Isi Artikel 271782351605
Isi Artikel 271782351605
SNTEI 2016
PNUP, Makassar, 3 November 2016
Abstrak – Gangguan hubung singkat sering terjadi pada operasi sistem tenaga listrik yang dapat mengakibatkan
terganggunya penyaluran tenaga listrik ke konsumen. Umumnya gangguan hubung singkat yang sering terjadi yakni
hubung singkat antar fase atau hubung singkat fase ke tanah. Maka dari itu dibuat peralatan pada kubikel yg berfungsi
untuk memutus rangkai listrik ketika terjadi gangguan yakni Pemutus tenaga (PMT). PMT sangat penting bagi sistem
tenaga listrik untuk menghindari perluasan gangguan dan saat melakukan pemeliharaan. Penelitian ini bertujuan
untuk menjelaskan dampak hubung singkat satu fasa ke tanah terhadap PMT Alsthom Penyulang Takalar GI
Sungguminasa serta mengetahui proses pemulihan setelah terjadi gangguan. Metode yang digunakan pada penelitian
ini adalah studi literature, metode observasi dan wawancara. Penelitian ini menggunakan aplikasi ETAP 12.6.0 untuk
perhitungan arus hubung singkat satu fasa ke tanah yang akan dibandingkan dengan perhitungan manual. Hasil dari
penelitian ini didapatkan nilai hubung singkat satu fasa ke tanah berdasarkan perhitungan manual sebesar 253.26A
dan hasil simulasi sebesar 253A. Hasil tersebut tidak melebihi dari kapasitas PMT sehingga PMT masih dapat
beroperasi dengan baik. Jika arus hubung singkat melebihi dari kapasitas PMT, hal tersebut dapat mengakibatkan
kerusakan yang fatal pada PMT.
Terjadinya arus/tegangan transien pada saat tenaga listrik hampir seluruhnya merupakan
pemutusan dan penyambungan beban gangguan hubung singkat, yang akan
Peredam busur api yang bermasalah menimbulkan arus yang besar. Semakin besar
Pemisah (PMS) sistemnya semakin besar arus gangguannya.
Pemisah (PMS) Arus yang besar bila tidak segera dihilangkan
Pemisah berfungsi untuk memisahkan peralatan akan merusak peralatan yang dilaluinya. Untuk
yang akan dipelihara agar terlihat secara visual memisahkan daerah yang terganggu itu dari
bahwa peralatan yang akan dipelihara sudah sistem diperlukan suatu sistem proteksi, yang
terpisah dari bagian yang bertegangan, sehingga pada dasarnya adalah alat pengaman yang
aman bagi petugas terhadap tegangan dari luar bertujuan untuk melepaskan atau membuka
peralatan tersebut. Lengan kontak PMT 20 kV sistem yang terganggu, sehingga arus gangguan
pada kubikel disisi kabel dan di sisi rel, ini akan padam[4].
berfungsi sebagai pemisah, dimana untuk Relai hubung tanah (GFR)
memisahkannya dilakukan dengan cara Relai hubung tanah yang lebih dikenal dengan
mengeluarkan PMT dari kubikel tersebut atau GFR (Ground Fault Relay) pada dasarnya
diposisikan test[7]. mempunyai prinsip kerja sama dengan relai arus
Busbar (Rel) 20 KV lebih (OCR) namun memiliki perbedaan dalam
Busbar 20 kV pada kubikel berfungsi sebagai kegunaannya. Bila relai arus lebih mendeteksi
penghubung antara kabel masuk dengan adanya hubung singkat antar fasa, maka GFR
beberapa penyulang. Bentuk rel 20 kV ada yang mendeteksi adanya hubung singkat ke tanah[1].
berpenampang bulat/pipa (tubuler), setengah Adapun prinsip kerja dari GFR yaitu pada
bulat dan ada pula yang berbentuk plat sesuai kondisi beban seimbang, Ir, Is, It sama besar,
dengan desain dari pabrik kubikelnya[7]. sehingga pada kawat netral tidak timbul arus dan
Tranformator arus dan transformator relai hubung tanah tidak dialiri arus. Bila terjadi
tegangan ketidakseimbangan arus atau terjadi gangguan
Transformator Arus (CT) dan Transformator hubung singkat ke tanah maka akan timbul arus
Tegangan (PT) biasa juga disebut transformator urutan nol pada kawat netral, sehingga relai
instrumen. Transformator instrumen ini hubung tanah akan bekerja. Perhitungan setelan
rangkaian sekundernya tersambung dengan arus gangguan tanah di penyulang dengan
instrumen pengukuran dan atau instrumen rumus[1] :
proteksi / rele[5]. Iset = Set Relai x In Relai (5)
Transformator arus (CT) Prinsip kerja relay OCR & GFR
CT adalah peralatan listrik yang dipergunakan
dalam rangkaian arus bolak-balik yang dapat
memperkecil arus besar menjadi arus kecil,
dipergunakan untuk pengukuran dan
proteksi[5].
Fungsi CT adalah untuk memperoleh arus yang
sebanding dengan arus yang hendak diukur (sisi
sekunder 1A atau 5A) dan untuk memisahkan Gambar 4. Hubungan antara OCR Dan GFR
sirkuit dari sistem yang arusnya hendak diukur Apabila relay proteksi merasakan arus gangguan
(yang selanjutnya disebut sirkuit primer) maka dengaan segera kontak trip relay bekerja
terhadap sirkuit dimana instrument tersambung (yang tadinya NO menjadi NC) sehingga
(yang selanjutnya disebut sirkuit sekunder) [5]. memberi suplai pada tripyng coil. Tripyng coil
Transformator tegangan (PT) bekerja menggerakkan mekanik open PMT
PT adalah peralatan listrik yang dapat sehingga membuka kontak utama PMT. Proses
menurunkan tegangan tinggi menjadi tegangan ini berlangsung sangat cepat (bebepapa detik)
rendah[5]. tujuannya segera mengisolasi daerah yang
Relai Proteksi Sisi 20 kV terganggu, namun bila relay proteksi tidak
Secara umum pengertian sistem proteksi ialah bekerja maka gangguan akan meluas yang
cara untuk mencegah atau membatasi kerusakan menyebabkan kerugian[5].
peralatan akibat gangguan, sehingga Gangguan
kelangsungan penyaluran tenaga listrik dapat Pengertian gangguan dan jenis-jenis
dipertahankan. Gangguan pada sistem distribusi gangguan
Suatu gangguan di dalam peralatan listrik Adapun rumus dasar perhitungan impedansi
didefenisikan sebagai terjadinya suatu sumber, data yang diperlukan adalah data
kerusakan di dalam jaringan listrik yang hubung singkat pada bus primer trafo[10] :
menyebabkan arus listrik keluar dari saluran 𝑘𝑉 2
Zs = 𝑀𝑉𝐴 (7)
yang seharusnya , dimana gangguan hampir ℎ𝑠
Keterangan :
selalu ditimbulkan oleh hubung singkat antar Zs = Impedansi sumber (dalam hal ini pada sisi
fasa atau hubung singkat fasa ke tanah[9]. sumber 150 kV)
Ada beberapa jenis gangguan pada sistem Kv = Tegangan pada sisi primer
tenaga listrik, yaitu gangguan simetris dan MVAHS = Short circuit level trafo tenaga
gangguan asimetris. Gangguan simetris adalah Perlu diingat bahwa impedansi sumber ini
gangguan yang terjadi pada semua fasanya adalah nilai ohm pada sisi 150 kV, karena arus
sehingga arus dan tegangan pada masing-masing gagguan hubung singkat yang akan dihitung
fasa bernilai sama, yaitu diantaranya hubung adalah gangguan hubung singkat di sisi 20 kV,
singkat 3 fasa dan hubung singkat 3 fasa ke maka impedansi sumber tersebut harus
tanah. Sedangkan gangguan asimetris adalah dikonversikan dulu ke sisi 20 kV, sehingga pada
gangguan yang mengakibatkan arus mengalir perhitungan arus gangguan nanti sudah
pada setiap fasa tidak seimbang, yaitu menggunakan sumber 20 kV. Untuk
diantaranya hubung singkat 1 fasa ke tanah, mengkonversikan impedansi yang terletak di sisi
hubung singkat fasa ke fasa, dan hubung singkat 150 KV, dilakukan dengan cara sebagai
2 fasa ke tanah[9]. berikut[10]:
Gangguan hubung singkat 3 fasa, gangguan 𝑘𝑉 2
Zs (sisi 20 kV) = 𝑀𝑉𝐴 x Zs (sisi 150 kV) (8)
hubung singkat 2 fasa dan gangguan hubung ℎ𝑠
bersangkutan, dimana besar nilainya ditentukan dari hubung singkat 3 fasa, 2 fasa atau 1 fasa ke
dari konsfigurasi tiang yang digunakan untuk tanah.
jaringan SUTM atau dari jenis kabel tanah untuk Gangguan Hubung Singkat 1 Fasa ke tanah
jaringan SKTM. Dalam perhitungan disini
diambil dengan impedansi. Rumus perhitungan
yang digunakan yakni[10] :
Z = Z = % panjang x Panjang penyulang x (R Gambar 5. Gangguan hubung singkat 1 fasa
1 2 1
Kemungkinan terjadinya gangguan satu fasa ke
+ jX ) (11)
1 tanah adalah back flashover antara tiang ke salah satu
Keterangan : kawat transmisi dan distribusi. Sesaat setelah tiang
Z1 = Impedansi urutan positif (Ω) tersambar petir yang besar walaupun tahanan kaki
Z2 = Impedansi urutan negative (Ω) tiangya cukup rendah namun bisa juga gangguan fasa
Dengan demikian nilai impedansi penyulang ke tanah ini terjadi sewaktu salah satu kawat fasa
untuk lokasi gangguan yang dalam perhitungan transmisi / distribusi tersentuh pohon yang cukup
tinggi dll. Berikut rumus yang digunakan[10] :
ini disimulasikan terjadi pada lokasi dengan 𝑉
jarak 0%, 25%, 50%, 75% dan 100% panjang I=𝑍 (19)
penyulang. Keterangan:
Menghitung impedansi ekivalen jaringan I = Arus gangguan urutan nol = I0
20000
Perhitungan yang akan dilakukan disini adalah V = Tegangan fasa-netral system 20 kV = 3 = Vph
√
perhitungan besarnya nilai impedansi positif ( Z1 eq ), Z = Impedansi urutan positif ( Z1eq ) dan urutan
negative ( Z2 eq ), dan nol ( Z0 eq ) dari titik gangguan negatif ( Z2eq ) dan
sampai ke sumber, sesuai dengan urutan di atas. impedansi urutan nol (Z0eq)
Karena dari sumber ke titik gangguan impedansi
yang terbentuk adalah tersambung seri, maka I1 fasa ke tanah = 3 x I0 (20)
perhitungan Z1eq dan Z2eq dapat langsung Sehingga arus gagguan hubung singkat 1 fasa
menjumlahkan impedansi-impedansi tersebut[10].
ketanah dapat dihitung sebagai berikut[10] :
Sedangkan untuk perhitungan Z0eq dimulai dari titik
gangguan sampai ke trafo tenaga yang netralnya 𝐸𝑓𝑎𝑠𝑎 3𝑥𝑉𝑝ℎ
ditanahkan. Untuk menghitung Z0eq ini, I1fasa = = 3 x I0 =
𝑍1 𝑒𝑞 𝑍1 𝑒𝑞+ 𝑍2 𝑒𝑞 + 𝑍0 𝑒𝑞
diumpamakan trafo tenaga yang terpasang 3𝑥
20000
mempunyai hubungan Yyd, dimana mempunyai nilai √3
=𝑍
1 𝑒𝑞+ 𝑍2 𝑒𝑞 + 𝑍0 𝑒𝑞
Xt0 = 3Xt1[10].
34641,016
Adapun rumus Perhitungan Z1eq dan Z2eq yang =𝑍
1 𝑒𝑞+ 𝑍2 𝑒𝑞 + 𝑍0 𝑒𝑞
digunakan yakni[10] : 34641,016
Z1 eq = Z2 eq = Z1s + Z1t + Z1 penyulang (12) = 2𝑥𝑍 (21)
1 𝑒𝑞 + 𝑍0 𝑒𝑞
Keterangan :
Kembali sama halnya dengan perhitungan arus
Z1s = Hitungan impedansi sumber
Z1t = Hitungan impedansi trafo
gangguan 3 Fasa dan 2 Fasa, Arus gangguan 1
Z1 penyulang = Tergantung dari lokasi gangguan Fasa ketanah juga dihitung untuk lokasi
Karena lokasi gangguan diasumsikan terjadi pada gangguan yang di asumsikan terjadi pada 25%,
25%, 50%, 75% dan 100% panjang penyulang, maka 50%, 75% dan 100% panjang penyulang,
Z1 eq (Z2 eq ) yang didapat juga pada lokasi tersebut. sehingga dengan rumus terakhir diatas dapat
Perhitungan Z0 eq [10] : dihitung besarnya arus gangguan 1 fasa ke tanah
Z0 eq = Zt0 + 3RN + Z0 penyulang (13) sesuai lokasi gangguannya.
Keterangan :
RN = Pentanahan netral pada trafo (Ω) Aplikasi ETAP
Karena lokasi gangguan diasumsikan terjadi Dalam perancangan dan analisis sebuah sistem
pada 25%, 50%, 75% dan 100% panjang tenaga listrik, sebuah software aplikasi sangat
penyulang, maka Z0 eq yang didapat juga pada dibutuhkan untuk merepresentasikan kondisi
lokasi tersebut. real.Hal ini dikarenakan sulitnya meng-uji coba
Setelah mendapatkan impedansi ekivalen sesuai suatu sistem tenaga listrik dalam skala yang
dengan lokasi gangguan, selanjutnya besar terhadap kondisi transien yang ekstrim.
perhitungan arus gangguan hubung singkat ETAP Power Station 6.0.0 merupakan salah satu
dapat dihitung dengan menggunakan rumus software aplikasi yang banyak digunakan untuk
dasar seperti dijelaskan sebelumnya, hanya saja mensimulasikan sistem tenaga listrik. Secara
impedansi ekivalen mana yang dimasukkan ke umum ETAP dapat digunakan untuk simulasi
dalam rumus dasar tersebut adalah tergantung
7 Rasio CT 300/5 A
Z = Z = 9 x (0.4608 + j0.3572)
1 2
Perhitungan Z0eq :
Z0eq = Zt0 + 3RN + Z0penyulang
Z0eq = j2.499 + 3(40) + (5.4792 + j14.8023)
Z0eq = 125.4792 + j17.3013 Ω
Menghitung arus gangguan hubung singkat satu
fasa ke tanah
Gambar 10. Data Jaringan Distribusi 20000
3 𝑥 𝑉𝑝ℎ 3𝑥
√3
I1fasa = 3xI0 = =
𝑍1𝑒𝑞+ 𝑍2𝑒𝑞+ 𝑍0𝑒𝑞 𝑍1𝑒𝑞+ 𝑍2𝑒𝑞+ 𝑍0𝑒𝑞
34641.061 34641.061
= =
𝑍1𝑒𝑞 + 𝑍2𝑒𝑞 + 𝑍0𝑒𝑞 2𝑥𝑍2𝑒𝑞+ 𝑍0𝑒𝑞
Analisis Gangguan Hubung Singkat Satu 34641.061
Fasa ke Tanah Terhadap PMT di Penyulang =
{2 𝑥 (4.1472 + j5.6148)}+ 125.4792 + j17.3013
Takalar 20 Kv GI Sungguminasa 34641.061
=
Arus hubung singkat 8.2944 + 𝑗11.2296 + 125.4792 + j17.3013
Untuk menghitung arus hubung singkat pada sistem 34641.061 34641.061
= = = 253.26<-
diatas, pertama – tama hitung impedansi sumber ( 133.7736+ j28.5309 136.782<12.04⁰
reaktansi ) dalam hal ini diambil dari data hubung 12.04⁰A
singkat pada bus 150 kV , kedua menghitung Pada kasus ini terjadi gangguan hubung singkat
reaktansi trafo tenaga, ketiga menghitung impedansi satu fasa ketanah sebesar 253.26<-12.04⁰A.
penyulang. Dimana arus hubung singkat tersebut melebihi
Iset(sekunder) = 30A pada relai GFR. Sehingga relai
Menghitung impedansi sumber GFR bekerja dan memerintahkan PMT Takalar
𝑘𝑉 2
Zs(sisi 150 kV) = trip. Dibandingkan dengan hasil simulasi pada
𝑀𝑉𝐴ℎ𝑠
1502
ETAP yakni sebesar 253A, terlihat pada gambar
Zs(sisi 150 kV) = = 9.469 Ω dibawah:
2376.12
𝑘𝑉 2
Zs(sisi 20 kV) = x Zs(sisi 150 kV)
𝑀𝑉𝐴ℎ𝑠
202
Zs(sisi 20 kV) = x 9.469 = 1.594 Ω
2376.12
Menghitung reaktansi trafo
𝑘𝑉 2
Xt (pada 100%) =
𝑀𝑉𝐴𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜
202
Xt (pada 100%) = = 6.667
Ω
60
Nilai reaktansi trafo tenaga :
Reaktansi urutan positif, negative (Xt1 = Xt2 )
Gambar 11. Simulasi ETAP
Xt1 = Xt % x Xt (pada 100%)
Perhitungan manual dan simulasi ETAP memiliki Multa, P. Lesnanto dan Aridan. Restu. 2013.
selisih sebesar 0.26A. Semakin besar arus gangguan Modul Pelatihan Etap. Yogyakarta: Universitas
dan seringnya terjadi gangguan akan mempengaruhi Gadjah Mada.
kinerja peralatan, yang mengakibatkan pendeknya Muhalan, dkk. 2014. “Analisa Perhitungan dan
umur peralatan. Secara teori, jika lokasi gangguan
Pengaturan Relai Arus Lebih dan Relai
semakin jauh dari sumber, maka impedansi gangguan
semakin besar dan akibatnya arus gangguan semakin Gangguan Tanah pada Kubikel Cakra 20 kV Di
kecil. Jika arus hubung singkat yang terjadi melebihi PT XYZ”. Dalam Jurnal Sinergi, XVIII (03),
kapasitas dari PMT maka akan menyebabkan 166-169.
terjadinya ledakan pada PMT, karena PMT sudah Pandjaitan, Bonar. 2012. Praktik-praktik
tidak dapat lagi mengalirkan arus yang sangat besar Proteksi Sistem Tenaga Listrik. Yogyakarta:
melebihi kapasitasnya. ANDI Yogyakarta.
Dampak Gangguan PT.PLN (Persero). 2011. Diklat Profesi
Dampak yang ditimbulkan pada kasus ini yakni Penyaluran Pemeliharaan Kubikel 20 KV
konsumen yang dilayani oleh penyulang Takalar Gardu Induk B.1.1.2.60.3. Jakarta Selatan.
mengalami pemadaman selama 4 menit. PT.PLN (Persero). 2014. Buku O&M (SE114).
Proses Pemulihan Sarimun N, Wahyudi. 2012. Proteksi Sistem
Jika telah dilakukan perbaikan pada gangguan yang
Distribusi Tenaga Listrik. Depok: Garamond.
terjadi maka dari pihak HAR PT.PLN Persero
melakukan penormalan kembali pada PMT 20 kV Widianto, Fajar. 2012. ”Analisis Gangguan
penyulang, namun sebelumnya terlebih dahulu Hubung Singkat Tiga Fase Pada Sistem
menginformasikan ke pihak Dispatcher DCC Distribusi Standar Ieee 13 Bus Dengan
(Distribution Control Center), Tunggu permintaan Menggunakan Program Etap Power Station
dari Dispatcher DCC untuk penormalan PMT 20 kV 7.0”. Dalam Jurnal Emitor, XIV (2): 19-29.
Penyulang. Yulistiawan dkk. 2012. “Analisis Penggunaan
Setelah Dispatcher DCC menyetujui maka dilakukan Gas SF6 Pada Pemutus Tenaga (PMT) Di Gardu
penormalan kembali pada PMT 20 kV, pertama-tama Induk Cigereleng Bandung”. Dalam Jurnal Upi
yaitu menyuplai tegangan pada Penyulang Takalar, Edu, XI (2): 81 – 93.
maka beban pada Penyulang Takalar akan kembali
normal.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil analisis yang telah dilakukan arus
hubung singkat yang didapatkan menurut
perhitungan sebesar 253.26 A dan simulasi
ETAP sebesar 253 A, tidak melebihi kapasitas
hubung singkat PMT Takalar yakni sebesar 16
kA, sehingga PMT beroperasi dengan baik. Jika
arus hubung singkat melebihi dari kapasitas
PMT, hal tersebut dapat mengakibatkan
kerusakan yang fatal pada PMT.
Adapun cara untuk pemulihan kembali setelah
terjadinya gangguan pada penyulang takalar
yaitu menginformasikan terlebih dahulu ke
pihak DCC (Distribution Control Center),
setelah disetujui oleh pihak DCC maka
dilakukan penormalan kembali pada PMT. Dan
menyuplai aliran listrik ke beban yang
mengalami pemadaman.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, Irfan. 2009. Skripsi : Analisa Setting
Relai Arus Lebih Dan Relai Gangguan Tanah
Pada Penyulang Sadewa Di GI Cawang. Depok:
Universitas Indonesia.
Marsudi, Djiteng. 2005. Pembangkit Energi
Listrik. Jakarta: Erlangga.