0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
15 tayangan8 halaman
Lembar kerja belajar mandiri ini membahas 3 topik utama yaitu: 1) Konsep dasar ilmu pendidikan, 2) Karakteristik peserta didik, dan 3) Teori-teori belajar dan implikasinya dalam pembelajaran. Topik pertama menjelaskan landasan ilmu pendidikan secara filosofis, yuridis, empiris, dan religius. Topik kedua mendefinisikan karakteristik peserta didik dan menjelaskan aspek-aspek perkembangannya.
Deskripsi Asli:
LK 1- MODUL 1 PEDAGOGIK KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN
Judul Asli
LK 1- MODUL 1 PEDAGOGIK KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN
Lembar kerja belajar mandiri ini membahas 3 topik utama yaitu: 1) Konsep dasar ilmu pendidikan, 2) Karakteristik peserta didik, dan 3) Teori-teori belajar dan implikasinya dalam pembelajaran. Topik pertama menjelaskan landasan ilmu pendidikan secara filosofis, yuridis, empiris, dan religius. Topik kedua mendefinisikan karakteristik peserta didik dan menjelaskan aspek-aspek perkembangannya.
Lembar kerja belajar mandiri ini membahas 3 topik utama yaitu: 1) Konsep dasar ilmu pendidikan, 2) Karakteristik peserta didik, dan 3) Teori-teori belajar dan implikasinya dalam pembelajaran. Topik pertama menjelaskan landasan ilmu pendidikan secara filosofis, yuridis, empiris, dan religius. Topik kedua mendefinisikan karakteristik peserta didik dan menjelaskan aspek-aspek perkembangannya.
Judul Modul Konsep Dasar Ilmu Pendidikan Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Konsep Dasar, Rasional, dan Landasan Ilmu Pendidikan 2. Karakteristik Peserta Didik 3. Teori Belajar dan Implikasinya dalam Pembelajaran 4. Kurikulum Pendidikan di Indonesia No Butir Refleksi Respon/Jawaban 1 Daftar peta konsep (istilah dan A. Kegiatan Belajar I Konsep Dasar , Rasional, definisi) di modul ini dan Landasan Ilmu Pendidikan. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Landasan material lebih bersifat fisik atau berwujud seperti sarana prasarana, peserta didik, dan lingkungan, sedangkan landasan konseptual lebih bersifat asumsi atau teori- teori, contohnya adalah UUD 1945 dan teori pendidikan. Landasan filosofis pendidikan adalah pandangan-pandangan yang bersumber dari filsafat pendidikan mengenai hakikat manusia, hakikat ilmu, nilai serta perilaku yang dinilai baik dan dijalankan setiap lembaga pendidikan. Landasan yuridis pendidikan adalah aspek- aspek hukum yang mendasari dan melandasi penyelenggaraan pendidikan (Arif Rohman, 2013). Landasan empiris terdiri dari landasan psikologis, historis, dan sosiologis. Landasan psikologi dalam pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari studi ilmiah tentang kehidupan manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan tertentu untuk mengenali dan menyikapi manusia yang bertujuan untuk memudahkan proses pendidikan (Robandi, 2005:25). Landasan historis pendidikan nasional di Indonesia tidak terlepas dari sejarah bangsa indonesia yang memiliki enam fase. Landasan sosiologis adalah landasan bersumber pada norma kehidupan masyarakat yang dianut oleh suatu bangsa sehingga tercipta nilai-nilai sosial yang dalam perkembangannya menjadi norma-norma sosial yang mengikat kehidupan bermasyarakat dan harus dipatuhi oleh masing- masing anggota masyarakat (Robandi, 2005: 26). Landasan religius adalah asumsi- asumsi yang bersumber dari religi atau agama yang menjadi titik tolak dalam rangka praktik pendidikan dan atau studi pendidikan (Hasubllah, 2008).
B. Kegiatan Belajar II Karakteristik Peserta
Didik Karakteristik peserta didik dapat diartikan keseluruhan pola kelakukan atau kemampuan yang dimiliki peserta didik sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan, sehingga menentukan aktivitasnya dalam mencapai cita- cita atau tujuannya. Ragam Karakteristik Peserta Didik Suatu proses pembelajaran akan dapat berlangsung secara efektif atau tidak, sangat ditentukan oleh seberapa tinggi tingkat pemahaman pendidik tentang karakteristik yang dimiliki peserta didiknya. Pemahaman karakteristik peserta didik sangat menentukan hasil belajar yang akan dicapai, aktivitas yang perlu dilakukan, dan assesmen yang tepat bagi peserta didik. Etnik adalah suatu golongan manusia yang anggota-anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama. Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik gambar, lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan subjek dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk. Perkembangan Kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampua individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Asimilasi adalah penyesuaian atau peleburan sifat asli yang dimiliki dengan sifat lingkungan sekitar. Sementara itu, menurut Koentjara Ningrat (1996: 160). Akomodasi adalah langkah yang ditempuh untuk mengatasi konflik atau masalah antar dua pihak. Motivasi adalah suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Perkembangan emosi adalah mengacu pada reaksi anak terhadap berbagai perasaan yang dialami setiap hari dan membawa pengaruh besar terhadap cara pandang menyelesaikan masalah, mengambil keputusan, tingkah laku, dan menikmati hidup sebagai orang dewasa kelak. Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial atau dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi.Meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama. Perkembangan moral dan spritual. Perkembangan moral mencakup perkembangan pikrian, perasaan, dan perilaku menurut aturan atau kebiasaan mengenai hal-hal yang seharusnya dilakukan oleh seseorang ketika berinteraksi dengan seseorang. Perkembangan spritual adalah jiwa seorang manusia memiliki semangat dan memiliki kepercayaan yang dalam terhadap diiri sendiri, orang lain, tuhan dan alam, yang terjadi karena pengalaman dan kesadaran dalam kehidupan diatas diri seseorang. Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengan kematangan saraf dan otot anak.
C.Kegiatan Belajar III Teori Belajar dan
Implikasinya dalam Pembelajaran Teori belajar Behavioristik dan implikasinya dalam pembelajaran Pandangan teori belajar behavioristik Behavioristik memandang bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antar stimulus dan respon. Sehingga, dapat kita pahami bahwa belajar merupakan bentuk dari suatu perubahan yang dialami peserta didik dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.
Impliaksi Teori Behavioristik dalam
Kegiatan Pembelajaran Implikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti; tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik peserta didik, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Teori belajar Kognitif dan implikasinya dalam pembelajaran Pandangan Teori Belajar Kognitif Teori belajar kognitif merupakan suatu bentuk teori belajar yang sering disebut sebagai model perseptual. Teori belajar kognitif memandang bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya. Implikasi Teori Kognitif dalam Kegiatan Pembelajaran Teori kognitif menekankan pada proses perkembangan peserta didik. Meskipun proses perkembangan peserta didik mengikuti urutan yang sama, namun kecepatan dan pertumbuhan dalam proses perkembangan itu berbeda. Teori belajar Konstruktivistik dan implikasinya dalam pembelajaran Pengertian Belajar Menurut Pandangan Konstruktivistik Teori pembelajaran konstruktivisme adalah sebuah teori pendidikan yang mengedepankan peningkatkan perkembangan logika dan konseptual pembelajar.
Implikasi Teori Belajar konstruktivistik dalam
Pembelajaran Beberapa implikasi teori konstruktivistik dalam pembelajaran adalah sebagai berikut : Kurikulum disajikan mulai dari keseluruhan menuju ke bagian-bagian dan lebih mendekatkan kepada konsep- konsep yang lebih luas.
Pembelajaran lebih menghargai pada
pemunculan pertanyaan dan ide-ide peserta didik.
Kegiatan kurikuler lebih banyak
mengandalkan pada sumber-sumber data primer dan manipulasi bahan.
Peserta didik dipandang sebagai
pemikir-peikir yang dapat memunculkan teori-teori tentang dirinya.
Pengukuran proses dan hasil belajar
peserta didik terjalin di dalam kesatuan kegiatan pembelajaran, dengan cara guru mengamati hal-hal yang sedang dilakukan peserta didik, serta melalui tugas-tugas pekerjaan. Peserta didik-peserta didik banya belajar dan beerja di dalam group proses.
Memandang pengetahuan adalah non
objektif, berifat temporer, selalu berubah, dan tidak menentu.
Belajar adalah penyusunan
pengetahuan, sedangkan mengajar adalah menata lingkungan agar peserta didik termotivasi dalam menggali makna.
Teori belajar Humanistik dan implikasinya dalam
pembelajaran
Pengertian Belajar Menurut Teori Belajar
Humanistik Teori belajar humanistik adalah teori yang menyatakan bahwa manusia berhak mengenali dirinya sendiri sebagai langkah untuk belajar, sehingga diharapkan mampu mencapai aktualisasi diri. Itulah mengapa, teori ini beranggapan bahwa proses belajar dinilai lebih penting daripada hasil belajar itu sendiri.
Implikasi Teori Belajar Humanistik dalam
Kegiatan Pembelajaran yaitu memanusiakan peserta didik dan membuat proses pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik. Dalam prakteknya teori humanistik ini cenderung mengarahkan peserta didik untuk berfikir induktif, mementingkan pengalaman, serta membutuhkan keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses belajar.
D.Kegiatan Belajar IV Kurikulum Pendidikan di
Indonesia Konsep Dasar Kurikulum Kurikulum sebagai daftar mata pelajaran Konsep kurikulum sebagai daftar mata pelajaran biasanya erat kaitannya dengan usaha untuk memperoleh ijazah artinya, apabila peserta didik berhasil mendapatkan ijazah berarti telah menguasai serangkaian mata pelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dengan demikian, dalam pandangan ini kurikulum berorientasi kepada isi atau mata pelajaran (content oriented). Kurikulum sebagai pengalaman belajar siswa Kurikulum adalah seluruh kegiatan yang dilakukan siswa baik di dalam maupun di luar sekolah dimana kegiatan tersebut berada dalam tanggung jawab sekolah. Kegiatan yang dimaksud tidak hanya kegiatan intra ataupun ekstra kurikuler tetapi juga mencakup kegiatan peserta didik yang dilakukan di bawah tanggung jawab dan bimbingan guru. Kurikulum sebagai rencana atau program belajar Sebagai suatu rencana, kurikulum bukan hanya berisi tentang program kegiatan akan tetapi juga berisi tentang tujuan yang harus ditempuh beserta alat evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian tujuan. Pembaharuan kurikulum di Indonesia Sebagai salah satu komponen penting dalam system pendidikan, kurikulum tidak hanya dirumuskan sebagai tujuan yang hendak dicapai sehingga memperjelas arah pendidikan, akan tetapi juga memberikan pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki oleh peserta didik. Peran, Fungsi, dan Komponen Kurikulum Peran Konservatif menekankan bahwa kurikulum dijadikan sebagai sarana untuk mentransmisikan nilai-nilai budaya masa alalu yang dianggap masih sesuai dengan masa kini. Peran Kreatif menekankan bahwa kurikulum harus mampu mengembangkan sesuatu kebaruan yang sesuai dengan perubahan tersebut. Sehingga kurikulum harus mampu mengembangkan sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan yang terjadi dan kebutuhan masyarakat pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Peran Kritis dan evaluatif Kurikulum yang terlalu menonjolkan peran konservatifnya cenderung akan membuat pendidikan ketinggalan oleh kemajuan zaman, sebaliknya kurikulum yang terlalu menonjolkan peran kreatifnya dapat membuat hilangnya nilai-nilai budaya masyarakat. Menyelaraskan ketiga peranan tersebut menjadi tanggung jawab semua pihak dalam proses pendidikan termasuk guru sebagai ujung tombak pelaksana kurikulum. Hakikat Pengembangan Kurikulum Kurikulum ideal dan kurikulum aktual Kurikulum tersembunyi
Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi
kurikulum Faktor Guru Faktor Peserta didik Faktor sarana dan fasilitas Faktor Lingkungan sekolah Faktor budaya dan ideologi
Strategi penerapan kurikulum dan tantangannya di
masa depan Kesiapan guru menerima perubahan Keterbukaan pola berpikir 2 Daftar materi yang sulit dipahami 1. Landasan filosofis dalam pendidikan di modul ini 2. Perkembangan moral dan spiritual 3 Daftar materi yang sering 1. Konsep dasar dan rasional ilmu mengalami miskonsepsi pendidikan 2. Tahap-tahap perkembangan moral dan spiritual