik bersifat utama maupun
sampingan. Penghasilan ini diukur dengan nilai barang atau jasa
yang dipertukarkan dalam suatu perdagangan yang bebas.
Pengakuan penghasilan dilaporkan berdasarkan prinsip realisasi
dari kejadian kritis yang telah dilakukan, melalui kegiatan
transaksi yang sah. Kejadian kritis ini berdasarkan siklus
operasional perusahaan, dapat berupa: 1) saat penjualan, 2) saat
selesainya produksi, bila harga dan kondisi stabil. dan 3)
penerimaan pembayaran setelah penjualan (dasar tunai).
3) Prinsip mempertemukan, adalah proses penandingan antara
pendapatan dan beban/biaya dalam periode yang sama, agar
dapat ditentukan besarnya laba/rugi. Ada tiga dasar
penandingan yang digunakan yaitu, 1) Hubungan sebab akibat,
adalah proses penandingan antara pendapatan dan beban/biaya
secara langsung berdasarkan hubungan fisik. 2) Alokasi
sistematis dan rasional, adalah proses penandingan tidak
langsung antara pendapatan dengan beban/biaya berdasarkan
ukuran periode, dan 3) Pembebanan segera, dasar ini dipakai
bila dasar yang pertama dan kedua tidak dapat dipakai.
4) Prinsip objektivitas, berkaitan dengan penyajian informasi
yang dapat dipercaya dan relevan bagi pemakai laporan
keuangan. Artinya pengukuran tersebutdidasarkan pada bukti-
bukti yang dapat dipercaya (dapat diuji kebenarannya). Dan
didasarkan atas kejadian ekonomi (transaksi) yang sebenarnya
terjadi.

5) Prinsip keajekan (kontinyuitas), adalah berhubungan dengan


penerapan suatu prinsip yang sama dan konsisten dari satu
periode ke periode berikutnya. Penyimpangan dari prinsip ini
dapat dibenarkan bila terdapat dua atau lebih prosedur atau
metoda yang serupa dan sah untuk diterapkan. Dan bila terjadi
perubahan tersebut maka harus diungkapkan dalam laporan
keuangan sesuai dengan tujuan perubahan tersebut.

6) Prinsip pengungkapan sepenuhnya, menghendaki


pengungkapan yang wajar (fair), lengkap (full) dan cukup atau
memadai (adequate). Wajar berarti adanya batas yang etis
yang mengatur perlaksanaan secara layak. Lengkap berarti
penyajian informasi yang menyeluruh dan komplit. Sedangkan
pengertian memadai adalah informasi minimal yang harus
dilaporkan. Pengungkapan ini menghendaki konsep yang
lukap sehingga tidak menimbulkan pernafsiran yang beraneka.

7) Prinsip konservatisme, merupakan konsep yang baik dipakai


namun juga sangat lemah terutama dalam memperlakukan
eksistensi ketidakpastian dalam penilaian pendapatan. Oleh
karena itu, informasi yang disajikan dengan menggunakan
konsep ini tidak dapat dijadikan pokok interpretasi yang tepat.
Karena konsep ini cenderung ke arah mengurangi daya
banding sebab tidak ada standar yang seragam dalam
pelaksanaannya.

8) Prinsip materialitas, adalah berhubungan dengan penyajian


informasi tertentu yang harus disajikan dalam laporan
keuangan. Karena berkaitan dengan signifikansi terhadap
pengambilan keputusan yang akan diambil. Namun
permasalahan yang muncul adalah, bagaimana suatu informasi
dikatakan materialitas dan atau tidak. Oleh karena itu, dalam
penyajian informasi dalam laporan keuangan akhirnya hanya
didasarkan pada pertimbangan profesional.

9) Prinsip keseragaman dan dapat diperbandingkan, sebagai


bentuk keseragaman dalam penyajian laporan keuangan,
meliputi; konsep pengukuran, klasifikasi, metoda dan bentuk
laporan. Sehingga memudahakan bagi pemakai dalam
melakukan estimasi dan pengambilan keutusan yang tepat
dalam melakukan perbandingan terhadap kinerja manajemen.

Anda mungkin juga menyukai