Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

“Implementasi Model Pembelajaran Utama (Group Investigation) Model


pembelajaran Pendukung (Demonstrasi) dan Model Pelengkap (Talking
Stick) Pada Muatan Pembelajaran PPKn Kelas 5 Semester 2 Tema 6
(Panas dan Perpindahannya) Subtema 1 Pembelajaran Keenam”

UntukMemenuhiTugas Mata Kuliah

“Pendidikan Kewarganegaraan 2”

DosenPengampu :
Dr. Hj. Asniwati, S. Pd, M.pd.

Disusun Oleh
Kelas : 4B
Kelompok 10

Siska Lefheya (1910125220027)


Mislian Dinda Norjanah (1910125220087)
Ahmad Shabirin (1910125310032)
Marfuah (1910125320002)
Lidya Wati (1910125320052)

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat hidayah dan
inayahnya kepada kami, sehingga dapat menyelesikan makalah yang berjudul
“Implementasi Model Pembelajaran Utama (Group Investigation) Model pembelajaran
Pendukung (Demonstrasi) dan Model Pelengkap (Talking Stick) Pada Muatan
Pembelajaran PPKn Kelas 5 Semester 2 Tema 6 (Panas dan Perpindahannya) Subtema 1
Pembelajaran Keenam”. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak terutama kepada Ibu Dr. Hj. Asniwati, S. Pd, M.pd selaku dosen pengampu
mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia SD 2 yang telah membimbing dalam
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini tidak sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat kami harpkan guna menjadikan makalah ini menjadi
lebih sempurna. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Aamiin
Yarobbal Aalamiin.

i
Banjarmasin, 22 Februari 2021

Kelompok 10

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Makalah..................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Indikator dan tujuan muatan pembelajaran PKN pada tema 6 subtema 1
pembelajaran keenam....................................................................................................3

ii
B. Jenis model pembelajaran utama yang cocok untuk muatan pembelajaran PKN
tema 6 subtema 1 pembelajaran keenam.......................................................................3
C. Jenis model pembelajaran pendukung yang cocok untuk muatan PKN tema 6
subtema 1 pembelajaran keenam...................................................................................7
D. Jenis model pembelajaran pelengkap yang cocok untuk muatan pembelajaran
PKN pada tema 6 subtema 1 pembelajaran keenam...................................................11
BAB III............................................................................................................................16
PENUTUP.......................................................................................................................16
A. Kesimpulan.......................................................................................................16
B. Saran.................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan kemampuan pendidik, pendidik tersebut
harus memiliki dasar empiris yang kuat untuk mendukung profesi mereka
sebagai pendidik. Kenyataan yang ada, kurikulum yang selama ini di sekolah
dasar (SD) kurang mampu mempersiapkan siswa untuk masuk kejenjang yang
lebih tinggi. Kemudian kurangnya pemahaman akan pentingnya relevansi
pendidikan untuk mengatasi masalah-masalah sosial dan budaya, serta
bagaimana bentuk pengajaran untuk siswa dengan beragam intelektual. Belajar
sebagai suatu proses berfokus kepada apa yang terjadi ketika belajar
berlangsung. Belajar merupakan proses dimana seseorang dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak memiliki sikap menjadi memiliki sikap yang benar, dari
tidak terampil menjadi terampil melakukan sesuatu. Ketika pembelajran akan
berlangsung maka seorang pendidik menerapkan model-model pembelajaran
supaya tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. Menurut
Trianto bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan
pembelajaran yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan
pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Model pembelajaran merupakan bentuk
pembelajaran yang menggambarkan proses kegiatan belajar mengajar dari awal
sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Selain itu model
pembelajaran juga merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu
pendekatan, metode, strategi, dan tehnik pembelajaran. Sebuah model
pembelajaran biasanya tidak dipakai untuk menjelaskan proses pembelajaran
yang rumit, tetapi model pembelajaran dipakai untuk menyederhanakan proses
pembelajaran dan menjadikannya lebih mudah dipahami. Dari permasalahan di

1
atas penulis menyadari bahwa sebuah model pembelajaran harus menyangkut
suatu praktek untuk membimbing peserta didik bagaimana cara memperoleh
pengetahuan dan keterampilan. Oleh karena itu, penulis membuat makalah
tentang model-model pembelajaran yang diharapkan dapat dijadikan sebagai
pedoman kepada pendidik dalam melaksanakan pembelajaran yang baik di kelas
nantinya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa indikator dan tujuan muatan pembelajaran PKN pada tema 6 subtema
1 pembelajaran keenam?
2. Apa jenis model pembelajaran utama yang cocok untuk muatan
pembelajaran PKN tema 6 subtema 1 pembelajaran keenam?
3. Apa jenis model pembelajaran pendukung yang cocok untuk muatan PKN
tema 6 subtema 1 pembelajaran keenam?
4. Apa jenis model pembelajaran pelengkap yang cocok untuk muatan
pembelajaran PKN pada tema 6 subtema 1 pembelajaran keenam?

C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui indikator dan tujuan muatan pembelajaran PKN pada tema 6
subtema 1 pembelajaran keenam.
2. Mengetahui jenis model pembelajaran utama yang cocok untuk muatan
pembelajaran PKN tema 6 subtema 1 pembelajaran keenam.
3. Mengetahui jenis model pembelajaran pendukung yang cocok untuk
muatan PKN tema 6 subtema 1 pembelajaran keenam.
4. Mengetahui jenis model pembelajaran pelengkap yang cocok untuk
muatan pembelajaran PKN pada tema 6 subtema 1 pembelajaran keenam.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Indikator dan tujuan muatan pembelajaran PKN pada tema 6 subtema 1


pembelajaran keenam
Indikator muatan pembelajaran PKN pada tema 6 subtema 1 pembelajaran ke
enam
1.2. Menghargai kewajiban, hak, tanggung jawab sebagai warga masyarakat
dan umat beragama dalam kehidupan sehari-hari
2.2 Menunjukkan sikap tanggung jawab dalam memenuhi kewajiban dan hak
sebagai warga masyarakat dalam kehidupan sehari-hari
3.2 Memahami hak, kewajiban dan tanggung jawab sebagai warga dalam
kehidupan sehari-hari
4.2 Menjelaskan hak, kewajiban, dan tanggung jawab sebagai warga
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari
Tujuan Pembelajaran
 Dengan membuat kesimpulan dari bacaan, siswa mampu menyajikan
ringkasan teks penjelasan secara tepat dan mudah dimengerti.
 Dengan menuliskan tanggung jawabnya, siswa mampu memahami hak,
kewajiban dan tanggung jawab sebagai warga dalam kehidupan sehari-
hari secara benar.
 Dengan melengkapi tabel tangga nada, siswa mampu menentukan jenis
tangga nada pada musik yang diperdengarkan secara benar.

B. Jenis model pembelajaran utama yang cocok untuk muatan pembelajaran


PKN tema 6 subtema 1 pembelajaran keenam
- Model Pembelajaran Utama Group Investigation

a. Pengertian Model Pembelajaran Group Investigation

Arifin dan Afandi (2015: 13) mengungkapkan bahwa Group


Investigation (GI) merupakan, pembelajaran dimana siswa dilibatkan
sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik/ sub topik maupun cara

3
untuk pembelajaran secara investigasi dan model ini menuntut para siswa
memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik dalam arti bahwa
pembelajaran investigasi kelompok itu metode yang menekankan pada
partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informan)
pelajaran yang akan di pelajari melalui bahan-bahan yang tersedia
misalnya dari buku pelajaran, masyarakat, internet. Group investigation
(GI) dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir
mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap
pertama sampai tahap akhir pembelajaran.

Menurut Rusman, (2012: 222) “model pembelajaran tipe Group


Investigation (GI) dapat dipakai guru untuk mengembangkan kreatifitas
siswa, baik secara perorangan maupun kelompok”. Selanjutnya Rusman,
(2012: 221) mengemukakan bahwa, belajar kooperatif dengan teknik
Group Investigation (GI)sangat cocok untuk bidang kajian yang
memerlukan kegiatan studi proyek terintegrasi yang mengarah pada
kegiatan perolehan, analisis, dan sintetis informasi dalam upaya untuk
memecahkan suatu masalah.

Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa group


investigation adalah tipe pembelajaran yang kegiatan pembelajarannya
dilakukan bersama-sama secara berkelompok dan struktur dengan baik,
dimana siswa ikut berperan dalam pembelajaran yang dilaksanakan guna
memecahkan masalah.

4
Gambar 1. Model Pembelajaran Group Investigation (GI)

b. langkah-langkah pembelajaran menggunakan model Group Investigation


(GI):
1) Mengidentifikasi topik dan mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok : Para Siswa menelaah sumber-sumber informasi,
memilih topik, dan mengategorisasi saran-saram; para siswa
bergabung ke dalam kelompok belajar dengan pilihan topik yang
sama; komposisi kelompok didasarkan atas ketertarikan topik yang
sama dan heterogen; mengusulkan sejumlah topik, dan
mengkategorikan saran-saran. Guru membantu atau memfasilitasi
dalam memperoleh informasi.
2) Merencanakan tugas-tugas belajar : Direncanakan secara bersama-
sama oleh para siswa dalam kelompoknya masing-masing, yang
meliputi: apa yang kita selidiki; bagaimana kita melakukannya,
siapa sebagai apa-pembagian kerja; untuk tujuan apa topik ini
diinvestigasi.
3) Melaksanakan investigasi : Siswa mencari informasi, menganalisis
data, dan membuat kesimpulan kelompok; Setiap kelompok-
kelompok berkontribusi kepada usaha kelompok; para siswa
bertukar pikiran, mendiskusikan, mengklarifikasi, dan mensintesis
ide-ide.
4) Menyiapkan laporan akhir : Anggota kelompok menentukan pesan-
pesan esensial proyeknya; merencanakan apa yang akan dilaporkan
dan bagaimana membuat presentasinnya; membentuk panitia acara
untuk mengoordinasikan rencana presentasi.
5) Mempresentasikan laporan akhir : Presentasi dibuat untuk
keseluruhan kelas dalam berbagai macam bentuk; bagian-bagian
presentasi harus secara aktif dapat melibatkan pendengar

5
(kelompok lainnya); pendengar mengevaluasi kejelasan presentasi
menurut kriteria yang telah ditentukan keseluruhan kelas.
6) Evaluasi : Para siswa berbagi mengenai balikan terhadap topik
yang dikerjakan, kerja yang telah dilakukan, dan pengalaman-
pengalaman afektifnya; guru dan siswa berkolaborasi untuk
mengevaluasi pembelajaran; asesmen diarahkan untuk
mengevaluasi pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis.
c. Kelebihan dan Kekurangan model pembelajaran group investigation

No Kelebihan Kekurangan

Pada saat berdiskusi fungsi Kontribusi dari siswa berprestasi


ingatan dari siswa menjadi rendah menjadi kurang dan siswa
aktif, lebih bersemangat dan yang memiliki prestasi tinggi akan
berani mengemukakan mengarah pada kekecewaan, hal
pendapat. ini disebabkan oleh peran anggota
kelompok yang pandai lebih
dominan.

Pembelajaran kooperatif ini Sulitnya memberikan penilaian


juga dapat meningkatkan kerja secara personal.
keras siswa, lebih giat dan
lebih termotivasi.

Dapat mengembangkan Adanya pertentangan antar


kreatifitas kelompok yang memiliki nilai
siswa, baik secara individu yang lebih tinggi dengan
maupun kelompok yang memiliki nilai
kelompok rendah.

d. Penerapan dalam muatan pembelajaran PKN kelas 5 tema 6 subtema 1


Model pembelajaran Group investigation dapat diterapkan pada
materi Tanggung Jawab Warga Negara dimana pendidik membagi

6
peserta didiknya menjadi beberapa kelompok. Peserta didik diajak untuk
mengamati apa saja tanggung jawab, hal dan kewajibannya dalam
kehidupan sehari-hari. Kemudian peserta didik menganalisis dan
menyimpulkan tentang hak, kewajiban serta tanggung jawabnya
sehingga mereka dapat menentukan sikap untuk menjadi warga
masyarakat yang baik. Setelah itu, kelompok mempresentasikan hasil
diskusi kelompok mereka.
e. Alasan penerapan model pembelajaran group investigation
Alasan menerapkan model pembelajaran group investigation
yaitu agar peserta didik tidak merasa bosan, jemu dan jenuh. Dalam
pembelajaran pokok bahasan masalah-masalah sosial di lingkungan
setempat juga harus menggunakan model yang dapat menumbuhkan
minat dan motivasi anak untuk mengikuti pelajaran dengan baik dengan
harapan prestasi belajar peserta didik dapat meningkat. Dengan adanya
model yang tepat dalam proses pembelajaran tentu akan membangkitkan
minat siswa dalam belajar dan hal ini akan mempengaruhi pencapaian
prestasi yang baik, dimana prestasi yang baik adalah keinginan setiap
siswa.Model pembelajaran merupakan salah satu faktor yang penting
diperhatikan oleh guru dalam menyampaikan materi. Model
pembelajaran berfungsi untuk membantu guru dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar dan juga akan membantu siswa atau anak didik
dalam memahami materi pelajaran yang disajikan.

C. Jenis model pembelajaran pendukung yang cocok untuk muatan PKN tema
6 subtema 1 pembelajaran keenam
- Model pembelajaran Pendukung Demonstrasi
a. Pengertian Model Pembelajaran Demonstrasi
Model pembelajaran demonstrasi adalah model mengajar yang
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk
memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada peserta didik.
Model demonstrasi adalah model pembelajaran yang meyajikan suatu
prosedur atau tugas, cara menggunakan alat, dan cara berinteraksi

7
dengan siswa. Demonstrasi dapat dillakukan langsung atau melalui
media seperti video atau film. Peserta didik dapat mendengar dan melihat
prosedur, langkah-langkah, dan penjelasan-penjelasan yang mendasar.
Pada pelaksanaannya ditekankan tentang tujuan, dan pokok-pokok
penting yang merupakan fokus perhatian.
Menurut (Muhibbin Syah, 2000) Model pembelajaran
demonstrasi adalah model mengajar dengan cara memperagakan barang,
kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara
langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan
dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.

Gambar 2. Model Pembelajaran Demonstrasi


b. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan model Demonstrasi
1) Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh peserta didik setelah
proses demonstrasi berakhir. Tujuan ini meliputi beberapa aspek
seperti aspek pengetahuan dan keterampilan tertentu.
2) Persiapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan
dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menghindari kegagalan.
3) Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala peralatan
yang diperlukan.
4) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua peserta didik
dapat melihat dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
5) Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai peserta didik.

8
6) Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh peserta didik,
misalnya ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang penting dari
pelaksanaan demonstran.
7) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang
peserta didik untuk berpikir. Misalnya pertanyaan-pertanyaan yang
mengandung teka-teki sehingga mendorong peserta didik tertarik
untuk memperhatikan demonstrasi.
8) Ciptakan suasana yang menyejukkan dan menghindari suasana yang
menegangkan.
9) Yakinkan bahwa semua peserta didik mengikuti jalannya
demonstrasi.
10) Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk secara aktif
memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses
demonstrasi.
11) Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu
diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya
dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan
pembelajaran.
c. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaan Demonstrasi
No Kelebihan Kekurangan
1. Demonstrasi dapat mendorong Peserta didik terkadang sukar
motivasi belajar peserta didik. melihat dengan jelas benda yang
akan dipertunjukkan.
2. Demonstrasi dapat Tidak semua benda dapat
menghidupkan elajaran karena didemonstrasikan.
peserta didik tidak hanya
mendengar tetapi juga melihat
peristiwa yang akan terjadi.
3. Demonstrasi dapat mengaitkan Sukar mengerti apabila
teori dengan peristiwa alam didemonstrasikan oleh guru yang
lingkungan sekitar. Dengan kurang menguasai materi.
demikian, peserta didik dapat

9
lebih meyakini kebenaran
materi pelajaran.
4. Demonstrasi apabila Demonstrasi memerlukan
diaksanakan dengan tepat, persiapan yang lebih matang,
dapat terlihat hasilnya. sebab tanpa persiapan yang
memadai demonstrasi bisa gagal
sehingga dapat menyebabkan
model ini tidak efektif lagi.
5. Demonstrasi sering kali mudah Demontrasi memerlukan
teringat daripada bahasa dalam peralatan, bahan-bahan dan
buku pegangan atau penjelasan tempat yang memadai berarti
pendidik. penggunaan model ini lebih mahal
jika dibandingkan dengan
ceramah.
6. Melalui demonstrasi peserta Demonstrasi memerlukan
didik terhindar dari verbalisme kemampuan dan keterampilan
karena langsung guru yang khusus sehinngga guru
memperhatikan bahan dituntut untuk bekerja lebih
pelajaran yang dijelaskan. professional.

d. Penerapan dalam muatan pembelajaran PKN kelas 5 tema 6 subtema 1


Model pembelajaran Demonstrasi dapat diterapkan pada materi
Tanggung Jawab Warga Negara dimana pendidik dapat menggunakan
proyektor untuk menjelaskan dan memberikan contoh tentang materi
Tanggung Jawab Warga Negara, sebelum memulai demonstrasi
menggunakan proyektor, pendidik dapat memberikan pertanyaan tentang
materi Tanggung Jawab Warga Negara. Sebagai warga negara kita
mempunyai tanggung jawab memahami dan mengamalkan nilai-nilai
dalam sila pancasila dan juga bertanggung jawab menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa. Contoh nya yaitu mengamalkan nilai-nilai sila
Pancasila pada sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, dengan
menunjukkan rasa hormat kepada teman-teman yang berbeda keyakinan

10
dan dengan menjalankan kegiatan keagamaan masing masing. Contoh
sila kedua, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, dengan menunjukkan
rasa peduli kepada sesama manusia di mana pun berada. Contoh nilai
pada sila ketiga, Persatuan Indonesia, dengan menjaga persatuan dan
kesatuan seperti menghargai perbedaan yang ada di antara teman. Contoh
sila keempat, Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan /perwakilan, dengan menunjukkan sikap mau
mendengarkan pendapat teman lain dalam kegiatan pembelajaran dan
bekerja sama. Contoh sila kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia, dengan menaati peraturan sekolah yang menjamin rasa
keadilan di sekolah. Setelah demonstrasi menggunakan proyektor selesai
dilakukan, siswa diberikan tugas mengenai materi tentang Tanggung
Jawab Warga Negara.
e. Alasan penerapan model pembelajaran Demonstrasi
Penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran memegang
peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan kegiatan
pembelajaran yang efektif, karena dapat mendorong motivasi dan
meningkatkan hasil belajar siswa. Demonstrasi merupakan metode yang
sangat efektif dalam proses pembelajaran sebab metode ini dapat
membantu anak didik untuk mencari jawaban dengan usaha yang benar.

D. Jenis model pembelajaran pelengkap yang cocok untuk muatan


pembelajaran PKN pada tema 6 subtema 1 pembelajaran keenam
- Model Pelengkap Talking Stick
a. Pengertian Model Pembelajaran Talking Stick
Talking Stik adalah suatu model pembelajaran kelompok dengan
bantuan tongkat, kelompok yang memegang tongkat terlebih dahulu
wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi
pokoknya, selanjutnya kegiatan tersebut diulang terus-menerus sampai
semua kelompok mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan dari
guru. Tongkat berbicara telah digunakan selama berabad-abad oleh
suku–suku Indian sebagai alat menyimak secara adil dan tidak memihak.

11
Tongkat berbicara sering digunakan kalangan dewan untuk memutuskan
siapa yang mempunyai hak berbicara. Pada saat pimpinan rapat mulai
berdiskusi dan membahas masalah, ia harus memegang tongkat
berbicara. Tongkat akan pindah ke orang lain apabila ia ingin berbicara
atau menanggapinya. Dengan cara ini tongkat berbicara akan berpindah
dari satu orang ke orang lain jika orang tersebut ingin mengemukakan
pendapatnya. Apabila semua mendapatkan giliran berbicara, tongkat itu
lalu dikembalikan lagi ke ketua/pimpinan rapat.
Menurut Kurniasih dan Sani (2015:82), model pembelajaran
talking stick merupakan satu dari sekian banyak satu model
pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini dilakukan dengan
bantuan tongkat. Tongkot yang dijadikan sebagai jatah atau giliran untuk
berpendapat atau menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa
mempelajari materi pelajaran. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan
bahwa talking stick dipakai sebagai tanda seseorang mempunyai hak
suara (berbicara) yang diberikan secara bergiliran/bergantian.

Gambar 3. Model Pembelajaran Talking Stick


b. Langkah-Langkah Pembelajaran Menggunakan model Talking Stick
Menurut Kurniasih dan Sani (2015:83), langkah-langkah yang dijalankan
dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick yaitu
sebagai berikut:
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada saat itu.

12
2. Guru membentuk kelompok yang terdiri atas 5 orang.
3. Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20 cm.
4. Setelah itu, materi yang akan dipelajari kemudian memberikan
kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari materi
pelajaran tersebut dalam waktu yang telah ditentukan.
5. Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana.
6. Setelah kelompok selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari
isinya, guru mempersilakan anggota kelompok untuk menutup isi
bacaan.
7. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu anggota
kelompok, setelah itu guru memberi pertanyaan dan anggota
kelompok yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya,
demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian
untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
8. Siswa lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika anggota
kelompoknya tidak bisa menjawab pertanyaan.
9. Setelah semuanya mendapat giliran, guru membuat kesimpulan dan
melakukan evaluasi, baik individu atau pun secara berkelompok. Dan
setelah itu menutup pelajaran.
c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Talking Stick
Setiap model pembelajaran pastinya memiliki kelebihan dan kelemahan.
Menurut Shoimin (2014:83), Kelebihan model pembelajaran kooperatif
tipe Talking Stick adalah sebagai berikut:
1. Menguji kesiapan peserta didik dalam pembelajaran.
2. Melatih peserta didik memahami materi dengan cepat.
3. Memacu agar peserta didik untuk lebih giat belajar, karena peserta
didik tidak pernah tahu tongkat akan sampai pada gilirannya.
4. Peserta didik berani mengemukakan pendapat.

Sedangkan kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe Talking


Stick, yaitu sebagai berikut:

13
1. Membuat peserta didik senam jantung.
2. Peserta didik yang tidak siap tidak bisa menjawab.
3. Membuat peserta didik tegang.
4. Ketakutan akan pertanyaan yang akan diberikan oleh guru.

Apabila dilihat dari pernyataan di atas terdapat berbagai kelebihan dan


kekurangan metode talking stick. Hal ini lumrah terjadi bahwa setiap
metode pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan tergantung
bagaimana proses pembelajaran itu sendiri dan seorang guru sebagai
pembimbing agar metode talking stick ini berhasil diterapkan pada siswa
sesuai dengan harapan dalam tujuan pembelajaran metode talking stick
itu sendiri.

d. Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick untuk Kelas 5 Tema 6


Subtema 1
Seperti yang telah diketahui bersama, pendekatan pembelajaran
yang sering digunakan di beberapa kelas di sekolah dasar adalah
pendekatan yang berpusat pada guru, bahwa proese pembelajaran di
sekolah dasar masih menggunakan metode ceramah, tanya jawab,
membahas soal-soal dan berdiskusi. Hal ini menyebabkan siswa kurang
aktif dalam pembelajaran, siswa tidak berpartisipasi dalam proses
pembelajaran, suasana didalam kelas menjadi monoton dan
membosankan, sehingga menimbulkan aktivitas dan motivasi dalam diri
siswa untuk belajar masih kurang. Untuk mengatasi masalah tersebut
diperlukan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar siswa, maka dapat digunakan pembelajaran yang berpusat
pada siswa, hal ini juga diharapkan dapat mendorong siswa untuk terlibat
secara aktif dalam membangun pengetahuan sikap dan perilaku. Salah
satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model
pembelajaran talking stick. Model pembelajaran ini akan mendorong
siswa untuk lebih menguasai materi. Penerapan model pembelajaran
Talking Stick pada kelas 5 tema 6 subtema 1 "Tanggung Jawab

14
Warganegara" pada pembelajaran model ini guru bisa memberikan
pokok pembelajaran yang berdasar pada pembelajaran Pkn yang berpusat
pada Tanggung Jawab Warganegara, lalu guru memberikan penjelasan
tentang pelajaran tersebut diiringi dengan siswa membaca pokok
pelajaran tersebut, lalu setelah mereka memahami dimulai lah permainan
model Talking Stick ini. Kita sebagai guru bisa menjelaskan tanggung
jawab sebagai warganegara kita hidup di dunia inj mempunyai tanggung
jawab yang harus kita kerjakan. Entah itu tanggung jawab kepada Tuhan
Yang Maha Esa, diri sendiri, masyarakat, juga tanggung jawab terhadap
lingkungan alam. Tanggung jawab terhadap lingkungan adalah sikap
atau prilaku tentang kewajibannya menjaga alam dan mencintai dan
melestarikan nya. Setelah anam memahami sedikit yang kita jelaskan
tadi lalu mereka bisa mengingat dan kita bisa memberikan pertanyaan
yang berhubungan dengan hal tersebut untuk melatih cara berpikir siswa.
e. Alasan menggunakan model pembelajaran Talking Stick
Sebagai Model Pembelajaran cooperative, Model Pembelajaran
Talking Stick dapat meningkatkan cara belajar siswa menuju belajar
lebih baik, sikap tolong-menolong dalam beberapa perilaku sosial.
Sehingga model pembelajaran dengan model Talking Stick dapat
mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat.
Selain itu, Model Pembelajaran Talking Stick sebagai Pembelajaran
Cooperative juga dapat mengembangkan sikap saling menghargai
pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk
mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka
secara kelompok (Isjoni 2010:21). Sedangkan menurut Eggen and
Kauchak (1996: 279) pembelajaran kooperatif termasuk Model
Pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan partisipasi siswa,
memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan
membuat keputusan dalam kelompok, memberik an kesempatan pada
siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda
latar belakangnya.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas, penulis menyimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah prosedur, pola maupun bingkai secara sistematis yang
digunaka oleh pendidik sebagai pedoman didalam pembelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan didalamnya terdapat penerapan
dari Langkah-langkah, penerapan, kelebihan dan kekurangan media dan
penilaian pembelajaran sehingga tercapai pembelajaran yang efektif dan efisien.
Adapun jenis-jenis model pembelajaran PPKn MI/SD di kelas tinggi yaitu:
1. Model Pembelajaran Group investigation sebagai Model Utama
2. Model Pemeblajaran Demonstration sebagai Model Pendukung
3. Model Pembelajaran Talking Stick sebagai Model Pelengkap

B. Saran
Pemakalah menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, kedepannya pemakalah akan lebih fokus dan details dalam
menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak
yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan. Kritik dan saran sangat
diharapkan dari pembaca dan dosen agar pembuatan makalah kedepannya lebih
baik lagi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anita Lie. 2008, Cooperatif Learning, Mempraktikkkan Cooperatif Learning di Ruang-


Ruang Kelas.(Jakarta:Kencana,

Arifin. Z. dan Afandi.Y. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe


Investigasi Kelompok (Group Investigation) Dan Strategi StudentTeam Achievement
Division (Stad) Terhadap Keterampilan Proses Dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Smk
Di Kota Kediri. Jurnal Penelitian Pendidikan. 02(01) 10-25.

Kurniasih dan Sani. 2015. Model Pembelajaran. Yogyakarta: Kata Pena.

Lidan, B. (2020). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Metode
Demonstrasi Pada Materi Pesawat Sederhana SMP Negeri 4 Kaway XVI Pelajaran IPA
Kelas VIII Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020. Jurnal Bionatural, 7(1), 14.

Lubis, Maulana Arafat. 2018. Pembelajaran Tematik di SD/MI Pengembangan


Kurikulum 2013. Yogyakarta: Samudra Biru.

Lubis, M.A. 2020. Pembelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) Di SD/MI :


Peluang dan Tantangan di Era Industri 4.0. Jakara : KENCANA.

Mandagi, M. dkk. 2020. Book Chapter Inovasi Pembelajaran Di Pendidikan Tinggi.


Yogyakarta : DEEPUBLISH.

Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

17
18

Anda mungkin juga menyukai