Anda di halaman 1dari 10

TUGAS II MANAJEMEN KINERJA

Nama Mahasiswa : Iqbal Pratama


NIM : 043369851
Jurusan : S1 Manajemen

PT. Sreeya Sewu Indonesia: Awalnya Bak Menegakkan Benang Basah,


Kini Prospek Kinerja Makin Meningkat

Pada sekitar tahun 2016 dan 2017 banyak beredar rumor di kalangan pelaku
industri peternakan bahwa PT Sreeya Sewu Indonesia (nama baru PT Sierad
Produce Tbk. (SIPD)) akan bangkrut. Rumor yang sumbernya tampak bukan asal-
asalan karena mereka tahu bahwa perusahaan terintegrasi bidang peternakan
ayam ini di tahun-tahun itu kinerjanya memang bak terhantam badai. Tahun 2015,
misalnya, Sierad Produce menelan rugi bersih Rp 352,33 miliar. Lalu, tahun 2017
perusahaan ini juga menderita rugi bersih yang parah, Rp 354,92 miliar. Karyawan
dan seluruh manajemen Sierad Produce pun saat itu ketar-ketir dengan masa
depan mereka.

Di tahun 2017, PT Sreeya Sewu Indonesia mengalami kerugian sangat besar dan
hampir gagal bayar gaji karyawan yang merupakan salah satu tes terberat dari
perjalanan karier seorang Tommy Wattimena, Chief Executive Officer PT Sreeya
Sewu Indonesia (nama baru Sierad Produce), yang ditugaskan membenahi
perusahaan sejak April 2018. Bagi Tommy, menerima tantangan sebagai CEO Sierad
Produce saat itu bagaikan menegakkan benang basah. Tantangannya memang
kelewat rumit. Pihaknya menghadapi tantangan eksternal dan internal yang berat.
Dari sisi eksternal, secara makro industri poultry Indonesia bisa dibilang tidak
efisien dan tidak mampu berkompetisi. Jangankan di level global, di skala regional
pun jauh dan kalah bersaing dengan negara-negara tetangga. Biaya input pakan
ternak, khususnya jagung dan bungkil kedelai sebagai bahan baku utama, di
Indonesia masih sangat mahal, terlebih ada kebijakan Pemerintah Indonesia
melarang impor jagung. Adapun bungkil kedelai juga harus diimpor dari Brasil dan
Argentina.

Tantangan lain, “Over capacity dari seluruh perusahaan pakan di Indonesia yang
menyebabkan perang harga serta lemahnya data dan manajemen dari para
peternak Indonesia sehingga perbankan enggan masuk ke sektor ini,” Tommy
menyebutkan. Akibatnya, banyak peternak yang masih bersifat tradisional dan
tergantung pada pabrikan pakan yang juga bertindak sebagai bank. Belum lagi,
lemahnya mata rantai supply chain ke konsumen yang sebagian besar dikuasai para
tengkulak. Mereka memasok ke pasar-pasar tradisional tanpa diikuti cold chain
infrastructure, sehingga menyebabkan harga jual ke konsumen berfluktuasi dan
tinggi.

Belum lagi, tantangan transformasi dari sisi internal Sierad Produce, yang waktu itu
mengalami banyak sekali kendala keuangan, tata kelola yang buruk, ketiadaan
sistem, serta ketidakjelasan visi.

Ada beberapa langkah penting yang dilakukan Tommy dan timnya untuk
mentransformasi perusahaan yang waktu itu masih bernama Sierad Produce.
Setidaknya ada lima hal penting yang ditentukan sejak awal. Pertama, dari sisi
kejelasan visi dan strategi. Saat itu ditekankan tentang visi baru perusahaaan, mau
ke mana dan bagaimana caranya. Hal ini dirumuskan dengan jelas, simpel, make
sense, dan bisa dimengerti semua jajaran karyawan. Salah satunya, saat itu
perusahaan memilih lebih dulu mengembangkan sektor hilir dari rantai bisnisnya
karena sektor hulu terlalu berdarah-darah. Lalu, tahap kedua, melakukan
alignment terhadap para leader di perusahaan. Mereka dikumpulkan untuk
bersama-sama melihat masa depan yang lebih baik. Mereka tidak hanya setuju tapi
harus mampu mengeksekusi setiap unit yang dipimpinnya menuju direction yang
sama.

Pihaknya juga mencari winning discriminator yang diyakini akan membuat


perusahaan bisa memenangi kompetisi dan berbeda dengan kompetitor. Lalu, juga
mengembangkan operasional bisnis dan sistem. “Yang terpenting, bagaimana agar
people, organization, dan culture di setiap lapisan karyawan mau berubah sehingga
bisa mengikuti arah transformasi. Dalam perjalanannya, memfokuskan pada dua
strategi, yakni di hilir dan hulu. Di sektor hilir, pihaknya ingin mendemokratisasi
protein unggas untuk siapa saja sehingga melalui anak perusahaannya, PT Belfoods
Indonesia, aktif membangun dan melebarkan jaringan cold chain di kanal
tradisional di Indonesia untuk menjual produk olahan, seperti nugget, sosis, dan
bakso. Strategi ini sangat serius dijalankan dan pihaknya juga melakukan investasi
dengan masif untuk mengembangkan sistem dan peralatan.

Belfoods berani membuat terobosan, yaitu meluncurkan frozen foods dengan


harga terjangkau, Rp 5.000 dan Rp 10.000, yang sangat membantu masyarakat
yang kesulitan ekonomi di masa pandemi. Belfoods juga membuat terobosan
pemasaran, dengan membangun jaringan Belfoods Entrepreneur Indonesia.
Caranya, dengan membina ribuan mitra pengusaha kecil yang dengan modal Rp 1,5
juta bisa memasarkan produk Belfoods, baik melalui digital maupun membeli
secara langsung. Belfoods juga bekerjasama dengan startup Wahyoo untuk
menambah penghasilan para pemilik warung makanan, agar bisa mendapatkan
gerobak ayam goreng dengan kualitas terbaik tetapi dengan harga kaki lima.
Di sektor ayam segar dan beku, melalui kerjasama antar-usaha pakan ternak, farm,
dan rumah potong, Sreeya Sewu meluncurkan ayam nanas yang lebih empuk,
gurih, dan sehat karena diberi tambahan bromelain enzyme. Enzim ini didapat dari
pokok buah nanas, diolah di pakan produksi Sreeya, yang tidak hanya membuat
ayam lebih enak dikonsumsi tetapi juga menurunkan tingkat mortalitas dan
menaikkan berat badan dengan efisiensi pakan (FCR). Tak hanya itu, rumah potong
Sreeya Sewu juga menjadi rumah potong pertama di Asia yang menerapkan
teknologi blockchain untuk halal traceability yang sudah dipasarkan, bekerjasama
dengan McDonald’s Indonesia di sebagian gerai mereka di Jakarta. Sehingga,
konsumen muslim dapat melihat secara transparan proses halal dari ayam yang
akan dikonsumsi.

Sementara itu, di rantai hulu, guna menghadapi ketatnya kompetisi dan banyaknya
pemain yang overcapacity, Sreeya memilih tidak ikut-ikutan bermain harga murah,
tetapi memberi para petani pakan yang berkualitas dengan tambahan enzim
bromelain dari ekstrak nanas. Untuk mendukung kualitas pakan ternak, tim
breeding Sreeya meluncurkan Super DOC (anakan ayam umur sehari) pilihan yang
lebih cepat besar dengan tingkat kematian jauh lebih kecil.

Kinerja positif tahun 2018 ditopang penjualan sepanjang 2018 yang naik 27%
menjadi Rp 3,12 triliun. Seluruh segmen memberikan kontribusi terhadap kenaikan
tersebut, yang meliputi pakan ternak, ayam umur sehari, makanan olahan, dan
ayam potong yang tumbuh dua digit. Lini bisnis pakan ternak memberikan
kontribusi terbesar dengan pertumbuhan volume 22,21%, sedangkan bisnis
makanan olahan mencatat pertumbuhan volume 41,31%. Tahun 2019, kinerjanya
juga terus makin baik. Perusahaan ini mampu mencatat penjualan bersih Rp 4,10
triliun, naik signifikan, sekitar Rp 1 triliun, dibandingkan periode tahun sebelumnya
yang di kisaran Rp 3,1 triliun. Laba bersih pun positif, yakni laba bruto Rp 646,28
miliar dan laba tahun berjalan yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai
Rp 79,78 miliar. “Tahun 2019 kami menjadi perusahaan dengan performa terbaik
di sektor perunggasan, saat itu belum ada pandemi,” kata Tommy.

Tahun 2020, Sreeya tetap berhasil mencatat kenaikan revenue, menjadi Rp 4,4
triliun, dengan laba yang juga positif. Walaupun demikian, dari sisi laba memang
berkurang hampir separuhnya dibandingkan tahun sebelumnya karena tekanan
pandemi. Dari sisi penjualan, di saat pandemi yang memukul semua pebisnis kini,
Sreeya menjadi satu-satunya perusahaan pengunggasan yang revenue-nya masih
bisa tumbuh positif dengan tidak ada PHK karyawan

Sumber:

https://swa.co.id/business-champions/companies/corporate-
transformation/sreeya-sewu-indonesia-awalnya-bak-menegakkan-benang-basah-
kini-prospek-kinerja-makin-semringah

SOAL 1

Sebutkan dan jelaskan beberapa langkah transpormasi yang dilakukan oleh Pak
Tommy sebagai Chief Executive Officer PT Sreeya Sewu Indonesia dalam
memperbaiki sistem manajemen kinerjanya!

JAWABAN

Transformasi yang dilakukan oleh Chief Executive Officer PT Sreeya Sewu Indonesia
dalam memperbaiki system manajemen kinerjanya adalah sebagai berikut:
a) Pengembangan Visi Perusahaan
Langkah pertama yang dilakukan oleh CEO adalah merumuskan visi baru
perusahaan. Visi menurut Wibisono (2006) adalah cita-cita perusahaan yang
ingin dicapai di masa depan. Dalam perumusan visi baru, CEO PT Sreeya
Sewu Indonesia (PT. SSI) menekankan bahwa visi baru tersebut haruslah
jelas, simple, make sense, dan mudah dimenegerti oleh karyawannya. Salah
satu visi yang dihasilkan pada saat itu adalah Salah satunya, saat itu adalah
perusahaan memilih lebih dulu mengembangkan sektor hilir dari rantai
bisnisnya karena sektor hulu lebih sulit untuk dikembangkan

b) Menyamakan dan menyelaraskan persepsi diantara para pemimpinnya


Langkah kedua yang dilakukam oleh CEO PT SSI adalah melakukan alignment
terhadap para leader di perusahaan. Dalam menyelaraskan persepsi
diantara para pemimpinnya, CEO PT SSI mengumpulkan para leadernya
untuk bersama-sama melihat masa depan yang lebih baik. Mereka tidak
hanya setuju tapi harus mampu mengeksekusi setiap unit yang dipimpinnya
menuju direction yang sama

c) Mencari winning discriminator


Langkah ketiga adalah mencari winning discriminator, yang dimaksud
winning discriminator adalah sebuah pembeda, ciri khas, dan keunikan yang
hanya dimiliki oleh bisnis tersebut dan tidak dimiliki oleh bisnis lain. Sehingga
perusahaan mampu menjadi pemenang dalam persaingan melawan
kompetitornya
d) Mengembangkan operasional bisnis dan system
Dalam mengembangkan operasional bisnis dan system, CEO PT SSI
memfokuskan kepada dua strategi yakni strategi di hilir dan di hulu. Di sektor
hilir, pihaknya ingin mendemokratisasi protein unggas untuk siapa saja
sehingga melalui anak perusahaannya, PT Belfoods Indonesia, aktif
membangun dan melebarkan jaringan cold chain di kanal tradisional di
Indonesia untuk menjual produk olahan, seperti nugget, sosis, dan bakso.
Strategi ini sangat serius dijalankan dan pihaknya juga melakukan investasi
dengan masif untuk mengembangkan sistem dan peralatan

Sementara di sector hulu, guna menghadapi ketatnya kompetisi dan


banyaknya pemain yang overcapacity, Sreeya memilih tidak ikut-ikutan
bermain harga murah, tetapi memberi para petani pakan yang berkualitas
dengan tambahan enzim bromelain dari ekstrak nanas. Untuk mendukung
kualitas pakan ternak, tim breeding Sreeya meluncurkan Super DOC (anakan
ayam umur sehari) pilihan yang lebih cepat besar dengan tingkat kematian
jauh lebih kecil.

Yang menjadi prioritas CEO PT SSI dari pengembangan strategi ini adalah
bagaimana agar setiap orang, organisasi, dan budaya di setiap lapisan
karyawan mau berubah sehingga bisa mengikuti arah transformasi.
SOAL 2

Dalam sistem manjemen kinerja, terdapat dua variabel penting yaitu variabel
kuantitatif dan kualitatif. Sebutkan dan jelaskan variabel-variabel tersebut yang
digunakan oleh PT. Sreeya Sewu Indonesia dalam memperbaiki sistem manajemen
kinerjanya!

JAWABAN

Variabel Kuantitatif merupakan variable berupa angka-angka, dapat dihitung, dan


hasilnya lebih objektif. Variable ini biasanya lebih hemat waktu dan tidak
menimbulkan interpretasi ganda. Variable kuantitatif yang digunakan oleh PT SSI
pada artikel diatas adalah Persentase Keuntungan perusahaan.

sementara itu, variable kualitatif adalah variable yang berupa kata-kata dan
bersifar subjektif. Variable ini diperlukan karena banyak aspek pada dari kinerja
organisasi yang tidak cukup dinilai dengan angka. Pada dasarnya terdapat 4 tipe
dasar variable kualitatif, yaitu terbaik, baik, buruk, terburuk. Variable kualitatif yang
digunakan oleh PT SSI pada artikel diatas adalah Baik atau buruknya tingkat supply
chain ke konsumen akhir sehingga menghasilkan harga produk yang fluktuatif dan
cenderung tinggi

SOAL 3

Sebut dan jelaskan istrategi yang dikembangkan oleh Pak Tommy sebagai Chief
Executive dalam mencapai visi, misi, dan tujuan perusahaannya!
JAWABAN

Strategi yang dikembangkan oleh CEO PT SSI dalam mencapai visi, misi, dan tujuan
perusahaannya adalah low cost strategy. Strategi ini berfokus pada penawaran
harga yang kompetitif yang digabungkan dengan konsistensi mutu produk yang
ditawarkan sehingga dapat meminimalkan seluruh biaya yang harus ditanggung
oleh pelanggan dalam menggunakan produk tersebut.

Inovasi dari strategi ini menitikberatkan pada pengembangan proses bukan


pengembangan produk karena para pengguna strategi ini merupakan product
follower bukan product leader. Strategi ini membutuhkan kemampuan untuk
meniru teknologi yang dimiliki product leader serta kemampuan berinovasi dalam
proses konversi produk dari input menjadi output sehingga dapat diperoleh proses
produksi yang efisien tetapi juga memiliki kualitas yang bersaing. Hal Lain yang juga
harus diperhatikan dalam penerapan strategi ini adalah menjaga hubungan jangkan
Panjang dengan pemasok.

Dalam strateginya, PT SSI juga melakukan investasi dengan masif untuk


mengembangkan sistem dan peralatan hal ini bertujuan untuk meningkatkan
persaingan dengan kompetitornya terutama product leader di sektornya.

Melalui anak perusahaannya Belfoods, PT SSI melakukan terobosan berupa produk


frozen foods dengan harga yang kompetitif yang sangat membantu masyarakat
yang kesulitan ekonomi di masa pandemi.

Dari sisi distribusi dan pemasaran Belfoods juga membangun jaringan Belfoods
Entrepreneur Indonesia dengan cara membina ribuan mitra pengusaha yang
memiliki modal kecil untuk bisa memasarkan produk Belfoods, baik melalui digital
maupun membeli secara langsung. Belfoods juga bekerjasama dengan startup
Wahyoo untuk menambah penghasilan para pemilik warung makanan, agar bisa
mendapatkan gerobak ayam goreng dengan kualitas terbaik tetapi dengan harga
kaki lima.

Dari sisi mutu produk, Di sektor ayam segar dan beku, PT SSI meluncurkan ayam
nanas yang lebih empuk, gurih, dan sehat karena diberi tambahan bromelain
enzyme. Tak hanya itu, rumah potong Sreeya Sewu juga menjadi rumah potong
pertama di Asia yang menerapkan teknologi blockchain untuk halal traceability
yang sudah dipasarkan, bekerjasama dengan McDonald’s Indonesia di sebagian
gerai mereka di Jakarta. Sehingga, konsumen muslim dapat melihat secara
transparan proses halal dari ayam yang akan dikonsumsi.

Dalam menjaga hubungan baik jangka Panjang dengan pemasok, Sreeya memilih
untuk memberi para petani pakan yang berkualitas dengan tambahan enzim
bromelain dari ekstrak nanas. Untuk mendukung kualitas pakan ternak, tim
breeding Sreeya meluncurkan Super DOC (anakan ayam umur sehari) pilihan yang
lebih cepat besar dengan tingkat kematian jauh lebih kecil.

Anda mungkin juga menyukai