Anda di halaman 1dari 5

Sumber pertama ( http://oshin-mungil.blogspot.com/2011/11/metode-penambahan-standar.

html )

DASAR TEORI
Metode penambahan standar adalah suatu metode dimana pada jumlah sampel yang sama
ditambahkan larutan standar dengan konsentrasi yang berbeda. Penetapan dengan metode ini
biasanya dilakukan pula pada spektrofotometri serapan atom, bila matriks cuplikan tidak sama
dengan matriks larutan standar atau konsentrasi analit dalam sampel sangat rendah.
Ada tiga teknik yang biasa dipakai dalam analisis secara spektrometri :
  Metoda Standar  Tunggal
Metoda sangat praktis karena hanya menggunakan satu larutan standar yang telah
diketahui konsentrasinya (Cstd). Selanjutnya absorbsi larutan standar (Asta) dan absorbsi larutan
sampel (Asmp) diukur dengan Spektrofotometri. Dari hk. Beer diperoleh :
Astd = ε.b.Cstd    Asmp =ε.b.Csmp
           ε.b = Astd/ Cstd                     ε.b = Asmp/Csmp
sehingga,      Astd/Cstd = Csmp /Csmp  →    Csmp = (Asmp/Astd) X Cstd

          Berdasarkan persamaan di atas dengan mengukur Absorbansi larutan sampel dan standar,
konsentrasi larutan sampel dapat dihitung.

  Metode Kurva Kalibrasi


Dalam metode ini dibuat suatu seri larutan standar dengan berbagai konsentrasi dan
absorbansi dari larutan tersebut diukur dengan AAS. Langkah selanjutnya adalah membuat
grafik antara konsentrasi (C) dengan Absorbansi (A) yang akan merupakan garis lurus melewati
titik nol dengan slope = ε.b atau slope = a.b. Konsentrasi larutan sampel dapat dicari setelah
absorbansi larutan sampel diukur dan diintrapolasi ke dalam kurva kalibrasi atau dimasukkan ke
dalam persamaan garis lurus yang diperoleh dengan menggunakan program regresi linear pada
kurva kalibrasi.
  Metoda Adisi Standar
Metoda ini dipakai secara luas karena mampu meminimalkan kesalahan yang disebabkan
oleh perbedaan kondisi lingkungan (matriks) sampel dan standar. Dalam metoda ini dua atau
lebih sejumlah volume tertentu dari sampel dipindahkan ke dalam labu takar. Satu larutan
diencerkan sampat volume tertentu kemudian diukur absorbansinya tanpa ditambah dengan zat
standar, sedangkan larutan yang lain sebelum diukur absorbansinya ditambah terlebih dulu
dengan sejumlah tertentu tarutan standar dan diencerkan seperti pada larutan yang pertama.
Menurut hukum Beer akan berlaku hal-hal berikut :
Ax = k.Cx     AT = k(Cs + Cx)
Dimana.,
 Cx   = konsentrasi zat sampel
  Cs  = konsentrasi zat standar yang ditambahkan ke larutan sampel
  Ax  = Absorbansi zat sampel (tanpa penambahan zat standar)
  Ar  = Absorbansi zat sampel + zat standar

Jika kedua persarnaan diatas digabung akan diperoleh:


                   Cx = Cs x {Ax/(AT - Ax)}

Konsentrasi zat dalam sampel (Cx) dapat dihitung dengan mengukur Ax dan AT dengan
spektrofotometer. Jika dibuat suatu seri penambahan zat standar dapat pula dibuat suatu grafik
antara AT lawan Cs, garis lurus yang diperoleh diekstrapolasi ke AT = 0, sehingga diperoleh:
                   Cx = Cs x {Ax/(O - Ax)}  ;   Cx = Cs x (Ax  /-Ax)
                   Cx = Cs x ( -1)  atau  Cx = - Cs
          Metoda prosedur analisa yang sering digunakan dalam analisa suatu unsur secara
kuantitatif, terutama dalam pengukuran cara spektrofotometri, umumnya menggunakan teknik
kurva kalibrasi. Suatu metoda lain yang juga sudah lama dikenal adalah metoda adisi standar
yang terdiri dari adisi standar tunggal dan adisi standar berganda. Khusus untuk analisa boron
dalam pengukuran cara spektrofotometri serapan atom dengan menggunakan metoda adisi
standar sampai saat ini belum pernah diselidiki.

          Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran
serapan  sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg spesifik
dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube.
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai
fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan spektrofotometer ini, metoda
yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri.
          Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi
yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada
berbagai panjang gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum
tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda.

2. SUMBERKEDUA (http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/spektrofotometri-
serapan-atom/metode-adisi-standar/ )

Metode Adisi Standar


Kata Kunci: Adisi Standar, Metode Adisi

Ditulis oleh Adam Wiryawan pada 27-02-2011

Ketika menggunakan kurva kalibrasi konvensional, maka harus diketahui bahwa perbandingan
respon/konsentrasi adalah sama baik di dalam sampel maupun didalam larutan standar.

Ada dua keadaan yang dapat menyebabkan ketidak-akuratan ketika menggunakan kurva
kalibrasi, yaitu:

1. Faktor-faktor yang berada didalam sample yang mengubah perbandingan respon/konsentrasi,


tetapi faktor tersebut tidak ada didalam larutan standar (misalnya perubahan pH, kekuatan ion,
kekeruhan, viskositas, gangguan kimia dan lain lain). Faktor-faktor tersebut akan mengubah
kemiringan (slope) kurva kalibrasi.
2. Faktor yang tampak/kelihatan pada alat pendeteksi misalnya warna atau kekeruhan sample
yang menyerap atau menghamburkan cahaya pada panjang gelombang pengukuran. Faktor ini
tidak berpengaruh terhadap slope kurva kalibrasi.

Jika perbandingan respon/konsentrasi antara sampel dan larutan standar tidak sama, misalnya
disebabkan oleh matrik atau komposisi yang berbeda antara sample dan standar, maka
penggunakaan kurva kalibrasi untuk menentukan konsentrasi sampel akan memberikan hasil
yang tidak akurat. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan metode adisi standar. Dengan
menggunakan metode ini, kedalam sejumlah sampel ditambahkan larutan standar (konsentrasi
diketahui dengan pasti) dengan volume yang bervariasi. Kemudian diencerkan hingga
volumenya sama. Dengan demikian maka b aik matrik sampel maupun matrik standar adalah
sama. Yang berbeda hanyalah konsentrasi standar yang ditambahkan pada sampel. Untuk lebih
mudahnya, persiapan sampel dapat dilakukan seperti dalam Tabel11.1(misal konsentrasi larutan
standar adalah 10 unit).

Kurva adisi standar dari Tabel 11.1 dapat dilihat pada Gambar 11.8. Pada gambar tersebut,
sumbu X adalah konsentrasi standar yang ditambahkan setelah pengenceran sampai 50.0 mL.
Intersep yang diplotkan pada sumbu X merupakan nilai mutlak

Tabel 17.1. Preparasi larutan sampel untuk adisi standar.


yang menunjukkan konsentrasi analit dalam sample setelah pengenceran sampai 50 mL, yaitu 1.3
unit. Dengan demikian konsentrasi sample sebelum diencerkan adalah sebesar 2.6 unit (1.3 unit x
50.0/25.0).

Gambar 17.8. Kurva adisi standar

Sensitivitas dan Limit Deteksi

Limit deteksi (LOD) adalah konsentrasi terkecil yang berbeda dari blangko yang secara statistik
dapat dideteksi. LOD ini dihitung berdasarkan dua kali standar deviasi dari pengukuran
sedikitnya 10 kali larutan blangko. Limit deteksi juga memberikan petunjuk kestabilan sistem
intrumentasi secara menyeluruh, dimana LOD ini akan berbeda-beda untuk intrumentasi yang
satu dengan lainnya. Bahkan LOD dari satu intrumentasi dapat berbeda dari hari ke hari.
Karakteristik konsentrasi (sering juga disebut sebagai sensitivitas) untuk 1% absorpsi adalah
konsentrasi dari suatu elemen yang memberikan pembacaan 0.0044 unit absorban. Karakteritik
konsentrasi tergantung pada beberapa faktor misalnya efisiensi atomisasi, efisiensi nyala, dan
noise. Gambar11.9 meng-ilustrasi-kan perbedaan antara sensitivitas dan limit deteksi.
Gambar11.9A maupun 11.9B memiliki sensitivitas yang sama, akan tetapi limit deteksi B lebih
baik di bandingkan A.
Gambar17.9. Perbedaan antara sensitivitas dan limit deteksi

Anda mungkin juga menyukai