LANDASAN TEORI
A
AR =
L
Keterangan :
AR = Angka kecelakaan total per kilometer setiap tahun.
A = Jumlah total dari kecelakaan yang terjadi setiap
tahun. L = Panjang dari bagian jalan yang dikontrol
dalam km.
2. Angka kecelakaan berdasarkan kendaraan km perjalanan.
A x 100.000.000
AR =
365 x AADT x T x L
Keterangan :
AR = Angka kecelakaan berdasarkan kendaraan km
perjalanan. A = Jumlah total kecelakaan.
LHRT = Volume lalu lintas harian rata-rata
tahunan. T = Waktu periode pengamatan.
L = Panjang ruas jalan ( km )
BKA=C+3√C
Jarak pandang dibedakan yaitu jarak pandang henti (Jh), jarak pandang
mendahului (Jd).
a. Jarak Pandang Henti (Jh).
Adalah jarak minimum yang diperlukan oleh setiap pengemudi untuk
menghentikan kendaraannya denganaman begitu melihat adanya halangan di
depannya, oleh karena itu, setiap titik disepanjang jalan harus memenuhi jarak
pandang henti (Jh).
Jarak pandang henti terdiri dari dua elemen jarak yaitu :
1. Jarak Tanggap (Jht)
Adalah jarak yang ditempuh oleh kendaraan sejak pengemudi melihat
suatu halangan yang menyebabkan ia harus berhenti, seampai saat pengemudi
menginja rem, jarak ini dikenal juga sebagai PIEV (pereeption, intellection,
Emotion dan Vilition).
Keterangan :
Vr = Kecepatan rencana (km/jam)
f = Koefisien gesek memanjang perkerasan jalan aspal ditetapkan 0,35-0,55
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
Keterangan :
d1 = Jarak yang ditempuh selama waktu tanggap
d2 = Jarak yang ditempuh selama mendahului sampai dengan kembali ke
lajur semula (m)
d3 = Jarak antara kendaraan yang mendahului dengan kendaraan yang dating
dari arah berlawanan setelah proses mendahului selesai (m).
d4 = Jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang dating dari arah
berlawanan yang besarnya diambil sama dengan 2/3 .d2 (m).
Tabel 2.16 Panjang Jarakk Mendahului (Jd) Minimum
4. 4 lajur 2 arah
Y=p n +p n +p n +p n (2.1)
1 1 2 2 3 3 44
Dimana:
Y = APW (Accident Point Weightage) atau nilai tingkat keparahan
n1, n2, n3 dan n4 = bobot tingkat keparahan kecelakaan berdasarkan tingkat
kerugian seperti meninggal, luka berat, luka ringan,
kerugian material.
Dimana:
P1 = Korban kecelakaan yang meninggal
berat
P 3 = Korban kecelakaan yang luka ringan
5. Berdasarkan Cuaca
Faktor ini membagi keadaan cuaca dalam kaitannya dengan pencatatan
kecelakaan sebagai berikut:
a. Cerah;
b. Mendung;
c. Gerimis;
d. Hujan.
Dari pengelompokkan di atas, dapat dijadikan dua kelompok dalam
pengaruhnya terhadap permukaan jalan, yaitu kelompok kering (cerah dan
mendung) dan kelompok basah (hujan dan gerimis).
6. Berdasarkan jenis kecelakaan yang terjadi, diklasifikasikan atas beberapa
tabrakan, yaitu depan - depan, depan - belakang, tabrakan sudut, tabrakan
sisi, lepas kontrol, tabrak lari, tabrak massal, tabrak pejalan kaki, tabrak
parkir, dan tabrakan tunggal. Jenis tabrakan yang melatarbelakangi
terjadinya kecelakaan lalu lintas menjadi:
a. Tabrakan depan – depan adalah jenis tabrakan antara dua kendaraan yang
tengah melaju dimana keduanya saling beradu muka dari arah yang
berlawanan, yaitu bagian depan kendaraan yang satu dengan bagian
depan kendaraan lainnya.
b. Tabrakan depan – samping adalah jenis tabrakan antara dua kendaraan
yang tengah melaju dimana bagian depan kendaran yang satu menabrak
bagian samping kendaraan lainnya.
c. Tabrakan depan – belakang adalah jenis tabrakan antara dua kendaraan
yangtengah melaju dimana bagian depan kendaraan yang satu menabrak
bagian belakang kendaraan di depannya dan kendaraan tersebut berada
pada arah yang sama.
d. Tabrakan samping – samping adalah jenis tabrakan antara dua kendaraan
yang tengah melaju dimana bagian samping kendaraan yang satu
menabrak bagian yang lain.
e. Menabrak penyeberang jalan adalah jenis tabrakan antara kendaraan
yang tengah melaju dan pejalan kaki yang sedang menyeberang jalan.
f. Tabrakan sendiri adalah jenis tabrakan dimana kendaraan yang tengah
melaju mengalami kecelakaan sendiri atau tunggal.
g. Tabrakan beruntun adalah jenis tabrakan dimana kendaraan yang tengah
melaju menabrak mengakibatkan terjadinya kecelakaan yang melibatkan
lebih dari dua kendaraan secara beruntun.
h. Menabrak obyek tetap adalah jenis tabrakan dimana kendaraan yang
tengah melaju menabrak obyek tetap dijalan.
7. Berdasarkan jenis kendaraan, sesuai dengan penggolongan kendaraan yang
diterapkan oleh pengelola jalan yaitu golongan I, golongan IIa, dan
golongan IIb dengan jenis - jenis kendaraan seperti: sedan, jeep, pick up,
mini bus, bus sedang, bus besar 2 as, bus besar > 3 as, truk kecil, truk besar
2 as, truk besar > 3 as, truk trailer dan truk gandeng.
Menurut analisa data statistik baik di Indonesia maupun diluar negeri, penyebab
kecelakaan lalu lintas yang terbesar adalah faktor manusia itu sendiri.
b. Pejalan kaki
Pejalan kaki termasuk dalam daftar penyumbang kecelakaan di indonesia.
Hal ini terjadi karena akibat dari kesalahan pejalan kaki itu sendiri maupun
menjadi korban akibat kesalahan pengendara kendaraan. Kesalahan para pejalan
kaki pada umumnya karena kelengahan, serta mengabaikan sopan santun berlalu
lintas, seperti menyeberang jalan tidak pada tempatnya atau berjalan
menggunakan jalur kendaraan (karena lalai atau terpaksa), atau kesalahan lain
yang meyebabkan kecelakaan. Hal ini sering terjadi di daerah perkotaan dimana
trotoar yang di khususkan untuk pejalan kaki di salah gunakan, seperti digunakan
oleh para pedagang kaki lima.
2. Kendaraan
Kendaraan adalah salah satu penyebab utama kecelakaan kendaraan yang
berakibat fatal. Salah satu faktor penyebabnya adalah kerusakan pada rem
kendaraan tersebut. Namun bila kita teliti lagi bukan hanya itu saja faktor
penyebab kecelakaan yang terjadi pada kendaraan. Seperti kendaraan yang
seharusnya tidak layak beroperasi lagi, muatan yang berlebihan (over load), dan
penambahan aksesoris atau rancangan kendaraan yang berlebihan juga dapat
menyebabkan tingkat keparahan sebuah kecelakaan karena dapat menyebabkan
penumpang terlontar saat kecelakaan dan benturan terjadi.
3. Kondisi Jalan
Kondisi jalan dapat juga sebagai sebab terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Hal ini terkait dengan keadaan alinyemennya, baik itu alinyemen vertikal maupun
horizontal. Untuk alinyemen vertikal yang tidak sesuai perencanaan sebagai
contohnya adalah tanjakan merupakan tempat rawan kecelakaan lalu lintas karena
dapat menipu pengemudi dalam menjalankan kendaraannya. Selain itu geometrik
jalan seperti tikungan yang terlalu tajam atau terhalang pohon atau pagar dapat
menjadi sebab kecelakaan juga. Selain itu jalan juga perlu dilengkapi dengan
berbagai kelengkapan jalan guna membantu mengatur arus lalu lintas yakni :
marka jalan, jalur pemisah, lampu lalu lintas, dan lain-lain (Warpani, 2001).
Contoh papan rambu-rambu lalu lintas sebagai kelengkapan jalan
diantaranya dapat kita lihat pada gambar di bawah ini :
Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa selain faktor pengguna
jalan, kendaraan dan jalan ternyata faktor lingkungan masuk dalam kategori
faktor penyebab kecelakaan.