Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH MATEMATIKA

RELASI DAN FUNGSI

OLEH
KELOMPOK 12
1. TURINI
2. ISTINGANATUL KHOIRIAH
3. JULIA SUSANTI

DOSEN PENGAMPU
PUPUT WAHYU HIDAYAT, M.Pd

SEKOLAHTINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


STKIP MUARA BUNGO
T.A 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang relasi dan fungsi matematika.
Makalah ilmiah ini telah Kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka Kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar Kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata Kami berharap semoga makalah tentang Relasi ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Muara Bungo, 29 November 2021


Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i


KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 1
C. Tujuan Makalah ..................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 2
A. Relasi ..................................................................................... 2
B. Fungsi/Pemetaan .................................................................... 4
BAB III PENUTUP ................................................................................... 18
A. Kesimpulan......................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fungsi dan relasi adalah bagian dari pelajaran matematika, dimana fungsi
dan relasi ini saling berhubungan satu dengan yang lain. Dalam banyak hal,
fungsi diterapkan dalam berbagai bidang untuk menyelesaikan persoalan-
persoalan baik dalam bidang tehnik, ekonomi dan bidang lain yang
mempelajari hubungan-hubungan antar variabel, dimana variabel satu sama
lainnya saling mempengaruhi dan dapat diukur, seperti jarak dan waktu
dapat diukur, sehingga dapat dikatakan bahwa jarak adalah fungsi dari
waktu.
Di dalam fungsi dan relasi ada yang namanya daerah asal, daerah kawan,
dan daerah hasil. Daerah asal disebut domain, daerah kawan disebut
kodomain, sedangkan daerah hasil disebut range.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan beberapa
masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari relasi?
2. Bagaimana cara menyatakan relasi?
3. Apa pengertian dari fungsi?

C. Tujuan Makalah
Berdasarakan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka
tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan relasi.
2. Untuk mengetahui cara menyatakan relasi.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan fungsi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Relasi
1. Pengertian
Perhatikan gambar dibawah ini.

Gambar 1.1
Gambar 1.1 menunjukkan suatu kumpulan anak yang terdiri atas Tino,
Atu, Togar, dan Nia berada di sebuah toko alat tulis. Mereka berencana
membeli buku dan alat tulis.
Tino berencana membeli buku tulis dan pensil, Ayu membeli
penggaris dan penghapus, Togar membeli bolpoin, buku tulis, dan
tempat pensil, sedangkan Nia membeli pensil dan penggaris.
Perhatikan bahwa ada hubungan antara himpunan anak = {Tino,
Ayu, Togar, Nia} dengan himpunan alat tulis = {buku tulis, pensil,
penggaris, penghapus, bolpoin, tempat pensil}. Himpunan anak dengan
himpunan alat tulis dihubungkan oleh kata membeli. Dalam hal ini, kata
membeli merupakan relasi yang menghubungkan himpunan anak
dengan himpunan alat tulis.
Jadi, relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah hubungan yang
memasangkan anggota-anggota himpunan A dengan anggotaanggota
himpunan B.
Relasi (hubungan) dari suatu himpunan ke himpunan lain adalah
pasangan anggota-anggota suatu himpunan dengan anggota-anggota
himpunan.

2
2. Menyatakan Relasi
Suatu relasi dapat dinyatakan dengan tiga cara, yaitu dengan
diagram panah, diagram Cartesisus, dan himpunan pasangan berurutan.
Perhatikan uraian berikut!

Tabel 1.1
Nama Siswa Pelajaran yang Disukai

Buyung IPS, Kesenian

Doni Keterampilan, Olahraga


Vita IPA

Putri Matematika, Bahasa Inggris

Tabel 1.1 di atas dapat dinyatakan dengan diagram panah, diagram


Cartesius, dan himpunan pasangan berurutan seperti di bawah ini.
Misalkan A = {Buyung, Doni, Vita, Putri}, B = {IPS, kesenian,
keterampilan, olahraga, matematika, IPA, bahasa Inggris}, dan
“pelajaran ynag disukai” adalah relasi yang menghubungkan himpunan
A ke himpunan B. a. Dengan Diagram Panah
Gambar 1.2 di bawah ini menunjukkan relasi pelajaran yang disukai
dari himpunan A ke himpunan B. Arah panah menunjukkan

Gambar 1.2

3
anggota-anggota himpunan A yang berelasi dengan anggota-
anggota tertentu pada himpunan B.

b. Dengan Diagram Cartesius


Relasi antara himpunan A ke himpunan B dapat dinyatakan
dengan diagaram Cartesius. Anggota-anggota himpunan berada
pada sumbu mendatar dan anggota-anggota himpunan B berada
pada sumbu tegak. Setiap pasangan anggota himpunan A yang
berelasi dengan anggota himpunan B dinyatakan dengan titik atau
noktah. Gambar 1.3 menunjukkan diagram Cartesius dari relasi
pelajaran yang disukai dari data pada Tabel 1.1.

Gambar 1.3
c. Dengan Himpunan Pasangan Berurutan
Himpunan pasangan berurutan dari data pada Tabel 1.1
sebagai berikut.
{(Buyung, IPS), (Buyung, kesenian), (Doni, keterampilan), (Doni,
olahraga), (Vita, IPA), (Putri, Matematika), (Putri, bahasa
Inggris)}.

B. Fungsi/Pemetaan
1. Pengertian Fungsi
Perhatikan uraian berikut.

4
Pengambilan data mengenai berat badan dari enam siswa kelas VIII
disajikan pada tabel berikut:
` Tabel 1.2
Nama Siswa Berat Badan (kg)

Anik 35

Andre 34

Gita 30

Bayu 35

Asep 33

Dewi 32

Gambar 1.4
Gambar 1.4 merupakan diagram panah yang menunjukkan relasi berat
badan dari data pada Tabel 1.2.
Dari diagram panah pada Gambar 1.4 dapat diketahui hal-hal
sebagai berikut:
a. Setiap siswa memiliki berat badan.
Hal ini berarti setiap anggota A mempunyai kawan atau pasangan
dengan anggota B.
b. Setiap siswa memiliki tepat satu berat badan.
Hal ini berarti setiap anggota A mempunyai tepat satu kawan atau
pasangan dengan anggota B.

5
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa relasi
dari himpunan A ke himpunan B adalah relasi khusus yang
memasangkan setiap anggota A dengan tepat satu anggota B. Relasi
yang demikian dinamakan fungsi (pemetaan). Jadi, fungsi (pemetaan)
dari himpunan A ke himpunan B adalah relasi khusus yang
memasangkan setiap anggota A dengan tepat satu anggota B.
Syarat suatu relasi merupakan pemetaan atau fungsi adalah: a.
Setiap anggota A mempunyai pasangan di B.
b. Setiap anggota A dipasangkan dengan tepat satu anggota B.
2. Notasi dan Nilai Fungsi

Gambar 1.5
Diagram di atas menggambarkan fungsi yang memetakkan 𝑥
anggota himpunan A ke 𝑦 anggota himpunan B. Notasi fungsinya dapat
ditulis sebagai berikut:
𝑓 ∶ 𝑥 y atau 𝑓 ∶ 𝑥 𝑓(𝑥) dibaca: fungsi f
memetakkan x anggota A ke y anggota B
Himpunan A disebut domain (daerah asal)
Himpunan B disebut kodomain (daerah kawan)
Himpunan C B yang memuat 𝑦 disebut range (daerah hasil)
Dalam hal ini, 𝑦 = 𝑓(𝑥) disebut bayangan (peta) 𝑥 oleh fungsi
𝑓. Variabel 𝑥 dapat diganti dengan sebarang anggota himpunan A dan
disebut variabel bebas. Adapun variabel 𝑦 anggota himpunan B yang
merupakan bayangan 𝑥 oleh fungsi 𝑓 ditentukan (bergantung pada) oleh
aturan yang didefinisikan, dan disebut variabel bergantung.

6
Misalkan bentuk fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 + 𝑏. untuk menentukan nilai
fungsi untuk 𝑥 tertentu, dengan cara mengganti (mensubstitusi) nilai 𝑥
pada bentuk fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 + 𝑏.

Contoh:

a. Perhatikan diagram panah pada


Gambar 1.6. Tentukan:
i. Domain
ii. Kodomain
iii. Range
iv. Bayangan dari 1, 2, 3, 4 dan 5 oleh
fungsi 𝑓.
Gambar 1.6
b. Diketahui fungsi 𝑓 didefinisikan sebagai 𝑓(𝑥) = 2𝑥2 – 3𝑥 + 1.
Tentukan nilai fungsi 𝑓(𝑥) untuk:
i. 𝑥 = 2 ii. 𝑥 = -3 Penyelesaian:
a. Berdasarkan Gambar 1.6
i. Domain = A = {1, 2, 3, 4, 5} ii. Kodomain = B = {𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑,
𝑒} iii. Range = {𝑎, 𝑐, 𝑒}
iv. Bayangan 1 oleh fungsi 𝑓 adalah 𝑓(1) = 𝑎
Bayangan 2 oleh fungsi 𝑓 adalah 𝑓(2) = 𝑎
Bayangan 3 oleh fungsi 𝑓 adalah 𝑓(3) = 𝑐
Bayangan 4 oleh fungsi 𝑓 adalah 𝑓(4) = 𝑐
Bayangan 5 oleh fungsi 𝑓 adalah 𝑓(5) = 𝑒
b. Diketahui fungsi 𝑓(𝑥) = 2𝑥2 – 3𝑥 + 1.
i. Substitusi nilai 𝑥 = 2 ke fungsi 𝑓(𝑥) = 2𝑥2 – 3𝑥 + 1.
Sehingga 𝑓(𝑥) = 2𝑥2 – 3𝑥 + 1.
𝑓(2)= 2𝑥2 – 3𝑥 + 1
=8–6+1=3
ii. Substitusi nilai 𝑥 = -3 ke fungsi 𝑓(𝑥),

7
Sehingga 𝑓(𝑥) = 2𝑥2 – 3𝑥 + 1
(-3)= 2(-3)2 – 3(-3) + 1 = 18 + 9 + 1 = 28
3. Cara Menyatakan Fungsi
Suatu fungsi dapat dinyatakan dalam 3 cara yaitu: diagram panah,
diagram Cartesius, dan himpunan pasangan berurutan.
Misalkan A = {1, 3, 5} dan B = {-2, -1, 0, 1, 2, 3}. Jika fungsi :
A B ditentukan dengan – 2 maka:
Diagram panah yang menggambarkan fungsi
tersebut sebagai berikut:

A B
1● ● -2

3● ● -1

5● ●0

●1

●2

●3
Gambar 1.7
a. Diagram Cartesius dari fungsi sebagai berikut:

Gambar 1.8
b. Himpunan pasangan berurutan dari fungsi tersebut adalah {(1, 1),
(3, 1), (5, 3)). Perhatikan bahwa setiap anggota A muncul tepat satu
kali pada komponen pertama pada pasangan berurutan.
4. Menentukan Banyaknya Pemetaan yang Mungkin dari Dua Himpunan

8
Untuk menentukan banyaknya pemetaan yang mungkin dari dua
himpunan, perhatikan uraian berikut:
a. Jika A = {1} dan B = {a} maka n(A) = 1 dan n(B) =1. Satu-satunya
pemetaan yang mungkin dari A ke B mempunyai diagram panah
seperti tampak pada Gambar 1.9
A B

1● ●a

Gambar 1.9
b. Jika A ={1,2} dan B = {a} maka n(A) = 2 dan n(B) = 1. Pemetaan
yang mungkin dari himpunan A ke B tampak seperti diagram
panah pada Gambar 1.10
A B
1●

2● ●a

Gambar 1.10
c. Jika A = {1} dan B ={a, b} maka n(A) = 1 dan n(B) = 2. Banyaknya
pemetaan yang mungkin dari A ke B ada 2, seperti tampak pada
diagram panah pada Gambar 1.11
A B A B
1● ●a 1● ●a

●b ●b
Gambar 1.11
d. Jika A = {1,2,3} dan B = {a} maka n(A) = 3 dan n(B) = 1.
Banyaknya pemetaan yang mungkin dari A ke B ada satu, seperti
tampak pada diagram panah pada Gambar 1.12

9
A B
1●

●a

3●
Gambar 1.12 2 ●
e. Jika A = {1} dan B ={a,b,c} maka n(A) =1 dan n(B) = 3. Banyaknya
pemetaan yang mungkin dari A ke B ada tiga, seperti tampak pada
diagram panah berikut ini.
A B A B A B
●a ●a ●a
1● ●b 1● ●b 1● ●b
●c ●c ●c

Gambar 1.13
f. Jika A = {1,2} dan B = {a,b} maka n(A) = 2 dan n(B) = 2.
Banyaknya pemetaan yang mungkin dari A ke B ada empat, seperti
tampak pada diagram panah pada Gambar 1.14
A B A B
1● ●a 1● ●a

2● ●b 2● ●b

A B A B

1● ●a 1● ●a
2● ●b 2● ●b

Gambar 1.14
g. Jika A = {1,2,3}dan B ={a,b} maka n(A) = 3 dan n(B) = 2.
Banyaknya pemetaan yang mungkin dari A ke B ada 8, seperti
tampak pada diagram panah pada Gambar 1.15

10
A B A B A B
1● ●a 1● ●a 1● ●a
2● ●b 2● ●b 2● ●b
3● 3● 3●

A B A B A B

1● ●a 1● ●a 1● ●a

2● ●b 2● ●b 2● ●b

3● 3● 3●

A B A B
1● ●a
1● ●a
2● ●b
2● ●b
3●
3●
Gambar 1.15
Dengan mengamati uraian tersebut, untuk menentukan
banyaknya pemetaan dari suatu himpunan A ke himpunan B dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.3
Banyaknya Anggota Banyaknya Banyaknya
Pemetaan yang Pemetaan yang
Mungkin dari A ke Mungkin dari
Himpunan Himpunan B B ke A
A B

1 1 1 = 11 1 = 11

2 1 1 = 12 2 = 21

1 2 2 = 21 1 = 12

3 1 1 = 13 3 = 31

11
1 3 3 = 31 1 = 13

2 2 4 = 22 4 = 22

3 2 8 = 23 9 = 32

Berdasarkan pengamatan pada tabel di atas, dapat diambil


kesimpulan sebagai berikut.
Jika banyaknya anggota himpunan A adalah n(A) = a dan banyaknya
anggota himpunan B adalah n(B) = b maka:
1) Banyaknya pemetaan yang mungkin dari A ke B adalah ba . 2)
Banyaknya pemetaan yang mungkin dari B ke A adalah ab .
Contoh:
Jika A = {bilangan prima kurang dari 5} dan B = {huruf vokal,
hitunglah banyaknya pemetaan: a. dari A ke B;
b. dari B ke A, tanpa menggambar diagram panahnya.
Penyelesaian :
a. A= {2,3}, n(A) = 2
B = {a, e, i, o, u}, n(B) = 5
Banyaknya pemetaan yang mungkin dari A ke B = ba = 52= 25
b. A= {2,3}, n(A) = 2
B = {a, e, i, o, u}, n(B) = 5
Banyaknya pemetaan yang mungkin dari B ke A = ab = 25= 32
5. Merumuskan Bentuk Fungsi
Pada pembahasan ini yang dipelajari hanyalah fungsi linear, yaitu
𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 + 𝑏, dengan 𝑎 dan 𝑏 konstanta dan 𝑥 variabel maka rumus
fungsinya adalah 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 + 𝑏. Jika nilai variabel 𝑥 = 𝑚 maka nilai
𝑓(𝑚) = 𝑎𝑚 + 𝑏. Dengan demikian, dapat ditentukan bentuk fungsi 𝑓
jika diketahui nilai-nilai fungsinya. Selanjutnya, nilai konstanta 𝑎 dan 𝑏
ditentukan berdasarkan nilai-nilai fungsi yang diketahui.
Contoh:
Diketahui 𝑓 fungsi linear dengan 𝑓(0) = −5 dan 𝑓(−2) = −9.
Tentukan:

12
a. Nilai 𝑎 dan 𝑏,
b. Bentuk fungsinya
c. Bayangan dari 3 Penyelesaian:
a. Karena fungsi linear, maka
Dengan demikian diperoleh

untuk menentukan nilai , perhatikan langkah berikut.

Jadi, nilai dan


.
b. Nilai

dan

Jadi, bentuk fungsinya adalah


c.
d.
e.
f.
g. Jadi, bayangan dari 3 adalah 1.
6. Menggambar Grafik Fungsi dalam Koordinat Cartesius
Misalkan peubah pada himpunan M = {0, 1, 2, 3, 4}, dan fungsi
dari himpunan M ke himpunan bilangan cacah.
Untuk memudahkan cara menulis maupun membaca fungsi dari
setiap , maka dibuat dalam bentuk tabel berikut ini. Tabel 1.4
Pemetaan Pasangan berurutan
0 2(0) + 1 = 1 (0, 1)

1 2(1) +1 = 3 (1, 3)

13
2 2(2) + 1 = 5 (2, 5)
3 2(3) + 1 = 7 (3, 7)

4 2(4) + 1 = 9 (4, 9)

Dengan menggunakan pasangan berurutan pada Tabel 1.4, maka


dapat di gambar grafik Cartesius untuk fungsi , sebagai
berikut:

(a) (b)
Gambar 1.16
Gambar 1.16(a) adalah grafik fungsi dengan x
peubah pada {0, 1, 2, 3, 4}, yang ditunjukkan dengan titik-titik pada
gambar.
Gambar 1.16(b) adalah grafik fungsi 𝑓 ∶ 𝑥 2𝑥 + 1 dengan x
peubah pada himpunan semua bilangan positif dan nol, yang
ditunjukkan dengan garis yang melalui titik-titik pada grafik 1.16(a)
Contoh:
1. Buatlah tabel pemetaan 𝑔 ∶ 𝑥 𝑥 + 1 dari himpunan {1, 2, 3, 4, 5}
ke himpunan bilangan cacah, dan gambarkan grafiknya.

14
2. Gambarlah grafik pemetaan 𝑔 ∶ 𝑥 𝑥 + 1 pada himpunan semua
bilangan positif dan nol.
Penyelesaian:
1. Tabel pemetaan dan grafik Tabel 1.5
𝑥 1 2 3 4 5

𝑥+1 2 3 4 5 6

Pasangan (1, 2) (2, 3) (3, 4) (4, 5) (5, 6)


berurutan

Gambar 1.17

2. Grafik pemetaan

Gambar 1.18

15
7. Korespondensi Satu-satu
Perhatikan gambar berikut!

Gambar 1.19
Perhatikan deretan rumah di suatu kompleks rumah (perumahan).
Setiap rumah memiliki nomor rumah tertentu yang berbeda dengan
nomor rumah yang lain.
Mungkinkah satu rumah memiliki dua nomor rumah? Atau
mungkinkah dua rumah memiliki nomor rumah yang sama? Tentu saja
jawabannya tidak. Keadaan sebuah rumah memiliki satu nomor rumah
atau satu nomor rumah dimiliki oleh sebuah rumah dikatakan sebagai
korespondensi satu-satu.
Contoh lain yang menggambarkan korespondensi satu-satu
sebagai berikut. Enam orang siswa bermain bola voli dengan nomor
punggung 301-306. Ternyata Bonar bernomor punggung 301;
Asti bernomor punggung 302;
Reni bernomor punggung 303;
Asep bernomor punggung 304;
Buyung bernomor punggung 305;
Beta bernomor punggung 306;
Selanjutnya, jika kita misalkan A = {Bonar, Reni, Asep, Buyung,
Beta} dan B = {301, 302, 303, 304, 305, 306} maka
“bernomor punggung“ adalah relasi A ke B.
Relasi “bernomor punggung“ dari himpunan A ke himpunan B
pada kasus di atas dapat digambarkan dalam bentuk diagram panah
berikut:

16
Gambar 1.20
Perhatikan bahwa setiap anggota A mempunyai tepat satu kawan
di B. Dengan demikian, relasi “bernomor punggung“ dari himpunan A
ke himpunan B merupakan suatu pemetaan. Selanjutnya, amati bahwa
setiap anggota B yang merupakan peta (bayangan) dari anggota A di
kawankan dengan tepat satu anggota A.
Pemetaan dua arah seperti contoh di atas disebut korespondensi
satu-satu atau perkawanan satu-satu.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
Korespondensi satu-satu adalah fungsi yang memetakan anggota
dari himpunan A dan B, dimana semua anggota A dan B dapat
dipasangkan sedemikian sehingga setiap anggota A berpasangan
dengan tepat satu anggota B dan setiap anggota B berpasangan dengan
tepat satu anggota A. Jadi, banyak anggota himpunan A dan B harus
sama atau n(A) = n(B).

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah hubungan yang
memasangkan anggota-anggota himpunan A dengan anggota-anggota
himpunan B. fungsi (pemetaan) dari himpunan A ke himpunan B adalah relasi
khusus yang memasangkan setiap anggota A dengan tepat satu anggota B.
Relasi dan fungsi dapat dinyatakan dengan tiga cara, yaitu: diagram panah,
diagram Cartesius, dan himpunan pasangan berurutan.

Jika x anggota A (domain) dan y anggota B (kodomain) maka fungsi f


yang memetakkan x ke y dinotasikan dengan f : x y, dibaca fungsi f
memetakan x ke y atau x dipetakan ke y oleh fungsi f.

Jika banyaknya anggota himpunan A adalah n(A) = a dan banyaknya


anggota himpunan B adalah n(B) = b maka:

Banyaknya pemetaan yang mungkin dari A ke B adalah ba . 2.


Banyaknya pemetaan yang mungkin dari B ke A adalah ab .
Jika nilai variabel suatu fungsi berubah maka akan menyebabkan
perubahan pada nilai fungsinya.
Dua impunan A dan B dikatakan berkorespondensi satu-satu jika semua
anggota A dan B dapat dipasangkan sedemikian sehingga setiap anggota A
berpasangan dengan tepat satu anggota B dan setiap anggota B berpasangan
dengan tepat satu anggota A.

18
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Tri.2008.Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk Kelas VIII SMP dan
MTs 2.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Cholik,Sugiyono.2005.Matematika 2A Edisi Kedua untuk SMP Kelas VIII


Semester 1.Jakarta: Erlangga

19

Anda mungkin juga menyukai