Konsep Pengambilan Keputusan
Konsep Pengambilan Keputusan
1
-Gemar menggunakan kekuasaan, ingin mengontrol, secara umum menggambarkan
kekeuasaan yang otokratik
2. Gaya Analitik
-Hasil keputusan didasarkan atas inputan hasil analisis
-Lebih banyak mempertimbangkan beragam informasi dan alternetif dibandingkan
gaya direktif
-Pengambilan keputusan diambil dalam jangka waktu agak lama
-Menggambarkan pemimpin yang otokratik
3. Gaya Konseptual
-Memecahkan masalah dengan pandangan yang luas
-Suka mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa depan
-Melibatkan banyak orang untuk memperoleh beragam informasi dan banyak
menggunakan intuisi dalam peng keputusan
-Berani mengambil resiko dan seringkali menemukan solusi yang kreatif
-Ketidakpastian dalam pengambilan keputusan
4. Gaya Perilaku
-Cenderung bekerja dengan orang lain dan terbuka dalam pertukaran pendapat
-Cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat
-Suka informasi yang verbal dan menghindari konflik serta peduli pada kebahagiaan
org lain
-Terkadang, keputusannya tidak tegas dan sulit mengatakan tidak jika keputusan
tersebut akan berdampak kerugian pada orang lain.
2
d. Memetakan setiap masalah tersebut berdasarkan kelompoknya masing-masing yang
kemudian selanjutnya dibarengi dengan menggunakan model atau alat uji yang akan
dipakai.
e. Memastikan kembali bahwa alat ujian dipergunakan tersebut telah sesuai dengan
prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah yang berlaku pada umumnya.
3
5. Pengalaman
Pengalaman seorang pembuat keputusan adalah hal yang sangat penting, karena
banyaknya pengalaman orang tersebut maka ia akan berani dalam menentukan
keputusan. Hal ini juga berkaitan terhadap keahlian yang dimiliki oleh pemimpin atau
anggota karena pengalaman yang pernah dialaminya. Pengalaman juga dapat
dijadikan suatu pelajaran dalam mengambil keputusan yang tepat bagi organisasi.
b. Turbulence change
Turbulence change merupakan pengambilan keputusan dalam kondisi perubahan
yang sulit untuk diperkirakan. Contohnya bencana alam, perubahan kondisi politik, dan
sebagainya. Walaupun data-data tersebut ada namun kejadian seperti itu belum tentu
memiliki kesamaan kondisi dan situasi seperti dulu. Contohnya seperti jatuh dan
bergantinya presiden di Irak baik sebelum Saddam Hussein maupun pada saat Saddam
Hussein ditangkap atau diturunkan posisinya dari presiden Irak secara paksa oleh tentara
Amerika dan sekutunya.
Data keputusan yang terlalu lama sulit untuk dijadikan sebagai data prediksi ke
depan dan jika ke depan terlalu jauh untuk diprediksi maka ketepatan prediksi juga
menjadi bagian yang dilakukan hasilnya.
G. Kualitas Keputusan
Kualitas merupakan mutu dari pekerjaan atau hasil yang telah dicapai dengan
proses yang dilakukan. Kualitas keputusan merupakan mutu yang dihasilkan dari hasil
keputusan yang telah diaplikasikan secara maksimal dan terlihat hasilnya secara
maksimal serta dinilai secara maksimal juga. Jika keputusan tersebut adalah dipakai
untuk bidang ilmu ekonomi, teknik, kedokteran, dan sosiologi maka itu harus
4
berlandaskan pada asas dan aturan-aturan pada bidang ilmu yang bersangkutan dengan
maksud nantinya selalu saja keputusan tersebut berpatokan dan tetap berada pada koridor
ilmu yang bersangkutan. Ini ditujukan dengan maksud guna menghindari terjadinya
tumpang tindih atau kekacauan dalam aplikasi keputusan itu nantinya.
Kekacauan yang sering timbul adalah pada saat setiap bidang tersebut tidak
bergerak atau juga tidak diberikan keleluasaan bergerak secara independen sesuai dengan
garisnya. Dan ini berdampak pada pembentukan keputusan yang tidak berlangsung secara
profesionalisme.
5
Pada kondisi konflik maka pengambilan keputusan yang dilakukan akan
menimbulkan dampak yang mungkin saja bisa merugikan salah satu pihak. Untuk
menyelesaikan masalah biasanya dilakukan pendekatan secara teori permainan dalam
dunia bisnis teraplikasi dalam bentuk tawar-menawar harga dan hingga terealisasinya
suatu kontrak atau kesepakatan.
I. Risiko Keputusan
Pengambilan keputusan yang beresiko adalah dihasilkannya suatu keputusan yang
mengandung lebih dari satu kemungkinan hasil berdasarkan beberapa alternatif
keputusan yang diambil, dan karena terdapat beberapa alternatif maka otomatis terdapat
pula beberapa peluang yang sama besarnya. Untuk mengatasi resiko dalam suatu
organisasi baik yang bersifat profit maupun yang non profit adalah dengan menerapkan
manajemen resiko. Dalam manajemen risiko ini dibahas Bagaimana mengelola resiko
agar bisa memberikan keuntungan bukan sebaliknya, bahwa jika resiko itu bisa dikelola
secara sistematis maka ia akan memberikan keuntungan yang sistematis juga begitu juga
sebaliknya.
6
b. Hati-Hati pada Risiko
Karakteristik seperti ini adalah dimana sang decision maker sangat hati-hati atau
begitu menghitung terhadap segala dampak yang akan terjadi jika keputusan tersebut
dilakukan. Namun bagi mereka yang menganut karakteristik seperti ini dengan
kecenderungan kehati-hatian yang begitu tinggi maka biasanya setelah keputusan tersebut
diambil ia tidak akan mengubahnya begitu saja. Bagi kalangan bisnis mereka menyebut
orang dengan karakter seperti ini secara ekstrem sebagai tipe peragu.