Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

PARTUS IMMATURUS IMMINENS

A. Definisi
Persalinan immaturus adalah persalinan dimana usia kehamilan 22 minggu
sampai dengan 28 minggu, dimana berat badan janin 500 gram sampai dengan 1000 gram
(janin mungkin juga tidak bisa hidup)
Partus immaturus adalah partus dari hasil konsepsi pada kehamilan kurang dari 28
Minggu dengan berat janin kurang dari 1000 gram
Seperti telah di terangkan, lamanya kehamilan yang normal adalah 280 hari atau
40 minggu di hitung dari hari pertama haid yang terakhir. Kadang-kadang kehamilan
berakhir sebelum waktunya dan ada kalanya melebhi waktu yang normal. Kelainan
lamanya kehamilan salah satunya yaitu imatur, lamanya kehamilan imatur berkisar antara
22-28 minggu. Dan berat anaknya sekitar 500-1000 gram.
B. Etiologi dan Faktor Predisposisi

Adapun penyebabnya:

1. Perdarahan antepartum seperti plasenta previa dan solusio plasenta.

2. pre eklamsi dan eklamsi.

3. penyakit kelainan darah.

4. penyakit infeksi menular

5. penyakit saluran kencing.

6. penyakit endokrin sperti DM dan hipertiroid

7. malnutrisi

Faktor predisposisi IUFD :

1. Factor ibu (High Risk Mothers):


2. status social ekonomi yang rendah.

3. tingkat pendidikan ibu yang rendah.

4. umur ibu yang melebihi 30 tahun atau kurang dari 20 tahun

5. paritas pertama atau paritas kelima atau lebih

6. tinggi dan BB ibu tidak proporsional.

7. kehamilan di luar perkawinan.

8. kehamilan tanpa pengawasan antenatal.

9. ganggguan gizi dan anemia dalam kehamilan.

10. ibu dengan riwayat kehamilan / persalinan sebelumnya tidak baik seperti bayi lahir
mati.

11. riwayat inkompatibilitas darah janin dan ibu.

Faktor Bayi (High Risk Infants) :

1. bayi dengan infeksi antepartum dan kelainan congenital.

2. bayi dengan diagnosa IUGR (Intra Uterine Growth Retardation).

3. bayi dalam keluarga yang mempunyai problema social.

Faktor yang berhubungan dengan kehamilan :

1. abrupsio plasenta.

2. plasenta previa.

3. preeklamsi / eklamsi.

4. Polihidramnion.

5. inkompatibilitas golongan darah.


6. kehamilan lama.

7. kehamilan ganda.

8. Infeksi.

9. Diabetes

C. Patofisiologi
Menurut dr Botefilia SpOG, Spesialis Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit
Persahabatan, Jakarta, ada beberapa faktor yang menyebabkan kematian janin dalam
kandungan, antara lain
1. Hipertensi atau tekanan darah tinggi.
2. Preeklampsia dan eklampsia.
3. Perdarahan
D. Penanganan Terapi
a. Selama menunggu diagnosa pasti, ibu akan mengalami syok dan ketakutan
memikirkan bahwa bayinya telah meninggal. Pada tahap ini bidan berperan sebagai
motivator untuk meningkatkan kesiapan mental ibu dalam menerima segala
kemungkinan yang ada.
b. Diagnosa pasti dapat ditegakkan dengan berkolaborasi dengan dokter spesialis
kebidanan melalui hasil USG dan rongen foto abdomen, maka bidan seharusnya
melakukan rujukan.
c. Menunggu persalinan spontan biasanya aman, tetapi penelitian oleh Radestad et al
(1996) memperlihatkan bahwa dianjurkan untuk menginduksi sesegera mungkin
setelah diagnosis kematian in utero. Mereka menemukan hubungan kuat antara
menunggu lebih dari 24 jam sebelum permulaan persalinan dengan gejala kecemasan.
Maka sering dilakukan terminasi kehamilan :
1. Pengakhiran kehamilan jika ukuran uterus tidak lebih dari 12 minggu kehamilan.
Persiapan: Keadaan memungkinkan yaitu Hb > 10 gr%, tekanan darah baik.
Dilakukan pemeriksaan laboratorium, yaitu : pemeriksaan trombosit, fibrinogen,
waktu pembekuan, waktu perdarahan, dan waktu protombin. Tindakan: Kuretasi
vakum Kuretase tajam Dilatasi dan kuretasi tajam
2. Pengakhiran kehamilan jika ukuran uterus lebih dari 12 minggu sampai 20
minggu. Misoprostol 200mg intravaginal, yang dapat diulangi 1 kali 6 jam
sesudah pemberian pertama Pemasangan batang laminaria 12 jam sebelumnya.
Kombinasi pematangan batang laminaria dengan misoprostol atau pemberian tetes
oksitosin 10 IU dalam 500 cc dekstrose 5% mulai 20 tetes per menit sampai
maksimal 60 tetes per menit. Catatan: dilakukan kuretase bila masih terdapat
jaringan.
3. Pengakhiran kehamilan jika lebih dari 20 – 28 minggu. Misoprostol 100 mg
intravaginal, yang dapat diulangi 1 kali 6 jam sesudah pemberian pertama.
Pemasangan batang laminaria selama 12 jam. Pemberian tetes oksitosin 5 IU
dalam dekstrose 5% mulai 20 tetes per menit sampai maksimal 60 tetes per menit.
Kombinasi cara pertama dan ketiga untuk janin hidup maupun janin mati.
Kombinasi cara kedua dan ketiga untuk janin mati. Catatan: dilakukakan
histerotomi bila upaya melairkan pervaginam dianggap tidak berhasil atau atas
indikasi ibu, dengan sepengetahuan konsulen.
4. Pengakhiran kehamilan jika lebih dari 28 minggu kehamilan. Misoprostol 50 mg
intravaginal, yang dapat diulangi 1 kali 6 jam sesudah pemberian pertama.
Pemasangan metrolisa 100 cc 12 jam sebelum induksi untuk pematangan serviks
(tidak efektif bila dilakukan pada KPD). Pemberian tetes oksitosin 5 IU dalam
dekstrose 5% mulai 20 tetes per menit sampai maksimal 60 tetes untuk primi dan
multigravida, 40 tetes untuk grande multigravida sebanyak 2 labu. Kombinasi
ketiga cara diatas. Catatan: dilakukan SC bila upaya melahirkan pervaginam tidak
berhasil, atau bila didapatkan indikasi ibu maupun janin untuk menyelesaikan
persalinan.
Daftar Pustaka

Beck, William. Obstetrics and Gynecology. Ed. 3: Harwal Publ. sphiladelphia. 49-54, 1993
Danforth, David N. Obsterics and Gynecology. Ed. 4: Harper & Row. Philadelphia.
478479, 1977

Anda mungkin juga menyukai