OLEH
KELOMPOK 12
1. TURINI
2. ISTINGANATUL KHOIRIAH
3. JULIA SUSANTI
DOSEN PENGAMPU
PUPUT WAHYU HIDAYAT, M.Pd
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang relasi dan fungsi matematika.
Makalah ilmiah ini telah Kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka Kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar Kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata Kami berharap semoga makalah tentang Relasi ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fungsi dan relasi adalah bagian dari pelajaran matematika, dimana fungsi
dan relasi ini saling berhubungan satu dengan yang lain. Dalam banyak hal,
fungsi diterapkan dalam berbagai bidang untuk menyelesaikan persoalan-
persoalan baik dalam bidang tehnik, ekonomi dan bidang lain yang
mempelajari hubungan-hubungan antar variabel, dimana variabel satu sama
lainnya saling mempengaruhi dan dapat diukur, seperti jarak dan waktu
dapat diukur, sehingga dapat dikatakan bahwa jarak adalah fungsi dari
waktu.
Di dalam fungsi dan relasi ada yang namanya daerah asal, daerah kawan,
dan daerah hasil. Daerah asal disebut domain, daerah kawan disebut
kodomain, sedangkan daerah hasil disebut range.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan beberapa
masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari relasi?
2. Bagaimana cara menyatakan relasi?
3. Apa pengertian dari fungsi?
C. Tujuan Makalah
Berdasarakan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka
tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan relasi.
2. Untuk mengetahui cara menyatakan relasi.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan fungsi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Relasi
1. Pengertian
Perhatikan gambar dibawah ini.
Gambar 1.1
Gambar 1.1 menunjukkan suatu kumpulan anak yang terdiri atas Tino,
Atu, Togar, dan Nia berada di sebuah toko alat tulis. Mereka berencana
membeli buku dan alat tulis.
Tino berencana membeli buku tulis dan pensil, Ayu membeli
penggaris dan penghapus, Togar membeli bolpoin, buku tulis, dan
tempat pensil, sedangkan Nia membeli pensil dan penggaris.
Perhatikan bahwa ada hubungan antara himpunan anak = {Tino,
Ayu, Togar, Nia} dengan himpunan alat tulis = {buku tulis, pensil,
penggaris, penghapus, bolpoin, tempat pensil}. Himpunan anak dengan
himpunan alat tulis dihubungkan oleh kata membeli. Dalam hal ini, kata
membeli merupakan relasi yang menghubungkan himpunan anak
dengan himpunan alat tulis.
Jadi, relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah hubungan yang
memasangkan anggota-anggota himpunan A dengan anggotaanggota
himpunan B.
Relasi (hubungan) dari suatu himpunan ke himpunan lain adalah
pasangan anggota-anggota suatu himpunan dengan anggota-anggota
himpunan.
2
2. Menyatakan Relasi
Suatu relasi dapat dinyatakan dengan tiga cara, yaitu dengan
diagram panah, diagram Cartesisus, dan himpunan pasangan berurutan.
Perhatikan uraian berikut!
Tabel 1.1
Nama Siswa Pelajaran yang Disukai
Gambar 1.2
3
anggota-anggota himpunan A yang berelasi dengan anggota-
anggota tertentu pada himpunan B.
Gambar 1.3
c. Dengan Himpunan Pasangan Berurutan
Himpunan pasangan berurutan dari data pada Tabel 1.1
sebagai berikut.
{(Buyung, IPS), (Buyung, kesenian), (Doni, keterampilan), (Doni,
olahraga), (Vita, IPA), (Putri, Matematika), (Putri, bahasa
Inggris)}.
B. Fungsi/Pemetaan
1. Pengertian Fungsi
Perhatikan uraian berikut.
4
Pengambilan data mengenai berat badan dari enam siswa kelas VIII
disajikan pada tabel berikut:
` Tabel 1.2
Nama Siswa Berat Badan (kg)
Anik 35
Andre 34
Gita 30
Bayu 35
Asep 33
Dewi 32
Gambar 1.4
Gambar 1.4 merupakan diagram panah yang menunjukkan relasi berat
badan dari data pada Tabel 1.2.
Dari diagram panah pada Gambar 1.4 dapat diketahui hal-hal
sebagai berikut:
a. Setiap siswa memiliki berat badan.
Hal ini berarti setiap anggota A mempunyai kawan atau pasangan
dengan anggota B.
b. Setiap siswa memiliki tepat satu berat badan.
Hal ini berarti setiap anggota A mempunyai tepat satu kawan atau
pasangan dengan anggota B.
5
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa relasi
dari himpunan A ke himpunan B adalah relasi khusus yang
memasangkan setiap anggota A dengan tepat satu anggota B. Relasi
yang demikian dinamakan fungsi (pemetaan). Jadi, fungsi (pemetaan)
dari himpunan A ke himpunan B adalah relasi khusus yang
memasangkan setiap anggota A dengan tepat satu anggota B.
Syarat suatu relasi merupakan pemetaan atau fungsi adalah: a.
Setiap anggota A mempunyai pasangan di B.
b. Setiap anggota A dipasangkan dengan tepat satu anggota B.
2. Notasi dan Nilai Fungsi
Gambar 1.5
Diagram di atas menggambarkan fungsi yang memetakkan 𝑥
anggota himpunan A ke 𝑦 anggota himpunan B. Notasi fungsinya dapat
ditulis sebagai berikut:
𝑓 ∶ 𝑥 y atau 𝑓 ∶ 𝑥 𝑓(𝑥) dibaca: fungsi f
memetakkan x anggota A ke y anggota B
Himpunan A disebut domain (daerah asal)
Himpunan B disebut kodomain (daerah kawan)
Himpunan C B yang memuat 𝑦 disebut range (daerah hasil)
Dalam hal ini, 𝑦 = 𝑓(𝑥) disebut bayangan (peta) 𝑥 oleh fungsi
𝑓. Variabel 𝑥 dapat diganti dengan sebarang anggota himpunan A dan
disebut variabel bebas. Adapun variabel 𝑦 anggota himpunan B yang
merupakan bayangan 𝑥 oleh fungsi 𝑓 ditentukan (bergantung pada) oleh
aturan yang didefinisikan, dan disebut variabel bergantung.
6
Misalkan bentuk fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 + 𝑏. untuk menentukan nilai
fungsi untuk 𝑥 tertentu, dengan cara mengganti (mensubstitusi) nilai 𝑥
pada bentuk fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 + 𝑏.
Contoh:
7
Sehingga 𝑓(𝑥) = 2𝑥2 – 3𝑥 + 1
(-3)= 2(-3)2 – 3(-3) + 1 = 18 + 9 + 1 = 28
3. Cara Menyatakan Fungsi
Suatu fungsi dapat dinyatakan dalam 3 cara yaitu: diagram panah,
diagram Cartesius, dan himpunan pasangan berurutan.
Misalkan A = {1, 3, 5} dan B = {-2, -1, 0, 1, 2, 3}. Jika fungsi :
A B ditentukan dengan – 2 maka:
Diagram panah yang menggambarkan fungsi
tersebut sebagai berikut:
A B
1● ● -2
3● ● -1
5● ●0
●1
●2
●3
Gambar 1.7
a. Diagram Cartesius dari fungsi sebagai berikut:
Gambar 1.8
b. Himpunan pasangan berurutan dari fungsi tersebut adalah {(1, 1),
(3, 1), (5, 3)). Perhatikan bahwa setiap anggota A muncul tepat satu
kali pada komponen pertama pada pasangan berurutan.
4. Menentukan Banyaknya Pemetaan yang Mungkin dari Dua Himpunan
8
Untuk menentukan banyaknya pemetaan yang mungkin dari dua
himpunan, perhatikan uraian berikut:
a. Jika A = {1} dan B = {a} maka n(A) = 1 dan n(B) =1. Satu-satunya
pemetaan yang mungkin dari A ke B mempunyai diagram panah
seperti tampak pada Gambar 1.9
A B
1● ●a
Gambar 1.9
b. Jika A ={1,2} dan B = {a} maka n(A) = 2 dan n(B) = 1. Pemetaan
yang mungkin dari himpunan A ke B tampak seperti diagram
panah pada Gambar 1.10
A B
1●
2● ●a
Gambar 1.10
c. Jika A = {1} dan B ={a, b} maka n(A) = 1 dan n(B) = 2. Banyaknya
pemetaan yang mungkin dari A ke B ada 2, seperti tampak pada
diagram panah pada Gambar 1.11
A B A B
1● ●a 1● ●a
●b ●b
Gambar 1.11
d. Jika A = {1,2,3} dan B = {a} maka n(A) = 3 dan n(B) = 1.
Banyaknya pemetaan yang mungkin dari A ke B ada satu, seperti
tampak pada diagram panah pada Gambar 1.12
9
A B
1●
●a
3●
Gambar 1.12 2 ●
e. Jika A = {1} dan B ={a,b,c} maka n(A) =1 dan n(B) = 3. Banyaknya
pemetaan yang mungkin dari A ke B ada tiga, seperti tampak pada
diagram panah berikut ini.
A B A B A B
●a ●a ●a
1● ●b 1● ●b 1● ●b
●c ●c ●c
Gambar 1.13
f. Jika A = {1,2} dan B = {a,b} maka n(A) = 2 dan n(B) = 2.
Banyaknya pemetaan yang mungkin dari A ke B ada empat, seperti
tampak pada diagram panah pada Gambar 1.14
A B A B
1● ●a 1● ●a
2● ●b 2● ●b
A B A B
1● ●a 1● ●a
2● ●b 2● ●b
Gambar 1.14
g. Jika A = {1,2,3}dan B ={a,b} maka n(A) = 3 dan n(B) = 2.
Banyaknya pemetaan yang mungkin dari A ke B ada 8, seperti
tampak pada diagram panah pada Gambar 1.15
10
A B A B A B
1● ●a 1● ●a 1● ●a
2● ●b 2● ●b 2● ●b
3● 3● 3●
A B A B A B
1● ●a 1● ●a 1● ●a
2● ●b 2● ●b 2● ●b
3● 3● 3●
A B A B
1● ●a
1● ●a
2● ●b
2● ●b
3●
3●
Gambar 1.15
Dengan mengamati uraian tersebut, untuk menentukan
banyaknya pemetaan dari suatu himpunan A ke himpunan B dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.3
Banyaknya Anggota Banyaknya Banyaknya
Pemetaan yang Pemetaan yang
Mungkin dari A ke Mungkin dari
Himpunan Himpunan B B ke A
A B
1 1 1 = 11 1 = 11
2 1 1 = 12 2 = 21
1 2 2 = 21 1 = 12
3 1 1 = 13 3 = 31
11
1 3 3 = 31 1 = 13
2 2 4 = 22 4 = 22
3 2 8 = 23 9 = 32
12
a. Nilai 𝑎 dan 𝑏,
b. Bentuk fungsinya
c. Bayangan dari 3 Penyelesaian:
a. Karena fungsi linear, maka
Dengan demikian diperoleh
dan
1 2(1) +1 = 3 (1, 3)
13
2 2(2) + 1 = 5 (2, 5)
3 2(3) + 1 = 7 (3, 7)
4 2(4) + 1 = 9 (4, 9)
(a) (b)
Gambar 1.16
Gambar 1.16(a) adalah grafik fungsi dengan x
peubah pada {0, 1, 2, 3, 4}, yang ditunjukkan dengan titik-titik pada
gambar.
Gambar 1.16(b) adalah grafik fungsi 𝑓 ∶ 𝑥 2𝑥 + 1 dengan x
peubah pada himpunan semua bilangan positif dan nol, yang
ditunjukkan dengan garis yang melalui titik-titik pada grafik 1.16(a)
Contoh:
1. Buatlah tabel pemetaan 𝑔 ∶ 𝑥 𝑥 + 1 dari himpunan {1, 2, 3, 4, 5}
ke himpunan bilangan cacah, dan gambarkan grafiknya.
14
2. Gambarlah grafik pemetaan 𝑔 ∶ 𝑥 𝑥 + 1 pada himpunan semua
bilangan positif dan nol.
Penyelesaian:
1. Tabel pemetaan dan grafik Tabel 1.5
𝑥 1 2 3 4 5
𝑥+1 2 3 4 5 6
Gambar 1.17
2. Grafik pemetaan
Gambar 1.18
15
7. Korespondensi Satu-satu
Perhatikan gambar berikut!
Gambar 1.19
Perhatikan deretan rumah di suatu kompleks rumah (perumahan).
Setiap rumah memiliki nomor rumah tertentu yang berbeda dengan
nomor rumah yang lain.
Mungkinkah satu rumah memiliki dua nomor rumah? Atau
mungkinkah dua rumah memiliki nomor rumah yang sama? Tentu saja
jawabannya tidak. Keadaan sebuah rumah memiliki satu nomor rumah
atau satu nomor rumah dimiliki oleh sebuah rumah dikatakan sebagai
korespondensi satu-satu.
Contoh lain yang menggambarkan korespondensi satu-satu
sebagai berikut. Enam orang siswa bermain bola voli dengan nomor
punggung 301-306. Ternyata Bonar bernomor punggung 301;
Asti bernomor punggung 302;
Reni bernomor punggung 303;
Asep bernomor punggung 304;
Buyung bernomor punggung 305;
Beta bernomor punggung 306;
Selanjutnya, jika kita misalkan A = {Bonar, Reni, Asep, Buyung,
Beta} dan B = {301, 302, 303, 304, 305, 306} maka
“bernomor punggung“ adalah relasi A ke B.
Relasi “bernomor punggung“ dari himpunan A ke himpunan B
pada kasus di atas dapat digambarkan dalam bentuk diagram panah
berikut:
16
Gambar 1.20
Perhatikan bahwa setiap anggota A mempunyai tepat satu kawan
di B. Dengan demikian, relasi “bernomor punggung“ dari himpunan A
ke himpunan B merupakan suatu pemetaan. Selanjutnya, amati bahwa
setiap anggota B yang merupakan peta (bayangan) dari anggota A di
kawankan dengan tepat satu anggota A.
Pemetaan dua arah seperti contoh di atas disebut korespondensi
satu-satu atau perkawanan satu-satu.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
Korespondensi satu-satu adalah fungsi yang memetakan anggota
dari himpunan A dan B, dimana semua anggota A dan B dapat
dipasangkan sedemikian sehingga setiap anggota A berpasangan
dengan tepat satu anggota B dan setiap anggota B berpasangan dengan
tepat satu anggota A. Jadi, banyak anggota himpunan A dan B harus
sama atau n(A) = n(B).
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah hubungan yang
memasangkan anggota-anggota himpunan A dengan anggota-anggota
himpunan B. fungsi (pemetaan) dari himpunan A ke himpunan B adalah relasi
khusus yang memasangkan setiap anggota A dengan tepat satu anggota B.
Relasi dan fungsi dapat dinyatakan dengan tiga cara, yaitu: diagram panah,
diagram Cartesius, dan himpunan pasangan berurutan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Tri.2008.Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk Kelas VIII SMP dan
MTs 2.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
19