Anda di halaman 1dari 143

HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS KORELASI USIA

KRONOLOGIS MANUSIA DENGAN VOLUME PULPA

1.            INSISIF SENTRAL MAKSILA


2.            INSISIF LATERAL MAKSILA
3.            PREMOLAR PERTAMA MAKSILA
4.            PREMOLAR KEDUA MAKSILA
5.            MOLAR PERTAMA MAKSILA
6.            MOLAR KEDUA MAKSILA
7.            MOLAR KETIGA MAKSILA
8.            INSISIF SENTRAL MANDIBULA
9.            INSISIF LATERAL MANDIBULA
10.        PREMOLAR PERTAMA MANDIBULA
11.        PREMOLAR KEDUA MANDIBULA
1.            INSISIF SENTRAL MAKSILA

BAB I HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I.1 Hasil Penelitian

Setelah dikeluarkannya izin penelitian No:1241/UN6.KEP/EC/2018 dari

Komite Etik Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran pada 6 November 2018

maka dilakukan penelitian pada 360 sampel sesuai pada Tabel IV-1.

Tabel IV-1 Distribusi sampel dan rentang usia berdasarkan gender


Laki-laki Perempuan
Ukuran sampel
180 180
(radiograf CBCT)
Rentang usia (tahun) 7-51 7-51

Rentang usia dari 7 sampai 51 tahun berjumlah 45 jenjang usia pada

kelompok laki-laki dan perempuan. Terdapat empat sampel laki-laki dan empat

sampel perempuan pada setiap usia, yang berarti terdapat empat sampel yang

dianalisis pada setiap usianya.

Sebelum dilakukan pengukuran volume pulpa pada gigi insisif sentral

maksila, peneliti melakukan uji variabilitas data yang meliputi intra-observer dan

inter-observer. Dalam uji variabilitas intra-observer, sebanyak 15 sampel secara

acak diukur oleh seorang pengamat dan dilakukan pengukuran ulang dengan

interval 3 minggu pada orang yang sama. Diwaktu yang sama dilakukan juga

pengukuran volume pulpa gigi insisif sentral maksila secarainter-observer pada 15

sampel yang sama oleh 2 pengamat yang berbeda.

Tabel IV-2 Uji t Berpasangan Intra-observer


Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Volume1 & Volume2 15 .938 .000

Tabel IV-3 Uji t Berpasangan Intra-observer


Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig.
Mean Std. Std. 95% Confidence (2-
Deviatio Erro Interval of the taile
n r Difference d)
Mea Lower Upper
n
Pair Volume1 - -.072000 2.969705 . -1.716568 1.57256 -.09 14 .927
1 Volume2 7667 8 4
74

Berdasarkan Tabel IV-2 dan IV-3 hasil uji t berpasangan pada pengukuran

intra-observer menunjukkan nilai Sig.(2-tailed) sebesar 0,927 berarti nilai tersebut

memenuhi asumsi p≥0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan

yang signifikan antara kedua hitungan tersebut.

Tabel IV-4 Uji t Berpasangan Interobserver


Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Volume1 & Volume2 15 .992 .000

Tabel IV-5 Uji t Berpasangan Interobserver


Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig.
Mean Std. Std. 95% Confidence (2-
Deviatio Erro Interval of the taile
n r Difference d)
Mea Lower Upper
n
Pair Volume1 - -.402667 1.101528 . -1.012673 . - 14 .179
1 Volume2 2844 20733 1.416
13 9

Berdasarkan Tabel IV-4 dan IV-5 hasil uji t berpasangan pada pengukuran

inter-observer menunjukkan nilai Sig.(2-tailed) sebesar 0,179 berarti nilai tersebut

memenuhi asumsip≥0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan

yang signifikan antara kedua hitungan tersebut.


Selanjutnya dilakukan uji normalitas pada sampel campuran (laki-laki dan

perempuan), sampel laki-laki dan sampel perempuan. Uji ini dimaksudkan untuk

melihat distribusi data apakah normal atau tidak normal.

Tabel IV-6 Uji Normalitas Kelompok Sampel Campuran


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Volume
N 360
Normal Parametersa,b Mean .2523
Std. .05339
Deviation
Most Extreme Absolute .038
Differences Positive .038
Negative -.034
Test Statistic .038
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Tabel IV-7 Uji Normalitas Kelompok Sampel Laki-laki


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Volume
N 180
Normal Parametersa,b Mean .2403
Std. .04665
Deviation
Most Extreme Absolute .058
Differences Positive .058
Negative -.054
Test Statistic .058
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Tabel IV-8 Uji Normalitas Kelompok Sampel Perempuan


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Volume
N 180
Normal Parametersa,b Mean 2.7101
Std. .43891
Deviation
Most Extreme Absolute .063
Differences Positive .063
Negative -.046
Test Statistic .063
Asymp. Sig. (2-tailed) .080c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Uji normalitas dilakukan pada data hasil pengukuran volume pulpa dengan

uji Kormogorov Smirnov.Berdasarkan Tabel IV-6, Tabel IV-7 dan Tabel 8

menunjukkan nilai p (sig. 2-tailed) sebesar 0,200 pada sampel campuran dan

sampel laki-laki serta dan 0,80 pada sampel perempuan. Nilai tersebut lebih besar

dari nilai α = 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa data hasil pengukuran

berdistribusi normal. Untuk dilakukan uji korelasi Pearson data harus memenuhi

asumsi yaitu terdistribusi normal yang berarti data tersebut memiliki pola dan

dapat dilakukan uji parametrik korelasi Pearson.

I.1.1 Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran distribusi data

yang digunakan.Variabel yang diukur dalam penelitian ini yaitu usia dan volume

pulpa gigi insisif sentral maksila pada Subras Deutero-Melayu. Berikut tabel

statistik deskriptif usia dan volume pulpa.

Tabel IV-9 Tabel Statistik Deskriptif Usia dan Volume Pulpa Pasien Laki-laki dan
Perempuan di Instalasi Radiologi Oral dan Maksilofasial RSGM Universitas
Padjadjaran
Nilai Nilai Standar
N Rata-rata
Minimal Maksimal Deviasi
Usia (tahun) 360 7 51 29.00 13.005
Volume (mm3) 360 6.060 42.490 18.02749 8.030.519
Valid N (listwise) 360

Berdasarkan Tabel IV-8 terdapat variasi usia dan volume pulpa pada

radiograf CBCT. Hal tersebut dapat dilihat dari besarnya selisih nilai minimal dan

nilai maksimal pada variabel usia dan volume pulpa.Nilai N adalah total sampel

radiograf CBCT pasien laki-laki dan perempuan yaitu 360 sampel. Nilai minimal

usia yaitu 7 tahun dan nilai maksimal 51 tahun dengan rata-rata usia 29 tahun.

Standar deviasi menunjukkan angka 13,023. Pada baris volume dapat dilihat nilai
minimal yaitu 6,060 dan nilai maksimal volume 42,49. Rata-rata volume pulpa

pada kelompok sampel ini yaitu 18,02 dan standar deviasi sebesar 8,03.

45.00
40.00
35.00
Volume Pulpa (mm3)

30.00
25.00
20.00
Sampel
15.00
10.00
5.00
0.00
0 10 20 30 40 50 60
Usia Kronologis (tahun)

Grafik IV-1 Distribusi Volume Pulpa Pasien Laki-laki dan Perempuan

Tabel IV-10 Tabel Statistik Deskriptif Usia dan Volume Pulpa Pasien Laki-laki di Instalasi
Radiologi Oral dan Maksilofasial RSGM Universitas Padjadjaran

Nilai Nilai Standar


N Rata-rata
Minimal Maksimal Deviasi

Usia (tahun) 180 7 51 29.00 13.023


Volume (mm3) 180 7.365 40.730 19.52889 8.277818

Valid N (listwise) 180

Dilihat dari tabel di atas N adalah total sampel radiograf CBCT pasien

laki-laki yaitu 180 sampel. Nilai minimal usia 7 tahun dan nilai maksimalnya

yaitu 51 tahun dengan rata-rata usia 29 tahun dan standar deviasi menunjukkan

angka 13,023.Pada baris volume dapat dilihat nilai minimal yaitu 7,365 dan nilai

maksimal volume 40,730. Rata-rata volume pulpa 19,52 dan standar deviasi yaitu

8,27.
45.00
40.00
35.00
Volume Pulpa (mm3)
30.00
25.00
20.00
Sampel
15.00
10.00
5.00
0.00
0 10 20 30 40 50 60
Usia Kronologis (tahun)

Grafik IV-2 Distribusi Volume Pulpa Pasien Laki-laki

Tabel IV-11 Tabel Statistik Deskriptif Usia dan Volume Pulpa Pasien Perempuan di
Instalasi Radiologi Oral dan Maksilofasial RSGM Universitas Padjadjaran
N Nilai Nilai Rata-rata Standar
Minimal Maksimal Deviasi
Usia (tahun) 360 7 51 29.00 13.023
3
Volume (mm ) 360 6.060 42.590 16.55603 7.501767
Valid N (listwise) 360

Dilihat dari tabel di atas N adalah total sampel radiograf CBCT pasien

perempuan yaitu 180 sampel. Nilai minimal usia yaitu 7 tahun dan nilai

maksimalnya yaitu 51 tahun dengan rata-rata usia 29 tahun. Standar deviasi

menunjukkan angka 13,023.Pada baris volume dapat dilihat nilai minimal yaitu

6,060 dan nilai maksimal volume 42,59. Rata-rata volume pulpa sebesar 16,55

dan standar deviasi yaitu 7,50.


45.00
40.00
35.00
Volume Pulpa (mm3)
30.00
25.00
20.00
Sampel
15.00
10.00
5.00
0.00
0 10 20 30 40 50 60
Usia Kronologis (tahun)

GrafikIV-3Distribusi Volume Pulpa Pasien Perempuan

I.1.2 Analisis Korelatif

Uji yang dilakukan antara variabel usia dan volume pulpa dilakukan uji

keberartian korelasi dengan menggunakan analisis korelasi Pearson. Uji ini

dipilih karena data penelitian berdistribusi normal sesuai pada Tabel IV-6, Tabel

IV-7 dan Tabel IV-8.Analisis ini dilakukan pada sampel campuran (laki-laki dan

perempuan), sampel laki-laki dan sampel perempuan.

Hasil uji korelasi Pearson dapat dilihat pada Tabel IV-5, Tabel IV-6 dan

Tabel IV-7.

Tabel IV-12 Tabel Uji Korelasi Pearson Usia dan Volume Pulpa pada Pasien Laki-laki dan
Perempuan
Usia Volume
Usia Pearson 1 -.787
Correlation
Sig. (2-tailed) 0.000
N 360 360
Volume Pearson -.787** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) 0.000
N 360 360
**Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)
Hasil uji korelasi Pearson (r) berdasar tabel di atas adalah sebesar -0,787.

Angka tersebut menunjukkan adanya hubungan kuat yang signifikan antara usia

kronolgis dan volume pulpa gigi insisif sentral maksila (Sig. 2-tailed 0.000 <value

α = 0,05). Simbol negatif pada nilai korelasi menyimpulkan adanya hubungan

negatif antara usia kronologis dan volume pulpa, dimana volume pulpa akan

berkurang seiring bertambahnya usia.

Tabel IV-13 Tabel Uji Korelasi Pearson Usia dan Volume Pulpa pada Pasien Laki-laki
Usia Volume
Usia Pearson 1 -.808
Correlation
Sig. (2-tailed) 0.000
N 360 360
Volume Pearson -.808** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) 0.000
N 180 180
**Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)

Hasil uji statistik berdasar Tabel IV-6 di atas adalah sebesar

-0,808.Artinya, hasil pengujian korelasi Pearson menunjukkan adanya hubungan

kkuat yang signifikan antara usia kronologis dengan volume pulpa gigi insisif

sentral maksila (Sig value 0.000<value α = 0,05). Simbol negatif pada nilai

korelasi menyimpulkan adanya hubungan negatif antara usia kronologis dan

volume pulpa, dimana volume pulpa akan berkurang seiring bertambahnya usia.

Tabel IV-14 Tabel Uji Korelasi Pearson Usia dan Volume Pulpa pada Pasien Perempuan

Usia Volume
Usia Pearson 1 -.793
Correlation
Sig. (2-tailed) 0.000
N 360 360
Volume Pearson -.793** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) 0.000
N 180 180
**Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)
Hasil uji korelasi Pearson (r) berdasar Tabel IV-7 di atas adalah sebesar

-0,793.Nilai tersebut menunjukkan adanya hubungan kuat yang signifikan antara

usia kronolgis dan volume pulpa gigi insisif sentral maksila (Sig value

0,000<value α = 0,05). Simbol negatif pada nilai korelasi menyimpulkan adanya

hubungan negatif antara usia kronologis dan volume pulpa, dimana volume pulpa

akan berkurang seiring bertambahnya usia.

I.2 Pembahasan

Pada penelitian ini digunakan sebanyak 360 sampel radiograf CBCT dari

jumlah sampel minimal sebanyak 180 sampel dengan tingkat keyakinan 93,7%.

Uji statistik menggunakan metode korelasi Pearson menunjukkan adanya

hubungan antara usia kronologis manusia dengan volume pulpa insisif sentral

maksila pada masing-masing kelompok sampel. Tabel IV-12 menunjukkan hasil

uji statistik pada sampel campuran (laki-laki dan perempuan) diperoleh -0,787.

Tabel IV-13 menunjukkan hasil koefisien Pearson (r) -0,808 pada sampel laki-

laki dan Tabel IV-14 diperoleh korelasi -0,793 pada sampel perempuan.

Korelasi negatif yang signifikan antara usia kronologis dan volume pulpa

gigi telah ditemukan sebelumnya, hal ini mendemonstrasikan peningkatan usia

akan diiringi dengan penurunan volume pulpa gigi. Menurut Kvaal et al. (1995),

berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa dengan bertambahnya usia, ukuran

rongga pulpa gigi berkurang sebagai akibat dari deposisi dentin sekunder. 42Dentin

sekunder adalah istilah yang diberikan untuk dentin yang memiliki

kesinambungan dengan dentin primer setelah pembentukan gigi selesai.25 Dentin

sekunder terbentuk sepanjang hidup, akibatnya baik kamar pulpa dan saluran akar
akan menjadi lebih kecil dan terkadang sampai pada titik dimana kamar pulpa dan

saluran akar menjadi tidak terlihat dalam foto radiografi.27

Perubahan morfologis paling nyata dalam proses penuaan kronologis

adalah berkurangnya secara cepat volume elemen seluler dalam ruang pulpa. Hal

ini terjadi akibat deposisi dentin secara berkelanjutan. Saluran akar akan mengecil

dan ukurannya menjadi seperti benang. Proses penuaan juga mengakibatkan

berkurangnya jumlah sel pulpa. Pengurangan sel ini mengenai semua sel, dari

odontoblas yang sangat terdiferensiasi sampai sel cadangan yang tak

terdiferensiasi. Selain itu, aktivitas formatif yang berkurang akan menyebabkan

pengurangan dalam ukuran dan dalam kapasitas sintesis dari odontoblas.43

Penelitian yang sama sudah dilakukan oleh Ge, et al. (2015) pada 13

macam gigi dengan total sampel sebanyak 240 sampel pada populasi masyarakat

China.Kumar, et al (2016) pada gigi molar pertama maksila dan molar pertama

mandibula dengan total sampel sebanyak 320 sampel pada populasi masyarakat

India.13,44

Hasil nilai koefisien korelasi pada penelitian ini lebih signifikan dan kuat

pada kelompok sampel laki-laki dibandingkan pada kelompok sampel perempuan

dan kelompok sampel campuran.Hal yang sama juga ditunjukkan pada penelitian

Ge, et al (2015) pada gigi insisif sentral maksila dan pada penelitian berbeda yang

dilakukan oleh Biuki, et al. (2017) mengenai korelasi rasio volume gigi dan pulpa

dengan usia kronologis memperlihatkan korelasi yang signifikan pada kelompok

sampel laki-laki dibandingkan dengan kelompok sampel perempuan. 4,13 Pada

penelitian Star, et al. (2011) hasil yang lebih signifikan dan kuat terdapat pada

kelompok sampel perempuan dibandingkan kelompok sampel laki-laki pada gigi

kaninus.9
Pada hasil penelitian Ge, et al (2015) yang dilakukan pada 13 macam gigi,

gigi molar kedua maksila memiliki nilai koefisien korelasi yang paling tinggi dan

korelasi paling rendah pada gigi kaninus.Hal tersebut memungkinkan karena gigi

molar yang berfungsi untuk menghaluskan makanan dan lebih banyak aposisi gigi

yang terletak pada dinding kavitas pulpa pada gigi molar daripada gigi lainnya.

Gigi kaninus memiliki nilai koefisien korelasi paling rendah karena letak gigi

kaninus yang berada tepat pada titik lengkung rahang dimana pada gambar 3D

tidak memperlihatkan gambaran yang jelas dan akurat seperti gigi lain. Di sisi

lain, gigi molar juga memiliki ruang pulpa yang luas dibandingkan dengan gigi

lain sehingga mudah menentukan batas pada gambar 3D gigi molar.13

Tabel IV-15 Rata-rata Penyusutan Volume Pulpa Gigi Insisif Sentral Maksila
Anak dibawah umur (7-17 tahun) Pemuda (18-51 tahun)
Laki-laki 1,587 mm 0,369 mm
Perempuan 1,014 mm 0,499 mm

Berdasarkan Tabel IV-15 menunjukkan bahwa nilai rata-rata penyusutan

volume pulpa gigi insisif sentral maksila pasien laki-laki pada kategori usia anak

dibawah umur (7-17 tahun) terbilang besar yaitu 1,587 mm dibandingkan pada

kategori usia pemuda (18-51 tahun) yaitu 0,369 mm. Hal yang sama juga terjadi

pada sampel perempuan yang nilai penyusutan volume pulpanya lebih besar pada

kategori usia anak dibawah umur (1,014 mm) dibandingkan dengan usia pemuda

(0,499 mm).

Hasil penelitian yang telah dilaksanakan ini menunjukkan adanya

kesesuaian dengan hasil yang diperoleh secara teori yang dikemukakan pada

tinjauan pustaka serta penelitian-penelitian sebelumnya bahwa terdapat korelasi

antara usia kronologis manusia dengan volume pulpa gigi insisif sentral maksila.
Penelitian yang dilakukan di China tahun 2016 dengan software yang

sama, ditemukan kesulitan dalam pengukuran volume pulpa yang memiliki

saluran akar sempit atau bahkan hampir tidak terlihat.13 Hal ini dapat menjadi

kelemahan pada penelitian karena pada usia tua volume pulpa pada saluran akar

terlihat sangat kecil dan sulit dijangkau oleh software. Di sisi lain, kelebihan

penelitian ini yaitu ITK-SNAP 3.6.0 merupakan software yang open source atau

dapat dengan mudah diakses oleh semua orang (dapat diunduh pada

www.itksnap.org). Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu radiograf

CBCT dari pasien dengan subras Deutero-melayu yang juga merupakan suatu

kelebihan pada penelitian ini. Pembentukan dentin sekunder yang tidak teratur di

sepanjang permukaan pulpa menjadikan analisis volume pulpa gigi menggunakan

radiograf CBCT lebih akurat daripada pengukuran luas area 2 dimensi.10


2.            INSISIF LATERAL MAKSILA
3.            PREMOLAR PERTAMA MAKSILA

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan setalah mendapatkan perizinan etik dengan No:

36/UN6.KEP/EC/2019 yang dikeluarkan oleh Komite Etik Fakultas Kedokteran

Universitas Padjadjaran Bandung yang dikeluarkan pada 8 Januari 2019 dengan

tujuan untuk menganalisis korelasi usia kronologis manusia dan volume ruang

pulpa premolar pertama maksila pada radiografi CBCT dengan metode korelasi

Pearson.Usia sampel ditentukan oleh data rekam medis pasien, dan ukuran

volume ruang pulpa gigi premolar pertama pengukuran radiograf CBCT dengan

software ITKSnap dalam format file DICOM.

Populasi penelitian ini berasal dari data sekunder berupa data radiograf

CBCT berusia 12-56 tahun yang datang ke Instalasi Radiologi RSGM Unpad

tahun 2017-2018 dan sampel diambil dengan teknik purposive sampling dengan 4

sampel gigi untuk setiap usiadan jenis kelamin.Pemilihan sampel dilakukan sesuai

kriteria sampel dengan total 360 sampel.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis memperoleh hasil

penelitian dengan uraian sebagai berikut.


Tabel IV-16 Distribusi Sampel berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan
Jumlah sampel 180 180
Usia 12-56 12-56
Data usia dan volume yang didapatkan melalui software ITKSnap

dilakukan analisis korelasi Pearson menggunakan software IBM SPSS Statistic

23. Analisis korelasi Pearson dalam statistika merupakan metode yang digunakan

untuk menganalisis arah dan kuat lemahnya hubungan antara satu variabel dengan

variabel yang lain.

Sebelum analisis statistik dilakukan, dilakukan uji normalitas terlebih

dahulu untuk menguji distribusi data.Tabel IV-2 merupakan uji normalitas pada

sampel laki-laki.

Tabel IV-17 Uji Normalitas Sampel Laki-laki


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Volume
N 180
Normal Parametersa,b Mean 1.09448
Std. Deviation 0.175882
Most Extreme Differences Absolute 0.049
Positive 0.040
Negative -0.049
Test Statistic 0.049
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan tabel IV-2, distribusi data pada sampel laki-laki adalah

normal karena nilai p (sig. 2-tailed bernilai 0.200) lebih besar dari nilai α = 0.05.
Data berdistribusi normal menunjukkan adanya suatu pola yang terbentuk

sehingga dapat dianalisis dengan metode korelasi Pearson

Tabel IV-18 Uji Normalitas Sampel Perempuan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Volume
N 180
Normal Parametersa,b Mean 1.05644
Std. Deviation .166842
Most Extreme Differences Absolute .048
Positive .048
Negative -.042
Test Statistic .048
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan tabel IV-3, distribusi data pada sampel perempuan adalah

normal karena nilai p (sig. 2-tailed bernilai 0.200) lebih besar dari nilai α = 0.05.

Data berdistribusi normal menunjukkan adanya suatu pola yang terbentuk

sehingga dapat dianalisis dengan metode korelasi Pearson.

Sebelum dilakukan pengukuran volume ruang pulpa, peneliti melakukan

uji variabilitas data yang meliputi intra-observer dan inter-observer. Uji

variabilitas intra-observer merupakan pengujian konsistensi pengukuran peneliti

dengan cara pengukuran 15 sampel acak dalam interval tiga minggu oleh peneliti

yang sama. Tabel IV-4 menunjukkan nilai p (sig. 2-tailed bernilai 0.289 > α =
0.05) dan nilai korelasi sebesar 0.955 sehingga tidak terdapat perbedaan signifikan

pada kedua pengukuran tersebut.

Tabel IV-19 Uji Intra-Observer

Paired Samples Test


Paired Differences
95%
Confidence Sig.
Std. Std. Interval of the (2-
Deviati Error Difference t df tailed)
Mean on Mean Lower Upper
Pair Pemeriksaan
1 pertama 1.48104 -.3988 1.2415 1.10
.421333 .382405 14 .289
Pemeriksaan 6 43 09 2
kedua
N Correlation Sig.
Pair 1 Pemeriksaan
pertama 15 .955 .000
Pemeriksaan kedua

Uji variabilitas inter-observer merupakan pengujian realibilitas

pengukuran antara 2 peneliti berbeda dengan cara pengukuran 15 sampel acak

oleh peneliti berbeda. Pada tabel tidak terdapat perbedaan signifikan pada varians

inter-observer (p= )

Tabel IV-20 Uji Inter-observer


Paired Samples Test
Paired Differences
95%
Confidence Sig.
Std. Std. Interval of the (2-
Deviati Error Difference t df tailed)
Mean on Mean Lower Upper
Pair Pemeriksaan
1 pertama
Pemeriksaan
kedua
IV.1.1 Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif bertujuan untuk menggambarkan distribusi data yang

digunakan dalam penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah usia kronologis

sampel dan volume ruang pulpa dari gigi premolar pertama maksila untuk

menganalisis korelasi antara usia kronologis sampel dan volume ruang pulpa gigi.

Tabel IV-6 merupakan deskripsi variabel penelitian yang terdiri dari nilai

minimum, nilai maksimum, mean, dan deviasi standar dari usia dan volume ruang

pulpa gigi pada sampel laki-laki dan perempuan.

Tabel IV-21Statistik Deskriptif Usia dan Volume Ruang Pulpa Gigi pada Sampel Laki-laki
dan Perempuan

Std.
N
Minimum Maksimum Mean Deviation
Usia (tahun) 360 12 56 34.00 13.005
Volume ruang
360 4.983 34.480 12.83183 5.112327
pulpa (mm3)
Valid N (listwise) 360

Berdasarkan tabel IV-6, jumlah sampel laki-laki dan perempuan dalam

penelitian ini adalah 360 sampel, usia minimum dari sampel ialah 12 tahun dan

usia maksimum ialah 56 tahun. Mean usia sampel adalah 34 tahun dengan deviasi

standar sebesar 13.005 tahun. Volume ruang pulpa gigi minimum dari sampel

laki-laki dan perempuan ialah 4.983 mm3 dan nilai maksimum sebesar 34.480

mm3. Nilai mean sebesar 12.832 mm3, dengan nilai deviasi standar sebesar 5.112

mm3.
Tabel IV-7 merupakan deskripsi variabel penelitian yang terdiri dari nilai

minimum, nilai maksimum, mean, dan deviasi standar dari usia dan volume ruang

pulpa gigi pada sampel laki-laki.

Tabel IV-22 Statistik Deskriptif Usia dan Volume Ruang Pulpa Gigi pada Sampel Laki-laki

Std.
N
Minimum Maksimum Mean Deviation
Usia (tahun) 180 12 56 34 13.023
Volume ruang
180 4.995 34.480 13.47297 5.514532
pulpa (mm3)
Valid N (listwise) 180

Berdasarkan tabel IV-7, jumlah sampel laki-laki dalam penelitian ini

adalah 148 sampel, usia minimum dari sampel ialah 12 tahun dan usia maksimum

ialah 56 tahun. Mean usia sampel laki-laki adalah 34 tahun dengan deviasi standar

sebesar 13.023 tahun. Volume ruang pulpa gigi minimum dari sampel laki-laki

ialah 4.995 mm3 dan nilai maksimum sebesar 34.480 mm3. Nilai mean sebesar

13.473 mm3, dengan nilai deviasi standar sebesar 5.515 mm3.

Tabel IV-8 merupakan deskripsi variabel penelitian yang terdiri dari nilai

minimum, nilai maksimum, mean, dan deviasi standar dari usia dan volume ruang

pulpa gigi pada sampel perempuan.

Tabel IV-23Analisis Deskriptif Usia dan Volume Ruang Pulpa Gigi pada Sampel Perempuan

Std.
N Minimum Maksimum Mean Deviation
Usia (tahun) 180 12 56 34 13.023
Volume ruang 12.190
180 4.983 26.740 4.602284
pulpa (mm3) 69
Valid N (listwise) 180
Berdasarkan tabel IV-8, jumlah sampel perempuan dalam penelitian ini

adalah 180 sampel, usia minimum dari sampel ialah 12 tahun dan usia maksimum

ialah 56 tahun. Mean usia sampel perempuan adalah 34 tahun dengan deviasi

standar sebesar 13.023 tahun. Volume ruang pulpa gigi minimum dari sampel

perempuan ialah 4.983 mm3 dan nilai maksimum sebesar 26.740 mm 3. Nilai mean

sebesar 12.19 mm3, dengan nilai deviasi standar sebesar 4.602 mm3.

IV.1.2 Analisis Korelasi

Analisis korelasi dilakukan pada variabel usia kronologis dan volume

ruang pulpa premolar pertama maksila. Uji statistik yang digunakan adalah

korelasi Pearson, yang dipilih karena distribusi data yang normal sesuai tabel IV-2

dan IV-3.Analisis korelasi dilakukan pada sampel total laki-laki dan perempuan,

sampel laki-laki, dan sampel perempuan sebagai berikut.

Tabel IV-24 Analisis Korelasi Pearson Sampel Total Laki-laki dan Perempuan

Volume ruang
Usia
pulpa
Pearson Correlation 1 -.790**
Volume ruang
Sig. (2-tailed) .000
pulpa
N 360 360
Pearson Correlation -.790** 1
Usia Sig. (2-tailed) .000
N 360 360
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Grafik IV-4Scatterplot Sampel Total Laki-laki dan Perempuan

Pada tabel IV-9, diketahui bahwa hasil korelasi antara usia dan volume

ruang pulpa gigi pada sampel laki-laki dan perempuan sebesar -0.790. Hasil

analisis korelasi Pearson antara kedua variabel menunjukkan korelasi yang kuat

(Pearson correlation -0.790> 0.5) yang signifikan (Sig. value 0.000 <α value=

0.05), dengan korelasi bersifat negatif, yang berarti apabila usia semakin

meningkat maka volume pulpa menurun, dan sebaliknya.

Tabel IV-25 Analisis Korelasi Pearson Sampel Laki-laki

Volume ruang
Usia
pulpa
Pearson Correlation 1 -.806**
Volume ruang
Sig. (2-tailed) .000
pulpa
N 180 180
Pearson Correlation -.806** 1
Usia Sig. (2-tailed) .000
N 180 180
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Grafik IV-5 Scatterplot Sampel Laki-laki

Pada tabel IV-10, diketahui bahwa hasil korelasi antara usia dan volume

ruang pulpa pada laki-laki sebesar -0.806. Hasil analisis korelasi Pearson antara

kedua variabel menunjukkan korelasi yang kuat (Pearson correlation -0.806> 0.5)

dan signifikan (Sig. value 0.000 <α value), dengan korelasi bersifat negatif, yang

berarti apabila usia semakin meningkat maka volume pulpa menurun, dan

sebaliknya.

Tabel IV-26 Analisis Korelasi Pearson Sampel Perempuan

Volume ruang
Usia
pulpa
Pearson Correlation 1 -.789**
Volume ruang
Sig. (2-tailed) .000
pulpa
N 180 180
Pearson Correlation -.789** 1
Usia Sig. (2-tailed) .000
N 180 180
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Grafik IV-6 Scatterplot Sampel Perempuan

Pada tabel IV-11, diketahui hasil korelasi antara usia dan volume ruang

pulpa pada perempuan sebesar -0.789. Hasil analisis korelasi Pearson antara

kedua variabel menunjukkan korelasi yang kuat (Pearson correlation -0.789> 0.5)

dan signifikan (Sig. value 0.000 <α value), dengan korelasi bersifat negatif, yang

berarti apabila usia semakin meningkat maka volume pulpa menurun, dan

sebaliknya.

IV.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis korelasi Pearson pada tabel IV-8, IV, dan IV

terdapat hubungan yang signifikan dan kuat antara usia dengan volume ruang

pulpa gigi premolar pertama maksila pada kelompok sampel laki-laki, perempuan,

dan sampel total laki-laki dan perempuan. Nilai korelasi pada sampel laki-laki

(r=-0.806) lebih besar dibandingkan sampel perempuan (r=-0.789) dan total laki-
laki dan perempuan (r=-0.790). Hasil ini sesuai dengan penelitian Biuki (2017)

yang menganalisis pada 6 gigi anterior dengan nilai korelasi pada sampel laki-laki

(mean r= 0.85) lebih besar dibandingkan pada sampel perempuan (mean r=

0.74), tapi berbeda dengan hasil penelitian Zhi-pu Ge (2015) yang menunjukkan

nilai korelasi sampel perempuan lebih besar dibandingkan sampel laki-laki.

Perubahan morfologi pulpa seiring bertambahnya usia terlihat dari

menurunnya suplai vaskuler, limfatik, dan saraf, pengurangan ukuran dan jumlah

fibroblast dan pengurangan aktivitas sekretori yang dapat mengindikasi gangguan

kemampuan reparatif pulpa. Selain itu, terdapat peningkatan jumlah serat kolagen,

proses kalsifikasi dan regulasi gen proapoptosis seperti seperti AIFM1, MOAP1,

PDCD5, dan PDCD7, yang mengkonfirmasi kemungkinan terdapat korelasi antara

apoptosis dan pengurangan volume pulpa gigi.27

Penelitian oleh Zhi-pu Ge et. al. pada tahun 2015 pada gigi molar untuk

mengestimasi usia dengan volume pulpa melalui radiograf CBCT pada populasi

China, dan Nima Biuki et. al. pada tahun 2017 meneliti estimasi usia dengan

volume ruang pulpa gigi anterior pada populasi Iran. Penelitian ini dilakukan

untuk menganalisis korelasi usia dengan volume ruang pulpa gigi premolar

pertama maksila pada populasi subras Deutero-Melayu di Indonesia.

Tabel IV-27 Perbandingan Penelitian

Penulis Ge et al., 2015 Biuki et al., 2017


Ukuran sampel 213 sampel laki- 46 sampel laki- 180 sampel laki-
laki dan 190 sampel laki dan 76 laki dan 180
perempuan sampel sampel
perempuan perempuan
Metodologi Studi analitik Studi deskriptif- Studi analitik
analitik
Batas pengukuran Ruang pulpa Seluruh pulpa Ruang pulpa
Metode Volume ruang Rasio volume Volume ruang
pulpa pulpa/gigi pulpa
Rentang usia 12-67 Sampel laki-laki 12-56
15.90-69.54 dan
sampel
perempuan 13.60-
61.85
Kriteria ekslusi Karies dental, Karies dental,
trauma oklusi dan terdapat pulp
penyakit stone, restorasi,
periodontal pada kalsifikasi, foto
gigi anterior atau radiografi pasien
dengan riwayat gigi premolar
trauma atau pertama maksila
sindrom tidak terlihat jelas
mempengaruhi pada radiografi
gigi CBCT ,kelainan
pertumbuhan dan
perkembangan
gigi premolar
pertama maksila
seperi dens in
dente,
invaginatus dan
taurodontism,
gangren

Populasi Cina Iran Subras Deutero-


Melayu

Kelemahan penelitian Zhi-pu Ge et. al. dan Nima Biuki et. al. adalah tidak

terdapat distribusi usia yang merata pada sampel laki-laki dan perempuan (Zhi-pu

Ge 213 sampel laki-laki dan 190 sampel perempuan, Nima Biuki 46 sampel laki-

laki dan 76 sampel perempuan) dan pada penelitian Biuki et al. tidak terdapat

distribusi data per usia yang merata (sampel laki-laki 15.90-69.54 dan sampel

perempuan 13.60-61.85) dan rentang usia awal tidak dimulai sejak erupsi gigi

permanen gigi tersebut, sehingga tidak seakurat penelitian yang mengukur dari
usia awal erupsi gigi. Populasi dalam penelitian Zhi-pu Ge et. al. dan Nima Biuki

et. al. besar dan tidak didiferensiasi, sehingga keakuratan hasil analisis dapat

dipengaruhi oleh faktor multirasional populasi sampel.

Kelebihan dalam penelitian ini adalah menggunakan sampel subras

Deutero-Melayu, sehingga hasil analisis lebih akurat dan tidak dipengaruhi oleh

faktor multirasional dengan karakteristik berbeda yang dapat mempengaruhi hasil

analisis.Penelitian ini menggunakan aplikasi software ITKSnap 3.6.0, yang

merupakan software open-source, sehingga analisis data dapat dilakukan oleh

semua orang. Kekurangan dalam penelitian ini adalah keterbatasan sampel

radiograf CBCT diatas usia 56 tahun yang memenuhi kriteria untuk dianalisis.
4.            PREMOLAR KEDUA MAKSILA

IV.3 Hasil Penelitian

Penelitian ini mempelajari tentang korelasi antara usia kronologis dengan

volume pulpa gigi premolar kedua maksila. Penelitian dilakukan setelah mendapat

persetujuan etik dengan nomor 1255/UN6.KEP/EC/2018 oleh Komite Etik

Penelitian Universitas Padjadjaran. Sebanyak 360 sampel radiograf CBCT dari

pasien berusia antara 13-57 tahun dihitung volume pulpanya dan dianalisis

menggunakan uji korelasi pearson. Distribusi sampel dapat dilihat pada tabel IV-

1.

Tabel IV-28 Distribusi Sampel Penelitian

Laki-laki Perempuan
Ukuran Sampel (radiograf
180 180
CBCT)
Rentang Usia (tahun) 13-57 13-57

Pengukuran volume dilakukan secara intra-observer dan inter-observer.

Pengukuran intra-observer dilakukan oleh satu pengamat dalam rentang waktu 3

minggu. Pengukuran inter-observer dilakukan oleh dua pengamat pada waktu

yang sama. Sebanyak 15 data hasil perhitungan intra-observer dan inter-observer

digunakan untuk melihat variabilitas hasil perhitungan. Uji variabilitas dilakukan

secara statistik menggunakan paired-t test seperti pada tabel IV-2 dan IV-3

berikut.

29
Tabel IV-29 Hasil Uji Variabilitas Inter-observer

Paired Samples Correlations


Corr Si
N elation g.
P Intraobserver & 1 .
.995
air 1 Interobserver 5 000

Paired Samples Test


S
d
Paired Differences t ig. (2-
f
tailed)
95%
S
S Confidence Interval of
M td. the Difference
td. Error
ean Deviatio
Mean L U
n
ower pper
Intrao
P - . . -. . - 1 .
bserver -
air 1 .242733 747296 192951 656572 171105 1.258 4 229
Interobserver

Berdasarkan tabel IV-2 didapatkan p value (sig. 2-tailed) sebesar 0.229

sehingga tidak ada perbedaan signifikan secara statistik dalam perhitungan

volume intra-observer (p value > value α = 0.05).

Tabel IV-30 Hasil Uji Variabilitas Intra-observer

Paired Samples Correlations


Corr Si
N elation g.
P Intraobserver1 & 1 .
.991
air 1 Intraobserver2 5 000

Paired Samples Test


S
d ig. (2-
Paired Differences t f tailed)
M S S 95%
ean td. td. Error Confidence Interval of
Deviation Mean the Difference
L U
ower pper
P Intrao
-. . . -. . - 1 .
air 1 bserver1 -
054667 971130 250745 592460 483127 .218 4 831
Intraobserver2

Berdasarkan tabel IV-3 uji variabilitas intra-observer dan inter-observer

didapatkan bahwa p value (sig. 2-tailed) sebesar 0.831 sehingga tidak ada

perbedaan signifikan secara statistik antara perhitungan volume intra-observer

dan inter-observer (p value > value α = 0.05).

Distribusi data hasil perhitungan diuji normalitasnya secara statistik

menggunakan uji Kormogorov-Smirnov. Uji normalitas dilakukan pada kelompok

sampel laki-laki dan kelompok sampel perempuan.

Tabel IV-31 Uji Normalitas Sampel Laki-Laki

volume
_trans
N 180
Normal Mean 3.1653
a,b
Parameters 4
Std. .
Deviation 773218
Most Extreme Absolu
.080
Differences te
Positiv
.065
e
Negati
-.080
ve
Test Statistic .080
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan tabel IV-4, distribusi data pada kelompok laki-laki adalah

normal karena p value (sig. 2-tailed yang bernilai 0.200) lebih besar dari nilai α =

0.05.

Tabel IV-32 Uji Normalitas Sampel Perempuan

Vo
lume
N 18
0
Normal Mean 5.6
Parametersa,b 0393
Std. 1.3
Deviation 42407
Most Extreme Absolu .
Differences te 084
Positiv .
e 084
Negati -.0
ve 75
Test Statistic .
084
Asymp. Sig. (2-tailed) .
073c,d

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan tabel IV-5, distribusi data pada kelompok perempuan adalah

normal karena p value (sig. 2-tailed yang bernilai 0.073) lebih besar dari nilai α =

0.05.
IV.3.1 Statistik deskriptif

Statistik deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan distribusi data

yang digunakan dalam penelitian.

Tabel IV-33 Statistik Deskriptif Usia dan Volume Pulpa Sampel Laki-Laki dan Perempuan
di Instalasi Radiologi Oral Dan Maksilofasial RSGM Unpad
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Usia (tahun) 360 13 57 35.00 13.005
Volume (mm3) 360 2.357 32.590 10.82417 5.874227
Valid N (listwise) 360

Berdasarkan tabel IV-6 di atas, total sampel radiograf CBCT pasien laki-

laki dan perempuan dalam penelitian ini adalah 360, dengan rentang usia 13

sampai 57 tahun. Usia paling kecil adalah 13 dan paling besar adalah 57 tahun,

rata-rata usia adalah 35 tahun dengan standar deviasi 13.005 tahun. Volume pulpa

yang dihitung adalah sebanyak 360 data dengan nilai minimal 2.357, maksimal

32.590, rata-rata 10.824 dan standar deviasinya adalah 5.874.

Grafik IV-7 Distribusi Usia dan Volume Pulpa Sampel Laki-Laki dan Perempuan
Distribusi usia dan volume pulpa pada sampel laki-laki dan perempuan

dapat dilihat pada grafik IV-1. Volume pulpa gigi premolar kedua maksila

semakin mengecil seiring bertambahnya usia.

Tabel IV-34 Statitik Deskriptif Usia dan Volume Pulpa Sampel Laki-Laki di Instalasi
Radiologi Oral Dan Maksilofasial RSGM Unpad

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Usia (tahun) 180 13 57 35.00 13.023
Volume (mm3) 180 2.357 32.590 11.03594 6.368530
Valid N (listwise) 180

Pada tabel IV-7 di atas dapat dilihat bahwa total sampel radiograf CBCT

pasien laki-laki dalam penelitian ini adalah 180, dengan rentang usia 13 sampai 57

tahun. Usia paling kecil adalah 13 dan paling besar adalah 57 tahun, rata-rata usia

adalah 35 tahun dengan standar deviasi 13.023 tahun. Volume pulpa yang

dihitung adalah sebanyak 180 data dengan nilai minimal 2.357, dan nilai

maksimal 32.590. Sedangkan rata-rata 11.035 dan standar deviasinya adalah

6.368.
Grafik IV-8 Distribusi Usia dan Volume Pulpa Sampel Laki-Laki

Distribusi usia dan volume pulpa pada sampel laki-laki dapat dilihat pada

grafik IV-4. Volume pulpa gigi premolar kedua maksila semakin mengecil seiring

bertambahnya usia.

Tabel IV-35 Statitik Deskriptif Usia dan Volume Pulpa Sampel Perempuan di Instalasi
Radiologi Oral Dan Maksilofasial RSGM Unpad
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Usia (tahun) 180 13 57 35.00 13.023
Volume (mm3) 180 2.850 29.970 10.60393 5.342407
Valid N (listwise) 180

Berdasarkan tabel IV-8 di atas, sampel laki-laki dalam penelitian ini

adalah 180, dengan rentang usia 13 sampai 57 tahun. Usia paling kecil adalah 13

dan paling besar adalah 57 tahun, rata-rata usia adalah 35 tahun dengan standar

deviasi 13.023 tahun. Volume pulpa yang dihitung adalah sebanyak 180 data

dengan nilai minimal 2.850, maksimal 29.970. Sedangkan rata-rata 10.603 dan

standar deviasinya adalah 5.342.


Grafik IV-9 Distribusi
Usia dan
Volume Pulpa Sampel Perempuan

Distribusi usia dan volume pulpa sampel perempuan dapat dilihat pada

grafik IV-6. Berdasarkan grafik tersebut tampak bahwa volume pulpa gigi

premolar kedua maksila semakin mengecil seiring bertambahnya usia.

IV.3.2 Analisis Korelatif

Analisis korelasi yang dilakukan pada variabel usia dan volume pulpa gigi

premolar kedua maksila adalah uji korelasi Pearson. Uji korelasi Pearson ini

dipilih karena distribusi datanya adalah distribusi data normal sesuai tabel IV-4

dan IV-5. Analisis korelasi Pearson ini dilakukan pada sampel campuran laki-laki

dan perempuan, laki-laki, dan perempuan seperti pada tabel IV-9, IV-10, dan IV-

11 berikut.

Tabel IV-36 Hasil Analisis Korelasi Pearson pada Sampel Laki-Laki dan Perempuan
Usia p
Usia Pearson Correlation 1 -.793**
Sig. (2-tailed) .000
N 360 360
Volume Pearson Correlation -.793** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 360 360

Pada tabel IV-9 di atas dapat dilihat bahwa nilai koefisiean korelasi (r)

adalah sebesar -0.793. Angka tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan

kuat yang signifikan antara usia dengan volume pulpa (sig. 2-tailed 0.000 < value

α = 0.05). Tanda minus menunjukkan bahwa korelasi bersifat negatif, yang berarti

apabila usia semakin meningkat maka volume pulpa semakin menurun, dan

sebaliknya, semakin menurunnya tingkat usia maka volume pulpa semakin

meningkat.

Tabel IV-37 Hasil Analisis Korelasi Pearson Pulpa pada Sampel Laki-Laki
Usia Volume
Pearson Correlation 1 -.813**
Usia Sig. (2-tailed) .000
N 180 180
Pearson Correlation -.813** 1
Volume Sig. (2-tailed) .000
N 180 180

Berdasarkan tabel IV-10 di atas, nilai koefisien korelasi Pearson (r) antara

usia dengan volume pada kelompok sampel pasien laki-laki adalah sebesar -0.813.

Angka tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan kuat dan signifikan antara

usia dengan volume pulpa (sig. 2-tailed 0.000 < value α = 0.05). Tanda minus

menunjukkan bahwa korelasi bersifat negatif, yang berarti volume pulpa akan

semakin berkurang seiring bertambahnya usia.

Tabel IV-38 Hasil Analisis Korelasi Pearson Pulpa pada Sampel Perempuan
Usia Volume
Usia Pearson Correlation 1 -.776**
Sig. (2-tailed) .000
N 180 180
Volume Pearson Correlation -.776** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 180 180

Pada tabel IV-11 di atas dapat dilihat nilai koefisien korelasi Pearson (r)

adalah sebesar -0.763. Angka tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan

cukup kuat kuat dan signifikan antara usia dengan volume pulpa (sig. 2-tailed

0.000 < value α = 0.05). Tanda minus menunjukkan bahwa korelasi bersifat

negatif, yang berarti volume pulpa akan semakin berkurang seiring bertambahnya

usia.

IV.4Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis korelasi Pearson pada tabel IV-9, IV-10 dan IV-

11, terdapat hubungan yang signifikan dan kuat antara usia dengan volume pulpa

gigi premolar kedua maksila pada kelompok sampel laki-laki, perempuan,

maupun pada kelompok sampel campuran antara laki-laki dan perempuan.

Korelasi yang kuat antara usia dengan volume tersebut menunjukkan bahwa

kompleks dentin-pulpa merupakan salah satu struktur gigi yang menunjukkan

modifikasi yang berkaitan dengan usia, dimana pengurangan volume pulpa

diakibatkan oleh pembentukan dentin sekunder secara terus menerus seumur

hidup.12 Selama proses penuaan tersebut, deposisi massa terkalsifikasi berupa

dentin juga menyebabkan adanya penurunan jumlah pembuluh darah dan saraf di

pulpa koronal.39
Korelasi paling kuat adalah pada kelompok sampel laki-laki (r = -0.813),

diikuti oleh kelompok sampel campuran (r = -0.793), dan kelompok sampel

perempuan (r = -0.776). Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian

mengenai estimasi usia menggunakan volume pulpa gigi oleh Kumar (2016) dan

Star (2011). Kumar et al. (2016) melakukan penelitian mengenai estimasi usia

berdasarkan volume kamar pulpa gigi molar pertama maksila dan mandibula pada

populasi India yang diwakili oleh 320 sampel pada rentang usia 10-70 tahun.

Hazha Star pada tahun 2011 melakukan penelitian serupa pada 15 gigi premolar

kedua maksila di Belgia. Kedua penelitian menunjukkan adanya korelasi antara

usia kronologis dengan volume pulpa lebih kuat pada sampel laki-laki.20,38  

Temuan ini berbeda dengan hasil penelitian oleh Ge (2016), dimana

korelasi lebih kuat terdapat pada kelompok sampel perempuan. Ge et al. meneliti

tentang estimasi usia berdasarkan volume pulpa pada 13 macam gigi

menggunakan 240 sampel radiograf CBCT di China.31

Korelasi antara usia kronologis dengan volume pulpa gigi premolar kedua

maksila pada penelitian ini lebih kuat daripada penelitian-penelitian sebelumnya,


20, 31
baik pada kelompok laki-laki, perempuan maupun kelompok campuran,

namun masih di bawah nilai korelasi pada penelitian dengan gigi molar pertama

atau kedua sebagai sampel. Hal ini dapat diasosiasikan dengan fungsi gigi

premolar dalam fungsi mastikasi yang mirip dengan molar, namun dengan daya

relatif kurang daripada molar.39

Korelasi antara usia kronologis dengan volume pulpa pada gigi premolar

kedua maksila bersifat negatif, dimana terdapat pengurangan volume pulpa seiring
bertambahnya usia. Pengurangan volume pulpa pada setiap kelompok usia dan

jenis kelamin terdapat perbedaan, seperti tampak pada tabel berikut:

Tabel IV-39 Rata-rata Pengurangan Volume

Dewasa Muda (13-24) Dewasa (25-57)

Laki-laki 0.922 0.222


Perempuan 0.642 0.359

Rata-rata pengurangan volume pada usia dewasa muda lebih besar

dibandingkan dengan usia dewasa pada kelompok laki-laki dan perempuan.

+grafik

Penelitian ini menggunakan subjek dengan ras Deutero-Melayu sehingga

hasil penelitian menjadi lebih aplikatif dalam bidang forensik kedokteran gigi.

Pengukuran volume pulpa menggunakan aplikasi open source yang bisa diakses

siapa saja menjadi beberapa kelebihan penelitian.

Keterbatasan penelitian ini adalah berkurangnya keakuratan hasil

penelitian karena dilakukan intervensi manual ketika segmentasi otomatis oleh

aplikasi ITK SNAP tidak bisa melakukan segmentasi secara sempurna sampai

apeks akar. Hal ini disebabkan karena pada bagian seperempat apeks akar

merupakan bagian terkecil dari pulpa dengan perbedaan kontras minimal sehingga

batas kontur internal tidak terdeteksi olah aplikasi. Selain itu karena keterbatasan

sampel, rentang usia subjek penelitian ini hanya sampai usia 57 tahun.
5.            MOLAR PERTAMA MAKSILA

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada data radiograf Cone Beam Computed

Tomography (CBCT) pasien instalasi radiologi Rumah Sakit Gigi dan Mulut

Uiversitas Padjadjaran. Penelitian dilaksanakan berdasarkan persetujuan etik dari

Komisi Etik Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran per tanggal 22

November 2018 dengan nomor 1337/UN6.KEP/EC/2018. Sampel data radiografi

pada penlitian ini melihat gambaran volume gigi molar pertama maksila dari

bagian bifurkasi sampai tanduk pulpa. Data radiografi gigi yang telah didapatkan

dieksport kedalam bentuk file DICOM. Setelah itu, diukur besar volume pulpanya

dengan menggunakan aplikasi ITK Snap versi 3.6.0. Perhitungan volume pulpa

gigi molar pertama kemudian disajikan kedalam bentuk tabel dan dimasukan

kedalam SPSS IBM Statistik 25 untuk diuji korelasinya.

Tabel IV- 1 Distribusi Sampel Penelitian

Laki-laki Perempuan
Ukuran sampel 180 180
(radiografi)
Rentang Usia (tahun) 7-51 7-51
Berdasarkan tabel IV-1 diketahui bahwa terdapat rentang usia 7 sampai 51

tahun yakni berjumlah 45 jenjang usia. Setiap usia terdapat 4 sampel laki-laki dan

4 sampel perempuan sehingga dalam setiap usia memiliki 8 sampel.

IV.4.1.1 4.1.1 Variabilitas Inter dan Intra Observer

Sebelum melakukan penelitian pada sampel dengan menghitung volume

pulpa gigi molar pertama maksila, dilaksanakan uji variabilitas data intra dan inter

observer. Data intra observer merupakan data yang diperoleh dari peneliti utama

dengan melakukan dua kali pengamatan. Pengamatan pertama dan pengamatan

kedua dilaksanakan dalam waktu yang berbeda dalam rentang waktu tiga minggu.

Sedangkan data inter observer merupakan data yang diperoleh dari peneliti utama

dan peneliti kedua kemudian melakukan pengamatan. Hal ini bertujuan untuk

menilai persamaan persepsi mengenai penelitian yang akan dilakukan.

Variabilitas Inter dan Intra Observer dapat ditentukan dengan melakukan

uji t berpasangan. Hasil uji t berpasangan pada pengukuran inter-observer dan

intra-observer menunjukan tidak adanya perbedaaan apabila nilai (p≥0,05).

Tabel IV- 2 Variabilitas Data dengan Uji t Berpasangan Sampel Pasien


Laki-laki

Korelasi Sampel Uji t Berpasangan


N Korelasi Sig.
Uji t Volume 15 .953 .000
Pengamatan 1 &
Volume
Pengamatan 2
Tabel IV-2 menjelaskan bahwa data yang diambil untuk menguji

variabilitas data intra observer yakni 15 sampel (N). Hasil pengolahan Uji t

berpasangan menyatakan bahwa nilai korelasi data intra observer volume

pengamatan pertama dan volume pengamatan kedua senilai 0.953. Hal ini

menunjukan bahwa data intra observer tidak ada perbedaan antara pengamatan

pertama dan kedua karena nilai korelasinya (p≥0,05). Tanda positif pada hasil

menyatakan bahwa data pengamatan pertama dan kedua bernilai searah.

Tabel IV- 3 Variabilitas Data dengan Uji t Berpasangan Sampel Pasien


Perempuan

Korelasi Uji t Berpasangan


N Korelasi Sig.
Uji t Volume 15 .958 .000
Pengamat 1 &
Volume
Pengamat 2

Sedangkan berdasarkan tabel IV-3 menjelaskan bahwa pengujian

variabilitas pada data inter observer atau antara dua pengamat dilakukan pada 15

sampel (N) terpilih. Nilai korelasi yang diperoleh dari hasil uji t berpasangan

yakni 0.958. Hal ini berarti tidak ada perbedaan persepsi antara pengamat pertama

dan pengamat kedua. Kesimpulan tersebut berlandaskan karena nilai korelasi

antar pengamat (p≥0,05). Tanda positif pada hasil menyatakan bahwa data antar

pengamat pertama dan kedua bernilai searah.


4.1.2 Analisis Uji Normalitas Data

Setelah dilakukan uji variabilitas data intra dan inter observer selanjutnya

dilakukan uji normalitas. Uji Normalitas bertujuan untuk menilai sebaran data

pada sebuah kelompok data atau variabel dalam menentukan apakah data tersebut

berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Uji normalitas pada

penelitian ini mengunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov.

Tabel IV- 4 Analisis Uji Normalitas Data Sampel Laki-laki

Tes Normalitas

Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
Volume .092 90 .060
Hasil tes normalitas Kolmogorov-Smirnov pada tabel IV-4 diatas

menunjukan angka signifikansi mencapai 0.60 untuk 90 sampel laki-laki. Hal ini

berarti data penelitian terdistribusi normal karena (p>0.50).

Tabel IV- 5 Analisis Uji Normalitas Data Sampel Perempuan

Tes Normalitas

Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
Volume .067 90 .0200
Sedangkan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov untuk 90 sampel

perempuan dapat dilihat pada tabel IV-5 diatas. Hasil menunjukan bahwa

signifikasi senilai 0.200. Hal ini berarti data penelitian terdistribusi normal karena

(p>0.50).
IV.4.1.2 4.1.3 Deskripsi Variabel Penelitian

Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah usia dari pasien dan

volume kamar pulpa gigi molar pertama maksila yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan diantara keduanya. Deskripsi variabel penelitian dibawah

ini menjelaskan nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata dan standar deviasi dari

usia dan volue kamar pulpa pasien laki-laki dan perempuan.

Tabel IV- 6 Deskripsi Statistik Data Sampel Laki-laki meliputi Nilai Minimum, NIilai
Maksimum, Rata-rata dan Standar Deviasi

Deskripsi Statistik
Std.
N Minimum Maksimum Rata-rata
Deviation
Usia 180 7 51 29.00 13.023
Volume 180 3.210 57.980 29.19074 15.173684
Valid N 180

Berdasarkan tabel IV-6, dari 45 jenjang usia pasien laki-laki yang

terdiri dari 180 sampel didapatkan bahwa usia minimum (terendah) yakni

7 tahun, sedangkan usia maksimum (tertinggi) yakni 51 tahun. Rata-rata

volume kamar pulpa gigi molar pertama pasien adalah 29,19074 dengan

nilai minimum mencapai 3,210 dan nilai maksimum 57,980. Standar

deviasi menunjukan angka sebesar 13,023 untuk usia dan 15,173684 untuk

volume kamar pulpa gigi.


Tabel IV- 7 Deskripsi Statistik Data Sampel Perempuan meliputi Nilai Minimum,
NIilai Maksimum, Rata-rata dan Standar Deviasi

Deskripsi Statistik
Rata- Std.

N Minimum Maksimum rata Deviation


Usia 180 7 51 29.00 13.023
Volume 180 4.632 67.150 24.64899 16.229713
Valid N 180

Sedangkan tabel IV-7 menjelaskan deskripsi statistik sampel pada pasien

perempuan. Tabel menujunkan bahwa usia minimum (terendah) dari sampel yakni

7 tahun dan usia maksimum (tertinggi) adalah 51 tahun sehingga jenjang usia

antara 7 tahun ke 51 tahun berjumlah 45 jenjang usia yang terdiri dari 180 sampel

(N). Rata-rata volume kamar pulpa gigi molar pertama pasien adalah 29.00

dengan nilai minimum mencapai 4,632 dan nilai maksimum 67,150. Standar

deviasi menunjukan angka sebesar 24,64899 untuk usia dan 16,229713 volume

kamar pulpa.

Tabel IV- 8 Deskripsi Statistik Data Sampel Laki-laki dan Perempuan meliputi Nilai
Minimum, NIilai Maksimum, Rata-rata dan Standar Deviasi

Deskripsi Statistik
Std.

N Minimum Maksimum Rata-rata Deviation


Usia 360 7 51 29.00 13.005
Volume 360 3.210 67.150 26.95114 15.896426
Valid N 360

Apabila sampel perempuan dan laki-laki digabungkan maka didapatkan

hasil pada tabel IV-8 yang menjelaskan bahwa jumlah seluruh sampel penelitian

adalah 360 (N). Rata-rata volume kamar pulpa gigi molar pertama maksila adalah

29,00 dengan nilai minimum 3,210 dan nilai maksimum 67,150. Standar deviasi

pada seluruh sampel juga dapat dilihat nilainya yakni untuk usia 13,005

sedangkan volume kamar pulpa gigi mencapai angka 15,896426.

IV.4.1.3 4.1.4 Analisis Uji Korelasi

Setelah dilakukan uji normalitas data kemudian dilakukan uji korelasi

dengan menggunakan analisis korelasi Pearson. Hasil pengujian statistik

mengenai hubungan mengenai hubungan usia kronologis dengan volume kamar

pulpa gigi molar pertama maksila pada pasien laki-laki di Instalasi Radiologi

RSGM Universitas Padjadjaran dapat dilihat pada tabel IV-9.

Tabel IV- 9 Nilai Korelasi Sampel Laki-laki

N R p-value Kesimpulan
180 -0.988 0.000 Signifikan

Tabel IV-9 menjelaskan korelasi antara usia kronologis pasien dengan

volume kamar pulpa gigi molar pertama maksila. Berdasarkan data yang disajikan

pada tabel IV-6 terlihat bahwa nilai korelasi yang diperoleh dari analisis korelasi

Pearson sebesar -0,988. Hal ini menunjukan bahwa terdapat korelasi antara usia

kronologis pasien dengan kamar pulpa gig molar karena (p≥0,05). interpretasi
koefisien korelasi menurut Walpole (2012) nilai -0,971 termasuk ke dalam

kategori korelasi sangat kuat karena termasuk kedalam kelas interval 0,8-1,0.

Nilai korelasi pada hasil penelitian ini bertanda negative karena menunjukan

korelasi yang terjadi antara usia kronologis dan volume pulpa bernilai berbanding

terbalik. Semakin bertambahnya usia kronologis maka ukuran volume kamar

pulpa gigi molar pertama maksila pun akan semakin menurun. Korelasi usia

kronolis dan volume kamar pulpa gigi molar pertama maksila yang berbanding

terbalik juga ditunukan oleh grafik IV-1 yang menujukan arah grafik menurun.

Grafik IV- 1 Sebaran Data Sampel Laki-laki dalam Scater Plot

Selain pada pasien laki-laki yang terdapat korelasi antara usia kronologis

dan volume kamar pulpa gigi molar pertama maksila, pada pasien perempuan juga

terdapat adanya hubungan. Hal ini dapat dilihat didalam tabel IV-10.

Tabel IV- 10 Nilai Korelasi Sampel Perempuan

N R p-value Kesimpulan
180 -0.941 0.000 Signifikan
Hasil analisis korelasi pada pasien perempuan sebesar -0.0941 yang

menyimpulkan bahwa adanya korelasi yang kuat antara usia kronologis dengan

volume kamar pulpa gigi molar pertama maksila karena nilai korelasinya

(p≥0.05). Nilai korelasi pada hasil penelitian ini bertanda negative karena

menunjukan korelasi yang terjadi antara usia kronologis dan volume pulpa

bernilai berbanding terbalik. Korelasi usia kronolis dan volume kamar pulpa gigi

molar pertama maksila yang berbanding terbalik juga ditunukan oleh grafik IV-2

yang menujukan arah grafik menurun.

Grafik IV- 2 Sebaran Data Sampel Laki-laki dalam Scater Plot

Uji korelasi juga dilakukan pada sampel campuran antara pasien laki-laki

dan perempuan yang berjumlah 360. Hasil analisis korelasi pearson dapat dilihat

pada tabel IV-11.

Tabel IV- 11 Nilai Korelasi Sampel Laki-laki dan Perempuan

N R p-value Kesimpulan
180 -0.953 0.000 Signifikan
Berdasarkan tabel IV-11 hasil analisis korelasi pasien perempuan dan laki-

laki sebesar (-0,953) yang berarti bahwa terdapat korelasi kuat antara volume

kamar pulpa gigi molar pertama maksila dengan usia kronologis pasien laki-laki

dan perempuan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas

Padjadjaran. Korelasi usia kronolis dan volume kamar pulpa gigi molar pertama

maksila berbanding terbalik sehingga memiliki nilai yang bertanda negatif. Hal ini

juga ditunjukan oleh grafik IV-3 yang menujukan arah grafik menurun.

Grafik IV- 3 Sebaran Data Sampel Laki-laki dalam Scater Plot

4.1.4 Rata-rata Penurunan Volume Pulpa dalam Grup Usia

Setelah mengetahui nilai korelasi pearson pada sampel laki-laki,

perempuan dan keduanya, grafik IV-4 menjelaskan rata-rata penurunan volume

kamar pulpa gigi molar pertama maksila pasien Instalasi Radiologi Rumah Sakit

Gigi dan Mulut Universitas Padjadjaran dengan satuan milimeter dalam setiap

grup usia per 10 tahun.


Berdasarkan grafik IV-12 terlihat bahwa penurunan volume pulpa pasien

laki-laki paling signifikan pada rentang usia 7 sampai 10 tahun. Pada usia tersebut

volume pulpa mengalami penurunan mencapai 2,53 mm 3 pada setiap tahunnya.

Usia 11 sampai 20 tahun penurunan volume pulpa mencapai angka 0,775 mm 3.

Pada fase 21 sampai 30 tahun penurunan volume pulpa mencapai angka

1,10825mm3 dan fase 31 sampai 40 tahun penurunan volume pulpa mencapai

angka 1.423 mm3. Sedangkan pada fase 41 sampai 51 tahun penurunan volume

pulpa mencapai angka 1.32 mm3.

Tabel IV- 12 Penuruan Volume Pulpa per Tahun dalam Setiap


Grup Usia Pasien Laki-laki

Rentang Tahun Kontriksi


(tahun) Pulpa (mm3)
7-10 tahun 2.53
11-20 tahun 0.77775
21-30 tahun 1.10825
31-40 tahun 1.423
41-51 tahun 1.32
Penurunan Volume Pulpa
3

2.5

1.5

0.5

0
7-10 tahun 11-20 tahun 21-30 tahun 31-40 tahun 41-51 tahun

Grafik IV- 4 Penuruan Volume Pulpa per Tahun dalam Setiap


Grup Usia Pasien Laki-laki

Pada grafik IV-4 terlihat bahwa penurunan volume pulpa pasien

perempuan paling signifikan pada rentang usia 7 sampai 10 tahun. Pada usia

tersebut volume pulpa mengalami penurunan mencapai 4,775mm3 pada setiap

tahunnya. Usia 11 sampai 20 tahun penurunan volume pulpa mencapai angka

1,777 mm3. Pada fase 21 sampai 30 tahun penurunan volume pulpa mencapai

angka 1.520 mm3 dan fase 31 sampai 40 tahun penurunan volume pulpa mencapai

angka 0.559 mm3. Sedangkan pada fase 41 sampai 51 tahun penurunan volume

pulpa mencapai angka 1.009 mm3.

Tabel IV- 13 Penuruan Volume Pulpa per Tahun dalam Setiap


Grup Usia Pasien Perempuan

Rentang Tahun Kontriksi


(tahun) Pulpa (mm3)
7-10 tahun 4.775
11-20 tahun 1.777
21-30 tahun 1.520
31-40 tahun 0.559
41-51 tahun 1.009
Kontriksi Pulpa
6.000

5.000

4.000

3.000

2.000

1.000

0.000
7-10 tahun 11-20 tahun 21-30 tahun 31-40 tahun 41-51 tahun

Grafik IV- 5 Penuruan Volume Pulpa per Tahun dalam Setiap


Grup Usia Pasien Perempuan

IV.4.2 4.2 Pembahasan

Pembentukan gigi sudah banyak digunakan untuk menilai

kematangan dan mengestimasi usia kronologis seseorang. Forensik

odontologi merupakan metode estimasi usia yang dapat membantu

identifikasi usia ketika terdapat kematian seorang anak yang tidak diketahui
usia maupun identitasnya. Selain itu juga dapat memberikan informasi

penting berkenaan dengan data penting populasi masa lalu.

Penelitian yang dilakukan kepada 360 sampel laki-laki dan

perempuan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas

Padjadjaran dalam kurun waktu bulan November 2018 sampai Januari 2019

menyatakan hasil bahwa terdapat korelasi antara usia kronologis pasien

dengan volume kamar pulpa gigi molar pertama maksila. Analisis korelasi

pearson menghasilkan hubungan yang kuat antara usia pasien laki-laki

diibandingkan perempuan. Hal ini ditujukan dengan nilai korelasi laki-laki

sebesar -0,0988 sedangkan perempuan -0.941. Selain itu, hasil korelasi

pasien campuran laki-laki dan perempuan lebih kecil dibandingkan hasil

korelasi laki-laki. Dimana nilai korelasi pasien campuran laki-laki dan

perempuan senilai -0,953. Namun apabila dilihat berdasarkan standar Wolpe

(2012), ketiga hasil korelasi pasien laki-laki, perempuan maupun campuran

dinyatakan termasuk kedalam korelasi yang signifikan dan kuat

hubungannya. Hal ini tentu berkaitan dengan teori dentin sekunder yang

setiap tahun mengalami degradasi sehingga volume kamar pulpa gigi

semakin berkurang.

Gustafson merintis teori tersebut pada tahun 1950, banyak penelitian

yang mempertanyakan efektivitas pengukuran dentin sekunder untuk

penentuan usia. Hal tersebut telah dibuktikan melalui proses investigasi

secara ekstensif yang menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa pembentukan

dentin sekunder terus berlanjut sepanjang hidup dan terjadi disemua internal
dinding gigi. Oleh karena itu, deposisi dentin sekunder dapat dijadikan

sebagai indiklator pengkuran estimasi usia secara morfologi karena

berhubungan langsung dengan penurunan volume kamar pulpa gigi.

Pada tahun 2015 Zhi -pu Ge et All telah melakukan riset mengenai

estimasi usia berdasarkan kamar volume pulpa molar pertama maksila dan

mandibula yang dilihat dari gambaran foto radiografi cone-beam computed

tomography (CBCT). Penelitian setahun berikutnya dilakukan oleh Dr.

Shiva Kumar (2016) yang meneliti mengenai pengukuran estimasi usia dari

volume kamar pulpa gigi molar pertama dengan melihat gambaran foto

radiografi CBCT pada populasi India. Sedangkan penelitian terbaru yakni

mengenai estimasi usia pada populasi Malaysia oleh Muhammad Khan Asif

(2018).

Tabel IV- 14 Penelitian terdahulu mengenai prakiraan usia kornologis


manusia dengan volume pulpa beberapa gigi

Peneliti Ge et al., Kumar.B Khan et., All

2015) et.,Al 2016 2019


Ukuran 213 laki-laki 130 laki-laki 153 Laki-laki

Sampel dan 190 dan 190 dan 143

perempuan perempuan Perempuan


Metodologi Studi analisis Stusi analisis Studi analisis
Batas Kamar pulpa Kamar pulpa Kamar pulpa

Pengkuran
Rentang 12-69 10-70 16-65

Usia
Kriterian Tidak ada Gigi dengan Karies,
Ekslusi karies, tidak karies, gigi pembentukan

memakai gigi erosi dan apeks akar

mahkota , atrisi, gigi yang belum

tidak ada yang sempurna.

tambalan direstorasi,

gigi, tidak ada gigi dengan

bahan metal jaket dan

penambalan, mahkota, gigi

dan tidak ada dengan

kalsifikasi. kondisi apical

yang

patologis,

gigi setelah

perawatan

endodontik,

kalsifikasi

pulpa.
Populasi Tiongkok India Etnik Melayu

dan Tionghoa

di Malaysia
Tipe Analisis Analisis Analisis Analisis

regresi regresi linear Korelasi

logaritma Pearson dan

regresi linear
Standar Tidak spesifik Maksila : Insisif kanan
Kesalahan ±0.092 maksila

(Standar of Mandibula : (r =0.83)

Error) ±1.001 Kaninus

Atau kanan

Korelasi maksila (r

Pearson =0.74)

Kaninus kiri

maksila (r

=0.73).

Berdasarkan tabel IV-14 dapat dilihat bahwa persamaan penelitian

dengan Ge(2016), Kumar(2017) dan Khan (2019) adalah pada rata-rata

ukuran sampel berjumlah 90-360, metode yang dipakai serta penetuan

kriteria inklusi dan ekslusi untuk membatasi populasi penelitian.

Sedangkan perbedaannya terdapat pada perhitungan analisis. Pada

Ge(2016), Kumar(2017) dan Khan (2019) studi analisis yang dipakai

merupakan regresi sedangkan pada penelitian ini menggunakan analisis

korelasi Pearson.

Penelitian Ge(2016) menunjukan hasil regresi estimasi usia pada

populasi Tiongkok, Kumar(2017) melakukan penelitian untuk

mendapatkan estimasi usia pada masyarakat India sedangkan Khan (2019)

meneliti prakiraan usia pada etnik Melayu dan Tionghoa di Malaysia.

Setelah menggunakan metode dan ukuran sampel yang sama, penelitian


korelasi usia kronologis dengan volume kamar pulpa gigi molar pertama

maksila dengan pasien sub ras Deutero Melayu menunjukan hasil

signifikan dan kuat hubungannya. Hal ini berarti metode penelitian yang

dilakukan oleh Ge(2016), Kumar(2017) dan Khan (2019) dapat digunakan

pada populasi Deutero Melayu.

Populasi sampel yang digunakan dalam penelitan Ge(2016),

Kumar(2018) dan Khan(2019) terpaut rentang usia mulai dari usia 10

sampai 70 tahun. Sedangkan pada penelitian ini rentang usianya dari 7

sampai 51 tahun. Gigi molar pertama mencapai erupsi pada saat usia 6

tahun. Dentin sekunder mulai terbentuk setelah gigi erupsi dan berlanjut

dengan sanagt lambat sepanjang umur gigi dan memperkecil ruang pulpa

seiring dengan bertambahnya usia. Meskipun demikian, hasil dari

penelitan-penelitian diatas dengan penelitian yang dilakukan menghasilkan

kesimpulan yang sama bahwa terdapat hubungan anatara usia kronologis

pasien dengan volume kamar pulpa gigi khususnya gigi molar.

Schour (1998) menjelaskan bahwa terdapat 4 mikron dentin

sekunder yang terbentuk setiap hari. Pembentukan dentin sekunder

tersebut sangat lambat dan perlahan-lahan dan meningkat ketika mencapai

usia 33-40 tahun. Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian ini konstriksi

volume pulpa gigi molar pertama maksila rentang usia 30 sampai 40 tahun

mencapai rata-rata 1.423 mm3 pada sampel laki-laki dan 0.429 mm3 pada

sampel perempuan yang mengalami penurunan setiap tahunya. Hasil ini


menjadi nilai tertetinggi kedua setelah kontriksi pulpa pada usia 11 sampai

20 tahun.

Pada gigi molar, pembentukan dentin terlihat paling banyak

didasar pulpa, berkurang didaerah atap, dan sedikit dibagian samping.

Teori tersebut yang mendasari penelitian bahwa pengukuran hanya pada

kamar pulpa termasuk tanduk pulpa memanjang berbatas sampai orifis.

Dengan bertambahnya usia tinggi ruang pulpa akan menurun dengan

signifikan dalam arah oklusal-radikular tetapi tidak bertambah luas dalam

arah mesiodistal.

Penurunan volume pulpa gigi sangat dipengaruhi oleh perubahan

dentin. Perubahan pada dentin dapat dilihat dari meningkatnya jaringan

terkalsifikasi dan menurunnya komponen selular dan vaskularisasi dentin.

Perubahan ini disebabkan oleh faktor alamiah dan faktor lingkungan. Hal

ini menyebabkan suatu gambaran berupa perubahan secara morfologis dan

fisiologis. Perubahan morfologis akibat deposisi yang berkelanjutan dari

dentin menyebabkan berkurangnya volume kamar pulpa dengan cepat dan

terjadinya secara tidak simetris. Penuaan juga berakibat pada

berkurangnya jumlah sel-sel pulpa. Sedangkan perubahan fisiologis

berakibat pada penurunan permeabilitas dentin. Penurunan ini menjadikan

lingkungan pulpa lebih protektif bagi pulpa yang masih tinggal dan

berusaha menghilangkan pengaruh berbahaya dari berbagai kondisi yang

bila tidak terjadi penurunan permeabilitas tersebut akan sangat iriatif,

misalnya karies, abrasi, atrisi, dan penyakit periodonsium.


CBCT adalah suatu alat pencitraan virtual yang baru

dikembangkan dan menggunakan detector x-ray 2D dan sinar balok untuk

merekontruksikan gambar beresolusi 3D. Kelebihan CBCT mencakup

aksesibiltas yang mudah dalam menangani perawatan, menawarkan

rekontruksi lintas multiplanar dan pemindaian 3D. Dalam penelitian ini,

volume kamar pulpa dilihat dengan menggunakan radiograf CBCT untuk

mencapai nilai korelasi yang sesuai. Namun terdapat beberapa hasil

gambaran radiograf CBCT yang kurang jelas sehingga memengaruhi nilai

keakuratan hasil penelitian. Oleh karena itu, sampel yang kurang jelas

dalam gambaran radiografi tidak termasuk kedalam kriteria sampel.

Selain itu, kekurangan dalam penelitian adalah mengenai banyak

sampel yang memungkinkan dapat ditambah untuk meningkatkan

keakuratan dari hasil. Keterbatasan penelitian lainnya yakni pada proses

pengkuran volume menggunakan aplikasi ITK Snap. Ketika proses

tersebut peneliti harus memastikan volume kamar pulpa diukur dari bagian

tanduk pulpa sampai mencapai orifis. Sehingga dalam hal ini perlu

ketelitian dan kecermatan pengamat karena akan memengaruhi hasil akhir

penelitian.

Meskipun demikian, ITK Snap merupakan sebuah alat ukur

volume kamar pulpa berbasis aplikasi yang dapat diakses oleh siapapun

(open source) dan tidak berbayar. Sehingga dapat meningkatkan efisiensi

dan efektifitas dalam melaksanakan pengukuran volume kamar pulpa.


Individu dengan kategori usia anak dan remaja dimana sedang

terjadi pertumbuhan dan perkembangan, metode yang paling sesuai

apabila dilihat secara klinis yakni dengan mnegitung jumlah gigi sulung

yang sudah erupsi pada usia 6 bulan sampai 2,5 tahun. Pemeriksaan

radiografi melalui metode atlas dan diagram Gustafson dan Koch sesuai

untuk diaplikasi pada usia pertumbuhan dan perkembangan gigi sulung

dan permanen pada suia 6 bulan sampai 16 tahun. Rentang usia 3-16

tahun, dapat digunakan metode scoring Demirjian dan metode apikal

terbuka oleh Cameriere. Pada usia 17-23 tahun, metode perkembangan

gigi molar ketiga Harris dan Nortje juga dapat diaplikasikan.

Metode penilaian volume kamar pulpa gigi permanen pada

penelitian ini dapat digunakan pada individu usia 6 tahun sampai dewasa.

Kelebihan metode ini lebih cepat apabila dibandingkan dengan metode

pemeriksan biokimiawi raseminasi asam aspartat maupun metode

histologis struktur gigi yang digunakan untuk melihat prakiraan usia

remaja hingga dewasa.

Sampel penelitian ini merupakan pasien Instalasi Rumah Sakit Gigi

dan Mulut Universitas Padjadjaran. Dengan demikian, sub ras pasien

termasuk kedalam Deutero-Melayu. Penelitian korelasi volume kamar

pulpa gigi molar pertama maksila selama ini belum banyak dilakukan pada

sub ras ini, sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam

prakiraan usia khususnya populasi sub ras Deutero Melayu.


6.            MOLAR KEDUA DAN KETIGA MAKSILA
CHAPTER IV

RESULTS AND DISCUSSION

4.1 Result

After The ethical exmption NO: 1507/UN6.KEP/EC/2018 from faculty of

Medicine Of Universita Padjadjaran Bandung which was issued on the 28 December

2018 the research was carried out and the results were obtained.

Table IV-1 Distribution of sample and age according to gender of Maxillary second

molar

MALE FEMALE
Sample Size 180 180
Age Range ( Years of age ) 9-53 9-53
Table IV-2 Distribution sample and age according to gender of Maxillary third

molar

MALE FEMALE
Sample Size 180 180
Age Range ( Years of Age) 17-62 17-62
The Age Ranges from 9 years old to 53 and 17 yeas old to 62 years of age, which

is 44 years of male and female.So for each age four male and four female samples were

taken and in total of eight samples for each age were observed in total of 360 samples.

Before the Data is calculated, inter and intr observation was done by the operator

15 samples were picked randomly from the data pool to do intra observation between

operator and an assistant peer, calculation of the pulp chamber volume known is this

study as the variable, is done by using spss and compared between operator and

assiatance, checking the consistancy. While intrais done waster a week the 15 randomely

selected samples are re calculated to check the consistency of the pulp chamber volume.
TabelIV-3 Paired t Test Intra-observer of Maxillary Second Molar

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.
Pair 1 VAR00001 & VAR00002 15 ,935 ,000

Tabel IV-4Paired t Test Intra-observer of Maxillary Second Molar

Paired Samples Test


Sig. (2-
Paired Differences t df tailed)
95% Confidence
Interval of the
Std. Std. Error Difference
Mean Deviation Mean Lower Upper
Pair VAR00001 - 2,238 5,72897 1,47921 -,93393 5,41126 1,513 14 ,152
1 VAR00002 67

Based on Tables IV-3 and IV-4, the results of paired t test on intra-observer

measurements show the value of Sig. (2-tailed) of 0.935 means that the value fulfills the

assumption p≥0.05 so it can be concluded that there are no significant differences

between the two the count.

TabelIV-5Paired t Test Intra-observer of Maxillary Third Molar

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.
Pair 1 VAR00001 & VAR00002 15 ,897 ,000

Tabel IV-6 Paired t Test Intra-observer Maxillary Third Molar

Paired Samples Test


Paired Differences T df Sig. (2-
Mean Std. Std. Error 95% Confidence tailed)
Deviation Mean Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair VAR00001 - -,2553 2,89155 ,74659 -1,85662 1,34595 -,342 14 ,737
1 VAR00002 3

Based on Tables IV-5 and IV-6, the results of paired t test on intra-observer

measurements show the value of Sig. (2-tailed) of 0.897 means that the value fulfills the

assumption p≥0.05 so it can be concluded that there are no significant differences

between the two the count.

Tabel IV-7Paired t Test Interobserver Maxillary Second Molar

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.
Pair 1 VAR00001 & VAR00002 15 ,945 ,000

Tabel IV-8Paired t Test Interobserver Maxillary Second Molar

Paired Samples Test


Paired Differences
95% Confidence Interval
Std. Std. Error of the Difference Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
Pair VAR00001 - -,08333 3,72578 ,96199 -2,14660 1,97994 -,087 14 ,932
1 VAR00002

Based on Tables IV-7 and IV-8, the results of the paired t test on inter-observer

measurements show the value of Sig. (2-tailed) of 0.945 means that the value fulfills the

assumption p≥0.05 so it can be concluded that there are no significant differences

between the two the count..

Tabel IV-9Paired t Test Interobserver Maxillary Third Molar


Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 VAR00001 & VAR00002 15 ,940 ,000

Tabel IV-10Paired t Test Interobserver Maxillary Third Molar

Paired Samples Test


Sig. (2-
Paired Differences t df tailed)
95% Confidence
Interval of the
Std. Std. Error Difference
Mean Deviation Mean Lower Upper
Pair VAR00001 - , 3,50737 ,90560 -1,29431 2,59031 ,716 14 ,486
1 VAR00002 64800

Based on Tables IV-9 and IV-10, the results of the paired t test on inter-observer

measurements show the value of Sig. (2-tailed) of 0.940 means that the value fulfills the

assumption p≥0.05 so it can be concluded that there are no significant differences

between the two the count..

Then the normlity test i carried out in the male and female sample groups to see if

the distribution of data from the value of pulp chamber volume was normal or abnormal.

Hence if the data collected is normal peason’s correltion will be used for the anlaysist.

Tabel IV-11 Normality Test of Maxillary Second molar of Male Patient.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Male_Pulp_Volu
me
N 180
Normal Parametersa,b Mean 4,9726
Std. Deviation 1,06532
Most Extreme Differences Absolute ,063
Positive ,063
Negative -,045
Test Statistic ,063
Asymp. Sig. (2-tailed) ,081c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

The Table IV-11 Above shows the distribution of maxillary second molar
Male samples isnormal because p value (sig. 2-tailed that is 0.081) is higher then
the value of a=0.05 meanng the distribution is normal.

Tabel IV-12 Normality Test of Maxillary Second molar of Female Patient.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Female_pulp_vo
lume
N 180
a,b
Normal Parameters Mean 4,8555
Std. Deviation 1,05734
Most Extreme Differences Absolute ,080
Positive ,080
Negative -,050
Test Statistic ,080
Asymp. Sig. (2-tailed) ,007c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

The Table IV-12 Above shows the distribution of maxillary second molar
Female samples isnormal because p value (sig. 2-tailed that 0.07) is higher then
the value of a=0.05. If the data distribution is normal

Tabel IV-13 Normality Test of Maxillary Third Molar of Male Patient.


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Male_pulp_volu
me
N 180
a,b
Normal Parameters Mean 4,1721
Std. Deviation 1,09160
Most Extreme Differences Absolute ,073
Positive ,073
Negative -,052
Test Statistic ,073
Asymp. Sig. (2-tailed) ,022c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

The Table IV-13 Above shows the distribution of maxillary Third molar
Male samples isnormal because p value (sig. 2-tailed that is 0.22) is higher then
the value of a=0.05 meanng the distribution is normal.
Tabel IV-14 Normality Test of Maxillary Third Molar of Female Patient.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Female_pulp_vo
lume
N 180
a,b
Normal Parameters Mean 3,8757
Std. Deviation ,90951
Most Extreme Differences Absolute ,055
Positive ,046
Negative -,055
Test Statistic ,055
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
The Table IV-14 Above shows the distribution of maxillary second molar
Male samples isnormal because p value (sig. 2-tailed that is 0.200) is higher then
the value of a=0.05 meanng the distribution is normal.

4.1.3 Descriptive analysis

1. Male patient sample based on chronological age and pulp chambers

volume of maxillary second molars

The following presents the normal destribution of data which consist of

minimun values, maximum values, mean and standar deviation between the

chronological age and pulp chamber’s volume of male patients, maxillary second

molar.

Tabel IV-15 Descriptive Statistics Of Chronological Age and Pulp Chamber’s Volume
InMaxillary Second Molar of Male Patient
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Male_Age 180 9 53 31,00 13,023
Pulp_volume 180 6,12 68,16 26,1324 11,72376
Valid N (listwise) 180

Based on the tableIV-15 above, it can be seen the age range number of

male patients in this study were 45 people consisting of 180 samples, with the

minimum (lowest) age of the patient to be 9 years old, while the maximum

(highest) age was 53 years old and a mean age (average ) of 31. The mean

(average) patient volume is 25.132 with the minimum value of 6.12 and the

maxiuml value of 68.16. The standard deviation is shown to be 11.724 which is

used to quantify the amoutn of variation or dispersion of a et of data values.


Graph 4.1 Shows Scatter Diagram Age of Male Patient Samples and Pulp
Chamber Volume Of Second Molar

2. Female patient sample based on chronological age and pulp chambers

volume of maxillary second molars.

The following presents the desprition of the studied variables which

consist of minimun values, maximum values, mean and standar deviation btween

the chronological age and pulp chamber’s volume of female patients, maxillary

second molar.

Tabel IV-16 Descriptive Statistics Of Chronological Age and Pulp Chambr’s Volume
inMaxillary Second Molar of Female Patients
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Female_Age 180 9 53 31,00 13,023
Pulp_volume 180 8,09 54,65 23,2424 10,76491
Valid N (listwise) 180
Based on the tableIV-16 above, it can be seen the number of male patients

in this study were 44 people consisting of 180 samples, with the minimum

(lowest) age of the patient to be 9 years old, while the maximum (highest) age

was 53 years old and a mean age (average ) of 31. The mean (average) patient

volume is 23.24 with the minimum value of 8.9 and the maxiuml value of 55.65.

The standard deviation is shown to be 10.76 which is used to quantify the amoutn

of variation or dispersion of a et of data values.

Graph 4.2 shows Pearson Correlation Scatter Diagram Age of Female Patient
Samples and Pulp Chamber Volume Second Molar

3. Male and Female patien sample based on chronologican age and pulp

chamber’s volume of maxillary second molar.

The following presents the desprition of the studied variables which

consist of minimun values, maximum values, mean and standar deviation btween
the chronological age and pulp chamber’s volume of female patients, maxillary

second molar.

Tabel IV-17 Descriptive Statistics Of Chronological Age and Pulp Chambr’s Volume in
Maxillary Second Molar of Male and Female Patients.
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Male_and_Female_Age 360 9 53 31,00 13,005
Pulp_volume 360 6,12 68,16 24,6874 11,33163
Valid N (listwise) 360

Based on the table IV-17 above, it can be seen the number of male and

female patients in this study were 44 people consisting of 360 samples, with the

minimum (lowest) age of the patient to be 9 years old, while the maximum

(highest) age was 53 years old and a mean age (average ) of 31. The mean

(average) patient volume is 24.69 with the minimum value of 6.12 and the

maxiuml value of 68.16. The standard deviation is shown to be 11.33 which is

used to quantify the amount of variation or dispersion of a et of data values.


Graph4.3 shows Pearson Correlation Scatter Diagram Age of Male and Female
Patient Samples and Pulp Chamber Volume of Second Molar.

4. Male patient sample based on chronological age and pulp chambers

volume of maxillary third molars

The following presents the desprition of the studied variables which

consist of minimun values, maximum values, mean and standar deviation btween

the chronological age and pulp chamber’s volume of female patients, maxillary

second molar.

Tabel IV-18 Descriptive Statistics Of Chronological Age and Pulp Chambr’sVolume in


Maxillary Third Molar of Male Patients.
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Male_Age 180 17 61 39,00 13,023
Pulp_Volume 180 2,67 57,56 18,5913 9,66627
Valid N (listwise) 180

Based on the tableIV-18 above, it can be seen the number of male patients

in this study were 44 people consisting of 180 samples, with the minimum
(lowest) age of the patient to be 17 years old, while the maximum (highest) age

was 61 years old and a mean age (average ) of 39. The mean (average) patient

volume is 18.59 with the minimum value of 2.67 and the maxiuml value of 57.56.

The standard deviation is shown to be 9.67 which is used to quantify the amount

of variation or dispersion of a set of data values.

Graph 4.4 shows Pearson Correlation Scatter Diagram Age of Male Patient
Samples and Pulp Chamber Volume of Third Molar

5. Female patient sample based on chronological age and pulp chambers

volume of maxillary third molars.

The following presents the desprition of the studied variables which

consist of minimun values, maximum values, mean and standar deviation btween
the chronological age and pulp chamber’s volume of female patients, maxillary

third molar.

Table.IV-19 Descriptive Statistics Of Chronological Age and Pulp Chambr’s Volume in


Maxillary Third Molar of Female Patients
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Female_Age 180 17 61 39,00 13,023
Pulp_Volume 180 2,09 38,31 15,8437 7,16776
Valid N (listwise) 180

Based on the table IV-19 above, it can be seen the number of female

patients in this study were 44 people consisting of 180 samples, with the

minimum (lowest) age of the patient to be 17 years old, while the maximum

(highest) age was 61 years old and a mean age (average ) of 39. The mean

(average) patient volume is 15.84 with the minimum value of 2.09 and the

maxiuml value of 38.31. The standard deviation is shown to be 7.16 which is used

to quantify the amount of variation or dispersion of a set of data values.


Graph 4.5 shows Pearson Correlation Scatter Diagram Age of Female Patient

Samples and Pulp Chamber Volume of Third Molar

6. Male and Female patient sample based on chronological age and pulp

chambers volume of maxillary third molars.

The following presents the desprition of the studied variables which

consist of minimun values, maximum values, mean and standar deviation btween

the chronological age and pulp chamber’s volume of female patients, maxillary

third molar.

Tabel .IV-20 Descriptive Statistics Of Age and Pulp Volume in Maxillary Third Molar Of
Male and Demale Patients
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Male_and_Female_Age 360 17 61 39,00 13,005
Pulp_Volume 360 2,09 57,56 17,2175 8,60800
Valid N (listwise) 360

Based on the table IV-20 above, it can be seen the number of female

patients in this study were 44 people consisting of 180 samples, with the

minimum (lowest) age of the patient to be 17 years old, while the maximum

(highest) age was 61 years old and a mean age (average ) of 39. The mean

(average) patient volume is 17.21 with the minimum value of 2.09 and the
maxiuml value of 57.56. The standard deviation is shown to be 8.61 which is used

to quantify the amount of variation or dispersion of a set of data values.

4.1.4 Corralative analysis

1. Pearson Correlation descrptive analysis of Male Patient Sample based on the


age and the Pulp Chambr volume of Maxillary second molar.

The correlation analysist done to the variables of chronological age and pulp

chamber volume of maxillary second molar of male patien sample by using pearson’s

correlation. Pearson’s correlation was choosen because the distribution od the data is

normal according to the table Iv-() above.

Tabel .IV-21 Correlations of Chronological Age and Pulp Chamber’s Volume


ofMaxillarySecond Molar Male Patients

Male_Age Pulp_volume
Male_Age Pearson Correlation 1 -,863**
Sig. (2-tailed) ,000
N 180 180
Pulp_volume Pearson Correlation -,863** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 180 180
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
The Table above Table IV-21 Shows the results, the correlation value obtained is -0.863.

The relation between chronological age of the patients and pulp chamber’s volume

showed strong significant relationship (Sig. 2-tailed 0.000< value a=0.05). The negative

or minus value on the correltaion indicates that the older the patient the lower the pulp

chamber’s volume of the patient.

2. Pearson Correlation descrptive analysis of Female Patient Sample based on


the age and the Pulp Chambr volume of Maxillary second molar.

The variable to be measured in this study is the chronological age of the patient

and the pulp volume from the patient’s tooth in order to know the significant correlation
and relationship between these two variables.The following presents the description of

the research variables consisting of Pearson’s Correlation and Significance btween the

age and volume of the pulp chamber of Female samples.

Table .IV-22 Correlations of Chronological Age and Pulp Chamber’s Volume of


MaxillarySecond Molar Female Patients
Female_Age Pulp_volume
Female_Age Pearson Correlation 1 -,897**
Sig. (2-tailed) ,000
N 180 180
Pulp_volume Pearson Correlation -,897** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 180 180
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
The Table above Table.IV-22 Shows the results, the correlation value obtained is -0.897.

The relatio between chronological age of the patients and pulp chamber’s volume

showed significant relationship (Sig value 0.000< value a=0.05). The negative or minus

value on the correltaion indicates the older the patient is the more pulp chamber’s volume

decreases with strong correlation.

3. Pearson Correlation descrptive analysis of Male and Female Patient Sample

based on the age and the Pulp Chambr volume of Maxillary second molar.

The variable to be measured in this study is the chronological age of the patient

and the pulp chamber volume from the patient’s tooth in order to know the significant

correlation and relationship between these two variables.. The following presents the

description of the research variables consisting of Pearson’s Correlation and Significance

btween the age and volume of the pulp chamber of Male and Female samples.

Tabel .IV-23 Correlations of Chronological Age and Pulp Chamber’s Volume of


MaxillarySecond MolarMale and Female Patients
Age_Male_n_Fem
ale Pulp_Volume
Age_Male_n_Female Pearson Correlation 1 -,886**
Sig. (2-tailed) ,000
N 360 360
Pulp_Volume Pearson Correlation -,886** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 360 360
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

The Table above Table. IV-23 Shows the results, the correlation value obtained is

-0.886. The relation between chronological age of the patients and pulp chamber’s

volume showed significant relationship (Sig value 0.000< value a=0.05). The negative or

minus value on the correltaion indicates the older the patient is the more pulp chamber’s

volume decreases with strong correlation.

4. Pearson Correlation descrptive analysis of Male Patient Sample based on the age

and the Pulp Chambr volume of Maxillary Third molar.

The variable to be measured in this study is the chronological age of the patient

and the pulp chamber volume from the patient’s tooth in order to know the significant

correlation and relationship between these two variables.. The following presents the

description of the research variables consisting of Pearson’s Correlation and Significance

btween the age and volume of the pulp chamber of Male samples of Maxillary Third

Molar.

Tabel .IV-24 Correlations of Chronological Age and Pulp Chamber’s Volume of Maxillary
Third Molar Male Patients
Male_Age Pulp_Volume
Male_Age Pearson Correlation 1 -,531**
Sig. (2-tailed) ,000
N 180 180
Pulp_Volume Pearson Correlation -,531** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 180 180
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
The Table above Table IV-24 Shows the results, the correlation value obtained is

-0.531. The relation between chronological age of the patients and pulp chamber’s

volume showed significant relationship (Sig value 0.000< value a=0.05). The negative or
minus value on the correltaion indicates the older the patient is the more pulp chamber’s

volume decreases with week strong correlation.

5. Pearson Correlation descrptive analysis of Female Patient Sample based on the age and

the Pulp Chambr volume of Maxillary Third molar.

The variable to be measured in this study is the chronological age of the patient

and the pulp volume from the patient’s tooth in order to know the significant correlation

and relationship between these two variables.The following presents the description of

the research variables consisting of Pearson’s Correlation and Significance btween the

age and volume of the pulp chamber of Female samples.

Tabel .IV-25 Correlations of Chronological Age and Pulp Chamber’s Volume of Maxillary
Third MolarFemale Patients
Female_Age Pulp_Volume
Female_Age Pearson Correlation 1 -,552**
Sig. (2-tailed) ,000
N 180 180
Pulp_Volume Pearson Correlation -,552** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 180 180
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

The Table above Table IV-25 Shows the results, the correlation value obtained is

-0.552. The relation between chronological age of the patients and pulp chamber’s

volume showed significant relationship (Sig value 0.000< value a=0.05). The negative or

minus value on the correltaion indicates the older the patient is the more pulp chamber’s

volume decreases with week strong correlation.

6. Pearson Correlation descrptive analysis of Male and Female Patient Sample based on

the age and the Pulp Chambr volume of Maxillary Third molar.

The variable to be measured in this study is the chronological age of the patient

and the pulp chamber volume from the patient’s tooth in order to know the significant
correlation and relationship between these two variables. The following presents the

description of the research variables consisting of Pearson’s Correlation and Significance

btween the age and volume of the pulp chamber of Male and Female samples.

Tabel .IV-26 Correlations of Chronological Age and Pulp Chamber’s Volume of Maxillary
Third Molar Male and Female Patients
Male_and_Female

_Age Pulp_Volume
Male_and_Female_Age Pearson Correlation 1 -,527**
Sig. (2-tailed) ,000
N 360 360
Pulp_Volume Pearson Correlation -,527** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 360 360
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

The Table above Table IV-26 Shows the results, the correlation value obtained is

-0.527. The relation between chronological age of the patients and pulp chamber’s

volume showed significant relationship (Sig value 0.000< value a=0.05). The negative or

minus value on the correltaion indicates the older the patient is the more pulp chamber’s

volume decreases with week strong correlation.

4.2 Disccussion

For decates, research had been done reguarding the correlation of the dental pulp

coresponding to age in many differant races, making a link between chronological age

and dental pulp chamber’s volume. The correlation between the said two variable show

strong correlation to each other but there are anomalies in the correlation either it be

linear, expotential or etc. Making the correlations between chronological age and pulp

chamber volume to be abnormal and less accurate. Hence this discussion is to further

solidify the correlation between chronological age and dental pulp chamber’s volume of

deutero malays.
In May of 2011, Kaya S et.al rseach used Cone-beam dental computerize

tomography (CBCT), to image the pulp-dentin complex to monitor the Pulp changes

histologically with aging. The studyevaluated the changes in the root canals with aging of

central superior teeth using CBCT. The study examined 100 non-carious maxillary

central incisors. The teeth were then further devided into fivegroups according to the age

of the patients: Group A:15-24, Group B: 25-34, Group C: 35-44, Group D: 45-54

andGroup E: 55 years and older. CBCT was used to determine root length, and pulp

width at the cervical, apical 1/2, and apical 1/3.The experiment shows the pulp length did

not change with aging, while the pulp width did change. Hence when the with of the pulp

decrease there will be a change in pulp volume further solidifying the correlation and age

estimation. 31

In 2011 Star H, Thevissen P et al,. Conducted a reseach on the Age Estimation by

Calculation of Pulp-Tooth Volume using CBCT imaging to see the relationship while in

the same year of 2011 Zaher JF et al,. did a similar research on Age estimation from

pulp/tooth area ratio in maxillary incisors among Egyptians using dental radiographic

images. Both studies have provided that chronological age and pulp chamber volume

have correlation between each other in different race. Hence, this study has been

perfomed to identify and strengthen the correlation of chronological age based on pulp

chamber’s volume of maxillary second and third molar in Deutero malay subrace in

Indonesia.3 40

Star H, Thevissen P et al, research evaluates human dental age estimation

methods by calculating whole pulp ratio instead of only the pulp chamber, calculation

was done using cone beam computed tomography (CBCT). 3D images of 111 clinically

obtainedCBCT images (Scanora 3D dental cone beam unit) of 57 female and 54 male

balgien patients ranging between the age of 10 and 65 years old, the pulp–tooth volume
ratio of 64 incisors, 32 canines, and 15 premolars was calculated with Simplant Pro

software. His finding showsThe strongest Pearson correlation coefficient between the

pulp–tooth volume ratio and age was measured on incisors. The observed relation

between the pulp–tooth volume ratio and age was stronger for women than for men but

was not found statistically different. There weare also a linear regression with age as

dependent variable and ratio as predictor, making a strong correlation between

chronological age and pulp volume of belgium patiens. 4

In comparison to Zaher JF et al reseach, the method used was simillar but thier

reseach age estimation was from dental radiographs by using a digital camera. The

radiographic image were computed and pulp/tooth area ratios were determined by

AutoCAD Program. The aim of Zaher’s reseach was to determine the reliability of age

estimation from Egyptians’ incisors radiographs. A total of 144 periapical radiographs of

maxillary central and lateral incisors of both male and female patients aged between 12–

60 years old were used. Hence, when there is a relation ship between the age and pulp,

there is a correlation. The research shows statistically significant correlation and linier

regression .(r = 0.23 & P = 0.006 for maxillary central incisors and r = −0.2 & P = 0.05

for maxillary lateral incisors) between age and pulp tooth area ratio. 30

In this analytical reseach, the method used is by concept taken from both journals

listed above, using CBCT imaging gotten from Rumah Sakit Gigi dan Mulut of previous

Deutero Malays subrace patientbut; instead of usingAutoCAD Program like Zaher’s

reseachin this study the data were gathered and tabluated using ITKSnap v3.6.0 software

program by mean of frequency distribution where it consists of variables, frequency and

percentage, to form a potential formulae for age estimation to calculate.Instead of the

whole pulp like from Star’s reseach the pulp is narrowed down to only the pulp chamber

volume was taken from the duetero malay subrace in indonesia. The Data gathered in our
study is the pulpchamber’s volume, 180 maxillary second and third molars of both male

and female duetero melay subrace patients were gathered in comparision to zaher and

star t this study’s sample size is bigger with a total of 360 samples for each tooth and are

in normal distribution so pearson’s correlation can be used. 4 30

In the results shown the correlation was statistically significant (p < 0.00) proving

there is a correlation between chronological age and pulp chamber’s volume in the

duetero malay subrace. How ever, for the maxillary third molar the although there is

significancy the accurcy of the significany is quite low. Listed above it shows the the

correlation value obtained is -0.552 for female patients and -0.531. for male patiens

while combined only –0.527 which is not high when compared to maxillary second

molar. The correlation value of maxillary second molars are -0.863 for male and -0.897

for female with a combination of both male and female of -0.886 which is significantly

higher then maxillary thirdmolar. The descritive analysist also shows the standard

deviation which is used to quantify the amount of variation or dispersion of a set

of data values. The standard deviation for maxillar second molar male patients

are11.724, females are 10.76 and the combination of mixed data between maleand

female is 11.33. Campared to Maxillary third molar which are 9,67 for male

patiens, 7.16 for femlae patients. And 8.61 for mixed. It can be seen that the

standard deviation of the third molar is relativly lower compared to maxillary

second molar.

This maybe due to the fact maxillary third molar erupts in between 17 to 30 years

of age. Progressive reduction in the size of the pulpal chamber and a progressive

deposition of calcified masses that originate in the root pulp progress into the coronal

pulp, Reparative dentin resulting from restorative procedures, trauma, attrition, and
recurrent caries also contributes to decrease of canal and chamber size. In summary, if the

patiens third molar were to erupt later, the erupted tooth will not do through as much

damage and because the tooth is new the pulp chamber volume will be new as well as of

a new third molar tooth making the accuracy of pulp volume age estimation to drop

eventhough the correlation is strong. Maxillary second molar on the other hand erputs

according to age in exceptions of some abnoralities where the eruption is delayed, the

correlation and regression of the pulp chamber volume with age is more accurate.

This study is done to strengthen and provide prove of correlation between pulp

chamber and chronological age in dueteromalay subrace, tobe a potention way of age

estimation in the future for duetero malays in indonesia.


7.            MOLAR KETIGA MAKSILA
8.            INSISIF SENTRAL MANDIBULA

BAB V

PEMBAHASAN

V.1 Hasil Penelitian

Setelah dikeluarkan izin penelitian No:1443/UN6.KEP/EC/2018 dari Komite

Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung, maka

dilaksanakan penelitian pada bulan Desember 2018 – Februari 2019 di Instalasi

Radiologi RSGM FKG UNPAD Bandung. Sampel yang digunakan adalah

radiograf CBCT dari pasien laki-laki dan perempuan yang berusia 6 – 50 tahun,

sehingga terdapat 45 jenjang usia pada sampel laki-laki dan perempuan. Maka

dari itu, terdapat 4 sampel laki-laki dan perempuan yang akan dianalisis pada

setiap usia.

Pemilihan sampel dilakukan sesuai dengan kriteria dan didapatkan sampel

sebanyak 360 radiograf CBCT, terdiri dari 180 radiograf CBCT pasien perempuan

dan 180 radiograf CBCT pasien laki-laki. Tujuan utama dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara usia manusia dengan volume

pulpa gigi insisif sentral mandibula.

Tabel IV-40 Tabel Deskriptif Jumlah Sampel Penelitian

Variabel Laki-laki Perempuan


Ukuran Sampel 180 180
(radiograf CBCT)
Usia (tahun) 6 - 50 6 - 50
Tabel IV-1 menunjukaan bahwa jumlah sampel dari penelitian ini adalah 360,

yang terdiri 180 sampel pasien laki-laki dan 180 sampel pasien perempuan dari

rentang usia 6 – 50 tahun yang akan dilakukan pengukuran pada volume gigi

insisif sentral mandibula.

Sebelum dilakukan pengukuran volume pulpa, peneliti melakukan uji

variabilitas meliputi pengamatan secara intraobserver dan interobserver. Uji

variabilitas secara intraobserver dilakukan dengan cara mengambil 15 sampel

secara acak dan volume pulpa diukur oleh seorang pengamat. Setelah itu, oleh

pengamat yang sama dilakukan pengulangan dalam interval waktu 3 minggu.

Berdasarkan Tabel IV-2 didapatkan hasil uji t berpasangan dari hasil pengukuran

secara intraobserver menunjukkan nilai korelasi sebesar 0,919. Hasil tersebut

menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara kedua data tersebut,

sehingga hasil perhitungan memiliki sifat konsisten.

Tabel IV-41 Tabel Hasil Uji Variabilitas Secara Intraobserver

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Variabel_1 & 15 .919 .000


Intraobserver

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-


tailed)
95% Confidence
Interval of the
Std. Std. Difference
Deviatio Error
Mean n Mean Lower Upper

Pair Variabel_1 .152933 1.244424 .321309 -.53620 .842072 .476 14 .641


1 - 6
Intraobser
ver

Uji variabilitas secara intraobserver dilakukan dengan cara mengambil 15

sampel secara acak dan kemudia 2 orang pengamat dia waktu dan tempat yang

sama melakukan pengukuran volume pulpa. Berdasarkan Tabel IV-3 didapatkan

hasil uji t berpasangan dari hasil pengukuran secara interobserver menunjukkan

nilai korelasi sebesar 0,893. Hasil tersebut menunjukkan tidak adanya perbedaan

yang signifikan antara kedua data tersebut, sehingga hasil perhitungan memiliki

sifat konsisten.

Tabel IV-42 Tabel Hasil Uji Variabilitas Secara Interobserver

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Variabel_2 & 15 .893 .000


Interobserver
Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence Sig.


Interval of the (2-
Std. Difference t df tailed)
Std. Error
Mean Deviation Mean Lower Upper

Pair Variabel_2 - -.358533 2.302843 .594591 -1.633805 .916738 -.603 14 .556


1 Interobserver

Sebelum dilakukan uji statistik analisis korelasi Pearson, data diuji asumsi

normalitas. Uji normalitas dilakukan terlebih dahulu pada data penelitian untuk

melihat distribusi dari data tersebut. Data tersitribusi normal atau tidak dapat

dilihat dari nilai Asymp.Sig (2-tailed). Jika nilai Asymp.Sig (2-tailed) lebih besar

dibandingkan nilai α (α = 0,05) maka data tersebut terdistribusi normal. Uji

normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov. Uji

normalitas dilakukan pada sampel laki-laki dan perempuan.


Tabel IV-43 Tabel Hasil Uji Normalitas pada Sampel Laki-laki

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Volume Pulpa
Tabel IV-
Laki-laki
4
N 180

Normal Parametersa,b Mean 1.0027

Std. Deviation .13773

Most Extreme Differences Absolute .064

Positive .064

Negative -.054

Test Statistic .064

Asymp. Sig. (2-tailed) .068c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

menunjukkan hasil uji normalitas dari sampel Laki-laki. Berdasarkan table

tersebut didapatkan nilai Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,068. Nilai tersebut lebih

besar dibandingkan α (α = 0,05), yang artinya data pengukuran volume pulpa dari

sampel pasien laki-laki terdistribusi normal.


Tabel IV-44 Tabel Hasil Uji Normalitas pada Sampel Perempuan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Volume Pulpa
Perempuan

N 180

Normal Parametersa,b Mean .97953

Std. Deviation .133978

Most Extreme Differences Absolute .046

Positive .046

Negative -.026

Test Statistic .046

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.


Tabel IV-5 menunjukkan hasil uji normalitas dari sampel Laki-laki. Berdasarkan

table tersebut didapatkan nilai Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,200. Nilai tersebut

lebih besar dibandingkan α (α = 0,05), yang artinya data pengukuran volume

pulpa dari sampel pasien perempuan terdistribusi normal.

V.1.1 Statistika Deskriptif

Variabel dari penelitian ini adalah usia dari pasien dan volume pulpa untuk

mengetahui korelasi antara usia kronologis pasien dengan volume pulpa. Berikut

merupakan deskripsi dari penelitian ini yang terdiri dari nilai minimum, nilai

maksimum, rata-rata, dan standard deviasi dari usia dan volume pulpa untuk

menggambarkan distribusi dari data penelitian.

Tabel IV-45 Tabel Deskriptif Data Usia Kronologis dan Volume Pulpa Gigi Insisif Sentral
Mandibula pada Pasien Laki-laki dan Perempuan

Descriptive Statistics

Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation

Usia (tahun) 360 6 50 28.00 13.005

Volume (mm3) 360 5.233 20.961 10.30775 3.457817

Valid N 360
(listwise)
Berdasarkan Tabel IV-6, dapat terlihat jumlah sampel laki-laki dan perempuan

adalah 360. Usia minimum dari data diatas adalah 6 tahun, sedangkan usia

maksimum pasien dari data diatas adalah 50 tahun. Rata-rata usia adalah 28 tahun

dengan standard deviasi 13,005. Pada data volume pulpa, nilai minimum yang

didapatkan adalah 5,233 mm3 , sedangkan nilai maksimumnya adalah 22,961

mm3. Rata-rata volume pulpa pasien laki-laki adalah 10,30775 mm 3 dengan

standard deviasi 3,457817.

Tabel IV-46 Tabel Deskriptif Data Usia Kronologis dan Volume Pulpa Gigi Insisif Sentral
Mandibula pada Pasien Laki-laki

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Usia (tahun) 180 6 50 28.00 13.023

Volume Laki-laki 180 5.383 20.961 10.59851 3.596680


(mm3)

Valid N (listwise) 180

Berdasarkan Tabel IV-7, dapat terlihat jumlah sampel laki-laki adalah 180.

Usia minimum dari data diatas adalah 6 tahun, sedangkan usia maksimum pasien

dari data diatas adalah 50 tahun. Rata-rata usia adalah 28 tahun dengan standard

deviasi 13,005. Pada data volume pulpa, nilai minimum yang didapatkan adalah

5,383 mm3 , sedangkan nilai maksimumnya adalah 20,961 mm3. Rata-rata volume

pulpa pasien laki-laki adalah 10,59851 mm3 dengan standard deviasi 3,596680.
Tabel IV-47 Tabel Deskriptif Data Usia Kronologis dan Volume Pulpa Gigi Insisif Sentral
Mandibula pada Pasien Perempuan

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Usia (tahun) 180 6 50 28.00 13.023

Volume 180 5.233 20.445 10.01699 3.297522


Perempuan
(mm3)

Valid N 180
(listwise)

Berdasarkan Tabel IV-8, dapat terlihat jumlah sampel perempuan adalah 180.

Usia minimum dari data diatas adalah 6 tahun, sedangkan usia maksimum pasien

dari data diatas adalah 50 tahun. Rata-rata usia adalah 28 tahun dengan standard

deviasi 13,005. Pada data volume pulpa, nilai minimum yang didapatkan adalah

5,233 mm3 , sedangkan nilai maksimumnya adalah 20,445 mm3. Rata-rata volume

pulpa pasien perempuan adalah 10,01699 mm3 dengan standard deviasi 3,297522.

V.1.2 Statistika Korelatif

Analisis korelasi dilakukan untuk melihat keeratan hubungan antara kedua

variabel. Analisis dilakukan pada variabel usia dan volume pulpa dengan

menggunakan analisis korelasi Pearson. Uji korelasi pearson dipilih karena data

penelitian terdistribusi normal. Analisis korelasi pearson dilakukan pada sampel


campuran laki-laki dan perempuan, laki-laki, dan perempuan. Berikut merupakan

hasil analisis korelasi dari sampel campuran laki-laki dan perempuan. (Tabel IV-

9)

Tabel IV-48 Tabel Uji Korelasi Pearson pada Pasien Laki-laki dan Perempuan

Correlations

Usia Volume

Usia (tahun) Pearson Correlation 1 -.829**

Sig. (2-tailed) .000

N 360 360

Volume (mm3) Pearson Correlation -.829** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 360 360
Ha
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
sil uji

korelasi yang didapatkan sebesar -0.829, yang artinya terdapat hubungan yang

kuat dan signifikan antara usia kronologis dan volume pulpa gigi insisif sentral

mandibula. Nilai korelasi pada penelitian ini bertanda negatif yang menunjukkan

arah hubungan kedua variabel adalah berlawanan arah. Semakin bertambahnya

usia maka volume pulpa dari gigi insisif sentral yang ditinjau melalui radiograf

CBCT akan semakin berkurang. Hubungan usia kronologis dengan volume


rongga pulpa gigi insisif sentral mandibula yang berlawanan arah dapat dilihat

pada grafik 4.1 yang menunjukkan grafik yang menurun.

60

50

40

30
AGE

20

10

0
4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 16.000 18.000 20.000 22.000
MALE & FEMALE
Grafik IV-10 Grafik Hubungan Usia Kronologis dan Volume Pulpa Gigi Insisif
Sentral Mandibula pada Pasien Laki-laki dan Perempuan

Tabel IV-49 Tabel Uji Korelasi Pearson pada Pasien Laki-laki

Correlations

Volume Laki-
Usia_180 laki

Usia (tahun) Pearson Correlation 1 -.842**

Sig. (2-tailed) .000

N 180 180

Volume Laki- Pearson Correlation -.842** 1


laki (mm3)
Sig. (2-tailed) .000

N 180 180

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Tabel IV-50 Tabel Uji Korelasi Pearson pada Pasien Perempuan

Correlations

Volume
Usia Perempuan

Usia (tahun) Pearson Correlation 1 -.822**

Sig. (2-tailed) .000

N 180 180
Volume Pearson Correlation -.822** 1
Perempuan
(mm3) Sig. (2-tailed) .000

N 180 180

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel IV-5 didapatkan bahwa hasil uji korelasi usia kronologis

dan volume pulpa gigi insisif sentral mandibula pada radiograf pasien laki-laki

sebesar -0,842. Tabel IV-6 menunjukkan hasil uji korelasi antara usia kronologis

dan volume pulpa gigi insisif sentral mandibula pada radiograf pasien perempuan

sebesar -0,822. Kedua hasil uji korelasi tersebut menunjukkan terdapat hubungan

yang kuat antara usia kronologis dan volume pulpa gigi insisif sentral mandibula.

Nilai korelasi yang didapat dalam penelitian ini bertanda negatif yang

menunjukkan arah hubungan kedua variabel tersebut adalah berlawanan arah.

Semakin bertambahnya usia maka volume pulpa dari gigi insisif sentral yang

ditinjau melalui radiograf CBCT semakin berkurang. Hubungan usia kronologis

dengan volume rongga pulpa gigi insisif sentral mandibula pada pasien laki-laki

dan perempuan yang berlawanan arah dapat dilihat pada grafik IV-2 dan IV-3

yang menunjukkan grafik yang menurun.


60

50

40

30
AGE

20

10

0
4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 16.000 18.000 20.000 22.000
MALE

Grafik IV-11 Grafik Hubungan Usia Kronologis dan Volume Pulpa Gigi
Insisif Sentral Mandibula pada Pasien Laki-laki
60

50

40

30
AGE

20

10

0
4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 16.000 18.000 20.000 22.000
FEMALE

Grafik IV-12 Grafik Hubungan Usia Kronologis dan Volume Pulpa Gigi
Insisif Sentral Mandibula pada Pasien Perempuan

V.2 Pembahasan

Estimasi usia dan penentuan jenis kelamin merupakan hal yang penting dalam

proses identifikasi. Gigi mempunyai peran di bidang forensik odontologi yaitu

dalam proses identikasi individu. Gigi dapat digunakan untuk menentukan

identitas seseorang yang meninggal karena kecelakaan, kejahatan ataupun karena

bencana alam karena gigi merupakan material biologis yang paling tahan terhadap

perubahan lingkungan. Selain itu, tahapan perkembangan gigi telah

dipertimbangkan menjadi salah satu indikator yang akurat.14,37

Pada tahun 2009, H. Someda et al., telah melakukan penelitian mengenai

estimasi usia berdasarkan volume rongga pulpa gigi insisif sentral mandibula dari
radiograf micro-CT.9 Tahun 2016 Zhi-pu Ge et al., (Ge et al., 2016) melakukan

penelitian serupa dengan menggunakan 13 gigi dan memanfaatkan radiograf

CBCT.7 Sehingga, penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi usia

berdasarkan volume pulpa dari gigi insisif sentral mandibula pada subras Deutero-

Melayu di Indonesia.

Tabel IV-51 Perbandingan dengan Penelitian Sebelumnya


(Ge et al.,
(Someda et al., 2009) (Oscandar et al., 2019)
2016)
Penulis

Ukuran 125 laki-laki


76 laki-laki dan 79 180 laki-laki dan 180
Sampel dan 115
perempuan perempuan
perempuan

Metodologi
Studi Analitik Studi Analitik Studi Analitik
Penelitian

Radiograf CBCT Micro-CT CBCT

Jenis Gigi Insisif sentral Insisif sentral


13 gigi
mandibula mandibula

Batas Seluruh gigi


Pengukuran
Seluruh gigi tanpa
enamel

Mahkota gigi (enamel,


Rongga Pulpa Rongga Pulpa
dentin, pulpa)

Mahkota gigi (dentin,


pulpa)

Akar

Usia 12-63 12-79 6-50

Kriteria Tidak ada Apeks gigi terbuka, Radiograf dari subjek


Eksklusi karies,tidak terdapat karies pada dengan gigi insisif
ada atrisi gigi, gigi, terdapat restorasi. sentral mandibula
tidak ada
yang memiliki lesi
restorasi, tidak
patologis, telah
artifak
direstorasi mencapai
dikarenakan
pulpa, kalsifikasi
bahan
pulpa, tidak terlihat
restorasi metal
jelas, kelainan tumbuh
pada gigi yang
kembang, resorbsi
berdekatan,
akar, dan tidak
tidak ada
memiliki data rekam
kalsifikasi
medik.
pulpa

Kelemahan dari penelitian Zhi-Pu Ge et al., 20167 dan H. Someda et al., 20099

adalah tidak keseimbangan antara jumlah sampel laki-laki dan perempuan. Pada

penelitian H. Someda et al., 2009 menggunakan gigi yang telah diekstraksi untuk

melakukan proses pengukuran volume pulpa dengan micro-CT sehingga metode

ini tidak bisa dilakukan pada pasien dengan gigi yang masih intak di rongga

mulut.9 Penelitian ini dapat dilakukan tanpa melakukan proses ekstraksi terlebih

dahulu. Populasi pada penelitian Zhi-Pu Ge et al., 2016 dan H. Someda et al.,

2009 lebih besar dan subras pada populasi tidak dibedakan sedangkan pada

penelitian ini dilakukan spesifik pada subras Deutero-Melayu di Indonesia.

Berdasarkan data penelitian yang telah didapat akan dilakukan analisis korelasi

dengan metode analisis korelasi Pearson. Hasil analisis korelasi dengan tidak

membedakan jenis kelamin adalah -0,829. dengan ρ-value 0.000. Jika ρ-value

lebih kecil daripada α (α = 0,05) maka H 1 dapat diterima, yaitu terdapat hubungan

yang signifikan antara kedua variabel.


Hasil uji korelasi usia kronologis dan volume pulpa gigi insisif sentral

mandibula pada radiograf pasien laki-laki sebersar -0,842. Sedangkan, hasil uji

korelasi antara usia kronologis dan volume pulpa gigi insisif sentral mandibula

pada radiograf pasien perempuan sebesar -0,822. Kedua hasil uji korelasi tersebut

menunjukkan hubungan antara usia kronologis dan volume pulpa gigi insisif

sentral mandibula pada pasien dengan jenis kelamin laki-laki lebih tinggi

dibandingkan pasien dengan jenis kelamin perempuan. Nilai korelasi dalam

penelitian ini bertanda negatif yang menunjukkan arah hubungan kedua variabel

tersebut adalah berlawanan arah. Semakin bertambahnya usia maka volume pulpa

dari gigi insisif sentral yang ditinjau melalui radiograf CBCT semakin berkurang.

Kelebihan dari penelitian ini adalah data yang digunakan merupakan data

sekunder yang diambil dari Instalasi Radiologi RSGM FKG UNPAD sehingga

lebih mudah dan efisien dalam proses pengumpulan data. Data yang diambil

merupakan radiograf CBCT sehingga metode yang digunakan tidak invasif bagi

pasien. Penelitian ini menggunakan ITK-Snap yang merupakan aplikasi open

source sehingga lebih mudah untuk diakses. Kekurangan dari penelitian ini CBCT

lebih mahal dibandingkan dengan teknik radiografi konvensional. Selain itu,

gambar CBCT mengalami peningkatan noise dari radiasi tersebar di banyak arah.

Dibandingkan dengan CBCT, gambar CT memiliki lebih sedikit noise, tetapi

pesien terpapar lebih banyak radiasi.


9.            INSISIF LATERAL MANDIBULA

BAB VI

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

VI.1Hasil Penelitian

Setelah dikeluarkannya surat pembebasan etik nomor

1256/UN6.KEP/EC/2018 pada tanggal 8 November 2018, selanjutnya dilakukan

penelitian pada radiograf CBCT di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Gigi dan

Mulut Universitas Padjadjaran. Sampel berjumlah 360 radiograf CBCT yang

diambil dari tahun 2014 – 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

korelasi antara usia kronologis manusia dan volume pulpa gigi insisif lateral

mandibula. Usia kronologis dilihat berdasarkan rekam medis pasien dan volume

pulpa diukur menggunakan aplikasi ITK SNAP 3.6.0.

Tabel IV-52 Distribusi sampel dan rentang usia berdasarkan jenis kelamin

Laki-laki Perempuan
Ukuran sampel (radiograf 180 180
CBCT)
Rentang usia (tahun) 7 – 51 7 – 51

Berdasarkan tabel IV-1, sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

radiograf CBCT dengan distribusi kelompok sampel laki-laki berjumlah 180 buah

dan kelompok sampel perempuan berjumlah 180 buah dengan rentang usia dari 7

– 51 tahun. Setiap usia diambil 4 sampel laki-laki dan 4 sampel perempuan.

Sebelum dilakukan pengukuran volume pulpa, peneliti melakukan uji

variabilitas data yang meliputi intra-observer dan inter-observer.Uji variabilitas

intra-observer dilakukan pada 15 sampel yang diambil secara acak yang diukur
oleh seorang pengamat dan dilakukan pengukuran ulang dengan interval waktu 3

minggu. Sementara di waktu yang sama, uji variabilitas inter-observer juga

dilakukan oleh 2 pengamat yang berbeda. Uji variabilitas ini dilakukan

menggunakan paired-t test untuk melihat apakah terdapat perbedaan antara hasil

pengukuran volume pulpa yang diuji.

Tabel IV-53 Uji variabilitas intra-observer

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig
Pair 1 volume1 & volume2 15 .984 .000

Tabel IV-54 Uji variabilitas intra-observer

Paired Samples Test


Sig (2-
t df
tailed)
95% Confidence
Std.
Std. Interval of the
Mean Error
Deviation Difference
Mean
Lower Upper
volume1
Pair
– . 055267 1. 075116 . 277594 -.540112 . 650646 . 199 14 .845
1
volume2

Tabel IV-3 menunjukkan nilai sig.(2-tailed) sebesar 0,845 berarti nilai

tersebut lebih besar nilai p (p≥0,05), sehingga dapat diartikan bahwa tidak

terdapat perbedaan yang signifikan pada pengukuran intra-observer.

Tabel IV-55 Uji variabilitas inter-observer

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig
Pair 1 volume1 & volume2 15 .958 .000

Tabel IV-56 Uji variabilitas inter-observer

Paired Samples Test t df Sig


95% Confidence
Std. (2-
Std. Interval of the
Mean Error taile
Deviation Difference
Mean d)
Lower Upper
volume1
Pair
– . 061733 1. 277518 . 329854 -.645733 . 769199 . 187 14 .854
1
volume2

Tabel IV-5 menunjukkan nilai sig.(2-tailed) sebesar 0,854 berarti nilai

tersebut lebih besar nilai p (p≥0,05), sehingga dapat diartikan bahwa tidak

terdapat perbedaan yang signifikan pada pengukuran inter-observer.

Selanjutnya dilakukan uji normalitas pada kelompok sampel laki-laki dan

kelompok sampel perempuan.Uji ini dimaksudkan untuk melihat apakah data

berdistribusi normal atau tidak normal dan dilakukan menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov yang disesuaikan dengan ukuran sampel yang besar.

Tabel IV-57 Uji normalitas pada sampel laki-laki

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


volume
N 180
Normal Parametersa,b Mean 10.70509
Std. Deviation 5.736700
Most Extreme Differences Absolute .152
Positive .152
Negative -.107
Test Statistic .061
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Berdasarkan tabel IV-6, distribusi data pada kelompok sampel laki-laki

adalah normal karena nilai p (Sig. (2 tailed) yang bernilai 0.200c) lebih besar dari

nilai α (0,05), sehingga uji statistik korelasi Pearson dapat dilakukan.


Tabel IV-58 Uji normalitas pada sampel perempuan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


volume
N 180
Normal Parametersa,b Mean 10.70509
Std. Deviation 5.736700
Most Extreme Differences Absolute .152
Positive .152
Negative -.107
Test Statistic .060
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Berdasarkan tabel IV-7, distribusi data pada kelompok sampel perempuan

adalah normal karena nilai p (Sig. (2 tailed) yang bernilai 0.200c) lebih besar dari

nilai α (0,05), sehingga uji statistik korelasi Pearson dapat dilakukan.

VI.1.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif berikut menggambarkan distribusi dari data kelompok

sampel laki-laki, perempuan, dan campuran yang berisi deskripsi dari nilai

minimum, nilai maksimum, mean, dan standar deviasi.

Tabel IV-59 Statistik deskriptif sampel laki-laki

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Usia 180 7 51 29.00 13.023
volume 180 3.589 26.500 11.07767 5.691168
Valid N
180
(listwise)
Grafik IV-14 Scatter plot korelasi Pearson sampel laki-laki

Tabel IV-8 menunjukkan terdapat variasi usia kronologis dan volume

pulpa pada sampel radiograf CBCT laki-laki. Hal ini dapat dilihat dengan

besarnya nilai minimum dan maksimum pada variabel usia kronologis dan volume

pulpa. Ukuran sampel yang digunakan 180, nilai minimum usia 7 tahun, nilai

maksimum usia 51 tahun dengan rata-rata usia 29 tahun dan standar deviasi

13.023, sedangkan nilai minimum volume 3.589 mm3, nilai maksimum volume

26.500mm3, mean 11.07767mm3, dan standar deviasi 5.691168.

Tabel IV-60 Statistik deskriptif sampel perempuan

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
usia 180 7 51 29.00 13.023
volume 180 3.566 21.650 10.51539 4.681567
Valid N
180
(listwise)
Grafik IV-15 Scatter plot korelasi Pearson pada sampel perempuan

Tabel IV-9 menunjukkan terdapat variasi usia kronologis dan volume

pulpa pada sampel radiograf CBCT perempuan. Hal ini dapat dilihat dengan

besarnya nilai minimum dan maksimum pada variabel usia kronologis dan volume

pulpa. Ukuran sampel yang digunakan 180, nilai minimum usia 7 tahun ,nilai

maksimum usia 51 tahun dengan mean 29.00 tahun dan standar deviasi 13.023,

sedangkan nilai minimum volume 3.566 mm3, nilai maksimum 21.650 mm3, mean

10.51539 mm3, dan standar deviasi 4.681567.

Tabel IV-61 Statistik deskriptif sampel laki-laki dan perempuan

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
usia 360 7 51 29.00 13.005
volume 360 3.566 26.500 11.07767 5.691168
Valid N
360
(listwise)
Grafik IV-16 Scatter plot korelasi Pearson pada sampel laki-laki dan perempuan

Tabel IV-10 menunjukkan terdapat variasi usia kronologis dan volume

pulpa pada sampel radiograf CBCT laki-laki dan perempuan. Hal ini dapat dilihat

dengan besarnya nilai minimum dan maksimum pada variabel usia kronologis dan

volume pulpa. Ukuran sampel yang digunakan 360, nilai minimum usia 7 tahun,

nilai maksimum usia 51 tahun, dengan mean 29.00 tahun dan standar deviasi

13.005, sedangkan nilai minimum volume 3.566 mm3, nilai maksimum volume

26.500 mm3, mean 11.07767mm3, dan standar deviasi 5.691168.

VI.1.2 Analisis Korelatif

Analisis korelasi yang dilakukan pada variabel usia kronologis manusia

dan volume pulpa gigi insisif lateral mandibula adalah uji korelasi Pearson. Uji

korelasi pearson ini dipilih karena data berdistribusi normal sesuai tabel IV-6 dan

IV-7. Analisis korelsi pearson ini dilakukan pada kelompok sampel laki-laki

perempuan, dan campuran.


1. Analisis korelasi Pearson pada gigi insisif lateral mandibula pada sampel

laki-laki

Tabel IV-62 Korelasi Pearson pada sampel laki-laki


Correlations
usia volume
Usia Pearson Correlation 1 -.878**
Sig. (2-tailed) .000
N 180 180
Volume Pearson Correlation -.878** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 180 180
*. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)

Tabel IV-11 menunjukkan hasil uji korelasi Pearson pada sampel laki-laki

sebesar -0.878.angka tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan kuat

yang signifikan antara usia kronologis dengan volume pulpa (sig. (2-

tailed) 0.000 < value α = 0.05). Sementara tanda minus menunjukkan

bahwa korelasi bersifat negatif atau berlawanan arah, yang berarti semakin

bertambah usia maka semakin berkurang volume pulpa, dan sebaliknya,

semakin berkurang usia maka semakin bertambah volume pulpa.

2. Analisis korelasi Pearson pada gigi insisif lateral mandibula pada sampel

dan perempuan

Tabel IV-63 Korelasi Pearson pada sampel perempuan


Correlations
usia volume
Usia Pearson Correlation 1 -.849**
Sig. (2-tailed) .000
N 180 180
Volume Pearson Correlation -.849** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 180 180
*. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)

Tabel IV-12 menunjukkan hasil uji korelasi Pearson pada sampel

perempuan sebesar -0.849, angka tersebut menunjukkan bahwa


terdapat hubungan kuat yang signifikan antara usia kronologis dengan

volume pulpa (sig. (2-tailed) 0.000 < value α = 0.05). Sementara tanda

minus menunjukkan bahwa korelasi bersifat negatif atau berlawanan

arah, yang berarti semakin bertambah usia maka semakin berkurang

volume pulpa, dan sebaliknya, semakin berkurang usia maka semakin

bertambah volume pulpa.

3. Analisis korelasi Pearson pada gigi insisif lateral mandibula pada

sampel laki-laki dan perempuan

Tabel IV-64 Korelasi Pearson pada sampel laki-laki dan perempuan

Correlations
usia volume
Usia Pearson Correlation 1 -.860**
Sig. (2-tailed) .000
N 360 360
Volume Pearson Correlation -.860** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 360 360
*. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)

Tabel IV-13 menggambarkan nilai korelasi antara usia dengan volume

pulpa gigi insisif lateral mandibula pada sampel laki-laki dan

perempuan sebesar -0.860, angka tersebut menunjukkan bahwa

terdapat hubungan kuat yang signifikan antara usia kronologis dengan

volume pulpa (sig. (2-tailed) 0.000 < value α = 0.05). Sementara tanda

minus menunjukkan bahwa korelasi bersifat negatif atau berlawanan

arah, yang berarti semakin bertambah usia maka semakin berkurang


volume pulpa, dan sebaliknya, semakin berkurang usia maka semakin

bertambah volume pulpa.

VI.2Pembahasan
Penelitian ini menggunakan uji statistik korelasi Pearson untuk

mengetahui arah dan besarnya korelasi antara usia kronologis manusia dan

volume pulpa gigi insisif mandibula. Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, tabel

IV-11 menunjukkan besar korelasi antara usia kronologis manusia dan volume

pulpa gigi insisif lateral mandibula pada sampel laki-laki sebesar -0.878,

sedangkan pada tabel IV-12 menunjukkan besar korelasi usia kronologis manusia

dengan volume pulpa gigi insisif lateral mandibula pada sampel perempuan

sebesar -0.849 .Sementara pada sampel campuran laki-laki dan perempuan, tabel

IV-13 menunjukkan besar korelasi antara usia kronologis dan volume pulpa gigi

insisif lateral mandibula sebesar -0.860. Menurut Guilford, nilai koefisien korelasi

≥ 0.7 - < 0.9 merupakan hubungan yang erat.46Korelasi antara usia kronologis dan

volume pulpa gigi insisif lateral mandibula pada sampel laki-laki lebih kuat

dibandingkan korelasi pada sampel perempuan. Demikian, korelasi antara usia

kronologis manusia dengan volume pulpa gigi insisif mandibula memiliki

hubungan yang erat. Sementara itu, tanda negatif menunjukkan usia kronologis

manusia dengan volume pulpa gigi insisif mandibula memiliki hubungan negatif

yaitu setiap kenaikan usia kronologis diikuti dengan penurunan volume pulpa.

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa memang terdapat korelasi yang erat

antara usia kronologis dan volume pulpa gigi sesuai dengan teori yang

disampaikan oleh Solheim, bahwa penurunan volume pulpa disebabkan oleh

adanya deposit dentin sekunder di sepanjang dinding rongga pulpa. (paewinsky,

2004)
Tahun 2011, Star, et al. melakukan penelitian yang menunjukkan korelasi

usia kronologis manusia dengan gigi insisif sebesar -0.68 pada laki-laki dan -0.61

pada perempuan. Penelitian ini menggunakan 111 radiograf CBCT dengan sampel

gigi insisif sebanyak 64 gigi.Menurut penelitian Star, et al. (2011), tidak ada bukti

bahwa jenis kelamin harus dipertimbangkan ketika menggunakan rasio dan jenis

gigi sebagai prediktor usia.47

Ge, et al. (2016) melakukan penelitian estimasi usia pada 13 gigi,

termasuk gigi insisif lateral mandibula. Hubungan antara usia kronologis manusia

dengan volume pulpa lebih kuat pada laki-laki daripada perempuan untuk gigi

insisif sentral maksila, insisif lateral maksila, kaninus maksila, insisif sentral

mandibula, insisif lateral mandibula, premolar pertama mandibula, dan premolar

kedua mandibula.

Tabel IV-65 Perbandingan penelitian sebelumnya

Peneliti (Star, et al., 2011) (Ge, et al., 2016)


Ukuran sampel 54 laki-laki dan 57 125 laki-laki dan 115
perempuan perempuan
Metodologi Studi analitik Studi analitik
Batas pengukuran Rasio volume pulpa-gigi Pulpa (kamar dan saluran
akar)
Usia 10 – 65 tahun 16 – 63 tahun
Populasi Belgia China
Nilai korelasi -0.68 pada laki-laki
-0.61 pada perempuan
-0.64 pada total sampel

Selanjutnya, dilakukan perhitungan rata-rata penurunan volume pulpa gigi

insisif lateral mandibula pada kelompok sampel laki-laki dan kelompok sampel

perempuan. Tabel IV-15 dan grafik IV-4 menggambarkan rata-rata penurunan


volume pulpa gigi insisif lateral mandibula pada kelompok sampel laki-laki,

sedangkan tabel IV-16 dan grafik IV-5 menggambarkan rata-rata penurunan

volume pulpa gigi insisif lateral mandibula pada kelompok sampel perempuan.

Tabel IV-66 Rata-rata penurunan volume pulpa pada kelompok sampel laki-laki

Penurunan Volume Kelompok Sampel Laki-Laki


Kelompok Usia (tahun) Rata-Rata Penurunan Volume (mm3)
7 – 10 1.1125
11 – 20 1.092
21 – 30 0.47005
31 – 40 -0.14608
41 – 50 0.154675

Rata-Rata Penurunan Volume


1.2
1
0.8
0.6 Mean Penurunan Volume
0.4
0.2
0
7 sd 10 11 sd 20 21 sd 30 31 sd 40 41 sd 50
-0.2
-0.4

Grafik IV-17 Rata-rata penurunan volume pulpa pada kelompok sampel laki-laki

Grafik IV-4 menunjukkan terdapat penurunan rata-rata penurunan volume

pulpa pada kelompok usia 7 – 10 tahun, 11 – 20 tahun, dan 21 – 30 tahun.

Sedangkan pada kelompok usia 31 – 40 tahun terjadi peningkatan rata-rata

penurunan volume pulpa.


Tabel IV-67 Rata-rata penurunan volume pulpa pada kelompok sampel perempuan

Penurunan Volume Kelompok Sampel Laki-Laki


Kelompok Usia (tahun) Rata-Rata Penurunan Volume (mm3)
7 – 10 0.273125
11 – 20 0.66625
21 – 30 0.59545
31 – 40 0.01405
41 – 50 0.26

Mean Penurunan Volume


0.7

0.6

0.5

0.4 Mean Penurunan Volume


0.3

0.2

0.1

0
7 sd 10 11 sd 20 21 sd 30 31 sd 40 41 sd 50

Grafik IV-18 Rata-rata penurunan volume pulpa pada kelompok sampel perempuan

Grafik IV-5 menunjukkan terdapat peningkatan rata-rata penurunan

volume pulpa pada kelompok usia 7 – 10 tahun menuju kelompok usia 11 – 20,

selanjutnya terjadi penurunan pada kelompok usia 11 – 20 tahun menuju 21 – 30

tahun dan pada kelompok usia 21 – 30 tahun menuju 31 – 40 tahun. Sedangkan,

pada kelompok usia 31 – 40 tahun terjadi peningkatan rata-rata penurunan volume

pulpa kembali.

Menurut Torabinejad (2009), dentin sekunder terus tumbuh seumur hidup,

sebagai hasilnya kamar pulpa dan saluran akar menjadi lebih kecil sampai ke titik
di mana tidak terlihat di radiograf. 48Dentin sekunder bertanggung jawab terhadap

penurunan volume pulpa seiring bertambahnya usia.47

Kelebihan dari penelitian ini adalah data yang dikumpulkan merupakan

data sekunder dari Instalasi Radiologi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas

Padjadjaran sehingga lebih efektif dan efisien dalam pengumpulan data.Selain itu,

radiograf CBCT bersifat kurang invasif terhadap pasien dan tidak diperlukan

prosedur invasif seperti pencabutan gigi sehingga dapat diaplikasikan pada

individu yang masih hidup.Aplikasi yang digunakan untuk pengukuran volume

pulpa yaitu ITK SNAP 3.6 0 merupakan aplikasi open source, sehingga dapat

diakses oleh semua orang.Sampel yang digunakan pada penelitian ini merupakan

subras Deutero-Melayu yang sesuai dengan mayoritas penduduk di

Indonesia.Kekurangan dari penelitian ini adalah terdaapat beberapa radiograf

CBCT yang memiliki kualitas kurang baik, sehingga dapat memengaruhi

keakuratan dalam proses pengukuran volume pulpa, seperti proses segmentasi

volume pulpa.
10.        PREMOLAR PERTAMA DAN KEDUA MANDIBULA

VI.3Hasil Penelitian

Berdasarkan izin penelitian No. 1342/UN6.KEP/EC/2018 dari komisi etik

penelitian pada 6 November 2018 maka dilakukan penelitian yang bertujuan

untuk mengetahui korelasi antara usia kronologis manusia dengan volume pulpa

gigi premolar mandibula pada 360 sampel sesuai tabel IV-1.

Tabel IV-68 Tabel Distribusi

Laki-laki Perempuan

Jumlah Sampel
(Radiograf CBCT) 180 180

Rentang Usia
(tahun) 11 – 54 11 - 54

Tabel 4.1 menunjukan bahwa terdapat 360 sampel foto radiograf CBCT

terdiri dari 180 sampel pasien perempuan dan 180 sampel pasien laki-laki dengan

rentang usia 11 – 54 tahun. Terdapat empat sampel laki-laki dan empat sampel

perempuan pada setiap usia.

Sebelum dilakukan pengukuran volume pulpa, peneliti melakukan

variabilitas data yang meliputi intra-observer dan inter-observer. Dalam uji

variabilitas intra-observer, sebanyak 15 sampel secara acak diukur oleh pengamat

dan dilakukan pengukuran ulang dengan interval 3 minggu pada orang yang sama.
Di waktu yang sama dilakukan juga pengukuran volume pulpa gigi premolar

mandibula secara inter-observer pada 15 sampel yang sama oleh 2 pengamat yang

berbeda.

Tabel IV-69 Uji t berpasangan Intra-Observer

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 intra1 & intra2 15 .992 .000

Tabel IV-70 Uji t berpasangan Intra-Observer

Paired Samples Test

Sig. (2-
Paired Differences t df tailed)

95% Confidence Interval of


the Difference
Std. Std. Error
Mean Deviation Mean Lower Upper

Pair 1 V1-V2 . 1.415415 .365459 -.306831 1.260831 1.305 14 .213


477000

Berdasarkan tabel IV-2 dan IV-3 menunjukkan nilai Sig.(2-tailed) sebesar

0,213 berarti nilai tersebut memenuhi asumsi p≥0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa

tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua hitungan tersebut.


Tabel IV-71 Uji t Berpasangan Inter-Observer

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 inter1 & inter2 15 .783 .001

Tabel IV-72 Uji t berpasangan Inter-Observer

Paired Samples Test

Sig. (2-
Paired Differences t df tailed)

95% Confidence Interval


of the Difference
Std. Std. Error
Mean Deviation Mean Lower Upper

Pair inter1 - -.754733 3.389883 .875264 -2.631988 1.122521 -.862 14 .403


1 inter2

Berdasarkan Tabel IV-4 dan IV-5 hasil uji t berpasangan pada pengukuran

inter-observer menunjukkan nilai Sig.(2-tailed) sebesar 0,403 berarti nilai tersebut

memenuhi asumsip≥0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan

yang signifikan antara kedua hitungan tersebut.

Untuk mengetahui korelasi antara usia dan volume pulpa gigi premolar

pertama dan kedua mandibula maka dilakukan uji statistik analisis korelasi

Pearsson, data diuji dengan asumsi normalitas. Uji ini dimaksudkan untuk

mengetahui normal atau tidaknya distribusi sampel pada kelompok sampel laki-
laki dan kelompok sampel perempuan. Uji normalitas dilakukan dengan

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.

Tabel IV-73 Tabel Uji Normalitas Gigi Premolar Pertama pada Sampel Laki-laki
dan Sampel Perempuan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Volume P1 Laki-Laki Volume P1 Perempuan

N 180 180

Normal Parametersa,b Mean 1.1449258 3.4591127

Std. Deviation .23091353 1.04840691

Most Extreme Differences Absolute .066 .057

Positive .038 .038

Negative -.066 -.057

Test Statistic .066 .057

Asymp. Sig. (2-tailed) .055c .200c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.


Tabel IV-74 Tabel Uji Normalitas Gigi Premolar Kedua pada Sampel Laki-laki dan Sampel
Perempuan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Volume P2 Laki-laki Volume P2 Perempuan

N 180 180

Normal Parametersa,b Mean 1.1798007 3.6622407

Std. Deviation .25491067 1.12295177

Most Extreme Differences Absolute .041 .062

Positive .032 .062

Negative -.041 -.057

Test Statistic .041 .062

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c .091c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Dari tabel IV-6 dan IV-7 dapat dilihat bahwa nilai signifikan pada variabel

usia, volume pulpa gigi premolar pertama pada sampel laki-laki dan sampel

perempuan (Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0.055 dan 0.200) dan volume pulpa gigi

premolar kedua pada sampel laki-laki dan perempuan (Asymp. Sig. 2-tailed

sebesar 0.200 dan 0.091) lebih besar dari α (0,05) artinya variabel volume gigi
premolar pertama mandibula pada sampel laki-laki dan sampel perempuan

berdistribusi normal.

VI.3.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskritif ini bertujuan untuk menggambarkan distribusi data yang

digunakan dalam penelitian. Masing-masing variabel memiliki nilai manimum,

nilai minimum, rata-rata, dan standar deviasi ditunjukan dengan tabel IV-8 untuk

premolar pertama mandibula dan tabel IV-9 untuk premolar kedua mandibula.

Tabel IV-75 Tabel Statistik Deskriptif Premolar Pertama

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Usia 360 10 54 32.00 13.005

Volume P1 360 1.000 39.690 14.44044 7.747826

Volume P1 Laki-laki 180 2.650 39.690 15.90231 7.952660

Volume P1 Perempuan 180 1.000 35.000 13.05851 7.387582

Valid N (listwise) 180

Grafik IV-19 Diagram Korelasi Usia Kronologis dengan Volume Pulpa Gigi
Premolar Pertama Mandibula
Grafik IV-20 Diagram Korelasi Usia Kronologis dengan Volume Pulpa Gigi
Premolar Pertama Mandibula pada Sampel Laki-laki

Grafik IV-21 Diagram Korelasi Usia Kronologis dengan Volume Pulpa Gigi
Premolar Pertama Mandibula pada Sampel Perempuan
Tabel IV-8 menggambarkan distribusi data dari premolar pertama

mandibula dengan jumlah sampel radiograf premolar pertama sejumlah 360

dengan 180 sampel radiograf laki-laki dan 180 sampel radiograf perempuan dari

usia 10 hingga 54 tahun. Rata-rata usia sebesar 32.00 dengan standar deviasi

sebesar 13.005. Nilai maksimum volume sebesar 39.690 mm 3 yaitu pada sampel

radiograf laki-laki dan nilai minimum volume sebesar 1.000 mm 3 pada sampel

radiograf perempuan. Nilai volume rata-rata pada volume premolar mandibula

sebesar 14.44044 mm3, rata-rata pada sampel radiograf laki-laki sebesar 15.90231

mm3 dan rata-rata pada sampel radiograf perempuan sebesar 13.05851 mm 3.

Standar deviasi volume premolar pertama sebesar 7.747826, pada sampel

radiograf laki-laki sebesar 7.952660, dan pada sampel raiograf perempuan sebesar

7.387582. Distribusi data volume premolar pertama mandibula juga ditunjukan

pada grafik IV-1 untuk volume gigi premolar pertama mandibular secara

keseluruhan, grafik IV-2 untuk sampel radiograf laki-laki dan grafik IV-3 untuk

sampel radiograf perempuan berupa scatter plot.

Tabel IV-76 Tabel Statistik Deskriptif Premolar Kedua

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Usia 360 10 54 32.00 13.005

Volume P2 360 .500 46.870 16.11696 9.404381


Volume P2 Laki-laki 180 2.000 46.870 17.74204 9.856794

Volume P2 Perempuan 180 .500 41.530 14.73677 9.080378

Valid N (listwise) 180

Grafik IV-24 Diagram Korelasi Usia Kronologis dengan Volume Pulpa Gigi Premolar
Kedua Mandibula pada Sampel Perempuan

Tabel IV-9 menggambarkan distribusi data dari premolar kedua mandibula

dengan jumlah sampel radiograf premolar pertama sejumlah 360 dengan 180

sampel radiograf laki-laki dan 180 sampel radiograf perempuan dari usia 10

hingga 54 tahun. Rata-rata usia sebesar 32.00 dengan standar deviasi sebesar

13.005. Nilai maksimum volume sebesar 46.870 mm 3 yaitu pada sampel radiograf

laki-laki dan nilai minimum volume sebesar 0.500 mm3 pada sampel radiograf

perempuan. Nilai volume rata-rata pada volume premolar mandibula sebesar


16,11696 mm3, rata-rata pada sampel radiograf laki-laki sebesar 17,74204 mm3

dan rata-rata pada sampel radiograf perempuan sebesar 14,73677 mm 3. Standar

deviasi volume premolar pertama sebesar 9,404381, pada sampel radiograf laki-

laki sebesar 9,856794, dan pada sampel raiograf perempuan sebesar 9,080378.

Distribusi data volume premolar kedua mandibula juga ditunjukan pada grafik IV-

4 untuk volume gigi premolar kedua mandibula secara keseluruhan, grafik IV-5

untuk sampel radiograf laki-laki, dan grafik IV-6 untuk sampel radiograf

perempuan berupa scatter plot.

Tabel IV-8 dan IV-9 menunjukan bahwa pada penelitian ini terdapat

variasi usia dan volume pulpa premolar pertama maupun premolar kedua

mandibula pada pasien laki-laki dan perempuan. Hal ini dapat dilihat dari

besarnya perbedaan nilai minimum dan maksimum pada variabel usia dan volume

pulpa.

VI.3.2 Analisis Korelasi Pearsson

Analisis mengenai korelasi usia kronologis manusia dan volume pulpa gigi

premolar mandibula pada radiograf CBCT pada Subras Deutero-Melayu dapat

dilakukan dengan uji korelasi Pearsson. Uji korelasi Pearson dipilih karena data

terdistribusi normal sesuai dengan tabel VI-8 dan VI-9.

VI.3.3 Analisis Korelasi Usia Kronologis dengan Volume Pulpa Gigi


Premolar Pertama Mandibula

Korelasi usia kronologis manusia dengan volume pulpa gigi premolar pertama

mandibula dengan analisis korelasi pearsson dapat dilihat pada tabel IV-10.
Tabel IV-77 Korelasi Usia Kronologis dengan Volume Pulpa Gigi Premolar
Pertama Mandibula

Usia Volume P1

Usia Pearson Correlation 1 -.794**

Sig. (2-tailed) .000

N 360 360

Volume P1 Pearson Correlation -.794** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 360 360

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Tabel IV-10 menunjukan korelasi usia kronologis volume pulpa gigi

premolar pertama mandibula dengan uji korelasi Pearson. Nilai korelasi Pearson

menunjukan angka sebesar -0,794. Angka 0,794 menunjukan bahwa terdapat

hubungan kuat antara usia dengan volume pulpa gigi premolar pertama

mandibula. Tanda negatif yang menunjukan hubungan yang terjadi antara usia

kronologis dengan volume pulpa gigi premolar pertama mandibula adalah

berlawanan arah. Artinya seiring bertambahnya usia maka volume pulpa

mengalami pengurangan.

Tabel IV-78 Korelasi Usia Kronologis dengan Volume Pulpa Gigi Premolar
Pertama Mandibula pada Sampel Laki-laki
Usia Volume P1 Laki-laki

Usia Pearson Correlation 1 -.809**

Sig. (2-tailed) .000

N 180 180

Volume P1 Laki-laki Pearson Correlation -.809** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 180 180

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Tabel IV-11 menunjukan korelasi usia kronologis volume pulpa gigi

premolar pertama mandibular pada sampel radiograf laki-laki dengan uji korelasi

Pearson. Nilai korelasi Pearson menunjukan angka sebesar -0,809. Angka 0,809

menunjukan bahwa terdapat hubungan kuat antara usia dengan volume pulpa gigi

premolar pertama mandibula sampel radiograf laki-laki. Tanda negatif yang

menunjukan hubungan yang terjadi antara usia kronologis dengan volume pulpa

gigi premolar pertama mandibula sampel radiograf laki-laki adalah berlawanan

arah. Artinya seiring bertambahnya usia maka volume pulpa mengalami

pengurangan.

Tabel IV-79 Korelasi Usia Kronologis dengan Volume Pulpa Gigi Premolar
Pertama Mandibula pada Sampel Perempuan

Correlations
Usia Volume P1 Perempuan

Usia Pearson Correlation 1 -.811**

Sig. (2-tailed) .000

N 180 180

Volume P1 Perempuan Pearson Correlation -.811** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 180 180

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Tabel IV-12 menunjukan korelasi usia kronologis volume pulpa gigi

premolar pertama mandibula pada sampel radiograf perempuan dengan uji

korelasi Pearson. Nilai korelasi Pearson menunjukan angka sebesar -0,811. Angka

0,811 menunjukan bahwa terdapat hubungan kuat antara usia dengan volume

pulpa gigi premolar pertama mandibula sampel radiograf perempuan. Tanda

negatif yang menunjukan hubungan yang terjadi antara usia kronologis dengan

volume pulpa gigi premolar pertama mandibula sampel radiograf perempuan

adalah berlawanan arah. Artinya seiring bertambahnya usia maka volume pulpa

mengalami pengurangan.
IV.1.1 Analisis Korelasi Usia Kronologis dengan Volume Pulpa Gigi
Premolar Kedua Mandibula

Korelasi usia kronologis manusia dengan volume pulpa gigi premolar kedua

mandibula dengan sampel sejumlah 360 terdiri dari 180 sampel laki-laki dan

180 sampel perempuan dapat dilihat pada tabel IV-13.


Tabel IV-80 Korelasi Usia Kronologis dengan Volume Pulpa Gigi Premolar
Kedua Mandibula

Usia Volume P2

Usia Pearson Correlation 1 -.743**

Sig. (2-tailed) .000

N 360 360

Volume P2 Pearson Correlation -.743** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 360 360

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Tabel IV-13 menunjukan korelasi usia kronologis volume pulpa gigi

premolar kedua mandibula dengan uji korelasi Pearson. Nilai korelasi Pearson

menunjukan angka sebesar -0,743. Angka 0,743 menunjukan bahwa terdapat

hubungan kuat antara usia dengan volume pulpa gigi premolar kedua mandibula.

Tanda negatif yang menunjukan hubungan yang terjadi antara usia kronologis

dengan volume pulpa gigi premolar kedua mandibula adalah berlawanan arah.

Artinya seiring bertambahnya usia maka volume pulpa mengalami pengurangan.


Tabel IV-81 Korelasi Usia Kronologis dengan Volume Pulpa Gigi Premolar
Kedua Mandibula pada Sampel Laki-laki

Usia Volume P2 Laki-laki

Usia Pearson Correlation 1 -.774**

Sig. (2-tailed) .000

N 180 180

Volume P2 Perempuan Pearson Correlation -.774** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 180 180

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Tabel IV-14 menunjukan korelasi usia kronologis volume pulpa gigi

premolar kedua mandibular pada sampel radiograf laki-laki dengan uji korelasi

Pearson. Nilai korelasi Pearson menunjukan angka sebesar -0,774. Angka 0,774

menunjukan bahwa terdapat hubungan kuat antara usia dengan volume pulpa gigi

premolar kedua mandibula pada sampel radiograf laki-laki. Tanda negatif yang

menunjukan hubungan yang terjadi antara usia kronologis dengan volume pulpa

gigi premolar kedua mandibular pada sampel laki-laki adalah berlawanan arah.

Artinya seiring bertambahnya usia maka volume pulpa mengalami pengurangan.


Tabel IV-82 Korelasi Usia Kronologis dengan Volume Pulpa Gigi Premolar
Kedua Mandibula pada Sampel Perempuan

Usia Volume P2 Perempuan

Usia Pearson Correlation 1 -.743**

Sig. (2-tailed) .000

N 180 180

Volume P2 Perempuan Pearson Correlation -.743** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 180 180

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Tabel IV-15 menunjukan korelasi antara usia kronologis manusia dengan

volume pulpa gigi premolar kedua mandibular. Berdasarkan data yang disajikan

pada tabel IV-15 terlihat nilai korelasi yang diperoleh dari analisis korelasi

Pearsson antara usia kronologis usia dengan volume pulpa gigi premolar pertama

mandibular adalah -0.744. Nilai korelasi pada sampel laki-laki sebesar -0.786

(Tabel IV-9). Nilai korelasi pada sampel perempuan sebesar -0.743 (Tabel IV-10).

Nilai korelasi pada penelitian tersebut bertanda negatif yang menunjukan

hubungan yang terjadi antara usia kronologis dengan volume pulpa gigi premolar

kedua mandibula secara keseluruhan, laki-laki, dan perempuan adalah berlawanan

arah.
VI.4Pembahasan

Uji statistik dengan menggunakan uji korelasi Pearson menunjukkan adanya

hubungan antara usia kronologis manusia dengan volume rongga pulpa gigi

premolar mandibula. Hal tersebut dilihat dari nilai korelasi Pearson sebesar

-0.794 pada gigi premolar pertama dan -0.743 pada gigi premolar kedua. Menurut

Guilford, hasil nilai korelasi tersebut menunjukan adanya hubungan yang kuat

antara usia kronologis dengan volume pulpa gigi premolar pertama maupun

premolar kedua mandibula.

Tabel IV-83 Klasifikasi Koefisien Korelasi Guilford

Nilai Korelasi Hubungan


Kurang dari 0,20 Hubungan yang rendah sekali
0,20 – 0,40 Hubungan yang rendah tetapi pasti
0,40 – 0,70 Hubungan yang cukup berarti
0,70 – 0,90 Hubungan yang kuat
Lebih dari 0,90 Hubungan yang sangat kuat

Nilai korelasi pearson untuk gigi premolar pertama menunjukan angka

sebesar -0.794. Nilai korelasi pearson gigi premolar pertama mandibula pada

sampel laki-laki sebesar -0.809 dan pada sampel perempuan sebesar -0.811. Nilai

korelasi pearson untuk gigi premolar kedua sebesar -0.743, pada sampel laki-laki

sebesar -0.774, sedangkan pada sampel perempuan sebesar -0.743. Tanda negatif

pada hasil uji statistik menggambarkan hubungan dengan arah yang berlawanan,

artinya pertambahan usia kronologis individu berbanding terbalik dengan

penambahan volume pulpa. Dengan kata lain, seiring bertambahnya usia maka

volume pulpa mengalami pengurangan.


Data hasil penelitian menunjukan nilai korelasi pada gigi premolar

pertama lebih besar dengan selisih sebesar 0.051 dibandingkan gigi premolar

kedua, hal ini menunjukan kolerasi antara usia kronologis manusia dengan

volume pulpa pada gigi premolar pertama lebih kuat dibandingkan pada gigi

premolar kedua.

Berdasarkan tabel IV-8 dan tabel IV-9, tabel tersebut menunjukan

distribusi data pada premolar pertama dan premolar kedua. Dari tabel tersebut,

nilai maksimum dan nilai minimum volume premolar kedua mandibula (nilai

maksimum sebesar 46,870 dan nilai minimum 0,500) lebih besar dibandingkan

pada premolar pertama. Standar deviasi pada gigi premolar kedua sebesar

9,404381 lebih besar dibandingkan standar deviasi pada premolar pertama.

Rata-rata percepatan penurunan volume pulpa gigi premolar pertama

mandibula yaitu 1,347 mm3. Rata-rata percepatan penurunan volume pulpa gigi

premolar pertama pada sampel radiograf laki-laki sebesar 2,276 mm 3 dan sebesar

2,013 mm3 pada sampel radiograf perempuan. Artinya penurunan volume pulpa

gigi premolar pertama mandibula lebih cepat terjadi pada laki-laki dibandingkan

perempuan.

Rata-rata percepatan penurunan volume pulpa gigi premolar kedua

mandibula sebesar 1,943 mm3. Rata-rata percepatan penurunan volume pulpa gigi

premolar kedua mandibular pada sampel radiograf laki-laki sebesar 2,683 mm 3

dan sebesar 0,767 mm3 pada sampel radiograf perempuan. Artinya penurunan
volume pulpa gigi premolar kedua mandibula lebih cepat terjadi pada laki-laki

dibandingkan perempuan.

Rata-rata penurunan volume pulpa gigi premolar kedua (sebesar 1,943 mm3)

lebih cepat dibandingkan pada gigi premolar pertama mandibula.

Pengurangan ukuran volume rongga pulpa gigi premolar mandibular telah

digunakan sebagai indikator penentuan usia yang telah dilakukan dengan

berbagai metode salah satunya dengan metode radiograf.

Penelitian sebelumnya yaitu oleh Zhi-pu Ge pada tahun 2015 melakukan

penelitian mengenai estimasi usia berdasarkan volume rongga pulpa pada 13 gigi

menggunakan gambaran radiograf CBCT, Ayaka Sakuma pada tahun 2013

mengenai estimasi usia berdasarkan volume rongga pulpa gigi premolar pertama

mandibula menggunakan gambaran radiografi MBCT, dan Aboshi pada tahun

2010 mengenai estimasi usia berdasarkan volume pulpa pada gigi premolar

pertama dan kedua mandibula menggunakan gambaran radiograf X-ray CT. Pada

penelitian ini dilakukan penelitian mengenai korelasi usia kronologis manusia

dengan volume rongga pulpa gigi premolar mandibula menggunakan gambaran

radiograf CBCT pada Subras Deutero-Melayu.

Tabel IV-84 Perbandingan dengan Penelitian Lain

Aboshi et al., Sakuma et al., Oscandar et al.,


Peneliti Ge et al., 2016 2010 2013 2019
Ukuran 125 laki-laki, 115 27 laki-laki, 23 105 laki-laki, 31 180 laki-laki, 180
Jenis Gigi 13 gigi Premolar Premolar Pertama pertama
pertama dan pertama dan premolar
premolar kedua kedua

Metodologi Studi analitik Studi analitik Studi analitik Studi Analitik

Batas Rongga Pulpa; Rongga Pulpa Rongga pulpa; Rongga pulpa;


kamar pulpa kamar pulpa kamar pulpa
Pengukuran hingga saluran L4: midroot. hingga saluran hingga saluran
akar akar akar
L5: midroot dan
1/3 apikal akar

Radiograf CBCT Micro- CT MDCT CBCT

Usia 12 - 63 20 – 70 14 - 79 10 – 54

Kriteria Karies, atrisi, Restorasi, PSA, Restorasi, Karies mencapai


Eksklusi restorasi, artefak, karies kelas V morfologi yang pulpa, restorasi
kalsifikasi pulpa yang parah, gigi abnormal, mencapai pulpa,
yang abnormal artefak kalsifikasi pulpa,
tidak jelas pada
gambaran CBCT

Populasi Indian Japanese Japanese Subras Deutero-


Melayu

Kekurangan dari penelitian oleh Zhi-pu Ge, Aboshi, dan Ayaka Sakuma

adalah ukuran sampel yang menunjukan ketidaksamaan antara jumlah sampel

laki-laki dan perempuan. Kekurangan penelitian oleh Aboshi terletak pada

ketidaksamaan batas pengukuran yang dihitung antara rongga pulpa premolar

pertama dengan premolar kedua. Hal ini menunjukan penelitian ini lebih akurat

dalam hal kesamaan jumlah sampel pada laki-laki dan perempuan serta area yang
diukur antara gigi premolar pertama dan kedua. Selain itu, penelitian sebelumnya

tidak terdapat keterangan lebih jelas mengenai populasi yang digunakan

sedangkan pada penelitian ini fokus pada Subras Deutero-Melayu yang

merupakan subras mayoritas dari masyarakat Indonesia.

Kelebihan dari penelitian ini adalah sampel radiograf CBCT yang berasal

dari subras Deutero-Melayu yaitu subras mayoritas di negara Indonesia. Aplikasi

yang digunakan untuk menghitung volume juga merupakan aplikasi open source

sehingga mudah diakses oleh kalangan banyak. Selain itu, sampel berasal dari

data sekunder gambaran radiograf CBCT yang menyediakan area yang lebih luas

dibandingkan MDCT. Kelebihan lain dalam menggunakan CBCT adalah

penggunaan yang luas CBCT pada praktik dokter gigi, informasi volume pada

gigi individu hidup dapat mudah didapat. Gambaran radiograf MBCT hanya

terbatas dimana hanya satu gigi yang telah diekstraksi yang dapat dilakukan

scanning. Sementara itu, ekstraksi gigi pada individu yang masih hidup tidak

diperkenankan. CT-imaging dapat digunakan pada individu hidup namun biaya

dan radiasi lebih besar dibandingkan CBCT.

Anda mungkin juga menyukai