Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDUHULUAN

ADENO CARSINOMA RECTI

Disusun oleh
NAMA : Akhmad Syarif, S.Kep
NIM : 1914901210093

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN 2020
Laporan Pendahuluan
CA Rektum

A. Definisi
Karsinoma rektum adalah suatu keadaan dimana terjadinya pertumbuhan
jaringan abnomal pada daerah rektum. Jenis terbanyak adalah
adenokarsinoma (65%), banyak terjadi ditemui pada usia 40 tahun keatas
dengan insiden puncaknya pada usia 60 tahun (Price A. Sylvia, 1995).
Karsinoma Recti merupakan salah satu dari keganasan pada kolon dan
retum yang khusus menyerang bagian Recti yang terjadi akibat gangguan
proliferasi sel epitel yang tidak terkendali (Kurniadi, 2012).
Ca Rekti adalah kanker yang terjadi pada rektum. Rektum terletak di
anterior sakrum and coccyx panjangnya kira kira 15 cm. rectosigmoid
junction pada bagian akhir mesocolon sigmoid. Bagian sepertiga atasnya
hampr seluruhnya dibungkus oleh peritoneum, di setengah bagian bawah
rektum keseluruhannya adalah ektraperitoneral (Samsuhidayat, 2004).
B. Etiologi

C. Patofisiologis
Tumor dapat berupa massa polipod besar, yang tumbuh ke dalam lumen
dan dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai cincin anular. Lesi anular
lebih sering terjadi pada bagian rektosigmoid, sedangkan polipoid atau lesi
yang datar lebih sering terdapat pada sekum dan kolon ascendens. Secar
histolgis, hampir semua kanker usus besar adalah adenokarsinoma (terdiri
atas epitel kelenjar) dan dapat mensekresi mucus yang jumlahnya berbeda-
beda.
Tumor/ kanker dapat menyebar (1) secara infiltrate langsung ke struktur
yang berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih. (2) melalui pembuluh
limfe ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon; (3) melalui aliran darah,
biasanya ke hati karena kolon mengalirkan darah ke system portal.
Prognosis relative baik bila lesi terbatas pada mukosa dan sub mukosa
pada saat reseksi dilakukan, dan jauh lebih jelek bila telah terjadi
metastasis ke kelenjar limfe.
Pada perkembangan selanjutnya kanker terbagi dalam 4 stadium (Stadium
I-IV)
1. Stadium 0
Pada stadium 0 kanker ditemukan hanya pada bagian paling dalam
rektum.yaitu pada mukosa saja. Disebut juga carcinoma in situ
2. Stadium I
Pada stadium I kanker telah menyebar menembus mukosa sampai
lapisan muskularis dan melibatkan bagian dalam dinding rektum tapi
tidak menyebar kebagian terluar dinding rektum ataupun keluar dari
rektum. Disebut juga Dukes A rectal cancer.
3. Stadium II
Pada stadium II kanker telah menyebar keluar rektum kejaringan
terdekat namun tidak menyebar ke limfonodi. Disebut juga Dukes B
rectal cancer.
4. Stadium III
Pada stadium III kanker telah menyebar ke limfonodi terdekat tapi
tedak menyebar kebagian tubuh lainnya. Disebut juga Dukes C rectal
cancer.
5. Stadium IV
Pada stadium IV kanker telah menyebar kebagian lain tubuh seperti
hati paru atau ovarium. Disebut juga Dukes D rectal cancer

D. Manifestasi Klinis
1. Perubahan kebiasaan defekasi (merupakan gejala yang paling sering
ditunjukkan), keluar darah bersama dengan feses (merupakan gejala
yang paling sering)
2. Anemia, anoreksia, penurunan berat badan, dan kelelahan.
3. Lesi sebelah kanan: nyeri abdominal tumpul dan melena.
4. Lesi sebelah kiri: nyeri abdominal dan kram, feses mengecil,
konstipasi dan distensi, darah merah segar dalam feses.
5. Lesi rectal: tenesmus (nyeri rectal, merasakan evakuasi tidak lampias
setelah defekasi), konstipasi dan diare secara bergantian

E. Komplikasi
Kanker rektum yang tidak tertangani dengan benar dapat menimbulkan
komplikasi berupa perdarahan akut maupun kronik yang berakibat anemia,
sumbatan usus, kebocoran pada usus (perforasi), dan metastasis ke hati
(paling sering), kelenjar getah bening, otak, tulang, paru-paru sampai pada
kematian.

F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan rectal; pemeriksaan darah fekal, enema barium, Hydrocolonic
Sonography dan kolonoskopi:
1. Pemeriksaan darah fekal untuk mengetahui apakah terdapat perdarahan
pada saluran cerna merupakan metode sederhana dan sensitif untuk
mendeteksi kanker rektum lebih dini pada stadium asimptomatik dan
dapat mengarahkan pada pemeriksaan definitive.
2. Barium enema merupakan pemeriksaan diagnostic dengan
memasukkan zat kontras ke dalam rektosigmoid, hingga kolon sigmoid
untuk melihat adanya lesi akibat pertumbuhan abnormal sel.
3. Hydrocolonic Sonography merupakan pengisian air ke dalam kolon
diikuti dengan pemeriksaan ultrasound extracorporeal
4. Kolonoskopi adalah pemeriksaan seluruh kolon dengan visualisasi,
biopsi dan bila mungkin pembuangan neoplasma kolon. Hasil dari
studi National Polyps menyebutkan pembuangan adenoma dapat
menurunkan risiko kanker rektum hingga 90%. Oleh sebab itu
pemeriksaan ini dianjurkan setiap tiga tahun. Dengan kolonoskopi
dapat dilakukan deteksi dan pembuangan polip serta biopsi kanker
selama pemeriksaan. Tetapi pemeriksaan ini lebih mahal, berisiko dan
menimbulkan rasa tidak nyaman untuk pasien dibanding skrening yang
lain.

Pemeriksaan antigen karsinoembrionik (CEA) sangat baik sebagai


indkator prognosis dan kekambuhan.

G. Penatalaksanaan
1. Penentuan Staging
Staging sangatlah penting dalam menentukan apakah kanker sudah
menyebar ke organ lainnya. Bila suatu kanker ditemukan pada seorang
pasien, prognosis dan pengobatan sangatlah tergantung dari lokasi,
ukuran, stadium dari kanker dan kondisi kesehatan umum pasien.
2. Pembedahan
Pembedahan merupakan tindakan primer untuk kebanyakan kanker
kolon dan rectal (satdium I, stadium II, bahkan pada pasien suspek
stadium III) jenis pembedahan tergantung pada lokasi dan ukuran dari
tumor yang dapat bersifat paliatif dan kuratif
a. Kanker yang terbatas pada satu sisi diangkat melalui kolonoskop
b. Kolonoskopi laparoskopi dengan polipektomi mungkin dapat pula
dilakukan.
c. Laser Nd: YAG dapat efektif untuk beberapa lesi.
d. Reseksi usus
3. Radiasi
Terapi radiasi dapat digunakan pada pra operasi untuk memperkecil
kanker yang tidak dapat dioperasi, biasanya dilakukan pada kasus
stadium II dan III lanjut.

4. Kemoterapi
Kemoterapi dengan 5-FU (5-Fluorouracil) selama lima hari telah
dinyatakan bermanfaat dalam situasi ajufan untuk karsinoma
kolorektal (satdium II lanjut dan stadium III). Pengobatan terbaru
menggunakan 5-FU dengan levamisole atau leucovarin

H. Asuhan Keperawatan
1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a. Aktivitas/istirahat
Gejala:
- Kelemahan, kelelahan/keletihan
- Perubahan pola istirahat/tidur malam hari; adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi tidur misalnya nyeri, ansietas dan berkeringat malam
hari.
- Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan,
tingkat stres tinggi.
b. Sirkulasi
Gejala:
- Palpitasi, nyeri dada pada aktivitas
- Dapat terjadi perubahan denyut nadi dan tekanan darah
c. Intergritas ego
Gejala
- Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara
mengatasi stres (merokok, minum alkohol, menunda pengobatan,
keyakinan religius/spiritual)
- Masalah terhadap perubahan penampilan (alopesia, lesi cacat,
pembedahan)
- Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak
mampu,
- tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan kontrol, depresi.
- Yang di tandai dengan menyangkal, menarik diri, marah
d. Eliminasi
Gejala
- Perubahan pola defekasi, darah pada feses, nyeri pada defekasi
Tanda:
- Perubahan bising usus, distensi abdomen
- Teraba massa pada abdomen kuadran kanan bawah
e. Makan/cairan
Gejala
- Riwayat kebiasaan diet buruk (rendah serat, tinggi lemak, pemakaian
zat aditif dan bahan pengawet)
- Anoreksia, mual, muntah
- Intoleransi makanan
- Penurunan berat badan, berkurangnya massa otot
f. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala nyeri bervariasi dari tidak ada, ringan sampai berat tergantung
proses penyakit
g. Keamanan
Gejala
- Komplikasi pembedahan dan atau efek sitostika.
- Demam, lekopenia, trombositopenia, anemia
h. Interaksi sosial
Gejala
- Lemahnya sistem pendukung (keluarga, kerabat, lingkungan)
- Masalah perubahan peran sosial yang berhubungan dengan
perubahan status kesehatan
i. Penyuluhan/pembelajaran
- Riwayat kanker dalam keluarga
- Masalah metastase penyakit dan gejala-gejalanya
- Kebutuhan terapi pembedahan, radiasi dan sitostatika.
- Masalah pemenuhan kebutuhan/aktivitas sehari-hari

2. Diagnosa keperawatan
a. Konstipasi berhubungan dengan lesi obstruktif
b. Nyeri berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat
obstruksi.
c. Risiko kurang volume cairan berhubungan dengan muntah dan
dehidrasi.
d. Keletihan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik
e. Ansietas berhubungan dengan tindakan pembedahan yang akan
dijalani dan diagnosa kanker dan ancaman kematian

3. Rencana/intervensi Keperawatan
a. Konstipasi berhubungan dengan lesi obstruktif
Tujuan: Pasien dapat mempertahankan konsistensi/ pola defekasi
umum
No Intervensi Keperawatan Rasional
1 Kaji kebiasaan eliminasi Dapat diperlukan sebagai
umum dasar untuk evaluasi masa
datang
2 Pantau masukan dan Dehidrasi, penurunan berat
pengeluaran cairan serta berat badan dan ketidak
badan seimbangan elektrolit adalah
komplikasi dari diare, ketidak
seimbangan masukan cairan
dapat menimbulkan konstipasi
3 Berikan makanan sedikit dan Menurunkan irigasi sistem
sering dengan makanan pencernaan.
rendah serat, mempertahankan Penggunaan makanan rendah
kebutuhan protein dan serat dapat menurunkan
karbohidrat iritabilitas dan memeberikan
istirahat pada usus bila ada
diare
4 Berikan cairan intra vena Mencegah dehidrasi,
mengencerkan agen
kemoterapi untuk menurunkan
efek samping
b. Nyeri berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat
obstruksi
Tujuan: pasien dapat melaporkan penurunan/penghilangan nyeri
maksimal
No Intervensi Keperawatan Rasional
1 Tentukan riwayat nyeri, Informasi memberikan data
lokasi nyeri, frekuensi, dasar untuk mengevaluasi
durasi, dan intensitas (skala kebutuhan/keefektifan
0-10) san tindakan intervensi
penghilang yang digunakan
2 Berikan tindakan Meningkatkan relaksasi dan
kenyamanan dasar (reposisi, membantu memfokuskan
gosokan punggung) dan kembali perhatian
aktivitas hiburan.
3 Dorong penggunaan Memungkinkan pasien untuk
keterampilan manajemen berpartisipasi secara aktif dan
nyeri (teknik relaksasi, meningkatkan kontrol nyeri
visualisasi, bimbingan
imajinasi) dan sentuhan
terapeutik
4 Kolaborasi pemberian Nyeri adalah komplikasi dari
analgetik sesuai indikasi kanker, meskipun respons
individual berbeda, saat
perubahan penyakit/pengobatan
terjadi, penilaian dosis dan
pemberian akan diperlukan

c. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah dan


dehidrasi
Tujuan: Pasien dapat menunjukkan keseimbangan cairan adekuat
dibuktikanoleh tanda vital stabil, membrane mukosa lembab, turgor
kulit baik, pengisian kapiler cepat dan haluaran urine adekuat secara
individual
No Intervensi Keperawatan Rasional
1 Pantau masukkan keluaran Kesimbangan cairan negatif
cairan, masukkan semua terus menerus, menurunkan
sumber keluaran (muntsh, keluaran renal dan
diare) hitung keseimbangan 24 konsistensi utine
jam menunjukkan terjadinya
dehidrasi dan perlunya
peningkatan penggantian
cairan
2 Timbang berat badan sesuai Pemgukuran sensitive
indikasi terhadap fluktuasi
keseimbangan cairan
3 Pantau tanda vital, evaluasi Menunjukkan keadekuatan
nadi perifer, pengisian kapiler volume sirkulasi
4 Kaji turgor kulit kelembaban Indikator tidak langsung
membrane mukosa dari status dehidrasi/derajat
kekurangan cairan
5 Berikan terapi anri emetic Penghilang mual/muntah
menurunkan kehilangan
gastric dan memungkinkan
peningkatan masukan oral
6 Berikan trasnfusi sesuai Untuk memperbaiki jumlah
indikasi darah dan mencegah
manifestasi anemia yang
sering ada pada pasien
kanker (takikardia, takipneu,
pusing dan kelmahan) bila
diperlukan

d. Keletihan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik


Tujuan: pasien dapat melaporkan perbaikan rasa berenergi
no Intervensi Keperawatan Rasional
1 Rencanakan perawatan Periode istirahat diperlukan
untuk memungkinkan untuk memperbaiki/menghemat
periode istirahat tenaga
2 Beri tujuan aktivitas realistis Memberikan rasa control dan
dengan pasien perasaan mampu
menyelesaikan
3 Berikan O2 dan suplemen Adanya anemia/hipoksia
sesuai indikasi menurunkan ketersediaan O2
untuk kestabilan selular dan
mempernerat keletihan
4 Dorong masukan nutrisi Masukan nutrisi adekuat perlu
untuk memenuhi kebutuhan
energi

e. Ansietas berhubungan dengan tindakan pembedahan yang akan


dijalani dan diagnosa kanker dan ancaman kematian
Tujuan: Menunjukkan rentang yang tepat dari perasaan dan
berkurangnya rasa takut
no Intervensi Keperawatan Rasional
1 Dorong pasien untuk Memberikan kesempatan
mengungkapkan pikiran dan untuk memeriksa rasa takut
perasaan realistis serta kesalahan
konsep tentang diagnosis
2 Pertahankan kontak sering Memberikan keyakinan
dengan pasien, bicara dengan bahwa pasien tidak sendiri
menyentuh pasien bila tepat atau ditolak, berikan respek
dan penerimaan individu,
menjalin kepercayaan
3 Tingkatkan rasa tenang dan Memudahkan istirahat,
lingkungan tenang menghemat ebergi, dan
meningkatkan kemampuan
koping
4 Berikan informasi yang tepat Memungkinkan untuk
dipercaya dan konsisten dan interaksi interpersonal lebih
serta dukungan untuk orang baik
terdekat
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, (2001). Buku saku diagnosa keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC.
Doenges E Mailyn, (1999). Rencana Asuhan Keperawatan
: Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian
perawatan pasien. Ed3. EGC: Jakarta.
Mansjoer ,A. (2000). Kapita SelektaKedokteran, edisi 3. Jakarta:Media
Aesculapius.
Price & Wilson. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. E
Jakarta:EGC.
Price & Wilson, (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyaki.
Edisi 6. Volume I. Jakarta : EGC.
Smeltzer & Bare, (2002). Buku ajar keperawatan medical bedah. Vol 2. Edisi
8. Jakarta : EGC.
Samsuhidajat, R. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit
Buku Ked EGC.
Sudjatmiko. 2012. Kolon-Rektum dan Anus. Laboratorium Ilmu Bedah,
Fakultas Ked Universitas Airlangga

Anda mungkin juga menyukai