Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dilla Safira

Nim : 20051397072
Kelas : 2020B
Prodi : Manajemen Informatika
Analisis Berita Hoax
Vaksin Covid-19 dari China Musnahkan Penduduk Pribumi
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah
virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-
19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-
paru yang berat, hingga kematian.
Belum ada obat yang benar-benar efektif untuk mengatasi infeksi virus Corona atau COVID-
19. Pilihan pengobatan akan disesuaikan dengan kondisi pasien dan tingkat keparahannya.
Beberapa pasien dengan gejala ringan atau tanpa gejala akan di sarankan untuk melakukan
protokol isolasi mandiri di rumah sambil tetap melakukan langkah pencegahan penyebaran
infeksi virus Corona. Selain itu, dokter juga bisa memberikan beberapa beberapa langkah
untuk meredakan gejalanya dan mencegah penyebaran virus corona, yaitu:
 Merujuk penderita COVID-19 yang berat untuk menjalani perawatan dan karatina di
rumah sakit rujukan
 Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi penderita
 Menganjurkan penderita COVID-19 untuk melakukan isolasi mandiri dan istirahat
yang cukup
 Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih untuk menjaga
kadar cairan tubuh
Langkah pencegahan tentu menjadi hal utama yang menjadi kunci agar wabah virus corona
tidak semakin menyebar. Sekarang ini pemerintah sedang gencar gencarnya melakukan
himbauan tentang protokol Kesehatan atau yang biasa dikenal dengan sebutan 3M nah apa
saja kah itu;
 Memakai masker
 Mencuci tangan dengan sabun di air yang mengalir
 Menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas
Selain pencegahan yang sangat diperlukan pemerintah terus mencoba mencari solusi untuk
mengatasi pandemic saat ini salah satu dengan memproduksi vaksin.
Vaksin merupakan suatu antigen atau benda asing yang dimasukkan ke dalam tubuh untuk
menghasilkan reaksi kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu. Vaksin biasanya berisi
mikroorganisme, misalnya virus atau bakteri, yang sudah mati atau masih hidup tetapi
dilemahkan. Vaksin juga bisa berisi bagian dari mikroorganisme yang bisa merangsang
sistem kekebalan tubuh untuk mengenali mikroorganisme tersebut.
Bila diberikan kepada seseorang, vaksin akan menimbulkan reaksi sistem imun yang spesifik
dan aktif terhadap penyakit tertentu, misalnya vaksin flu untuk mencegah penyakit flu dan
vaksin COVID-19 untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2. Biasanya, vaksin dimasukkan
ke dalam tubuh manusia dengan cara disuntik.
Cek Fakta Liputan6.com mendapati kliam vaksin Covid-19 dari China akan memusnahkan
penduduk pribumi. Vaksin Covid-19 dari China akan mengosongkan penduduk pribumi
diunggah akun Facebook Uli Umar, pada 25 Desember 2020.
Akun terseebut memuat tangkapan layar unggahan Facebook RSaifulbahri
BsHandayaningrat, tangkapan layar tersebut memuat artikel artikel media online yang
membahas vaksin Covid-19 dan halaman percakapan WhatsApp yang membagikan sebuah
tautan berita yang membahas tentang penyuntikan vaksi Covid-19 perdana ke Presiden Joko
Widodo (Jokowi). Dalam tangkapan layar tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
“#Indonesia human right sos inin lebih keji dari pembantaian dengan senpi, rencana china
menguasai RI dan mengosongkan penduduknya warga pribumi tampa melalui peperangan,
perang militer!!!!!!
Dimanapun Rezim Komunis berkuasa yg hidup enak hanya elit2 partai komunis dan
kroni2nya tuh rakyat China sendiri menolak untuk dimusnahkan."
Kemudian unggahan tangkapan layar tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
"Maksa.. nyuru 182 jt Rakyat Hrus di Vaksin..😡"
Benarkah valsin Covid-19 dari China akan memusnahkan penduduk pribumi?

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim vaksin Covid-19 dari China akan
memusnahkan penduduk pribumi tidak benar.

Berdasarkan berita dia atas kita harus menjadi masyarakat yang cerdas tidak mudah
terprovokasi dengan berita yang baru saja beredar.Kita wajib mengecek kebenaran berita
yang berisi claim tersebut ke badan yang berwenang yaitu Anggota Tim Komunikasi Publik
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.

Menurut pemaparan Reisa (Jubir satgas covid-19), sejak 9 bulan pandemi ini sudah ada
ribuan kabar hoax tentang Covid-19. Beberapa hoax yang beredar adalah tentang vaksin.
Contoh hoax itu seperti “vaksin mengandung bibit penyakit, jadi sama saja dengan membuat
badan rentan terkena penyakit”. “Anggapan ini salah, karena vaksin itu terbuat dari virus atau
bakteri yang sudah dilemahkan. Fungsinya membuat badan kita jadi kenal lalu jadi kebal
melawan penyakit tersebut. Hal ini tidak sama dengan membuat tubuh menjadi sakit” jelas
Reisa. Reisa menjelaskan beberapa jenis vaksin, antara lain: Vaksin mati: jenis vaksin yang
mengandung virus atau bakteri yang sudah dimatikan Vaksin hidup jenis vaksin yang
mengandung virus atau bakteri yang dilemahkan Vaksin sub unit: vaksin yang dibuat dari
komponen virus/bakteri Vaksin toksoid: vaksin yang dibuat dari toksin yang sudah
dilemahkan.

Vaksin sendiri mengandung beberapa unsur yakni antigen, adjuvant, stabilitator, dan
pengawet. Hoax lain yang beredar adalah “vaksin mengandung zat-zat berbahaya”.
Fakta yang benar, vaksin yang sudah diproduksi massal tentu harus memenuhi syarat utama:
aman, efektif, stabil, dan efisien. “Setiap vaksin yang beredar harus lebih dulu lolos uji dari
otoritas yang berwenang,” jelas Reisa. Reisa menambahkan, di Indonesia, ada Badan POM
sebagai badan yang berwenang dan akan memastikan bahwa vaksin aman dan tidak
mengandung bahan berbahaya. Hoax yang lain menyebutkan, “kalau vaksin nanti sudah
tersedia berarti kita akan aman?” Mengenai hal ini, Reisa menjelaskan bahwa vaksin memang
salah satu cara agar masyarakat dapat segera keluar dari pandemic Covid-19, jika sudah
tercipta kekebelan komunitas (herd immunity buatan) pada mayoritas penduduk dunia.
Namun Reisa wanti-wanti, “vaksin bukan satu-satunya solusi untuk mencegah penularan
Covid-19.” Disiplin dan patuh untuk menerapkan protokol kesehatan juga penting dan efektif
untuk menurunkan risiko penularan. “Jadi ingat, gerakan 3 M ditambah lagi dengan vaksinasi
tentu akan lebih baik,” terang Reisa. Selain ketiga mitos dan hoax tersebut, kata Reisa, masih
banyak informasi yang salah terkait vaksin yang beredar di masyarakat. Oleh karena itulah
penting untuk memilah informasi yang benar dan salah. Reisa menyarankan kepada
masyarakat yang masih bingung terkait informasi vaksin untuk meluangkan waktu lebih
untuk membaca, atau hubungi kontak resmi dari Satgas Covid-19 di Covid19.go.id dan
telepon 119 ekstensi 9.

“Lebih baik mencerna informasi dengan baik daripada panik atau bahkan menjadi penyebar
hoax. Gali dan kenali, agar hoax tak mengakali,” tutup Reisa. ---- Artikel ini diterbitkan atas
kerja sama Tirto.id dengan BNPB dalam rangka kampanye pencegahan Covid-19.

Kita sebagai masyarakat harus bijak terhadap perkembangan informasi yang beredar jangan
sampai kita terprovokasi pada berita yang salah sehingga dapat merugikat diri kita sendiri
bahkan orang lain. Nah tentu apa saja yang diperlukan untuk menganalisis apabila ada berita
yang muncul dan dapat menimbulkan kecemasan berikut Langkah-langkahnya:

1. Kembangkan rasa penasaranmu setiap saat, jangan langsung menyebarkan suatu


berita tanpa mengecek kebenarannya

2. Periksa keaslian berita dengan mencari tahu asal sumbernya

3. Berhati-hatilah dengan judul yang provokatif

4. Cari tahu keaslian alamat situs laman

5. Perhatian keaslian foto

Anda mungkin juga menyukai