Anda di halaman 1dari 17

EKONOMI ISLAM

TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN DALAM EKONOMI ISLAM

Dosen Pengampu : Fauzie Senoaji, SE.,M.EI

Disusun oleh Kelompok 1:


Nor Fadili (20191221171)
Maya Sagitha Moehartika (20191221172)
Luxvi Arie Jelita Putri (20191221109)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


MANAJEMEN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
SEMESTER GENAP 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul TEORI PERMINTAAN DAN
PENAWARAN DALAM EKONOMI ISLAM ini tepat pada waktunya.

Sholawat dan salam semoga tersampaikan kepada sang junjungan kita nabi Muhammad SAW
Yang telah menuntun kita ke jalan yang lurus.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari bapak Fauzie
Senoaji, SE.,M.EI sebagai dosen pengampu mata kuliah EKONOMI ISLAM di kelas
MANEJEMEN A PAGI . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Fauzie Senoaji, SE.,M.EI yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.

Kita menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini
karena, tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1

ii
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
2.1 Teori Ekonomi Islam Mengenai Permintaan dan Penawaran..........................................3
2.2 Teori Ekonomi Konvensional Mengenai Permintaan dan Penawaran.............................6
2.3 Perbedaan Antara Teori Ekonomi Islam dan Teori Ekonomi Konvensional...................8
2.4 Elastisitas Permintaan dan Penawaran...........................................................................12
BAB III.....................................................................................................................................19
PENUTUP................................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam ilmu ekonomi kita perlu mempelajari tentang permintaan (demand) dan penawaran
(supply). Pada ekonomi mikro permintaan dan penawaran bergantung pada individu dalam
suatu perekonomian. Disebabkan permintaan dan penawaran adalah pokok dari permasalahan
ekonomi. Permintaan dan penawaran, mempunyai pengertian masing-masing yang berbeda.
Permintaan memiliki pengertian suatu keinginan konsumen untuk membeli suatu barang pada
berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu. Sedangkan penawaran memiliki
pengertian jumlah barang yang produsen ingin tawarkan (jual), pada berbagai tingkat harga
selama satu periode tertentu.
Dalam kajian ilmu ekonomi yang membahas tentang permintaan dan penawaran, kedua
elemen tersebut juga memiliki hukum-hukum yang berbeda, dan yang sering digunakan para
pelaku ekonomi (econom), dalam melakukan kegiatan perekonomian. Hukum permintaan itu
sendiri berbunyi: “kuantitas barang atau jasa yang orang bersedia membelinya pada berbagai
tingkat harga dalam suatu periode waktu tertentu”. Sedangkan hukum penawaran berbunyi:
“kuantitas barang atau jasa yang orang bersedia untuk menjualnya pada berbagai tingkat
harga dalam suatu periode waktu tertentu”. Permintaan dan penawaran juga mempunyai
teori-teori yang diterapkan dalam kegiatan ekonomi. Sedangkan dalam pandangan ekonomi
islam mengenai permintaan dan penawaran relatif sama dengan ekonomi konvensional.
Namun ada batasan-batasan dari individu untuk berperilaku ekonomi yang sesuai dengan
syariah (Al-Qur’an dan As-Sunnah serta ijtihad dari para ulama atau para ekonom Islam)
yang membuat berbeda. Dalam ekonomi islam nilai norma dan moral islami dijadikan
sebagai prinsip dalam berekonomi. Hal ini disebabkan karena dua point tersebut merupakan
faktor yang menentukan suatu individu maupun masyarakat dalam menjalankan kegiatan
perekonomian, sehingga teori ekonominya menjadi berbeda dengan teori ekonomi
konvensional yang ada.

1
1.2 Rumusan Masalah
Agar dalam pembuatan makalah ini tidak terlalu kompleks maka dirumuskan masalah yaitu
sebagai berikut:
1. Apa saja Teori Ekonomi Islam Mengenai Permintaan dan Penawaran?
2. Apa saja Teori Ekonomi Konvensional Mengenai Permintaan dan Penawaran?
3. Apa saja Perbedaan Antara Teori Ekonomi Islam dan Teori Ekonomi Konvensional?
4. Apa saja Elastisitas Permintaan dan Penawaran?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengidentifikasi Teori Ekonomi Islam Mengenai Permintaan dan Penawaran.
2. Mengidentifikasi Teori Ekonomi Konvensional Mengenai Permintaan dan Penawaran.
3. Mengidentifikasi Perbedaan Antara Teori Ekonomi Islam dan Teori Ekonomi
Konvensional.
4. Mengidentifikasi Elastisitas Permintaan dan Penawaran.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori Ekonomi Islam Mengenai Permintaan dan Penawaran


A. Teori Permintaan Islam.
Ibnu Taimiyah, permintaan adalah hasrat atau keinginan terhadap suatu barang (raghbah
fi al-syai). Secara garis besar, pengertian permintaan Islam dan konvensional adalah sama,
namun ada prinsip-prinsip dan batasan yang harus diperhatikan oleh individu muslim dalam
keinginannya yang telah disebutkan diatas.
Ibnu Taimiyyah (1263-1328 M) dalam kitab Majmu’ Fatawa menjelaskan, bahwa hal-hal
yang mempengaruhi terhadap permintaan suatu barang antara lain:
1) Keinginan atau selera masyarakat (Raghbah) terhadap berbagai jenis barang yang
berbeda dan selalu berubah-ubah.
2) Jumlah para peminat (Tullab) terhadap suatu barang.
3) Kualitas pembeli (Al-Mua’awid)
4) Lemah atau kuatnya kebutuhan terhadap suatu barang.
5) Cara pembayaran yang dilakukan, tunai atau angsuran.
6) Besarnya biaya transaksi
Perbedaan yang perlu diperhatikan terutama pada permintaan dalam Islam adalah:
Sumber hukum dan adanya batasan syari’ah, sudut pandang barangnya, motif dari permintaan
dan tujuanya.

B. Teori Penawaran Islam.


Teori penawaran Islam tidak terlepas dari kaidah dan ketentuan yang digaris oleh Allah
kepada manusia dalam melakukan kegiatan produksi. Dalam melakukan kegiatan pengolahan
alam manusia harus senantiasa menjaga kesinambungan kehidupan disekitarnya, dan jangan
melakukan kerusakan.
Teori penawaran yaitu teori yang menerangkan sifat penjual dalam menawarkan barang yang
dijual. Satu aspek penting yang memberikan suatu perbedaan dalam perseptif ini
kemungkinan besar berasal dari landasan filosofi dan moralitas yang didasarkan pada premis
nilai-nilai Islam.

3
2.2 Teori Ekonomi Konvensional Mengenai Permintaan dan Penawaran
A. Teori Permintaan Konvensional.
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan
waktu tertentu. Permintaan berkaitan dengan keinginan konsumen akan suatu barang dan jasa
yang ingin dipenuhi. Dan kecenderunngan permintaan konsumen akan barang dan jasa tak
terbatas.
Hukum Permintaan: “Apabila harga naik jumlah barang/ jasa yang diminta menurun dan
apabila harga rendah maka jumlah barang/ jasa yang diminta meningkat”.
Faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan (demand):
1) Harga barang substitusi (pengganti)
2) Harga barang komplementer (pelengkap)
3) Jumlah pendapatan
4) Selera konsumen
5) Intensitas kebutuhan konsumen
6) Perkiraan harga pada masa depan
7) Jumlah penduduk

B. Teori Penawaran Konvensional.


Penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada suatu pasar
tertentu, pada periode tertentu dan pada tingkat tertentu.
Hukum Penawaran: “Perbandingan lurus antara harga terhadap jumlah barang yang
ditentukan, yaitu apabila harga naik, maka penawaran akan meningkat, sebaliknya apabila
harga turun penawaran akan turun”.
Faktor yang mempengaruhi tingkat penawaran:
1) Harga barang itu sendiri
2) Harga barang pengganti
3) Biaya produksi
4) Kemajuan teknologi
5) Pajak
6) Perkiraan harga masa depan

4
2.3 Perbedaan Antara Teori Ekonomi Islam dan Teori Ekonomi Konvensional
A. Teori Permintaan
Definisi dan factor-faktor yang mempengaruhi terhadap permintaan, antara permintaan
konvensional dan islam mempunyai kesamaan. Ini dikarenakan bahwa keduanya merupakan
hasil dari penelitian kenyataan di lapangan (empiris) dari tiap-tiap unit ekonomi.
Namun terdapat perbedaan yang mendasar Permintaan diantara keduanya, diantaranya:
Perbedaan utama antara kedua teori tersebut tentunya adalah mengenai sumber hukum
dan adanya batasan syariah dalam teori permintaan islami. Permintaan islam berprinsip pada
entitas utamanya yaitu islam sebagai pedoman hidup yang langsung dibimbing oleh Allah
SWT. Permintaan islam secara jelas mengakui bahwa sumber ilmu tidak hanya berasal dari
pengalaman berupa data-data yang kemudian mengkristal menjadi teori-teori, tetapi juga
berasal dari firman-firman Tuhan (relevation), yang menggambarkan bahwa ekonomi islam
didominasi oleh variable keyakinan religi dalam mekanisme sistemnya.
Sementara itu dalam ekonomi konvensional filosofi dasarnya terfokus pada tujuan
keuntungan dan materialisme. Hal ini wajar saja karena sumber inspirasi ekonomi
konvensional adalah akal manusia yang tergambar pada daya kreatifitas, daya olah informasi
dan imajinasi manusia. padahal akal manusia merupakan ciptaan Tuhan, dan memiliki
keterbatasan bila dibandingkan dengan kemampuan.
Konsep permintaan dalam islam menilai suatu komoditi tidak semuanya bias untuk
dikonsumsi maupun digunakan, dibedakan antara yang halal maupun yang haram. Allah telah
berfirman dalam surat Al-Maidah ayat 87-88 :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah
Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Dan makanlah makanan
yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada
Allah yang kamu beriman kepada-Nya.
Oleh karenanya dalam teori permintaan islam membahas permintaan barang halal,
barang haram, dan hubungan antara keduanya. Sedangkan dalam permintaan konvensional,
semua komoditi dinilai sama, bisa dikonsumsi atau digunakan.
Dalam motif permintaan islam menekankan pada tingkat kebutuhan konsumen terhadap
barang tersebut sedangkan motif permintaan konvensional lebih didominasi oleh nilai-nilai

5
kepuasan (interest). Konvensional menilai bahwa egoisme merupakan nilai yang konsisten
dalam mempengaruhi seluruh aktivitas manusia.
Permintaan islam bertujuan mendapatkan kesejahteraan atau kemenangan akhirat (falah)
sebagai turunan dari keyakinan bahwa ada kehidupan yang abadi setelah kematian yaitu
kehidupan akhirat, sehingga anggaran yang ada harus disisihkan sebagai bekal untuk
kehidupan akhirat.

B. Teori Penawaran
• Penawaran dalam ilmu konvensional
Dijelaskan bahwa penawaran berkorelasi positif terhadap harga (P).Ini berarti bahwa
semakin tinggi suatu harga produk, semakin memberikan insentif kepada produsen untuk
meningkatkan produksinya dan kemudian menawarkannya kepada konsumen yang
membutuhkan. Sebaliknya, semakin rendah suatu harga produk, semakin berkurang insentif
bagi produsen ubntuk memproduksi dan menawarkannya.Hal ini disebabkan karena makin
rendah suatu harga, makin kecil suatu keuntungan atau malah timbul kerugian. Sebagai suatu
agen ekonomi yang rasional, produsen akan memutuskan produksinya. Dengan demikian
dapatlah digambarkan dalam sebuah diagram dimana sumbu vertical adalah harga dan sumbu
horizontal adalah jumlah produk yang ditawarkan kepada masyarakat bahwa kurva
penawaran sebagai kurva yang naik ke kanan. Kedudukan kurva ini bias berpindah atau
bergeser bergantung kepada faktorfaktor yang mempengaruhinya.
Disamping itu, ongkos produksi juga merupakan faktor penting dalam menentukan
penawaran suatu produk.Ongkos produksi pada gilirannya ditentukan oleh harga dari faktor
input. Perubahan dalam harga-harga factor input umumnya dikarenakan adanya perubahan
dalam laju pajak dan subsidi. Sekalipun diasumsikan bahwa tidak terjadi perubahan dalam
kebijakan fiscal pemerintah berkaitan dengan perpajakan atau subsidi, masih ada factor lain
yang sangat berperan dalam menentukan kedudukan penawaran dalam perekonomian
konvensional.
Kemajuan teknologi berperan sangat penting dalam mengurangi ongkos produksi karena
perubahan dalam teknologi yang lebih maju memungkinkan dipakainya cara-cara produksi
yang jauh lebih efisien dan tentu saja lebih murah daripada sebelumnya.
Dengan demikian dapatlah diringkaskan bahwa aspek penawaran (Qs) dalam ekonomi
konvensional ditentukan oleh beberapa variable antara lain harga (P), ongkos produksi (C),
teknologi (T) dan factor input (Pt), ceteris paribus. Secara matematis dapat diungkapkan
dalam sebuah fungsi umum Qs = f (P, C, T, Pf). Sekalipun banyak faktor yang

6
mempengaruhi tingkatan penawaran, dalam analisis ilmu ekonomi hanya menggunakan harga
sebagai ukuran utama dalam membuat diagram penawaran.

• Penawaran dalam ilmu ekonomi islam


Secara umum tidak banyak perbedaan antara teori permintaan konvensional dengan islam
sejauh hal itu dikaitkan dengan variable atau factor yang turut berpengaruh terhadap posisi
penawaran. Bahkan bentuk kurva secara umum pada hakikatnya sama. Satu aspek penting
yang memberikan suatu perbedaan dalam perspektif ini kemungkinan besar berasal dari
landasan filosofi dan moralitas yang didasarkan pada premis nilai-nilai islam. Yang pertama
adalah bahwa islam memandang manusia secara umum, apakah sebagai konsumen atau
produsen, sebagai suatu objek yang terkait dengan nilai-nilai.
Nilai-nilai yang paling pokok yang didorong ole islam dalam kehidupan perekonomian
adalah kesederhanaan, tidak silau dengan gemerlapnya kenikmatan duniawi (zuhud) dan
ekonomis (iqtishad). Inilah nilai-nilai yang seharusnya menjadi gaya hidup Islamic man.
Yang kedua adalah norma-norma islam yang selalu menemani kehidupan manusia yaitu halal
dan haram. Produk-produk dan transaksi pertukaran barang dan jasa tunduk kepada norma
ini.
Hal-hal yang diharamkan atas manusia itu pada hakikatnya adalah barang-barang atau
transaksi-transaksi yang berbahaya bagi diri mereka dan kemaslahatannya.Namun demikian,
bahaya yang ditimbulkan itu tidak selalu dapat diketahui dan dideteksi oleh kemampuan
indrawi atau akal manusia dalam jangka pendek.Sikap yang benar dalam menghadapi
persoalan ini adalah kepatuhan kepada diktum disertai pencarian hikmah dibalik itu.
Dengan kedua batasan ini maka lingkup produksi dan pada gilirannya adalah lingkup
penawaran itu sendiri dalam ekonomi islam menjadi lebih sempit daripada yang dimiliki oleh
ekonomi konvensional.

7
2.4 Elastisitas Permintaan dan Penawaran

Pengertian Elastisitas Permintaan dan Penawaran


Elastisitas adalah pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang yang diminta atau
yang ditawarkan. Atau, dengan sederhananya, elastisitas merupakan tingkat kepekaan
(perubahan) suatu gejala ekonomi terhadap perubahan gejala ekonomi lainnya.

Elastisitas terbagi menjadi tiga jenis, yakni elastisitas harga atau price elasticity,
elastisitas silang atau cross elasticity, dan elastisitas pendapatan atau income elasticity. Di
dalam ketiga bentuk itu, terdapat elastisitas permintaan dan penawaran sebagai unsur
pentingnya.

Pengertian dari elastisitas permintaan adalah pengaruh perubahan harga terhadap besar
kecilnya jumlah barang yang diminta atau tingkat kepekaan perubahan jumlah barang yang
diminta terhadap perubahan harga barang. Sedangkan, elastisitas penawaran adalah pengaruh
perubahan harga terhadap besar kecilnya jumlah barang yang ditawarkan atau tingkat
kepekaan perubahan jumlah barang yang ditawarkan terhadap perubahan harga barang.

Jadi, elastisitas permintaan itu membahas tingkat kepekaan jumlah barang yang diminta
akibat perubahan harga. Sementara itu, elastisitas penawaran menunjukkan tingkat kepekaan
jumlah barang yang ditawarkan akibat perubahan harga.

Elastisitas Harga Permintaan dan Penawaran

Konsep dasar elastisitas permintaan dan penawaran sudah dijelaskan pada subbab di atas,
yakni elasitistas permintaan membahas tingkat kepekaan permintaan jumlah barang dan
elastisitas penawaran menunjukkan tingkat kepekaan penawaran jumlah barang. Untuk dapat
mengetahui koefisien elastisitas harga tersebut, maka kamu bisa menggunakan rumus berikut:

Keterangan:

ΔQ : perubahan jumlah permintaan

ΔP : perubahan harga barang

P : harga mula-mula

Q : jumlah permintaan mula-mula

E : elastisitas permintaan/penawaran

8
Dengan menggunakan rumus tersebut, kamu akan mengetahui nilai koefisien
elasitisitas. Nilai tersebut yang akan menggambarkan seberapa besar kepekaan atau tingkat
elastisitas barang yang diminta atau ditawarkan akibat perubahan harga barang.

Adapun, koefisien elastisitas permintaan dan penawaran memiliki sifat-sifat tertentu.


Sifat-sifat itu ialah:

1. Permintaan/Penawaran Bersifat Elastis (E>1)


Persentase perubahan kuantitas permintaan > persentase perubahan harga sering terjadi pada
produk yang mudah dicari barang penggantinya. Hal itu berarti barang tersebut sangat peka
terhadap perubahan harga.

Contohnya: pakaian, makanan ringan, dan lain sebagainya. Ketika harganya naik,
konsumen akan dengan mudah menemukan barang penggantinya. Bila digambarkan dalam
bentuk kurva maka akan menjadi seperti ini:

2. Permintaan/Penawaran Bersifat Inelastis (E<1)


Persentase perubahan kuantitas permintaan < dari persentase perubahan harga biasanya
terjadi pada produk kebutuhan sehari-hari. Misalnya, beras yang dibutuhkan mayoritas
masyarakat Indonesia sebagai bahan pangan utama.

Orang akan tetap membelinya meskipun harganya naik. Meski dapat dihemat
penggunaannya, akan tetapi cenderung tidak akan sebesar kenaikan harga yang terjadi.
Sebaliknya, jika harga turun konsumen tidak akan menambah konsumsinya sebesar
penurunan harga. Hal itu dikarenakan konsumsi beras memiliki keterbatasan, misalnya rasa
kenyang. Bila digambarkan dalam bentuk kurva maka akan menjadi seperti di bawah ini:

9
3. Permintaan/Penawaran Bersifat Unitary/Uniter (E=1)
Persentase perubahan kuantitas permintaan = persentase perubahan harga termasuk sifat
yang dapat dikatakan sebagai pembatas antara permintaan elastis dan tidak elastis (inelastis).
Contoh dari produk elastisitasnya uniter tidak dapat disebutkan secara spesifik. Bentuk
kurvanya ialah sebagai berikut:

4. Permintaan/Penawaran Bersifat Elastis Sempurna/Tak Terhingga (E= ~)


Elastisitas dikatakan tak terhingga bila pada suatu harga tertentu pasar sanggup
membeli atau menjual semua barang yang ada di pasar. Namun, kenaikan harga sedikit saja
akan menjatuhkan permintaan menjadi nol (0).

Contoh produk yang permintaanya bersifat elastis tak terhingga atau sempurna di
antaranya barang atau jasa yang bersifat komoditi. Artinya, produk tersebut merupakan
barang atau jasa yang memiliki karakteristik dan fungsi sama meskipun dijual di tempat yang
berbeda atau diproduksi oleh produsen yang berbeda. Dengan demikian, kurvanya berbentuk
horizontal, seperti berikut:

10
5. Permintaan/Penawaran Bersifat Inelastis Sempurna (E = 0)
Permintaan/pernawaran bersifat inelastis sempurna maksudnya ialah perubahan harga
tidak memengaruhi jumlah produk yang diminta. Dengan begitu, kurvanya berbentuk vertikal
yang memiliki arti berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas produk barang atau jasa tetap
tidak berubah.

Contoh produk yang permintaannya tidak elastis sempurna ialah tanah (meskipun
harganya naik terus, kuantitas yang tersedia tetap terbatas), lukisan milik pelukis yang telah
meninggal (berapapun harga yang ditawar atas lukisan, dan lain sebagainya. Bentuk kurva
vertikal dari permintaan/penawaran bersifat inelastis sempurna sebagai berikut:

Elastisitas Silang
Pengertian dari elastisitas silang atau cross elasticity adalah elastisitas yang mengukur
tingkat kepekaan perubahan jumlah barang tertentu yang diminta (misalnya barang x) akibat
perubahan harga barang lainnya (misalnya barang y). Elastisitas silang berlaku baik bagi
barang-barang substitusi maupun barang komplementer. Bila dirumuskan, maka rumusnya
sebagai berikut:

Besarnya nilai elastisitas hasil dari penghitungan menggunakan rumus tersebut akan
menunjukkan bentuk hubungan antara barang X dengan barang Y. Sifat hubungan
antarbarang itu dapat berupa hubungan komplementer (complementer) atau berupa hubungan
barang yang menggantikan (substitute) atau tidak ada hubungan sama sekali (netral).

Hubungan antarbarang yang bersifat komplementer bisa terjadi antara dua jenis barang
yang berfungsi saling melengkapi. Misalnya, kopi dan gula pasir. Lalu, hubungan
antarbarang yang bersifat subtitusi atau saling menggantikan terjadi antara dua barang yang
saling menggantikan. Misalnya, teh dengan kopi.

Dan, hubungan antar barang yang bersifat netral terjadi pada dua barang yang secara
logika tidak memiliki hubungan langsung. Misalnya, air dengan komputer.

Pada elastisitas silang terdapat beberapa rumus sifatnya. Berikut rumus atas sifat-sifat
tersebut:

1. Jika Exy > 0 untuk barang substitusi, misalnya jika harga beras naik, maka beras
yang diminta akan turun sehingga gandum yang diminta akan naik.

11
2. Jika Exy < 0 untuk barang komplementer, misalnya jika harga gula naik sehingga
menyebabkan gula yang diminta turun, maka teh yang akan diminta juga turun.

3. Jika Exy = 0 untuk dua barang yang netral atau tidak memiliki hubungan sama
sekali.

Elastisitas Pendapatan
Elastisitas pendapatan atau income elasticity adalah persentase perubahan jumlah
barang yang diminta (Q) akibat perubahan pendapatan riil (Y) konsumen. Rumus elastisitas

pendapatan sebagai berikut:

Produk barang dengan Ei > 0 merupakan barang normal. Bila nilai Ei = 0 maka barang
tersebut merupakan barang kebutuhan pokok. Bila Ei < 0 maka barang tersebut termasuk
barang mewah. Apabila barang dengan Ei > 0 permintaan terhadap barang tersebut justru
menurun pada saat pendapatan riil meningkat. Hal itu mengindikasikan bahwa  barang
tersebut adalah barang inferior atau barang yang mempunyai kualitas kurang baik di mata
konsumen.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

https://jurnalekonomi.unisla.ac.id/index.php/jpim/article/view/56
http://repository.unisba.ac.id/bitstream/handle/123456789/12471/06bab2_Rahmawati_100102110
15_skr_2016.pdf?sequence=6&isAllowed=y
http://www.forshei.org/2019/10/konsep-produksi-konsumsi-permintaan-dan.html?m=1
https://www.google.com/amp/s/www.quipper.com/id/blog/mapel/ekonomi/pengertian-elastisitas-
permintaan-dan-penawaran/amp/

13

Anda mungkin juga menyukai