Anda di halaman 1dari 8

Jurnal MIPA 39 (2) (2016): 107-114

Jurnal MIPA
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JM

RUMUSAN METODE DETEKSI PENCURIAN LISTRIK


MEMANFAATKAN PERANGKAT WSN

A Sony  S Sulistyo, I W Mustika

Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Info Artikel Abstrak


_______________________ __________________________________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Mendeteksi kasus pencurian listrik di Indonesia memerlukan usaha dan biaya yang besar. PLN saat ini masih
Diterima Agustus 2016 menggunakan metode lama dalam mendeteksi kasus pencurian yaitu dengan memeriksa pola tagihan listrik
Disetujui September 2016 yang didapatkan dari pencatatan secara manual oleh petugas. Penelitian ini mengajukan suatu metode deteksi
pencurian listrik dengan memanfaatkan perangkat WSN yang dipasangkan dimeteran pelanggan untuk
Dipublikasikan Oktober
memonitor jumlah pemakaian listrik. Logika pendeteksian adalah dengan membandingkan data konsumsi pada
2016
pelanggan dengan data jumlah listrik yang disalurkan oleh gardu penyalur pada suatu cakupan wilayah. Hasil
_______________________ penelitian berupa simulasi dengan bantuan perangkat lunak Excel, hasil simulasi menunjukkan keefektifan
Keywords: penggunaan metode yang diajukan dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Electricity theft; PLN
electricity; Theft detection Abstract
method; Excel simulation
_____________________________
__________________________________________________________________________________________
Detecting theft electricity in Indonesia require enormous amount of efforts and money. PLN until these days still
using the old school method to detect this case by checking the pattren of customers electricity bills manualy by the
PLN employee. Purposed method in this research is to detect leak of electricity by spreading WSN devices inside
each customers meteran to monitor total power consumtion. Logic of the method is compare sum of power
consumtion in a testing area with amount of electricity flow in that area by monitor the gardu penyalur conductor.
Result of this research is excel simulation, simulation outcome shows that using the purposed to decided system
status is effective in the system operational with high accuracy with the actual condition.

© 2016 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 0215-9945
Jl. Grafika No.2, Yogyakarta

107
A Sony, S Sulistyo, I W Mustika / Jurnal MIPA 39 (2) (2016): 107-114

PENDAHULUAN tahu kalau yang dilakukan adalah kasus pencurian,


ada juga yang memang karena PLN tidak kunjung
Pemakaian energi listrik merupakan membangun infrastruktur di daerahnya sehingga
parameter utama dalam penentuan biaya tagihan beberapa warganya terpaksa mencuri.
listrik. Hal tersebut memerlukan pengukuran yang PLN sebagai pihak penyedia aliran listrik
baik dan teliti agar tidak terjadi kesalahan sebenarnya memiliki kekuasaan dan otoritas
sehingga dapat merugikan Perusahaan Listrik untuk memberlakukan sistem monitoring aktif,
Negara (PLN) maupun pelanggan (Permana et al. sistem ini digunakan untuk memantau jumlah
2013). Pencurian listrik merupakan suatu kegiatan konsumsi listrik oleh para pelanggannya. Sistem
yang merugikan negara di mana PLN sebagai pihak monitor konsumsi listrik pelanggan adalah
yang menyalurkan listrik secara tidak sadar telah infrastruktur yang dibutuhkan untuk
kehilangan komoditas utamanya tanpa ada timbal mendapatkan sistem deteksi kasus pencurian
balik berupa pembayaran. Untuk mencuri listrik secara otomatis.
tidaklah sesulit yang dibayangkan oleh Penelitian bertema sistem pendeteksian
kebanyakan orang, hanya dengan “mencantolkan” pencurian listrik cukup menarik perhatian
kabel PLN pencuri bisa dengan leluasa memakai peneliti-peneliti di dalam negeri untuk mencari
listrik, terlebih jika pencuri tersebut mengetahui solusinya, terbukti pada beragamnya metode
metode yang digunakan PLN dalam mendeteksi dalam mendeteksi kasus pencurian. Jenis metode
pencuri akan berhati-hati dalam menentukan deteksi yang sudah diteliti dapat dibagi menjadi
seberapa besar pergeseran tagihannya agar tidak dua menurut cakupan pengamatannya, pertama
terendus. Dalam Horalek & Sobeslav (2015) deteksi dengan cakupan per-meteran pelanggan,
disajikan teknik pengukuran konsumsi energi kedua dengan cakupan per-wilayah.
listrik yang digunakan di rumah tangga di mana Pembahasan metode diawali dari cara
pendekatan terbaru dan solusi teknologi dianalisis deteksi paling sederhana dengan membandingkan
dan diteliti dengan seksama berkenaan dengan daya terbaca alat ukur peneliti dibanding dengan
aspek-aspek positif dan negatif dan berdasarkan nilai tertera dari meteran, saat terjadi perbedaan
analisis solusi baru tersebut diusahakan dapat maka pemilik meteran dianggap sudah malakukan
menghilangkan kerugian yang terdeteksi dengan kecurangan. Kecurangan yang dilakukan
platform Arduino. Sari et al. (2010) telah diantaranya menahan laju piringan meteran agar
mengembangkan sebuah aplikasi untuk total daya yang harus dibayar kecil, mengganti
pengembangan kebijakan penanggulangan kapasitas MCB untuk dapat menikmati daya listrik
pencurian listrik. Selanjutnya Sari et al. (2010) lebih besar dari daya langgan dan yang paling
menyatakan bahwa kebijakan memberikan reward merugikan adalah memotong arus listrik agar
bagi pelapor pencurian listrik tidak begitu tidak terhitung oleh meteran (Fuada 2013).
signifikan memberikan pengaruh pada Metode deteksi dengan sistem prototipe
pengurangan daya yang hilang. Pencurian listrik detector. Pengambilan data arus menggunakan
merupakan salah satu kendala dalam pemenuhan sensor arus ACS712-05B untuk arus maksimal 5A
tenaga listrik. Kasus pencurian listrik dan ACS712-20A untuk arus maksimal 20A.
menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi PLN Prinsip kerjanya adalah mendeteksi arus yang
karena biaya yang seharusnya terbayarkan tidak mengalir ke pelanggan. Apabila arus terdeteksi
terbayarkan akibat dari banyaknya energi listrik dari GTT lebih besar dari jumlah arus yang
yang terbuang secara ilegal (Fiki et al. 2013). terdeteksi ke pelanggan maka alat ini akan
Sebenarnya sudah ada UU yang mengatur menampilkan adanya pencurian serta ada alarm
tentang pencurian listrik pada UU No.30 tahun buzzer sebagai tanda adanya pencurian arus listrik
2009 tentang ketenaga listrikan dimana tersangka (Kharisma 2011).
kasus pencurian didakwa dengan denda maksmal Rancangan sistem detektor dengan cara
2,5 Miliar atau kurungan maksimal 5tahun, namun pengawasan pola konsumsi listrik. Adanya
banyak hal yang membatasi PLN melakukan perubahan anomali (load profile), penelitian ini
tindakan tegas. Banyak diantara pencuri yang tidak adalah variasi langka dalam mendeteksi kasus

108
A Sony, S Sulistyo, I W Mustika / Jurnal MIPA 39 (2) (2016): 107-114

pencurian, langka disini artinya tidak banyak yang menjadi nilai-nilai yang dapat dibandingkan antara
melakukannya. Inti dari metode adalah mencari keadaan seimbang dan tidak seimbang pada trafo
pola anomali yang muncul dari data pembayaran distribusi, penelitian ini melibatkan trafo distribusi
listrik pelanggan (Jokar et al. 2016) sebagai pembanding antara daya listrik yang
Metode terakhir untuk jenis deteksi dengan dikeluarkan dan yang tercatat, namun penelitian
cakupan per-meteran dikembangkan oleh PLN ini masih konsep dan belum dijelaskan bagaimana
sendiri, alat ini dilengkapi sistem penghitung teknologi untuk pengambilan data (Fuada 2013).
pemakaian KWH pelanggan. Pencurian yang terjadi Penelitian pada artikel ini adalah
di meteran dapat diidentifikasi dengan cara pengembangan dari penelitian Shaulagara &
membandingkan pemakaian yang diukur oleh Mustika (2014) yang berjudul “Rancang Bangun
meteran pelanggan dibandingkan dengan Jaringan Sensor Nirkabel untuk Memonitor
pemakaian KWH yang diukur oleh ATA Pemakaian Energi Listrik Pelanggan Rumah
DETECTOR. Kemudian sistem dihubungkan Tangga Menggunakan Arduino dan ZigBee”.
menggunakan media komunikasi tanpa kabel, Penelitian tersebut sudah berhasil membuat
radio frekuensi dengan jarak maksimum 15 meter. prototipe Wattmeter yang dipasangkan pada
Alat ini mampu mengukur error dan mendeteksi meteran pelanggan. Wattmeter digunakan untuk
kerusakan meteran pelanggan dan dapat dijadikan mengukur konsumsi listrik secara realtime dengan
pembanding dari hasil pencatatan petugas memanfaatkan arus dan tegangan yang melewati
pembacaan meter (Gede & Sukono 2006). Jenis penghantar.
metode selanjutnya adalah cara deteksi pencurian
listrik dengan cakupan per-wilayah, metode ini METODE PENELITIAN
tidak dapat secara sepesifik mengetahui lokasi
terjadinya pencurian karena yang diamati adalah Teori Deteksi
satu wilayah, sehingga saat kasus pencurian Sistem deteksi bekerja dengan memonitor
terdeteksi penyelidikannya harus masuk satu per data data konsumsi listrik pelanggan, Ilustrasi
satu ke rumah. Sistem bekerja diberikan pada Gambar 1 dan
Metode pertama adalah penelitian dengan persamaannya diberikan berikut ini.
judul “Perancangan sistem monitoring listrik ac
menggunakan Power Line Carrier (PLC)”, pada Pt  Pu (1)
penelitian ini dilakukan pengecekan nilai arus dan
Pu  i 1 Pi
n
(2)
tegangan pada tempat yang diuji, cara
mendeteksinya apabila terdapat penggunaan Pi  Pp  Pr (3)
beban yang berlebih maka diasumsikan ada kasus
pencurian pada line tersebut. Sistem ini adalah Keterangan :
awal dari metode pendeteksian listrik dengan Pt = Nilai total listrik yang disalurkan
cakupan per-wilayah (Arihutomo et al. 2012) Pu = Total nilai ukur jumlahan Pi
Metode selanjutnya cukup menarik yaitu Pi = Daya tercatat per meteran pelannggan
dengan mengamati secara realtime pergeseran Pp = Daya bersih yang dikonsumsi
fasa arus dan tegangan pada area yang diamati, Pr = Rugi daya penghantar
pergeseran fasa tersebut dapat dikalkulasikan

109
A Sony, S Sulistyo, I W Mustika / Jurnal MIPA 39 (2) (2016): 107-114

dengan mengatur pengiriman data Pi untuk berisi


nilai daya pakai dan rugi daya bukan hanya daya
pakai saja, mekanisme yang diajukan adalah cara
menghitung nilai daya pakai Pp dan rugi daya Pr
untuk sekian waktu barulah untuk selang
beberapa saat dikirimkan data kedua daya
tersebut ke koordinator. Dengan cara ini nilai yang
dikirimkan benar-benar daya yang perlukan oleh
rumah tersebut baik daya pakai maupun rugi daya
saat listrik melalui penghantar untuk sampai ke
rumah pelanggan.

Pp  Pp  V .I (6)
Pr  Pr I .R2
(7)

Gambar 1. Ilustrasi sistem bekerja


Data yang dikirimkan ke koordinator adalah
Inti dari sistem deteksi adalah dengan data Pp dan Pr menggunakan persamaan (6) dan
mengirimkan data Pi yang terdiri dari Pp dan Pr, (7) di mana keduanya dipengaruhi terhadap arus,
yang akan berkumpul menjadi Pu digardu sehingga kedua persamaan tersebut dilakukan
penyalur listrik, ditempat itulah logika deteksi berulang-ulang per detik selama satuan waktu
berjalan. Pu yang sudah terkumpul lalu yang diinginkan sampai kedua nilai tersebut
dibandingkan hasilnya dengan Pt yang merupakan dikirmkan.
data real jumlah listrik yang tersalur pada wilayah
tersebut. Metode Deteksi
Data yang dikirimkan perpelanggan melalui Keadaan ideal Pt = Pu di persamaan (1)
perangkat WSN dimeteran adalah data Pp dan Pr, tidak akan terjadi pada realitanya, hal ini
nilai Pr berfluktuasi sesuai dengan besarnya arus disebabkan karena terdapat satu variabel yang
yang digunakan persatuan waktu, jadi dengan tidak mungkin tepat 100% dengan keadaan
jumlah Pp yang sama Pr nya pasti berbeda, nilai aslinya, adalah jarak penghantar yang
jarak penghantar(jarak antara gardu penyalur menyebabkan perbedaan antara hasil pengukuran
dengan meteran pelanggan) juga mempengaruhi dan hasil perhitungan. Kesalahan perhitungan
nilai Pr, berikut adalah persamaannya variabel tersebut menjadikan Pu yang didapatkan
sistem lebih besar ataupun lebih kecil dari nilai
Pr  I 2 R (4)
yang semestinya,
l
R (5)
A Pu praktek  Puteori .... kesalahan positif (9)

Keterangan : Pu praktek  Puteori .... kesalahan negatif (10)


 = Hambatan jenis Inti Alumunium (Std PLN)
l = Jarak penghantar (Meter) Dari persamaan di atas dapat diketahui
bahwa sistem deteksi dapat memanfaatkan
A = Luas penampang penghantar 70 mm2
bervariasinya nilai Pu untuk menentukan status
sistem, caranya adalah dengan menjadikan Pu
Meteran listrik yang ada saat ini tidak
menjadi batas dalam logika pendeteksian untuk
menghiraukan kerugian daya Pr diatas karena
dibandingkan dengan Pt. Saat Pu nilainya lebih
nilainya yang sangat kecil, namun dalam sistem
besar daripada yang semestinya sesuai persamaan
deteksi pencurian nilai sekecil apapun akan
(9) tentu lebih mudah untuk dijadikan batas
berpengaruh pada logika deteksi. Solusi untuk
karena nilainya yang secara teori lebih besar
menyelesaikan permasalahan rugi daya adalah
daripada Pt, permasalahan tersisa pada bagaimana

110
A Sony, S Sulistyo, I W Mustika / Jurnal MIPA 39 (2) (2016): 107-114

dengan Pu variasi negatif yang nilainya lebih kecil Memodelkan Pemukiman dalam Simulasi
dari Pt. Simulasi dilakukan menggunakan software
Solusi permasalahan ini adalah dengan Ms.Excel dengan menskenariokan konsumsi
menambahkan suatu nilai toleransi yang membuat pelanggan listrik. Variasi yang diparameterkan
Pu variasi negatif nilainya selalu lebih besar diantaranya jenis daya langgan dan pola kebiasaan
daripada Pt sehingga juga dapat dijadikan batas konsumsi listrik,
atas dalam logika sistem deteksi, solusi ini dapat
dimodelkan dengan persamaan,
Pu  Pu praktek  NilaiToleransi (11)
Pu  Pt (12)

Nilai toleransi pada persamaan (11)


didapatkan dari persentasi rugi daya pada satu
siklus pengambilan data yang selengkapnya
diuraikan penjelasan dibawah, sedangkan
persamaan (12) merupakan metode yang
digunakan sebagai dasar logika deteksi dalam
menentukan status sistem Gambar 3. Contoh parameter simulasi pola
kebiasaan konsumsi listrik pelanggan 450VA
NilaiToleransi  Pu.x (13)
Gambar 3 memperlihatkan salah satu dari 6
Keterangan : variabel maksimal daya, variasi yang digunakan
x = Besar pengali nilai toleransi dalam simulasi dimulai dari 450, 900, 1200, 2200,
 = Persentasi rugi daya dalam satu siklus 3500 dan 6600. Daya maksimal memodelkan arus
yang dapat dipakai dalam rumah pelanggan
Menggunakan persamaan (12) sebagai dasar tersebut. Sedangkan huruf “A” disamping kanan
logika sistem deteksi terlebih dahulu harus pada Gambar 3 bagian atas menunjukkan bahwa
menambahkan nilai toleransi seperti yang tertulis tabel tersebut adalah skenario A untuk
pada persamaan (11). Pada persamaan tersebut memodelkan pola konsumsi listrik, variasinya ada
nilai toleransi didapatkan pada persamaan (13) 3 yaitu A, B dan C.
yang menggunakan besar rugi daya Pr yang dapat
divariabelkan sesuai kebutuhan keakuratan sistem
deteksi. Diagram alurnya diberikan pada Gambar
2.

Gambar 4. Rekap data per jaringan distribusi

Setelah didapatkan data untuk semua jenis


variabel pada Gambar 4 maka logika deteksi pada
persamaan (12) dapat dilakukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Skenario Ideal/Tanpa Salah Ukur


Skenario percobaan di mana nilai Pt dan Pu
100% sama yang mana pada realitanya keadaan
Gambar 2. Diagram alur metode deteksi

111
A Sony, S Sulistyo, I W Mustika / Jurnal MIPA 39 (2) (2016): 107-114

tersebut tidak mungkin terjadi, kesalahan


pengukuran jarak penghantar menyebabkan nilai
Pu berfluktuatif, skenario berikutnya akan
menggambarkan keadaan tersebut. Hasil
perhitungan skenario tersebut dapat dilihat pada
Gambar 5.

Gambar 7. Percobaan salah ukur -50m tanpa


toleransi

Skenario Salah Ukur Dengan Toleransi

Gambar 5. Tangkapan layar dashboard sistem


ideal

Skenario Salah Ukur Tanpa Toleransi


Dapat dilihat dengan nilai kesalahan ukur
+50m status sistem adalah “AMAN” hal ini sesuai
dengan metode deteksi, begitu juga dengan
kesalahan -50m status sistem berubah menjadi
“BAHAYA”, untuk mengkalibrasinya butuh untuk
ditambahkan nilai toleransi. Hasil perhitungannya Gambar 8. Percobaan salah ukur -50m dengan
dapat dilihat pada Gambar 6 dan Gambar 7. toleransi

Gambar 8 merupakan hasil perhitungan


salah ukur dengan toleransi. Setelah ditambahkan
nilai toleransi maka status sistem menjadi “AMAN”
dan kalibrasi selesai dilakukan, Tabel 1 merupakan
hasil rekap untuk semua variasi salah ukur

Tabel 1. Rekap hasil percobaan kesalahan ukur


dengan variasi toleransi
Nilai Toleransi
Salah Ukur
0 1 2
+100
Gambar 6. Percobaan salah ukur +50m tanpa +50
toleransi
+10
0
-10
-50
-100

112
A Sony, S Sulistyo, I W Mustika / Jurnal MIPA 39 (2) (2016): 107-114

Hasil rekap percobaan skenario dengan Salah Nilai Toleransi


salah ukur tanda centang mengindikasikan sistem Ukur 0 1 2
berhasil mengeluarkan status sesuai dengan +10
keadaan, artinya tidak mengeluarkan alarm palsu. 0
terlihat dari data diatas nilai kesalahan ukur -50m
-10
maka membutuhkan 1 saja nilai toleransi
-50
sedangkan -100m membutuhkan 2 nilai toleransi.
-100
Skenario Terdapat Pencurian
Gambar 9 merupakan hasil percobaan saat
terdapat kasus pencurian, pencurian daya listrik PENUTUP
disimulasikan dengan pencurian lampu LED 4Watt
yang dinyalakan terus menerus dalam satu siklus. Dari simulasi yang sudah dilakukan dapat
Hasil lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2. Tanda diambil kesimpulan bahwa dengan menggunakan
centang pada Tabel 2 mengindikasikan bahwa metode deteksi yang telah dirumuskan perlu untuk
status sistem masih “AMAN” walaupun terdapat dilakukan kalibrasi sebelum sistem deteksi diuji
penambahan nilai Pt pada simulasi akibat dari cobakan pada keadaan sebenarnya. Kalibrasi
pencurian. Hal ini disebabkan karena terlalu diperlukan untuk menentukan batas nilai toleransi
besarnya nilai toleransi. akibat dari kesalahan pengukuran jarak
penghantar, saat kalibrasi dilakukan dengan tepat
maka hasil logika yang presisi untuk menentukan
status sistem akan didapatkan, sebaliknya saat
kalibrasi tidak tepat maka sistem dimungkinkan
akan menghasilkan alarm palsu saat kesalahan
ukur bernilai negatif atau sistem akan kehilangan
lebih banyak daya listrik saat kesalahan ukur
bernilai positif. Penelitian ini berisi metode dan
teori deteksi dengan mengasumsikan perangkat
WSN yang berjalan dengan lancar, penelitian
lanjutan dibutuhkan pada bagaimana infrastruktur
sistem didesain dan diuji atau disimulasikan.

DAFTAR PUSTAKA

Arihutomo M, Rivai M, & Suwito. 2012. Sistem


Monitoring Arus Listrik Jala-Jala menggunakan
Power Line Carier. Jurnal Teknik ITS 1(1): A150-
A153.
Fiki A, Pratiwi RN, & Wachid A. 2013. Strategi PT.
Perusahaan Listrik Negara dalam Pemenuhan
Gambar 9. Percobaan salah ukur -50m dengan Tenaga Listrik dan Peningatan Pelayanan pada
Masyarakat di Pulau Giligenting Kabupaten
toleransi dan skenario pecurian
Sumenep (Studi pada Pembangkit Listrik Tenaga
Disel Subrayon Giligenting) Jurnal Administrasi
Tabel 2. Rekap hasil percobaan skenario Publik (JAP) Vol. 1 (6): 1229-1238
penambahan pencurian Fuada S. 2013. Sistem Keamanan Cerdas untuk
Salah Nilai Toleransi Menangani Pencurian Listrik pada Smart City. E-
Ukur 0 1 2 Indonesia Initiatives forum.
+100 Gede. I & Sukono. S. 2006. Pendeteksian Pencurian
Listrik Secara Otomatis Dengan ATA Detector,
+50
Direktori Inovasi IX.

113
A Sony, S Sulistyo, I W Mustika / Jurnal MIPA 39 (2) (2016): 107-114

http://inovasipln.co.id/data/direktori_inovasi/dir2006. Permana Y, Asrizal, & Kamus Z. 2013. Pengembagan


pdf] Prototipe Sistem Pengukuran KWH Meter Digital
Horalek J & Sobeslav V. 2016. Measuring of Electric Presisi Komunikasi Dua Arah Menggunakan
Energy Consumption in Households by Means of Short Message Service Berbasis Mikrokontroler
Arduino Platform. In: Sulaiman H., Othman M., AT89S52 dan ATMEGA16. PILLAR OF PHYSICS
Othman M., Rahim Y., Pee N. (eds) Advanced Vol. 1: 92-101.
Computer and Communication Engineering [http://jurnal.polines.ac.id/jurnal/index.php/tel
Technology. Lecture Notes in Electrical e/article/view/181]
Engineering, vol 362. Springer, Cham pp 819-830 Sari D, Putro US, Sunitiyoso Y, Hermawan P & Utomo DS.
[DOI: 10.1007/978-3-319-24584-3_69] 2010. Aplikasi Norm Game dan Locus of Control
Jokar P, Arianpoo N, & Victor C. 2016. Electricity Theft In untuk Pengembangan Kebijakan Penanggulangan
AMI Using Consumers’ Consumption Pattern. Pencurian Listrik. Jurnal Manajemen Teknologi
IEEE Transaction on Smart Grid 7(1): 216 – 226 Vol. 9 (1) : 49-63
Kharisma AD. 2011. Detektor Pencurian Arus Listrik Shaulagara S & Mustika IW. 2014. Rancang Bangun
Pada Pelanggan PLN. Tugas Akhir Jurusan Teknik Jaringan Sensor Nirkabel untuk Memonitor
Elektronika-Fakultas Teknik UM. [http://karya- Pemakaian Energi Listrik Pelanggan Rumah
ilmiah.um.ac.id/index.php/TA- Tangga Menggunakan Arduino dan Zigbee
Elektronika/article/view/13283] (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).

114

Anda mungkin juga menyukai