Anda di halaman 1dari 4

TUGAS II

1. Identitas nasional dan contoh identitas nasional yang ada di Indonesia

Setiap Negara memiliki identitas nasional yang berbeda-beda. Hal ini sama saja seperti
manusia, memiliki identitas yang berbeda setiap individunya. Identitas ini tentunya berguna
untuk membedakan setiap negara.Identitas ini bisa disebut sebagai sifat atau jati diri yang
melekat pada sesuatu. Identitas Nasional ini merupakan hal buatan karena identitas nasional
ini dibuat, dan disepakati oleh warga dari suatu bangsa sebagai identitasnya.Identitas suatu
negara merupakan suatu hal sekunder karena identitas nasional hadir setelah identitas suatu
bangsa mempunyai identitas yang berbeda-beda. Untuk memahami identitas nasional bangsa
Indonesia, Istilah natie atau nation mulai tidak asing pada tahun 1835. Nation yang memiliki
arti bangsa atau nasional, nasionalisme, atau paham kebangsaan. Istilah bangsa ini memiliki
arti masyarakat yang bentuknya terwujud dalam sejarah dan memiliki unsur-unsur satu
kesatuan bahasa, satu kesatuan daerah, satu kesatuan ekonomi, satu kesatuan hubungan
ekonomi, satu kesatuan jiwa.Syarat mutlak adanya sebuah bangsa adalah persetujuan bersama
yang mengandung keinginan untuk hidup bersama dan bersedia untuk berkorban demi
mencapai tujuan. Jika warga dari suatu bangsa rela mengorbankan jiwa raganya demi
eksistensi bangsanya, maka bangsa tersebut akan tetap bersatu.Dalam segi sosiologis, bangsa
adalah persekutuan hidup pada masyarakat yang awalnya berdiri sendiri namun akhirnya
merasa kesatuan ras, bahasa, keyakinan dan budaya. Dari segi politis, bangsa adalah
masyarakat dalam suatu daerah yang sama dan mereka patuh pada kedaulatan negara, dan
kedaulatan negara itu merupakan kekuasaan tertinggi. Dalam kata lain, mereka terikat oleh
kekuasaan politik.

Contoh identitas nasional yaitu:

1. Lambang negara, yaitu Garuda Pancasila.


2. Dasar falsafah negara, yaitu Pancasila
3. 5 Semboyan negara, yaitu Bhinneka Tunggal Ika.
4. Bendera negara, yaitu Sang Merah Putih.
5. Lagu Kebangsaan, yaitu Indonesia Raya
6. Bahasa nasional atau bahasa persatuan, yaitu Bahasa Indonesia.
7. Konstitusi negara, yaitu UUD 1945.
8. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional
9. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat.
10. Konsepsi Wawasan Nusantara

2. Pancasila sudah dijadikan sebagai dasar negara Republik Indonesia. Dilihat dari konteks
sejarah, perumusan sila-sila Pancasila melewati proses yang panjang, dimulai dengan
perjuangan bangsa tanpa mengenal lelah. Dengan demikian, keberadaan Pancasila tidak
begitu saja ada seperti hujan turun dari langit, Pancasila memiliki asal mula. Untuk
mengetahui bagaimana asal mula itu, dibutuhkan penelitian yang mendalam serta bersifat
ilmiah. Menurut teori kausalitas Aristoteles, adanya sesuatu memiliki asal mula yang
terdiri dari empat asal mula, yakni : asal mula bahan (causa materialis), asal mula bentuk
(causa formalis), asal mula tujuan (causa finalis) dan asal mula karya (causa effisien).
Penelitian ini semata-mata penelitian pustaka (kualitatif). Metode yang digunakan,
pertama deskriptif historis dengan objek pemikiran Notonagoro, kedua metode
hermeneutika, metode ini berusaha untuk mengungkapkan makna esensial yang
disesuaikan dengan konteks kajian, ketiga digunakan metode heuristik yang tujuannya
untuk menemukan konstruksi baru setelah diambil kesimpulan. Notonagoro berpendapat,
asal mula bahan (causa materialis) Pancasila berasal dari adat-istiadat, kebudayaan, dan
agama-agama yang terdapat di Indonesia. Oleh karena itu, tujuan utama penelitian ini
berusaha membuktikan kebenaran pendapat tersebut. Hasil yang diperoleh dari penelitian
ini, terbukti bahwa pemikiran Notonagoro tersebut memiliki kebenaran yang nyata. Hal
ini diperoleh lewat analisis setiap sila-sila Pancasila memuat kandungan unsur adat –
istiadat, unsur kebudayaan dan unsur agama agama yang dianut oleh bangsa Indonesia.
Dengan penemuan ini, unsur-unsur adat-istiadat, unsur kebudayaan yang sekarang sering
disebut sebagai kearifan lokal yang terdapat dalam sila-sila Pancasila perlu dilestarikan,
demi mempertahankan eksistensi Pancasila sebagai ideologi negara Nilai-nilai yang
terdapat pada kelima sila Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai yang ideal, atau jalan
tengah dari suatu sikap, bukan yang terlalu buruk, tapi bukan juga yang terlalu baik.
Misalnya, dalam hidup bermasyarakat, jika dalam pandangan ideal menurut Pancasila,
kita tidak boleh terlalu tertutup, namun tidak diperkenankan juga terlalu sosial, jadi
diambil jalan tengahnya.Causa materialis (asal mula bahan) Pancasila berasal dari bangsa
Indonesia sendiri, terdapat dalam adat kebiasaan, kebudayaan dan dalam agama-agama di
Indonesia sehingga nilai-nilai yang menjadi unsur Pancasila digali dari bangsa Indonesia
sendiri, mulai dari nilai-nilai adat kebudayaan dan religiusitas dalam kehidupan sehari-
hari bangsa Indonesia.
3. Nilai material adalah semua yang berguna bagi kehidupan jasmani atau ragawi
manusia.Nilai vital adalah semua yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan
kegiatan atau aktivitas.Nilai kerohanian adalah semua yang beguna bagi rohani manusia.
Nilai kerohanian terdiri atas:
 Nilai kebenaran yang bersumber pada akal (rasio, budi, dan cipta) manusia
 Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan mmanusi
 Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak (karsa) manusia
 Nilai religius merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak, serta bersumber pada
 kepercayaan atau keyakinan manusia
 Nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
 Nilai-nilai yang terkadung dalam Pancasila yakni sebagai berikut.
 Sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung nilai ketuhanan
 Sila kedua Pancasila, Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai
kemanusiaan
 Sila ketiga Pancasila, Persatuan Indonesia mengandung nilai persatuan
 Sila keempat Pancasila, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan mengandung nilai kerakyatan
 Sila kelima Pancasila, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung
nilai keadilan
4. Sebagai pandangan hidup bangsa merupakan kristalisasi nilai-nilai yang hidup dalam
masyarakat Indonesia. Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila selalu dijunjung tinggi
oleh setiap warga masyarakat, karena pandangan hidup Pancasila berakar pada budaya
dan pandangan hidup masyarakat Indonesia. Pandangan hidup yang ada dalam
masyarakat Indonesia menjelma menjadi pandangan hidup bangsa yang dirintis sejak
jaman Sriwijaya hingga Sumpah Pemuda 1928. Kemudian diangkat dan dirumuskan oleh
para pendiri negara ini serta disepakati dan ditentukan sebagai dasar negara Republik
Indonesia. Dalam pengertian yang demikian, maka Pancasila selain sebagai pandangan
hidup negara, sekaligus juga sebagai ideologi negara.Sebagai pandangan hidup bangsa, di
dalam Pancasila terkandung konsep dasar kehidupan yang dicita-citakan serta dasar
pikiran terdalam dan gagasan mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik. Oleh
karena itulah Pancasila harus menjadi pemersatu bangsa yang tidak boleh mematikan
keanekaragaman yang ada sebagai Bhinneka Tunggal Ika. Dengan demikian Pancasila
merupakan cita-cita moral bangsa yang memberikan pedoman dan kekuatan rohaniah
bagi tingkah laku hidup sehari-hari dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Dengan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa maka
segala daya upaya bangsa Indonesia dalam membangun dirinya akan terarah sesuai garis
pedoman dari pandangan hidup bangsa Indonesia.pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa.
1. Mengatasi berbagai konflik atau ketegangan sosial, artinya ideologi dapat meminimalkan
berbagai perbedaan yang ada dalam masyarakat dengan simbol- simbol atau semboyan
tertentu
2. Menjadi sumber motivasi, artinya ideologi dapat memberi motivasi kepada seseorang,
kelompok orang atau masyarakat untuk mewujudkan cita-citanya, gagasan dan ide-idenya
dalam kehidupan nyata.
3. Menjadi sumber semangat dalam mendorong individu dan kelompok untuk berusaha
mewujudkan nilai-nilai yang terkadung di dalam ideologi itu sendiri serta untuk
menjawab dan menghadapi perkembangan global dan menjadi sumber insiparsi bagi
perjungan.

Anda mungkin juga menyukai