Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KASUS-KASUS MEKANIKA BATUAN

OLEH:

NAMA : ASRAT YANTONO

NIM : 180910519

KELAS : TAMBANG A

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA

SEPTEMBER

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat-Nyalah makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan naskah yang berjudal “Kasus-kasus Mekanika Batuan” ini dalam rangka
menyelesaikan tugas kuliah. Penulis Menyadari bahwa tugas ini tidak luput dari
kekurangan kekurangan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, semua kritik dan saran pembaca
akan penulis terima dengan senang hati.

Kolaka, September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN ………..….………………………………………….1

BAB II PEMBAHASAN ………….……………………………………………2

BAB III PENUTUP …………………….……..….………………………..……6

3.1 Simpulan …………………………………………………..………………6

3.2 Saran …………………….……………………………………………….….6

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….7


BAB I
PENDAHULUAN
Batuan adalah susunan mineral dan bahan organis yang bersatu
membentuk kulit bumi, dan batuan adalah semua material yang membentuk kulit
bumi yang dibagi atas:
 Batuan yang terkonsolidasi (consolidated rock).
 Batuan yang tidak terkonsolidasi (unconsolidated rock).

1. Definisi secara umum


Batuan adalah campuran dari satu atau lebih mineral yang berbeda,
tidak mempunyai komposisi kimia tetap.Tetapi, batuan tidak sama dengan
tanah. Tanah dikenal sebagai material yang “ mobile” , rapuh dan letaknya
dekat dengan permukaan bumi

2. Menurut para ahli Geoteknik


Istilah batuan hanya untuk formasi yang keras dan padat dari kulit
bumi yang merupakan suatu bahan yang keras dan koheren atau yang telah
terkonsolidasi dan tidak dapat digali dengan cara biasa, misalnya dengan
cangkul dan belincong.

3. Menurut Talobre (1948)


Orang yang pertama kali memperkenalkan Mekanika Batuan di
Perancis pada tahun 1948, batuan adalah material yang membentuk kulit
bumi termasuk fluida yang berada didalamnya (seperti air, minyak dan lain-
lain).

4. Menurut ASTM
Batuan adalah suatu bahan yang terdiri dari mineral padat (solid)
berupa massa yang berukuran besar ataupun berupa fragmen-fragmen.

Mekanika batuan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku


batuan baik secara teoritis maupuan terapan, merupakan cabang dari ilmu
mekanika yang berkenaan dengan sikap batuuan terhadap medan-medan gaya
pada lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN

Penerapan mekanika batuan banyak dilakukan untuk kebutuhan manusia.


Beberapa contoh kasus penerapan mekanika batuan yaitu:
1. Analisis sifat fisis dan sifat mekanik batuan Karst Maros
Telah dilakukan penelitian tentang analisis sifat fisis dan sifat mekanik
batuan karst Maros. Adapun tujuan penelitian adalah untuk menganalisis
besarnya harga sifat fisis batuan meliputi harga densitas, dan porositas dan
untuk menganalisis besarnya harga sifat mekanik batuan meliputi harga kuat
tekan. Proses dimulai dengan mengambil sampel pada daerah Batuan karst
Hutan Batu Maros dari 5 titik yang telah ditentukan.
Berdasarkan hasil uji sifat fisis batuan dapat dilihat bahwa Sifat Fisis
batuan Karst dari Hutan Batu Kabupaten Maros dalam hal ini besar nilai
densitas yaitu sebesar 2-3 gr/cm3 sedangkan nilai porositas menunjukkan skala
0-5% adalah jenis batuan gamping dolomite dan skala 5-50%adalah jenis
batuan gamping terkarstifikasi. Nilai sifat mekanik dalam hal ini nilai kuat
tekan batuan Karst Kabupaten Maros memiliki nilai kuat tekan yaitu 20,87
MPa, 23,69 MPa dan 33,70 Mpa.

2. Perbandingan metode klasifikasi batuan dan metode elemen hingga kriteria


runtuh getas daktail batuan berkekar
Dalam infrastruktur akhir-akhir ini di Indonesia, telah dibangun banyak
terowongan di batuan. Dalam mendisain penyangga terowongan, umumnya
yang dipakai adalah: metode disain dengan Sistim Klasifikasi Batuan (NATM,
Q-System, RMR, RMi, dll). Kelemahan Klasifikasi Sistim Penyangga batuan
dari Institut Geoteknik Norwegia (NGI, atau disebut sebagai Q-System) adalah
sbb:
a. Kurang diperhitungkannya arah kekar terhadap permukaan galian
terowongan;
b. Tidak diperhatikan pengaruh waktu; dan
c. Kurang analisa pengaruh air didalam kekar dari masa batuan.
Keruntuhan batuan, dipostulasikan disebabkan oleh dua pilihan runtuh:
1) runtuhnya batuan utuh / intak (intact rock) atau,
2) runtuhnya batuan berkekar (joint rock).
Tahun 1977 Barton-Bandis mengusulkan kriteria runtuh berdasarkan
variabel kekasaran kekar yang diambil dari Q-system, namun diperbaharui
ditahun 1996 oleh Papaliangas dkk., yang mengusulkan terobosan baru
kedalam rumus dasar keruntuhan kekar dengan mengimplementasikan
pengaruh Transisi Getas-Daktail (Brittle-Ductile Transition / BDT) pada kekar.
Kriteria runtuh lama - Mohr-Coulomb- dan Barton-Bandis tidak
mengakomodasikan BDT. Dalam paper ini,
i) penulis mencoba mengimplementasikan algoritma Papaliangas (BDT)
kedalam algoritma Multilaminate Model FEM dari Zienkiewicz-Pande
(1977).
ii) Diusulkan suatu metode penyangga terowongan yang lebih rasional dengan
mempertimbangkan pengaruh-pengaruh tersebut diatas (a. s/d c)
berdasarkan rekayasa numerik: Metode Elemen Hingga Multilaminate untuk
masa kekar batuan / joint rock mass (Louhenapessy 2000, 2003 dan
Zienkiewicz-Pande 1977).
Akan ditampilkan diagram-diagram bunga (Rose Diagrams), tabel-tabel
disain, Indeks Keruntuhan dan kurva-kurva yang berguna untuk praktek
rekayasa pembuatan terowongan, tanpa ‘shotcrecte linning’. Studi/contoh
numerik terfokus pada terowongan lingkaran, dengan sebuah kedalaman,
berbagai tekanan lateral, berbagai arah kekar dan dua kriteria runtuh (Mohr-
Coulomb dan Papaliangas /Brittle-Ductile).

3. Analisis kuat tekan batuan terhadap Stand-up time lubang tambang bawah
tanah CI-G PT. NAL Sawahlunto
Daerah penelitian (PT. NAL) berada di Desa Salak, Kecamatan Talawi
Kota Sawahlunto. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa kuat tekan
batuan dan stand-up time yang diperlukan dalam perencanaan penggalian dan
pemasangan penyangga pada lubang tambang bawah tanah PT. NAL.
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan observasi lapangan dan
pengujian di laboratorium. Metode penyelesaian masalah dalam penelitian ini
berdasarkan klasifikasi massa batuan dari Bieniawski (1973) yaitu Rock Mass
Rating System atau RMR yang terdiri dari kuat tekan batuan utuh (UCS), jarak
diskontinuitas, Rock Quality Designation (RQD), kondisi kekar, kondisi air
tanah serta orientasi diskontinuitas.
Hasil analisa sifat uji kuat tekan batuan utuh, terlihat bahwa batuan
penyusun lubang penambangan mempunyai nilai UCS sebesar 8.835 Mpa
(weak) untuk batupasir, 13.367 Mpa (weak) untuk batulanau dan sebesar 4.620
Mpa (very weak) untuk batubara. Berdasarkan uji sifat fisik, diketahui bahwa
masing-masing batuan memiliki nilai porositas rendah. Analisa geomekanik
memberikan nilai pembobotan Rock Mass Rating (RMR) dengan kualitas
massa batuan kelas II (good rock) untuk ketiga jenis massa batuan. Analisa
menggunakan grafik stand-up time, didapatkan lamanya batuan dapat menahan
tekanan dirinya sendiri tanpa adanya penyangga (stand-up time) untuk
batupasir sebesar ±2500 jam (3 bulan 12 hari) dengan span 8 m, batulanau
±2000 jam (2 bulan 21 hari) dengan span 8 m dan batubara ±5000 jam (6 bulan
27 hari) dengan span 6.8 m. Berdasarkan table GSR dari Bieniawski,
penggalian yang direkomendasikan yaitu penggalian full face 1-1.5 m dengan
complete support 20 m from face untuk kelas massa batuan II (good rock).

4. Analisis kestabilan lereng dengan metode Fellenius kawasan Citraland


Longsor dapat terjadi pada hampir setiap kasus lereng alami atau lereng
buatan secara pelan atau tiba-tiba dengan atau tanpa adanya tanda-tanda
sebelumnya. Penyebab utama terjadinya keruntuhan lereng adalah
meningkatnya tegangan geser, menurunnya kuat geser pada bidang longsor
atau keduanya secara simultan.
Analisis kestabilan lereng dilakukan untuk menentukan faktor aman dari
bidang longsor yang potensial, yaitu dengan menghitung besarnya kekuatan
geser untuk mempertahankan kestabilan lereng dan menghitung kekuatan geser
yang menyebabkan kelongsoran kemudian keduanya dibandingkan. Dari
perbandingan yang ada didapat nilai Faktor Keamanan yang merupakan nilai
kestabilan lereng yang dinyatakan dalam angka. Dari analisis yang dilakukan
di Kawasan Citraland Manado didapat nilai Faktor Keamanan yaitu 0,193 yang
menunjukkan bahwa keadaan lereng tersebut tidak stabil.
Kemudian dilakukan perbaikan dengan menggunakan soil nail. Soil nail
adalah salah satu cara perbaikan lereng dengan cara memperkecil gaya
penggerak atau momen penyebab longsor. Sehingga dapat diperoleh nilai
Faktor Keamanan 1,926 yang menunjukkan kondisi lereng dalam keadaan
stabil.

5. Analisis penyanggaan berdasarkan karakteristik batuan pada atap dan dinding


lubang tambang batubara bawah tanah BMK-04 di CV. Bara Mitra Kencana,
Kecamatan Talawi, Sawahlunto
Sifat fisis dan sifat mekanik batuan akan diperlukan untuk analisis RMR-
Bieniawski 1989. Data tersebut kemudian akan diperlukan untuk mendukung
perhitungan (teori Biron dan Arioglu,1983). Berdasarkan hasil uji laboratorium
mekanika tanah dan mekanika batuan diperoleh nilaisifat fisik batulempung
adalah nilai kadar air rata-rata 3,46%, berat jenis rata-rata 2,42,dan massa jenis
rata-rata 1,54 gram/cm3.
Untuk batupasir berat jenis alami 2,55 gr/cm3, kepadatan kering
2,53gr/cm3, densitas jenuh 2,69 gr/cm3, nyata SG 2,53, SG 3 sejati, kadar air
alami 0,73%,kadar air jenuh 6,15%, derajat kejenuhan 11,93%, porositas
15,56%, dan rasio pori 0,18. Untuk batu marl kita mendapatkan kerapatan
alami 2,83 gr/cm3, berat jenis kering 2,77 gr/cm3, densitas jenuh 2,88gr/cm3,
nyata SG 2,77, SG sejati 3,14, kadar air alami 1,94%, kadar air jenuh
3,86%,derajat kejenuhan 57,09%, porositas 10,99%, dan rasio pori 0,13. Untuk
sifat mekanik seperti,kuat tekan batulempung 1,25 MPa, batupasir 3,64 MPa,
dan batulempung 5,48 MPa. L
Dari hasil analisis RMR Bieniawski-1989, batuan pada atap dan dinding
terowongan BMK-04 memiliki nilai RMR 56 dan termasuk ke kelas rock III.
RMR 56 memiliki nilai span dan stand up time 1 minggu hingga bentang 5 m.
Berdasarkan analisis menggunakan teori Biron dan Arioglu pada tahun 1983
diperoleh nilai tegangan sampai batas 414,01 Kg/cm2, tiang samping 369,91
Kg/cm2, dan jarak antar baji 5,52 cm.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Nilai sifat mekanik dalam hal ini nilai kuat tekan batuan Karst
Kabupaten Maros memiliki nilai kuat tekan yaitu 20,87 MPa, 23,69
MPa dan 33,70 Mpa.
2. Keruntuhan batuan, dipostulasikan disebabkan oleh dua pilihan runtuh:
runtuhnya batuan utuh / intak (intact rock) dan runtuhnya batuan
berkekar (joint rock).
3. Hasil analisa sifat uji kuat tekan batuan utuh, terlihat bahwa batuan
penyusun lubang penambangan mempunyai nilai UCS sebesar 8.835
Mpa (weak) untuk batupasir, 13.367 Mpa (weak) untuk batulanau dan
sebesar 4.620 Mpa (very weak) untuk batubara. Berdasarkan uji sifat
fisik, diketahui bahwa masing-masing batuan memiliki nilai porositas
rendah.
4. Dari analisis yang dilakukan di Kawasan Citraland Manado didapat
nilai Faktor Keamanan yaitu 0,193 yang menunjukkan bahwa keadaan
lereng tersebut tidak stabil.
5. Dari hasil analisis RMR Bieniawski-1989, batuan pada atap dan
dinding terowongan BMK-04 memiliki nilai RMR 56 dan termasuk ke
kelas rock III. RMR 56 memiliki nilai span dan stand up time 1
minggu hingga bentang 5 m. Berdasarkan analisis menggunakan teori
Biron dan Arioglu pada tahun 1983 diperoleh nilai tegangan sampai
batas 414,01 Kg/cm2, tiang samping 369,91 Kg/cm2, dan jarak antar
baji 5,52 cm.
B. Saran
Sebaiknya perkulihan dilakukan secara ofline.
DAFTAR PUSTAKA

Rosari Andi Anita, Muris, Muhammad Arsyad, 2017. Jurnal Analisis Sifat Fisik
Dan Sifat Mekanik Batuan Karst Maros. UNM Parangtambung.
Eko Wahyu. http://ejournal.unp.ac.id/index.php/mining/article/download/101428/
100581
Gabriella Violetta, A.E Turangan, O.B.A Somple, 2014. https://media.neliti.com/
media/publications/131226-ID-analisis-kestabilan-lereng-dengan-
metode.pdf
George Wilham, 2020. http://ejournal.uki.ac.id/index.php/cen/article/download/
1474/1261/
Sulistia Indah, 2017. Jurnal Analisis Kuat Tekanan Batuan Terhadap Stand-up
Time Lubang Tambang Bawah Tanah CI-G. Teknik Pertambangan,
Yayasan Muhammad Yamin. Sekolah Tinggi Teknologi Industri
(STTIND) Padang.

Anda mungkin juga menyukai