Seminar Geologi Andre Fixx
Seminar Geologi Andre Fixx
TIPE - II
CILACAP
Oleh:
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi kurikulum semester VII dan
untuk mendapatkan nilai mata kuliah seminar geologi, di Program Studi Teknik
Geologi Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
2020
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Proposal Usulan Tugas Akhir yang
berjudul “Identifikasi Bencana Banjir Serta Potensi Cuaca Dan Upaya Mitigasi,
Daerah Cijeruk, Provinsi Jawa Barat”. Proposal Seminar tipe II ini dibuat sebagai
bagian dari mata kuliah Seminar Geologi pada program studi Teknik Geologi
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta.
Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu,
membimbing serta memberikan semangat dalam penyusunan Proposal Usulan
Seminar Tipe II, terkhusus kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi hikmat dan berkat untuk penulis.
2. Bapak Dr. Ir. H. Ircham M.T. selaku Rektor Institut Teknologi Nasional
Yogyakarta.
3. Bapak Dr. Ir. Setyo Pambudi M.T. selaku Dekan Fakultas Teknologi Nasional
Yogyakarta.
4. Bapak Ignatius Adi Prabowo S.T.,M.T selaku Ketua Program Studi Teknik
Geologi Departemen Teknik Institut Teknologi Nasional Yogyakarta.
5. Bapak Dr. Ir. Setyo Pambudi, M.T selaku Pembimbing Seminar.
6. Bapak, ibu dan saudara-saudara yang selalu memberikan dorongan baik secara
moral maupun moril.
7. Teman-teman Angkatan ke 17 Teknik Geologi dan semua orang yang telah
membantu penulis. Semoga Proposal Usulan Tugas Akhir ini dapat
bermanfaat bagi penulis dalam melaksanakan penelitian. Akhir kata saya
ucapkan terima kasih.
iii
DAFTAR ISI
COVER
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Maksud Dan Tujuan..................................................................................2
1.3 Perumusah masalah...................................................................................2
1.4 Lokasi Penelitian.......................................................................................2
1.5 Metode Penelitian......................................................................................3
1.6 Personal Peneliti........................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................5
2.1 Geologi Regional.......................................................................................5
2.1.1 Fisiografi Regional.............................................................................5
2.1.2 Struktur Regional...............................................................................7
2.1.3 Stratigrafi Regional............................................................................9
BAB III..................................................................................................................11
JADWAL PELAKSANAAN...............................................................................11
BAB IV..................................................................................................................12
PERKIRAAN BIAYA..........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
iv
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
resiko bencana dapat dilakukan melalui membangun jalur evakuasi,
greenbelt dan waterbreak.
Kabupaten cilacap
2
wilayah, penggunaan wilayah dan (3) analisis sosial ekonomi masyarakat.
Metode yang digunakan adalah (1) analisis pemetaan, (2) analisis penentuan
kerusakan ekosistem mangrove, (3) penentuan abrasi pantai, (4) penentuan
kerawanan tsunami. Setelah diukur potensi kerawanan bencana, kemudian
dilakukan analisis data yang berupa : (1) analisis pemetaan abrasi yang
dilakukan melalui tahapan penyusunan peta perubahan garis pantai,
penyusunan peta garis pantai dan field check, (2) analisis pemetaan tsunami
yang disusun melalui analisis faktor penutupan lahan, faktor kelas lereng,
faktor ketinggian tempat, faktor indeks rasio antara kelas lereng dengan
ketinggian tempat, faktor bentuk lahan, dan faktor indeks jarak wilayah atau
objek terhadap tubuh air sebagai media penghantar gelombang tsunami., (3)
membangun peta jalur evakuasi, (4) membangun rencana rehabilitasi dan
rekontruksi dengan membangun jalur hijau dan pembuatan tanggul-tanggul
penahan gempuran ombak (break water).
c. NIM : 410017124
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Slamet. Di bagian tengah ditutupi oleh produk volkanik
kwarter G. Rogojembangan, G.Ungaran, dan G.Dieng. Zona ini
menerus ke Jawa Barat menjadi Zona Bogor dengan batas
antara keduanya terletak di sekitar Prupuk, Bumiayu hingga
Ajibarang, persis di sebelah barat G. Slamet, sedangkan ke arah
timur membentuk Zona Kendeng. Zona Antiklinorium Bogor
terletak di selatan Dataran Aluvial Jakarta berupa
Antiklinorium dari lapisan Neogen yang terlipat kuat dan
terintrusi. Zona Kendeng meliputi daerah yang terbatas antara
Gunung Ungaran hingga daerah sekitar Purwodadi dengan
singkapan batuan tertua berumur Oligosen-Miosen Bawah
yang diwakili oleh Formasi Pelang.
Zona Depresi Jawa Tengah menempati bagian tengah
hingga selatan. Sebagian merupakan dataran pantai
dengan lebar 10-25 km. Morfologi pantai ini cukup
kontras dengan pantai selatan Jawa Barat dan Jawa Timur
yang relatif lebih terjal.
5
LAUT JAWA
Daerah Penelitian
Gambar 2.2 Tatanan tektonik dan konfigurasi basement dari Jawa Barat
dan Jawa Tengah (modifikasi Muchsin dkk., 2002 op. cit.
Mukti dkk., 2008).
250
km
6
Gambar 2.3 Kerangka Tektonik Regional (Kartanegara dkk.,
1987 op.cit. Casdira, 2007)
7
darat pada kala Plistosen Akhir. Setelah itu diendapkan produk
volkanik Gunung Slamet Muda dan endapan aluvial pada lingkungan
darat pada kala Holosen.
1. Formasi Pemali
Formasi Pemali tersusun atas napal globigerina berwarna
abu-abu muda dan abu-abu kehijauan, terdapat sisipan
batugamping pasiran, batupasir tufan, dan batupasir kasar.
Umur dari Formasi Pemali adalah Miosen Awal. Tebal formasi
ini diperkirakan mencapai 900 meter.
2. Formasi Rambatan
Formasi Rambatan tersusun atas serpih, napal, dan
batupasir gampingan. Napal berselang-seling dengan batupasir
gampingan berwarna kelabu muda. Pada bagian atas terdiri dari
batupasir gampingan berwarna abu-abu muda sampai biru
keabu-abuan. Umur dari Formasi Rambatan adalah Miosen
Tengah dan tebalnya diperkirakan 300 meter.
3. Formasi Halang
Formasi Halang tersusun atas batupasir andesit,
konglomerat tufan, dan napal bersisipan batupasir. Terdapat
jejak organisme di atas bidang perlapisan batupasir. Formasi
Halang merupakan jenis endapan sedimen turbidit pada zona
batial atas (Kastowo dan Suwarna, 1996). Umur Formasi
Halang adalah Miosen Akhir dan mempunya ketebalan 390-
2600 meter. Praptisih dan Kamtono (2009) menyatakan
Formasi Halang Bagian Atas disusun oleh batupasir,
batulempung, dan perselingan antara batupasir dan
batulempung. Pada perselingan batupasir dan batulempung
dicirikan oleh batupasir yang berwarna abu-abu, halus-kasar,
tebal lapisan 10-20 cm, struktur sedimen perlapisan bersusun,
laminasi sejajar, dan wavy. Batulempung berwarna kehitaman,
tebal 0,5-10 cm.
4. Formasi Kumbang
8
Formasi Kumbang terdiri dari breksi, lava andesit, tuf,
dibeberapa tempat breksi batuapung dan tuf pasiran (Djuri
dkk., 1996). Terdapat juga aliran lava andesit dan basalt
(Condon dkk., 1996), serta tuf. Ketebalan formasi ini mencapai
2000 meter. Kastowo dan Suwarna (1996) menyatakan umur
formasi ini Miosen Tengah-Pliosen Awal. Formasi Kumbang
merupakan endapan turbidit dari suatu sistem kipas bawah laut
(upper fan) yang dipengaruhi oleh kegiatan vulkanisme
(Kartanegara dkk., 1987).
5. Formasi Tapak
Formasi Tapak tersusun atas batupasir berbutir kasar
berwarna kehijauan dan konglomerat, setempat breksi andesit.
Di bagian atas terdiri dari batupasir gampingan dan napal
berwarna hijau yang mengandung kepingan moluska (Djuri
dkk., 1996). Anggota Breksi Formasi Tapak terdiri dari breksi
gunungapi dan batupasir tufan (Condon dkk., 1996). Anggota
Batugamping Formasi Tapak merupakan lensa-lensa gamping
tak berlapis yang berwarna kelabu kekuningan. Umur dari
Formasi Tapak adalah Pliosen Awal-Pliosen Tengah. ketebalan
dari formasi ini berkisar antara 500-1650 meter (Kartanegara
dkk., 1987).
6. Formasi Kalibiuk
Formasi Kalibiuk tersusun atas napal lempungan
bersisipan batupasir, kaya moluska. Kelompok moluska
tersebut mengindikasikan tidal zone facies yang berumur
Pliosen. Umur dari Formasi Kalibiuk adalah Pliosen Awal.
7. Formasi Kaliglagah
Formasi Kaliglagah tersusun atas batulempung, napal,
batupasir, dan konglomerat, di beberapa tempat lignit setebal
10-100 cm (Djuri dkk., 1996). Pada bagian bawah tersusun atas
batulempung hitam, napal hijau, batupasir bersusunan andesit,
dan konglomerat. Pada umumnya batupasir memperlihatkan
9
struktur silang siur dan mengandung sisipan lignit. Tebal
diperkirakan mencapai 350 meter (Kastowo dan Suwarna,
1996).
8. Formasi Ligung
Formasi Ligung tersusun atas aglomerat andesit, breksi,
dan tuf berwarna abu-abu di beberapa tempat. Terdapat
Anggota Lempung Formasi Ligung yang tersusun atas
batulempung tufan, batupasir tufan, dan konglomerat,
setempat sisa tumbuhan dan batubara muda yang menunjukkan
bahwa anggota ini diendapkan di lingkungan bukan marin.
9. Formasi Mengger
Formasi Mengger tersusun atas tufa abu-abu muda dan
batupasir tufaan dengan sisipan konglomerat dan lapisan tipis
magnetit. Pada formasi ini juga ditemukan fosil mamalia yang
termasuk kategori upper vertebrate zone yang menunjukkan
umur Plistosen awal. Ketebalan satuan ini diperkirakan
mencapai 150 meter.
10. Formasi Linggopodo
Formasi Linggopodo tersusun atas breksi gunungapi, tuf,
dan lahar yang berasal dari Gunung Slamet Tua dan Gunung
Copet (van Bemmelen, 1949). Formasi ini tersebar di
Pemalang, Pekalongan, Batang hingga Ungaran.
10
BAB III
JADWAL PELAKSANAAN
Studi Pustaka
Konsultasi
Penyusunan Proposal
Pengambilan data
Analisis
Penyusunan laporan
Presentasi seminar
BAB IV
11
PERKIRAAN BIAYA
TOTAL 650.000
DAFTAR PUSTAKA
12
Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau - Pulau Kecil
UNDP/United Nations Development Programme (2004). Reducing Disaster Risk,
a Challenge for Development, Bureau for Crisis Prevention and Recovery,
New York.
Yuwono, Nur. 1982. Teknik Pantai Perencanaan Bangunan Pantai. Biro Penerbit
Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil. Yogyakarta. 150 hlm.
13