Anda di halaman 1dari 14

Dakwah nabi Nuh as dalam Alquran

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat pembelajaran dalam studi


"tafsir ayat-ayat dakwah"

Oleh:
Cindrika Yusuf
Dewi Sartika Mohammad
Ahmad alfandi

PRODI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

IAIN SULTAN AMAI GORONTALO

2021
KATA PENGANTAR

ِ ‫س ِم هَّللا ِ ال َّر ْح َم ِن ال َّر ِح‬


‫يم‬ ْ ِ‫ب‬
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dan

sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW

beserta keluarga dan para sahabatnya hingga pada umatnya sampai akhir zaman

yang telah melimpahkan rahmat-Nya serta hidayah-Nya sehingga penulis bisa

menyelesaikan skripsi dengan judul “dakwah nabi Nuh dalam Alquran ”.

Gorontalo, Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................………………………………………………..


DAFTAR ISI .............................…………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN …………...........................……………………………….
A. Latar Belakang ........................……………………………………………………….
B. Rumusan Masalah ......................…………………………………..………………
E. Tinjauan Pustaka .....................…...……………………………………..…………

BAB II PEMBAHASAN ..................………………………………..................


A. Kisah nabi Nuh as .........................................................................
B. pola dakwah nabi Nuh as dalam mendapatkan gelar ulu Azmi

BAB V PENUTUP ...........................................................................


Kesimpulan ..................….……………….……………………………………….........

DAFTAR PUSTAKA.......................…………………………………………………

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sifat terpuji Nabi Nuh alaihi salam (AS) adalah tabah dalam berdakwah

dan sabar menghadapi pembangkangan kaumnya. Atas ketabahan dan

kesabarannya itu, Nabi Nuh mendapat gelar Ulul Azmi yakni gelar khusus bagi

Nabi dan Rasul pilihan karena kesabaran dan ketabahannya dalam mengajak

kaumnya beriman kepada Allah SWT.

Ada lima nabi bergelar ulul azmi, yakni Nabi Ibrahim as, Nabi Musa as,

Nabi Nuh as, Nabi Isa as, dan Muhammad SAW.Dalam Tafsir Ibnu Katsir

disebutkan Nabi Nuh as tinggal di kalangan kaumnya selama 950 tahun. Dalam

kurun waktu yang lama sekali Nabi Nuh a.s.

menyeru mereka dan semakin keras pula kedustaan kaumnya terhadap

dirinya. Manakala dia menyeru mereka ke jalan Allah, makin bertambahlah

keingkaran kaumnya. Lalu Nuh a.s. berdoa kepada Tuhannya, "Bahwa

sesungguhnya aku dalam keadaan terkalahkan, maka tolonglah aku."

B. Rumusan masalah

Dari penjelasan di atas maka pemateri bisa mendapatkan sumber

masalahnya sebagai berikut :

1. Bagaimana kisah nabi Nuh as... ?

2. Bagaimana Pola dakwah nabi Nuh as dalam mendapatkan gelar ulu

Azmi

C. Tinjauan pustaka

1
Dalam makalah ini pemateri mendapatkan sumber-sumber informasi

dari beberapa situs website yang ada.

BAB II

2
PEMBAHASAN

A. Kisah nabi nuh as

Nabi Nuh AS diutus oleh Allah untuk kaumnya di kawasan Sungai Eufrat

dan Tigris. Di wilayah itu, ada raja zalim bernama Darmasyil. Dia adalah manusia

yang pertama kali memeras arak dan meminumnya, juga orang yang pertama kali

bermain judi, juga orang pertama kali yang membuat baju dengan dihiasi emas.

Dia dan kaumnya adalah penyembah lima berhala, yaitu wad, siwa',

yaghus,ya'uq dan nasr. Berhala-berhala itu sudah disebutkan dalam Alqur'an.

Konon berhala-berhala ini dikelilingi 1.700 berhala. Pada berhala itu

dibuatkan rumah yang terbuat dari marmer yang berwarna-warni. Di setiap satu

rumah panjangnya 1000 dziro',begitu juga lebarnya.

Berhala-berhala itu ada kursi-kursi yang terbuat dari emas yg di dalamnya

terdapat bermacam-macam perhiasan yang megah serta ada pelayan yang

melayaninya pada siang malam,dan juga mempunyai hari raya yang diperingati

setiap tahunnya.

Pada hari raya itu Nuh keluar,dan mereka pada menyalakan api disekitar

berhala-berhala itu mempersembahkan kurban lalu mereka semua bersujud

memulyakan berhala-berhala tadi. Mereka semua membawa alat-alat

musik,menabuh gong dan menari-nari berpesta ria sambil meminum arak dan

berpesta seks.

Ketika Nuh berusia 480 tahun datanglah malaikat Jibril Alaihis Salam.

Jibril lalu berkata: “Saya utusan Tuhan semesta alam. Saya datang padamu

membawa risalah. Sungguh Allah telah mengutusmu untuk umatmu..'

Lalu jibril mengenakannya baju mujahidin dan mengenakannya surban

kemenangan serta memberinya ikat pinggang saiful azmi dan berkata padanya:

3
“Berilah peringatan pada musuh Allah yang bernama Darmasyil Bin Fumail Bin

Jij Bin Qabil Bin Adam.”

Namun, peringatan dan ajakan Nabi Nuh as tersebut tidak digubris sang

raja dan rakyatnya. Nuh kemudian mengadukan masalah yang dihadapinya

kepada Allah SWT sebagaimana yang termaktub dalam Alquran.

‫ت قَوْ ِم ْي لَ ْياًل َّونَهَار ًۙا‬


ُ ْ‫ال َربِّ اِنِّ ْي َدعَو‬
َ َ‫ق‬
ْٓ ‫فَلَ ْم يَ ِز ْدهُ ْم ُدع َۤا ِء‬
‫ي اِاَّل فِ َرارًا‬

Artinya: Nuh berkata, " Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku telah menyeru

kaumku malam dan siang, maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari

(dari kebenaran). (QS. Surat Nuh: 5-6)

‫ض ِمنَ ْال ٰكفِ ِر ْينَ َديَّارًا‬


ِ ْ‫َوقَا َل نُوْ ٌح رَّبِّ اَل تَ َذرْ َعلَى ااْل َر‬
َ ‫ضلُّوْ ا ِعبَا َد‬
‫ك َواَل يَلِد ُْٓوا اِاَّل فَا ِجرًا َكفَّارًا‬ ِ ُ‫اِنَّكَ اِ ْن تَ َذرْ هُ ْم ي‬
Artinya: Nuh berkata, "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun

di anta a orang-orang kafir tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau

biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu,

dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat

kafir. (QS. Nuh: 26-27)

Maka Allah memperkenankan doanya dan membinasakan semua manusia

yang ada di muka bumi dari kalangan orang-orang kafir hingga anak Nuh sendiri

yang memisahkan diri dari ayahnya dan bergabung dengan kaumnya dalam

kekafiran.

Sebelum datang azab berupa banjir besar, Nabi Nuh diperintahkan oleh

Allah SWT untuk membuat bahtera besar tiga lantai dengan panjang 200 meter.

Nuh bersama para pengikutnya yang beriman membuat perahu besar di sebuah

gurun. Aksi Nabi Nuh tersebut menjadi bahan olok-olokan kaumnya.

4
Hingga suatu hari, badai itu datang. Hujan deras disertai badai menerjang

seluruh daerah tempat kaum Nabi Nuh berada. Dengan cepat, Nabi Nuh dan

pengikutnya serta hewan ternak dan tujuh bahan pokok sebagai perbekalan

dibawa ke kapal yang sudah dibuat.

Nabi Nuh menunggu anaknya yang berharap bisa naik ke kapalnya. Nabi

Nuh memanggil-manggil anaknya hingga tiga kali, namun anaknya lebih memilih

mengungsi ke gunung yang dianggapnya bisa menyelamatkan dari banjir.

Anaknya itu mengatakan seperti yang diceritakan oleh Allah Swt. melalui

firman-Nya:

‫عاص َم ْاليَوْ َم ِم ْن أَ ْم ِر هَّللا ِ إِاَّل َم ْن َر ِح َم َوحا َل بَ ْينَهُ َما ْال َموْ ُج‬
ِ ‫ص ُمنِي ِمنَ ْالما ِء قا َل اَل‬
ِ ‫آوي إِلى َجبَ ٍل يَ ْع‬
ِ ‫َس‬
َ‫فَكانَ ِمنَ ْال ُم ْغ َرقِين‬
Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari

air bah. Nuh berkata, "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain

Allah (saja) Yang Maha Penyayang." Dan gelombang menjadi penghalang antara

keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.

(Hud: 43)

Mengenai lama masa banjir dibumi ini Ulama' berbeda pendapat, sebagian

ulama' berpendapat : "Banjir itu menggenang diatas bumi selama 6bulan"

Sebagian ulama' lagi berpendapat bahwa banjir itu menggenangi bumi selama 150

hari (5 bulan).

Setelah hampir enam bulan, perahu Nabi Nuh berlabuh tepat pada Hari

Asyuro,yaitu tanggal 10 dari Bulan Muharram. "Kemudian berpuasalah Nabi Nuh

dihari itu sebagai ungkapan syukur kepada Allah. Nabi Nuh juga memerintahkan

semua penumpang untuk ikut menunaikanpuasa sebagai tanda syukur atas

kenikmatan yang telah diberikan oleh Allah SWT. Para hewan semua juga ikut

melakukan puasa.

5
B. Pola dakwah nabi Nuh as dalam mendapatkan gelar ulu Azmi

Nabi Nuh As adalah seorang Rasul yang mendapatkan julukan “Ulul

Azmi” yang mana telah diketahui diantara para Nabi hanya beberapa Nabi

yang mendapatkan gelar “ulul azmi” karena beberapa sebab salahsatunya yaitu

Nabi Nuh As.

Nabi Nuh adalah Rasul yang pertama kali diutus Allah ke muka bumi,

sebagaimana ditegaskan di dalam kitab al-ṣahiihain, hadits mengenai syafa’at, dari

Abu Hurairah r.a. dari Nabi Saw, beliau bercerita: “Kemudian mereka mendatangi

Adam seraya berkata: “wahai Nabi Adam, engkau adalah bapak manusia, Allah

telah menciptakanmu dengan tangan-Nya, meniupkan kedalam dirimu ruh-Nya,

dan dia telah memerintahkan para malaikat-Nya untuk bersujud kepadamu, serta

menempatkanmu di surga, maukah kau memberi syafa’at kepada kami untuk

sampai kepada rabbmu? Tidakkah engkau melihat apa yang kami alami?” Nabi

Adam menjawab:

“Rabbku sedang sangat murka, yang tidak pernah Dia murka seperti ini

sebelum dan sesudahnya.” Dia melarangku memakan pohon, lalu aku melanggar

larangan itu, tinggalkan aku sendiri, pergilah kalian kepada yang lain saja,

pergilah kalian kepada Nabi Nuh. “Kemudian mereka mendatangi Nabi Nuh

seraya berkata: Wahai Nabi Nuh, Engkau adalah Rasul yang pertama kali diutus

kepada penduduk bumi, Allah telah menyebutmu sebagai ‘abdan syakûra (hamba

yang senantiAsa bersyukur), tidakkah engkau melihat apa yang kami alami,

tidakah engkau mengetahui apa yang telah menimpa kami? Maukah engkau

memberi syafa’at kepada kami untuk sampai kepada Allah? Maka Nabi Nuh pun

menjawab: “Rabbu pada hari benar-benar sedang murka, belum pernah Dia murka

seperti ini sebelum dan sesudahnya. Tinggalkanlah aku sendiri.”

6
Dari ayat-ayat yang telah disebutkan bahwa Nabi Nuh telah menyeru

kaumnya kepada Allah dengan berbagai macam cara dakwah, pada siang

dan malam hari, sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Namun semua cara

yang di tempuhnya itu tidak membuahkan hasil, bahkan kebanyakan dari mereka

masih tetap berada dalam kesesatan, kesewenang-wenangan, penyembahan patung

dan berhala. Selain itu, mereka terus-menerus memusuhi Nabi Nuh, kapan dan

dimana saja, bahkan mereka menakut-nakuti dan meneror para pengikutnya

dengan memberikan ancaman kepada mereka berupa pelemparan, pengusiran, dan

mereka benar-benar bertindak sewenang-wenang.

Nabi Nuh adalah orang yang pandai, bijaksana dan penuh toleransi.

Allah telah memberinya kemampuan untuk mengadakan pembicaraan yang

pandai dengan musuh-musuhnya dan meyakinkan mereka dengan penalaran yang

sangat baik. Nabi Nuh mengajak mereka ke jalan Allah tetapi mereka

melecehkannya. Ia mengancam mereka dengan kutukan Allah namun mereka

berlagak tuli.

Ia membujuk mereka untuk berbuat baik agar mendapat ganjaran yang baik

pula, dan melarang mereka berbuat jahat, tetapi mereka menutup telinga dengan

jari-jari mereka. Karena hal inilah Nabi Nuh mendapatkan gelar “ulul azmi”

karena Nabi Nuh adalah Nabi yang pertama membawa Syari’at dari Allah dan

berkat kegigihan dan kesabaran nya dalam berdakwah Dan ada beberpa hal yang

membuat Nabi Nuh mendapatkan gelar tersebut sebagai berikut:

1. Suami dan Ayah yang Taat Kepada Allah

Nabi Nuh memiliki anak dan memiliki istri, yang dimana Nabi Nuh

melaksanakan perintah Allah yaitu membawa risalah agar kaumnya tidak

menyembah berhala, hal inipun berlaku untuk istri dan anaknya, akan tetapi

7
justru anak dan istrinya tidak percaya kepada Nabi Nuh As, sebagai seorang ayah

sekaligus suami membuat Nabi Nuh sangatlah kecewa, karena keimanan Nabi

Nuh tetap taat akan perintah Allah, dan tidak ada dispensasi untuk orang-orang

yang tidak mau beriman. Hal ini ada dalam al-Qur’an sebagai berikut:

QS. Hud ayat 42-43 yang artinya "Dan bahtera itu berlayar membawa

mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, sedang

anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal)

bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir".

Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang

dapat memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari

ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang". Dan gelombang

menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang

yang ditenggelamkan.

8
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan di atas pemateri dapat menyimpulkan Dalam al-

Qur’an banyak dimuat kisah-kisah, yang dimana sebagai peringatan manusia dan

menjadi contoh dalam dakwah Nabi Muhammad karena kisah-kisah dalam al-

Qur’an mengandung unsur-unsur hikmah termasuk kisah Nabi Nuh yang banyak

dimuat dalam al-Qur’an.Kisah Nabi Nuh As dan kisah lain yang diulang-ulang

(tikrar) pada beberapa surah dan ayat dalam Al-Qur’an, menurut Manna’ al-

Qattan, memiliki beberapa maksud, diantaranya adalah untuk menunjukan

kualitasbalagah al-Qur’an yang tinggi, untuk peneguhan dan penguatan makna

kisah dalam jiwa, serta menunjukan adanya perbedaan tujuan berbagai

penceritaan

9
DAFTAR PUSTAKA

I News. (2021, Juli 1). Di akses dari website

https://www.google.com/amp/s/www.inews.id/amp/lifestyle/muslim/sifat-

terpuji-nabi-nuh

Rahman, Y. ANALISIS KISAH NABI NUH DALAM AL-QUR’AN (PENDEKATAN

NARRATIVE CRITICISM: AH JOHNS) (Bachelor's thesis).

10
11

Anda mungkin juga menyukai