php/intan
ISSN 2655-3473 VOLUME 01 | EDISI 1 | NOVEMBER 2018
INTAN J u r n a l P e n e l i t i a n T am b a n g
1 | Time and Motion Study Pekerjaan 69 | Penambangan Marmer Pada PT. Makassar
Penyanggaan Pada Lokasi Produksi Marmer Muliaindah Kabupaten Maros
Tambang Ciguha Utama PT. Antam
(Persero) Tbk UBPE Pongkor
Diterbitkan oleh :
Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan
Universitas Papua
Manokwari
INTAN
Jurnal Penelitian Tambang
ISSN 2655-3473
Volume 1 Edisi 1, November 2018 Halaman 1-75
INTAN Jurnal Penelitian Tambang diterbitkan oleh Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik
Pertambangan dan Perminyakan Universitas Papua di Manokwari sebagai media untuk menyalurkan
pemahaman tentang aspek-aspek sains, teknologi, ekonomi, sosial dan lingkungan dari dunia pertambangan
berupa hasil penelitian lapangan atau laboratorium maupun studi pustaka. Jurnal ini diterbitkan dua kali
dalam setahun yaitu pada bulan Mei dan November.
Redaksi menerima naskah yang belum pernah diterbitkan dalam media lain dari dosen, peneliti, mahasiswa
maupun praktisi dengan ketentuan penulisan seperti tercantum pada halaman belakang (petunjuk
penulisan). Naskah yang masuk akan dievaluasi dan disunting untuk keseragaman format, istilah dan tata
cara lainnya
Penanggung jawab
Ketua Jurusan Teknik Pertambangan – Universitas Papua
Reviewer
Dr. Hendri Prananta Perangin-angin, ST., MT.
Jance Murdjani Supit, ST., M.Eng.
Yulius Ganti Pangkung, ST., M.Eng.
Tim Editor
Juanita Rosalia Horman, ST., MT.
Marcus R. Maspaitella, SP., M.AgriCom.
Agustinus Denny Unggul Raharjo, ST., M.O.G.E.
Sekretariat
Djusman Bin Aziz, ST.
INTAN
`
J u r n a l P e n e l i t i a n T am b a n g
DAFTAR ISI
44 | Analisis Pengambilan dan Preparasi Sampel Berdasarkan Hasil Pengujian Kadar Nikel
Pada PT. Haltim Mining Kabupaten Halmahera Timur Provinsi Maluku Utara
Jimmy E. A. Fatubun, Yulius G. Pangkung
Abstract
Time and motion study is a method of time measurement process, from which time wasting in ground
support task that involve human interventions, could be reduced. This method was utilised to figure out the
efficiency resulted by buffering tasks, as well as to analyse the work cycle produced by supporting crews
of Mega Mustika Utama in PT. Antam Tbk. UBPE Pongkor. The results revealed that the efficiency in
workhours of ground support task included survey of location, job cards, and time for meals. The daily
work cycle begun from change self protection tools at the beginning of the shift to the replacement of self
protection tools at the end of the shift. The results also highlighted that the highest work efficiency of
buffering tasks was 84.10%, and the lowest work efficiency was 25.83%.
Keyword: Time and Motion method, measurement of working time, ground support
Abstrak
Time and motion study merupakan suatu metode proses pengukuran waktu sehingga dapat mengurangi
waktu terbuang yang kecil pada pekerjaan penyanggaan yang mengacu pada prosedur dimana aspek
manusia dilibatkan guna mengetahui seberapa besar efisiensi dan siklus kerja yang dihasilkan pada kru
penyanggaan Mega Mustika Utama pada PT. Antam Tbk. UBPE Pongkor. Dari hasil penelitian diperoleh
total waktu kerja perhari dan persentase kerja dalam bentuk tabel dan diagram, dimana waktu kerja
penyanggaan terdiri dari kegiatan cek lokasi, job card sampai dengan kembali ke kantin dan siklus kerja
perhari dimulai dari ganti APD di awal shift sampai kembali ganti APD di akhir shift. Dari hasil
pengumpulan data dan perhitungan didapatkan efisiensi kerja tertinggi 84,10 % dan efisiensi kerja terendah
25,83%.
Kata kunci: metode Time and Motion, Pengukuran Waktu Kerja, Penyanggaan
No Indikator Hasil
Penyanggaan
Penyanggaan memiliki fungsi sebagai
kontrol masa batuan yang berada disekitar lubang
bukaan tambang. Sitem penyangga dikelompokan
menjadi 2, yakni sistem penyangga aktif dan Gambar 2. Diagram Time and motion study shift 1
penyangga pasif. tanggal 30 Mei 2017
Penyangga aktif 124
Bersifat memperkuat batuan secara Efisiensi = 480
x 100%
langsung. Artinya jika penyangga sudah dipasang, = 25,83%
maka penyangga tersebut secara langsung menahan
beban batuan. Yang termasuk dalam penyangga Time study tanggal 31 Mei 2017
aktif adalah rock bolt, weld mesh dan wire mesh. Selama proses pengamatan berlangsung 2
kegiatan operasional, yakni kegiatan bongkar
Penyangga pasif habim ,dan rehab stapling dinding.
Bersifat memperkuat masa batuan secara
tidak langsung. Artinya penyangga hanya akan
berkerja, jika batuan runtuh. Yang termasuk dalam
penyangga pasif adalah Cribbing, H-Beam dan
Stappling
Time study pada tanggal 1 Juni 2017 Time study pada tanggal 3 Juni 2017
Selama proses pengamatan berlangsung 1 Selama proses pengamatan berlangsung 2
kegiatan operasi, yakni kegiatan stapling 1 set. kegiatan, yakni kegiatan pasang stull dan stapling
roof.
Gambar 5. Diagram Time and motion study shift 2 Gambar 7. Diagram Time and motion study shift
tanggal 2 Juni 2017 2 tanggal 4 Juni 2017
224 236
Efisiensi = x 100% Efisiensi = 480
x 100%
518
= 43,24% = 49,17%
Time study pada tanggal 5 Juni 2017 aktivitas kerja dari kru penyanggaan dan analisis
Selama proses pengamatan berlangsung 1 kerja perunit.
kegiatan, yakni kegiatan rehab stapling dinding.
Kegiatan utama pekerjaan penyanggaan
adalah cek lokasi job card sampai kembali ke
kantin setelah pekerjaan penyanggaan selesai,
bahwa pada kegiatan utama pekerjaan
penyanggaan dilapangan sangatlah bervariarsi dan
kegiatan pendukung ialah ganti APD, safetytalk,
jalan ke kantin tambang dan istirahat setelah
pekerjaan penyanggaan selesai sampai kembali
ganti APD.
Time Study
Time study tanggal 30 Mei 2017
Berdasarkan data time study yang didapat
waktu efisiensi kerja 25,83% dan pekerjaan belum
berjalan efisien. Terdapatnya waktu yang terbuang
Gambar 8. Diagram Time and motion study shift 3 jam 2 menit. Upaya yang dilakukan untuk
2 tanggal 5 Juni 2017 mengatasi masalah pada ketersediaan front kerja
256 adalah dengan memberikan pekerjaan di lokasi lain
Efisiensi = 480
x 100% atau membatu kru lain yang sedang ada pekerjaan.
= 15,21%
Time study tanggal 31 Mei 2017
Time study pada tanggal 5 Juni 2017 Berdasarkan data time study yang didapat
Selama proses pengamatan berlangsung 2 waktu efisiensi kerja 84,10% dan pekerjaan
kegiatan, yakni kegiatan pasang skur dan stapling berjalan sangat efisien.
roof.
Dalam pengamatan yang di lakukan
didapatkan pekerjaan rehab stapling tanpa
menggunakan bantuan loader untuk mengakat
bahan ke posisi pemasangan yang baik sehingga
bahaya dapat terjadi kepada kru tersebut, dan
kurangnya karyawan yang hadir sehingga waktu
kerja bongkar H-beam dan rehab stapling cukup
lama.
Gambar 9. Diagram Time and motion study shift Kendala yang ditemukan pada waktu
2 tanggal 6 Juni 2017 pengamatan dilapangan adalah ketidaksiapan
mekanik sehingga waktu menunggu perbaikan alat
276 yang lama.
Efisiensi = 483
x 100%
= 60,04% Time study tanggal 2 Juni 2017
Berdasarkan data time study yang didapat
Pembahasan waktu efisiensi kerja 43,24% dan pekerjaan
Motion study berjalan cukup efisien. Waktu standby sebesar
Pada penelitian ini teknik motion study yang 56,76% dikarenakan waktu pekerjaan berakhir
tepat adalah pada kategori 2 karena hasil dari lebih cepat dan adanya waktu menunggu whell
penelitian skripsi ini adalah dapat menegetahui loader membantu kru lain memasang blower di
lokasi lain.
Abstract
PT. Nan Riang is a coal mining company located in Muara Tembesi District, Batanghari Regency, Jambi
Province. PT. Nan Riang applied open pit system in its operation, in which Stripe Mine was considerably
implemented as the main method. The utilisation of this method would form pits, so that, during rainy days,
the water could potentially be stagnant in front. The catchment areas are divided into 6 sections; the 1st
catchment area was 0.00929 km2, the 2nd catchment area was 0.06017 km2, the 3rd catchment area was
0.03256 km2, the 4th catchment area was 0.03960 km2, the 5th catchment area was 0.08065 km2, and the 6th
catchment area was 0.02596 km2. From the calculation of drainage dimensions, it was highlighted that the
water level was approximately 0.26 m, width of drainage was about 0.39 m, width of drainage surface was
0.78 m, wet circumference was about 0.73 m, the depth of was 1.07 m, and length of side was 1.19 m. The
pump that is set for the drainage was LCC-H 50-230, with the pumping capacity of 3,405 m3/ hour. These
pumps have Total Head of 90 m, with the impeller rotation of 3710 rpm. The amount of water entering the
settling pond was 15.80336 m3/ second, with the settling widht of 29.71 m2 pond. Regarding the dimensions
of settling pond, in which water could be gathered as calculated, therefore settling pond should be set at
10 m in length, 4 m in width and 2 m in height, with the volume of 237.64451 m3.
Abstrak
PT. Nan Riang merupakan salah satu perusahaan tambang batubara yang berada di Kecamatan Muara
Tembesi, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi. PT. Nan Riang melakukan sistem tambang terbuka yang
menggunakan metode Stripe Mine sehingga akan membentuk cekungan, sehingga pada saat hujan
berpotensi air akan tergenang pada front. Luasan daerah tangkapan hujan pada daerah penelitian ini dibagi
menjadi 6 bagian. Daerah tangkapan hujan I luas area 0,00929 km2, daerah tangkapan hujan II luas daerah
0,06017 km2, daerah tangkapan hujan III luas daerah 0,03256 km2, daerah tangkapan hujan IV luas daerah
0,03960 km2, daerah tangkapan hujan V luas daerah 0,08065 km2, dan daerah tangkapan hujan VI luas
daerah 0,02596 km2. Dari perhitungan dimensi drainagenya didapat, tinggi air 0,26 m, lebar dasar
saluran 0,39 m luas saluran 0,20 m2, lebar permukaan saluran 0,78 m, keliling basah 0,73 m, kedalaman
saluran 1,07 m, dan panjang sisi saluran 1,19 m. Pompa yang akan di rencakan pad a sumuran ini adalah
pompa LCC-H 50-230 dengan debit pemompaan 3,405 m3/jam. Pompa ini mempunyai Head Total sebesar
90 m dan putaran impeller 3710 rpm. Debit air yang akan masuk pada settling pond adalah 15,80336
m3/detik, dengan luas settling pond 29,71 m2 . Untuk ukuran dimensi settling pond agar dapat menampung
air limpasan sesuai dengan perhitungan diatas maka panjang settlingpond 10 m, lebar settling pond 4 m,
dan tinggi settling pond 2 m. maka volume settling pond 237,64451 m3.
0,07053 = 1 x (0,5 d)2/3 x (0,039)1/2 x (1,73 d2) 0,11 m² = 0,18 m.B + 0,04 m²
0.03 (0,11 m2 –0,04 m²) = 0,18 mB
0,07053 = 7,174 d8/3 B = 0,41 m
d3/8 = 0,004
d = 0,18 m Daerah jagaan air/ kelilingbasah (w)
w =B–b+d
Lebar dasar saluran (b) w = 0,41 m – 0,20 m + 0,18 m
b = 2{(Z2 + 1)1/2 – Z}.d w = 38 m
= 2{(0,58)2 + 1)1/2 – 0,58} x 0,18 m
= 0,20 m Kedalaman saluran (H)
H=d+w
Luas saluran (A) H = 0,18 m + 0,38 m
A = (b + Z.d) d H = 0,56 m
= (0,20 m + 0,58 x 0,18 m ) x 0,18 m
= 0,05 m² Panjang sisi saluran (a)
Lebar permukaan saluran (B) a = d+ w/sin 60°
2A = (B + b ) d = 0,18 m + 0,38/0.866
2 x 0,05 m² = (B + 0,20 m) x 0,18 m = 0,62 m
Keterangan:
d = Tinggi air w = Keliling basah
b = Lebar dasar saluran H = Kedalaman saluran
A = Luas saluran A = Panjang sisi saluran
B = Lebar permukaan saluran
(a)
(b)
Gambar 3. Desain kolam pengendapan tampak atas (a) dan tampak Isometrik (b)
KESIMPULAN DAN SARAN luas saluran 0,20 m2, lebar permukaan saluran
Kesimpulan 0,78 m, keliling basah 0,73 m, kedalaman
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, saluran 1,07 m, dan panjang sisi saluran 1,19 m.
pengolahan data dan analisis dari lokasi PT. Nan untuk dimensi settling pond dengan debit
Riang maka dapat diambil simpulan sebagai 15,80336 m3/detik yang masuk maka panjang
berikut : 10 m, lebar settling pond 4 m, dan kedalaman
1. Intesitas curah hujan pada PT. Nan Riang settling pond 2 m.
5,046mm/jam pada hujan ini dikategorikan
hujan normal, untuk mengantisipasi DAFTAR PUSTAKA
kemungkinan terburuk agar daerah tangkpan Boro Paulus. 2011. Perencanaan Sistem Penyaliran
hujan tidak tergenang air maka intensitas curah Tambang Di Bukit Tlf Tambang Tengah PT.
hujan 22,98 mm/jam. Aneka Tambang Tbk, Unit Bisnis
2. Dimensi drainage sesuai perhitungan data curah Pertambangan Nikel Sulawesi Tenggara. Tugas
hujan dengan debit limpasan 0,32218 m3/detik, Akhir. Jurusan Teknik. Fakultas Matematika
tinggi air 0,34 m, lebar dasar daluran 0,39 m
INTAN Jurnal Penelitian Tambang
12
Hutagalung dan Pangkung INTAN Volume 1, Nomor 1, 2018
Abstract
One of technical requirements in renewing mining operation permits, according to ‘Peraturan Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 34 Tahun 2017’, is the balance sheet of resources and reserves.
Before the expiration of the production permit of PT. AKAM, it was then needed to calculate the andesite
resource in the operation area of PT. AKAM in Sorong, Papua Barat. The Cross Section method is
considered to be the best way to estimate the andesite resource because this method can be utilised to find
out the layout of the overburden and mineral. The results highlighted that andesite resource in the operation
area of PT. AKAM was approximately 405.780.313 m³, with a cover layer of 498,937 m³. The productivity
age of PT. AKAM is predicted to be 49,64 years, with the annual production of 8.112 m³.
Abstrak
Salah satu syarat teknis dalam perpanjangan izin usaha penambangan menurut Peraturan Menteri Energi
dan Sumber Daya Mineral nomor 34 tahun 2017 adalah diperlukan neraca sumber daya dan cadangan.
Sebelum berakhirnya masa izin operasi produksi PT. AKAM, maka diperlukan perhitungan sumber daya
batu andesit yang berada pada PT. AKAM di Sorong Papua Barat. Salah satu cara untuk menghitung
sumber daya batu andesit dengan metode cross section dengan pertimbangan metode ini lebih cocok
digunakan untuk bahan galian batuan, metode ini juga dapat mengetahui tata letak lapisan penutup dan
bahan galian lebih baik dibandingkan metode yang lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil
perhitungan dengan menggunakan metode Cross section didapatkan hasil sebesar 405.780,313 m³ dengan
lapisan penutup sebesar 498,937 m³. Umur tambang pada PT. AKAM diprediksi selama 49,64 tahun dan
produksi pertahun sebesar 8.112 m³.
Arif Setiawan
Email: arif.setiawanm2@gmail.com
Abstract
Mineral and coal resources and reserves in the world even in Indonesia need to be known, considering that
until now more and more industries need it, so that it can cause a reduction in raw material supply for the
industry. To find out the amount of resources and reserves, data or information is needed, so after knowing
the relevant information, it is expected to know what strategies to do. The method used is the comparison
between Indonesian data and world data so that the percentage of ownership in Indonesia can be known.
The results showed that coal in Indonesia was estimated to range from 2% -3% of coal in the world. For
metal minerals, Indonesia had 6.08% nickel, 6.82% cobalt, 14.05 lead, 9.63% zinc, 3.33% bauxite, 0.72
iron, 4.63 gold, 16.67% tin , 3.29% copper, 19.17 manganese, 0.44% chromium, 0.17 titanium.
Abstrak
Sumberdaya maupun cadangan mineral dan batubara di Dunia bahkan di Indonesia perlu untuk diketahui,
mengingat sampai saat ini semakin banyak industri-industri yang membutuhkannya, sehingga dapat
menyebabkan berkurangnya persediaan bahan baku bagi industry. Untuk mengetahui besaran sumberdaya
maupun cadangan tersebut diperlukan data atau informasi, sehingga setelah mengetahui informasi tersebut
diharapkan strategi apa yang harus dilakukan. Metode yang digunakan perbandingan antara data Indonesia
dengan data dunia sehingga diketahui persentasi kepemilikan di Indonesia. Hasil yang diperoleh bahwa
batubara di Indonesia memiliki sumber daya yang diperkirakan berkisar 2%-3% dari batubara di Dunia.
Untuk mineral logam, Indonesia memiliki 6,08% nikel, 6,82% kobalt, 14,05 timbal, 9,63% seng, 3,33%
bauksit, 0,72 besi, 4,63 emas, 16,67% timah, 3,29% tembaga, 19,17 mangan, 0,44% krom, 0,17 titanium.
Tabel 3. Rekapitulasi neraca Sumber Daya dan Cadangan Batubara (Hard Coal) di Dunia tahun 2016
Country / Region Production (Mt) Reserves (Mt) Resources (Mt) Total Resources (Mt)
Tabel 3. Rekapitulasi neraca Sumber Daya dan Cadangan Batubara (Hard Coal) di Dunia tahun 2016 (lanjutan)
Country / Region Production (Mt) Reserves (Mt) Resources (Mt) Total Resources (Mt)
Tabel 4. Rekapitulasi neraca Sumber Daya dan Cadangan Batubara (lignite) di Dunia tahun 2016
Country / Region Production (Mt) Reserves (Mt) Resources (Mt) Total Resources (Mt)
Tabel 4. Rekapitulasi neraca Sumber Daya dan Cadangan Batubara (lignite) di Dunia tahun 2016 (lanjutan)
Country / Region Production (Mt) Reserves (Mt) Resources (Mt) Total Resources (Mt)
Ukraine 0.2 2,336 5,381 7,717
Uzbekistan 3.5 n.s n.s n.s
Central African Rep. – 3 n.s 3
Madagaskar – – 37 37
Mali – – 3 3
Morocco – – 40 40
Niger – 6 n.s 6
Nigeria – 57 320 377
Sierra Leone – – 2 2
Australia 59.7 76,508 403,382 479,890
Bangladesh – – 3 3
China 140 7,801 324,654 332,455
India 45.3 4,942 38,157 43,099
Indonesia 60 7,530 34,705 42,235
Japan – 10 1,026 1,036
Korea, DPR 7.0 n.s n.s n.s
Laos < 0.05 499 22 521
Malaysia – 39 412 451
Mongolia 7.0 1,350 119,426 120,776
Myanmar < 0.05 3 2 5
New Zealand 0.3 6,750 4,600 11,350
Pakistan 1.2 2,857 176,739 179,596
Philippines – 146 842 988
Thailand 17.0 1,063 826 1,889
Vietnam – 244 199,876 200,120
Canada 9.0 2,236 118,270 120,506
Mexico – 51 n.s 51
USA 66.2 30,116 1,367,962 1,398,078
Argentina – – 7,300 7,300
Brazil 3.5 5,049 12,587 17,636
Chile – n.s 7 7
Dominican Rep. – – 84 84
Ecuador – 24 Q. V. 24
Haiti – – 40 40
Peru – – 100 100
World 990.2 316,534 4,423,861 4,740,395
Catatan: Sumber: (Harald Andruleit, 2017)
n.s : not specified
- : no production, reserves or resources
Mt : Megaton
Tabel 6. Perbandingan jumlah cadangan batubara Indonesia dan Dunia berdasarkan sumber acuan
Cadangan (Million Ton) Perbandingan
No Keterangan Sumber Acuan
Indonesia Dunia (%)
1 22.598 ¹ 1.035.012 ¹ 2,18 Data BP Statistik Review for World Energy akhir tahun 2017
Data Badan Geologi ESDM tahun 2016 dan Data BGR Energy
4 28.457 ³ 1.032.103 ² 2,76 Study akhir tahun 2016
Sumber :
1. (BP Global, 2018)
2. (Harald Andruleit, 2017)
3. (Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2016)
Tabel 7. Perbandingan jumlah sumberdaya batubara Indonesia dan Dunia berdasarkan sumber acuan
Sumber Daya (Million Ton) Perbandingan
No Keterangan Sumber Acuan
Indonesia Dunia (%)
Tabel 8. Rekapitulasi neraca Sumber Daya dan Cadangan Mineral Logam di Indonesia
Total of Resource (TON) Total of Reserve (TON)
No. Komoditi/Commodities
Ore Metal Ore Metal
Data cadangan di dunia ini mencangkup beberapa dan Dunia adalah PerMen ESDM nomor 7 tahun
mineral yang tersebar dibeberapa negara. Mineral- 2017 (pada tabel 4). Ada beberapa mineral yang
mineral yang dijadikan sebagai acuan dalam tidak memiliki data sehingga dikosongkan.
membandingkan cadangan yang dimiliki Indonesia
Tabel 9. Perbandingan jumlah cadangan Indonesia tahun 2016 dan Dunia tahun 2018
Cadangan (Ton)
No Jenis Mineral Indonesia Dunia Perbandingan
Tabel 9. Perbandingan jumlah cadangan Indonesia tahun 2016 dan Dunia tahun 2018 (lanjutan)
Cadangan (Ton)
No Jenis Mineral Perbandingan
Indonesia Dunia
Nikel Seng
Perbandingan cadangan nikel Indonesia Perbandingan cadangan seng (Zinc) yang
dengan dunia adalah 6,08%. Cadangan Nikel yang dimiliki Indonesia dengan Dunia adalah 9,63%,
dimiliki Indonesia sampai saat ini adalah 4.500.000 dengan jumlah yang dimiliki Indonesia sebesar
22.139.073 ton, dan cadangan dunia sebesar lainnya. Untuk negara lainnya cadangan tersebut
230.000.000 ton. Cadangan tersebut tersebar di sebesar 57.000 ton yang salah satunya adalah
beberapa negara antara lain United State, Australia, negara Indonesia. Akan tetapi setelah dilihat
Bolivia, Canada, India, Kazakhstan, Mexico, Peru, kembali ternyata cadangan Indonesia lebih besar
Sweden, dan beberapa negara lainnya. Untuk dari yang diperkirakan USGS.
negara lainnya cadangan tersebut sebesar
33.000.000 ton. Timah
Perbandingan cadangan timah (tin) yang
Aluminium dan Bauksit dimiliki Indonesia dan dunia adalah sebesar
Perbandingan cadangan bauksit di Indonesia 16,67%, dengan cadangan Indonesia sebesar
dan dunia sebesar 3,33%, dengan jumlah yang 800.000 ton dan dunia sebesar 4.800.000 ton.
dimiliki Indonesia sebesar 1.000.000.000 ton dan Cadangan tersebut tersebar di beberapa negara
dunia sebesar 30.000.000.000 ton. Cadangan antara lain United State, Australia, Brazil, Burma,
tersebut tersebar di beberapa negara antara lain China, Congo, Indonesia, Laos, Malaysia, Nigeria,
United State, Australia, Brazil, Canada, China, Peru, Russia, Rwanda, Thailand Vietnam, dan
Germany, Greece, Guinea, Guyana, India, beberapa negara lainnya.
Indonesia, Ireland, Jamaica, Kazakhstan, Malaysia,
Russia, Saudi Arabia, Spain, Ukraine, Vietnam, Tembaga
dan beberapa negara lainnya (United State Perbandingan cadangan tembaga (copper)
Geological Survey, 2018). yang dimiliki Indonesia dan dunia adalah sebesar
3,29%, dengan cadangan Indonesia sebesar
Besi 26.000.000 ton dan dunia sebesar 790.000.000 ton.
Perbandingan bijih besi yang dimiliki di Cadangan tersebut tersebar di beberapa negara
Indonesia dan dunia adalah 0,72%, dengan antara lain United State, Australia, Canada, China,
cadangan di Indonesia sebesar 1.823.999.935 ton Congo, Indonesia, Mexico, Peru, Zambia, dan
dan dunia sebesar 253.000.000.000 ton. Cadangan beberapa negara lainnya.
tersebut tersebar di beberapa negara antara lain
United State, Australia, Brazil, Canada, China, Mangan
India, Iran, Kazakhstan, Russia, South Africa, Perbandingan cadangan mangan yang
Sweden, Ukraine, dan beberapa negara lainnya. dimiliki Indonesia dan dunia adalah sebesar
Untuk negara lainnya cadangan tersebut sebesar 19,17%, dengan cadangan Indonesia sebesar
68.000.000 ton yang salah satunya adalah negara 130.371.327,30 ton dan dunia sebesar 680.000.000
Indonesia. ton. Cadangan tersebut tersebar di beberapa negara
antara lain United State, Australia, Brazil, China,
Emas Gabon, Ghana, India, Kazakhstan, Malaysia,
Perbandingan cadangan emas yang dimiliki Mexico, South Africa, Ukraine, dan beberapa
Indonesia dan dunia adalah sebesar 4,63%, dengan negara lainnya. Untuk negara lainnya salah satunya
cadangan Indonesia sebesar 2.500 ton dan dunia adalah negara Indonesia.
sebesar 54.000 ton. Cadangan tersebut tersebar di
beberapa negara antara lain United State, Australia, Krom
Brazil, Canada, China, Ghana, Indonesia, Perbandingan cadangan krom yang dimiliki
Kazakhstan, Mexico, Papua New Guinea, Peru, Indonesia dan dunia adalah sebesar 0,44%, dengan
Russia, South Africa, Uzbekistan, dan beberapa cadangan Indonesia sebesar 2.255.765 ton dan
negara lainnya. dunia sebesar 510,000,000 ton. Cadangan tersebut
tersebar di beberapa negara antara lain United
Perak State, India, Kazakhstan, South Africa, Turkey, dan
Untuk Perbandingan cadangan perak yang beberapa negara lainnya. Untuk negara lainnya
dimiliki Indonesia dan dunia tidak dapat cadangan tersebut sebesar 4.200.000 ton yang salah
diaplikasikan dikarenakan antara data yang satunya adalah negara Indonesia.
diperoleh tidak serasi yang mana cadangan
Indonesia lebih besar dibandingkan dunia, dengan Titanium
cadangan Indonesia sebesar 2.832.419.739 ton dan Perbandingan cadangan titanium yang
dunia sebesar 530.000 ton. Cadangan tersebut dimiliki Indonesia dan dunia adalah sebesar 0,17%,
tersebar di beberapa negara antara lain United dengan cadangan Indonesia sebesar 1.598.306 ton
State, Australia, Bolivia, Chile, China, Kazakhstan, dan dunia sebesar 930.000.000 ton. Cadangan
Mexico, Peru, Poland, Russia, dan beberapa negara tersebut tersebar di beberapa negara antara lain
United State, Australia, Brazil, Canada, China, Badan Standardisasi Nasional. (2011). Pedoman
India, Kenya, Madagaskar, Mozambique, Norway, pelaporan, sumberdaya, dan cadangan
Senegal, Sierra Leone South Africa, Ukraine, batubara (SNI 5015:2011). Jakarta: Badan
Vietnam, dan beberapa negara lainnya. Untuk Standardisasi Nasional.
negara lainnya cadangan tersebut sebesar
26.400.000 ton yang mana salah satunya adalah Badan Standardisasi Nasional. (2011). Pedoman
Indonesia. Pelaporan, Sumberdaya, dan Cadangan
Mineral (SNI 4726:2011). Jakarta: Badan
KESIMPULAN Standardisasi Nasional.
Dari hasil pengolahan data dihasilkan bahwa
batubara di Indonesia memiliki sumber daya yang BP Global. (2018, Juni). BP Statistical Review of
diperkirakan berkisar 2%-3% dari batubara di World Energy.
Dunia.
Harald Andruleit, M. B. (2017). BGR Energy Study
Untuk mineral logam, Indonesia memiliki (Data and Development Concerning German
6,08% nikel, 6,82% kobalt, 14,05 timbal, 9,63% and Global Energy Supplies). Hannover:
seng, 3,33% bauksit, 0,72 besi, 4,63 emas, 16,67% Bundesanstalt Fϋr Geowissenschaften und
timah, 3,29% tembaga, 19,17 mangan, 0,44% Rohstoffe (BGR).
krom, 0,17 titanium.
United State Geological Survey. (2018). Mineral
UCAPAN TERIMAKASIH Commodity Summaries 2018.
Ucapan terimakasih diberikan kepada bapak
Prof., Dr., Ir., Rudy Sayoga Gautama yang telah
mengoreksi dan memberikan masukan terkait
penyelesaian penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber
Daya Mineral. (2016). Executive Summary
Pemutakhiran Data dan Neraca Sumber Daya
Mineral Status 2016.
Abstract
People in Doput village and Misapmeysi villages, based on their local knowlegde and understandings, have
different points of view in perceiving problems resulted from mining activities, particularly impacts that
have been experienced. In order to find out the villagers’ perception, a questionnaire consisted of questions
about language, local knowledge, technology, art, traditional livelihood, religion, and kinship were
distributed to 50 respondents in the two villages. The results showed that 74%– 88% of the respondents
have good perception in terms of local culture. This is because the respondents assumed that the local
culture still existed, and even would be preserved both before and after the limestone mining activities of
PT. SDIC Papua Cement Indonesia Manokwari. The average percentage of cultural variables were
perceived from good to very good; language (74%), natural knowledge (88%), tecnology (83%), art
(74,67%), living livelihood traditional (83,33%), religion (85%), and kinship (84%). In general, the results
indicated that the limestone mining in Maruni has been positively perceived by the villagers, espeecially
from the culture perspective.
Abstrak
Masyarakat Kampung Doput dan Misapmeysi memiliki pandangan yang berbeda dalam melihat masalah
yang timbul akibat kegiatan tambang sesuai dengan tingkat pengetahuan dan pemahaman mereka dalam
melihat dan merasakan dampak-dampak yang terjadi. Untuk mengetahui persepsi masyarakat maka
dilakukan pengambilan data kuesioner mengenai bahasa, pengetahuan alam, teknologi, kesenian, mata
pencaharian hidup tradisional, religi, dan kekerabatan. Berdasarkan hasil jawaban kuesioner 50 responden
oleh dari Kampung Doput Dan Misapmeysi mengenai budaya setempat mempunyai persepsi yang baik
hingga sangat baik (≥ 74% hingga 88%) terhadap budaya setempat, hal ini dikarenakan budaya tersebut
tetap ada dan dilestarikan dari sebelum adanya penambangan hingga adanya penambangan Batugamping
PT. SDIC Papua Cement Indonesia Manokwari. Rata-rata persentase pada variabel budaya yang
melingkupi beberapa indikator di dalamnya memiliki tanggapan/ persepsi baik hingga sangat baik
diantaranya: bahasa (74%), pengetahuan alam (88%), teknologi (83%), kesenian (74,67%), mata
pencaharian hidup tradisional (83,33%), religi (85%), dan kekerabatan (84%). Dari hasil ini dapat dikatakan
bahwa penambangan Batugamping di daerah Maruni memiliki persepsi baik di masyarakat bila dilihat dari
segi budaya.
Religi (A.6)
Indikator Tidak Persentase Ya Persentase
A.6.1 7 14 43 86
Gambar 4. Diagram Persentase Berdasarkan Tingkatan A.6.2 8 16 42 84
Umur Rata2 7,5 15 42,5 85
masyarakat kampung Doput dan Misapmeysi Hasil persentase ini menunjukan nilai baik
cukup tersedia bagi kegiatan-kegiatan ekonomi bila dari masyarakat terkait keberadaan PT. SDIC, oleh
dilihat dari segi umur namun tidak didukung sebab itu perlu adanya hubungan timbal balik
dengan tingkat pendidikan yang dimiliki, sehingga antara pihak perusahaan kepada masyarakat
rata-rata pekerjaannya tergolong dalam pekerjaan dengan cara mempelajari, melestarikan serta
tradisional antara lain bertani atau berkebun. mengembangkan budaya setempat melalui
Berdasarkan jenis kelamin, responden yang perkenalan budaya lokal kepada semua orang,
dijadikan sampel lebih besar responden laki-laki pelatihan dari pihak perusahaan terkait
dibandingkan responden perempuan. pengembangan budaya lokal masyarakat, seperti
kegiatan di balai masyarakat, meliputi mengelola
Persepsi Responden makanan khas, membuat kerajinan tangan,
Dari 50 responden diperoleh hasil rata-rata ≥ mengajari bahasa daerah maupun bahasa asing,
74% hingga 88% dan hasil persentase ini membangun industri lokal hasil kerajinan
menunjukkan kategori baik hingga sangat baik masyarakat lokal dll, sehingga budaya ini tidak
artinya sebelum adanya kegiatan penambangan hilang dan dapat dipertontonkan kepada dunia luar
Batugamping di daerah Maruni budaya masyarakat sehingga menjadi aspek penting dalam
tersebut, masih dan tetap dilestarikan oleh pembangunan kemasyarakatan. Dengan demikian
masyarakat setempat hingga saat ini, hal ini akan terjalin hubungan kekeluargaan dan
ditunjukkan dengan 74% bahasa daerah tetap kerjasama yang baik antara pihak perusahaan
digunakan dari sebelum adanya penambangan ini dengan masyarakat Kampung Doput dan
hingga saat ini, yang mempermudah masyarakat Misapmeysi atau sebaliknya.
dalam menjalin komunikasi antar masyarakat.
Selain itu berkomunikasi dengan dialeg lokal PENUTUP
responden dapat mengenal dan mempelajari Kesimpulan
budaya dari daerah lain tanpa merubah budaya asli Masyarakat Kampung Doput Dan
mereka. Misapmeysi mempunyai persepsi yang baik hingga
sangat baik (≥ 74% hingga 88%) terhadap budaya
Disamping itu 88% artinya responden setempat, karena budaya tersebut tetap ada dan
memiliki persepsi sangat baik terhadap kondisi dilestarikan dari sebelum hingga adanya
alam yang merupakan penentu pencarian penambangan Batugamping PT. SDIC Papua
kebutuhan hidup (bekerja) namun ini tidak menjadi Cement Indonesia Manokwari. Dengan rata--rata
penghalang bagi masyarakat dalam bekerja dan bahasa (74%), pengetahuan alam (88%), teknologi
memenuhi kebutuhan hidup. atau peralatan (83%), kesenian (74,67%), mata
pencaharian hidup tradisional (83,33%), religi atau
Untuk teknologi memiliki persentase 83% agama (85%), dan kekerabatan (84%). Dengan
menunjukan pelestarian budaya masyarakat demikian penambangan Batugamping di daerah
terhadap tempat tinggal, dan peralatan tradisional Maruni memiliki persepsi baik di masyarakat
seperti parang, sekop,dll. Selain itu 74,67% Kampung Doput dan Misapmeysi bila dilihat dari
kesenian budaya tarian, alat musik, lagu dan segi budaya.
pakaian adat masih tetap ditampilkan/ dilestarikan.
Saran
Dari rata-rata 83,33% mata pencaharian 1. Adanya perhatian khusus perusahaan terhadap
hidup responden petani/ berkebun, selain itu ada masyarakat terkait ganti rugi lahan, wirausaha,
peralihan mata dari petani kini menjadi nelayan, pelatih mengembangkan usaha lokal melalui
penggali batu, penjual sayur dan ojek.
kerajinan budaya demi pembangunan
Aspek agama memiliki persepsi 85%, kemasyarakatan yang lebih baik.
terhadap pengobatan tradisional dan pertemuan- 2. Untuk mengukur variabel kekerabatan terkait
pertemuan ibadah 84%. Bila ditinjau dari aspek perebutan lahan dan kecemburuan sosial
kekerabatan, 88% responden dari Kampung Doput sebaiknya pengambilan data dilakukan untuk
dan Misapmeysi memiliki hubungan kekerabatan kampung pemilik hak ulayat setempat.
yang baik (rukun) antar warga masyarakat dan 3. Daftar pertanyaan dari beberapa variabel
tidak adanya perebutan lahan antara masyarakat budaya harus lebih spesifik (khusus), gunakan
baik itu masyarakat Kampung Doput maupun skala likert dan juga dapat menganalisis data
Misapmeysi, dan tidak adanya kecemburuan sosial tersebut lebih lanjut hingga dapat mengetahui
antar warga masyarakat setempat. hubungan kedepan setiap variabel (Regresi).
Hastowo Resesiyanto
Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Universitas Papua
Jl. Gunung Salju Amban Manokwari
Abstract
Cement plug is a method to place plug to a specific depth used cement to close the well, preventing lost
circulation, sidetrack at the begining of directional drilling and to provides a place for open hole test. The
cement plug methods used in this research is balanced plug method. This research conducted by collecting
data on Well X, in the form of well profile data covering casing and tubing dimension. Furthermore,
laboratory data for cement and additives are used. Result of research showed that the total volume of
cement slurry needed is equal to 29.455 bbl, the number of sack of cement for cementing the open end
interval of 81.4 meters is as much 155 sack of cement, and the total volume of fluid required to push the
cement slurry into cementing zone is equal 64.15 bbl.
Keywords : Cement Plug, Balanced Plug
Abstrak
Cement plug merupakan metode penempatan plug (sumbat) pada kedalaman tertentu dengan menggunakan
semen yang bertujuan untuk menutup sumur, mencegah hilang sirkulasi, untuk sidetrack pada awal
dilakukannya pemboran berarah dan menyediakan tempat untuk test open hole. Metode cement plug yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode balanced plug. Penelitian dilakukan
dengan cara mengumpulkan data-data pada Sumur ”X”, berupa data profil sumur yang meliputi dimensi
casing dan tubing. Selain itu juga dipergunakan data laboratorium untuk semen dan zat additif yang
digunakan. Hasil penelitian didapatkan bahwa total volume bubur semen yang dibutuhkan adalah sebesar
29.455 bbl , Jumlah sack cement untuk penyemenan interval open end sebesar 81.4 meter adalah sebanyak
155 sax semen, Total volume fluida yang dibutuhkan untuk mendorong bubur semen ke zona penyemenan
adalah sebesar 64.15 bbl.
Kata kunci : Cement Plug, Balanced Plug
Untuk menghitung kapasitas lubang bor AnnCsg & DP =(TOC-WA/B)x3.281xCCsg & DP (13)
menggunakan persamaan :
CDP =(TOC-WA/B)x3.281xCDP (14)
2
(ID Dp)
CDp = (1) Ketinggian Semen = Depth-TOC (15)
1029.4
(ID Casing)2
CDP =(WA/B)x3.281xCDP (17)
CCasing = 1029.4
(6)
Untuk menghitung volume dan ketinggian
Dimana : semen saat string tidak berada dalam lubang bor
menggunakan persamaan :
CDp : Kapasitas Drill Pipe (bbl/ft)
CTubing : Kapasitas Tubing (bbl/ft) COH =(D-CShoe )x3.281xCOH (18)
COH : Kapasitas Open Hole (bbl/ft)
CCasing : Kapasitas Casing (bbl/ft) CCsg =(CShoe -TOC)x3.281xCCsg (19)
CAnn OH & Tubing : Kapasitas Annulus Open Hole dan
Tubing (bbl/ft) Total Capacity=COH + CCsg (20)
CAnn Casing & DP : Kapasitas Annulus Casing dan Drill Ketinggian Semen=Depth-TOC (21)
Pipe (bbl/ft)
ID : Inside Diameter (Inch) Ketinggian WA/B=TOC-WA/B (22)
OD : Outside Diamater (Inch)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk menghitung volume dan ketinggian Untuk dapat melaksanakan balance plug,
semen saat string masih di dalam lubang bor tekanan hidrostatik di dalam pipa atau casing dan
menggunakan persamaan : annulus harus seimbang. Untuk mencapai kondisi
ini fluida pendorong semen harus sama dengan
CDp =(LDp -TOC)x3.281xCDp (7)
semen, dan ketinggian masing-masing fluida juga
CTubing =(LTbg -LDp )x3.281xCTubing (8) harus sama. Untuk menyakinkan top dari semen
berada pada posisi yang telah di set atau ditentukan,
AnnOH & Tbg =(LTbg -LDp )x3.281xCAn OH & Tbg (9) volume yang diinjeksikan harus tepat dengan
volume yang diperlukan ditambah faktor
AnnOH & DP =(LTbg -CShoe )x3.281xC OH & DP (10)
keamanan. Bila terjadi kelebihan semen, maka
AnnCsg & DP =(CShoe -TOC)x3.281xCCsg & DP (11) semen yang berlebihan tersebut disedot secara
reserved sampai mencapai ketinggian yang
Dimana : diinginkan.
LDP : Length of Drill Pipe (m)
Sebelum dilakukan perhitungan kebutuhan (7), besarnya volume atau jumlah minimal dari
material yang akan dipakai dalam program cement bubur semen dalam drill pipe adalah sebesar 4.475
plug terlebih dahulu harus diketahui parameter- bbl. Pada perhitungan Volume II atau volume
parameter yang akan digunakan dalam 7
Tubing 2 dengan menggunakan persamaan (8),
8
merencanakan langkah perhitungan. Data-data
jumlah minimal slurry adalah sebesar 1.0809 bbl.
tersebut berupa data dimensi casing, tubing, drill 1
pipe dan open hole (OH) yang berasal dari data Volume III atau volume antara Annulus OH 8 2 &
7
profil sumur (Tabel 1). Tubing 2 yang dihitung dengan menggunakan
8
Tabel 1. Dimensi Ukuran String persamaan (9), didapatkan jumlah slurry sebanyak
11.613 bbl. Pada perhitungan Volume IV atau
OD ID Length 1
volume antara Annulus OH 8 & Drill Pipe 5 in
(inch) (inch) (m) 2
1
dengan menggunakan persamaan (10), didapatkan
Open Hole 82 8.500 81.4
jumlah slurry sebesar 2.674 bbl. Sedangkan pada
5 8.755 1214.0 5
Casing 9
8 perhitungan volume antara Annulus Casing 9 8 &
Drill Pipe 5 4.276 1238.4 Drill Pipe 5 in atau Volume V yang dihitung
7
Tubing 2 2.441 57.0 dengan menggunakan persamaan (11), didapatkan
8
jumlah minimal slurry atau bubur semen sebanyak
8.613 bbl. Volume total dari bubur semen yang di
Perhitungan Kapasitas Lubang Bor
pergunakan dalam program cement plug adalah
Kapasitas merupakan jumlah minimal slurry
sebanyak 29.455 bbl.
atau bubur semen yang ada pada tempat tersebut.
Perhitungan kapasitas meliputi kapasitas drill pipe Tabel 3. Volume bubur semen (cement slurry)
7 Vol Capacity bbl
5 in, kapasitas Tubing 2 8, kapasitas Open Hole 8
1 1 7 I Drill Pipe 5 in 4.475
, kapasitas Annulus OH 8 & Tubing 2 , 7
2 2 8 II Tubing 2 8 1.0809
5
kapasitas Annulus Casing 9 8 & Drill Pipe 5 in, 1 7
III Annulus OH 8 2 & Tubing 2 8 11.613
1 1
kapasitas Annulus OH 8 2
& Drill Pipe 5 in dan IV Annulus OH 8 & Drill Pipe 5 in 2.674
2
5 5
kapasitas Casing 9 8. Untuk perhitungan kapasitas V Annulus Casing 9 8 & Drill Pipe 5 in 8.613
menggunakan persamaan 1 sampai 6. Hasil Total Jumlah Slurry 29.455
perhitungan untuk masing-masing kapasitas
(capacity) dapat ditunjukan pada Tabel 2. Perhitungan Jumlah Sack Semen
Pada sumur X, zona atau interval open end
Tabel 2. Hasil Perhitungan Kapasitas penyemenan adalah sebesar 81.4 meter didapatkan
Capacity bbl/ft volume bubur semen (cement slurry) untuk
Drill Pipe 5 in 0.01776 penyemenan sebanyak 29.455 bbls (165.36 cuft)
7 atau sebanyak 155 sax semen. Untuk perhitungan
Tubing 2 8 0.00578
1 jumlah sax semen, dihitung dengan persamaan
Open Hole 8 2 0.0701
1 7
(12):
Annulus OH 8 2 & Tubing 2 8 0.0621
Jumlah Slurry
5 Sack Of Cement= Yield Semen
Annulus Casing 9 8 & Drill Pipe 5 in 0.0501
1
Annulus OH 8 2 & Drill Pipe 5 in 0.0459 Nilai Yield Cement adalah sebesar 1.07 cuft/sax
5 yang bersumber dari data Laboratorium.
Casing 9 8 0.0744
Water Ahead/Behind dan Ketinggian Fluida.
Perhitungan Volume dan Ketinggian Water Ahead (WA) pada sumur X adalah
Saat string masih di dalam lubang bor 5
pada Annulus Casing 9 8 & Drill Pipe 5 in
Perhitungan volume bubur semen (cement slurry)
Dari hasil perhitungan volume Drill Pipe 5 sedangkan Water Behind (WB) berada pada drill
in atau Volume I dengan menggunakan persamaan pipe 5 in . Volume water ahead (WA) adalah 9.97
bbl ( 56.01 cuft), sedangkan volume water behind
INTAN Jurnal Penelitian Tambang
41
Resesiyanto INTAN Volume 1, Nomor 1, 2018
(WB) adalah 3.537 bbl (19.85 cuft). Perhitungan Total kapasitas bubur semen pada saat string tidak
volume water ahead/behind (WA/B) pada sumur X berada dalam lubang bor didapatkan sebesar
mempergunakan persamaan (13) dan (14). 165.39 cuft. Jumlah ini didapatkan dari
penjumlahan kapasitas Open Hole 8.5 in dengan
Ketinggian semen dan ketinggian water 5
ahead/behind (WA/B) pada saat string masih kapasitas Casing 9 8 (Persamaan 20).
berada dalam lubang sumur adalah 133.8 m
Ketinggian semen dan water ahead/behind
(438.99 ft) untuk ketinggian semen dan 60.7 m
(WA/B)
(199.15 ft) untuk ketinggian water ahead/behind
Ketinggian semen pada saat string dicabut
(WA/B). Hasil ini didapatkan dari perhitungan
(tidak berada dalam lubang bor) adalah pada
menggunakan persamaan (15) dan (16).
ketinggian 411.43 ft atau 125.4 m, hasil ini
didapatkan dengan perhitungan menggunakan
Persamaan 21.
Ketinggian Water Ahead/Behind (WA/B)
berada pada ketinggian 43.4 m atau 142.39 ft.
Perhitungan menggunakan Persamaan 22.
Volume Displacement
Displacement merupakan fluida yang
dipergunakan untuk menempatkan slurry atau
bubur semen ke zona atau daerah yang akan
dilakukan plug. Dari hasil perhitungan
menggunakan persamaan (17), volume
displacement adalah sebesar 64.15 bbl.
Gambar 2. Saat string tidak berada dalam lubang
Pada saat string tidak berada dalam lubang
Volume bubur semen. KESIMPULAN
Volume bubur semen pada saat string tidak Dari hasil perhitungan yang dilakukan
berada dalam lubang bor hanya dihitung volume mengenai kebutuhan material penyemenan dengan
kapasitas Open Hole 8.5 in dan kapasitas Casing metode Balance Plug pada Sumur X, dapat diambil
5 kesimpulan sebagai berikut :
9 8. Perhitungan masing-masing kapasitas
menggunakan persamaan 18 dan 19. 1. Total volume bubur semen (cement slurry) yang
dibutuhkan adalah sebesar 29.455 bbl.
2. Jumlah sack cement yang dibutuhkan untuk Rakhmansyah, R., Aboekasan, W (2015),
penyemenan zona atau interval open end “Evaluasi Penyemenan Liner 4 ½ di Sumur X
penyemenan sebesar 81.4 meter adalah ST (Sidetrack) Dengan Inklinasi Sebesar 760”.
sebanyak 155 sax semen. Seminar Nasional Cendekiawan.
3. Ketinggian semen pada saat string masih
Rubiandini, R, R.S (2012), “Teknik Operasi
berada dalam lubang sumur adalah 133.8 m atau
Pemboran”. Institut Teknologi Bandung.
438.99 ft sedangkan ketinggian water
Bandung
ahead/behind (WA/B) pada saat string masih
berada dalam lubang sumur adalah 60.7 m atau Sahbudin., Komar, S., Amin, M, “Perencanaan
199.15 ft. Penyemenan Casing 7 Inch Dengan Metode
4. Pada saat string tidak berada dalam lubang, total Dual Stage Cementing Pada Sumur NR-X
kapasitas bubur semen adalah sebesar 165.39 Lapangan Limau di PT. Pertamina Drilling
cuft (29.45 bbl). Services Indonesia Area Sumbagsel,
5. Ketinggian semen pada saat string tidak berada Prabumulih”. Universitas Sriwijaya.
dalam lubang sumur adalah 411.43 ft atau 125.4
m ft sedangkan ketinggian water ahead/behind Yazid, F.E., Hamid, A., Affifah, A.N (2015),
(WA/B) pada saat string tidak berada dalam “Evaluasi Penyemenan Casing Liner 7 Pada
lubang sumur adalah 43.4 m atau 142.39 ft. Sumur X-1 dan Y-1 Blok LMG”. Seminar
6. Total volume fluida yang dibutuhkan untuk Nasional Cendekiawan
mendorong bubur semen ke zona penyemenan
(displacement) adalah sebesar 64.15 bbl.
DAFTAR PUSTAKA
Prasetyo, E., Arief, T., Prabu, U.A, “Perencanaan
Squeeze Cementing Metode Balance Plug Pada
Sumur X dan Sumur Y di Lapangan Ogan PT.
Pertamina EP Asset 2 Prabumulih”. Universitas
Sriwijaya.
Abstract
PT. Haltim Mining is one of the nickel mining companies with sediment resources consist of several layers,
namely cover soil, limonite, saprolite and bedrock. About 1.8% of the nickel concentrate would be marketed
by the company, but the nickel content sampled for testing by XRF Epsilon 3 tool changes the level between
the samples in the Pit and the sample on the stockpile. The results showed that the average level of nickel
concentrate sampled at Pit was 1.80%, while the average level of nickel concentrate sampled on Stockpile
was 1.75%, with an average difference of 0.09%. Changes in levels were influenced by sampling method,
sample preparation and the accuracy of a sampler.
Abstrak
PT. Haltim Mining merupakan salah satu perusahaan nikel dengan kondisi endapannya terdiri dari beberapa
lapisan yaitu dari tanah penutup, limonit, saprolit dan batuan dasar. Kadar nikel 1,8% yang akan dipasarkan
oleh perusahaan namun kadar nikel yang diambil sampelnya untuk dilakukan pengujian oleh alat XRF
Epsilon 3 menunjukkan adanya perubahan kadar antara sampel pada Pit dan sampel pada stockpile. Data
hasil pengujian kadar yang diperoleh menunjukkan bahwa sampel pada Pit nilai kadarnya 1,80% sedangkan
sampel pada Stockpile nilai kadarnya 1,75% dengan selisih 0,09%. Perubahan kadar dipengaruhi oleh
pengambilan sampel, preparasi sampel dan ketelitian seorang sampler.
Sebelum pada tahap analisis menggunakan 4. Proses analisis oleh alat XRF Epsilon 3 dengan
XRF Epsilon 3, sampel-sampel tersbut dilakukan waktu ±10 menit.
preparasi sampel. 5. Hasil pembacaan nilai-nila kadar oleh alat XRF
Epsilon akan dimasukan pada Microsoft Excel
Pada analisis oleh alat XRF Epsilon 3 ada untuk disimpan ataupun untuk hasil outputnya.
beberapa tahapan sebelum mendapatkan hasil Pada penelitian ini, pengujian dengan alat
pengujiannya, antara lain: XRF Epsilon 3 terdapat unsur-unsur seperti Ni, dan
Fe. Hasil analisis alat XRF pada sampel cek yang
1. Sampel pada cup dimasukan sebanyak 10 cup diambil sebelum kegiatan pemuatan. Sampel pada
pada alat XRF Epsilon Pit dengan stockpile diambil saat kegiatan
2. Pada software Epsilon 3 dimasukan sampel ID pemuatan/ore getting sedang dilakukan. Hasil
untuk sampel yang akan dinalisis pengujian sampel cek, sampel pada Pit dan sampel
3. Setelah itu measurre sampel akan dianalisis.
pada Stockpile dengan menggunakan alat XRF
Epsilon 3 seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel 2. Sampel Pada Pit Hasil Analisis dengan Alat XRF Epsilon 3
Sample Ni Fe Fe*
No Sample ID Remarks Deposite
Type (%) (%) (%)
Tabel 3. Sampel Pada Stockpile Hasil Analisis Dengan Alat XRF Epsilon 3
Sample Ni Fe Fe*
No Sample _ID Remarks Deposite
Type (%) (%) (%)
Tabel 3. Sampel Pada Stockpile Hasil Analisis Dengan Alat XRF Epsilon 3 (lanjutan)
Sample Ni Fe Fe*
No Sample _ID Remarks Deposite
Type (%) (%) (%)
Preparasi sampel
Preparasi sampel yang dilakukan oleh PT.
Haltim Mining meliputi kegiatan penghancuran,
Gambar 4. Grafik Perbandingan Nilai Kadar Besi pengeringan, pencampuran, penimbangan dan
Sampel pada Pit dengan Sampel pada Stockpile
pembagian. Preparasi sampel antara sampel pada
Pit dan sampel Stockpile pengerjaannya sama
hanya saja perbedaannya terdapat pada perlakuan
sampelnya.
yaitu sampel original dan sampel back up. Sampel diinginkan. Pengambilan sampel cek oleh seorang
original merupakan sampel yang nantinya akan sampler sebelum dilakukan selective mining
diuji sedangkan sampel back up merupakan sampel dibutuhkan ketelitian dan harus lebih mengenal
yang akan disimpan. Pada Standar Operational material yang ingin dijadikan sampel untuk diuji
Prosedure, kegiatan mereduksi sampel dengan kandungannya. Contohnya seorang sampler yang
menggunakan splitter ukuran -10mm dilakukan mengambil sampel cek pada satu daerah
sebanyak satu kali namun terkadang tidak mendapatkan nilai grade 1,9% sehingga
dilakukan. disarankannya ke Grade Control untuk melakukan
kegiatan selective mining. Tumpukan yang telah di
Proses mixing terhadap sampel ukuran 200 selective diambil sampel cek untuk mengetahui
mesh untuk homegenisasi namun berdasarkan nilai kadarnya namun ternyata hasil kadarnya
dilapangan tahapan mixing ini dilakukan secara menurun 1,4% ternyata sampel cek yang diambil
manual menggunakan plastik sebelum dimasukan oleh seorang sampler pada sebelum selective
pada plastik sampel, pengisian pada plastik sampel daerahnya terbatas namun disarankan adakan
dengan pola yang ditentukan pada sebuah tray lalu selective pada satu daerah yang luas. Material yang
kemudian sampel yang akan dianalisis akan telah ditumpuk dibiarkan saja untuk diambil
dimasukan pada cup pulp dan ditekan agar padat sampel cek setelah 2-3 hari.
sampel tersebut sebelum dianalisis oleh alat XRF
Epsilon 3. Pada kegiatan ore getting yang merupakan
kegiatan pemuatan material yang telah diselective
Hasil Pengujian terdapat pengambilan sampel yang disebut sampel
Pengujian kadar nikel pada PT. Haltim pada Pit. Pengambilan sampel ini pada bucket
Mining menggunakan alat XRF epsilon 3. Alat ini excavator menggunakan tray dengan 3 titik
dapat menganalisa sampel bubuk padat dengan pengambilan sampelnya. Pada tempat penelitian,
sekali menganalisa dapat menampung 10 sampel tumpukan hasil selective yang berbeda nilai
yang akan dianalisis. Unsur-unsur hasil analisis kadarnya seringkali digabungkan untuk kegiatan
antara lain Nikel (Ni) dan Besi (Fe). Dari hasil ore getting. Hal seperti ini harus menjadi perhatian
pengujian terdapat perbedaan nikai kadar antara seorang Grade Control pada pengambilan
sampel Cek dengan sampel pada Pit dengan selisih sampelnya.
0,08% dimana perubahan nilai kadar yang
signifikan terdapat pada nomor sampel 3, 5, 6, 7, Nilai kadar yang signifikan pada nomor
10,11, 20 dan 21. Untuk nomor sampel 3,5, 20,21 sampel 20 dan 21 yang cukup signifikan dimana
pada sampel cek nilainya rendah dibandingkan nilai sampel pada Pit lebih besar dibandingkan
sampel pada Pit. Misalkan nomor sampel 5 dengan sampel pada stockpile dengan nilai untuk nomor
nilai sampel cek 1,58% dan sampel pada Pit 1,90 sampel 20 yaitu 2,23% berbanding 1,83%.
terjadi perubahan yang signifikan. Perubahan ini Pengambilan sampel pada stockpile yang tidak
dapat dipengaruhi oleh pengambilan sampelnya sesuai dengan SOP dimana pengambilan diambil
dimana sampel cek diambil pada saat kegiatan pada 3 titik. Pengambilan sampel pada stockpile
selective mining. Sampel cek diambil pada sendiri terkadang pada satu hari tidak dapat
tumpukan yang telah diselective pada saat kondisi memenuhi 1 subload. Misalkan pada satu
cerah namun saat kegiatan selective sedang tumpukan stockpile (dome) terdapat 10 subload
berlangsung cuaca berubah menjadi hujan. Setelah namun pada satu hari hanya terisi 1 atau 2 subload
hujan, tumpukan hasil selective tersebut diambil saja. 1 subload terdiri atas 15 karung sampel namun
untuk dimuat ke stockpile yang disebut kegiatan pada satu hari berdasarkan jam kerja hanya
ore getting tanpa mengambil sampel pada mencapai 10-11 karung saja. Pada keesokannya
tumpukan selective oleh seorang sampler (orang sampel diambil lagi untuk mencapai 15 karung
yang mengambil sampel). Pengambilan sampel tersebut tanpa harus mengambil sampel cek pada
cek berupa 1 kantong sampel soft, 1 kantong tumpukan stockpile tersebut.
sampel rock dan 1 kantong sampel soft & rock.
Sampel soft diambil 3 titik pada tumpukan dengan Pengambilan sampel dan preparasi sampel
tangan, kemudian sampel rock terkadang dilihat yang dilakukan dilapangan terdapat beberapa
secara kasat mata bahwa batuan ini memiliki ketidaksesuaian dengan Standar Operational
kandungan yang baik namun setelah diuji batuan Prosedure. Hasil pengujian kadar nikel baik
tersebut tampak luarnya bagus namun dalamnya sampel cek, sampel pada pit dan sampel stockpile
tidak mempunyai nilai kandungan unsur yang
Abstract
Road is one of the important aspects to support transportation activities. Appropriate road geometry can
contribute greatly to the safety and smoothness of transport activities. In addition to the road geometry,
water can also affect the condition of haul road, from which it can indirectly affect the transportation
activities. Therefore,it is important to conduct an evaluation of the haul road geometry condition based on
the AASHTO theory, and to design drainage on the road side of the mine. Road geometry at PT. Sumber
Anugerah Buana has not suitable yet based on AASHTO theory. This is proven by using the actual result
showing that the the width of straight road was 4 - 7,5 meter, and the width of bend road was 5.3 - 5,5
meter. However, according to AASHTO theory, the width of straight road should be 4,850 meter and the
width of bend road should be 7,733 meters. So, it is necessary to add width on straight road in segment I-
J and in all segment of bend road. The slope of the mine haul road at PT. Sumber Anugerah Buana already
has a safe slope of the road, except the A-B segment and D-E segment that are still above the safe condition,
which is more than 15%. PT. Sumber Anugerah Buana does not have drainage, so it is necessary to make
channel on the first DTH dimension, that is 0,463 meter wide, 0,701 meter deep, and 0,928 meter wide of
the channel surface. Meanwhile, the dimension for the second DTH should be 0, 260 meter wide of the
channel bottom, 0.395 meter deep of the channel, and 0,522 meters wide of the channel surface.
Abstrak
Jalan merupakan salah satu aspek penting untuk menunjang kegiatan pengangkutan. Geometri jalan yang
sesuai dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap keamanan dan kelancaran kegiatan pengangkutan.
Selain geometri jalan, air juga dapat mempengaruhi keadaan jalan angkut, sehingga dapat mempengaruhi
proses kegiatan pengangkutan. Oleh karena itu, akan dilakukan evaluasi terhadap kondisi geometri jalan
angkut berdasarkan teori AASHTO dan merancang drainage di tepi jalan angkut tambang. Geometri jalan
di PT. Sumber Anugerah Buana belum sesuai berdasarkan teori AASHTO, ini dibuktikan pada hasil aktual
di lapangan yaitu lebar jalan lurus 4 - 7,5 meter, lebar jalan pada tikungan 5,3 - 5,5 meter sedangkan lebar
jalan lurus menurut teori AASHTO yaitu 4,850 meter dan jalan tikungan 7,733 meter, sehingga perlu
dilakukan penambahan lebar pada jalan lurus di segmen I-J dan tikungan di semua segmen jalan.
Kemiringan jalan angkut tambang di PT. Sumber Anugerah Buana sudah memiliki kemiringan jalan yang
aman,kecuali segmen A-B dan D-E masih diatas syarat aman yaitu lebih dari 15%. PT. Sumber Anugrah
Buana tidak memiliki saluran (drainage), sehingga perlu dilakukan pembuatan saluran dengan dimensi pada
DTH satu yaitu lebar dasar saluran 0,463 meter, kedalaman saluran 0,701 meter dan lebar permukaan
saluran 0,928 meter, dan untuk dimensi DTH dua yaitu lebar dasar saluran 0,260 meter, kedalaman saluran
0,395 m dan lebar permukaan saluran 0,522 meter.
1. Mengevaluasi geometri jalan angkut tambang Lebar jalan angkut pada jalan tikungan
yang telah diterapkan oleh PT. Sumber Lebar jalan angkut pada tikungan selalu
Anugerah Buana yang terdiri dari lebar jalan lebih besar dari pada lebar pada jalan lurus. Untuk
dan kemiringan jalan. jalur ganda, lebar minum pada tikungan dihitung
2. Merancang drainage pada jalan angkut di PT. dengan mendasarkan pada:
Sumber Anugerah Buana.
1. Lebar jejak ban
Sedangkan manfaat dari penelitian ini yaitu, 2. Lebar juntai atau tonjolan (overhang) alat
sebagai bahan informasi dan pertimbangan kepada angkut bagian depan dan belakang pada saat
perusahaan mengenai geometri jalan angkut membelok
tambang dan rancangan Drainage. 3. Jarak antara alat angkut pada saat bersimpangan
4. Jarak (spasi) alat angkut terhadap tepi jalan.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah Perhitungan terhadap lebar jalan angkut pada
metode penelitian kuantitatif, penelitian kuantitatif tikungan atau tikungan dapat menggunakan rumus:
merupakan metode penelitian yang digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, Wmin = n (U + Fa + Fb + Z) + C (2)
pengumpalan data menggunakan instrumen U + Fa + Fb
penelitian, analisis data bersifat statistik dengan C=Z= (3)
2
tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Dimana:
Pengumpulan data dilakukan dengan cara
melakukan pengamatan dan pengambilan data W = Lebar jalan angkut minimum pada
secara langsung di lapangan. Pengambilan data tikungan (meter)
n = Jumlah jalur 1
Q= n
x R2/3 x S1/2 x A (6)
U = Lebar jejak roda kendaraan (meter)
Fa = Lebar juntai depan (meter) Dimana:
Fb = Lebar juntai belakang (meter) Q = Debit
C = Jarak antara dua truck yang akan R = Jari-jari hidrolik
bersimpangan (meter) S = Gradien
Z = Jarak sisi luar truck ke tepi jalan (meter) A = Luas penampang basah
n = Koefisien kekerasan manning yang
Kemiringan Jalan Angkut
menunjukkan kekerasan dinding saluran.
Kemiringan atau grade jalan angkut
merupakan satu faktor penting yang harus diamati HASIL DAN PEMBAHASAN
secara detail dalam kegiatan Evaluasi terhadap Hasil
kondisi jalan tambang tersebut. Hal ini dikarenakan Geometri jalan angkut PT. Sumber Anugerah
kemiringan jalan angkut berhubungan langsung Buana
dengan kemampuan alat angkut, baik dari Panjang jalan angkut keseluruhan yaitu 435
pengereman maupun dalam mengatasi tanjakan. meter yang menghubungkan front penambangan
Kemiringan jalan angkut biasanya dinyatakan dengan stockyard dan stockpile 1, dengan
dalam persen (%). menggunakan 1 jalur.
Rancangan Sistem Drainage Jalan Tabel 1. Data hasil pengukuran geometri jalan angkut
Intensitas curah hujan dilapangan
Besarnya intensitas hujan yang
Lebar
kemungkinan terjadi dalam kurun waktu tertentu Kemiringan
No Segmen Jalan Keterangan
dihitung berdasarkan persamaan Mononobe, yaitu: Jalan (%)
(m)
R24 24 1 A-B 7,5 20 Lurus
I= 24
x ( Tc )2/3 (4)
2 B-C 5,5 10 Tikungan
3 C-D 5,5 9 Tikungan
Dimana:
4 D-E 5,5 18 Lurus
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
R24 = Curah hujan rencana per hari (24 jam) 5 E-F 5,5 13 Tikungan
Tc = Waktu kosentrasi (jam) 6 F-G 5,5 9 Lurus
7 G-H 5,3 3 Lurus
Debit air limpasan 8 H-I 5,3 2 Tikungan
Untuk menghitung jumlah air limpasan dari 9 I-J 4 0 Lurus
suatu daerah dapat digunakan rumus rasional,
yaitu:
Perhitungan Geometri Jalan Angkut Menurut
Q = 0,278 x C x I x A (5) AASHTO :
Lebar jalan angkut pada jalan lurus
Dimana: Sesuai spesifikasi alat angkut, diketahui
Q = Debit (m3/s) lebar alat angkut yaitu 2,425 meter.
C = Koefisien limpasan
I = Intensitas curah hujan (mm/jam) Lmin = 1 x 2,425 meter + (1+1)(1/2 x 2,425)
A = Luas daerah (km2) = 4,850 meter
adalah menunjang kelancaran operasi Tabel 4. Rekomendasi pebaran jalan angkut pada jalan
penambangan terutama dalam kegiatan tikungan
pengangkutan, sehingga lebar jalan harus sesuai Koreksi
dengan standar teoritis. Penyempitan jalan dapat Teori
Aktual lebar
No Segmen AASHTO
disebabkan oleh beberapa hal, yaitu penumpukan (m) jalan
(m)
spoil secara terus menerus dan kondisi jalan yang tikungan
berbatasan dengan tebing. Dilebarkan
1. B-C 7,733 5,5
2,233 m
Agar lebar jalan angkut memenuhi standar
dilakukan penambahan lebar jalan dengan cara Dilebarkan
2. C-D 7,733 5,5
2,233 m
pengendalian spoil yang terdapat pada jalan
angkut. Dilebarkan
3. E-F 7,733 5,5
2,233 m
Dilebarkan
4. H-I 7,733 5,3
2,433 m
Rana Wiratama
Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan, Universitas Papua,
Jl. Gunung Salju Amban Manokwari
Email: send2wiratama@yahoo.com
Abstract
Landslide events in an area are manifestations of unstable slope conditions, so that evaluation of slope
stability and mapping of areas prone to landslides is very important as an effort to mitigate landslides. In
this study the Slope Stability Probability Classification (SSPC) method was used to evaluate slope stability
in the Piyungan-Patuk area. which is a rock mass classification system for slope stability which classifies
3 (three) different rock masses through a three-step approach namely: Exposure Rock Mass (ERM),
Reference Rock Mass (RRM) and Slope Rock Mass (SRM). Slope stability analysis results on 18 selected
slopes obtained probability of slope stability with very low to very high classification with a probability
value of stability <0.5 to> 95, where the probability value is strongly influenced by rock mass parameters
such as rock strength, discontinuity and weathering rate .
Abstrak
Peristiwa terjadinya longsor di suatu kawasan merupakan manifestasi dari kondisi lereng yang tidak stabil,
sehingga evaluasi stabilitas lereng dan pemetaan pada kawasan yang rawan tejadinya longsor menjadi hal
yang sangat penting sebagai upaya mitigasi terhadap bencana longsor. Pada penelitian ini diterapkan
metode Slope Stability Probability Classification (SSPC) untuk evaluasi stabilitas lereng di daerah
Piyungan-Patuk. yang merupakan sistem klasifikasi massa batuan untuk stabilitas lereng yang
mengklasifikasikan 3 (tiga) massa batuan berbeda melalui pendekatan tiga langkah (three steps approach);
yaitu : Exposure Rock Mass (ERM), Reference Rock Mass (RRM) dan Slope Rock Mass (SRM). Hasil
analisis stabilitas lereng pada 18 lereng terpilih didapat probabilitas stabilitas lereng dengan klasifikasi
sangat rendah hingga sangat tinggi dengan nilai probabilitas kestabilan <0,5 sampai dengan >95, dimana
nilai probabilitas ini sangat dipengaruhi oleh parameter masa batuan seperti kekuatan batuan, diskontinuitas
dan tingkat pelapukan.
PENDAHULUAN
Wilayah Piyungan-Patuk yang secara
administratif termasuk kedalam wilayah provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta yang berdasarkan
pada faktor-faktor kondisi geologi dengan
morfologi perbukitan berada pada daerah yang
rawan tejadinya longsor dan gerakan tanah
(Sopheap & Karnawati, 2007). Berdasarkan
kondisi tersebut, ruas jalan raya yang melalui
wilayah Piyungan-Patuk, yang merupakan jalur
transportasi darat utama antara kota Yogyakarta
dan Kabupaten Gunungkidul, sangat rawan terkena
dampak longsor, yang selain mengancam dan
membahayakan keselamatan jiwa dan harta benda
penduduk sekitar maupun para pengguna jalan
raya, juga dapat menyebabkan terputusnya jalur
penghubung utama antara kota Yogyakarta dan
Kabupaten Gunungkidul sehingga akan
mengakibatkan terganggunya roda perekonomian
masyarakat sekitar. Oleh karena itu, mengingat
bahwa kejadian longsor merupakan manifestasi
dari keadaan lereng yang tidak stabil, maka
evaluasi stabilitas lereng pada jalur jalan raya
Piyungan-Patuk menjadi hal yang sangat penting Gambar 1. Lokasi penelitian.
sebagai upaya mitigasi bencana longsor dan
gerakan tanah pada kawasan tersebut. METODE PENELITIAN
Evaluasi kestabilan lereng batuan di lokasi
Pada penelitian ini dilakukan evaluasi
penelitian dilakukan dengan metode SSPC, yang
kestabilan lereng dengan metode Slope Stability merupakan sistem klasifikasi massa batuan untuk
Probability Classification (SSPC) pada lereng-
stabilitas lereng yang mengklasifikasikan 3 (tiga)
lereng terpilih di kawasan Piyungan-Patuk. SSPC
massa batuan berbeda melalui pendekatan tiga
merupakan pendekatan baru metode klasifikasi langkah (three steps approach); yaitu :
masa batuan yang secara langsung menghitung
probabilitas kestabilan suatu lereng berdasarkan 1. Exposure Rock Mass (ERM) atau massa batuan
parameter-parameter masa batuannya. SSPC telah tersingkap dikarakterisasikan dan dikoreksi
diterapkan untuk penilaian stabilitas lereng di berdasarkan pelapukan dan tipe penggaliannya.
berbagai daerah untuk berbagai keperluan 2. Reference Rock Mass (RRM) atau massa batuan
rekayasa, dan dihasilkan penilaian stabilitas lereng imajiner, yaitu kondisi massa batuan segar, tak
yang lebih baik dibandingkan sistem lainnya terganggu digunakan sebagai referensi koreksi
(Hack, 1998). dan parameter ERM
3. Slope Rock Mass (SRM) yaitu massa batuan
Lokasi Daerah Penelitian dimana terdapat lereng atau direncanakan
Lokasi daerah penelitian berada di wilayah dibuat lereng, dinilai berdasarkan parameter
Piyungan-Patuk yang secara administratif termasuk
turunan RRM dengan pertimbangan derajat
ke sebagian wilayah Kecamatan Piyungan, pelapukan dan metode penggalian.
Kabupaten Bantul dan wilayah Kecamatan Patuk,
Kabupaten Gunungkidul (Gambar 1). Ketiga tahapan tersebut digunakan pada
SSPC untuk perhitungan probabilitas kestabilan
lereng dengan diagram alir sebagai berikut
(Gambar 2)
1 discontinuity set
0.9
0.8
intermediate spacing
0.5 maximum spacing
factor1
0.4
factor3
0.3 factor2
0.2 bedding1
&
joint3 joint2
0.1
0.1 1 10 100 1000
discontinuity spacing (cm)
Kemudian setelah didapat nilai faktor maksimum (Hmax) lereng dapat dihitung dengan
dilakukan perhitungan Spacing Parameter (SPA) persamaan:
dengan persamaan: sin (dipslope ) cos(mass)
Hmax = 1.6*10-4 cohmass
SPA = Factor1* Factor2 * Factor3 1- cos (dipslope - mass)
Friksi (mass) dan Kohesi (Cohmass) Massa Batuan HASIL PENELITIAN
Friksi dan kohesi massa batuan dapat Perhitungan klasifikasi masa batuan untuk
dihitung dengan mengoptimalkan kriteria penilaian stabilitas lereng dengan metode SSPC
keruntuhan Mohr-Coulomb dengan IRS, SPA dan dilakukan terhadap 18 lereng terpilih di lokasi
CD melalui persamaan: penelitian. Pemilihan lereng untuk perhitungan
Friksi = mass = 0.2417IRS + 52.12SPA + 5.779CD tersebut didasarkan kepada pertimbangan
aksesibilitas, variasi jenis liologi, serta
Kohesi = Cohmass = 94.27IRS+28629SPA+3593CD keterdapatan parameter-parameter pengukuran
dalam tubuh masa batuan pembentuk lereng.
Tinggi Lereng Maksimum (Hmax) Berikut disajikan peta lokasi pengukuran SSPC di
Dalam sistem SSPC, apabila dipslope ≤ mass, lokasi penelitian (Gambar 4)
maka tinggi lereng maksimum (Hmax) adalah tak
terhingga, tetapi apabila dipslope ≥ mass, maka tinggi
Pada tabel 1 berikut disajikan hasil karakterisasi pada lereng 7 yang berlokasi di Dukuh Plesedan,
lereng berdasarkan parameter-parameter masa Desa Srimulyo, Kecamatan Piyungan
batuan serta perhitungan probabilitas kestabilan
𝐻𝑀𝑎𝑥
Rasio Tinggi Maksimum terhadap Tinggi Lereng 1.73
𝐻𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒
Tabel 3. Hasil perhitungan nilai faktor parameter dan probabilitas stabilitas lereng pada 18 lereng terpilih.
67
INTAN Jurnal Penelitian Tambang
Gambar 7. Peta stabilitas lereng daerah penelitian berdasarkan nilai probabilitas SSPC.
INTAN Volume 1, Nomor 1, 2018
Wiratama INTAN Volume 1, Nomor 1, 2018
Abstract
Mining is the extraction of valuable minerals from the earth. Marble recovered by mining process. Marble
is usually used as a building material. PT. Makassar Marmer Muliaindah is a private company, that is
actively operating in marble mining in Indonesia. The mining system applied by PT. Makassar Marmer
Muliaindah is Open Pit System with Quarry method. Phases of mining activities conducted by PT.
Makassar Marmer Muliaindah include clearing, stripping, drilling, cutting, block splitting, block release,
block refinement, loading, hauling and stocking.
Abstrak
Penambangan adalah kegiatan yang dilakukan untuk membebaskan mineral berharga dari batuan induknya
untuk dimanfaatkan. Marmer berasal dari alam dan untuk memperolehnya harus melalui proses
penambangan. Marmer biasanya digunakan sebagai bahan bangunan. Salah satu perusahaan swasta di
Indonesia yang melakukan penambangan Marmer adalah PT. Makassar Marmer Muliaindah. Sistem
penambangan yang diterapkan oleh PT. Makassar Marmer Muliaindah adalah Sistem Tambang Terbuka
dengan Metode Quarry. PT. Makassar Marmer Muliaindah melakukan kegiatan penambangan secara
bertahap, dimulai dari pembersihan lokasi, pengupasan bagian atas marmer, pemboran, pemotongan batuan,
pembajian, pelepasan batuan, penyempurnaan blok, pemuatan, pengangkutan dan penumpukan hasil
penambangan.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian ini
dilakukan pada PT. Makassar Marmer Muliaindah.
Pengambilan data dilakukan pada Induk III, berupa
data primer terkait metode penambangan yang
diterapkan, tahapan kegiatan penambangan dan
alat-alat penambangan yang digunakan.
DASAR TEORI
Gambar 1. Metode Quarry, Tipe Side Hill
Sistem Penambangan
Secara garis besar sistem penambangan
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu Tambang
Terbuka, Tambang Bawah Tanah dan Tambang
Bawah Air.
Pemboran
Pemboran ini dimaksudkan untuk membuat lubang
ke dalam batuan marmer, baik vertikal maupun
horizontal. Lubang hasil pemboran ini berfungsi
sebagai jalur Cable Wire dari Diamond Wire
Sawing Marini.
d. Mesin bor Driller Marini dijalankan oleh dua ujungnya dipasang empat buah angker. Dapat
orang, satu orang di bagian control panel dan digunakan pada pemboran horisontal dan vertikal.
satu orang membantu memasang dan membuka
batang bor serta menjaga jika terjadi hambatan. Tujuan pemboran ini adalah untuk membuat
lubang tempat memasang alat pancir dengan pola
sejajar, alat ini dapat dioperasikan oleh satu orang
operator dan digerakan oleh tekanan udara. Sistem
kerja alat ini adalah tumbuk dan berputar.
Pemotongan batuan
Pemotongan batuan merupakan kegiatan
yang dimaksudkan untuk mendapatkan blok-blok
marmer. Alat pemotong batuan yang digunakan
adalah Diamond Wire Sawing dan Chain Saw.
untuk perputaran kabel yang ditambatkan pada debu-debu hasil pemotongan dapat diencerkan
batuan. Mesin diletakkan di atas landasan yang sehingga tingkat polusi dapat diperkecil.
kuat berupa rel untuk bergerak maju mundurnya
mesin tersebut. Alat ini dapat memotong blok dengan dua
arah yaitu horisontal dan vertikal. Pemotongan
Mesin Diamond Wire mempunyai dua blok marmer dengan diamond wire mempunyai dua
gerakan dasar yaitu: fungsi yaitu:
e. Sebelum dijalankan terlebih dahulu membidik rantai chain saw yang gunanya untuk
posisi alat terhadap batu marmer yang akan menggelindingkan dan mengencerkan debu-debu
dipotong agar membentuk garis lurus. hasil pemotongan sekaligus sebagai pelumasan
f. Selang air pembilas dipasang pada tempat mata widya untuk optimalisasi kualitas
lewatnya tali gergaji pada saat operasi, biasanya pemotongan.
air yang dibutuhkan pada saat pemotongan
dikondisikan dengan luas yang akan di potong. Selama proses pemotongan berlangsung
yang perlu diperhatikan adalah menjaga kuantitas
Chain Saw penyemprotan air saat pemotongan langsung serta
Pada proses pemotongan segmen mengatur kecepatan potong chain saw untuk
mengggunakan chain saw terlebih dahulu mencegah kemungkinan putusnya rantai chain saw
disiapkan landasan kerja yang rata agar rel dan dan debu-debu hasil pemotongan dapat diencerkan
mesin penggerak chain saw dapat bergerak dengan sehingga tingkat polusi dapat diperkecil. Selain itu
baik. Chain Saw yang akan digunakan terlebih juga perlu diperhatikan kondisi mata widya dan
dahulu dipasang bar (tempat rantai dan mata widya jumlah grease yang digunakan.
dipasang).
Chain saw khusus digunakan untuk
Sebelum pemotongan dimulai terlebih pemotongan segmen, bukan untuk penyempurnaan
dahulu bar chain saw diturunkan secara perlahan- blok. Alat ini dapat memotong blok dengan dua
lahan dengan memperhitungkan kedalaman dan arah yaitu horisontal dan vertikal.
arah pemotongan yang diinginkan, kemudian
selang air ditempatkan pada posisi perputaran
PEMBERSIHAN LOKASI
MANUAL MEKANIS
Parang dan kapak Excavator
PEMOTONGAN BATUAN
1. Diamond Wire Sawing PEMBAJIAN
2. Chain Saw Pancir
PELEPASAN BATUAN
1. Excavator
2. Hydrolick Jack Bull
PENYEMPURNAAN BLOK
Diamond Wire Pola
PEMUATAN
Derrick Crane
PENGANGKUTAN
Dump Truck
STOCKING
Mobile Crane
Gambar 12. Diagram Alir Tahapan Penambangan Marmer PT. Makassar Marmer Muliaindah
Abstract
Geopolymer is made from materials that are both natural polozan and artificial pozolan. Pozolan materials
contain silica (SiO2) and alumina (Al2O3). Both of these compounds can be found as natural materials (such
as metakaolin, and volcanic material), as well as waste (eg fly ash, husk ash). The potential of forest
products in the form of wood in Papua, especially Manokwari Regency, is very abundant, as well as its
utilization efforts. The processing or utilization of wood results in the solid waste in the form of pieces,
leftovers and wood sawdust. This study aims to explain the geopolymer morphology of wood processing
waste ash in Manokwari, from which it can be used as buffer material. By using SEM-EDX in the analysis,
the results showed that the size of ash grain of wood processing waste was ≤100 µm (from Merbau wood
or mixed wood). The elements contained in the ashes of merbau wood waste consist of O, Ca, C, Si, K, Mg,
Al, Cu, Fe, and S. Meanwhile, mixed wood waste ash contains O, Ca, C, Si, K, Mg, Al, Fe, Na, and S. Wood
processing waste in Manokwari Regency has the potential to be used as the basis for making geopolymer
because it dominantly contains Si and Al elements.
Keyword: Morphology, Geopolymer, Wood waste ash
Abstrak
Geopolimer terbuat dari material bersifat pozolan baik dari alam maupun pozolan buatan. Material bersifat
pozolan mengandung silica (SiO2) dan alumina (Al2O3). Kedua senyawa ini dapat ditemukan sebagai
material alam (seperti metakaolin, dan material vulkanik), maupun sebagai limbah (contonya fly ash, abu
sekam). Potensi hasil hutan berupa kayu di Papua khususnya Kabupaten Manokwari sangat melimpah
demikian pula pemanfaatannya. Pengolahan/pemanfaatan kayu menghasilkan limbah padat baik berupa
potongan-potongan, sisa sekapan maupun serbuk gergajian kayu. Penelitian ini bertujuan untuk
menjelaskan morfologi geopolimer dari abu limbah pengolahan kayu yang terdapat di Manokwari untuk
dijadikan material penyangga. Analisis menggunakan SEM-EDX, hasil penelitian menunjukkan ukuran
butir abu limbah pengolahan kayu ≤100 µm (kayu Merbau maupun kayu campuran). Unsur yang
terkandung dalam abu limbah kayu merbau terdiri dari O, Ca, C, Si, K, Mg, Al, Cu, Fe, dan S. Sedangkan
abu limbah kayu campuran mengandung O, Ca, C, Si, K, Mg, Al, Fe, Na, dan S. Limbah pengolahan kayu
di Kabupaten Manokwari berpotensi dijadikan bahan dasar pembuatan geopolimer karena mengandung
unsur Si dan Al yang dominan.
Abstract
Abstract title is written with Times News Roman style (11 pt and bold) and centered format. The distance
between abstract with Author address is 2 spaces (11 pt). the body text of abstract was written italic style
(11 pt) amounts 150-200 words, with left margin and right margin 25 mm and 20 mm from edge. Key words
written under the abstract text arranged in alphabetical order and separated by a semicolon. Title keywords
written with regular format with 11 pt bold font while the key words in italics (italic). Abstract was written
in English and Indonesian, if article was written in Indonesian. If article was written in English, abstract
was written in English. The titles article was written before the contents of the abstract format Bold UPPER
CASE.
Keywords: abstract; keyword; tittle; writing guidelines
Abstrak
Judul abstrak ditulis dengan huruf Times New Roman rata tengah dengan format 11 pt bold. Jarak antara
judul abstrak dengan nama lembaga adalah 2 spasi (11 pt). Jarak antara teks abstrak dengan judul abstrak
adalah 1 spasi (11 pt). Abstrak ditulis dengan huruf miring (Italic) sepanjang 150-200 kata, dengan margin
kiri 25 mm dan margin kanan 20 mm. Abstrak ditulis dengan format satu kolom. Kata kunci ditulis di
bawah teks abstrak, disusun urut abjad dan dipisahkan oleh tanda titik koma. Judul kata kunci ditulis dengan
format regular dengan font 11 pt bold. Abstrak ditulis dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, jika
artikel berbahasa Indonesia. Jika artikel berbahasa inggris maka abstrak cukup ditulis dengan bahasa Inggris
saja. Judul dalam abstrak ditulis sebelum isi abstrak dengan format UPPER CASE Bold.
Kata kunci: abstrak; kata kunci; judul; petunjuk penulisan
PENDAHULUAN dalam program MS Word dengan jenis huruf Times
INTAN Jurnal Penelitian Tambang New Roman dengan font 11 pt, 1 spasi dan dalam
diterbitkan sejak 2018 dengan frekuensi 2 (dua) format dua kolom. Setiap artikel terdiri atas
kali setahun setiap bulan Mei dan November. maksimum 15 halaman (termasuk gambar dan
INTAN Jurnal Penelitian Tambang dicetak dari tabel) dan ditulis justified. Penulisan paragraf di
artikel-artikel yang dikirim ke Redaksi INTAN tepi kiri baris dengan jarak peralihan paragraf baru
Jurnal Penelitian Tambang setelah melalui proses 10 pt (awal paragraf menjorok ke dalam).
review oleh Dewan Redaksi dan/atau Mitra
Sub judul ditulis dengan huruf tebal dengan
Bebestari. Setiap artikel yang dikirimkan harus
format UPPER CASE dan disusun rata kiri tanpa
terbebas dari unsur plagiarsm maupun
nomor dan garis bawah. Sub sub judul ditulis
autoplagiarsm.
dengan huruf tebal dengan format Title Case dan
INTAN Jurnal Penelitian Tambang sebagai disusun rata kiri tanpa nomor dan garis bawah. Sub
jurnal nasional dikembangkan dengan sistem sub sub judul ditulis dengan huruf tebal dengan
pengelolaan secara online. Proses submitted format Sentence case dan disusun rata kiri tanpa
/pendaftaran artikel dan proses telaah artikel nomor dan garis bawah.
dikerjakan secara online. HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar dan Tabel
Artikel dapat ditulis dalam bahasa Inggris Gambar dan Tabel diletakkan di dalam
atau bahasa Indonesia yang baik dan benar. Artikel kelompok teks dan diberi keterangan. Gambar dan
dapat berupa hasil-hasil penelitian, kajian pustaka, tabel diikuti dengan judul gambar yang diletakkan
maupun analisis serta pemecahan permasalahan di bawah gambar yang bersangkutan dan judul
yang relevan dengan bidang ilmu teknik tabel yang diletakkan di atas tabel yang
pertambangan, yang belum pernah dipublikasikan bersangkutan. Judul gambar dan judul tabel diberi
dalam media publikasi lainnya. nomor urut. Gambar dijamin dapat tercetak dengan
METODE PENULISAN jelas walaupun diperkecil sampai 50%. Gambar
atau diagram/skema sebaiknya diletakkan di antara
Petunjuk Umum
Artikel harus ditulis pada kertas HVS ukuran kelompok teks. Gambar tidak dibingkai. Untuk
A4 (210 x 297 mm). Artikel ditulis tanpa nomor gambar atau grafik yang berwarna, mohon
halaman dan disusun dengan urut-urutan topik dikirimkan softfile bersamaan dengan file tulisan
bahasan: Pendahuluan, Metode Penelitian Hasil jika ingin dicetak berwarna. Tabel yang
dan Pembahasan, Kesimpulan, Ucapan Terima ditampilkan tanpa garis vertikal, sedangkan garis
Kasih (kalau ada), Daftar Notasi (jika ada) dan horisontal hanya ditampilkan 3 garis horisontal
Daftar Pustaka. Abstrak dan Judul ditulis dalam 2 utama yaitu 2 garis horisontal untuk item judul
kolom dan garis penutup dari baris paling bawah.
(dua) bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris.
Petunjuk Penulisan
Artikel diawali dengan judul artikel dengan
font 16 pt bold format UPPER CASE. Nama
penulis ditulis di bawah judul dengan format Title
Case font 12 pt bold. Nama penulis ditulis lengkap
tanpa gelar akademik. Nama lembaga (institusi
asal, alamat dan e-mail) ditulis di bawah nama
penulis dengan huruf Times New Roman dengan
format Title Case, 11 pt. Judul artikel, nama penulis
dan nama lembaga ditulis rata tengah. Jarak antara
judul dengan nama penulis adalah 2 spasi (10 pt)
Gambar 1. Yield glukosa dengan suhu yang
dan jarak antara nama penulis dengan nama
berbeda untuk powder biomassa yang tetap 5 g/L,
lembaga adalah 1 spasi (10 pt)
pada konsentrasi enzim 30% dan pH 4,5
Isi artikel ditulis dengan format margin kiri
25 mm, margin kanan 20 mm, margin bawah 20
mm dan margin atas 20 mm. Jarak header dari tepi
kertas adalah 15 mm, dan jarak footer dari tepi
kertas (edge) adalah 12,5 mm. Artikel diketik
Tabel 1. Komposisi mikroalga spesies Tetraselmis Jika penulis tidak segera memperbaiki artikelnya,
chuii maka pada saat mengirimkan artikel akan dianggap
Komposisi sebagai pendaftaran baru (New Submission).
Komponen
(%w/w) Redaksi berhak menolak artikel yang dikirim
apabila tidak relevan dengan bidang teknik
α-sellulosa 47,2 %
pertambangan, tidak up to date atau sudah pernah
Hemisellulosa 35,5%
dipublikasikan dalam majalah ilmiah lainnya.
HWS 17%
DAFTAR NOTASI
Persamaan Daftar Notasi ditulis berdasarkan urutan
Persamaan ditulis rata tengah dan diberi abjad. Notasi huruf latin ditulis terlebih dahulu,
nomor yang ditulis di dalam kurung. Nomor baru diikuti dengan huruf arab.
tersebut ditempatkan di akhir margin kanan dari
kolomnya. DAFTAR PUSTAKA
−β
Daftar Pustaka disusun menurut abjad tanpa
A Mair penomoran dan jarak antara daftar pustaka adalah
D= 2 + B( ) (1)
(V2rel ρa) M liq 1 spasi (10 pt). Aturan penulisan yang digunakan
adalah sebagai berikut :
Penulisan Kutipan/Cuplikan
Sistem penulisan kutipan/cuplikan suatu Pustaka yang berupa majalah/jurnal
naskah atau literatur menggunakan sistem Harvard. ilmiah/prosiding:
Sumber pustaka dituliskan di dalam uraian hanya Sumin, L., Youguang, M.A., Chunying, Z.,
terdiri dari nama penulis dan tahun penerbitannya. Shuhua, S., and Qing, H.E., (2009), The Effect
Contoh: Usaha-usaha untuk mencari sistem of Hydrophobic Modification of Zeolites on
penyimpanan panas yang lebih baik telah banyak CO2 Absorption Enhancement, Chinese Journal
dilakukan, diantaranya adalah menggunakan panas of Chemical Engineering, 17(1), pp. 36-41.
laten peleburan dari PCM (Yanadoro dan Matsuda,
Pustaka yang berupa judul buku :
2006 untuk satu atau dua penulis ; Sutrisno dkk.,
Fogler, H.S., (2006), Elements of Chemical
2011; Smith et al., 2011 untuk penulis lebih dari
Reaction Engineering, 4th, Prentice Hall
dua). Menurut Sanyono (2010), ………dst.
International, Upper Sadle River, New Jersey,
KESIMPULAN pp. 47-93
Artikel dikirimkan/didaftarkan secara online
Pustaka yang berupa disertasi/thesis/skripsi :
dengan cara mengakses website dari INTAN Jurnal
Djaeni, M., (2008), Energy Efficient Multistage
Peneltian Tambang dengan alamat sebagai berikut;
Zeolite Drying for Heat Sensitive Products, PhD
http://jurnal.unipa.ac.id/index.php/intan/index.
Thesis, Wageningen University, The Netherlands.
Setiap Penulis harus mempunyai users name dan
kata kunci/Password untuk bisa mendaftarkan Pustaka yang berupa patent :
artikelnya. Data pada bagian Metadata harus diisi van Reis, R.D., (2006), Charged Filtration
secara lengkap dari semua Penulis. Setiap Membranes and Uses Therefore, US Patent
mendaftarkan artikelnya dapat dilengkapi dengan 7,001,550.
Surat Peryataan yang menyatakan bahwa artikel
terbebas dari konflik dan plagiarism. Bagi calon Pustaka yang berupa HandBook :
Penulis yang belum bisa submitted secara online Knothe, G., van Gerpen, J., and Krahl, J., (2005),
dapat menghubungi Redaksi melalui jalur E-mail The Biodiesel Hanbook, AOCS Press,
dengan alamat j.horman@unipa.ac.id atau Campaign, Illionis, USA, pp. 70-84
juanita.horman@gmail.com
Mujumdar, A.S. and Hasan, M., (2006), Drying of
Setiap artikel yang masuk akan dilakukan Polymers in Handbook of Industrial Drying,
telaah oleh Dewan Redaksi dan/atau Mitra editor A.S. Mujumdar, 3rd ed, Marcel Dekker,
Bebestari. Korespondensi akan ditujukan kepada New York, pp. 954-978.
penulis pertama. Penulis harus segera memperbaiki
artikel sesuai petunjuk reviewer. Jika artikel telah
dinyatakan diterima baik Major Revision maupun
Minor Revision, maka Penulis harus memperbaiki
artikel paling lama 15 hari setelah pemberitahuan.
INTAN
Jurnal Penelitian Tambang
Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTPP)
Universitas Papua, Gedung Teknik, Jalan Gunung Salju, Amban, ISSN 2655-3473
Manokwari, Papua Barat.
Telepon : 085244058187
Website : jurnal.unipa.ac.id/index.php/intan