Anda di halaman 1dari 8

Nama : Inokasay Simanjuntak

NIM : 9213311019

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri


Judul Modul Konsep Dasar Ilmu Pendidikan
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Konsep Dasar, Rasional, dan
Landasan Ilmu Pendidikan
2. Karakteristik Peserta Didik
3. Teori Belajar dan Implikasinya
dalam Pembelajaran
4. Kurikulum Pendidikan di
Indonesia
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep (istilah dan A. Kegiatan Belajar I Konsep Dasar , Rasional,
definisi) di modul ini dan Landasan Ilmu Pendidikan.
 Kompetensi pedagogik adalah kemampuan
pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya.
 Landasan material lebih bersifat fisik atau
berwujud seperti sarana prasarana, peserta
didik, dan lingkungan, sedangkan landasan
konseptual lebih bersifat asumsi atau teori-
teori, contohnya adalah UUD 1945 dan teori
pendidikan.
 Landasan filosofis pendidikan adalah
pandangan-pandangan yang bersumber dari
filsafat pendidikan mengenai hakikat manusia,
hakikat ilmu, nilai serta perilaku yang dinilai
baik dan dijalankan setiap lembaga pendidikan.
 Landasan yuridis pendidikan adalah aspek-
aspek hukum yang mendasari dan melandasi
penyelenggaraan pendidikan (Arif Rohman,
2013).
 Landasan empiris terdiri dari landasan
psikologis, historis, dan sosiologis.
 Landasan psikologi dalam pendidikan
adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari
studi ilmiah tentang kehidupan manusia pada
umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan
dengan aspek pribadi manusia pada setiap
tahapan usia perkembangan tertentu untuk
mengenali dan menyikapi manusia yang
bertujuan untuk memudahkan proses
pendidikan (Robandi, 2005:25).
 Landasan historis pendidikan nasional di
Indonesia tidak terlepas dari sejarah bangsa
indonesia yang memiliki enam fase.
 Landasan sosiologis adalah landasan
bersumber pada norma kehidupan masyarakat
yang dianut oleh suatu bangsa sehingga tercipta
nilai-nilai sosial yang dalam perkembangannya
menjadi norma-norma sosial yang mengikat
kehidupan bermasyarakat dan harus dipatuhi
oleh masing- masing anggota masyarakat
(Robandi, 2005: 26).
 Landasan religius adalah asumsi- asumsi
yang bersumber dari religi atau agama yang
menjadi titik tolak dalam rangka praktik
pendidikan dan atau studi pendidikan
(Hasubllah, 2008).

B. Kegiatan Belajar II Karakteristik Peserta


Didik
 Karakteristik peserta didik dapat diartikan
keseluruhan pola kelakukan atau kemampuan
yang dimiliki peserta didik sebagai hasil dari
pembawaan dan lingkungan, sehingga
menentukan aktivitasnya dalam mencapai cita-
cita atau tujuannya.
 Ragam Karakteristik Peserta Didik
Suatu proses pembelajaran akan dapat
berlangsung secara efektif atau tidak, sangat
ditentukan oleh seberapa tinggi tingkat
pemahaman pendidik tentang karakteristik
yang dimiliki peserta didiknya. Pemahaman
karakteristik peserta didik sangat menentukan
hasil belajar yang akan dicapai, aktivitas yang
perlu dilakukan, dan assesmen yang tepat bagi
peserta didik.
 Etnik adalah suatu golongan manusia yang
anggota-anggotanya mengidentifikasikan dirinya
dengan sesamanya, biasanya berdasarkan garis
keturunan yang dianggap sama.
 Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan
dengan teknik gambar, lukisan, fotografi,
atau teknik seni rupa lainnya yang lebih
menekankan hubungan subjek dengan tulisan yang
dimaksud daripada bentuk.
 Perkembangan Kognitif adalah suatu proses
berpikir, yaitu kemampua individu untuk
menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan
suatu kejadian atau peristiwa.
 Asimilasi adalah penyesuaian atau peleburan sifat
asli yang dimiliki dengan sifat lingkungan sekitar.
Sementara itu, menurut Koentjara Ningrat (1996:
160).
 Akomodasi adalah langkah yang ditempuh
untuk mengatasi konflik atau masalah antar
dua pihak.
 Motivasi adalah suatu kondisi yang
menyebabkan atau menimbulkan perilaku
tertentu, dan yang memberi arah dan
ketahanan (persistence) pada tingkah laku
tersebut.
 Perkembangan emosi adalah mengacu
pada reaksi anak terhadap berbagai
perasaan yang dialami setiap hari dan
membawa pengaruh besar terhadap cara
pandang menyelesaikan masalah,
mengambil keputusan, tingkah laku, dan
menikmati hidup sebagai orang dewasa
kelak.
 Perkembangan sosial merupakan
pencapaian kematangan dalam
hubungan sosial atau dapat pula diartikan
sebagai proses belajar untuk menyesuaikan
diri terhadap norma-norma kelompok,
moral dan tradisi.Meleburkan diri menjadi
satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan
kerja sama.
 Perkembangan moral dan spritual.
Perkembangan moral mencakup
perkembangan pikrian, perasaan, dan
perilaku menurut aturan atau kebiasaan
mengenai hal-hal yang seharusnya
dilakukan oleh seseorang ketika
berinteraksi dengan seseorang.
Perkembangan spritual adalah jiwa seorang
manusia memiliki semangat dan memiliki
kepercayaan yang dalam terhadap diiri
sendiri, orang lain, tuhan dan alam, yang
terjadi karena pengalaman dan kesadaran
dalam kehidupan diatas diri seseorang.
 Perkembangan motorik adalah proses
tumbuh kembang kemampuan gerak
seorang anak. Pada dasarnya,
perkembangan ini berkembang sejalan
dengan kematangan saraf dan otot anak.

C.Kegiatan Belajar III Teori Belajar dan


Implikasinya dalam Pembelajaran
 Teori belajar Behavioristik dan implikasinya dalam
pembelajaran
 Pandangan teori belajar behavioristik
Behavioristik memandang bahwa belajar
merupakan perubahan tingkah laku sebagai
akibat dari adanya interaksi antar stimulus dan
respon. Sehingga, dapat kita pahami bahwa
belajar merupakan bentuk dari suatu perubahan
yang dialami peserta didik dalam hal
kemampuannya untuk bertingkah laku dengan
cara yang baru sebagai hasil interaksi antara
stimulus dan respon.

 Impliaksi Teori Behavioristik dalam


Kegiatan Pembelajaran
Implikasi teori behavioristik dalam kegiatan
pembelajaran tergantung dari beberapa hal
seperti; tujuan pembelajaran, sifat materi
pelajaran, karakteristik peserta didik, media dan
fasilitas pembelajaran yang tersedia.
 Teori belajar Kognitif dan implikasinya dalam
pembelajaran
 Pandangan Teori Belajar Kognitif
Teori belajar kognitif merupakan suatu
bentuk teori belajar yang sering disebut
sebagai model perseptual. Teori belajar
kognitif memandang bahwa tingkah laku
seseorang ditentukan oleh persepsi serta
pemahamannya tentang situasi yang
berhubungan dengan tujuan belajarnya.
 Implikasi Teori Kognitif dalam Kegiatan
Pembelajaran
Teori kognitif menekankan pada proses
perkembangan peserta didik. Meskipun
proses perkembangan peserta didik
mengikuti urutan yang sama, namun
kecepatan dan pertumbuhan dalam proses
perkembangan itu berbeda.
 Teori belajar Konstruktivistik dan implikasinya dalam
pembelajaran
 Pengertian Belajar Menurut Pandangan
Konstruktivistik
Teori pembelajaran konstruktivisme adalah
sebuah teori pendidikan yang
mengedepankan peningkatkan
perkembangan logika dan konseptual
pembelajar.

 Implikasi Teori Belajar konstruktivistik dalam


Pembelajaran
Beberapa implikasi teori konstruktivistik
dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
 Kurikulum disajikan mulai dari
keseluruhan menuju ke bagian-bagian
dan lebih mendekatkan kepada konsep-
konsep yang lebih luas.

 Pembelajaran lebih menghargai pada


pemunculan pertanyaan dan ide-ide
peserta didik.

 Kegiatan kurikuler lebih banyak


mengandalkan pada sumber-sumber
data primer dan manipulasi bahan.

 Peserta didik dipandang sebagai


pemikir-peikir yang dapat memunculkan
teori-teori tentang dirinya.

 Pengukuran proses dan hasil belajar


peserta didik terjalin di dalam kesatuan
kegiatan pembelajaran, dengan cara
guru mengamati hal-hal yang sedang
dilakukan peserta didik, serta melalui
tugas-tugas pekerjaan.
 Peserta didik-peserta didik banya belajar
dan beerja di dalam group proses.

 Memandang pengetahuan adalah non


objektif, berifat temporer, selalu
berubah, dan tidak menentu.

 Belajar adalah penyusunan


pengetahuan, sedangkan mengajar
adalah menata lingkungan agar peserta
didik termotivasi dalam menggali
makna.

 Teori belajar Humanistik dan implikasinya dalam


pembelajaran

 Pengertian Belajar Menurut Teori Belajar


Humanistik
Teori belajar humanistik adalah teori yang
menyatakan bahwa manusia berhak
mengenali dirinya sendiri sebagai langkah
untuk belajar, sehingga diharapkan mampu
mencapai aktualisasi diri. Itulah mengapa,
teori ini beranggapan bahwa proses belajar
dinilai lebih penting daripada hasil belajar
itu sendiri.

 Implikasi Teori Belajar Humanistik dalam


Kegiatan Pembelajaran yaitu memanusiakan
peserta didik dan membuat proses
pembelajaran yang menyenangkan bagi
peserta didik. Dalam prakteknya teori
humanistik ini cenderung mengarahkan
peserta didik untuk berfikir induktif,
mementingkan pengalaman, serta
membutuhkan keterlibatan peserta didik
secara aktif dalam proses belajar.

D.Kegiatan Belajar IV Kurikulum Pendidikan di


Indonesia
 Konsep Dasar Kurikulum
 Kurikulum sebagai daftar mata pelajaran
Konsep kurikulum sebagai daftar mata
pelajaran biasanya erat kaitannya dengan
usaha untuk memperoleh ijazah artinya,
apabila peserta didik berhasil mendapatkan
ijazah berarti telah menguasai serangkaian
mata pelajaran sesuai dengan kurikulum
yang berlaku. Dengan demikian, dalam
pandangan ini kurikulum berorientasi kepada
isi atau mata pelajaran (content oriented).
 Kurikulum sebagai pengalaman belajar siswa
Kurikulum adalah seluruh kegiatan yang
dilakukan siswa baik di dalam maupun di luar
sekolah dimana kegiatan tersebut berada
dalam tanggung jawab sekolah. Kegiatan
yang dimaksud tidak hanya kegiatan intra
ataupun ekstra kurikuler tetapi juga
mencakup kegiatan peserta didik yang
dilakukan di bawah tanggung jawab dan
bimbingan guru.
 Kurikulum sebagai rencana atau program belajar
Sebagai suatu rencana, kurikulum bukan
hanya berisi tentang program kegiatan akan
tetapi juga berisi tentang tujuan yang harus
ditempuh beserta alat evaluasi untuk
menentukan keberhasilan pencapaian
tujuan.
 Pembaharuan kurikulum di Indonesia
Sebagai salah satu komponen penting dalam
system pendidikan, kurikulum tidak hanya
dirumuskan sebagai tujuan yang hendak dicapai
sehingga memperjelas arah pendidikan, akan
tetapi juga memberikan pemahaman tentang
pengalaman belajar yang harus dimiliki oleh
peserta didik.
 Peran, Fungsi, dan Komponen Kurikulum
 Peran Konservatif menekankan bahwa
kurikulum dijadikan sebagai sarana untuk
mentransmisikan nilai-nilai budaya masa
alalu yang dianggap masih sesuai dengan
masa kini.
 Peran Kreatif menekankan bahwa kurikulum
harus mampu mengembangkan sesuatu
kebaruan yang sesuai dengan perubahan
tersebut. Sehingga kurikulum harus mampu
mengembangkan sesuatu yang baru sesuai
dengan perkembangan yang terjadi dan
kebutuhan masyarakat pada masa sekarang
dan masa yang akan datang.
 Peran Kritis dan evaluatif
Kurikulum yang terlalu menonjolkan peran
konservatifnya cenderung akan membuat
pendidikan ketinggalan oleh kemajuan
zaman, sebaliknya kurikulum yang terlalu
menonjolkan peran kreatifnya dapat
membuat hilangnya nilai-nilai budaya
masyarakat. Menyelaraskan ketiga peranan
tersebut menjadi tanggung jawab semua
pihak dalam proses pendidikan termasuk
guru sebagai ujung tombak pelaksana
kurikulum.
 Hakikat Pengembangan Kurikulum
 Kurikulum ideal dan kurikulum aktual
 Kurikulum tersembunyi

 Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi


kurikulum
 Faktor Guru
 Faktor Peserta didik
 Faktor sarana dan fasilitas
 Faktor Lingkungan sekolah
 Faktor budaya dan ideologi

 Strategi penerapan kurikulum dan tantangannya di


masa depan
 Kesiapan guru menerima perubahan
 Keterbukaan pola berpikir
2 Daftar materi yang sulit dipahami 1. Landasan filosofis dalam pendidikan
di modul ini 2. Perkembangan moral dan spiritual
3 Daftar materi yang sering 1. Konsep dasar dan rasional ilmu
mengalami miskonsepsi pendidikan
2. Tahap-tahap perkembangan moral
dan spiritual

Anda mungkin juga menyukai