Aspek Keperilakuan pada Akuntansi Sumber Daya Manusia dan Akuntansi Sosial
Akuntansi Sumber Daya Manusia telah didefinisikan oleh Komite Akuntansi Sumber Daya
Manusia dari American Accounting Association sebagai suatu proses identifikasi dan pengukuran data
mengenai sumber daya manusia serta pengkomunikasian informasi ini ke pihak-pihak yang
berkepentingan.
Dalam pengertian harfiah, “akuntansi sumber daya manusia” berarti akuntansi untuk manusia
sebagai suatu sumber daya organisasional. Hal ini melibatkan pengukuran biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan-perusahaan bisnis dan organisasi lainnya untuk merekrut, menyeleksi, mempekerjakan,
melatih dan mengembangkan aktiva manusia. Akuntansi sumber daya manusia juga melibatkan
pengukuran terhadap biaya yang akan dikeluarkan untuk menggantikan sumber daya manusia dari
suatu organisasi.
Dengan demikian akuntansi sumber daya manusia berarti mengukur investasi yang dibuat oleh
organisasi dalam manusia, biaya untuk mengganti orang-orang tersebut dan nilai dari manusia bagi
perusahaan itu.
2. Sejarah Akuntansi Sumber Daya Manusia
Bidang akuntansi sumber daya dikembangkan sejak tahun 1960-an. Bidang tersebut adalah cabang
dari kumpulan yang terdiri atas beberapa aliran pemikiran yang independen namun saling berkaitan
erat.
3. Peranan Manajerial Akuntansi Sumber Daya Manusia
Tujuan utama akuntansi sumber daya manusia adalah untuk berfungsi sebagai suatu sistem yang
menyediakan pengukuran atas biaya dan nilai dari manusia bagi suatu organisasi. Dari perspektif
manajerial, akuntansi sumber daya manusia dimaksudkan untuk membantu para pengambil keputusan
untuk menggunakan kalkulus biaya-nilai yaitu, suatu penilaian terhadap biaya dan nilai yang terlibat
dalam suatu keputusan. Pengukuran biaya dan nilai dari sumber daya manusia diperlukan untuk:
1. Memfasilitasi perencanaan dan pengambilan keputusan personalia oleh staff manajemen
personalia.
2. Memungkinkan manajemen puncak untuk mengevaluasi efektivitas dengan mana sumber
daya manusia telah dikembangkan, dipelihara dan digunakan oleh manajemen ditingkatan
yang lebih rendah (terutama dalam perusahaan besar yang terdesentralisasi).
4. Pengukuran Biaya dan Nilai Sumber Daya Manusia
Mengukur Biaya Sumber Daya Manusia
Tiga konsep yang berbeda telah diusulkan kepada manajemen untuk mengukur biaya
sumberdaya manusia: biaya awal, biaya penggantian, dan biaya kesempatan. Biaya awal
adalahpengeluaran aktual historis yang lerjadi sebagai suatu investasi dalam sumberdaya.
Biayapenggantian adalah pengorbanan yang harus dilakukan hari ini untuk menggantikan sumber
dayadari suatu organisasi. Biaya kesempatan adalah jumlah maksimum yang dapat diperoleh
sumberdaya tersebut dalam penggunaan alternative.
a. Biaya Awal
Biaya awal dari sumber daya manusia mengacu pada pengorbanan yang sesungguhnya
terjadiuntuk memperoleh dan mengembangkan manusia. Hal ini merupakan analogi dari
konsep biayaawal untuk aktiva-aktiva lainnya, Misalnya saja, biaya awal dari pabrik dan
peralatan adalahbiaya yang terjadi untuk memperoleh sumber daya
b. Biaya Penggantian
Biaya penggantian dari sumber daya manusia mengacu pada pengorbanan yang sebenarnya
harusdilakukan saat ini untuk menggantikan sumber daya manusia yang sedang
dipekerjakan.Misalnya saja, jika seorang individu akan meninggalkan suatu organisasi, maka
harusdikeluarkan biaya untuk merekrut, menyeleksi, dan melatih penggantinya.Biaya
penggantian dari sumber daya manusia biasanya meliputi biaya-biaya yang berkaitandengan
perputaran seorang karyawan maupun biaya untuk merekrut dan
mengembangkanpenggantinya. Selain itu, biaya penggantian juga meliputi biaya langsung dan
tidak langsung.Karena biaya penggantian ini ditujukan untuk. penggunaan manajerial, maka
biaya ini sebaiknyamemasukkan komponen biaya peluang maupun biaya yang dikeluarkan.
c. Biaya Kesempatan
Biaya kesempatan dari sumber daya manusia mengacu pada nilai sumber daya manusia
dalampenggunaan alternatifnya yang paling menguntungkan. Meskipun secara nominal hal
tersebutmerupakan konsep biaya, pemikiran mengenai biaya sumber daya manusia berkaitan
erat dengangagasan mengenai nilai sumber daya manusia. Hekimian dan Jones, yang
mengusulkan konsepini, menyarankan suatu sistem penawaran kompetitif untuk mengukurnya.
Mengukur Nilai dan Sumber Daya Manusia
Masalah akuntansi untuk nilai sumber daya manusia herbaria secara signifikan dari
masalahpengukuran biaya. Pengukuran biaya melibatkan penelusuran biaya dan
mengakumulasikannya.Hal tersebut, sebagian besar, merupakan proses historis. Nilai berorientasi pada
masa depan, danbukan pada masa lalu. Dengan demikian, akuntansi sumber daya manusia memerlukan
prediksidan bersifat tidak pasti.Konsep "nilai manusia" diturunkan dari teori ekonomi umum, Seperti
semua sumber dayalainnya, manusia memliki nilai karena mereka dapat memberikan jasa atau
pelayanan di masadepan.
Dengan demikian, nilai sumber daya manusia, seperti nilai sumber daya lainnya, dapat
didefinisikan sebagai nilai sekarang (terdiskonio) dari jasa masa depan yang diharapkan. Konsep nilai
sumber daya manusia ini dapat diterapkan pada individu, kelompok, dan keseluruhan sistem
manusia.Dalam mengembangkan akuntansi sumber daya manusia, baik ukuran-ukuran moneter
maupun nonmoneter dari nilai manusia telah diusulkan. Ukuran-ukuran moneter dibutuhkan karena
uangadalah denominator umum dari keputusan bisnis, Ukuran-ukuran nonmoneter diperlukan
baik karena kadang kala ukuran-ukuran tersebut lebih sesuai dibandingkan dengan ukuran-
ukuranmoneter maupun karena ukuran-ukuran tersebut dapat berfungsi sebagai pengganti
(proksi)ketika ukuran moneter tidak tersedia.
a. Pengukuran Nonmoneter atas Nilai Manusia
Rensis Likert dan David Bowers telah merumuskan suatu model untuk menjelaskan efektivitas
dari sistem manusia dan organisasi secara keseluruhan. Mereka telah mengemukakan bahwa
pengukuran terhadap dimensi-dimensi tertentu dari suatu organisasi manusia (seperti
kepemimpinan managerial, iklim organisasi, dan proses kelornpok) dengan bantuan teknik
risetsurvei dapat digunakan untuk memperoleh estimasi perubahan dalam kapasitas produktif
suatu organisasi.Sementara Likert dan Bowers fokus pada kelompok, Flamholtz telah mencoba
untuk mengembangkan suatu model yang menjelaskan faktor-faktor penentu nilai seorang
individubagi suatu organisasi.
Model Flamholtz mengidentifikasikan faktor-faktor ekonomi, sosial, dan psikologis yang
menentukan nilai seseorang bagi suatu perusahaan, Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa
nilai seseorangmerupakan produk dari atribut-atribut yang dibawanya ke suatu organisasi
(sepertisifat, keterampilan, dan motivasi) dan karakteristik dari organisasi itu sendiri (seperti
struktur,sistem penghargaan, gaya manajemen, dan pembagian peran).
Hidayah (2001) menuliskan bahwa walaupun hanya sedikit riset yang menyarankan
untuk memasukkan variabel manusia dalam sistern akuntansi formal saat ini, terdapat
beberapapendekatan yang dapat digunakan untuk menerapkan akuntansi sumber daya manusia
dalamtataran praktis, yakni: akuntansi aktiva manusia, akuntarisi modal manusia, dan akuntansi
goodwill manusia.Akuntansi aktiva manusia (Human asset accounting) merupakan konsep Flaniholtz
mengenai akuntansi sumber daya manusia. Flamholtz menyebutkan tiga kriteria utama untuk
pengakuanaktiva, yaitu: memiliki nilai potensial di masa yang akan datang, dapat diukur dengan alat
ukurmonoter, dan terdapat hak kendali perusahaan terhadap sumber daya tersebut. Kriteria
tersebutsesuai dengan Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) Nomor 4: Dennisi
danPengakuan atas Elemen-elemen dari Laporan Keuangan, sebagai berikut;Aktiva didefinisikan
sebagai potensi jasa atau manfaat ekonomi masa depan yang dikendalikan oleh entitas tersebut sebagai
akibat dari transaksi masa lalu atau peristiwa masa lalu lainnya.Suatu aktiva sebaiknya diakui ketika,
dan hanya ketika adalah mungkin bahwa potensi jasa ataumanfaat ekonomi masa depan yang
terkandung dalam aktiva tersebut akan terealisasi, dan aktiva tersebut memiliki biaya atau nilai lain
yang dapat diukur dengan andal.Sumber daya manusia sebagai aktiva harus disusulkan selama periode
berjalan, sebagaimana perlakuan terhadap aktiva lainnya. Modal manusia diartikan sebagai sumber
pendapatan yangnilainya dihitung berdasarkan nilai sekarang dari pendapatan yang akan datang,
yangdidiskontokan dengan tingkat bunga tertentu terhadap pemilik sumber (atau terhadap pembeli
potensial). Apabila nilai modal manusia diterapkan dalam suatu perusahaan, maka diperlukan data
profil laba datam bentuk grafik yang menggambarkan hubungan antara tingkat pendapatan seseorang
dengan tingkat usia dan lama pendidikannya. Arus pendapatan seseorang yang meningkat sesuai
dengan umur orang tersebut menggambarkan kemampuannya tersebut untuk menjalankan proses
pembelajaran dan pada akhirnya meningkatkan produktivitasnya.